"Zain Terima kasih karena telah menyapaku lebih dulu"
Hai, aku Nay Aliya, biasa dipanggil Nay. Seorang perempuan yang sangat ambisi melakukan hal baru, dan selalu tertarik dengan semua yang berbau menulis. Semuanya dimulai saat aku kelas dua SMA, dan berlanjut hingga dunia perkuliahan. Tapi aku tidak akan menceritakan tentang dunia SMA-ku, melainkan kisah saat aku mengenal organisasi di dunia perkuliahan, dan juga saat aku bertemu dengan seseorang yang bernama Zain.
Tahun 2020 kali ini sangat berbeda bagi Nay dan juga teman-teman kampusnya, karena untuk pertama kalinya mereka akan melaksanakan kuliah online, yap kali ini mereka harus bertatap muka lewat online tanpa bertemu karena Corona yang cukup berbahaya. Karena itulah, Nay menghabiskan banyak waktu di rumahnya sembari melaksanakan kuliah online. Karena Corona yang tiba-tiba, Nay terpaksa harus mengalihkan seluruh kegiatan kampusnya juga.
Meskipun sangat membosankan, mau tidak mau Nay tetap harus ikut karena ini sudah menjadi tugasnya sebagai pengurus baru. Hari demi hari berlalu, Nay hanya menghabiskan sebagian besar kegiatannya di depan layar laptopnya untuk kuliah maupun meeting online kegiatan kampusnya. Hingga ujian akhir semester empat pun, Nay tetap melaksanakan ujian via online.
***
Semester lima dimulai pada awal bulan Mei 2021, saat itu keputusan pemerintah tentang social distancing mulai perlahan mereda. Begitupula dengan kebijakan kampus yang sudah memperbolehkan mereka kembali untuk kuliah tatap muka. Tentu saja ini menjadi kabar gembira untuk seluruh mahasiswa, tak terkecuali bagi Nay yang begitu bersemangat kembali ke kampus dan kembali aktif berkegiatan.
Hari pertama kuliah pada bulan Mei resmi dimulai, Nay kemudian menyiapkan peralatan kuliah dan bergegas ke kampus agar tidak terlambat. Sesampainya di kelas, Nay belum mendapati teman-teman maupun dosen yang mengajar. Kerena tidak tau harus melakukan apa, Nay menyempatkan untuk bermain handphone saja sembari menunggu.
Tepat saat Nay membuka handphonenya itulah, Nay terfokus ke salah satu group organisasinya yang begitu berisik. Perlahan Nay membaca satu persatu dari pesan yang ada, tiba-tiba saja Nay berhenti dan fokus ke pesan yang disampaikan oleh ketua organisasi. Nay langsung melebarkan mata dan berkata “wah, kok tiba-tiba banget”. Disaat yang bersamaan, teman-teman Nay telah datang satu-persatu dan tanpa sadar mereka larut dalam obrolan mereka dan melupakan isi chat group yang membuat Nay terkejut.
Perkuliahan selesai pukul 14.00 hari itu, Nay kemudian pulang ke kosnya dan langsung istirahat “hufftt kuliah yang cukup melelahkan hari ini (tuturnya dalam hati) sembari perlahan memejamkan matanya. Sekitar 30 menit Nay tiba-tiba terbangun dengan mata yang nampak masih kelelahan, tapi Nay harus tetap bangun karena teringat tentang pesan tadi pagi dari group organisasinya. Ternyata itu adalah pesan yang berisi meeting online persiapan kegiatan camp untuk menyambut anggota baru di LNP. Yah..organisasi kampus yang diikuti Nay, LNP.
Selama meeting tersebut, beberapa hal yang dianggap urgent untuk persiapan kegiatan LNP dibahas begitu detail oleh masing-masing divisi. Selain itu juga, tanggal pelaksanaan camp sudah ditentukan dan acaranya akan dilaksanakan pada ditanggal 13 mei 2020.
***
Hari pelaksanaan camp LNP tiba, tampaknya cuaca cukup mendukung segalanya, seluruh persiapan juga sudah beres. Hari itu beberapa anggota divisi berangkat ke lokasi menggunakan mobil bersama dengan peserta, dan beberapa anggota lain sepakat untuk bertemu di lokasi saja.
Hari itu, Nay datang agak terlambat karena harus berangkat dari rumah ke lokasi camp. Orang Tua Nay yang selalu mengawasi kegiatan Nay dari ujung kepala sampai ke ujung kaki, tentu saja tidak akan membiarkan Nay pergi dengan mudah. Tentu itu sudah biasa bagi Nay. Terkadang diwaktu yang lain, Nay harus sekuat tenaga menyakinkan orangtuanya agar diizinkan pergi... (tapi itu bukan hal yang harus aku bahas sekarang yaa hehehe)
Pukul 19.30 acara camp LNP dibuka dengan tepuk tangan peserta dan juga suara ombak pantai yang menghancurkan keheningan. Untung saja Nay tiba di sana tidak lama setelah acara pembukaan.
Saat Nay ingin memasuki ruangan, sepasang kaki tiba-tiba saja berhenti tepat di sampingnya. Sambil tersenyum, laki-laki itu kemudian langsung mengatakan “hai, kamu nay kan? Sini aku bantu “ melihat Nay yang begitu kerepotan dengan bawaan nya, sontak saja laki-laki itu mengambil barang bawaan Nay.
