Dalam proses revisi ~
Akademi Matahari adalah akademi yang sangat terkenal memiliki murid-murid berbakat Jenius yang luar biasa, tidak hanya maju di bidang ilmu pengetahuan, tapi juga maju di bidang olahraga atau kekuatan fisik.
Akademi Matahari sangat terkenal di luar kota ataupun luar negeri. Sebab akademi Matahari selalu melahirkan murid-murid yang berbakat di dunia bisnis maupun non bisnis.
Namun, walau akademi Matahari terkenal memiliki reputasi yang baik, tapi selalu ada yang berusaha merusak reputasinya. Contohnya saja murid nakal.
Shua Xie, merupakan murid yang paling populer di akademi Matahari, bahkan kepopulerannya hingga ke luar akademi. Shua Xie terkenal bukan karena kegeniusannya dalam pelajaran, melainkan terkenal karena kenakalannya yang terlewat batasan untuknya seorang perempuan muda.
Shua Xie gadis yatim tanpa ibu, berumur 16 tahun, kelas 1 A, anak semata wayang dari wali kota Xiao Ru. Shua Xie memiliki rambut cokelat gelap yang cantik dengan mata merah yang terang. Ada legenda mengatakan mata merah adalah lambang kekuatan yang besar dan keberanian yang tinggi. Namun, ada juga sebagian yang menyatakan bahwa mata merah adalah sumber bencana.
Shua Xie memiliki kelakuan yang sangat berbeda dengan ayahnya, ayah yang begitu tenang dan bijaksana, sedangkan Shua Xie memiliki sifat suka mengacau dan tidak sabaran, tapi walaupun begitu, Shua Xie juga gadis yang akan baik kepada siapa pun jika seseorang itu juga berbuat baik padanya. Hanya saja, karena kelakuannya yang tomboi dan amburadul, membuatnya tampak nakal dan jahat. Ia bahkan mendapat julukan ‘Sang Dewi Hitam’ akibat terlalu seringnya berkelahi dan membuat kekacauan.
Di akademi, Shua Xie juga mendirikan satu aliansi bernama aliansi 'Mawar Hitam' yang diketuai oleh Shua Xie sendiri. Karena Shua Xie sangat hebat dalam ilmu bela diri dan juga paling suka berkelahi. Sekaligus sebagai pendiri utama aliansinya.
Walaupun Shua Xie lumayan disegani karena karakternya yang keras dan juga sebagai anak dari wali kota, Shua Xie juga pasti memiliki musuh besar di akademi maupun di luar akademi. Tak jarang Shua Xie sering berkelahi di mana pun dia berada.
***
Shua Xie memilih pulang sekolah berjalan kaki, tidak ingin pulang naik kendaraan apa pun atau pulang bersama sopir. Kebetulan juga Shua Xie ingin berkunjung sebentar sebuah tempat yang tidak jauh dari sekolah.
Saat di perjalanan sepi Shua Xie tidak sengaja bertemu dengan musuh jalanannya yang sering mencari masalah dengannya. Sebenarnya Shua Xie orang yang tidak suka mencari masalah, tapi entah kenap orang lain justru sangat suka bermasalah dengannya.
"Lama tidak bertemu Sang Dewi Hitam," sapa seorang perempuan. Dia adalah Mia, murid senior kelas 2 A di akademi Matahari, Mia salah satunya orang yang suka mencari masalah dengan Shua Xie.
"Cih, masih mau mencari masalah lagi denganku? Apa pukulan sebelumnya masih belum cukup membuatmu mati rasa?" sahut Shua Xie sinis sambil berkacak pinggang.
Mia mengepalkan tangannya kesal, kemudian dia bersiul seolah membunyikan kode rahasia.
Shua Xie langsung bersiap siaga ketika Mia bersiul seolah sedang memanggil sesuatu. Dan benar saja, dari jalan gang kiri, keluar sekelompok pria berbadan besar membawa balok dan senjata tajam.
'Sial! Rupanya si ****** itu sudah merencanakan semuanya!' umpat Shua Xie dalam hatinya. Sedikit panik dengan kemunculan para pria berbadan besar itu.
Mia tertawa lantang. "Hahaha ... Shua Xie. Ini adalah hari terakhirmu melihat dunia, kau tidak akan bisa kabur dari sini. Jalanan ini sudah diblok oleh kami! Dan mereka semua akan membunuhmu hari ini!"
Shua Xie menatap sekumpulan pria berbadan besar itu dengan posisi siap menerima serangan. 'Pantas saja jalan ini sepi tidak seperti biasanya. Ternyata mereka sudah merencanakan secara matang!'
