“Tante baik-baik saja asal menjaga diri, dari yang Danu lihat.. Kala Radit sudah memiliki anak tante semakin sehat saja.” Kata Danu, ia memberi resep obat untuk ibu dari Radit Andika itu.
“Kebahagiaan seorang ibu itu adalah, melihat anak nya bahagia, Danu.” Ujar Clara, ia tersenyum bahagia kala mengingat wajah cucu nya yang menggemaskan.
Danu tersenyum saja mendengar nya, ia meregangkan otot nya yang mungkin kaku akibat bekerja seharian. Clara tersenyum tipis melihat hal yang dilakukan Danu, dokter muda itu memang pekerja keras.
Clara sengaja mengambil jadwal pemeriksaannya di malam hari, karena disaat itulah Danu baru memiliki jam kosong untuk diajak bicara oleh nya.
“Kenapa kau bekerja begitu keras? Istri saja belum punya.” Ejekkan Clara membuat Danu tertawa.
“Kenapa anak sama ibu sama saja.” Gumam Danu di dalam hati, ia tidak tahu kenapa sepanjang hidupnya selama ini selalu saja diejek oleh keluarga Andika.
“Aku..”
“Menikahlah, masa iya kau mau begini terus. Tante mengharapkan kau menjalani kehidupan seperti Ezra dan Radit, mereka sudah bahagia dengan keluarga kecil mereka.” Nasehat dari Clara tidak di salahkan oleh Danu, itu bentuk kepedulian Clara pada nya.
Danu memberikan kedua jempol nya, ia belum memikirkan untuk menikah sekarang. Rasanya sangat membosankan jika hidup dengan satu wanita selamanya, itulah yang dipikirkan Danu si tengil itu.
Clara memerhatikan Dokter Danu saja, menghela napas berat karena respon Danu sama saja seperti Radit.
“Tante, datang sendiri atau bersama supir?” Tanya Danu untuk memalingkan pembicaraan.
“Sama supir, cuma supir nya sudah pulang dahulu atas perintah ku.”
“Kalau begitu ayo aku antar, sekalian melewati.” Tawar Danu, Clara mau saja. Karena waktunya juga sudah larut, akan sulit mencari taxi malam-malam begini.
Dan kini Danu sedang mengantar Clara menuju ke Mansion keluarga Andika, ia fokus dengan jalan yang mereka lewati.
“Tante, tumben si Lovie tidak bersama mu.. Kemana dia?”pertanyaan dari Danu membuat Clara langsung teringat dengan putri manja nya itu.
“Dia sedang asyik bermain dengan teman baru, sekarang Lovie sudah tante bebaskan untuk melakukan apapun.”jawab Clara, tentunya Danu terkejut mendengar nya.
“Oh ya? Kenapa begitu, tan? Bahaya tahu anak manja seperti nya keluar tanpa pengawasan orang dewasa.”
“Ayolah Danu, Lovie sudah dewasa. Bukan anak lima tahun, kau sama saja seperti Radit.”
“Tan, jangan samakan aku dengan asisten gila itu. Radit tidak pernah seimbang dengan ku..” kata Danu dengan angkuh, dan senyum kebanggaan nya.
Clara tertawa mendengar nya, seperti nya hanya mimpi bisa melihat Danu dan Radit akrab. Karena itu tidak akan terjadi, kedua orang itu selalu saja selisih paham sedari kecil.
Tak terasa mereka sudah sampai di Mansion keluarga Andika, tiba-tiba saja hujan deras dengan disertai petir. Danu menggunakan jas dokter nya untuk sebagai peneduh mereka menuju pintu masuk, agar Clara tidak kehujanan.
Danu basah kuyup, karna jarak mobilnya dari pintu masuk sangat lah jauh.
“Astaga, kau basah. Ayo masuk, dan berganti pakaian lah.” Ajak Clara, Danu ingin menolak tapi Clara sudah masuk begitu saja.
Tidak ada pilihan lain selain mengikuti apa kemauan Clara, wanita itu berbanding tipis sikap nya dengan ibu Hani.
