NovelToon NovelToon

Dipertemukan Oleh Kesalahan

Pasar malam

Di pagi buat, disebuah rumah sederhana terdengar ribut-ribut Dari suara seorang wanita setengah baya, yang sedang memarahi anak nya.

Siapa lagi kalau bukan gadis bernama Hany itu, yang memang setiap pagi repetan dari ibu nya menjadi sarapan pagi yang harus dia nikmati setiap hari.

Bukan karena Hany adalah anak tiri, akan tetapi karena Hany selalu melakukan hal yang tidak di inginkan ibu nya. Saat ini Hany yang baru saja lulus sekolah menengah atas tidak ingin melanjutkan kuliah nya.

Sedangkan Hany adalah anak satu-satunya ,harapan dari orang tuanya . Namun Hany sama sekali tidak tertarik untuk melanjutkan sekolahnya.

Setiap pagi dia hanya berjualan berbagai aksesoris disebuah kios kecil. Yang mungkin penghasilannya tidak seberapa. sedangkan ibunya memiliki toko kue sendiri, yang selama ini digunakan penghasilannya untuk menafkahi keluarga mereka sejak ayah nya meninggal dunia.

Karena tak sanggup mendengar repetan ibunya, Hany pun pergi pagi-pagi untuk berjualan, dia adalah gadis periang dan begitu menyayangi ibunya.

Jadi dari pada dia berdebat dengan ibunya ,lebih baik dia pergi jualan saja, karena dia tak lagi ingin melanjutkan sekolahnya, ibunya pun meminta Hany untuk segera menikah.

Tentu saja hal itu membuatnya bingung, Bagaimana cara dia menikah sedangkan ya sama sekali tidak punya gebetan. Sejak lulus sekolah Hany menyibukkan diri dengan jualan aksesoris saja. Dia tak ingin lagi berpacaran atau pun dekat dengan lelaki.

Dia ingin punya penghasilannya sendiri, makanya dia berjualan , padahal ibunya sudah mengajak Hany untuk berjualan kue bersamanya di toko tapi malah dia nolak dengan Alasan ingin mandiri.

Siang itu sahabat kentalnya Hany, Mira datang ketempat jualan Hany .

" Hany!" panggil nya dengan senyum lebar.

"Ngapain, tumben kesini?" tanya Hany pada Mira yang baru sampai.

"Ya ampun, judesnya lah kawan ku satu ini." jawab mira yang kesal dengan Hany.

"Biasanya kan kalau kesini Karena kamu ada mau nya kan?" sindir Hany.

Mira hanya senyum-senyum aja, dia sudah biasa seperti itu dengan Hany, tak ada istilah marah atau sakit hati, mereka sudah berteman sejak kelas 2 SMP dan Sampai sekarang.

"Ayok duduk disini!" ajak Mira sambil menepuk bangku yang ada didepan kios nya Hany.

Hany pun dengan lirikan kesal berjalan ke arah sahabatnya saat itu, dia juga penasaran apa yang mau dikatakan oleh Mira kepada dirinya siang itu.

"Han" panggil Mira.

"Apaan." jawab Hany ngasal aja.

"Kamu kan sering dipaksa ibu kamu untuk kuliah."

"Iya, lalu?"

"Kenapa tidak lanjut kuliah saja, kamu kan pintar Han." ucap Mira.

"Kamu kesini disuruh ibu?" tanya Hany curiga.

"Ya enggak lah Han."

"Aku itu kesini karena mau Temani kamu jualan tau."

"Alasan aja." ucap Hany .

"Kamu enggak kuliah hari ini mir?" tanya Hany balik.

"Enggak ,Hari ini aku libur."

"Pantas kamu sempat ganggu aku jualan."

"Jangan dong Han, harusnya kamu senang aku temani ngobrol."

"Han, kalau kamu enggak mau kuliah ,kenapa tidak menikah saja seperti apa keinginan ibu kamu?" tanya Mira sambil menatap Hany uang sedang duduk dihadapannya.

"Menikah itu tidak semudah membalikkan telapak tangan Mira!" bicara sambil mendorong jidat Mira pelan dengan telunjuk nya.

"Kan gampang Han, tinggal cari Aisyah jodohnya lalu ajak menikah deh."

"Memang segampang itu menurut kamu?"

"Y yang penting kan menikah, biar ibu kamu tidak marah terus."

