NovelToon NovelToon

Salahkah Aku Selingkuh?

Awal

"Aku mau kamu menjadi pacarku" ucap Frans membuat seorang gadis cantik bernama Audrey menatap pria yang baru beberapa bulan ia kenal "aku ingin jawabannya sekarang, iya atau tidak, aku tak mau mendengar kata-kata aku butuh waktu berpikir, aku tidak ingin main-main dengan sebuah hubungan, ya katakan ya...tidak katakan tidak"

Perkataan itu masih terngiang-ngiang di kepala seorang gadis cantik bernama Audrey Valencia. Seorang mahasiswi jurusan teknik semester enam di sebuah kampus terkenal di kota A . Perkenalan tak sengaja ketika dirinya melakukan praktek kerja di sebuah perushaan.

Perkenalan tak sengaja, ya begitulah ketika Audrey menjalankan tugas kuliahnya yaitu praktek kerja di sebuah perusahaan baja di kota A. Pertemuan mereka berawal dari perjodohan dari menejer HRD di perusahaan itu, karena Frans yang masih melajang di umur yang sudah menginjak dua puluh enam tahun, sedangkan saat itu Audrey berumur dua puluh satu tahun.

Audrey menanggapinya dengan biasa saja, ia menghormati orang-orang di perusahaan itu karena begitu baik dan ramah padanya. Saat itu Audrey masih trauma karena ditinggal oleh cinta pertamanya tanpa kabar saat akan masuk kuliah.

Cinta pertama Audrey bernama Andrew Vincent adalah pria yang lebih muda beberapa bulan dari Audrey. Mereka berjanji akan kuliah di kampus yang sama. Namun ketika mereka akan mendaftarkan kuliah, tiba-tiba Andrew tak ada kabar, bahkan ponselnya pun tak bisa dihubungi.

Audrey benar-benar terpuruk, setelah empat tahun lamanya mereka berpacaran tiba-tiba Andrew meninggalkannya tanpa sebab, alasan dan tanpa kabar. Hingga Audrey menjalani hari-harinya tanpa arah dan tujuan.

Bahkan di kampus yang akan menjadi tempat mereka kuliah pun Audrey tak pernah bertemu dengan Andrew. Mereka berencana mengambil jurusan yang berbeda, namun gedung kampus mereka berdekatan hanya terpisah gedung perpustakaan.

Sejak saat itu Audrey enggan dekat dengan pria manapun ia hanya dekat dengan teman-teman pria sebatas teman main dan teman kuliah saja. Banyak teman prianya yang mendekatinya namun tak ada yang Audrey terima sebagai pacarnya. Ia masih trauma, ia belum ingin membuka hatinya untuk orang lain.

Hingga tiga tahun lamanya Audrey masih menanti kabar dari Andrew namun tak kunjung ia terima. Audrey hanya ingin tahu kenapa Andrew tiba-tiba tak bisa dihubungi dan menghilang begitu saja.

Pernyataan cinta Frans terjadi setelah berbulan-bulan Audrey menyelesaikan praktek kerjanya. Tak ada dalam benak Audrey ia akan bertemu kembali dengan Frans. Bahkan ia sudah melupakan sosok Frans, dan ia menganggap apa yang terjadi di perusahaan tempatnya praktek kerja hanyalah sebuah keisengan para karyawan di sana.

Hingga akhirnya tiba-tiba Frans mengirimkan pesan singkat padanya. Awalnya Audrey menanggapinya karena ia menghargai Frans yang masih mengingat dirinya.

Namun secara tiba-tiba Frans muncul di kos Audrey. Audrey terkejut, dari mana Frans mengetahui dimana ia tinggal. Padahal dulu ia hanya mengatakan sekilas tempat kosnya, namun itu sudah lama sekali waktu pertama kali berkenalan dengan Frans.

