NovelToon NovelToon

BAD GIRL AND BAD BOY

BAD GIRL

Hai perkenalkan namaku Bianda Allecya. Mamaku bernama Talitha Ayunda dan papaku bernama Dimas Prasetya.

Aku sekolah di SMA CENDRAWASIH. Aku baru saja naik ke kelas XI. Aku tumbuh dalam keluarga yang berantakan. Papa menikah lagi saat aku baru saja masuk SMP,sejak saat itu aku kehilangan sosok yang menjadi cinta pertamaku.

Papa tak ada waktu lagi untukku dan mama. Dia lebih banyak menghabiskan waktunya bersama istri keduanya dan anak sambungnya. Istri kedua papa bernama Laura Pertiwi dan anak sambung papa bernama Alisha Maharani.

Entah kenapa sejak menikah lagi papa seolah olah lupa denganku dan mama.

Tapi seiring bergantinya tahun aku mulai mengeraskan hatiku dan tak lagi mendambakan kehadiran papa.

Sekarang bagiku papa sudah mati,mama juga melakukan hal itu. Beliau lebih memfokuskan perhatiannya pada bisnisnya.

Skiip

***

Hari ini aku kembali ke sekolah setelah libur kenaikan kelas,aku pun mengendarai motor sport kesayanganku dengan santai menuju SMA CENDRAWASIH.

Sesampainya di sekolah aku pun memarkirkan motorku di tempat parkir. Membuka helm kesayanganku dan merapikan rambut panjangku. Aku abaikan mata mata yang menatapku. Entah apa arti tatapan itu aku tak perduli.

Aku pun melangkah dengan santai,membalas sapaan siswa maupun siswi yang aku kenal.

Sampai aku terjatuh karena di tabrak seseorang yang juga ikut terjatuh setelah menabrakku.

" Mata loe dimana anjing,nggak liat orang segede gini main loe tabrak aja " Makiku kesal.

Beberapa anak yang ada disana langsung berkerumun mengelilingiku dan si penabrak itu.

Gadis itu hanya diam saja mendengar makianku,

Dasar cengeng banget sih jadi orang membuatku semakin emosi saja.

" Kenapa diam loe hah,ngomonglah bangsat. Jangan playing fictim loe,berasa gue yang jadi tersangka padahal loe yang nggak pake mata " ujarku kesal.

Saat aku sedang memaki gadis itu tiba tiba ada yang menyibak kerumunan dan aku hanya memutar bola mataku malas melihat si Ketua OSIS yang paling nyebelin sudah muncul dengan antek anteknya.

Dhelvano Abraham,ketua OSIS nyebelin yang sialannya lagi adalah sahabatku sejak kecil

" Ck,ini masih terlalu pagi Bi buat ngereog. Ntaran siang napa loe kumatnya,nggak bisa diam apa loe " ujar Vano datar.

" Emang loe pikir gue gila pake kumat segala. Nih orang duluan yang cari perkara,gue lagi jalan mau ke kelas nah dianya jalan mundur. Pindah ke belakang kali matanya " ujarku sebel.

Aku melirik siswi itu yang dari betnya sepertinya anak baru.

Ck,males meladeni anak cengeng aku memutuskan untuk melanjutkan ke kelas.

Saat aku berjalan Vano meneriakiku,

" Woy nyet main nyelonong aja loe,loe kelas XI IPA 1. Satu kelas kita " teriak Vano keras

" Yoi,makasih anjing " balasku keras juga. Mengabaikan omelan Vano yang tak terima diteriakki anjing.

Yah begitulah kami berinteraksi.

Setelah sampai di kelasku yang baru aku pun memilih tempat duduk di belakang dekat jendela.

Aku mendengarkan musik melalui hetset sambil membuka sosial media.

Tak lama aku melihat sahabatku sudah datang. Mereka mengambil posisi duduk di depanku.

Aku memiliki 3 sahabat cewek,mereka bernama

* Kanaya Adelya

* Disya Syailendra

*dan Bella Putri Wijaya,Bella adalah sepupuku dari adik mama yang bernama om Bagas Adi Wijaya.