“kamu Zain ya? Timpa Nay setelah memberikan barang bawaan nya kepada laki-laki tersebut. Dengan senyuman khasnya, Zain kemudian menganggukkan kepala sembari berjalan ke suatu tempat, rupanya ia mengantar Nay ke ruangan istirahat para pengurus LNP. Sesampai di ruang istirahat, Zain mengatakan kepada Nay bahwa setelah pembukaan acara, mereka harus berkumpul karena akan ada acara perkenalan pengurus kepada anggota baru. Nay yang sedari tadi masih tidak menyangka bahwa yang berdiri di depannya adalah Zain hanya memandangnya dan mengangguk seakan mengerti dengan perkataan Zain.
“Nay? Nay? Nayyyy” nada suara Zain yang cukup keras menyadarkan Nay dari lamunannya. Loh dengarkan apa yang gue sampaikan?
“ah? Kenapa? Kenapa? Ucap Nay. Zain yang melihat tingkah Nay yang bingung, sontak geleng-geleng kepala lalu mengulangi perkataanya tadi. Nay yang baru mendengar baik perkataan Zain kemudian mengangguk dan langsung menaruh tas dan bersiap keruang rapat yang dikatakan Zain.
Sesampainya di ruang rapat, Nay bertemu dengan wajah-wajah yang baru ia lihat secara langsung, karena lamanya kegiatan dan kuliah online, Nay hanya mengingat-wajah mereka dan tidak terlalu tau dengan nama-nama pengurus di LNP. Nay yang baru saja duduk di ruang rapat, melihat seorang perempuan datang mendekatinya, lalu tiba-tiba saja ia mengulurkan tangan
“ Hai, kamu Nay kan ?, aku Sifa. Salam kenal ya Nay!” lalu perempuan tersebut duduk tepat disebelah Nay. Nay yang belum mengenal wajah disampingnya kemudian tersenyum dan mengulurkan tangan, sembari mengingat-ingat nama perempuan tersebut.
Setelah beberapa saat mengingat perempuan disampingnya, Nay akhirnya tau bahwa sifa adalah teman divisinya. Nay dan Sifa banyak mengobrol, baik tentang kepribadian masing-masing maupun alasan mereka masuk LNP. Hingga tak terasa mereka hampir setengah jam berlalu, pembicaraan Nay dan Sifa hari itu membuat mereka menjadi sahabat yang selalu curhat satu sama lain.
Sementara itu di aula kegiatan, tampak seluruh anggota baru telah duduk di kursi masing-masing untuk lanjut ke kegiatan selanjutnya, yaitu materi pengenalan mendalam terkait LNP dan budaya-budaya organisasi. Materi ini dipimpin langsung oleh pendiri LNP, kak Faizal.
Tak terasa materi pertama sudah selesai dan berjalan dengan lancar, berhubung karena jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, para anggota baru kemudian diberikan waktu untuk istirahat sembari makan malam. Nay bersama pengurus perempuan lainnya bertugas membagikan makan malam, sementara laki-lakinya bertugas membagikan minum kepada peserta.
Terlihat Nay yang sedang sibuk membagikan makanan keluar masuk dari ruang dapur ke aula tiba-tiba berpapasan dengan Zain yang baru saja membawa air ke aula.
“gimana Nay? Aman? Hehehe, ucapnya mengingatkan agar tidak terlalu lelah. Nay yang belum terbiasa dengan sapaan Zain saat itu hanya membalasnya dengan senyuman kemudian berlalu pergi. Tak lama setelah pembagian makanan selesai, Nay kemudian duduk bersama para pengurus di dapur sembari mengobrol ringan dan juga saling berkenalan kembali secara langsung (maklum karena mereka baru bertemu langsung pasca covid). Setelah saling mengenal satu sama lain, Nay akhirnya tau bahwa banyak dari mereka berada di fakultas yang sama.
Tak terasa mereka sudah menghabiskan waktu bercerita mengenai diri mereka satu sama lain selama setengah jam, akhirnya salah satu dari mereka beranjak untuk melihat ruangan pertemuan. Rupanya seluruh anggota baru telah selesai menghabiskan makanan mereka.
Selepas makan, seluruh anggota baru kemudian diarahkan untuk memperbaiki kembali duduk mereka untuk kemudian bersiap ke acara selanjutnya. Acara selanjutnya malam itu adalah perkenalan seluruh pengurus LNP, dimana mereka akan berbaris untuk memperkenalkan diri mereka dan dari anggota divisi apa.
Nay yang baru saja sampai di ruangan bersama pengurus lain nampak begitu gugup, terutama Nay yang baru pertama kali akan berdiri di depan banyak orang. Untung saja saat itu Sifa datang berdiri tepat disamping Nay, sifa memberikan semangat kepada Nay dan tetap di samping Nay saat perkenalan dimulai. Perasaan Nay saat ini sedikit tenang karena ada Sifa yang berdiri di dekatnya, sementara itu tanpa sadar, sedari tadi ternyata Zain juga berdiri tepat di samping Nay. Dimana posisi mereka saat itu, Nay berada di tengah, Zain di samping kiri Nay sementara Sifa berada di samping kanan Nay. Karena saat itu Nay adalah orang yang tidak terlalu banyak bicara kepada orang yang baru dikenal, Nay hanya diam dan sesekali tersenyum kepada Zain.
Proses perkenalan pengurus LNP berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang ditentukan, Nay juga sudah merasa lelga dan senang karena mampu mengendalikan diri dan dapat percaya diri memperkenalkan dirinya. Setelah acara selesai, akhirnya seluruh peserta diarahkan untuk segera istirahat, dimana laki-laki memiliki ruang istirahat sendiri begitupula dengan perempuannya.
