Pembicaraan
" kamu nggak mau menerima keputusan papa Nin? " suara papa terdengar tegas.
Aku yang ditanya nggak sanggup menjawabnya. Malah air mata ku tiba-tiba tidak bisa dibendung lagi.
" Papa melakukan ini demi kebaikan kamu Nindy. Papa mau menikahkan kamu bukan dengan laki-laki sembarangan! "
" Yoga itu anak sahabat papa dari kecil. Kan kamu juga tahu Yoga! lihat sekarang, perusahaan papanya semakin maju semenjak Yoga yang menjalankannya. Anaknya sopan, baik juga bertanggung jawab. Apa lagi yang kurang?! "
Aku masih terdiam, tak mampu menjawab apa yang papaku katakan.. air mataku semakin menderas.
Yang papa putuskan adalah masa depanku, tapi papa tidak pernah membicarakannya terlebih dulu. Apa papa lupa, aku yang anaknya dan aku juga punya impianku... Cita-cita ku sendiri?
Tapi semua itu hanya bisa ku pertentangkan dalam hatiku.
" kamu tahu nin, yang paling papa takutkan kalau kamu memilih laki-laki yang salah untuk menjadi pasangan hidupmu! kamu anak papa satu-satunya. Papa meyakini nin, Yoga adalah laki-laki terbaik untuk kamu.. kesayangan papa dan mama. "
" Papa mohon.. kamu bisa menerima perjodohan ini ya nin, biar janji papa juga tertunai dengan om Iwan. "
" Dia sangat ingin kamu yang menjadi istri Yoga, Dia bangga kamu punya pendidikan tinggi tapi tetap low profile, anak rumahan yang sangat sopan dan patuh sama orang tua. Om Iwan sering memuji kamu nak, membuat papa juga semakin bangga sama kamu "
Kata-kata papa semakin meluluh lantakan hatiku.
Semakin membuat aku tak bisa berkata-kata.
Papa menggenggam tanganku.
" Perjodohan ini akan membuat papa tenang nin.. kapan pun Tuhan akan memanggil papa, karena papa meyakini.. anak papa berada ditangan orang yang tepat "
" Papa... "
Tangisku semakin pecah, tak kuasa mendengar pernyataan papa yang terakhir.
Papa memelukku erat. Di usap nya bahuku.
" Papa Sayang Nindy.. semua ini karena papa sayang kamu nak.. "
" Iya.. papa.. " jawabku dalam tangis.
" Nindy juga sayang papa.. mama "
" Jangan bersedih yaa nak, Berbahagialah.. "
Lalu papa melepaskan pelukannya, dan berdiri untuk meninggalkan aku dan mama.
Kemudian mama bergantian yang memelukku.
Dalam pelukannya tak mampu lagi kusembunyikan tangisku. Mama sangat memahamiku, Ia tak berkata-kata namun pelukan dan ucapannya dibahuku mampu membuat aku mengerti.. bahwa mama memahami apa yang kurasakan.
" Anak mama istirahat dulu dikamar yaa... dibawa sholat sayang.. biarlah ketenangan itu Nindy dapatkan dalam sholat.. bagaimanapun anak mama harus bisa ikhlas menjalaninya.. "
" iyaa mah, Nindy ke kamar dulu ya mah. "
" Iya.. nak "
Dengan segala kegundahan yang berkecamuk dikepala dan hatiku.. aku mencoba melangkah masuk ke kamarku.
"Tuhan... kenapa hal ini tiba-tiba terjadi dalam hidupku.. "
" Aku baru saja menikmati hari-hariku menjalani.. merintis impianku, setelah berkutat penuh tanggung jawab hingga di jenjang S2 demi impian yang sedang coba aku wujudkan. Tiba-tiba dalam sekejap perjodohan ini merenggut semua yang aku impikan. "
" Dan bagaimana mungkin, seorang Yoga yang menyelesaikan S1 dan S2 nya di Luar negeri, seorang CEO perusahaan besar mau dijodohkan begitu saja, seperti kami ini masih berada di jamannya Siti Nurbaya "
" Apa laki-laki itu punya kelainan atau punya penyakit serius? sampai mau menerima perjodohan ini?"
" atau nasibnya sama seperti nasibku? yang terpaksa karena sudah tidak ada pilihan lain lagi? "
" Ya..Tuhan.. ini hidupku.. apa yang harus aku lakukan.. "
kegelisahanku semakin menjadi..