Dari kedatangan Frans di kosnya itulah, Frans mulai mendekati Audrey. Komunikasi mereka semakin intens, mereka hanya berkomunikasi melalui pesan singkat, karena kini Frans bekerja di kota B yang jaraknya sekitar satu jam perjalanan dari kota A.

Satu minggu setelah pertemuan pertama itu Frans mengajaknya keluar untuk malam mingguan berdua. Awalnya Audrey ragu untuk pergi dengannya karena saat itu musim penghujan, ia malas pergi-pergi, ia lebih suka menikmati hujan dari jendela kamarnya. Hujan membuatnya tenang, ia sangat menyukai hujan, apalagi hujan mengingatkannya akan kenangan indahnya bersama Andrew.

Kenangan ketika pertama kali pergi dengan Andrew, dan saat itulah mereka resmi berpacaran. Meskipun ia trauma, dan merasa dicampakkan oleh Andrew namun rasa cintanya pada Andrew sangatlah besar hingga ia tak bisa membenci pria yang telah memberikan luka yang sangat dalam padanya.

Dan tiba-tiba Frans datang memberikan perhatian lebih padanya dengan caranya sendiri tidak seperti Andrew yang begitu lembut dan penyayang. Frans adalah sosok yang tegas, dan terlihat ambisius.

Akhirnya Audrey menyetujui untuk pergi berkencan dengan Frans. Audrey ingin mencoba untuk dekat dengan pria lain, tapi bukan untuk berpacaran. Audrey menyadari jika kini ia sudah berumur lebih dari dua puluh tahun, sudah saatnya ia dekat kembali dengan seorang pria.

Frans mengajaknya pergi ke kota C, kota asal Audrey. Awalnya Audrey menolak karena ia tak ingin ada orang yang mengenalinya jika ia berjalan bersama seorang pria, apalagi pria itu terlihat sudah sangat dewasa.

Namun Frans mengatakan mereka hanya menonton film dan tidak pergi kemana-mana selain menonton. Akhirnya Audrey setuju, mereka pergi ke kota C menaiki mobil milik Frans.

Audrey tak mengira jika Frans ternyata anak orang kaya, namun begitu Audrey tidak melihat latar belakang dengan siapa ia berteman, asal ia merasa cocok ia akan berteman dengan mereka tanpa melihat status dan latar belakang teman-temannya.

Saat mereka berangkat cuaca mendung, dan tampaknya akan turun hujan. Di sepanjang perjalanan mereka mengobrol, Audrey akhirnya tahu jika Frans sebenarnya selama ini tinggal tak jauh dari kampusnya.

Ia tinggal bersama seorang adik perempuan yang ternyata Audrey mengenalnya, namun tak terlalu dekat. Rasanya dunia ini sempit, ia tak sengaja berkenalan dengan seorang pria yang ternyata adalah kakak teman kuliahnya.

Frans juga menceritakan masa lalunya, yang ternyata pernah berpacaran dengan seorang wanita yang rumahnya tak jauh dari rumah teman dekat Audrey waktu sekolah, yang juga menyukai Audrey namun Audrey sudah terlanjur mencintai Andrew.

Hubungan Frans dan wanita itu kandas karena ia hanya merasa dimanfaatkan oleh wanita itu. Wanita itu terlalu matrealistis bagi Frans karena selalu meminta ini itu pada Frans. Frans merasa tak suka karena ia terlalu dimanfaatkan bahkan kedua orang tuanya pun juga ikut memanfaatkannya.

Audrey mengerti, Frans bukan tipe yang suka ribet apalagi dimanfaatkan secara materi. Bagi Audrey ia semakin mengenal Frans yang tak suka bertele-tele, dan satu lagi meskipun Frans anak orang kaya namun penampilannya terlihat sederhana.

Frans juga menceritakan bahwa ia lulusan dari kampus ternama di ibukota, yang Audrey tahu di sana adalah kampus tempatnya para artis dan anak pejabat tinggi negeri ini berkuliah.

