NovelToon NovelToon

DETEKTIF & WANITA MALAM

1. KEJANGGALAN KECELAKAAN WANITA MALAM

...DETEKTIF ALEX...

Malam itu, sinar lampu kota yang gemerlap menyinari jalanan sepi, menciptakan atmosfer misterius mengelilingi kota. Di sebuah klub malam elit, seorang wanita cantik bernama Isabella sedang menemani pelanggan VIP-nya, seorang pengusaha kaya bernama Richard, dikenal sebagai sosok misterius di kota ini.

“Richard, malam ini sungguh mempesona, bukan?” Tanya Isabella dengan senyuman manis.

“Tentu saja, Isabella. Kamu selalu bisa membuat malamku lebih berwarna,” sahut Richard.

Mereka meninggalkan klub dalam sebuah mobil mewah, menuju destinasi yang hanya diketahui oleh Richard. Namun, takdir berkata lain untuk mereka.

*(Suara klakson dan rem mendadak terdengar, diikuti suara benturan keras)*

“Apa yang terjadi?!” pekik Isabella.

Mobil mereka telah terlibat dalam kecelakaan mengerikan. Richard panik dan segera keluar dari mobil, meninggalkan Isabella yang terdiam di kursi penumpang.

Saat detektif bernama Alex menerima laporan kecelakaan, ia segera menuju tempat kejadian perkara. Sesampainya di sana, pemandangan yang mengejutkan menyambutnya. Mobil mewah itu rusak parah, dan di dalamnya, ia menemukan Isabella yang sudah tak bernyawa.

“Sepertinya ini lebih dari sekadar kecelakaan. Ada sesuatu yang tidak beres di sini,” gumam Alex ketika memeriksa tubuh Isabella.

Setelah selesai pemeriksaan, Alex menemukan tas tangan Isabella. Isi tas Isabella hanya ada ponsel, beberapa makeup, dan satu kotak alat kontrasepsi. Sambil mengambil telepon genggam Isabella, Alex mencoba mencari informasi terkait dengan siapa Isabella pergi.

Di dalam isi chat Isabella terdapat 100 chat wa yang belum terbaca. Satu per satu, Alex membuka isi chat wa tersebut yang semuanya berisi kalimat mesum dari pria hidung belang yang sudah beristri.

“Ohoho. Apa ini? Apa ini? Apa ini? Kalimat yang sangat pro. Semakin aku buka, baca satu per satu isi chat wa mereka, semakin aku merinding dan ingin ikut bergabung,” gumam Alex hingga wajahnya memerah.

Alex, pria tampan bertubuh tinggi berusia 30 tahun, bekerja sebagai detektif yang menangani setiap kasus kematian misterius. Kekurangannya hanya satu, mata keranjang, hatinya gampang terpikat ketika melihat seorang wanita.

Selesai menggeledah isi chat wa di ponsel milik Isabella, dan menggeledah isi mobil mewah. Alex menemukan petunjuk dengan siapa Isabella pergi. Segera ia menghubungi polisi untuk melanjutkan kasus penyelidikan.

“Cepat datang ke klub malam elit. Tak jauh dari lokasi aku menemukan mobil mewah kecelakaan tunggal.”

Alex mengakhiri panggilan telepon, berdiri menjauh dari lokasi kejadian. Sementara itu, Richard melarikan diri dari tempat kecelakaan dan mencoba menghilangkan jejaknya. Detektif Alex memulai penyelidikan untuk menemukan keberadaan Richard dan mengungkap kebenaran di balik kematian Isabella.

Alex berdiri di tepi jalan, menatap reruntuhan mobil mewah yang menjadi saksi bisu dari kecelakaan tragis. Cahaya lampu-lampu polisi memantul di wajahnya yang penuh dengan kekesalan. Isabella, seharusnya menjadi wanita penghibur malam ini, tergeletak tak bernyawa di dalam mobil yang hancur.