"Bunuh gadis itu! Siapa pun yang bisa membunuhnya akan mendapatkan uang dariku!" seru Mia sambil menunjuk Shua Xie.
Sekelompok pria itu langsung menyerang Shua Xie bersamaan. Namun, Shua Xie langsung menepis serangan mereka secepat mungkin dengan tangan kosong.
Perkelahian tidak seimbang pun terjadi, satu gadis kecil melawan sepuluh pria berbadan besar bersenjata tentulah tidak seimbang.
Walaupun begitu Shua Xie miliki keahlian ilmu bela diri yang dia pelajari dari masternya, ilmu bela dirinya pun sanggup menepis setiap serangan senjata.
Satu persatu pria berbadan besar terpukul mundur saat menerima beberapa pukulan keras dari Shua Xie. Shua Xie akui mereka hanya sekelompok kucing berbadan besar dengan tenaga bak perempuan gemulai.
"Hanya begitukah kemampuan orang bayaranmu, Mia?" ledek Shua Xie sambil menatap sepuluh pria yang sudah terpukul mundur.
Mia mengerang keras, memerintah mereka menyerang lagi tanpa henti. Dan sepuluh pria berbadan besar itu kembali menyerang Shua Xie bersamaan.
Shua Xie sudah bisa menebak arah serangan mereka dengan mudah berkat intuisinya. Shua Xie melompat ke udara lalu menendang kepala mereka satu persatu dengan kecepatan penuh. Shua Xie juga melayangkan satu jurus pukulan khusus yang sudah dia pelajari beberapa bulan ini bersama masternya.
"Teknik Tapak-Harimau Putih!"
Dengan sekali pukulan lima pria berbadan besar itu langsung terpental mundur, bahkan beberapa dari mereka muntahkan darah kental.
Mia yang melihat kekuatan Shua Xie terkejut hebat. Mia tidak pernah melihat ada kekuatan sekuat itu seumur hidupnya. Karena merasa posisi kurang diuntungkan, Mia segera mengeluarkan pistol dari saku bajunya, lalu memburuknya ke arah Shua Xie.
"Matilah kau, Shua Xie, sialan!" teriak Mia keras sambil memantik pelatuk pistolnya.
Dor!
Shua Xie yang tidak terlalu fokus pada Mia tidak sempat menghindari serang pistol yang begitu cepat. Sedangkan posisinya juga sedang melawan lima pria lainnya. Peluru pistol pun tidak bisa dihindari lagi, peluru menembus tepat di dada kirinya, Shua Xie langsung terjatuh ke tanah sambil memegang dadanya yang mulai terasa sakit.
Darah segar terus mengalir, Shua Xie berusaha menahan aliran darahnya dengan tenaga dalamnya. Namun percuma, Shua Xie tidak memiliki banyak tenaga dalam, bagaimana pun dia hanya seorang gadis kecil yang baru saja mempelajari ilmu bela diri.
'Apa aku akan mati di sini? Tidak bisa! Ayah akan kesepian tanpaku. Dan juga aku belum meminta maaf padanya karena selalu menyusahkannya. Awas kau, Mia, akan kubalas kau berjuta kali lipat!'
Samar-samar Shua Xie melihat Mia sudah berdiri di hadapannya dan sedang mentertawakan keadaannya. Shua Xie ingin sekali bangkit, tapi rasa sakit dadanya semakin membuatnya mati rasa.
Mia mengambil balok di dekatnya lalu memukulkannya sekuat tenaga ke kepala Shua Xie. Seketika pandangan Shua Xie langsung menggelap.
'Selamat tinggal ayah ....'
***
Shua Xie terbangun. Lalu menatap sekitar dan melihat dirinya sendiri terikat tali pada tiang dengan posisi berdiri. "Ini di mana? Bukankah aku sudah mati? Dan juga siapa yang berani mengikatku. Cari mati, ya! Apa alam baka seperti ini! Apa ini sidang penghukuman?!" teriak Shua Xie kesal sambil melihat ke segala arah, tapi tidak ada siapa-siapa di ruang kotor nan kurang cahaya itu selain dirinya sendiri.
Brak!
Tiba-tiba pintu terbuka lebar, masuk seorang gadis seumur Shua Xie dan berlari ke arahnya sambil berteriak memanggil nama Shua Xie, membuat Shua Xie mengernyit keheranan sebab tidak mengenalinya.
"Putri Shua Xie! Aku datang membantumu!" Gadis itu langsung melepaskan tali yang mengikat Shua Xie dengan pisau di tangannya.