Suara kicauan burung memecah pagi di tempat pelaksanaan camp LNP, para peserta juga sudah bersiap-siap untuk melanjutkan kegiatan berikutnya. Pagi ini seluruh peserta dan pengurus mengawali pagi mereka dengan senam bersama tanpa terkecuali, tujuannya agar kita bisa lebih akrab tanpa sekat diantaranya. Ini juga menjadi salah satu alasan Nay kenapa harus bergabung di LNP, karena disini Nay menemukan tidak ada perbedaan apapun, bahkan mereka saling menghormati satu sama lain.
Setelah olahraga, peserta kemudian diarahkan untuk istirahat sejenak lalu bersiap-siap untuk sarapan pagi. Sama seperti biasanya, makanan akan disiapkan oleh pengurus di ruang utama dan seluruh peserta serta pengurus duduk menikmati makanan mereka bersama-sama. Akan tetapi, Nay yang bertugas sebagai tim dokumentasi pagi itu harus menunda dulu sarapannya karena harus memotret beberapa foto untuk keperluan dokumentasi nantinya.
Setelah tugasnya selesai, Nay langsung menuju ke dapur untuk sarapan. Saa itu Nay tidak sendirian, beberapa pengurus yang belum sempat sarapan karena bertugas pagi itu juga ikut bergabung bersama Nay. Saat sedang asik menyantap makanan, Zain datang dari arah pintu belakang dan ikut bergabung dengan yang lainnya. Sesekali tampak Zain tak sengaja menatap Nay, yang disaat bersamaan pula mata Nay menatap Zain. Pertemuan sepasang mata itu takkala membuat Nay terlihat canggung di depan Zain, hingga terkadang Nay memilih untuk mengambil cepat tatapannya ke arah yang lain.
***
Materi dasar kepenulisan di hari kedua telah selesai dan berjalan sesuai rencana hari itu. Pelaksanaan camp yang berlangsung 3 hari 2 malam itu hampir selesai, para peserta terlihat sangat semangat dan antusias terkait materi yang dibawakan oleh orang-orang hebat alumni LNP. Banyak pelajaran baru yang tentu saja mereka dapatkan setelah camp LNP, juga teman baru tentunya.
Malam harinya, seluruh peserta akan diberikan tugas praktek menulis apapun yang berkaitan dengan materi yang mereka dapatkan. Tentu ini akan berguna untuk mereka nantinya, karena selain ilmu, mereka juga diberikan praktek secara langsung di LNP. Oleh sebab itu di LNP, kita tidak hanya sekedar belajar, tapi juga mencetak generasi yang berprestasi.
Suasana ruangan malam itu begitu hening karena seluruh peserta fokus mengerjakan tugas masing-masing, sementara para pengurus berada di luar ruang agar tidak menganggu. Terkecuali Nay, Zain dan Sifa, mereka bertiga harus bertugas kembali untuk keperluan dokumentasi.
Di sela-sela mereka bertugas, Zain yang memegang kamera terlihat beberapa kali mencuri-curi pandang kepada Nay. Bahkan beberapa kali, Zain mencoba berdiri di dekat Nay tetapi kemudian mengurungkan niatnya karena Sifa yang selalu menempel didekat Nay. Disela-sela istirahat, tiba-tiba saja Sifa menghampiri Zain lalu mengatakan
“ Zain sini fotoin kita dulu” dengan sedikit meledek Zain berkata” bayar ya...” terlihat Sifa dan Nay hanya tersenyum mendengar perkataan Zain.
“Cekrek, cekrek, cekrek (suara kamera memotret) sudah ya, nanti gue kirim” ucap Zain kepada Nay dan Sifa
“ok, jangan lupa” timpa Sifa. Sedangkan Nay hanya mengangguk pertanda setuju. Melihat Nay yang tidak terlalu banyak bicara, Zain juga sedikit bingung dengan diri Nay, apakah dia pemalu atau introvert (bicara dalam hati ).
***
Jam telah menunjukkan pukul 10 malam, Para peserta juga terlihat telah menyelesaikan tugas mereka masing-masing. Karena waktu yang terbatas, akhirnya ketua pelaksana mengumumkan bahkan tugas mereka akan di berikan kepada para pemateri untuk dilihat nanti, hingga teman-teman bisa tau mana yang harus dikoreksi.
Begitu penyampaian telah selesai, para peserta kemudian diarahkan untuk istirahat karena besok pagi akan ada acara penutupan.
Malam semakin gelap serta hawa yang semakin dingin, membawa peserta juga semakin lelap dalam tidurnya, terkecuali para pengurus yang memilih untuk terjaga sembari mengobrol beberapa hal. Berbeda dengan Zain yang begitu kuat begadang, Nay yang malam itu cukup lelah memutuskan untuk istirahat saja.
Suara alarm dari handphone Nay yang begitu keras tidak hanya membangunkan Nay saja pagi itu, tetapi juga cukup membangunkan teman-teman pengurus perempuan yang lain. Nay sengaja memasang alarm pagi-pagi buta karena ingin cepat siap-siap, sekaligus berkemas agar tidak terlambat nantinya.
Beberapa teman-teman pengurus yang juga terbangun karena alarm Nay juga memutuskan mulai berkemas dan bersiap-siap untuk mandi. Beberapa dari mereka juga mulai membangunkan peserta agar bersiap-siap untuk berkemas, agar nanti tidak pusing mencari barang masing-masing, lalu bergegas untuk mandi.
Setelah semua peserta mandi...