“Ini sungguh kejam. Kenapa dia harus mendapatkan akhir seperti ini?,” gerutu Alex memandangi jasad Isabella.

Alex mengambil nafas dalam-dalam untuk menenangkan kekesalannya. Namun Alex masih belum puas, urat-urat di kening, tangannya semakin tegang ketika dirinya benar-benar tidak bisa berdua untuk selamanya dengan Isabella.

“Tarifnya terlalu tinggi. Mungkin, jika aku sudah punya Isabella malam ini, dia tidak akan berakhir seperti ini,” kesal pada dirinya sendiri.

Wajah Alex dipenuhi dengan ekspresi kecewa yang mendalam. Seolah-olah rasa penyesalannya ditumpahkan kepada takdir yang tak adil. Tiba-tiba, suara sirene mobil polisi semakin mendekat.

“Akhirnya, mereka datang juga,” gumam Alex memalingkan pandangannya ke mobil polisi.

Petugas polisi datang untuk menyelidiki, sementara Alex mencoba memberikan keterangan tentang kejadian tersebut.

“Detektif Alex, apa yang terjadi di sini?” tanya petugas memiliki postur tubuh tinggi 190 cm, dan kulit hitam.

“Kecelakaan mobil. Korban di dalam adalah Isabella, wanita malam. Tapi yang membuatku marah, aku hampir saja menyewanya malam ini,” sahut Alex.

“Kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Anda kenal korban?” tanya petugas serius.

“Tidak secara pribadi, tapi dia cukup terkenal di kalangan klien VIP. Tarifnya memang mahal,” sahut Alex.

Sebagai seorang detektif Alex memberikan keterangan lebih lanjut kepada petugas, sambil menyembunyikan rasa kecewa dan penyesalannya di balik lapisan profesionalismenya. Namun, di dalam hatinya, kehilangan kesempatan untuk bersama Isabella membuatnya terus mengalami kekesalan yang sulit dihilangkan.

Petugas polisi segera memulai penyelidikan, mencatat keterangan dari Alex dan melakukan pemeriksaan di sekitar tempat kejadian perkara. Cahaya sorot lampu polisi menerangi kegelapan malam, menciptakan bayangan-bayangan yang menyeramkan di sekitar mobil yang hancur.

“Detektif, apakah Anda melihat ada sesuatu yang mencurigakan sebelum kecelakaan ini terjadi?” tanya petugas berkulit hitam kembali.

“Aku tidak yakin. Aku baru saja tiba di lokasi kejadian, dan sekilas aku melihat Richard bersamanya,” sahut Alex.

“Apakah Anda punya petunjuk tentang kemungkinan motif kecelakaan ini?” tanya petugas berkulit hitam.

“Sulit untuk mengatakan sekarang. Aku baru tahu bahwa Isabella yang meninggal adalah wanita malam populer di kota ini,” sahut Alex pelan, wajahnya tampak lusuh.

“Tarifnya memang cukup tinggi. Apa itu yang membuat Anda kesal?” tanya petugas berkulit hitam meladeni keluhan Alex.

“Aku hampir saja menyewa Isabella malam ini. Tapi, tentu saja, ini tidak relevan dengan kematian tragis ini,” sahut Alex.

Petugas polisi melanjutkan penyelidikan mereka, mencari petunjuk dan melibatkan teknisi forensik untuk mengumpulkan bukti dari tempat kejadian. Alex masih terdiam, memandang jauh ke depan, mungkin merenungkan takdir ironis yang telah terjadi malam itu.

“Detektif, kami akan memberi tahu Anda jika ada perkembangan. Sementara itu, kami sarankan Anda untuk pulang dan istirahat,” ucap petugas polisi berkulit hitam.

“Terima kasih. Aku akan menunggu hasil penyelidikan ini,” sahut Alex.

Detektif Alex melangkah keluar dari tempat kejadian sambil memikirkan serangkaian kejadian yang terjadi malam itu. Di kejauhan, petugas polisi yang bertugas memberikan keterangan kepadanya berjalan mendekati Alex, siap untuk berbicara lebih lanjut.