" Gue denger loe tadi ngereog bab,loe tau nggak anak yang loe maki maki " tanya Bella ingin tau.

" Mana gue tau bego,orang anaknya mewek. Dasar cengeng,bikin gue jadi tersangka aja tuh orang "ujarku sebel.

" Loe pasti kaget kalo tau siapa dia bab,adek tiri lie bab si Alisha " ujar Disya semangat.

" Mantap cuy,anggap aja sambutan selamat datang but gue yakin masalah ini pasti panjang ceritanya,menurut loe pada gimana " celetuk Kanaya datar.

" Mmhh,gue nggak takut tuh sama tuh orang. Emang dia mau ngapain gue sih,lagian gue nggak selemah itu kalo loe pada lupa. Gue sabuk hitam guys " ujarku santai.

" Sialan,rugi gue khawatir sama loe anjing" ujar Bella sebel.

" Lah,ada gitu gue nyuruh loe khawatirin gue "sahutku tengil.

Tak lama guru mata pelajaran datang dan kelas pun di mulai.

Teeet

Bell tanda jam istirahat berbunyi,aku dan lainnya pergi ke kantin. Saat aku sampai di lantai dasar,kami pun berpapasan dengan junior kami.

Saat sedang berjalan tiba tiba Bella menyeletuk

" Widih Bi,ada adek loe nih Bi. Sapa dong adeknya biar akrab gitu hubungan loe berdua " ujar Bella sok bijak.

"Apa sih loe nyet,asal ngebacot aja loe. Laper gue,buru ke kantin. Salah makan gue kalo tetap disini,berabe urusannya kalo gue makan orang kan loe pada yang kerepotan "ujarku malas.

" Hahaha,gimana ceritanya makan orang loe anjir. Mending bakso pedas yang jadi favorit kita ada pedas manisnya gitu daripada makan orang amis iya " ujar Kanaya sambil cengengesan.

" Udah deh,waktu guys waktu. Mau loe diuber sama si Vano kalo tau kita masih nongkrong dikantin pas bel dah bunyi. Males banget kalo gue mah. Lagian nggak penting banget sih ngurusin dia "ujarku sambil berjalan.

Teman temanku mengekori dibelakang,sesampainya kami di kantin. Aku dan Kanaya langsung pergi ke meja favorit kami yang telihat sudah ditempati oleh beberapa junior,terlihat dari betnya.

Sesampainya di meja tersebut,aku menjadi pusat perhatian para penghuni kantin. Begitu juga beberapa junior tersebut.

Salah satunya berkata

" Maaf kak,kita nempatin meja kakak. Soalnya nggak ada yang kosong lagi " ujar Dania yang tak lain adiknya Vano.

" Asem loe dek,biasanya juga main serobot aja lo. Napa sekarang pake izin segala loe,dah waras loe " ujarku malas.

" Yee,biasanya kan di rumah. Ini kan beda heheh " jawab Dania tengil.

" Dah deh loe mending duduk yang baek. Gue lagi males berurusan sama abang loe yang sama tengilnya sama loe tau nggak " ujarku ketus.

Pletakk

" Aduuh sakit anjing,main jitak aja loe bangsat " dumelku kesal.

" Sakit,sekali lagi loe ngegibahin gue. Dapat bonus istimewa dari gue " ujar Vano resek.

" Apaan bonus,palingan loe mau masukkin gue nama gue ke buku kramat loe itu. Sahabat apaan loe,nggak asik banget " dumelku kesal.

" Ye ngeyelan aja loe jadi cewek,ini demi kebaikan loe sendiri nona " ujar Vano nyebelin.

" Udah deh brisik,minggir makanan gue datang. Nggak ada tenaga gue ribut sama loe Van,kalo abis makan baru gue jabanin " ujarku malas.

" Woy,siap siap ntar malam gue samperin ke rumah. Kita ke arena ntar malam. Loe jadi pasangan gue,males gue sama cewek cewek yang ada di sana. Risih tau nggak di gerayangin sama mereka " ujar Vano sebel.

" Alah nggak percaya gue kalo loe risih,doyan iya loe mah " sahut Kayana pedas.