"Menikah itu kita harus tahu bibit bobot bagaimana baik atau tidak." jawab Hany kali ini serius.

"Iya juga ya Han."

"Nah, itu kamu sadar."

"Han ,Bagaimana kalau nanti malam kita jalan-jalan aja ke pasar malam?"

"Ngapain, cari jodoh."

"Ya mana tahu nemu Han."

"Udah enggak usah ngasal." Hany bangun dan meninggalkan Mira yang masih duduk di bangku depan kiosnya menuju ke dalam.kios yang berisi beberapa macam aksesoris.

"Tapi kamu mau kan kita ke pasar malam?" ajak Mira sambil menaik turunkan alisnya.

"Oke aku setuju.

"Tapi lebih baik sekarang kamu pulang jangan ganggu aku jualan."

"Oke, bye Hany."

Sambil tersenyum lebar, Murah pun pergi dari kios nya Hany, Mira sudah punya rencana nanti malam akan mengenalkan Hany kepada teman kampusnya. Dia berharap mereka cocok dan Hany bisa segera menikah, supaya ibunya tidak terus marah-marah.

Malam pun tiba, Mira jam 07.00 malam.sudah datang menjemput Hany, tentu saja ibunya Hany mengizinkan karena dia ingin Hany itu cepat dapat jodoh dan segera menikah.

karena ibunya berharap dengan menikah mungkin Hany akan menjadi lebih dewasa pemikirannya, tidak seperti sekarang melakukan sesuatu yang suka hatinya.

Malam itu Hany pun ikut bersama Mira ke pasar malam untuk berjalan-jalan, mereka melihat-lihat orang yang berjualan dan juga membeli jajanan di tempat itu.

Suasana begitu ramai malam itu, Hany yang fokus dengan permainan ditempat itu pun tak lagi fokus dengan Mira disamping nya. dan saat akan pergi Hany tanpa melihat langsung menggandeng lengan orang yang ada disampingnya.

Dan tak hanya itu Hany pun menarik nya untuk ikut masuk ke pasar malam melihat berbagai permainan. Dan setelah jauh dari tempat sebelumnya Hany baru berhenti karena melihat permainan kuda lumping saat itu.

"Mir, lihat itu pemain kuda lumping nya lucu kan?" tanya nya namun tanpa melihat ke arah Mira.

Bahkan sesekali Hany menepuk lengan orang di sampingnya yang disangka Mira, yang dianggap nya begitu lucu.

Namun yang ditepuk pun diam saja tanpa mengatakan apapun.

"Mira, kok diem aja?"

"Sejak kapan kamu jadi pendiam begini?"

Karena tak juga mendapatkan jawaban Hany pun mengalihkan pandangannya ke arah mira. Dan betapa kagetnya dia ternyata yang sedang ditepuk-tepuk lengannya itu adalah orang asing yang tidak dia kenal.

Begitu malunya hany karena yang sedang dipegang olehnya adalah seorang lelaki. Dia pun langsung celingak-celinguk mencari Mira saat itu.

"Anda siapa? Dimana Mira?" tanya nya pada lelaki disamping nya.

Lelaki yang saat itu menatapnya dengan sikap biasa saja, tidak marah sama sekali.

"Siapa Mira?"

"Dari tadi kamu itu menarik-narik tangan saya kesana kemari." ucap nya.

"Pasti kamu sedang modus kan?" tanya lelaki itu dengan tatapan datar.

"Ish, apaan seh , saya itu memang pergi bersama Mira, bapak aja kenapa ikut -ikut dengan saya." jawab Hany asal saat itu.

Padahal jelas-jelas dia yang salah, menarik-narik tangan orang tanpa melihat dulu siapa. Dia pun kebingungan mencari Mira dimana. Di telpon pun Mira tidak menjawab.

Sedangkan Mira saat itu memang sengaja meninggalkan Hany, karena meminta teman sekampusnya untuk membawa Hany jalan-jalan malam itu.

Akan tetapi mira tidak tau kalau yang pergi dengan Hany adalah orang lain, bukan temannya.

Bagiamana lah nasib Hany saat itu? Apakah akan pulang sendirian , atau bisa bertemu dengan Mira?