“Perhatian! Seluruh peserta dan pengurus diharapkan segera ke ruang utama, karena acara penutupan akan segera dimulai”
Nay yang baru saja membuka pesan dari group, kemudian bersiap-siap untuk ke ruang utama, disusul dengan pengurus dan juga peserta yang baru saja selesai. Saat sampai di ruang utama, terlihat peserta sudah banyak yang mengisi kursi, sedangkan para pengurus duduk dibelakang juga bersiap-bersiap untuk penutupan. Beberapa pengurus yang bertugas pada penutupan kali ini, terlihat sudah standby di atas panggung. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya acara penutupan camp LNP-pun dimulai.
Acara penutupan kali ini dipimpin langsung oleh dewan senior yang turut hadir dan ketua lembaga LNP, dan beberapa alumni yang hadir juga turut membersamai kegiatan penutupan. Nay yang bertugas sebagai tim dokumentasi, memilih untuk memotret beberapa kegiatan penting pada penutupan kali ini. Sedangkan Zain, hari itu bertugas merekam kegiatan penutupan.
Acara camp LNP ditutup dengan perasaan bahagia dari para pengurus dan juga anggota baru, selama tiga hari ini mereka belajar hal baru mengenai dunia kepenulisan. Sebelum para peserta dibubarkan, mereka kembali di ingatkan bahwa setelah ini akan ada evaluasi tambahan dan akan dilaksanakan di sekret LNP. Semuanya kemudian mengatakan iya sebagai pertanda setuju.
Setelah semua perlengkapan selesai di packing dan dibawa ke mobil, barulah kemudian para peserta dan pengurus lainnya diperbolehkan untuk pulang. Nah saat Nay hendak berjalan keluar ruangan, tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang menepuk pundak Nay, dan benar saja itu Zain. Selama tiga hari di lokasi camp, Nay merasakan ada perbedaan tingkah laku Zain yang sedikit aneh, beberapa kali Zain selalu bertingkah aneh kepadanya dan beberapa kali Nay sering mendapati mata mereka bertemu tanpa sengaja. Walaupun begitu, Nay masih berusaha untuk tidak berpikir aneh, ia menganggap justru itu mungkin cara Zain agar mereka bisa akrab dan menjadi teman divisi yang bisa bekerja sama selama di LNP.
Dengan perasaan sedikit terkejut, Nay berkata “ ya ampun Zain, loh sengaja ya mau buat gue cepat meninggal”, “hhhh enggak sih cuman menyenangkan aja gitu bisa gangguin loh” perasaan Zain yang sangat senang menggoda Nay, membuat Nay agak jengkel. Nay kemudian berlalu meninggalkan Zain sambil berkata “ dasar nggak ada kerjaan loh ya, bye”
Pertemuan mereka selama camp tiga hari itu, ternyata membuat Nay sempat beberapa kali kepikiran. Tapi secepat mungkin kembali sadar dan membantah isi hatinya “ ya kali gue suka sama dia, dah lah gue tidur aja” bersamaan dengan rasa pusing tentang perasaanya, Nay perlahan menutup matanya dan tertidur lelap karena sudah beberapa hari tidak tidur teratur.
“Apapun yang ditakdirkan untuk bertemu, pasti memilki jalannya masing-masing”
Suara alarm handphone yang sedari tadi sangat ribut membuat Nay akhirnya memaksakan tubuhnya untuk bangun, ketika hendak mematikan alarm , barulah Nay tersadar kalau dirinya sekarang berada di kost bukannya di rumah.
“Aduh gawat nih kalau gue sampai telat mandi.” tutur Nay sembari terburu-buru
Nay yang baru tersadar jika harus kuliah offline di kampus. Tanpa basa basi lagi, Nay segera beranjak bangun dari tempat tidurnya dan mandi mandi, lalu secepatnya bergegas ke kampus.Lokasi kampus dan kost Nay yang kebetulan tidak jauh, membuat Nay tidak perlu repot lagi untuk membawa kendaraan, Nay hanya perlu berjalan sekitar lima menit menuju fakultasnya.
Nay tinggal bersama temannya bernama Rina, kebetulan ia berasal dari sekolah yang sama dengan Nay saat SMA. Yaa boleh dibilang mereka itu sudah seperti saudara sendiri, bahkan tak jarang mereka dikira kembar.
“ Rina, gue ada kuliah pagi, gue duluan yaaa, bye.” kata Nay lalu berjalan keluar dengan sedikit terburu-buru.
“oke, eh loh nggak ada yang ketinggalan lagi kan? “ sahut Rina.
“ nggak” Nay menjawab pertanyaan Rina sembari terus berjalan secepatnya agar tidak terlambat kelas pertama yang dimulai 5 menit lagi.
Untungnya sampai di kelas, Nay belum melihat dosen di kelasnya. Sembari menunggu, Nay membuka ponsel dan mengecek beberapa pesan yang masuk. Tak berselang lama, dosen mata kuliah pertama akhirnya datang juga.
Sebagai seorang mahasiswa semester lima, Nay sudah memasuki masa peralihan, dimana ia tidak hanya disibukkan tugas kuliah saja, tetapi juga praktek, organisasi, dan memulai menyusun judul untuk skripsi. Wah sungguh menyenangkan bukan menjadi anak semester lima, bahkan beberapa temannya membenarkan bahwa anak kuliah semester lima adalah level paling pusing di dunia perkuliahan, menurut kalian bagaimana nih mahasiswa?
Selepas kuliah selesai Nay tidak langsung pulang, ia mampir ke perpustakaan untuk mencari buku untuk keperluan makalah.
Berhubung Nay adalah orang yang tidak suka menunda tugas, ia lebih memilih mengerjakan sekarang daripada harus pusing nantinya.