Audrey mendengar cerita Frans menyimpulkan jika kehidupan Frans sangatlah sempurna. Kuliah di sebuah kampus bergengsi pastilah mahal, namun kenapa kini Frans hanya bekerja di sebuah perusahaan di daerah yang ia tahu gajinya tak seberapa.

.

.

Hai...hai...kakak-kakak reader selamat datang di karya terbaru Nona...jangan lupa like...komen dan votenya...ditunggu juga kiriman hadiahnya ya...

Nasi kuning

Setelah menonton dan juga makan malam, Frans mengajak Audrey berkeliling kota. Jujur Audrey belum pernah berkeliling menikmati suasana kota kelahirannya di malam hari. Ini kali pertama ia berkeliling di malam hari bahkan waktu telah menunjukkan pukul sepuluh malam, hal yang tak pernah ia lakukan sebelum-sebelumnya.

Saat dalam perjalan kembali ke kota A, Frans memberanikan diri mengutarakan perasaannya. Nada Frans sedikit memaksa, karena memang ia bukan tipe orang yang sabar.

Seketika Audrey terkejut, mendengar pernyataan cinta dari Frans namun dari awal ia sudah bisa mengira jika Frans tertarik padanya, namun Audrey tak berani untuk berpikiran apalagi berharap lebih. Audrey masih belum siap jika ia berpacaran kembali.

"baiklah...aku akan mencoba menjalaninya" ucap Audrey

Pada akhirnya Audrey menerima cinta Frans. Audrey berpikir, tak mungkin ia menutup diri terus, ia harus bangkit dan melupakan segala kenangan buruknya. Ia harus move on dari masa lalunya.

"aku serius dengan apa yang aku katakan, aku tak hanya mencari pacar, aku mencari calon pendamping hidup" ucap Frans terdengar serius.

Jantung Audrey berdegup kencang, ia tak tahu harus mengatakan apa. Ia pun juga tak ingin bermain-main lagi, namun juga ia tak ingin buru-buru menjalani hubungannya dengan Frans. Ia ingin menjalani dulu dan mengenal Fran lebih dekat lagi, pikirnya.

Malam semakin larut, mereka telah tiba di kota A, namun sepertinya Frans masih ingin menikmati kebersamaannya dengan Audrey. Frans mengajak Audrey untuk menikmati jagung bakar dan segelas susu hangat di sebuah tenda kaki lima yang terkenal di kota itu.

Dan selera Audrey jauh berbeda dengan Frans, suatu hal baru, perbedaan di antara mereka berdua. Jika biasanya saat bersama Andrew, apa yang Audrey sukai sama dengan Andrew jadi tak ada perdebatan di antara mereka.

Lagi-lagi Audrey meyakinkan dirinya jika semua akan baik-baik saja, dan ia bisa menerima perbedaan itu. Sesuatu hal di luar kebiasaannya.

Pukul satu dini hari Frans mengantarkan Audrey pulang ke kosnya. Sesampainya di depan kos Audrey, Frans meraih tangan Audrey dan menggenggamnya.

"sebenarnya aku belum ingin berpisah, namun malam telah larut"

"masih ada hari esok" Audrey mengulas senyumannya. Sejujurnya Audrey sudah sangat lelah ia ingin segera tidur

"baiklah...istirahatlah..." Frans melepaskan genggaman tangannya kembali

Audrey pun keluar dari mobil Frans dan bergegas membuka pintu kosnya. Matanya sudah sangat berat, hari sabtu biasanya ia akan tidur-tiduran saja di kamarnya.

.

Keesokan paginya waktu menunjukkan pukul tujuh pagi namun Audrey masih belum bangun, ia sudah berniat akan bangun siang di hari liburnya. Namun dering ponselnya membuatnya terbangun, Audrey melihat siapa yang menelponnya, ternyata Frans, ada rasa malas untuk mengangkat panggilan itu, Audrey pun meletakkan kembali ponselnya dan ia kembali tidur.