Di ajak menikah lelaki asing

Lelaki yang baru saja dipanggil Om oleh Hani itu pun menatap ke arah Hany, namun gadis dihadapannya sekan tak peduli, dia tetap mencari keberadaan yuna, dan begitu Hani akan pergi dari lelaki tersebut, dia pun menahan dengan Menarik jaket milik Hani saat itu.

Sontak saja Hani berbalik dan mencak dengan sikap lelaki dihadapannya. Dia begitu kesal diperlakukan begitu, apalagi dia masih belum sadar kalau dialah sebenarnya yang salah.

"Mau nya Om apaan seh?" tanya Hani dengan kesal.

"Kamu mau tau ?" tanya lelaki tersebut. Akan tetapi saat itu dia terlihat sedang berpikir keras, dan Hani pun jadi takut, bagaimana kalau dia berlaku jahat dengan dirinya.

"Dimana rumah kamu?" tanya lelaki tersebut.

"Untuk apa bertanya tentang rumah saya?" tanya Hani balik ,masih dengan suara judes nya itu.

"Ayo kita pulang!" ajak lelaki tersebut.

"Tidak, tidak!"

"Saya mau cari teman saya dulu, dan saya juga tidak kenal anda, kenapa harus pulang bersama."

"Kalau begitu perkenalkan dulu saya Farhan." sambil mengulurkan tangan ke arah Hani.

Tapi Hani bukannya menyambut uluran tangan lelaki yang mengaku bernama Farhan itu, tapi malah dia terlihat bingung sendiri. Benar saja bukannya menyambut uluran tangan tapi dia malah pergi meninggalkan Farhan yang masih berdiri ditempatnya saat itu.

Dan Farhan malah mengikuti Hani Sampai dia bertemu dengan sahabatnya yuna, dan karena kejadian itu Hani langsung mengajak Yuan untuk pulang, dia tak ingin berlama lagi disana.

Sepanjang perjalanannya pulang dia terus saja bercerita kepada Yuna tentang apa yang terjadi, namun Yuna hanya diam saja karena berpikir kalau itu adalah teman kampusnya.

Begitu sampai rumah Hani sudah ditunggu ibu nya di teras rumah.

"Kenapa sudah pulang?" tanya ibunya.

"Ibu ini aneh, seharusnya ibu bahagia, anaknya cepat pulang jawab Hani yang pasti tau kalau setelah itu ibunya akan mengomel panjang lebar, dan ujung-ujungnya akan bertanya kapan dia menikah.

setelah ibunya marah panjang lebar, Hani pun masuk kedalam, dan tanpa dia sadari ternyata ada seorang lelaki yang sedang memantau ke adaan dirinya saat itu.

Malam itu Hani tidur dengan nyenyak, dia tak perduli seperti apapun ibunya marah, sebenarnya dia tak ingin menikah cepat-cepat karena pasti dia akan meninggalkan ibunya sendiri. Hani tak ingin melakukan itu.

Karena setelah ayah nya meninggal, Hani cuma punya ibunya, dan begitu juga dengan ibunya, hanya punya dirinya, jadi kalau dia menikah dan pergi dari sana pasti ibunya kapan hidup sendirian. Hani tak ingin itu terjadi, dia begitu sayang dengan ibunya, walaupun dia sering dimarahi.

Bahkan saat ini usianya baru 19 tahun, akan tetapi ibunya terus saja memaksanya untuk menikah tapi terkadang Hani menganggap nya angin lalu, tak ingin melakukan hal yang diinginkan ibunya, karena Hank pun belum punya Calon untuk itu.

Malam itu dia pun tertidur pulas setelah mendengarkan nyanyian kidung ibunya setiap pagi dan juga malam hari, sungguh melelahkan untuk dirinya. Namun terkadang menjadi hiburan tersendiri untuk nya.

Seperti biasa pagi-pagi dia sudah bangun dan memasak di dapur bersama ibunya, seperti biasa dengan berbagai macam pembicaraan di pagi hari, namun untuk Hani bukan suatu masalah yang besar, dia tetap santai mendengarkan ,walaupun terkadang telinganya terasa panas dengan ocehan ibunya.

Namun dia tetap menjadi pendengar yang baik, dan tetap mengatakan kalau dia hanya ingin mencari uang sendiri dulu.

Setelah sarapan Hani langsung berangkat jalan kaki ke tempat nya jualan, karena dekat. Dia selalu bersemangat untuk berjualan.