'Putri! Apa perempuan ini tidak salah orang! Apa dia pikir ini zaman kuno kerajaan?! Tapi dia memanggil namaku!' Shua Xie menatap gadis itu sedikit kebingungan.
Setelah tali terbuka, gadis itu langsung bersujud dan menangis di hadapan Shua Xie. "Hiks ... maafkan saya, Putri. Saya tidak bisa membantu Anda saat nyonya selir ketiga memberi hukuman kepada, Putri," ujarnya sambil terisak.
Shua Xie terkejut karena melihat gadis asing itu bersujud di hadapannya. Seumur-umur, Shua Xie tidak pernah membuat orang berlutut di hadapannya, kecuali para musuh yang sudah ditargetkannya.
"Hei, jangan berlutut. Ini terlalu berlebihan, kalau mau minta maaf tidak perlu berlutut, apa kau pikir ini masih jaman kuno?" Shua Xie memegang bahu gadis itu dan membantunya berdiri kembali.
"Saya pantas berlutut di hadapan Putri, bahkan saya pantas dihukum mati. Saya tidak bisa menjaga Putri dari saudari kejam, Putri. Lihatlah kepala Putri juga terluka." Gadis itu menyentuh dahi Shua Xie yang terluka dengan wajah sendu dan tangan bergetar.
Shua Xie sangat bingung dengan situasinya saat ini, melihat gadis di depannya ini sangat perhatian padanya, bahkan memanggil dengan sebutan 'Putri' yang menurut Shua Xie terlalu berlebihan.
'Putri apaan! Aku ini Ketua bukan Putri! Kenapa jadi membingungkan begini! Tempat apa ini sebenarnya? Dan juga kenapa dia memanggilku Putri? Bukankah seharusnya aku sudah mati? Apa alam baka memang seperti ini? Apa jangan-jangan aku masuk surga dan dia pelayanku?’ tanya Shua Xie dalam hatinya.
Karena rasa penasaran tidak bisa dibendung lagi, Shua Xie harus bertanya sendiri pada gadis di hadapan ini.
"Ini, ini sebenarnya di mana, ya?" tanya Shua Xie.
Gadis itu menatap Shua Xie tampak raut wajah sedikit bingung karena pertanyaan Shua Xie, tapi dia tetap menjawab, "Ini di gudang belakang. Tadi putri keempat dan nyonya selir ketiga menyiksa Putri karena Putri tidak sengaja mematahkan tusuk kepala selir ketiga. Padahal tusuk kepala itu sudah dipatahkan oleh putri keempat, tapi mereka justru menuduh Putri sebagai dalangnya."
Shua Xie tertegun mendengar penjelasan gadis itu, walau pun dia tidak terlalu paham siapa itu selir ketiga dan putri keempat, tapi satu hal yang dia mengerti, dia bukan lagi di dunianya.
'Apa maksudnya ini! Jangan-jangan aku time trevel setelah mati tertembak dan malah menyasar ke jaman putri-putrian! Ya Tuhan, cobaan apa ini? Gila!'
Dalam revisi ~
Shua Xie adalah Putri bungsu dari Kaisar Feng Kim dan Permaisuri Shu Hua. 2 bulan yang lalu Permaisuri Shu Hua meninggal karena sakit keras yang sudah lama dia derita selama 3 tahun. Shua Xie dari kecil tidak memiliki bakat bela diri maupun bakat lainnya, dia hanya mempunyai sifat yang pemalu dan pendiam hingga dia sering dikerjai saudara-saudarinya. Kaisar juga tidak terlalu memedulikan keadaan putrinya Shua Xie sejak dari kecil, sebab dia menganggap Shua Xie hanyalah anak tak berguna.
Dari kecil Putri Shua Xie tidak pernah mendapatkan perhatian lebih seperti saudara lainnya dari Kaisar, karena Kaisar menganggap kehadiran Shua Xie adalah sebuah bencana. Dari pernyataan legenda kuno kerajaan Xuilin, mata berwarna merah ada kutukan terbesar di dunia. Sebab itulah rakyat dan para pejabat kerajaan membenci kehadiran putri Shua Xie.
Sejak awal Kaisar ingin sekali membunuh putri Shua Xie karena percaya pada legenda kuno kerajaan Xuilin. Namun Permaisuri Shua Hua selalu memohon pada Kaisar untuk tidak membunuh putrinya. Shu Hua rela mengorbankan semua yang dia punya untuk keselamatan putrinya.