“Detektif Alex!” panggil petugas berkulit hitam.

“Iya,” sahut Alex menghentikan langkahnya.

“Kami sudah memeriksa mobil dengan seksama. Tampaknya kecelakaan ini tidak disebabkan oleh kerusakan teknis atau kegagalan rem. Ada kemungkinan ada unsur kesengajaan,” ucap petugas berkulit hitam setiba berdiri di hadapan Alex.

“Kesengajaan? Apa buktinya?” tanya Alex mengernyitkan dahinya.

“Kami menemukan bekas goresan di bagian belakang mobil, seperti tanda-tanda benturan dari kendaraan lain. Mungkin ada upaya untuk menyebabkan kecelakaan,” sahut petugas berkulit hitam.

“Jadi, ini bisa jadi bukan kecelakaan semata. Ada kemungkinan seseorang sengaja mengarahkan mobil ini ke jalur buntu,” ucap Alex mengambil kesimpulan.

“Begitulah kesimpulan kami. Kami akan terus menyelidiki dan mencari tahu siapa yang mungkin terlibat.”

Saat petugas memberikan keterangan, seorang petugas lainnya yang ikut berpartisipasi dalam penyelidikan menyadari kehadiran detektif Alex. Ia mendekati Alex, ingin berbagi informasi tambahan yang mungkin dapat membantu.

“Detektif Alex, saya tidak bisa menahan rasa penasaran saya. Saya mendengar Anda menyebutkan sesuatu tentang hampir menyewa Isabella malam ini?” tanya petugas berkulit putih.

“Ya, tapi itu tidak terkait dengan kematian Isabella,” sahut Alex datar.

“Mungkin tidak secara langsung, tapi hal-hal seperti ini seringkali lebih rumit daripada yang terlihat. Apakah Anda memiliki informasi yang mungkin bermanfaat bagi penyelidikan ini?” tanya petugas berkulit putih mencurigai Alex.

“Tidak, aku tidak tahu apa-apa yang bisa membantu. Aku hanya merasa sedikit kecewa karena tarifnya terlalu mahal untukku malam ini,” sahut Alex.

“Baiklah, tetaplah siaga. Siapa tahu, mungkin ada yang bisa Anda bantu nantinya,” ucap petugas berkulit putih memberi saran.

“Sorry, aku tidak memiliki tugas untuk hal lebih dengan kalian. Jika kalian ingin mengajakku bekerjasama. Maka kalian tahu berapa bayaranku untuk satu kali penyelidikan,” tegas Alex.

Alex kesal, merasa terpojokkan karena mulutnya yang tak mampu membendung hasratnya sendiri. Tak banyak yang dibicarakannya, ia pun melangkah meninggalkan petugas.

Alex merenung, menyadari bahwa misteri kematian Isabella mungkin melibatkan lebih banyak lapisan daripada yang terlihat. Sementara petugas melanjutkan penyelidikan, Alex bertekad untuk mencari tahu lebih banyak tentang Isabella dan pelanggan, Richard.

2. Seminggu setelah kejadian (Arwah Isabella)

...ISABELLA...

Seminggu setelah peristiwa kecelakaan Isabella, detektif Alex masih belum menemukan jawaban memuaskan dalam penyelidikannya. Saat sore hari yang mendung, setelah sebuah hari melelahkan di kantor polisi, Alex memutuskan untuk pulang dan bersantai. Namun, suasana di sekitarnya terasa semakin gelap dan misterius.

Untuk menyegarkan pikiran dan tubuhnya, Alex memutuskan mandi. Tubuh polos Alex masuk ke dalam bathtub yang diisi air hangat sudah dimasukkan sabun cair.

“Minggu yang sulit. Kematian Isabella masih menjadi misteri,” gumam Alex, tangannya menaikan kran air, karena bathtub telah terisi.