Danu menatap sekeliling ruangan tamu, ia tidak melihat Radit atau siapa yang mungkin bisa diajaknya bicara.
Tak lama Clara datang dengan membawa pakaian ganti, yang sudah pasti itu milik Radit. “Pakai pakaian Radit dulu, agar kau tidak masuk angin.” Kata Clara.
Clara mengarahkan Danu untuk ke kamar tamu yang ada di lantai bawah, Danu pasrah saja. Ia juga kedinginan, hujan nya begitu deras bahkan petir nya menggema di seluruh ruangan.
Danu berganti pakaian, ia berkaca sebentar lalu memasukkan pakaian basah nya kedalam paper bag yang diberikan Clara tadi.
Danu keluar dari kamar untuk pamit pulang, seperti nya hujan tak akan reda malam ini.
“Tan, aku pamit pulang..”
“Pulang apa? Hujan Danu, bahaya kalau nyetir. Tetap saja disini, menginap satu malam saja.” Kata Clara, ia menyuruh pelayan untuk membuatkan teh hangat untuk nya.
“Tidak perlu, Tan. Aku sering pulang jam segini dan hujan lebih deras dari seperti ini, aku sudah biasa.”
“Patuhlah, kalau tidak.. Tante akan laporin kamu sama Jake. Tidak patuh sama tante, dan selalu saja..”
“Ah curang, bawa nama ayah.. Sudah deh, pasrah aku.” Ucap Danu dengan kesal ia duduk di sofa menikmati teh hangat itu.
Clara tersenyum puas, ia mengarahkan pelayan lagi untuk menyajikan cemilan atau makanan yang ada. Kalau dingin pasti mudah lapar, dan Danu mungkin saja seperti itu.
Saat sedang berbicara dengan Danu, kepala pelayan menghampiri Clara dengan gerakan yang terburu-buru.
“Nyonya besar, ini gawat sekali..” Ucap kepala pelayan itu, wajahnya panik.
“Ada apa?” Tanya Clara, karna kepala pelayan nya itu jarang sekali seperti itu.
Danu sedang asyik menikmati teh nya dan juga makan roti kering yang disajikan tadi, benar-benar menghangatkan tubuh nya.
“Nona Lovie belum pulang juga, sudah hampir larut malam. Apa yang harus kita lakukan, nyonya?” Tanya kepala pelayan itu dengan panik, hal itu juga mengejutkan Danu.
“Astaga, anak itu. Aku yakin pasti dia sedang berada di perjalanan, kalau kita mencari nya yang ada Radit bisa tahu. Bisa kacau semua nya, kasihan Lovie.” Ucap Clara, kepala pelayan juga berpikir seperti itu.
Danu bangkit, “tante, biar aku saja yang cari Lovie. Dia masih kecil, bahaya keluar sampai semalam ini.” Kata Danu, ia mengambil kunci mobil nya yang tergeletak di meja.
Clara menghentikan Danu karena ia mendapat pesan dari Lovie, “tidak perlu Danu, ini Lovie sudah mengirim pesan. Jika dia sedang dalam perjalanan, dan bentar lagi sampai.” Ucap Clara.
Danu ragu, tapi ia juga tidak perlu terlalu perduli. Karena juga bukan adik nya, itu adik dari Asisten gila.
“Baiklah Tan..”
Clara mengatakan kepada para pelayan untuk tetap tenang, agar Radit tidak curiga. Lalu Clara pergi beristirahat, ia yakin saja jika anak nya itu akan pulang. Karena Clara sudah berjanji untuk mempercayai putrinya, ia tidak mau Lovie marah hanya karna kecurigaan nya lagi.
Kepala pelayan pun pergi beristirahat disusul oleh pelayan lain, tinggallah Danu seorang diri di ruang tamu. Danu duduk di sofa sambil memikirkan banyak hal, ia belum bisa tidur.