\=\=\=
Ditempat berbeda
" Apakah kamu tetap menjadi anak papa yang bisa papa andalkan Yoga? Nindy adalah wanita yang terjaga dan yang papa rasa paling tepat mendampingimu. "
" Wanita-wanita lain yang mendekatimu..mungkin juga baik. Tapi buat papa, Nindy yang terbaik. wanita modern tapi jauh dari berbuat seenak-enaknya bersenang-senang dengan uang papanya. Malah senang hidup didesa tapi tidak berprilaku kampungan. Kamu ingat dia kan ga? "
" Yoga hanya ingat terakhir waktu kami kelas 2 SMA pah. sudah lama sekali. Tapi pah.. Apa tidak sebaiknya aku dan Nindy.. dipertemukan lagi dulu pah? "
.
.
.
.
.
.
.
.
Persiapan
" Nindy masih seperti yang kamu kenal dulu, pintar, lugu, polos, santun dan cantik "
" Papa sudah bilang ke om Fachri, Minggu depan kita akan datang untuk melamar sekaligus kalian tukar cincin! istri om Fachri bilang, lingkar jari manisnya Nindy ukuran 10, jadi coba kamu cari cincin untuk kalian! berikan yang terbaik Ga, dia calon istrimu. "
Papa terus saja memuji Nindy, layaknya dia masih anak-anak umur 4 th saja yang lugu dan polos.
Entahlah.. aku sendiri heran dengan hatiku, rencana Pertunangan yang serba mendadak dari papa toh tidak membuat aku juga berkeberatan.
Memang terus terang, waktu aku bertemu Nindy kecil dan yang terakhir ketika kami bertemu, dia masih duduk dibangku SMA kelas 2, aku begitu menyukainya.
Dia tumbuh menjadi remaja yang cantik dan manis, sikapnya yang malu-malu berbeda dari remaja kebanyakan.
Dan kalau nggak salah, waktu itu dia malah senang waktu sepulang sekolahnya digunakan untuk bergaul dengan para petani dan tukang kebun ayahnya.
Pernah suatu hari, papa mengajak aku mengunjungi om Fachri, setiba kami disana, dan om Fachri menyuruh Nindy untuk pulang kerumah, anak itu tangan dan kakinya belepotan tanah basah, di pipinya juga ada bekas tanah kering.
Aku tersenyum melihat gadis itu tenang saja berpenampilan blepotan tanah seperti itu, tidak malu atau cepat-cepat membersihkan diri, dan aku tertawa geli dihati.
Aku suka melihat Nindy dulu.. tapi mungkin segalanya sudah berubah sekarang. Aku saja berubah, tidak mungkin gadis yang juga sama-sama sudah menempuh pendidikan S2 walau dia didalam negeri dan aku di luar, kalau tidak berubah.
Entahlah apa yang akan terjadi nanti, yang terpenting aku harus berbakti sama Papa, tinggal Papa satu-satunya yang kumiliki sejak aku dibangku SMP.
Papa yang tak ingin menikah lagi setelah mama meninggalkan kami dan memilih membesarkan aku sendiri dengan tangan dan kasih sayangnya sendiri, membuat aku tak ingin mengecewakan Papa.
Tapi... akan seperti apa masa depanku dengan Nindy..???
\=\=\=
Aku tak sadar ternyata sudah tertidur.. menangis seharian membuat aku kelelahan sendiri.
Aku mencoba duduk dari tidurku.. melihat keluar jendela kamar, ternyata hari sudah menjadi malam.
Aku rasanya ingin segera membersihkan diri, bangkit dari tempat tidurku, dan secara tidak sengaja, melihat album foto diatas meja belajar ku dulu.
Aku buka Album foto itu.. yang ternyata adalah foto-foto jaman Aku dan Yoga kecil dahulu.
Pasti mama yang telah menaruhnya disini. Batinku.
Aku melihat sekilas, Wajah tersenyum Yoga, lalu foto wajah jijiknya waktu harus berada di tanah sawah yang basah.
Melihat wajah seriusnya ketika membaca buku di bungalow sementara aku yang berada dibawahnya sedang asik menangkap ikan-ikan yang airnya sudah dikeringkan.
Aaaahh... tapi ini kan dulu.. aku nggak tau Yoga sekarang seperti apa.
Terlebih dengan posisinya sekarang yang menggantikan ayahnya sebagai CEO perusahaan Helikopter dan Alusita.
Dan ketika di lembar terakhir album tadi, ada foto yang memperlihatkan Yoga mencuri pandang memperhatikanku ketika aku sedang duduk jongkok menanam tomat.
" Siapa yang mengambil foto ini yaa? " batinku.
\=\=\=
Ditempat berbeda.