Kaisar pun menyetujui permintaan Permaisuri Shu Hua selaku Permaisuri kesayangan. Kaisar tidak membunuh putrinya dengan syarat, Putri Shua Xie harus diasingkan di kuil Renungan hingga ajalnya tiba.
Awalnya Permaisuri Shu Hua menolak syarat tersebut, namun Kaisar tidak memberikan syarat lain selain syarat pengasingan. Dengan berat hati Permaisuri Shu Hua menerima syarat itu asalkan anaknya tidak dibunuh.
Akhirnya Putri Shua Xie diasingkan ke kuil Renungan dan tumbuh besar di sana. 16 tahun berlalu, Shua Xie dibesarkan oleh seorang pengasuh kepercayaan Permaisuri Shu Hua. Selama 16 tahun itu, Shua Xie tidak pernah bertemu saudaranya, ayahnya maupun ibunya. Shua Xie tahu bahwa dia adalah seorang Putri dari kerajaan Xuilin. Shua Xie juga tahu bahwa ibunya ialah Permaisuri Shu Hua. Tapi walau pun begitu, Shua Xie tidak pernah menuntut berbagai hal mengenai jabatannya sebagai putri.
Putri Shua Xie kembali ke kerajaan karena kematian Permaisuri Shu Hua. Shua Xie sangat terpukul saat itu, dia sangat sedih tidak bisa melihat ibunya secara langsung, tidak bisa merasakan kasih sayang ibu, dan waktu antara anak dan ibu juga tidak ada sedikit pun.
Karena Kaisar merasa sedikit simpati, dia memberikan izin Putri Shua Xie untuk tinggal beberapa bulan di kerajaan sampai hari terkahir peringatan kematian Permaisuri Shu Hua. Setelah itu Shua Xie akan diasingkan lagi di kuil Renungan.
Selama 2 bulan tinggal di kerajaan Shua Xie selalu mendapat perlakuan tidak baik dari semua selir dan saudaranya, bahkan pelayan dan prajurit pun tidak menghormatinya. Para selir juga bahkan tidak segan menyiksa Shua Xie sampai terasa seperti di ambang kematian. Bagi mereka kehadiran Shua Xie hanya akan mengingatkan mereka dengan Permaisuri Shu Hua.
Tidak lama berada di kerajaan, putri Shua Xie meninggal di dalam gudang karena kekurangan darah begitu banyak akibat hukuman dari Selir ke Tiga dan Putri ke Empat. Tubuh Putri Shua Xie sangat lemah dan tidak memiliki tenaga dalam, sebab itulah dia tidak bisa bertahan lama dan akhirnya meninggal dengan keadaan memalukan, tapi saat di akhir kehidupannya dia sempat menyimpul seutas senyum untuk nafas terakhirnya, sebab dia tidak akan merasakan penderitaan lagi.
Pada kehidupan ke dua Shua Xie, dia memasuki tubuh seorang Putri dari kerajaan Xuilin, dan secara kebetulan mereka berdua memiliki nama yang sama dan meninggal di waktu yang bersamaan. Namun Shua Xie masih diberi kesempatan sekali lagi untuk hidup tapi dengan keadaan yang sudah berbeda.
***
Shua Xie mengangguk paham setelah beberapa bayangan tentang kehidupan putri Shua Xie tergambar jelas di pikirannya seperti sedang menonton film Cinderella namun akhirnya tragis tidak sebahagia Putri Cinderella.
Setelah pelayan itu melepaskan ikatan tali yang mengikat Shua Xie, dia langsung membawa Shua Xie ke kediaman pribadi Shua Xie. Kediaman putri Shua Xie tidak terlalu besa, hanya sebatas paviliun kecil yang bahkan tidak layak dihuni untuk seorang Putri.
'Tidak bisa dibiarkan! Ternyata pemiliki tubuh ini sudah menderita dari kecil. Aku Shua Xie akan membalaskan dendammu pada mereka. Akan kubuat mereka menyesal menganggap kehadiranmu sebagai bencana negara ini. Bagaimana pun kita adalah orang yang sama walau hidup di dunia yang berbeda.' Shua Xie mengepalkan tangannya geram. Geram menerima kenyataan kehidupan Putri Shua Xie yang tak seharusnya terjadi.
Beginikah kehidupan seorang Putri? Bukankah dia seharusnya bahagia dan terjamin kehidupannya? Tapi kenapa Putri yang satu ini justru menderita dan bahkan terlihat seperti budak pasungan.