Hingga Danu tertidur di sofa, ia tertidur pulas. Banyak sekali aktivitas hari ini yang menguras energi nya, dan belum lagi kemarahan ayahnya yang harus ia dengar sepanjang pagi.
Satu jam Danu tertidur, ia merasakan rasa haus yang menyiksa tenggorakan nya. Perlahan Danu membuka matanya yang berat, ia baru menyadari jika masih tertidur di sofa. Danu bangkit untuk menuju dapur, membayangkan meminum air dingin.
Danu menuju dapur, ia membuka lemari dingin seolah-olah berada di Apartemen nya. Danu duduk di meja makan, ia menuangkan air dingin itu di gelas sambil memejamkan mata yang masih mengantuk.
Tiba-tiba ada tangan yang memegang pundak nya membuat Danu takut, mata nya yang masih terpejam tentunya langsung terbuka sempurna. Tangan itu sangat dingin, membuat bulu bulu ditubuh Danu bangkit seketika.
“Apa jangan-jangan kuntilanak nya nyata?” Tanya nya didalam hati, Danu menelan saliva nya dengan susah payah.
Sudah lah suasana melengkapi semua nya, petir yang terus saja berbunyi dan hujan yang semakin deras. “Mbah kunti maafkan aku, aku memang sering menjadikan mu tameng.. Kejahilan ku, maafkan aku..” Ucap nya, tangan itu meraba bagian punggung belakang nya.
“Apa mbah kunti nya sedang birahi?”
Perlahan Danu membalikkan badan untuk melihat sosok yang sebenarnya, ia tidak mau di perkosa oleh kuntilanak.
Danu menghela napas lega kala melihat Lovie yang berdiri dibelakang nya, tampilan nya acak-acakan.
“Astaga.. Lovie, kau mengejutkan ku.” Hardik Danu, ia kesal sekali. Karena tadi benar-benar ketakutan, dan hampir saja jantung nya ini lepas.
Danu melihat ada keanehan dalam diri Lovie, pipi nya bersemu merah dan Danu lebih kaget nya lagi kala ingat Lovie sempat meraba bagian punggung nya.
Lovie meraih tangan Danu, membawa tangan itu ke bagian dada nya. Tentunya Danu terkejut, ia langsung menjauhkan tangan nya dari sana.
“apa yang kau lakukan, ha?!” Tanya Danu dengan intonasi tinggi, Lovie sudah dianggap nya sebagai adik perempuan nya.
Melakukan hal mesum adalah bentuk melukai harga dirinya, dan itu bukanlah sifat Danu.
Lovie tersenyum saja, ia mendorong tubuh Danu agar pria itu terduduk di kursi.
Danu kaget bukan main, ia merasa aneh dengan Lovie. Perlahan Lovie naik kepangkuan nya, dan meraba bagian dada bidang Danu.
“Lovie, hentikan!”
Danu mencium aroma alkohol yang kuat dari tubuh Lovie, dan Lovie yang tak terkendali pasti ulah dari pil perangsang.
“Kau masih kecil, sudah minum alkohol. Apa kau sadar dengan yang telah kau lakukan itu? Kau melukai kepercayaan ibu mu!” Hardik Danu.
Danu tahu jika Lovie sedang dikuasai alkohol dan pil perangsang, hal itu menyebabkan Lovie bisa bertindak sejauh itu.
“Aku akan memanggil tante, ini tidak baik untukmu.” Kata Danu, ia menurunkan Lovie dari pangkuan nya.
Danu ingin pergi tapi dihentikan oleh Lovie, ia menggenggam tangan Danu erat.
“Aku hanya butuh sentuhan mu, kak. Itu kata teman ku, aku butuh.. Tolong, rasa ini benar-benar menyiksa ku..” Lirih nya, ekspresi Lovie benar-benar membuat Danu tertegun.
Lovie kehujanan, pakaian nya yang basah dan rambut nya yang basah membuat semua terlihat semakin menggoda dimata Danu.
Danu berusaha fokus, ia tidak ingin melakukan hal gila itu.