" Eh buset deh,cabe rawit nyamber aja loe bikin telinga panas aja " ujar sahur Ragil Aldiansyah sahabat sekali gus salah satu anggota Vano genk motor Vano yang bernama Aligator.

Udah deh ribut ribut dah,mbak sama mas

BAD GIRI

Seperti yang di katakan oleh Vano,dia benar benar menjemputku malam ini. Aku hanya diam melihatnya sebentar lalu kembali fokus pada poncelku.

Vano menghempaskan tubuhnya di sampingku. Aku mengacuhkannya,malas rasanya untuk keluar.

" Bi,loe jadikan ikut gue ke arena. Temenin gue malam ini " ujar Vano padaku.

" Males gue Van,ajak aja yang lain napa " sahutku acuh.

Aku lihat Vano menatapku sebentar lalu berkata

" Loe ganti baju sendiri atau gue gantiin " ujar Vano datar.

Aiss,ini nih yang orang lain nggak tau. Sifat Vano yang sebenarnya,nggak sabaran sama nggak bisa terima penolakan.

Ck,nyebelin

Aku langsung memelototi Vano tajam tapi aku beranjak ke kamarku untuk berganti pakaian. Daripada Vano nekat,benar benar menggantikan bajuku. Nyebelin,

Aku bersiap sekitar 15 menit. Menggunakan kaos putih dilapisi jaket dan celana jeans hitam favoritku serta snecker. Aku siap pergi,aku tak suka pakai rok atau baju tampa dilapisi jaket atau sweter kalo keluar rumah. Beda lagi kalo di rumah,pastinya aku pakai pakaian seperti gadis lainnya.

Aku pun mendekati Vano yang sedang asik dengan poncelnya. Dia menatapku lama meneliti penampilanku. Setelah itu dia mengangguk puas.

" Good girl,ya udah ayuk cabut " ujarnya sambil beranjak keluar.

Aku hanya mengekori dari belakang,malas menanggapinya.

Sepanjang perjalanan ke arena aku hanya diam saja sambil memeluk Vano dari belakang.

Saat melewati warung bakso favoritku,aku memintanya berhenti sebentar dan dia pun berhenti tampa banyak protes.

Aku memesan bakso favoritku begitu juga Vano. Kami makan dengan lahap sambil melihat kendaraan yang lalu lalang. Setelah menghabiskan makanan kami. Kami pun melesat ke tempat yang dijadikan arena balap yang kebetulan sirkuitnya milik Vano. Jadi balapan ini resmi,tak akan ada drama di kejar polisi.

Sampainya di sana ternyata sudah ramai,balapannya pun akan di mulai. Vano langsung mengambil posisi di garis start.

Aku pun bersiap untuk menjadi pendamping yang baik malam ini.

Brummm

Brummm

Bunyi motor yang digas kencang terdengar saling bersahutan. Udara malam ini sangat dingin,bawaannya ngantuk saja. Abislah aku kalo sampe tertidur saat Vano membawa motornya gila gilaan kayak sekarang.

Vano baru saja menyelesaikan putaran pertama. Terlihat pembalap lain dengan pasangannya mengejar motor Vano bergantian.

Aku hanya diam dan berusaha tenang dibelakang Vano. Ini bukan yang pertama kalinya bagiku mengikuti balapan dan menjadi pendamping Vano saat balap. Jadi aku sudah terbiasa.

Aku lihat gadis pendamping pemain lain sudah berantakan karena angin.

Ck,lagipula bodoh sekali mereka. Sudah tau ngikut balapan malah pake baju kurang bahan. Aiss,abis ini pasti masuk angin dah

akhirnya Vano mencapai garis finish pertama kali. Akhirnya selesai juga

Aku langsung melompat turun dari motor setelah Vano mematikan motornya. Aku abaikan yang lainnya,aku langsung menuju teman temanku yang ternyata datang juga ke arena.

" Anjir,nggak ngomong loe pada mau kesini juga. Aiss untung Vano maksa gue tadi. Kalo nggak alamat boring gue dirumah sendirian " ujarku sebel.

" Alah kayak bisa lolos aja loe dari tuh anak. Palingan diancam pastinya kalo loe nolak nemenin dia " celetuk Kanaya malas.

