Cerita ini di mulai tepat di depan kelas 10.4 padahal Huda kelas 10.3 tapi setiap pagi ia akan menunggu Lara datang dan membawakan nya bekal, bila ia sudah sarapan ia akan makan bekal itu saat jam istirahat, Huda dan Lara sedang menikmati nasi goreng buatan Lara yang cita rasanya sangat di minati oleh Huda.
"Ra aku bakal kangen sama masakan kamu kau kita lulus nanti"
"Huh yang di kangenin cuma masakan nya"
"Terus kamu ngarep aku kangenin juga ?"
"Ah ga tau lah kamu nyebelin"
"Dih aku nanya malah gitu jawab nya"
"Ya kamu cuma kurang peka"
"Ntar dulu peka nya aku masih pengen makan, masakan kamu enak tau"
"Ia lah itu pakai bumbu cinta"
"Uhukk...uhuk"
"Makan nya pelan-pelan si kek ada yang mau rebut aja"
"Aku keselek Ra kamu bilang gitu"
Septi yang baru tiba dan melihat sepupu nya sudah mojok membuat nya geleng-geleng kepala.
"Lu ya pagi-pagi udah mojok aja lu"
"Apaan si, orang lagi sarapan "
"Lara bawa apa lu mba ?"
"Ini bawa nasi goreng, mau Septi ?"
"Yo jelas mau lah"
Septi segera mendekati sepupu nya itu, dan Lara mengeluarkan wadah bekal milik nya untuk ia berikan kepada Septi.
"Loh, lu makan apa mba Lara ?"
"Gampang Sep, aku bisa makan di kantin"
"Sep, dih kasian Lara lah masa dia masak doang makan enggak si"
"Ia juga sini gue suapin lu juga ya barengan kita"
"Ga usah Sep makan aja"
"Engga sini, gue suapin"
"Udah kamu makan juga Ra nanti kamu sakit malah jadi panjang ceritanya"
"Oke deh hehe sampai sedikit di paksa ya"
"Nah gitu dong"
Akhirnya Septi menyuapi Lara sementara Huda jelas setia memakan bekal yang memang khusus dia siapkan untuk nya oleh Lara.
Tak terasa bekal yang di bawa Lara pun sudah habis, bahkan kotak bekal nya sudah di cuci Septi.
"Makasih Sep, sampai di cuciin segala"
"Ra gue tau diri lah, udah di kasih makan masa ga mau nyuci tempat bekal elu, ya udah makasih ya buat sarapan nya gue ke kelas dulu"
"Ia Sep"
"Makasih ya bekal nya"
"Ia Huda"
"Ya udah aku masuk kelas dulu ya sampai ketemu ntar siang"
"Ia Huda"
Bel masuk berbunyi ketika Huda dan Lara melangkah menuju kelas mereka masing-masing.
Sementara itu saat Lara masuk ke kelas semua mata menyoroti nya.
"Kenapa ? Ada yang salah dari penampilan ku ?"
"Gak ada Ra, tapi ga harus mojok tiap hari juga kan ?"
"Lu iri ?"
Suara Septi mendominasi.
"Udah Sep, jangan ribut pagi-pagi"
"Denger gue ya Yani lu ga usah sewot, lagian Huda sama si mba Kara cuma temenan"
"Satu sekolah juga tau mereka temen tapi mesra"
"Terus mau lu apa Yan ?"
"Ya ga usah mojok kalau pagi"
"Lu ga sadar kalau lu sama Bagas tiap siang mojok ? Gila lu ya kek buka kedok lu sendiri si, ga malu"
"Udah Sep udah"
"Awas ya lu Yan, ini belum selesai"
"Aku ga takut sama kamu Sep, kamu jual aku beli"
"Oke awas nanges "
"Udah lah Sep"
"Lu ni apa si mba, Yank itu gede mulut doang asli nya ga berani dia"
"Udah emang salah aku sama Huda juga tiap pagi mojok"
"Engga lu ga salah, emang Yani aja yang sok suci"
"Hufft jangan gitu ah ga baik"
"Biar"
Begitulah kira perkenalkan mereka hehe nanti ya akan ada perkenalan secara resmi.