Masing-masing Fakultas di kampus Nay sudah dilengkapi dengan perpustakaan, jadi para mahasiswa tidak perlu pusing lagi berjalan jauh ke Perpustakaan utama. Sesampainya di Perpustakaan, Nay menyimpan barang bawaan ditempat yang sudah disiapkan pengurus perpustakaan.
Ketika hendak berbalik setelah menaruh tas, sepasang mata Nay tiba-tiba saja berhenti pada seseorang yang duduk tepat selurus dari tempatnya berdiri. Nay mengenali betul siapa sosok itu, orang yang suka meledek dan menggodanya selama kegiatan LNP. Zain.
“hah? Itukan Zain, kok bisa ada di sini? Jangan-jangan gue juga satu fakultas lagi sama dia.” Ucapnya dalam hati sembari menahan diri agar tidak terlalu kentara.
Nay baru ingat kalau selama kegiatan LNP dan pertemuan mereka via daring sebelumnya, Zain memang tidak pernah mengatakan bahwa dirinya dari fakultas mana, ia terlalu sibuk dengan tugas dan menggoda Nay kemarin.
Belum juga Nay sempat mengambil nafas melihat Zain di depan matanya, tiba-tiba saja mata mereka bertemu tanpa sengaja.
Perasaan Nay yang sedari tadi tidak menentu, bertambah menjadi perasaan gelisah dan rasa ingin cepat beranjak dari perpustakaan. Karena tidak ingin kelihatan gelisah, Nay mencoba mengambil nafas panjang sembari memperbaiki perasaanya “ gue nggak boleh grogi, ngapain juga harus malu sama nih mahkluk, oke Nay loh harus tetap kalem hadapi nih manusia satu” ucapnya sambil melirik tajam ke arah Zain.
“ eh Nay, loh Nay kan? Udah lama gak ketemu.” Tanya Zain sembari tersenyum lebar
“ iya gue Nay, masa hantu.” Ucap Nay spontan
“ kalau loh hantu gue udah kabur dari tadi hahaha “ Zain mencoba meledek Nay
“ kebiasaan deh, gue nggak ada waktu buat ngeladenin orang kayak loh ya, mending loh baca aja tuh buku sampai habis, ingat ini tuh perpus.” Karena kesal Nay akhirnya berlalu meninggalkan Zain
“ya ampun judes banget, gue juga tau ini tuh perpustakaan, bukan rumah makan. Oh iya Nay loh jangan lupa sore ini jam empat itu kita ada rapat di LNP, loh jangan lupa datang.” Zain yang tidak peduli dengan reaksi Nay mala mengikuti Nay dari belakang sembari memberikan informasi soal rapat di LNP.
Nay yang sudah kesel kepada Zain hanya menaikkan jempol saja tanpa berkata apapun. Zain yang merasa tau kalau Nay udah kesel akhirnya berhenti mengikuti Nay dan kembali ke tempat duduknya. Setelah mengambil buku yang diinginkan, Nay yang tadi berniat tinggal di perpustakaan sebentar untuk mengetik tugas, beralih meminjam buku saja. Nay udah terlalu kesal dengan melihat wajah Zain, walaupun ia tidak tau kesal karena apa. Tanpa melihat ke arah belakang lagi, Nay berjalan keluar dari perpustakaan tanpa melihat wajah Zain lagi. Sementara Zain bersikap biasa saja, seperti tidak terjadi apapun diantara mereka.
Selama perjalanan pulang, Nay terus-terusan berpikir “ gue kenapa sih? Kenapa gue kesel sama Zain? Seharusnya kan gue bersikap biasa aja, fix nih ada yang aneh sama gue.”
Sesaat sebelum akan berangkat untuk rapat di sore hari, Nay menyempatkan membuka pesan yang ada di group pengurus LNP.
Ternyata diantara pesan-pesan yang masuk, ada sebuah pesan masuk dari Zain yang mengatakan bahwa dirinya tidak jadi datang “ assalamualaikum Nay, maaf gue sepertinya bakalan telat datang rapat, tolong gantiin gue ya” tulisannya dipesan yang ia kirimkan.
Nay yang membaca pesan tersebut sontak merasa aneh dengan kelakuan Zain, “padahal kan ada teman divisi laki-laki yang bisa dihubungi, kenapa harus gue gitu” Nay menggerutu dalam hati. Meskipun begitu, Nay tetap berangkat untuk rapat menggantikan Zain.
Sesampainya di sekret LNP, Nay baru tersadar bahwa yang hadir rapat dipertemuan kali ini hanya dirinya sendiri yang anggota bidang, dan yang lain hanya ketua sejajaran dan ketua divisi saja tanpa ada anggota lainnya. Tanpa pikir panjang Nay langsung mengecek handphonenya kembali, saat membuka group, ia baru sadar bahwa memang hanya kepala divisi saja yang di undang untuk hadir.
Nasi sudah menjadi bubur, Nay yang sudah berada di depan pintu perlahan melangkahkan kakinya dengan perasaan yang begitu malu. Benar saja, sesampainya di dalam, Nay diserang dengan begitu banyak pertanyaan
“ assalamualaikum” ucap Nay memberikan salam kepada yang lain
“waalaikumsalam” jawab mereka serentak.” Eh...Nay kan? Sini masuk, loh datang gantiin Zain ya?” Tanya kak Rizki yang kebetulan adalah ketua mereka di LNP.