" Sehabis jamuan makan malam ini, bapak ada janji temu untuk pembuatan cincin Pak. "
Ferdy, Asisten pribadiku mengingatkan.
" Ok "
" Selamat datang mas Yoga.. ketemu lagi kita disini. " Sapa seorang wanita ketika aku dan Ferdy baru saja memasuki Hotel tempat jamuan makan malam diadakan.
" Nona Nena, Putri Pak Bachtiar " suara ferdi berbisik.
" Selamat malam Nona Nena.. senang bisa bertemu kembali.. " balas ku sambil menjabat tangannya.
" Selalu.. formil. santai aja mas.. " balasnya lagi.
Dan hanya kubalas dengan senyuman.
Setelah memasuki ruangan perjamuan, aku duduk di salah satu kursi yang sudah diperuntukan untukku.
Dan tamu-tamu lain pun mulai berdatangan.
Beberapa saat kemudian, perjamuan pun dimulai.
Pembicaraan yang santai tapi mengandung beberapa kesepakatan kerja mempengaruhi semangatku malam ini.
Hingga beberapa petinggi militer di pemerintahan kulihat begitu antusias dan merespons positif semua penjelasanku.
" Mas Yoga ini kalau sudah bicara, semua terpana yaaa pah, seperti dihipnotis " ujar Nena disela-sela perbincangan kami.
" iyaa nih, caranya meyakinkan kita itu loh yang berkali-kali bikin kita terus saja melakukan kesepakatan kerja " balas yang dipanggil papa oleh Nena
" oo iyaa Yoga, kamu pintar meyakini orang. kamu sendiri bisa meyakini kaum wanita nggak? aku kok belum pernah nerima undangan pernikahan kamu"
" papah kok langsung nanyanya gitu.. lihat tuh merah wajahnya mas Yoga " balas Nena lagi.
Aku tersenyum dan menjawab
"sebentar lagi pak, nanti saya pasti mengundang Bapak, ibu juga Nena di pernikahan saya. "
Tiba-tiba raut wajah Nena berubah, tetapi pak Bachtiar ayahnya menjawab
" Waaa.. bener yaa Ga, saya tunggu undangannya "
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak Like dan Komen kalian, itu sangat berarti untuk Autor dan baca juga tulisan pertama aku BLOOM dan BLOOM suara hati Ayu. terima kasih 🙏
" Siapa wanita yang beruntung itu mas Yoga? " tanya Nena menyelidik.
Aku balas hanya dengan tersenyum.
Dan sepertinya Nena mengerti, bahwa aku enggak ingin hal pribadiku dibicarakan didepan banyak orang.
Dia menunduk dan seakan tak senang dengan caraku menjawab.
" Aku tunggu undanganmu ya! " pak Bachtiar berkata seolah ingin menyudahi pembicaraan pribadi ini.
" Baik Pak " Balas ku.
\=\=\=
Aku baru saja selesai mandi. Suara binatang-binatang malam begitu indah terdengar.. berbunyi saling bersahutan.
Dan aku saat ini sedang berada didepan cermin
Menatap bayang diri
" Nin.. semua sudah ditetapkan.. daripada kamu ingin menghindarinya! yang sudah pasti tidak mungkin! lebih baik sekarang kamu mempersiapkan acara lamaranmu seindah yang kamu inginkan. Ini akan sekali dalam hidupmu. jangan sampai kamu menyesal Nin! "
Suara bayangan diriku seolah berbicara.
Aku termenung.. dan suara binatang malam semakin ramai bersahutan
" Bagaimanapun.. moment terpenting dalam hidupmu.. jangan sesedih cerita yang melatar belakanginya Nin. "
Cermin itu bersuara lagi.
Aku menarik nafas dalam-dalam.
\=\=\=
" Selamat malam Pak Yoga, silahkan duduk. kami akan memperlihatkan beberapa design cincin pasangan yang bisa Bapak pilih"
" Terima kasih "
" ini.. sudah seluruh design yang kami buat.. silahkan pak Yoga lihat-lihat dulu "
Setelah hampir 20 menit mempertimbangkan design cincin yang aku rasa paling aku sukai kemudian meminta pemberian nama bagi masing-masing cincin, Aku pulang.
Dan akan kembali lagi untuk mengambil cincin pesananku hari Kamis malam.
Satu babak baru dalam hidupku akan segera dimulai.
\=\=\=
Hari.. baru saja dimulai
Aku dekati mama yang sedang membuat sarapan pagi buat kami sekeluarga.
" Ma... "
" iyaa.. anak mama.. selamat pagi " mama berbalik, memeluk dan mencium kening ku
" Ma.. "
" iya.. nak, ada apa? "
" Nindy hari ini..... " suaraku seolah tercekat. menelan ludah ku sendiri mencoba membasahi kerongkongan yang tiba-tiba jadi kering.