Septi memang manusia yang punya kesabaran setipis cahaya, bahkan nyaris tak terlihat bahwa Septi punya kesabaran, apa lagi jika yang di ledek atau di ganggu itu Lara pasti taring Septi langsung keluar semua.
Jam pelajaran pertama dan kedua akhirnya selesai, bel istirahat pun menggema di telinga semua mahluk yang ada di sekolah .
Huda langsung cepat-cepat menuju kelas Lara yang hanya di batasi tembok.
"Ra, ke kantin yuk"
"Ia Huda, ayo"
"Ra, pinjem buku pr matematika dong aku belum ni dua soal lagi"
"Iya Nell, ambil aja di tas ku, aku mau ke kantin dulu"
"Oke Ra"
"Ra aku juga ya pinjem buku pr Fisika"
"Ia Ga ambil aja di tas ku"
"Makasih Ra"
"Ia Ga"
"Kalian ya kalau ga nyontek kek ada yang kurang untung yang kalian minta contekan orang nya baik"
"Haha Huda, ini aku beneran ga bisa, emang nya kamu udah pr Fisika ?"
"Udah kemarin vc sama Lara di ajarin cara nya"
"Duh kenapa ga vc sambung si"
"Halah Yoga kamu mah kalau di ajarin malah ngajarin gimana si Lara ga emosi"
"Haha"
"Ya udah aku mau ke kantin dulu ya"
"Oke Ra"
Bagas yang melihat Huda menggandeng tangan Lara pun tiba-tiba merasa ingin meninju Huda, entah kenapa bisa perasaan Bagas selalu di getarkan jika melihat Huda dan Lara bersama.
"Huda, kamu ga bareng Bima ?"
"Bima lagi ngerjain pr Bahasa Inggris jadi ga ikut ke kantin"
"Oalah"
Sesampainya mereka di kantin, semua anak-anak berhamburan menyerbu Ibu Kantin, mba kantin, Bapak kantin dan Mas Kantin.
"Huda, kamu mau makan apa ?"
"Ayam geprek aja Ra"
"Oke"
Yani dan Dwi melihat Huda dan Lara sedikit sebal karena sampai detik ini hubungan mereka tidak jelas bahkan setiap di tanya apa hubungan, mereka selalu saling lempar jawaban sampai akhirnya yang bertanya pun bosan dengan jawaban mereka berdua yang tidak memberikan jawaban dari pertanyaan yang di pertanyakan.
"Gue liatnya ga suka banget, hubungan ga jelas tapi deket nya sekedar urat sama nadi"
"Ia mana Bagas kek nya suka deh sama si Lara itu"
"Hah tau dari mana lu Yan ?"
"Keliatan Dwi, setiap kali Huda sama Lara bareng gitu pasti Bagas selalu ada di pojokan buat mantau"
"Duh jadi mereka rebutan Lara, tapi kan selama ini Bagas mojok nya sama elu"
"Nah itu dia yang buat aku bingung"
"Jangan mau di mainin sama si Bagas lu"
"Ia enggak, lagian kalau Bagas serius sama aku dia gak akan berpaling dari aku"
"Haha ia ia siap, semangat aja deh elu"
"Ia, semangat banget ni"
"Ke kelas yok, panas ni gue ga tahan lama-lama di Kantin"
"Ia ayok"
Mereka pun kembali ke kelas, tapi memang benar hari ini sangat panas, matahari bersinar terik membuat kulit menjadi lebih sensitif saat terpapar cahaya matahari.
"Huda ini ayam geprek nya, maaf ya antri nya panjang banget"
"Ia gpp, kamu ga makan ?"
"Aku kenyang"
Huda langsung menyuapi Lara dan belum sempat di tolak, mata Huda sudah memberi isyarat untuk Lara agar tidak menolak suapan nya.
"Ra kamu ni harus makan siang juga masa kamu cuma temani aku aja si"
Setelah memastikan nasi dan potongan ayam geprek tertelan sempurna, Lara baru menanggapi perkataan Huda.