Tak perduli berapa pun yang dia dapat kan.

Dan setelah kepergian Hani ke kiosnya, tiba-tiba ibu Hani kedatangan seorang tamu yang tak dikenalnya, dia pun meminta tamu nya hanya duduk di kursi yang ada di teras, karena dia seorang janda tak baik mengajak lelaki masuk kedalam, begitulah prinsip ibunya Hani.

"Maaf Nak sedang mencari siapa?" tanya ibu Han kepada tamu tersebut.

"Saya mau mencari anak ibu." jawab nya begitu saja.

"Anak saya Hani?" tanya ibunya Hani meyakinkan.

"Iya Bu Hani" jawab lelaki yang tak lain adalah Farhan .

Walaupun sebenarnya Farhan ragu dengan jawaban nya, dia takut kalau ternyata ibunya memiliki lebih dari satu anak, tapi ya sudah dinikmati saja dulu. karena dia tak mungkin bertanya berapa orang anak wanita dihadapannya.

"Apakah Hani nya ada Bu?" tanya Farhan.

"Hani sudah Berangkat ke kiosnya untuk jualan nak."

"Maaf Bu, dimana kios nya Hani?" tanya Farhan lagi.

"Sebenarnya anak ini siapa?" ibu Hani bertanya karena penasaran.

"Apa pacarnya Hani?" tanya ibunya namun kali ini dengan sumringah.

Tentu saja dia akan bahagia kalau Hani memiliki pacar, berarti dia memang akan segera menikah, pikir ibunya saat itu.

"Iya Bu." jawab Farhan berbohong.

Setelah bertanya panjang lebar dengan Farhan yang juga terpaksa mengarang cerita untuk semua jawaban ibunya Hani baru memberi tahu dimana Hani berjualan saat itu.

Dan tentu saja Farhan langsung menuju tempat yang dimaksud oleh ibunya Hani pagi itu, dia memarkirkan mobilnya sedikit jauh dari sana dan berjalan menuju ketempat Hani berjualan.

Dari jauh Farhan bisa melihat sebuah kios kecil yang didepannya terdapat Sterling kaca tempat meletakkan barang-barang tapi dia juga belum tau betul kalau barang apa yang sedang dijual Hani.

"Selamat pagi hani!" sapa nya begitu sampai.

sontak Hani yang sedang sibuk menggantungkan barang aksesoris itu terkejut dan membalikkan badannya ke arah suara, tentu saja itu karena jarang-jarang pembeli tau namanya.

Begitu berbalik arah, Hani sedikit mengernyit kan dahinya mengingat wajah orang dihadapannya saat itu.

"Maaf mau beli apa?" tanya Hani ramah.

"Kamu." jawab lelaki dihadapannya.

"Om jangan kurang ajar ya." langsung emosi.

"Memangnya saya barang yang mau diperjual belikan." ucap Hani marah.

"Bukan." Jawab lelaki itu santai.

"Malam tadi kamu bertanya kan apa yang saya inginkan?"

"Jadi saya mau kamu jadi istri saya." ucap lelaki itu.

Hani terdiam, dan baru teringat kalau lelaki dihadapannya adalah orang yang bernama Farhan yang ditemuinya malam tadi di pasar malam.

Hani pun keluar dari kios nya berjalan ke arah lelaki tersebut, dengan tatapan bingung, kenap tiba-tiba dia mengajak dirinya menikah sedang kan mereka tak saling kenal.

Lelaki itu berjalan ke arah kursi di depan kios dan duduk disana ,namun Hani masih berdiri mematung ditempatnya saat itu.

"Duduk!" perintah lelaki itu.

"Ibu kamu ingin kamu menikah kan?" tanya nya .

"Dari mana Om tau?" tanya nya saat itu.

"Ish, bisa tidak kamu jangan panggil saya Om?"

"Tapi memang sudah om-om." ucap Hani pelan.

"Kamu bilang apa?"

"tidak-tidak." Hani langsung mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Bagaimana kalau kita kerja sama?" tawar lelaki tersebut.

"Kerja sama?"

"Iya, kita menikah saja."

"Saya juga dipaksa orang tua saya untuk menikah." cerita lelaki dihadapannya.

Hani sejenak terdiam, apa yang akan dilakukannya, akan kah Hani setuju dengan ide lelaki tersebut?