Pukup delapan pagi, Audrey dibangunkan oleh ketukan pintu kamarnya.

"kak...kak Audrey..." ucap seseorang di luar pintu kamar kosnya

Audrey berjalan dan membuka pintu kamarnya "ada apa?" ucap Audrey malas

"kakak baru bangun?" tanya teman kosnya

"iya...gara-gara kamu" ucap Audrey sedikit kesal "katakan ada apa?"

"itu kak...di depan ada cowok yang mencari kakak" ucap teman kos Audrey

"siapa?"

"entah...aku tidak kenal..."

"katakan aku tidak ada..."

"yahhh....telanjur kak...aku bilang kakak ada...." ucap teman kos Audrey sambil nyengir

"kamu itu..." gerutu Audrey sambil berjalan menuju tangga

"habisnya kakak nggak bilang kalau kakak sedang nggak ingin diganggu"

Audrey tak menanggapi ucapan teman kosnya. Ia berjalan menuruni tangga, kemudian ke depan ke ruang tamu kos.

"pagi Amor...." ucap cowok yang masih berdiri di depan pintu kosnya "baru bangun?"

"iya...duduk kak..." ucap Audrey sambil menguap

"rencananya mau mengajak kamu sarapan bareng" ucap cowok itu yang tak lain adalah Frans

"kenapa kakak nggak bilang semalam, kan aku bisa bangun lebih pagi" ucap Audrey memaksakan senyumnya

"tadi aku telepon tidak kamu angkat jadi ya...aku langsung ke sini saja" ucap Frans

"maaf kak...aku masih tidur...maklum hari libur waktunya bangun siang"

"jadi aku ganggu?"

"ah...enggak kok kak...aku mandi dulu kakak tunggu sebentar" Audrey beranjak berdiri

"lama juga tidak apa-apa kok..." Frans tersenyum

Audrey kembali ke kamarnya dan membersihkan dirinya. Lima belas menit kemudian Audrey telah siap dan menghampiri Frans di ruang tamu.

"ayo kak..."

"sudah selesai? Kok cepet?" Frans berdiri

"buat apa mandi lama-lama" Audrey terkekeh

"ya sudah ayo...tapi kita naik motor kamu tidak apa-apa kan?"

"memangnya kenapa? Biasanya juga kemana-mana naik motor" Audrey mengunci pintu kosnya.

Frans memboncengkan Audrey dengan kecepatan rendah menuju salah satu pujasera yang tak jauh dari kampus Audrey. Setelah memarkirkan motornya Frans menggandeng tangan Audrey. Audrey melihat tangannya digandeng oleh Frans, sejenak ia lupa kalau kini ia sudah resmi menjadi pacar Frans.

Pada akhirnya Audrey membiarkannya, ia merasa sedikit canggung sudah lama ia tak jalan berdua sedekat itu dengan cowok.

"kita makan nasi kuning" ucap Frans

"nasi kuning?"

Frans berhenti dan menatap Audrey "kenapa?"

"tidak apa-apa kak" ucap Audrey memaksakan senyumnya

Saat berada di warung nasi kuning Audrey hanya berdiri saja memandangi aneka lauk yang ada di hadapannya.

"ayo kamu pesan dulu..." ucap Frans

"hmm....bu...apa ada nasi putih?" tanya Audrey

"ada non..." ucap si ibu pemilik warung

"saya mau nasi putih setengah porsi sama ayam goreng saja bu" ucap Audrey

"kamu tidak suka nasi kuning?" Frans terlihat kecewa, Audrey hanya menggelengkan kepalanya "kenapa kamu tidak mengatakannya dari tadi?"

"tidak apa-apa kak...ibunya juga punya nasi putih kok" ucap Audrey beralasan

Setelah memesan makanan Frans mengajak Audrey duduk menunggu pesanan mereka diantar.