“iya kak, kata Zain dia agak sedikit telat, jadi saya disuruh untuk gantiin” ucap Nay yang masih malu-malu
“ emang Zain kemana?” lanjut kak Rizki
“ kurang tau sih kak, cuman katanya agak telat aja datangnya” Nay membalas dengan tambahan senyum ragu-ragu
“ oke baik, kalau begitu kita mulai saja ya” kata kak Rizki kepada kami yang kebetulan masing-masing divisi sudah lengkap.
Sepanjang rapat Nay hanya fokus memperhatikan apa yang disampaikan oleh kak Rizki, sembari berdoa agar Zain cepat datang. Nay merasa sudah dibohongi oleh Zain, karenanya Nay harus merasakan malu sepanjang rapat, ia takut jika ada yang salah paham dengan mereka. “awas aja loh Zain” Nay masih menggerutu dalam hatinya
Tidak ingin terlalu larut dengan kebohongan yang Zain lakukan kepadanya, Nay mencoba fokus ke rapat saja.
Rupanya salah satu penyampaian rapat kali ini adalah mengenai agenda kegiatan LNP ke depan. Diataranya adalah akan diadakannya agenda besar yang memang menjadi salah satu identitas LNP, yaitu lomba kepenulisan. Lomba ini adalah lomba tahunan yang selalu ada di agenda LNP, dimana mereka akan mengundang seluruh mahasiswa dari seluruh indonesia untuk ikut bertanding dan LNP menjadi penyelenggara utama.
Lomba ini akan diadakan via daring, berhubung karena pandemi masih belum sepenuhnya selesai. Karena membutuhkan persiapan yang matang, rapat kali ini akan berlangsung selama beberapa bulan di setiap akhir pekan. “wah ini bakan menjadi kegiatan besar yang pernah gue ikuti sih” ucap Nay yang seakan tidak sabar dengan kegiatan lomba ini.
Sesaat sebelum rapat selesai, terdengar ketukan pintu dari dari luar, saat pintu perlahan terbuka, terlihat wajah Zain yang keliatan sedikit lelah sekan mengejar sesuatu.
“assalamualaikum” ucap Zain memasuki ruangan
“waalaikumsalam, eh Zain masuk”
Perasaan Nay seketika berubah melihat kedatangan Zain, satu sisi ia lega karena sudah ada ketua dari divisinya, tapi disisi yang lain ia masih belum melupakan kejadian tentang Zain yang membohongi dirinya. “ sudahlah, masalah gue dengan Zain lupain dulu, ada yang lebih urgent” katanya dalam hati.
“oke, rapat cukup dulu, nanti kita lanjutkan pekan depan di jam yang sama” kata Ka Rizki mengakhiri pembicaraan. Selepas penutupan rapat dari kak Rizki, seluruh pengurus kemudian pulang satu persatu, menyusahkan Nay, Zain dan dua orang teman yang sudah cukup akrab dengan Zain.
“ Nay, loh jangan pulang dulu ya hehehe...gue pengen dijelasin soal rapat tadi”
“ hmmm”, entah kenapa perasaan Nay tiba-tiba saja tidak bisa mengugkapkan kemarahannya seketika melihat wajah Zain. “wah sepertinya memang ada yang gak beres dengan diri gue”. Yang lebih mengejutkannya lagi, Nay menjelaskan secara detail ke Zain tentang rapat tadi, entah karena melihat wajah Zain yang tampak kelelahan atau yang lainnya, Nay seakan tidak tega memarahi Zain.
Selepas menjelaskan tentang agenda rapat tadi, Nay dan Zain memutuskan untuk balik bersama, mala seakan-akan tidak terjadi apa-apa dengan Nay. Saat berjalan keluar ruangan, Nay justru membahas mengenai hal lain, yaitu ia ingin diajari fotografi oleh Zain. Berhubung karena Zain adalah ketua Divisi, Nay justru tidak ingin membuat nantinya Zain kecewa atas kerja timnya.
Jujur saja awal niat Nay bergabung di LNP hanya ingin fokus menulis, akan tetapi Nay tidak tau akan ditempatkan di divisi yang justru ia tidak ketahui sama sekali. Walaupun juga sembari belajar menulis. Sepanjang perjalanan keluar ruangan, Zain juga terlihat begitu antusias menjelaskan kepada Nay.
Begitu sampai diparkiran, Zain langsung berpamitan kepada Nay, karena ada yang ingin diurus lagi. Anehnya Nay tidak ingat lagi tentang permasalahan mereka, ia justru haya teringat tentang penjelasan Zain yang seolah menghipnotis dirinya.
Saat Zain mulai berbalik dan perlahan menjauh, anehnya Nay merasa bahwa dirinya mulai nyaman berada di dekat Zain. Entah itu karena ia hanya sekedar kagum dengan sosok Zain yang begitu senang menjelaskan sedetail mungkin tentang fotografi, atau karena ada perasaan yang lain. sekali lagi Nay masih bingung.
Jam menunjukkan pukul 05.45 sore saat Nay baru saja sampai di kostnya.
“assalamualaikum, gue pulang” ucap Nay memberi salam kepada Rina
“waalaikumsalam, eh loh baru pulang? Lama banget rapatnya” balas Rina
“iya nih, gue lagi ada agenda besar lagi di LNP, dan kedepannya bakalan sibuk banget” kata Nay sembari menghela nafas panjang. Oh iya gue mandi dulu ya, udah gerah” lanjutnya
“oke sana loh, udah bau soalnya” ucap Rina mengejek
“gue tetap wangi, enak aja loh”. Nay kemudian pergi untuk bersiap-siap mandi dan melaksanakan shalat maghrib.