Saat Alex tenggelam dalam air hangat berisi gelembung busa, ia mulai merasa sesuatu yang aneh, seperti ada mata memperhatikannya. Rasa tidak nyaman merayapi tubuhnya, dan suara langkah kaki pelan terdengar di luar pintu kamar mandi. Alex memikirkan kejadian-kejadian terakhir, membuat bulu kuduknya berdiri.

“Apa ini perasaanku saja atau ada sesuatu yang tidak beres?”

Suara langkah kaki semakin mendekat, dan ketegangan di udara terasa semakin kuat. Perlahan Alex memunculkan kepalanya dari busa-busa, matanya melirik ke pintu kamar mandi.

“Siapa di sana?!” teriak Alex.

Alex membasuh tubuhnya dengan air biasa. Ia keluar dari kamar mandi dengan handuk mengelilingi pinggangnya, mencoba mencari tahu siapa yang mungkin mengikutinya sampai ke rumah. Tetapi, sesaat setelah keluar dari bathtub, ruangan menjadi dingin dan atmosfernya menjadi semakin tegang.

“Kalau ini permainan, aku tidak suka!” ancam Alex tegas.

Alex merasakan hadirnya suara desiran angin, dan di balik bayangan kabut, sosok misterius mulai terbentuk.

“Siapa kamu? Kenapa mengikutiku?” tanya Alex.

“Keadilan belum terpenuhi, Detektif Alex. Kematian Isabella adalah awal dari ketidakadilan yang lebih besar,” ucap sosok misterius dengan suara wanita terdengar horor.

Mata Alex membulat kaget saat melihat sosok misterius seorang wanita di hadapannya. Dia mencoba menemukan wajah dalam kabut, tetapi sesuatu yang ganjil menyelimuti sosok itu, membuatnya sulit untuk diidentifikasi.

“Keadilan? Apa yang kamu bicarakan? Siapa kamu?” tanya Alex berusaha memahami sosok misterius.

“Aku adalah penjaga keadilan yang ditinggalkan. Isabella adalah korban dari ketidakadilan besar, dan anda harus menemukan kebenaran di baliknya,” ucap sosok misterius.

“Apa yang kamu tahu tentang kematian Isabella?” tanya Alex.

“Bukan aku yang tahu, melainkan anda yang harus menemukan jawabannya, Detektif,” sahut sosok misterius.

Sosok wanita misterius itu menghilang dari balik kabut. Malam yang kelam menyelimuti rumah Alex setelah pertemuan misterius di kamar mandi. Detektif itu berusaha untuk memahami kejadian yang terjadi, tetapi suasana tegang masih terasa di udara. Setelah beberapa saat, ia memutuskan untuk beristirahat, meskipun rasa cemasnya masih membayangi. Alex membuka pintu kamar mandi dan melangkah.

“Mungkin aku terlalu lelah. Ini semua hanya imajinasi,” gumam Alex menggosokkan handuk kecil ke rambutnya yang basah.

Namun, saat Alex keluar dari kamar mandi, ia mendapati bahwa sesuatu tidak beres. Suasana seolah-olah berubah secara ajaib, dan dia merasa ketegangan semakin memuncak. Di tengah kamar yang seharusnya kosong, Isabella duduk di atas ranjang, dengan senyum misterius di wajahnya.

“Ha-hantu, Isabella? Apa yang terjadi?”

“Baru sadar, detektif Alex. Aku hanya ingin memberikanmu sedikit kejutan,” ucap Isabella.

"Apa sosok tadi itu adalah kamu?"

"Iya," sahut Isabella mengangguk.

"Sialan, bisa-bisanya aku di prank oleh arwah," umpat Alex kesal.

Isabella bangkit dari ranjang dengan langkah lembut dan mendekati Alex. Wajahnya cantik memancarkan kehadiran begitu nyata, tetapi ada sesuatu berbeda darinya, seolah-olah ada lapisan misteri yang menyelimuti keberadaannya.

“Kamu membuatku kaget tadi. Apa maksud semua ini?”