"Ia Huda, tapi aku memang masih kenyang tau"
"Minimal kamu tu beli makanan berat, ini hobby banget beli kuaci"
"Biar kamu ga minta kan kamu ga bisa buka kuaci"
"Tapi kan ada kamu yang bisa bukain haha"
"Hih rese nya kamu ya gitu, udah tau ga bisa buka kuaci PD banget beli kuaci sampai lima ribu, jempol ku yang cenat cenut bukain nya"
"Haha, ya aku juga ga tau loh, ko aku ga bisa buka kuaci, sebenernya bisa-bisa aja tapi mager aja si lebih tepat nya kalau ada kamu kenapa harus susah-susah buka kuaci kan haha"
"Hih Huda"
"Enak kan ayam geprek nya ?"
"Lumayan"
Huda makan ayam geprek sambil terus menyuapi Lara sampai habis baru mereka berhenti mengunyah, selesai menyuapi Lara, Huda langsung berdiri dan membuatkan minum untuk Lara.
"Nih tuan putri di minum"
"Makasih ya Huda"
Huda sangat perhatian dengan Lara karena sebenarnya Huda memiliki perasaan khusus untuk Lara, namun dunia pun menentang hubungan mereka.
"Ra, nanti kalau aku ulangtahun kamu mau kasih aku apa ?"
"Ada deh, semua yang aku tau tentang kamu dan sesuatu yang harus kamu baca setiap hari"
"Apa tu ?"
"Tunggu aja Huda"
"Em oke"
"Huda, makasih ya kamu udah mau nemenin aku"
"Aku yang makasih karena kamu udah mau ada untuk aku"
"Huda kalau nanti kita lulus apa kita bakal bisa ketemu lagi"
"Bisa, tapi aku harap kamu jangan terkejut saat melihat ku di kemudian hari"
"Kenapa gitu Huda ?"
"Gpp aku hanya memperingatkan kamu Ra"
"Oalah ia ia"
Kemala adek kelas yang suka dengan Huda ia hanya berani memandang Huda dari jauh karena ia mengira bahwa Lara lah kekasih Huda.
"Mala"
"Ia Put kenapa ?"
"Kalau cuma di liat ga akan bisa tersampaikan"
"Kamu ga liat gimana deket nya kak Huda sama kak Lara, aku sadar diri"
"Kamu mau tau hubungan mereka apa ?"
"Emang kamu tau ?"
"Tau, mereka itu definisi Teman rasa Pacar, mereka ga pacaran cuma berteman tapi udah kaya orang pacaran"
"Hah ?"
"Ia Mala, mereka enggak pacaran, banyak gosip yang bilang mereka pacaran, tapi kata Kak Dwi mereka tu Teman rasa Pacar"
"Oke berarti masih ada kesempatan buat aku"
"Ia dong"
Itulah Huda yang memang tidak memiliki hubungan apapun dengan Lara, hanya jika di tanya apa kedua nya tidak saling menyukai, itu adalah ketidakmungkinan yang tidak bisa di percaya.
"Ra ke kelas yuk, panas ni"
"Jamkos juga loh kan Bu Tantri ijin ga bisa masuk"
"Aku ga Jamkos cantik, yuk ke kelas"
"Eh ia kan ga sekelas kita, ya udah yuk"
"Ia Ra"
Jadi ini lah definisi Teman rasa pacar mereka berdua adalah bukti bahwa cinta tak selalu harus saling memiliki, itulah candaan semesta hanya mempertemukan tanpa menyatukan, Dunia bahkan menentang kedua nya untuk bersatu, kejam bukan tetapi jika mereka bersatu pasti akan ada yang tersakiti.
Huda dan Lara sudah sampai di kelas masing-masing, hal biasa bagi mereka jika saat mereka sampai di kelas masing-masing semua mata menyoroti kedua nya.
"Widih yang habis mojok"
"Apa si Fikri"
"Tapi ia kan Huda ?"
"Iya si haha"
"Pantesan agak Laen ku tengok"
"Apa yang agak Laen si?"
"Itu ada merah-pink di leher kamu"
"Sembarangan, aku mojok juga di tengah keramaian mana mungkin bikin tato di leher 😣"
"Haha panik ga panik gak ? panik lah masa enggak hahahhaa"
"Gayus si bercandaan nya"
"Nyontek si Hud"
"Nih biar kamu diem"
"Haha ia ia"
Memang sudah tidak heran jika mereka menjadi pusat perhatian semua teman-teman mereka karena memang mereka seperti layak nya sepasang kekasih.
oke readers segini dulu ya cerita nya.