Selepas shalat maghrib dan isya, Nay membaringkan dirinya ke kasur sembari terlihat sedang memantu isi pesan. Benar saja, ia melihat kembali isi pesan yang dikirimkan Zain. Entah sejak kapan Nay merasa ada sesuatu yang terjadi antara dirinya dengan Zain, bahkan saat ia ingin marah justru tidak jadi setelah melihat wajah Zain.
Seakan baru sadar Nay sedang menatap isi pesan dari Zain, Nay langsung menutup handphone dan berusaha mengalihkan pikirannya dengan membuka buku dan membaca beberapa halaman. Hingga tanpa sadar mata Nay terpejam dan akhirnya tertidur bersama buku-buku yang ia baca
Esok harinya di fakultas...
Nay baru saja berjalan keluar kelas untuk istirahat, ia bersama teman-temannya memutuskan untuk makan siang di kantin. Saat hendak melewati lobi, seakan mereka ditakdirkan akan sesuatu hal, Nay dan Zain berpapasan lagi. Saat itu Zain sedang berjalan masuk ke fakultas sedangkan Nay baru saja berjalan keluar fakultas.
Akan tetapi, karena Nay yang memiliki sifat pemalu dan introvert jalur keras, ia tidak akan pernah menyapa duluan bahkan jika itu bukan Zain sekalipun. Berbeda dengan Nay, Zain yang justru melihat seseorang yang ia kenal tidak akan ragu untuk menyapa.
“Nay, Nay” teriakan Zain yang sedikit besar tidak hanya di dengar oleh Nay tapi juga teman-teman Nay.
“eh Zain, ada apa?” balas Nay
“nggak, gue cuman nyapa doang, bye” Zain lalu berjalan kembali
Perkataan Zain sontak membuat Nay geleng-geleng kepala “ada ya orang begitu”. Semenjak hari dimana Nay bertemu Zain di Fakultas, Nay justru sering bertemu Zain lagi setelahnya. Bahkan tak jarang, Zain yang memang selalu iseng, kadang hanya memanggil nama Nay saja lalu pergi tanpa kosa kata tambahan lagi. Terkadang situasi ini seharusnya cukup untuk membuat seseorang seperti Nay marah. Akan tetapi, entah apa yang ada di hati Nay, dibandingkan marah dengan sikap Zain, ia justru merasa senang dengan adanya Zain walaupun hanya datang sekilas untuk mengganggunya.
Akan tetapi semakin Nay berusaha menyakinkan dirinya bahwa itu hanya sekedar pertemanan biasa, justru hatinya seakan menolak hal itu. Namun, ada satu prinsip yang Nay pegang hingga hari ini, ia tidak akan pernah mengungkapkan perasaanya dahulu kepada lelaki manapun.
Akankah itu akan berubah dengan adanya Zain? Entah apapun itu, Nay hanya senang berada di dekat Zain untuk sekarang.
“Perasaan nyaman tidak hadir begitu saja"
Literasi, Narasi, Prestasi (LNP) merupakan salah satu organisasi internal kampus yang bergerak di dunia kepenulisan. Organisasi LNP berdiri tahun 2016 di bawah kepemimpinan Kak Faizal, dialah yang menjadi alumni pertama di LNP dan dua orang temannya yang sekarang sangat sukses dalam dunia kepenulisan. Mereka bertiga memulai LNP sebagai wadah bagi teman-teman kampus agar memiliki kesempatan besar bergerak dalam dunia kampus. Hingga hari ini LNP telah banyak menciptakan generasi-generasi terbaik, tidak hanya dari segi kepenulisan, tapi juga berbagai kegiatan-kegiatan internasional, kejuaran nasional sampai internasional.
Sebagai organisasi yang notabenenya masih baru, LNP cukup membuktikan bahwa ia menjadi organisasi yang tidak dapat dipandang sebelah mata, dan itu menjadi alasan Nay tertarik bergabung bersama LNP. Selain itu, Nay yang memang cukup pemilih dengan organisasi yang ia masuki, tidak ingin jika ia hanya bergabung saja sebagai penonton atau hanya sekedar bergabung dengan nama, bahkan yang paling tidak disukainya adalah organisasi itu tidak memiliki tujuan untuk membentuk dirinya menjadi lebih baik.
Cerita awal Nay tertarik masuk di LNP Tahun 2020 dimulai ketika Nay yang saat itu telah diperbolehkan oleh orangtuanya untuk memasuki kegiatan kampus. Nay yang sudah menunggu moment itu dari lama akhirnya memutuskan untuk langsung mencari kegiatan apa yang cocok dengannya.
Sepulang dari kuliah, Nay yang kebetulan lewat di depan mading fakultas, tidak sengaja melihat brosur open rekrutmen dari organisasi LNP. “ apa nih? LNP ? fokus mengembangkan diri dalam dunia kepenulisan ilmiah dan non ilmiah.” Hari itu Nay yang sangat semakin memperhatikan dengan seksama brosur itu, ia semakin tertarik dengan LNP, setelah membaca brosur tersebut Nay langsung menghubungi panitia pelaksana rekrutmen. Berhubung karena Nay baru masuk semester tiga, ia belum banyak mengerti persoalan organisasi dan semacamnya.
Untung saja saat itu salah satu temannya juga berencana untuk mendaftar dengan Nay di LNP, jadi mereka memutuskan untuk mendaftar bersama. Waktu pendaftaran yang masih panjang kala itu membuat Nay tidak langsung mendaftar hari tiu, hingga tiga hari kemudian, Nay mendapat kabar bahwa pandemi masuk ke Indonesia. Pasca berita tersebut tersebar, pihak kampus segera memberitahu dekan fakultas masing-masing agar memberikan surat edaran libur sementara. Akan tetapi setelah 2 minggu pihak kampus memberikan perpanjangan libur entah sampai kapan.