" Ck,tau aja loe nyet. Mau ditelanjangin gue kalo ngeyel. Resek emang tuh kampret " sahutku malas.

Mendengar ucapanku mereka tertawa keras menertawakanku.

" Ngakunya sabuk hitam,sama Vano aja loe keder. Payah " ujar Bella mengejekku.

" Yee ini bukan masalah berani nggaknya. Kayak nggak tau aja loe tuh laki kan nekat,gila aja loe gue biarin tuh orang ngegantiin baju gue. Menang banyak tuh orang " sahutku sewot.

Aku hanya pasrah melihat sahabatku tertawa. Ck,dasar

Saat sedang asik mengobrol,Vano dan lainnya mendekati kami. Mereka terlihat senang karena Vano menang malam ini dan minta traktir.

Kami pun pindah ke warung mang Hasan yang menjua gorengan,nasi goreng dan kawan kawannya. Aku dengan semangat memesan nasi goreng ayam pedas favoritku. Begitu juga bestyku,lumayanlah kapan lagi ditraktir Vano.

Kami pun makan dengan lahap sambil berbincang konyol.

Hari sudah larut,kami pun memutuskan pulang ke rumah masing masing karena besok masih harus sekolah.

Aku pun kembali pulang dengan Vano,sesampainya di rumah aku langsubg tidur karena mengantuk. Tak aku perdulikan keberadaan Vano yang entah pulang atau menginap. Hal biasa kalo Vano menginap. Bahkan dia punya kamar sendiri di rumahku yang disiapkan mama.

Aku tidur sangat lelap jadinya aku kesiangan bangun.

Dooor

Dooor

Suara pintu kamar digedor dari luar,pastinya pelakunya Vano. Aku mengacuhkannya dan lebih memilih kekamar mandi untuk bersiap. Percuma aja kalo di buka malah tambah diomelin sama Vano. Malesin pagi dah kena omel,asem bet elah.

Aku pun bersiap setelah itu baru keluar kamar menuju lantai 1 untuk sarapan.

Aku lihat Vano sedang sarapan,aku pun mendekatinya.

" Gila ya tidur loe dah kayak kebo tau nggak sih sampe serek tenggorokan gue manggilin loe. Nggak bangun bangun,

dasar " dumel Vano kesal.

" Apaan sih Van,pagi pagi udah marsh marah. Darah tinggi lho ntar "balasku santai.

" Santai banget loe ngomong,kalo gue tinggal keenakkan loe. Molor sepanjang hari,dasar " sahut vano malas.

" Serah anda pak Ketos,salah mulu gue kalo sama loe Van " ujarku malas.

Kami pun menyelesaikan sarapan kami dan berangkat ke sekolah.

Aku pun berangkat dengan motor sendiri,walau pub tadibya Vano memaksaku nebeng dengannya tapi aku tak mau karena tak bis bebas kemana mana.

Kami pun melaju dengan santai di jalanan,meskipun kami terjebak macet tapi untungnya tak telat.

Sesampainya di kelas aku bergabung dengan sahabatku. Aku sendirian karena Vano mengawasi anak yang terlambat datang kesekolah.

Aku pun duduk di bangkuku sambil membuka sosmed. Saat sedang seru guru mata pelajaran masuk ke kelas dan kelas pun dimulai.

Vano datang tak lama setelah pelajaran pertama usai. Begitu juga beberapa anak OSIS lainnya,sepertinya mereka abis rapat.

Selama pelajaran aku tak bersemangat karena pejaran sekarang pelaharan aku benci,yaitu sejarah. Bikin ngantuk saja,apalagi gurunya mengajar bikin ngantuk. Berasa didongengin tau nggak sih

Teett

Aku sangat bersemangat mendengar suara bell,aku langsung bersemangat karena perutku sudah lapar.

Aku berjalan bersama bestyku menuju kantin. Saat di kantin aku pun duduk di tempat biasa.

Saat aku sedang asik memainkan poncel tiba tiba ada yang menabrak mejaku dan aku lihat ternyata Alisha yang sedang dibully Jesica and the genk. Salah satu genk bully yang lumayan berpengaruh di SMA CENDRAWASI.