Tapi, karna pakaian Lovie yang tipis bagian sensitif dari Lovie terlihat dengan jelas. Wajah cantik itu bersemu merah dan terlihat sangat menggoda di mata nya, Danu terdiam.
Lovie mendekatkan diri kepada Danu, ia mengikuti naluri hatinya. Perlahan Lovie memegang wajah Danu, ia menyentuh bibir pria itu dengan tangannya.
Danu menggigit bibir bagian bawah nya, ia sudah terpancing sekarang. Danu mendaratkan bibir nya di bibir Lovie, dan pergulatan panas antara bibir terjadi.
Danu merasakan jika ini ciuman pertama untuk Lovie, masih terasa kaku. Tapi, Danu tidak perduli. Ia terus meluma* bibir itu dengan ganas dan penuh menuntut, perlahan Danu membawa Lovie dalam gendongan nya dan berjalan menuju kamar tamu.
Lovie yang sudah dikuasai alkohol dan pil perangsang tidak memikirkan apapun lagi, selain kenikmatan yang akan diberi Danu. Seluruh tubuh nya seakan gatal, dan ingin merasakan sentuhan dari pria itu.
Sesampainya di kamar, Danu meletakkan Lovie diatas kasur. Ia menarik semua pakaian Lovie, dirinya sudah tak terkendali. Danu mengikuti nafsu nya yang sudah memuncak, ia tidak memikirkan apapun.
“Jangan salah kan aku, malam ini aku tidak akan terkendali. Dan akan menghujam mu sampai pagi, kau telah membangkitkan sisi liar ku.” Kata Danu, ia langsung memulai semua nya.
Dan suara pergulatan panas itu terdengar, suara penyatuan yang pertama kali Lovie rasakan. Memang awalnya sakit, tapi Danu pandai membuat nya cepat merasakan kenikmatan.
Clara turun menuju lantai bawah, ia mendengar suara orang yang mendesa* dan suara penyatuan tubuh. Clara menebak jika itu Radit dan Ghea, yang selalu saja melakukan hal aneh setiap malam nya.
Clara pun kembali ke kamar nya, ia tidak mau mendengar suara itu lagi. Padahal niat awal nya adalah untuk menunggu Lovie di lantai bawah, tapi semua gagal karna ulah Radit dan Ghea.
“Aku yakin pasti Lovie sebentar lagi akan pulang, aku harus percaya dengan putri ku.” Kata Clara, ia berbaring di kasur dan tak lama tertidur pulas.
Sementara itu Danu dan Lovie masih melakukan pergulatan panas itu, Danu terus bergerak cepat tak mempedulikan Lovie yang sudah pelepasan berulang kali. Lovie hanya pasrah dibawah Danu, ia terus mengeluarkan suara kenikmatan itu tanpa ragu.
Hingga Lovie merasakan sesuatu yang ingin meledak dibawah nya dan Danu semakin mempercepat gerakannya dan akhirnya.. Danu mengeluarkan semua cairan nya didalam rahim Lovie, sangat banyak.
Lovie terengah-engah, ia sampai lemas dan tak berdaya. Danu berbaring disamping Lovie, ia membawa wanita itu kedalam pelukan hangat nya. Dan tertidur bersama, tidak memikirkan hal yang telah mereka lakukan.
Apa lagi Danu, pria itu malah tertidur sambil memeluk Lovie. Dan Lovie juga merasa nyaman, ia terus mendekatkan dirinya kepada dada Danu yang tanpa sehelai pakaian sedikitpun.
Pagi hari Clara sangat panik, karna kala melihat kamar Lovie.. Tidak ada Lovie disana. Tentunya Clara tidak ada pilihan lain, akhirnya ia mengadu kepada Radit.
“Ibu gimana sih, sudah tahu Lovie anak nya kelewatan polos. Malah di beri kesempatan begitu,” Hardik Radit kepada Clara yang menunduk merasa bersalah.
Mereka sedang berkumpul di ruang tamu, Ghea sedang menggendong baby R.