\Sementara Nay yang berada di Kost sejak libur pandemi saat itu memutuskan untuk pulang ke rumah saja, saat sementara berkemas ingin pulang, Nay baru teringat bahwa ia belum mendaftarkan dirinya di LNP. “ ya ampun, gue hampir saja lupa daftar di LNP.” Segera setelah itu Nay melihat pengumuman di Instagram LNP, bahwa segala alur rekrutmen dialihkan ke online dan diperpanjang hingga akhir bulan maret.
“untung saja pendaftarannya diperpanjang” kata Nay melepas kekhawatirannya.
Setelah selesai berkemas, Nay kemudian izin ke Rina untuk bali ke rumah duluan,
“gue balik dulu ya Rina.” Titah Nay
“ oke hati-hati, gue paling lambat lusa baru pulang, soalnya orang tua gue sedang ada kerjaan.” Ucap Rina yang kala itu orangtuanya memang sedang sibuk-sibuknya bekerja.
“loh juga hati-hati ya di kampus, gue balik duluan karena orang tua gue udah datang. Lanjut Nay, kebetulan kampung Nay dan Rina yang sangat berjauhan membuat mereka tidak bisa pulang bersama. Berhubung kampung Nay tidak terlalu jauh, ia akhirnya dijemput duluan oleh ayahnya.
“ oke sip” balas Rina
“ assalamualaikum” ucap nay berpamitan
“waalaikumsalam.” Balas Rina. Perlahan Pundak Nay menghilang bersamaan dengan langkah kakinya berjalan menjauh dari kost untuk pulang ke rumah. Sementara Rina, memandangi Nay sampai ia tidak terlihat lagi di jangkauan mata, Rina lalu kembali masuk ke kost dan melanjutkan kegiatannya yang kala itu sibuk dengan urusan tugasnya yang semakin menumpuk gara-gara kuliah daring.
Malam harinya di kamar Nay...
Sisa tetesan air hujan yang berasal dari sisa hujan menjelang maghrib masih nampak jelas dari jendela kamar Nay, diikuti irama ketikan dari jari jemari Nay yang sedang sibuk di depan jendela laptopnya. Malam itu Nay memutuskan untuk mulai mendaftar di LNP, perlahan selangkah demi selangkah Nay menyelesaikan persyaratan dokumen di LNP. Salah satu persyaratannya adalah menulis esai, puisi dan tulisan lainnya yang bisa nantinya dirangkum untuk dijadikan karya para peserta baru.
Karya yang Nay publikasikan sebagai persyaratan malam itu adalah sebuah puisi dengan judul sahabat, bagi Nay sesederhana apapun sebuah karya ia tetap mengerjakan dengan teliti...ya begitulah pribadi Nay yang selalu teliti tentang apapun. Tanpa terasa setengah jam telah berlalu, coretan-coretan dari hasil tulisan Nay memenuhi kertasnya. Tulisan Nay akhirnya selesai tepat saat waktu menunjukkan pukul 8 malam, setelah itu Nay kemudian mengunggahnya langsung di link persyaratan. Setelah segala persyaratannya telah Nay selesaikan, ia lalu menutup laptopnya lalu bersiap untuk istirahat. Pengumuman peserta yang lolos seleksi pertama akan diumumkan minggu depan, hanya sekitar 100 orang saja yang akan diterima hari itu dari sekitar 9 fakultas yang ada di kampus Nay.
Hari demi hari Nay lewati dengan penuh keyakinan bahwa pandemi akan segera selesai dan ia bisa kembali untuk kuliah Sembari menunggu hasil pengumuman. Nay terus menjalani aktivitas barunya di rumah selama pandemi, yaitu kuliah online. Bagi Nay yang sangat suka berkegiatan, tentu saja kadang ini adalah hal yang sangat membosankan, yang ia lakukan haya menatap laptopnya, sesekali tersenyum karena penjelasan dosen yang kadang lucu dan juga kebanyakan serius saat sedang kuliah daring. Benar saja, pandemi ini masih ada, bahkan tambah parah hingga banyak menjadi korban. Tentu saja karena pandemi ini, Nay harus tetap menjalankan aktifitas kampus dan organisasi via daring. Bahkan sampai Nay telah resmi menjadi anggota baru di LNP. Tanpa terasa satu tahun berlalu, dimana saat itu kondisi yang sudah mulai membaik, dan aktifitas kampus yang mulai dibuka perlahan, hingga di bulan Mei tepatnya saat Nay semester 5, ia akhirnya bisa kembali ke kampus dan melaksanakan kegiatannya yang tertunda karena pandemi.
Begitulah sedikit cerita bagaimana Nay bertemu dengan organisasi LNP, bagaimana ia sangat suka menulis, bagaimana akhirnya LNP memberikan kesempatan bagi Nay belajar dunia kepenulisan, dan juga bagaimana awal cerita Nay mengenal sosok laki-laki yang begitu baik selama ia mengenalnya, iya dia adalah Zain. Laki-laki yang banyak mengajarkan Nay bagaimana harus menghadapi dunia yang kadang tidak bisa kita tebak, dan karenanya juga, Nay bisa merasakan bahwa ternyata ada juga laki-laki yang peduli kepada dirinya. Tanpa mempermasalahkan bagaimana fisik dari seorang Nay, karena bagi Nay, Zain adalah sosok yang menjadi idaman, tidak hanya untuk Nay tapi juga banyak perempuan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!