Aku hanya diam saja,malas ikut campur. Kalo korbannya yang lain mungkin aku sudah pasti ikut serta mengerjai.

Ck,sayangnya anak manja kesayangan papa. Sialan

BAD GIRL AND BAD BOY

Aku hanya diam saja menatap datar ke arah Alisha yang menatapku entah apa arti tatapan itu aku tak perduli.

" Kenapa loe Jes,ngereog si kantin. Sono di bawa ke gudang. Ganggu tau nggak

loe " ujarku tampa perduli kalo Alisha mengharapkan aku membelanya.

Buat apa membelanya,dia sudah banyak pembela. Kenapa aku musti juga membela dia nggak penting banget. Ngadu aja sama bokap hasil rampasan loe sana.

Aku mengabaikan Alisha dan rintihannya yang memuakkan. Meskipun acuh aku sesekali melirik Alisha yang sudah berantakan.

" Eh,loe pikir loe siapa hah. Baru aja masuk ke CENDRAWASIH dah bertingkah loe. Sok mau ngebully murid lain loe. Berani loe sama gue hah,gini aja nangis loe. Pas ngebully teman seangkatan loe. Balagu banget loe " maki Jesica kasar.

Jadi dia ngebully temannya,hadeh emang nggak ngotak ini anak manja. Bisa bisanya dia membully sesama angkatannya. Dia kira ini istananya dia yang semuanya tunduk pada rengekannya. Dasar sampah

" Am ampun kak,enggak lagi kak. Tolong lepasin aku kak " rengek Alisha.

Tapi Jesica adalah quenbee yang lumayan sadis kalo udah menargetkan mangsa.

" Kak Bianda,tolongin aku kak. Please kak,aku kan adiknya kakak. Masa diam aja sih ngeliat aku begini " rengeknya padaku.

Sialan nih bocil,beraninya dia melibatkan gue dalam masalahnya. Bangsat emang nih anak

" Terus kalo loe adek gue terus gue musti ngapain. Apa gue harus melawan teman gue cuma demi loe. Sorry ya,loe nggak seberharga itu untuk gue harus ribut sama yang lainnya. Gue nggak ada masalah sama Jesica jadi gue nggak ikut campur. Mending loe ngadu sama bokap loe biar dia nolongin loe. Gue males kalo pada akhirnya loe malah bikin gue yang jadi tersangkanya " sahutku kesal.

Ck,dia pikir bisa menjebak aku lagi seperti yang sudah sudah. No,gue nggak akan sebego biasanya. Gila aja kalo kembali masuk dalam jebakannya.

Aku ingat sekali saat itu,

Flashback on

Saat itu aku masih SMP dan Asilha merupakan murid baru di sekolahku. Awalnya aku berpikir dia gadis yang benar benar baik dan polos tapi ternyata licik.

Hari itu aku menemukan Asilha di bully oleh seniorku,sama seperti sekarang dia meminta tolong padaku untuk menyelamatkannya. Karena berpikir adalah saudaraku,maka aku membantunya. Aku rela menahan pukulan dari seniorku untuknya.

Saat semuanya selesai dan senior tersebut dan genknya pergi. Asilha menelpon papa,hari itu aku masih sangat ingat dia mengatakan kalo aku membullynya. Brengseknya lagi orang yang darahnya mengalir di tubuhku tersebut percaya dan meninggalkanku setelah memberikan aku beberapa tamparan di wajahku.

Ironisnya dia buta dengan kondisiku yang juga babak belur. Aku melihat senyuman culas di bibir Asilha.

Sialan,jadi ini bagian dari rencana loe. Gue nggak akan biarin loe tersenyum lama lama. Gue pastiin loe nggak akan sekolah dengan nyaman di sini.

Sejak saat itu aku menbencinya dan papa,aku mengacuhkan asilha yang entah kenapa selalu menjadi target bullyan teman dan seniorku.

Saat aku tanya ternyata mereka adalah anak dari keluarganya direcokki oleh mamanya Ashila saat sebelum menikah dengan papaku dan mereka merasa senasip denganku.

Saat itu aku membiarkan mereka membully Ashila,malahan aku merasa ada perasaan puas saat melihatnya nenderita seperti itu.