" Nindy hari ini akan mempersiapkan acara lamaran nanti mah. "
Mama tiba-tiba menghentikan kegiatan memasaknya.
Mematikan kompor gas dan kembali berbalik kearahku.
Mama sekali lagi memelukku.
" iya nak, mama sangat berterima kasih... nanti mama temani Nindy untuk mempersiapkan semuanya"
" iya.. Hari ini Nindy mau ketempat pembuatan kain batiknya tante Emma Mah"
" itu tempat yang paling tepat Nin, Mama anterin yaa "
" Mah.. Boleh Nindy minta nomornya Yoga? buat tanya ukuran baju dia apa? "
" iyaaa.. nak, ada.. sebentar mama kirim ke Nindy"
\=\=\=
Didalam mobil yang membawa Yoga ke kantornya
" Fer, tolong kosongkan jadwal saya minggu ini dari hari Jumat sampai minggu yaa, saya akan keluar kota urusan pribadi. "
" Baik Pak "
Masuk pesan yang tak dikenal nomornya oleh Yoga.
" Assalamualaikum, A Yoga.. saya Nindy. Maaf mengganggu pagi-pagi. Apakah a Yoga berkenan menggunakan baju batik Tasik yang sama dengan kain yang akan Nindy gunakan? "
Gadis itu...
" ok "
" ukuran kemeja a Yoga apa? "
" M "
" Tolong kirim alamat lengkap rumah ya, batiknya akan dikirim kilat hari ini, kalau ternyata enggak nyaman karena ini bukan dibuat dulu sesuai ukuran a Yoga, Nindy kirimkan dalam bentuk kainnya juga, tapi kalau tidak ada waktu lagi untuk jahit, gak apa-apa terserah a Yoga mau pakai baju apa. "
" ok , Thank's "
Enggak ada jawaban lagi dr Nindy.
Dasar..
\=\=\=
Dilain tempat.
" Hu.. males banget balesin situ! orang sudah panjang-panjang kirim pesan, jawaban cuma "Ok" "M" " Thank's "
Nyebeliiiiin
Ketika aku dan mama sampai ditempat tante Emma.
" Hiii Ghi.. apa kabarnya kamu.. ada yaa 1 bulan kita nggak ketemu " sambut tante Emma sambil memeluk mama.
" Baik ma, kabarmu juga baikkan? " jawab mama
" Baik.. ini neng geulis tumben ikut? " tanya tante Emma
" itulah Ma.. Nindy hari Sabtu ini mau dilamar. "
" Ha? sama siapa? kok tante nggak denger pacarannya nin? "
" Enggak pakai pacaran Ma.. hari ini mau lihat dong batik tulis kamu yang cocok buat Nindy sama pasangannya. "
" Hayuuu.. kebetulan nin, tante baruuu aja menyelesaikan Motif Sekar Jagat Tasikan."
Tante Emma melangkah mengajak kami keruangan pembuatan batik tulisnya. Disana ada beberapa ibu-ibu sedang tekun mengerjakan motif di kain yang mereka pegang.
" Filosofinya apa Tante? " tanyaku.
" Naaah Ma, anak ini mah beda.. semua teh harus ada filosofinya.. sampai ke bunga dirumah yang dia tanam aja selain buah-buahan dan Sayuran yang aku ceritain ke kamu. Berbagai bunga aja dia tau arti-artinya, maknanya. "
" Atuh.. nggak sia-sia yaa neng.. sekolah sampai S2 "
"Tante cerita yaa sayang.. Batik Priangan itu berasal dari kata Parahyangan yang artinya tempat tinggalnya para dewa, kenapa disebut demikian, karena tanah Pasundan ini, atau tanah Priangan ini berlimpah segala kekayaan alam."