“Arwahku menjadi tidak tenang. Aku ingin anda tahu bahwa keadilan harus terpenuhi, detektif Alex. Apa yang terjadi padaku adalah bagian dari rencana yang lebih besar!” cetus Isabella serius.

“Seharusnya pergi saja ke neraka. Tentang Richard. Aku malas menyelidikinya. Dan…kenapa kamu mengikutiku?” tanya Alex gugup ketika arwah dari sosok wanita malam terpopuler hadir dihadapannya.

Isabella tersenyum, memberikan Alex tatapan misterius seakan-akan menyimpan banyak rahasia di baliknya. Detektif itu merasakan ketidakpastian, tidak yakin apakah Isabella adalah sosok yang sama seperti yang dia temui di tempat kecelakaan atau sesuatu yang lebih dari sekadar manusia.

“Detektif, ada kekuatan di balik layar yang mengatur segalanya. Kematianku hanya permulaan dari sesuatu yang lebih besar,” ucap Isabella.

“Apa yang kamu tahu? Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Alex penasaran.

“Anda akan mengetahuinya, Alex. Hanya masalah waktu sebelum semua terkuak. Namun, ingatlah, anda adalah kunci untuk mengungkap kebenaran,” sahut Isabella ambigu.

Alex dibuat semakin penasaran dan bingung oleh pernyataan Isabella. Apa yang dimaksudnya dengan "kebenaran"? Dan bagaimana kematian Isabella terhubung dengan rencana yang lebih besar ini? Alex berada di tengah-tengah pusaran peristiwa supranatural yang tak terduga.

Isabella yang muncul dengan rupa arwah begitu nyata, masih duduk di ranjang dengan tatapan yang penuh misteri. Wajahnya dipenuhi ketidakpastian, seolah-olah menggambarkan kekosongan dan kebingungan mendalam. Namun, Alex tampaknya lebih tertarik untuk melanjutkan aktivitasnya dan mengabaikan keberadaan Isabella. Alex mengambil handuk dan mulai mengeringkan rambutnya, seolah-olah Isabella tidak ada di sana.

“Detektif Alex, aku perlu memberitahumu sesuatu,” ucap Isabella.

“Tidak sekarang, Isabella. Aku sedang sibuk. Jangan ganggu,” sahut Alex menolak.

Isabella mencoba menarik perhatian Alex, namun detektif itu sibuk mencari pakaian di dalam lemari. Pakaian yang ada di sana menjadi prioritasnya, dan tampaknya keberadaan arwah Isabella tidak menjadi hal yang membuatnya khawatir.

“Alex, ini penting. Anda harus mendengarkan,” desak Isabella.

“Aku tidak punya waktu untuk berbicara tentang hal-hal yang tidak penting sekarang. Aku punya pekerjaan,” ucap Alex, tangannya memilih baju mana yang akan dikenakannya.

Isabella mencoba mendekati Alex dengan ekspresi kecemasan di wajahnya. Namun, detektif itu semakin menjauh, memutuskan untuk mengambil alih kendali atas situasi ini dan tidak terpengaruh oleh kehadiran arwah yang menyertainya.

“Detektif Alex, ada bahaya yang mengancammu. Kau harus…”

“Aku tidak percaya pada cerita-cerita dari arwah kecelakaan sepertimu. Biarkan aku sendiri, Isabella,” sela Alex mengusir Isabella.

Isabella terlihat tersentak, terlihat kebingungan dan kecewa. Alex, tanpa mempedulikan ekspresi kebingungan Isabella, menyelesaikan berpakaian dan mengusir arwah itu keluar dari kamarnya. Tidak ada waktu untuk mempertimbangkan apakah Isabella membawa pesan yang benar atau hanya ilusi supranatural belaka.

Dengan nada kecewa Isabella mencoba memperingatkan Alex kembali, “Alex, anda harus mempercayai...”

“Aku tidak punya waktu untuk cerita-cerita mistis. Pergi dari sini, Isabella. Aku punya urusan yang harus diselesaikan!”