“Jangan marah sama ibu, kak. Ibu juga tidak menyangka hal ini terjadi, pasti Lovie tidur di rumah teman nya karena hujan deras.” Ucap Ghea, ia menenangkan Radit yang mulai marah.
“aku akan mencari nya, bu. Ibu jangan khawatir, mungkin saja yang dikatakan Ghea benar.” Ucap Radit, ia berusaha untuk tidak berpikir negatif.
“Cari bersama Danu, siapa tahu dia tahu dimana adik mu.” Saran Clara
“Danu?” Kedua alis Radit menyatu, ia tidak menyangka jika dokter tengil itu menginap di Mansion nya.
“Iya, dia mengantar ibu pulang dari Rumah Sakit. Karena hujan deras kemarin malam, jadi ibu menyuruh nya untuk menginap.” Jelas Clara, Radit ber oh saja.
“Tidak perlu, waktu menjadi banyak terbuang karena mengajak dokter tengil itu.” Kata Radit dengan ketus, tapi malah mendapatkan tatapan tajam dari sang istri tercinta.
Radit pun menghela napas panjang, ancaman dari Istrinya adalah hal yang paling menakutkan untuk nya. Perlahan Radit pergi menuju kamar tamu yang kebetulan tak jauh dari ruang tamu, ia malas sekali bertemu dengan dokter tengil itu.
Radit heran kala melihat pintu yang tak terkunci, ia juga tidak terlalu segan kali ini.
“Hanya Danu saja, sekalian aja deh aku kerjain dia.” Ucap Radit, ia tertawa sendiri.
Radit masuk, ia heran lagi kala melihat Danu yang masih tertidur pulas. Radit tidak menyadari sesuatu hal, ia malah berkacak pinggang melihat Danu yang masih tertidur pulas.
“Wah.. Ternyata seorang dokter bisa tidur sampai pagi begini? Kalah sama ayam..”ejek Radit, ia semakin geram untuk mengerjai Danu.
Radit menuju bathroom, ia mengambil air di gelas yang ada di meja. Dan mulai memercikkan ke arah wajah Danu, tapi pria itu tidak terusik sama sekali.
Malah..
“Hmmmm..apakah hujan? Kan ada atap, kenapa sampai terkena wajah ku?”
Suara itu membuat Radit terdiam membeku, ia mencerna semua nya dengan baik. Radit langsung berlari keluar menuju ruang tamu kembali, jantung nya berdetak kencang.
Bahkan Clara dan Ghea sampai kaget melihat nya, “ada apa, kak?” Tanya Ghea ikut panik juga.
Radit mengepal kan tangannya erat, ia yakin dengan pikiran nya sendiri.
“Ayo ikut aku, membangunkan Danu. Aku yakin sekali dengan yang aku pikirkan.” Ajak nya, Clara dan Ghea hanya memandang satu sama lain.
Mereka tidak banyak bertanya, langsung mengikuti saja kemauan Radit. Mereka berjalan bersama-sama menuju kamar tamu dimana Danu berada, dan baby R sudah diserahkan kepada pengasuh nya untuk mandi.
Saat masuk ke kamar tamu, Danu masih tertidur. Tidak ada yang aneh, apa Radit mengajak mereka untuk menjahili Danu?
Radit menarik napas dalam-dalam, ia menarik selimut itu begitu saja lalu membelakangi Danu dan seorang wanita yang tertidur pulas tanpa sehelai pakaian sedikitpun. Kalau Danu hanya memakai celana nya saja, bagian dada nya terlihat dengan jelas.
Clara dan Ghea membekap mulut mereka, kala melihat Lovie yang dengan pulas nya memeluk Danu bagaikan bantal guling. Ghea segera mewaraskan pikiran nya, ia membawa selimut untuk menutupi tubuh polos Lovie.
Clara masih terkejut, ia bahkan tidak sanggup untuk berdiri dengan tegak. Pasokan oksigen seakan mau habis, napas nya terasa sesak.