'Huh! Aku ini mafia akademi Matahari, siapa berani mencari masalah denganku akan kutuntaskan hingga kerakar-akarnya. Baiklah menyamar menjadi Putri Shua Xie untuk membalaskan dendamnya juga tidak masalah. Anggap saja ini sebagai balasan karena aku tinggal di tubuhnya.'
Di sisi lain, pelayan pribadi Shua Xie yang dari kecil selalu bersama Shua Xie menatap Shua Xie khawatir. Pelayan itu khawatir jika dia tidak bisa menjalankan amanah terakhir ibunya pengasuh Putri Shua Xie.
Semenjak berada di kerajaan, dia tidak bisa menjaga Putri Shua Xie dari kekejaman kerajaan karena statusnya hanya pelayan rendahan. Bagaimana pun status pelayan dan bangsawan itu sangat berbeda jauh, menentang kehendak atasan sama saja mencari mati. Sebenarnya dia tidak takut mati kalau itu demi Putri Shua Xie, tapi dia mendapat amanah jangan sampai meninggalkan Putri Shua Xie sendirian.
"Putri, apa luka cambukannya masih terasa sakit? Aku bisa meminta tabib istana mengobati luka Putri." Pelayan itu khawatir melihat Shua Xie seperti sedang menahan rasa sakit.
Sebenarnya Shua Xie sedang memulihkan tubuhnya dengan tenaga dalamnya. Itulah kenapa Shua Xie terlihat sedang menahan rasa sakit. Shua Xie bersyukur untungnya luka cambukan tidak terlalu serius tidak seperti luka tembakan waktu itu yang tepat mengenai jantungnya. Tapi Shua Xie merasa heran, kenapa Putri Shua Xie bisa meninggal hanya karena cambukan seperti itu? Apa mungkin putri Shua Xie memang terlalu lemah, pikir Shua Xie.
Shua Xie membuka matanya mantap pelayan yang berdiri tidak jauh di depannya, 'Oh ya ... kalau tidak salah dia adalah anak pengasuhku sekaligus pelayan pribadiku, Chi Su. Sekarang hanya dia yang baik padaku. Pengasuhku, dan ibu sudah meninggal. Aku Shua Xie akan membalas budimu, Chi Su.'
"Tidak perlu panggil tabib. Aku bisa mengobati luka kecil ini sendiri. Tolong ambilkan tasku, Chi Su?" Shua Xie menunjuk tas hitam yang tergeletak di lantai.
"Baik Putri." Chi Su langsung bergerak mengambil tas samping berwarna hitam.
Tas itu adalah tas sekolah Shua Xie, tanpa sengaja saat perjalanan waktu terbawa bersama Shua Xie.
Waktu di gudang Chi Su sempat menanyakan mengenai baju dan tas Shua Xie yang begitu aneh. Saat waktu terakhir kematian Shua Xie sedang mengenakan baju hitam pendek dan celana pendek layaknya gaya mafia wanita berkelas.
Shua Xie menjelaskan sedikit gugup khawatir Chi Su akan tahu bahwa dia datang dari dunia modern. Menurut Shua Xie siapapun saat ini tidak boleh tahu kebenaran asal-usulnya.
Chi Su memberikan tas itu pada Shua Xie. Shua langsung mengambil salep yang selalu Shua Xie bawa ke manapun dia pergi. Salep penyembuh luka itu dia bawa untuk berjaga-jaga jika ada anggota Mawar Hitam yang terluka, atau mungkin dia sendiri yang terluka. Seperti pepata mengatakan, sedia payung sebelum hujan.
Shua Xie membuka bajunya lalu meminta bantuan Chi Su untuk mengolesi salep itu di lukanya. Chi Su pun langsung menjalankan perintah.
Saat sedang mengolesi salep tiba-tiba seorang pelayan istana datang dan memberitahukan bahwa Kaisar akan mengadakan makan malam besar malam ini karena istana akan kedatangan tamu besar. Semua anggota kerajaan diminta hadir saat perjamuan makan malam nanti.
Setelah semua sudah dijelaskan, pelayan itu langsung pamit pergi. Shua Xie memasang bajunya kembali dengan ekspresi dingin tidak ada nampak kelembutan sedikitpun seperti biasanya.
"Chi Su, aku mau pergi keluar sebentar. Kamu siapkanlah keperluanku untuk malam ini."
"Siap, Putri," jawab Chi Su sambil membungkuk.
"Chi Su, aku punya satu peraturan untukmu. Jangan panggil aku Putri, panggil saja namaku. Dan jangan terlalu hormat, aku ini bukan ratu atau kaisar, jadi tolong bersikap biasa saja padaku." Shua Xie berjalan ke arah pintu.