" Makna Parahyangan berasal dari kata Kahyangan, Kahyangan ini sendiri tidak menceritakan tentang para dewa lagi melainkan menceritakan tentang kekayaan alam bumi Sunda"
" Karena Nindy sangaaaat suka dunia bunga, tumbuh-tumbuhan, tanaman.. menurut tante Nindy cocok dengan motif Sekar Jagat Tasikan, karena setiap desain dibuat dengan cara tambalan atau kerennya disebut Patchwork Asimetris dan didalamnya menggambarkan keanekaragaman bunga, tumbuhan juga fauna"
" Kombinasi warnanya Nindy juga suka tante "
" iyaa.. neng, cocok juga untuk pasangan kamu, karena masih ada kombinasi warna birunya, sini geura.. tante sudah jahit baru 1 untuk yang cowoknya bagus deh.. Tante puas ini sama model dan jahitannya "
Tante Emma mengajak aku ke ruangan bagian pakaian jadinya. Sepertinya inilah yang disebut ruang Butiknya
" Ukurannya tante buat yang M niih, ukurannya apa calon suami Nindy? "
" Pas banget tante, dia ukurannya M"
" Taaah.. jodoh artina, Neng Nindy ke tempat tante Emma teh. coba.. Tante baru buat satu satunya eeeh pas ukurannya M"
" xixixii bisa aja kamu Ma" kata mama
" Puguuuh.. sok, coba yaa aku baru aja menyelesaikan motif Sekar Jagat Tasikannya cuma 2, satu masih kain, satunya lagi sudah aku buat baju resmi laki-laki, kemudian yang membeli motif ini langsung.. orang yang sangat menyukai perbungaan dan tanaman .. naon atuh namina lamun bukan Jodoh.. Ya neng Nindy "
Aku hanya menjawab dengan tersenyum lembar memamerkan deretan gigiku.
"Sebentar.. sebentar yaa.. " kata mama sambil membuka handphonenya
" Assallamualaikum nak Yoga? " mama melambai-lambaikan tangannya.
Ya Ampuuun.. mama, ngapain sih VC an sama laki-laki itu.
" Waalaikumsalam tante Ghi, apa kabarnya tan? "
" Jangan panggil tante lagi atuh.. kan sebentar lagi a Yoga jadi menantu mama "
" iyaa Ma, Mama ada dimana ? "
Laki-laki itu sudah nurut aja disuruh panggil mama..
" Mama alhamdulilah baik, trus ini mama ada dirumah tante Emma, sahabat mama pengrajin dan punya Butik Batik khas Tasik a, ini deeeh biar Nindy yang jelasin yaa Yoga "
Mama langsung menyerahkan Handphonenya ke aku. Sebeeel.
Aku langsung mengarahkan arah kamera ke baju batik yang tadi tante Emma tunjukan padaku, tanpa memperlihatkan wajahku
" ini baju batiknya "
" Ok, Saya suka.. itu menggambarkan tentang apa batiknya? " tanya Yoga yang membuat aku sedikit kaget, karena Dia juga menanyakan pertanyaan yang aku tanyakan tadi ke tante Emma.
Berarti.. dia perduli dengan apa yang akan dipakainya.
" kok sama sih yang kamu tanya sama yang tadi Nindy tanyakan ke tante Emma.. a? " sahut mama
Aku langsung mengarahkan handphone mama kearah tante Emma dan Mama.
" kamu yang jelaskan aja Nin " kata tante Emma.
" Jadi.. filosofi gambar batik ini .... " ( aku menjelaskan persis seperti tadi tante Emma jelaskan padaku, termasuk yang mana gambar Faunanya, bunganya dll yang terdapat didalam gambar batiknya)
" Setuju, aku suka filosofinya. Mudah-mudahan pas di badanku bajunya "
" iya, Mudah-mudahan pas, karena ternyata tante Emma cuma buat 2 kain corak ini, yang satu masih berbentuk kain dan yang satunya sudah dibuat baju ini. "
" Jadi yang akan kamu paketin nanti hanya baju itu kan? . Ok aku tunggu, kayaknya sih pas. Mudah-mudahan kalau harus VC lagi, bisa lihat wajah calon istriku. Baru mau dilamar harus dipingit juga ya? nggak boleh liat wajahnya? "
iihh apa sih laki-laki ini.. Gariiing
" ya udah.. gitu dulu aja " balas ku
Klik, HP mama ku matikan.
\=\=\=\=
Ditempat berbeda
" Maaf, meetingnya jadi harus terputus. Saya harus menomor satukan Ibu mertua dan calon Istri saya kaan.. "
Dan semua Staf kantorku tertawa semua.
" Beruntung yang akan jadi istri pak Yoga " ucap Direktur Marketing ku
" Saya yang penasaran, Calon istri pak Yoga yang mana? " balas Manager Keuangan ku
Semua tertawa lagi.
" Nanti yaa pak, saatnya tiba.. akan saya perkenalkan istri saya, biar tidak salah faham dengan yang lainnya lagi " jawabku sekenanya
Semua tertawa lagi
******
Mohon maaf para pembaca, di episode ini ada beberapa dialeg bahasa Sunda yang saya sesuaikan dengan kebutuhan dialog di episode ini
Mohon dukungan like dan komentarnya yaa
Terima kasih
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!