"apa lagi yang tidak kamu suka?" tanya Frans

"hmm...sebenarnya aku sih semua makanan doyan cuma kalau makan sesuai mood saja" Audrey terkekeh

"lain kali katakan kamu mau makan apa" ucap Frans sedikit tegas

Audrey sedikit tak nyaman, untuk urusan makan saja jadi permasalahan. Dan nada ucapan Frans yang terdengar tegas di telinga Audrey membuatnya merasa seperti diperintah oleh Frans.

"sabar Drey...baru satu hari...jalani saja dulu...." batin Audrey

.

.

B e r s a m b u n g

Tiba-tiba pulang

Setelah selesai membayar makanannya Frans mengajak Audrey untuk pergi ke pusat perbelanjaan. Kebetulan sekali, Audrey ingin melihat-lihat barangkali ada barang yang menarik hatinya.

Frans menggandeng tangan Audrey, lagi-lagi Audrey merasa canggung. Dalam benaknya ia masih sedikit malu untuk menunjukkan kedekatannya dengan Frans di depan umum. Audrey berusaha untuk terlihat biasa-biasa saja.

Banyak cowok teman kampusnya yang ketampanannya melebihi Frans yang mendekatinya namun ia tolak, kali ini Audrey malah berjalan bersama dengan cowok yang jauh lebih dewasa dari dirinya.

Untuk mengurangi rasa canggungnya Audrey memilih untuk keluar masuk toko yang ada di pusat perbelanjaan itu. Saat masuk ke dalam sebuah toko yang menjual tas dan sepatu, mata Audrey tertuju pada sebuah tas yang terlihat bagus menurutnya.

Audrey mengambilnya dan mencobanya di depan cermin terlihat cocok, sesuai kepribadian Audrey.

"bagus..." tiba-tiba Frans berdiri di belakang Audrey

"eh...kak..." Audrey tersentak kemudian ia melepaskan tasnya dan meletakkan kembali ke etalase

"kenapa dikembalikan?"

"besok saja belinya, mau nabung dulu..." ucap Audrey

"nanti kalau sudah laku bagaimana?"

"berarti belum berjodoh" Audrey terkekeh

"sayang lho...padahal cocok waktu kamu memakainya"

"aku mahasiswa kak...belum punya penghasilan jadi kalau mau beli apa-apa ya... harus menabung dulu..." Audrey berjalan meninggalkan toko itu. Frans hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"kukira bakal dibelikan" batin Audrey

Setelah lelah berkeliling, Frans mengajak Audrey makan di sebuah restoran cepat saji "mau kan makan di sini?" ucap Frans

"kalau makannya ayam goreng mana bisa nolak kak" ucap Audrey santai sambil mengedarkan pandangan mencari tempat kosong

"kamu mau pesan apa?"

"apa saja, aku akan cari tempat duduk..." ucap Audrey meninggalkan Frans yang berdiri mengantri

Frans membawa nampan berisi pesanannya, kemudian ia meletakkannya di meja dan memberikan satu piring untuk sisil dan satu lagi untuk dirinya.

"besok pagi aku kembali ke kota B, tidak apa-apa kan kalau kita berjauhan?" ucap Frans

"memangnya kenapa? Kakak kan bekerja..."

"ya...kukira kamu tak mau berjauhan denganku" Frans terkekeh

Sisil mengulas senyumannya ia tak menanggapi kembali ucapan Frans. Dalam hatinya ia masih merasa biasa-biasa saja, ia masih merasa berteman dengan Frans bukan berpacaran.

"namun setiap akhir pekan aku akan pulang ke kota ini" imbuh Frans

"iya kak..." Audrey mengangguk

Setelah menyelesaikan makan, Frans mengantar Audrey kembali ke kosnya. Frans ada acara dengan keluarganya karena kedua orang tuanya baru saja datang dari luar kota. Frans sudah menawarkan pada Audrey untuk ikut dengannya namun Audrey memilih untuk kembali ke kosnya. Ia belum siap jika harus bertemu kedua orang tua Frans.