Flashback of

Saat aku sedang teringat masa lalu,aku merasakan ada yang menepuk pundakku pelan dan ternyata sahabatku. Mereka menatapku cemas,

" Loe ok Bi,dari tadi diam aja. Apalagi sejak bocah itu di bully Jesica. Jangan bilang loe kasihan sama dia. Loe lupa kejadian dulu,gue nggak suka loe dekat sama dia. Kerjaannya cuma bikin masalah aja " ujar Bella dengan raut tak suka.

Yah semua sahabatku tau tentang kejadian waktu itu. Makanya mereka selalu tak suka aku terlibat dengan Ashila.

" Nggaklah gila aja gue mau jadi tameng dia lagi. Loe pada pikir gue sebegok itu mau aja masuk dalam skenario dia,makasih deh " sahutku sebel.

" Terus kenapa dari tadi melamun bae loe kayak orang tua banyak hutang loe " ujar Kanaya nyebelin.

" Ye enak aja nyamain gue sama orang tua banyak hutang,nggak ye. Gue cuma kepikiran masa lalu aja,kayak dejavu tau nggak loe. Gue ngebayangin diri gue sendiri yang hari itu dengan begoknya mau mau aja di jadiin lelucon sama anak sialan itu " ujarku emosi.

Mendengar ucapanku teman temanku hanya menatapku dengan perasaan bersalah. Masalah ini sangat sensitif bagiku karena menyangkut cinta pertamaku yang ternyata malah membela anak yang lainnya dibandingkan aku anaknya sendiri atau ashila anak kandung papa juga ya. Wah kenapa nggak kepikiran sampe masalah ini,jadi penasaran deh. Nggak mungkin kan dia sesayang itu sama anak tiri kalo bukan ternyata anaknya sendiri.

Wow,sepertinya aku harus mencari taunya. Masalah ini membuatku penasaran banget,dulu aku kepikiran masalah ini tapi tidak bisa apa apa sedangkan sekarang.

Mari kita lihat apa yang bisa aku lakukan untuk membuktikan hal ini. Kira kira apa yang akan aku dapatkan

Setelah dari kantin kami pun kembali ke kelas. Meskipun penasaran dengan keadaan Ashila saat ini,bukan karena kasihan tapi lebih ke apa yang dia lakukan setelah ini. Apa dia akan kembali melibatkan aku dalam masalahnya,gila aja kalo iya. Kali ini aku akan buat dia nggak akan sanggup bertahan di CENDRAWASIH.

Lets see

Aku sampai di kelas dan duduk di bangkuku. Aku memutuskan membuka sosmed sambil menunggu bel berbunyi guru mata pelajaran datang.

Entah kenapa perasaanku tak tenang dari tadi,seperti ada yang sesuatu yang akan terjadi dan melibatkan aku hari ini. Tapi apa ya,apa Ashila lagi lagi membuat lelucon. Kalo iya kali ini aku tak tinggal diam.

Aku membuka aplikasi whats up dan mencari nomor Jesica di sana. Aku dan Jesica bukan teman tapi kami juga bukan musuh. Hanya tidak saling bersenggolan aja,ya walau pun kami pernah punya masalah tapi tak pernah membuat kami bermusuhan.

Aku pun mengirim notice ke Jesica,

" Me : hai Jes,lagi dimana loe "

Setelah terkirim aku menunggu sebentar dan mendapat balasan dari Jesica. Aku langsung membukanya.

" Jesica : Di kelas,napa loe "

" Me :Masalah tadi pas di kantin,gue khawatir tuh anak jebak gue di depan bokap. Gue minta tolong loe jadi saksi gue ntar. Gue nggak mau kena masalah lagi sama tuh bocah licik "

" Jesica :Gue ngerti,kirim notice aja gue kalo beneran dia berulah. Santai,gue tolongin loe Bi. Kebetulan gue belum puas ngebantai tuh anak sialan "

" Me : Ok siip,thanks guys. Ntar gue kabarin loe. Ada guru gue,bye "

Setelah mengirim notice itu aku merasa lega karena setidaknya ada banyak orang yang berpihak padaku

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!