Lovie merasa terusik, ia terbangun dari tidur nya. Ghea menarik tangan nya untuk bangkit, mata Lovie masih terpejam.
Radit berbalik arah, ia langsung menarik tangan Danu untuk bangun.
“Astaga.. Ada apa ini?” Tanya Danu kesal, ia berusaha untuk menyeimbangkan tubuh nya yang belum seimbang.
“APA YANG KALIAN LAKUKAN!!” Bukan suara dari Radit, melainkan dari Clara.
Seketika Danu dan Lovie langsung tersadar dari tidur mereka, bahkan Ghea sampai terperanjat mendengar suara teriakan Clara. Siapa sangka orang selembut Clara bisa mengeluarkan suara sekuat itu, seperti nya Clara sudah terbawa suasana.
Danu panik bukan main, ia baru ingat dengan semua hal yang terjadi. Ia menatap ke arah Lovie yang menatap nya dengan ketakutan, tubuh gadis itu bergetar ketakutan.
Radit langsung melayangkan bogem diwajah Danu, membuat Lovie berteriak.
“Kurang ajar! Kau sudah berani menyentuh adikku! Kau memperkosa nya, ha?!” Suara amukan Radit dan suara pukulan nya sama-sama kuat nya.
Lovie turun dari ranjang nya, ia ingin menyelamatkan Danu. Tapi, intinya masih sangat sakit. Ia mengeluh kesakitan, Ghea menolong nya.
“Kak.. Sakit..” Adu nya kepada Ghea, ia menangis karena sakit nya dan juga kasihan dengan Danu.
Danu tidak melawan dipukuli oleh Radit, ia tahu kesalahan nya. Ia pasrah saja, sampai Radit puas memukulinya yang telah melakukan hal yang tidak pantas kepada Lovie.
Clara hanya diam, ia menatap tajam Lovie yang menangis. Mata nya melihat bercak darah di seprei dan Clara langsung saja pingsan. Ghea Langsung berlari ke ibu mertua nya, ia panik sekali.
“Kak Radit, hentikan! Ibu!” Teriak nya, dengan terseok-seok Lovie berjalan ke arah ibu nya.
Radit tidak mendengarkan apapun, ia terus menghajar Danu hingga wajah tampan itu penuh luka.
“Lovie, hentikan kak Radit. Aku akan membawa ibu, jangan sampai kak Danu mati.” Ucap Ghea, ia memapah Clara keluar dari kamar tamu.
Lovie langsung berjalan perlahan-lahan, ia menarik bahu Radit agar menghentikan pukulan nya. Radit malah mendorong Lovie hingga tersungkur ke lantai, tentunya Danu tak suka itu.
Danu pun mulai melawan, ia melayangkan pukulan di wajah Radit. Dan merubah posisi, ia menghajar Radit yang telah berani membuat Lovie terjatuh.
Lovie menangis kencang, ia tidak memperdulikan sakit ditubuh nya. Ia tahu jika rasa sakit hati Radit dan ibu nya lebih dari apapun, ia telah mengecewakan orang tersayang nya.
Lovie berusaha bangkit, ia menarik lengan kekar Danu untuk menghentikan semua nya. Danu sangat ahli dalam bertarung, Radit saja selalu kalah dengannya.
“Kak hentikan.. Dia kakak ku!” Teriak Lovie, Danu langsung terhenti.
Danu melihat kearah Radit yang tidak berdaya, bahkan luka mereka sama sekarang.
Danu membiarkan saja, ia menatap ke arah Lovie yang menangis.
“Tenanglah, jangan menangis. Aku akan bertanggungjawab, percaya kepada ku.” Kata Danu, hal itu membuat Lovie jatuh pingsan untung nya Danu cepat menolong nya hingga Lovie tak terjatuh di lantai.
Radit berusaha bangkit, ia merebut Lovie dari Danu. “Jangan sentuh adikku lagi!” Bentak nya, Radit menutupi tubuh adik nya dengan selimut lalu menggendong nya pergi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!