.

Dua hari berlalu, Audrey kembali disibukkan dengan tugas-tugas kuliahnya ia tak terlalu mempedulikan hubungannya dengan Frans, ia hanya membalas pesan singkat dari Frans.

Audrey sedang berada di kos teman baiknya bernama Mila untuk mengerjakan tugas kuliahnya. Ponselnya berbunyi, dan melihat siapa yang menelponnya.

"Siapa Drey?" tanya Mila karena ponselnya tak berhenti berbunyi "nama cowok" Mila mengintip ponsel yang terletak di atas meja "pacar baru ya..." ledek Mila "angkat dulu kali aja penting"

Audrey pun mengambil ponselnya "iya kak...." Audrey menatap Mila yang menggodanya "aku sedang berada di kos temanku" Mila terlihat penasaran dan menggoda Audrey

"sedang mengerjakan tugas...." Audrey meletakkan pena yang ia pegang "di kosku? Bukankah baru akhir pekan kakak pulang?" Audrey mengemasi barang-barangnya "kalau begitu aku pulang...." Audrey mematikan panggilannya.

"siapa Drey? Kamu punya pacar baru?"

"kakaknya Rosa....baru sabtu kemarin kami resmi berpacaran" ucap Audrey menutup tasnya

"akhirnya sahabatku ini tak lagi menunggu orang yang hilang..." Mila tertawa

"aku pulang...dia sudah di depan kosku..." Audrey beranjak berdiri kemudian meninggalkan kos Mila.

Audrey mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, jarak kos Mila dengam kosnya tidak terlalu jauh hanya lima menit.

Audrey langsung memasukkan motornya ke tempat parkir dan kembali keluar menemui Frans.

"baru hari Selasa sudah pulang..." ucap Audrey duduk di seberang Frans

"aku rindu..." ucap Frans mengulas senyumnya "bagaimana tugasmu? Sudah selesai?"

"belum..."

"mau aku bantu?"

"tidak perlu...ini tugas kelompok...jadi semua bahan aku tinggal di kos temanku" ucap Audrey

"kamu sudah makan?"

"sudah tadi dengan temanku"

"sebenarnya aku ingin mengajakmu makan malam...ya sudah kalau begitu" Frans terlihat kecewa

"aku temani...kakak pasti capek dan lapar kan?" ucap Audrey

"iya aku dari kota B langsung ke sini tadi"

"tunggu sebentar...aku taruh tas di kamar dulu" Audrey bergegas berjalan menaiki tangga ke kamarnya.

Setelah meletakkan tasnya, Audrey kembali menemui Frans. Mereka berdua pergi menaiki motor sport milik Frans. Di perjalanan Audrey merasa kakinya pegal karena membonceng motor sport dengan posisi yang tidak nyaman.

Setelah melewati gang-gang kecil sampailah mereka berdua di sebuah warung. Frans mengajak Audrey masuk "ayam bakar di sini enak..." ucap Frans

"sayangnya aku sudah makan tadi..." ucap Audrey

"aku pesankan lauknya saja tanpa nasi...mau kan?"

"baiklah..."

Mereka berdua makan sambil mengobrol diselingi canda tawa. Meski Frans terlihat serius dan tegas ia bisa membuat Audrey tertawa dengan leluconnya yang tidak lucu.

Namun Audrey yang lebih banyak berbicara. Audrey memang pandai mencairkan suasana, ia selalu saja memilik bahan obrolan, membuat semua orang yang ada di sekitarnya tak pernah merasa bosan.

Frans terkesima, ia kagum dan semakin tertarik pada Audrey. Ia berniat tak akan pernah melepaskan Audrey. Audrey adalah tipe wanita idamannya, cantik dan pintar dan masih banyak lagi kelebihan dalam diri Audrey yang ia lihat.

.

.

B e r s a m b u n g

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!