Chi Su mengangkat wajahnya terkejut, "Tapi hamba tidak berani, Putri. Jika ada yang mendengar hamba bisa dihukum."
"Huh, menyebalkan." Shua Xie menghela nafas pelan, "Kau bisa panggil aku apapun tapi jangan panggil aku Putri. Bagaimana pun aku tidak pernah dianggap sebagai putri di sini, jadi aku tidak pantas dipanggil Putri."
"Pu-putri ...." Chi Su menatap Shua Xie sedih. Sedih mendengar ucapan Shua Xie yang memang benar kenyataannya.
"Aku pergi dulu Chi Su, kamu baik-baiklah di sini." Shua Xie membuka pintu menatap hari yang tidak lama lagi sore.
'Balas dendam akan dimulai. Akan kurebut kekuasaan si Kaisar bodoh itu, dia tidak tahu cara memajukan negara dengan benar. Negara kecil begini tidak akan bisa menang bersaing dengan negara tetangga selama dibawa kepemimpinannya.'
Dalam proses revisi ~
Negara Xuilin adalah negara terkecil di antara lima negara di benua tengah, tapi walaupun negara Xuilin adalah negara kecil, tingkat kesuburan tanah dan tata letak negaranya begitu eksotis dan bagus. Tidak salah jika ke empat negara besar lainnya ingin bekerja sama bisnis dalam hal ekonomi pangan dan rempah-rempah dengan negara Xuilin.
Tidak hanya wilayah ekonominya yang bagus, tingkat keamanan negara Xuilin juga lumayan baik. Bahkan demi menjalin hubungan baik dengan negara Xuilin, ke empat negara besar rela menikahkan putri mereka sebagai kontrak kerja sama antar negara, atau dengan kata lain pernikahan politik.
Namun perkembangan negara Xuilin mulai menurun beberapa tahun belakangan ini semenjak Feng Kim menjadi Kaisar. Kerja sama dengan beberapa negara besar juga mulai renggang, hasil pangan petani juga menurun karena negara Xuilin terus-menerus mengalami musim kemarau.
Kaisar Feng Kim terus berusaha menutupi kerusakan negara Xuilin dengan cara apa pun.
Suatu hari ketika permaisuri Shu Hua melahirkan seorang putri yang cantik, rakyat, dan anggota istana juga cukup bahagia beranggapan bahwa putri Shua Xie adalah lambang keberuntungan di tengah kekacauan. Namun, siapa sangka seorang peramal kerajaan mengatakan bahwa putri Shua Xie adalah sumber bencana negara Xuilin karena memiliki mata berwarna merah.
Kaisar Feng Kim juga langsung tersadar akan legenda Mata Merah pembawa bencana. Secara kebetulan juga awal bencana negara Xuilin terjadi ketika permaisuri Shu Hua mulai mengandung putri Shua Xie dan sampai sekarang kemajuan negara Xuilin semakin menurun drastis. Dari itulah rakyat dan para pejabat bahkan anggota bangsawan menganggap kehadiran putri Shua Xie adalah sumber bencana.
***
Shua Xie sekadar melihat-lihat kondisi alun-alun kota Xuilin. Walaupun kota terlihat begitu ramai seperti tidak terlihat ada bencana, tapi Shua Xie bisa melihat begitu mahalnya kebutuhan pangan dijual. Pemasaran para penjual terlalu tinggi hingga tingkat penghasilannya tidak terlalu banyak.
Menurut pandangan Shua Xie, semua kekacauan ini bisa ditangani. Sebagaimana ayahnya sebagai wali kota bisa menghadapi berbagai macam masalah, mulai dari korupsi, ekonomi, politik, hukum dan hubungan antar kota. Di dunia modern, Shua Xie sempat belajar tentang kehidupan politik dari ayahnya. Bakat ayahnya mengurus dunia politik juga menurun pada Shua Xie.
Pandangan Shua Xie tertuju pada sebuah kereta kuda kerajaan cantik yang berjalan dengan kecepatan sedang. Shua Xie dapat menebak bahwa itu adalah tamu penting yang dimaksud pelayan istana.
'Sepertinya kaisar mau melakukan hubungan dengan negara lain supaya bisa membantunya menyelesaikan masalah negara Xuilin. Huh ... dasar kaisar bodoh. Jika saja di sini ada ayah seharusnya masalah ini bukan masalah besar baginya.'
Rombongan kereta kuda itu melewati Shua Xie. Shua Xie yang memandang jendela kereta kuda itu tanpa sengaja melihat seorang pria berbaju putih juga sedang melihat ke arahnya.