Hari ini Bu Reka membahas tentang stop bullying karena akhir-akhir ini banyak sekali kasus bullying yang terjadi di kalangan siswa dan siswi, banyak juga yang menjadi korban dari bullying, Bu Reka sebagai guru Bahasa Indonesia dan merangkap sebagai guru BK, sedikit kewalahan karena harus mengurus kasus bullying.
"Selamat siang anak-anak, hari ini ibu punya tema yang tidak asing lagi untuk kalian yaitu Stop Bullying, akhir-akhir ini marak terjadi kasus bullying, bahkan di sekolah kita pun terjadi kasus bullying dan ibu berharap kalian semua bisa menahan mulut kalian untuk tidak membully siapapun "
Anak-anak kelas 10.4 mendengar kan dengan seksama, namun Bagas malah memandang Lara dengan tatapan yang sangat teduh dan hal itu memancing emosi Yani, seketika Yank melempari Bagas dengan permen.
Mata Yani dan mata Bagas saling tatap menatap, Bagas menatap Yani dengan tatapan mengerikan beda saat ia menatap Lara.
Pelajaran di lanjutkan dengan membuat artikel terkait dengan Stop Bullying.
Lara sangat serius mengerjakan artikel ini, jemari nya sangat lihai memainkan pulpen, pensil warna dan ia benar-benar menghias artikel nya dengan cinta yang ia miliki, walaupun pikiran nya saat ini sedang memikirkan kedepan nya dengan Huda, karena tidak bisa ia pungkiri ia ingin sekali membersamai Huda sampai hari tua.
"Serius apa ngerjain artikel nya Ra"
"*Hmm ia ni Nell, habisnya udah la ga buat artikel jadi harus sambil di inget-inget juga urutan nya"
"Huda chat aku katanya hp kamu di dia"
"Oalah ia ia tadi aku taro di meja kantin jadi lupa pas lagi makan tadi haha, untung aja di simpan Huda"
"Ia di Huda hp nya"
"Oke deh, artikel kamu udah jadi Nell ?"
"Udah ni tinggal di kasih warna, aku mau pinjem pemain warna kamu"
"Ia pakelah"
Mereka pun menghias artikel bersama, tak terasa waktu pelajaran ke dua telah selesai berikut tugas yang di berikan pun sudah mereka kumpul dan bu Reka membawa tugas mereka.
Bel istirahat pun tiba, Huda langsung masuk ke kelas Lara dan duduk di samping nya.
"Huh, untung kan aku baik aku kantongin hp kamu"
"Hehe ia ia makasih ya Hud, habisnya kalau udah di suap kamu aku berasa waktu ku berhenti sejenak, sampai lupa sama semua nya hehe"
"Haha ia deh, Emm Ra aku ngantuk ni aku mau tidur siang di kelas kamu ya, tolong jangan kemana-mana "
"Oke Hud"
Huda langsung merebahkan diri ke meja yang tidak terpakai di belakang tempat duduk Lara.
Mata teduh itu terpejam dan Lara duduk di samping Huda, ia paling senang menatap Huda yang sedang tertidur, tapi Bagas sangat tidak suka pemandangan ini, maka ia menyetel musik keras sekali tetapi hal itu malah membuat Huda semakin nyenyak tidur nya.
"Lah malah tidur siang"
"Ngantuk dia Nell"
"Ya udah mau nitip apa ?"
"Emm es jeruk aja deh Nell dua, soalnya Huda kalau lagi tidur denger aku seruput Es pasti bangun dan minta masa ia kita mau ciuman ga di sengaja gegara sedotan nya barengan hahaha"
"Haha ciuman ga sengaja ada-ada aja si, ya udh aku beliin dua es jeruk nya"
"Makasih Nell"
"Huda tidur enak betul"
"Ia Sep cape kali"
"Halah capek apa si kadal satu ini"
"*Kan dia latian paskibra untuk 17an nanti Sep tiap sore nanti malah kalau udah Deket dia bakal sering Dispen buat latian"
"Hmm ia si"
Begitulah Huda yang sedang sangat nyaman tidur siang di kelas Lara, walaupun hal itu membuat Bagas sangat cemburu dan tidak nyaman berada di kelas nya sendiri.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!