Isabella keluar kamar dalam keadaan kecewa. Keputusan tersebut mungkin membawanya ke dalam petualangan lebih rumit, di mana ia harus mempertimbangkan apakah keputusannya untuk mengabaikan Isabella adalah langkah yang tepat atau malah membawanya ke dalam bahaya yang lebih besar.

3 Desas desus

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di kedalaman kota yang gelap, sebuah markas besar tersembunyi di balik tembok-tembok beton dan kegelapan malam. Para petinggi kriminal dari berbagai lapisan kehidupan kriminal berkumpul di ruangan besar yang dihiasi dengan cahaya remang-remang, menciptakan atmosfer misterius. Suara langkah kaki dan bisikan rahasia memenuhi ruangan.

Petinggi Kriminal 1, dikenal sebagai Vito, memimpin pertemuan. Sebelum lanjut, mari aku kenalkan siapa Vito. Vito memiliki postur yang tinggi dan tegap, mencapai ketinggian 185 cm. Kulitnya berwarna sawo matang, menunjukkan tanda-tanda kehidupan di bawah sinar matahari yang panas. Rambut hitamnya disisir rapi ke belakang, memberikan kesan klasik dan ketegasan. Vito adalah otak di balik banyak operasi kriminal. Sebagai pemimpin, dia mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan ilegal dan memiliki koneksi luas di dunia bawah.

“Baiklah, kita semua tahu alasannya kita berkumpul malam ini. Kematian Isabella telah menciptakan gelombang ketidakpastian di antara kita,” ucap Vito.

“Tentu saja, Vito. Kita tidak boleh mengabaikan kejadian ini. Isabella bukanlah orang sembarang,” sahut Maria memalingkan pandangannya ke Vito.

Petinggi Kriminal 2, Maria. Sebelum lanjut mari aku perkenalkan Maria. Maria mempunyai postur yang lebih kecil dibandingkan Vito, namun masih mempertahankan tinggi tubuh mencapai 170 cm. Kulit pucat dengan sentuhan ketidaksempurnaan, menunjukkan bahwa hidup di dunia kriminal telah meninggalkan bekas pada dirinya. Rambut coklat gelapnya panjang dan dikepang, menciptakan kesan feminisme yang berbeda dengan keanggunan alaminya. Maria adalah ahli strategi dan penempatan sumber daya. Pekerjaan utamanya adalah mengelola keuangan dan menjalin aliansi dengan pihak luar yang mungkin mendukung operasi mereka.

Petinggi kriminal yang hadir duduk di sekeliling meja besar, menyimpan pandangan beragam dari kebingungan hingga curiga. Isabella, sebelumnya adalah salah satu dari mereka, sekarang menjadi topik utama dalam pertemuan ini.

“Ada yang tahu apa yang terjadi pada malam itu? Kita perlu informasi lebih lanjut,” tanya Vito dengan nada serius.

“Saya dengar ada detektif yang terlibat. Alex, sepertinya namanya. Dia muncul di tempat kejadian,” ucap Luca.

Petinggi Kriminal 3, Luca, memberikan pandangannya. Luca memiliki tubuh yang gemuk dan kuat, tingginya sekitar 175 cm. Kulitnya cenderung gelap, mencerminkan kehidupan yang keras dan penuh tantangan. Luca botak, menciptakan kesan intimidasi dan kekuatan. Ia adalah spesialis dalam operasi fisik dan penagihan utang. Dia bertanggung jawab untuk memastikan bahwa siapapun yang berhutang pada kelompok ini membayar.

Mendengar nama detektif Alex, para petinggi kriminal merasa waspada. Detektif memiliki reputasi untuk menyelesaikan kasus sulit dengan cepat dan efisien, kini menjadi elemen tak terduga dalam lingkaran mereka.

“Detektif Alex? Dia bisa menjadi masalah besar bagi kita jika kita tidak hati-hati!” tegas Maria.