'Apakah pejabat negara tetangga?' tanya Shua Xie dalam hatinya.
Untunglah Shua Xie memakai topeng dan jubah saat keluar istana, jika tidak Shua Xie bisa diamuk rakyat karena keluar dari kuil Renungan. Tidak ada rakyat yang tahu bahwa Putri Shua Xie ada di istana, hanya anggota kerajaan saja yang tahu.
Setelah kereta kuda itu sudah menjauh, Shua Xie melanjutkan perjalanannya lagi. Tidak lama berjalan, Shua Xie tertarik dengan satu paviliun yang lumayan besar. Shua Xie pun masuk ke dalam dan melihat begitu banyak para pendekar di dalamnya.
Paviliun itu adalah paviliun Serikat Bulan Sabit, tempat di mana para pendekar seperti Shua Xie bisa menghasilkan uang sendiri dengan kekuatan mereka. Para pendekar akan menerima misi dari paviliun, memburu monster spirit, dan mengambil inti monster spirit lalu dibeli sesuai kualitas barang.
Semakin tinggi kualitas inti maka semakin tinggi harga jualnya di paviliun Serikat Bulan Sabit. Cara mengetahui kualitas inti adalah melihat tingkat kekuatan monster spiritnya.
Shua Xie memandang papan besar yang terpajang di tembok. Papan besar itu adalah papan tempat nama monster spirit, tingkat level, dan harganya tukarnya. Tingkatan monster spirit dibagi menjadi tiga, pertama tingkat rendah, lalu tingkat menengah, dan yang terakhir tingkat tinggi.
'Semakin kuat hewan spirit maka semakin tinggi harganya.' Mata Shua Xie langsung tertuju pada tingkat tinggi, tidak tertarik dengan tingkat menengah atau rendah. Bagi Shua Xie semakin kuat lawan maka akan semakin menantang untuknya.
Saat sedang asyik mencari nama-nama hewan spirit yang paling kuat, tiba-tiba seorang pria berbadan besar muncul dan. sengaja menyenggol bahu Shua Xie, tapi yang terjatuh malah pria berbadan besar itu. Spontan Shua Xie melirik tajam ke pria itu.
"Kenapa kau memandangku?! Yang salah itu kau berdiri sembarangan bahkan membuatku sampai jatuh!? Cepat minta maaf padaku! Atau tidak kubunuh kau di sini!" bentak pria berbadan besar itu sangat keras sampai semua orang melihat ke arah sumber suara.
"Astaga itu kan Ogher, siapa orang bertopeng itu? Berani sekali mencari masalah dengan Ogher."
"Bahaya Ogher marah! Pasti orang bertopeng itu akan mati!"
"Kasihan sekali orang bertopeng itu. Kalau aku jadi dia, aku tidak akan cari masalah dengan Ogher, cepatlah minta maaf pada Ogher."
"Sebaiknya kau bersujud supaya Ogher memaafkanmu."
Beberapa pendekar mulai berbisik bahkan memberi saran pada Shua Xie setelah mengetahui yang berteriak tadi adalah Ogher. Di negara Xuilin, Ogher lumayan terkenal karena kuat dan memiliki kulit tubuh yang keras, bahkan pedang biasa bisa patah jika dipukulkan ke tubuhnya.
Beberapa para pengurus Paviliun juga mulai bersembunyi sebab tidak ingin ikut campur dengan masalah Ogher. Siapa pun yang berani mencari masalah dengan Ogher selalu berakhir tidak baik.
Ogher adalah pendekar tingkat Prajurit Ahli level 3, salah satu anggota dari Golden Tiger yang terkenal sebagai aliansi terkuat di negara Xuilin. Ogher juga terkenal tidak berperasaan pada siapa pun, dia tidak akan segan membunuh siapa pun yang membuatnya suasana hatinya tidak senang.
Shua Xie tersenyum kecil di balik topengnya. "Minta maaf? Seharusnya Anda yang minta maaf padaku," balas Shua Xie dingin lalu berbalik, hendak meninggalkan Ogher. Menurut Shua Xie berurusan dengan Ogher hanya akan membuang waktunya saja.
Baru selangkah Shua Xie berjalan, Ogher langsung memegang bahu Shua Xie dengan kuat. Dan refleks dengan kecepatan tinggi Shua Xie langsung menarik tangan besar Ogher dengan ke dua tangannya lalu membantingnya ke lantai.
Shua Xie juga langsung mengambil belati yang terselip di pinggang Ogher lalu meletakkannya di leher Ogher sambil menatap Ogher tajam.