Mendadak menikah

"Tapi kenapa saya, kan banyak perempuan diluar sana." ucap Hani.

"Iya saya tau, akan tetapi mereka tidak mau menikah dengan saya."

Hani terdiam sejenak, berpikir dengan tawaran kerja sama tersebut, dan Hani pun terbuang dengan ibunya yang setiap hari memintanya menikah, apakah ini jalannya?"

"Tapi saya tidak punya apa-apa."

"Hanya punya seorang ibu, dan hidup dirumah sederhana." cerita Hani panjang lebar.

"Dan kerjaan saya hanya berjualan di kios ini dengan penghasilan cuma seratus ribu sehari."

"Saya juga tidak punya Apa-apa ." jawab lelaki tersebut.

"Saya hanya bekerja sebagai staff disebuah perusahaan, tapi gaji saya ,rasanya cukup untuk kita." ucap nya menjelaskan panjang lebar kepada Hani.

Saat itu lelaki tersebut terlihat serius dengan Hani. Dan Hani pun melihat kalau Farhan tak seperti orang jahat pun.

"Iya kalau begitu saya setuju." jawab Hani.

"Kalau begitu hari ini kita menikah." ajak Farhan.

"Tapi kenapa harus hari ini?"tanya Hani heran.

"Supaya kamu tak berubah pikiran." jawabnya santai.

"Tapi ibu saya bagaimana?"

"Ibu kamu pasti setuju, saya sudah bertemu ibu kamu." jawab Farhan santai.

"Tapi!" perkataan Hani terputus karena Farhan langsung menarik tangan Hani dan membawanya berjalan ke arah rumah nya.

Farhan pun meninggalkan mobilnya di daerah dekat kios nya Hani. Begitu sampai diruang ibu Hani pun terlihat tersenyum bahagia.

"Kapan kalian akan menikah?" tanya ibu hani dengan senyum bahagia.

"Hari ini." jawab Farhan.

"Apa hari ini?" ibu Hani terlihat begitu terkejut.

"Bukankah ibu ingin aku secepatnya menikah?"

"Tapi kita harus persiapan dulu."

"Sudah lah Bu yang penting sah saja." jawab Hani asal.

"Sudah kalian bersiaplah saya akan pesan taksi online untuk ke KUA." ucap Farhan sambil mengambil handphone nya di dalam kantong celana.

"Kamu tidak punya mobil?" tanya ibu hani.

"Ada tapi lagi di bengkel, maklum lah Bu mobil tua."

Namun ibu nya Hani tak lagi berdebat masuk kedalam berganti pakaian, begitu juga dengan Hani dia mengenakan bajunya yang paling bagu, Dan Sama sekali tak berdandan.

Dan Mereka pun menuju ke KUA untuk melakukan akad nikah pagi itu. Karena memang Hani tidak punya wali karena ayahnya meninggal, dia pun dinikahi kan oleh wali hakim saat itu.

Dan setelah saya dan mendapatkan buku nikah, mereka pun kembali kerumah ibunya Hani.

"Ibu saya ingin minta izin untuk membawa Hani pindah kerumah saya." pinta Farhan.

"Tapi apa secepat ini, kami belum pun mengenal keluarga mu nak Farhan." ucapan ibu Hani.

"Orang tua saya ada di kampung Bu, jangan khawatir mereka pasti setuju saya menikah dengan siapapun ,yang penting saya bahagia." cerita Farhan kepada Hani dan ibunya.

"Ya sudah ibu boleh mengantarkan kalian, kita bisa gunakan mobil ibu." tawar orang tua Hani.

"Begini saja besok pagi saja saya jemput Hani kesini."

" Kenapa?" tanya ibunya heran.

"Saya mau bereskan rumah nya dulu." jawab Farhan beralasan.

"Siapa sebenarnya Farhan ini, kenapa seperti nya Hani merasa ada yang disembunyikan Farhan dari dirinya, bagaimana kalau Farhan punya niat jahat? Tanya Hani pada hatinya saat itu.

Namun dia telah setuju menikah dengan Farhan dan Hani pun harus menerima apapun itu. Hani pun membuatkan Farhan pergi untuk pulang kerumah nya. Dan Hani baru teringat dengan kios nya uang ditinggal begitu saja tadi pagi.