“Kita perlu tahu apa yang dia ketahui. Isabella mungkin meninggalkan jejak yang dapat membahayakan operasi kita,” tambah Vito.

Diskusi berlanjut, membawa masalah ke ranah perencanaan dan perlindungan operasi kriminal mereka. Isabella, seharusnya menjadi bagian dari kekuatan mereka, kini menjadi fokus risiko.

“Kita harus menyelidiki lebih lanjut. Temui detektif itu, peroleh informasi yang kita butuhkan. Kita tidak boleh terkecoh oleh kejadian ini!” perintah Vito tegas.

“Tapi kita juga harus tahu apa yang Isabella tahu sebelum kematiannya. Mungkin ada sesuatu yang bisa membantu kita,” usul Marco.

Petinggi Kriminal 4, Marco. Memiliki postur yang tinggi dan ramping, dengan tinggi tubuh mencapai 190 cm. Kulitnya terlihat pucat, mungkin disebabkan oleh sedikit waktu yang dihabiskannya di bawah sinar matahari. Rambut pirang keritingnya tampak tidak teratur, menciptakan kesan bebas dan impulsif. Marco adalah ahli dalam teknologi dan keamanan siber. Pekerjaannya adalah menjaga agar jejak digital mereka tidak dapat dilacak dan melindungi kelompok tersebut dari ancaman luar yang bersifat teknologis.

Sekedar info. Nama geng mereka adalah “LUPARA”. "Lupara" adalah kekuatan kriminal yang tidak hanya dihormati oleh sesama kelompok kriminal, tetapi juga ditakuti oleh pemerintah dan lembaga penegak hukum. Kombinasi kecerdasan strategis, keahlian teknologi, kekejaman, dan kekuatan finansial membuat geng ini menjadi kekuatan yang sulit ditandingi.

Pertemuan para petinggi kriminal berakhir dengan rencana untuk menyelidiki peran detektif Alex dan mengumpulkan informasi lebih lanjut tentang Isabella. Lingkaran kriminal yang seharusnya kuat dan terkoordinasi sekarang dipenuhi oleh intrik, menciptakan suasana tegang di antara mereka.

...😎😎...

Disisi lain, Isabella, dalam penampilannya yang semakin misterius, berdiri di depan kamar Alex dengan langkah-langkah hening. Dia berdiri di depan pintu kamar Alex, menatap dengan mata yang menyimpan banyak rahasia. Sebuah ketegangan tak terucap terasa di udara saat Isabella menunggu Alex.

“Alex, anda tidak bisa mengabaikan keberadaanku begitu saja!” teriak Isabella dengan suara serak.

Alex keluar dari kamar, terkejut melihat Isabella berdiri di hadapannya. Detektif itu menatapnya dengan campuran kebingungan dan ketidakpercayaan.

“Akh, sial!” umpat Alex memalingkan pandangannya.

“Aku bukan sekadar bayangan atau kenangan, detektif Alex. Aku ada di sini, di dunia ini, dan ada pesan yang harus anda terima,” ucap Isabella.

Isabella menatap Alex dengan tajam, seolah-olah mencoba menyampaikan sesuatu sangat penting dan mendesak. Pada saat yang sama, suasana suram dan misterius menyelimuti mereka, menciptakan ketegangan tak terbantahkan.

“Pesan apa yang kamu bicarakan? Bagaimana mungkin kamu masih ada di sini setelah yang terjadi padamu?” tanya Alex mulai kesal.

“Kematianku bukan akhir dari semuanya, detektif Alex. Ada kekuatan yang lebih besar yang harus kamu hadapi. Dan anda, dengan cara atau yang lain, terlibat di dalamnya,” sahut Isabella menjelaskan dengan suara lembut.

“Sewaktu masih hidup aku sangat tergila-gila dengan wanita penghibur ini. Setelah menjadi arwah, ternyata dia hanya wanita aneh. Hilang sudah nafsuku,” gumam Alex mulai kesal.