Ogher terkejut hebat setelah mengetahui kehebatan orang bertopeng yang sanggup membuatnya terbaring di lantai dengan keras, bahkan membuat punggungnya menjadi sakit. Sebelumnya tidak banyak orang yang bisa melakukan ini pada Ogher. Tidak hanya itu bahkan Shua Xie juga hendak menggores lehernya dengan belatinya sendiri. Kecepatan Shua Xie barusan sangat mengejutkan Ogher. Tidak hanya Ogher yang terkejut, yang menyaksikan pun juga terkejut. Mereka tidak bisa melihat jelas kenapa Ogher tiba-tiba terbanting ke lantai.
Suasana menjadi hening, sulit bagi mereka berkata setelah menyaksikan kekuatan orang bertopeng itu. Shua Xie segera berdiri tegak lalu melemparkan belati itu ke lantai tepat di samping kepala Ogher. Ogher begitu terkejut sampai berkeringat dingin saat belati itu menancap di samping kepalanya, dan untungnya tidak tepat di kepalanya.
"Sebaiknya jangan pernah cari masalah lagi denganku. Lain kali aku tidak akan segan melukaimu," tegas Shua Xie pada Ogher. Mengancam keselamatan Ogher.
Shua Xie melangkah mendekati meja tempat pengurus Paviliun menerima tamu. Pengurus itu menatap Shua Xie takut setelah mengetahui kekuatannya lebih hebat dari Ogher.
"Berikan aku misi tingkat tinggi," ucap Shua Xie serius.
"Ba-baik, Master," jawab pengurus itu sedikit gelagapan.
Suasana yang tadinya tegang kini kembali membaik. Namun, para pendekar lain menjadi lebih berhati-hati lagi dengan Shua Xie, seolah tidak berani mencari masalah dengannya. Beberapa orang juga berbisik terkejut tidak percaya bahwa Ogher kalah dengan orang misterius yang bahkan berbadan lebih kecil dari Ogher.
'Huft ... sepertinya akan susah mencari rekan jika seperti ini. Padahal aku ingin mencari rekan dan mendirikan pasukan sendiri,' keluh Shua Xie dalam hatinya. Sedikit menyesal telah melakukan tindakan seperti tadi yang membuat suasana menjadi runyam.
***
Setelah mendapat lencana khusus dari serikat paviliun Pemburu monster Spirit. Shua Xie langsung pergi keluar hendak kembali ke istana. Shua Xie berpikir akan menjalankan misinya besok memburu hewan spirit macan Bulan Emas di hutan Kukazu sendirian. Hutan Kukazu adalah tempat berbagai jenis monster spirit berkumpul, terutama macan Bulan Emas yang akan diburu Shua Xie.
Baru saja beberapa langka menjauh dari paviliun tiba-tiba ada suara teriakan memanggil Shua Xie.
"Master Shu. Tunggu sebentar!"
Shua Xie membalikkan badannya dan melihat Ogher berdiri tidak jauh di belakangnya. Shua Xie menaikkan sebelah alisnya lalu menghela nafas pelan.
'Kenapa si bodoh ini malah mengejarku? Jangan-jangan dia masih mau melanjutkan masalah tadi. Apa aku salah terlalu baik tadi padanya? Seharusnya aku lukai saja tadi kaki atau tangannya,' keluh Shua Xie dalam hatinya sambil menatap Ogher dengan tatapan malas meladeni.
"Masih kurang peringatkan tadi?" balas Shua Xie sambil melipat tangannya di dadanya.
Ogher melangkah cepat mendekati Shua Xie lalu bertekuk lutut di hadapan Shua Xie. Semua orang yang melihat terkejut hebat, mengira bakal akan menyaksikan pertarungan seru, tapi malah sebaliknya. Shua Xie juga terkejut dengan tindakan Ogher.
"Master terimalah saya menjadi muridmu!" seru Ogher keras sambil bersujud di tanah.
Suasana semakin hening, Shua Xie terkejut hebat bahkan sampai tersedak sendiri. Semua orang menatap Ogher tidak percaya akan bersujud di hadapan orang misterius. Untuk orang yang tidak tahu masalah apa yang tadi Ogher hadapi, tentunya mereka akan sangat terkejut. Ogher yang terkenal kuat fisik akan tunduk di hadapan seorang bertubuh kecil yang terlihat begitu lemah.
"Master terimalah saya menjadi muridmu! Melihat kekuatan Master yang begitu kuat, saya begitu terkesan. Izinkan saya menjadi muridmu Master!" Sekali lagi Ogher berseru kencang.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!