Dia pun langsung berganti pakaian dan pergi ke kiosnya untuk membereskan dagangan nya saat itu. Dan begitu Sampai disana ternyata ada Yuna yang sendang menjualkan barang-barang Yang ada di kios.

"Eh, neng dari mana saja?" tanya Yuna.

"Kok bisa ninggalin kios kek gini begitu saja?"

"Ceritanya panjang Yun." jawab Hani lesu.

Yuna tentu saja begitu penasaran dan langsung keluar dari kios dan ikut duduk dihadapan Hani .

"Ayo cerita!" pinta Yuna.

"Yuna Aku baru pulang dari KUA." ucap Hani.

Sontak saja Yuna langsung tertawa ngakak, entah apa yang ada di pikirannya saat itu ketika mendengar Hani pulang dari KUA.

"Kok malahan ketawa seh Yun?"

"Aku serius."

"Ya habisnya ngapain Lo ke KUA pagi-pagi begini?"

"Nyokap Lo nikah lagi?" canda Yuna saat itu sambil terus tertawa.

"Aku serius Yun."

Melihat ekspresi dari Hani, Yuna pun berhenti bicara dan menatap serius ke arah Hani.

"Memang nya ada apa Han?" tanya nya kali ini serius.

"Aku baru saja menikah."

Sontak Yuan kembali tertawa ngakak, dia benar-benar tak ha is pikir bagaimana caranya sahabat nya itu menikah sedangkan dia sama sekali tak punya pacar, kan tidak mungkin kalau dia menikah dengan teman kuliah nya yang baru ditemui malam tadi.

"Yun, bisa enggak seh Lo diam dulu."

"Aku lagi serius."

"Memangnya lelaki mana yang nikahi kamu Han, pacaran aja enggak punya." cecar Yuna panjang lebar.

"Pokonya lelaki sederhana yang aku temui malam tadi di pasar malam." ucap Hani.

"Pasar malam?" tanya Yuna kaget.

"iya." jawab Hani cepat.

Yuna pun bingung, apa benar dia menikah dengan teman Yuna yang baru saja di temui malam tadi, tapi kenapa Anto tidak cerita dengan dirinya? Tanya Yuna dalam hati.

"Boleh enggak aku ketemu suami kamu Han?" tanya Yuna hati-hati.

"Boleh, tapi besok , karena dia sedang pulang kerumah nya."

"Apa ibu kamu tau?".

"Tentu saja Yun, ibu juga ikut tadi ke pernikahan ku."

"Ya sudah, kamu bantu aku ya, bereskan jualan ini."

"Kamu tidak jualan."

"Tidak, aku harus siapkan barang-barang ku."

"Besok aku akan pindah ke rumah suami." jawab Hani santai.

"Kamu serius Han?" tanya Yuna bingung.

"Apa aku terlihat bercanda?" tanya Hani melirik ke arah Yuna sambil membereskan aksesoris kedalam kotak nya .

Yuna pun tak lagi bertanya , dia tak ingin salah bicara, Dan hanya fokus membantu Hani memberikan dagangan nya. Dan Yuna pun penasaran akhirnya ikut ke rumah Hani untuk bertanya dengan ibunya .

Apa benar sahabatnya itu telah menikah secara tiba-tiba, dan Yuna juga penasaran kenapa ibunya setuju dengan pernikahan hani, apakah begitu pentingnya Hani menikah bagi ibunya? Banyak pertanyaan di kepala Yuna saat itu yang tak dia jumpai jawaban.

Mereka pun tiba dirumah hani, Yuna ikut membantu Hani membereskan pakaian nya dan memasukan kedalam koper, dia benar-benar tak menyangka kalau sahabatnya bisa menikah dadakan seperti itu.

Saat itu Hani hanya diam saja, entah apa yang sedang terpikir di kepalanya, dia sebenarnya sedih akan meninggalkan ibunya seorang diri akan tetapi ibunya sepertinya bahagia dia telah menikah.

Walaupun ibunya sering memarahinya tapi Hani tau itu karena ibunya menyayanginya , Tapi sekarang dia mungkin tak lagi mendengarkan repetan ibunya setiap pagi, karena akan pindah kerumah Farhan yang telah menjadi suaminya dalam hitungan jam.

Pernikahan macam apa ini sebenarnya? Pertanyaan itu muncul dibenak Hani, namun dia hanya menyimpannya sendiri.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!