Alex merasa kebingungan dan kecemasan mencampuri pikirannya. Isabella, dengan kehadirannya tidak biasa, seperti menawarkan petunjuk misterius tentang keberadaan kekuatan lebih besar.

“Apa yang kamu maksud? Siapa yang kamu bicarakan?” tanya Alex penasaran.

“Detektif, anda akan terlibat dalam sesuatu yang melibatkan kekuatan di luar pemahamanmu. Anda adalah kunci untuk mengungkap kebenaran dan menjaga keseimbangan yang rapuh,” sahut Isabella.

Isabella berbicara dengan nada mengisyaratkan urgensi. Detektif Alex, meskipun ragu, merasa adanya beban tanggung jawab yang tiba-tiba melekat pada pundaknya. Keterlibatan Isabella dalam kehidupannya dan peringatannya menandai awal dari petualangan yang semakin tak terduga.

Isabella terus berbicara dengan suara lembut, mencoba menyampaikan pesan-pesan misteriusnya kepada Alex. Detektif itu, bagaimanapun, tampaknya lebih tertarik untuk mengabaikan ucapan Isabella. Dengan langkah mantap, Alex berjalan menuju ruang tamu, berharap bisa menghindari pembicaraan yang semakin aneh.

“Alex, anda harus mendengarkan. Ada bahaya yang akan mengancam anda,” cetus Isabella mengikuti Alex dari belakang.

“Sudahlah, Isabella. Aku tak punya waktu untuk cerita-cerita ambigu,” ucap Alex menoleh singkat.

Isabella, meskipun bersikeras, terus berbicara, menyusul Alex menuju ruang tamu. Dia mencoba memahaminya, tetapi detektif itu tampaknya lebih memilih untuk menjauh dan tidak terpengaruh oleh apa yang dikatakannya.

“Detektif yang suka bermain-main dengan wanita malam sekarang terlibat dalam sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri,” ucap Isabella mulai menyinggung Alex.

“Jangan bawa-bawa kalimat itu. Dan…Aku tak percaya pada cerita-cerita seperti yang baru saja kau katakan,” ucap Alex.

Ruang tamu menjadi saksi ketegangan antara Alex dan Isabella. Sementara Isabella terus berbicara tentang kehidupan malam yang tidak terungkap dari detektif itu, Alex mencoba untuk tetap fokus pada kehidupan sehari-harinya yang rasional dan terukur.

“Alex, anda suka bermain dengan api, tapi sekarang api itu sedang membakar anda. Anda harus...”

“Cukup, Isabella. Ini bukan saat yang tepat untuk bercerita tentang masalah pribadiku!” tegas Alex menginterupsi.

Alex mencari kenyamanan di dalam ketidakpercayaannya terhadap hal-hal yang tidak dapat dijelaskan. Isabella, di sisi lain, merasa terbebani oleh tanggung jawab untuk membantu Alex memahami kebenaran di balik segala misteri yang mengitari mereka.

“Detektif Alex, bahaya semakin mendekat. Anda harus...”

“Aku tidak butuh bantuanmu, Isabella. Biarkan aku hidup seperti yang aku pilih,” sela Alex menatapnya dingin.

Isabella, meskipun dihadapkan pada ketidakpercayaan Alex, terus mencoba memperingatkan detektif itu. Namun, Alex dengan tegas menunjukkan bahwa dia tidak ingin terlibat dalam dunia yang tidak dapat dijelaskan.

“Keputusan ada di tangan anda, Alex. Namun, ingatlah, takdir telah berubah. Dan aku mohon bantu aku untuk mengungkap kematianku, jangan lupa temukan dalang di balik ini semua,” pinta Isabella memohon belas kasih pada Alex.

“Aku mengendalikan takdirku sendiri, Isabella. Dan aku tidak akan pernah mau terlibat kasus yang tidak memberikan banyak uang untukku,” ucap Alex dengan nada dingin.

“Dasar detektif matrek dan mesum,” gumam Isabella.

“Apakah kau membicarakanku?” tanya Alex dengan pandangan dingin.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!