"Aku tetap akan memilih Fira. Mau atau tidak aku tetap akan memilihnya." Ujar Luthfi pada Alisha.
Sepulang Luthfi dari kantor. Padahal jam pulang bekerja pukul empat, dan dia baru sampai di rumah pukul delapan malam.
Biasalah. Setelah bertemu Fira yang merupakan teman adiknya sekitar setahun yang lalu. Luthfi berubah.
Dia lebih sering mampir kerumah orang tuanya sepulang bekerja. Dengan alasan kangen masakan mamanya dan ingin makan malam dengan orang tuanya. Itu yang di ucapkannya pada istrinya.
Dan dua bulan belakangan, Luthfi ketahuan selingkuh dengan Fira. Bahkan hubungan mereka sudah sampai tahap bermain di atas ranjang.
Dan gilanya. Orang tua serta adik Luthfi tahu hubungan terlarang Luthfi.
Dua bulan baru di ketahui.
Maksudnya semenjak kenal dengan Fira, waktu pertama kali datang kerumah orang tuanya di bawa oleh Sari. Ternyata malam itu Luthfi sudah main gila dengan Fira di atas ranjang.
*Flashback*
"Ma. Ini Fira teman kuliahku dulu saat di kota B. Sekarang dia jadi guru di sma yayasan Andalan, yang ada di depan kantor camat.
Fira kos di depan ma. Rumah Bu mawar." Ujar sari.
Memperkenalkan teman kuliahnya yang baru bertemu tadi pagi di warung depan.
Saat Sari memperkenalkan Fira pada keluarganya. Kebetulan Luthfi dan istri beserta kedua putrinya sedang berada di rumah orang tuanya karena akhir pekan.
Dan kebetulan mereka menginap waktu itu. Karena besok ada acara keluarga di rumah kerabat orang tua Luthfi. Dan mereka akan berangkat bersama.
Luthfi tinggal di kampung sebelah yang tidak jauh dari rumah orang tuanya. Tinggal di rumah peninggalan orang tua istrinya. Jika berangkat bekerja memang melewati rumah orang tuanya. Hingga dia sering mampir.
Fira menyalami dan berkenalan dengan keluarga Sari. Ada orang tua Sari dan Luthfi, kakak sulung sari beserta iparnya. Juga ada kakak Sari yang juga belum menikah. Nora namanya.
Mereka berbincang seperti sudah kenal lama. Fira ternyata sangat mudah bergaul. Malam itu Sari mengajak Fira menginap di rumahnya. Dan seterusnya juga sering menginap, alasan ingin nonton bareng.
Setelah berbincang bersama, sekitar pukul setengah sepuluh mereka bubar. Menuju kamar masing-masing untuk istirahat.
Alisha dan ibu mertuanya sudah duluan tidur Karena akan bangun cepat pagi. Sementara Luthfi duduk di teras samping sambil merokok. Lampu utama juga sudah dimatikan, tinggal lampu kecil ruang makan dan di teras.
Disitulah awal Luthfi dan Fira selingkuh. Tengah malam saat Sari tidur, Fira berniat untuk mengambil minum. Haus, karena tadi mereka ngemil dan air minum yang di bawa tadi habis.
Juga dia tidak bisa tidur. Karena kamar tidur sari lampunya hidup. Sementara dia tidak bisa tidur dalam keadaan terang.
Saat Fira menuruni tangga untuk menuju dapur untuk mengambil gelas, dia melihat seseorang yang duduk di meja tamu pintu samping sedang merokok. Dan pintu terbuka sedikit. Lampu juga sedikit temaram.
Dengan memberanikan diri Fira mendekati. Karena Fira yakin itu abang sari. Tidak mungkin papa sari, karena papa sari sedikit gemuk.
Fira berjalan pelan mendekat ke arah pria yang merokok itu. Dan tanpa diduga sang pria menoleh kearah Fira.
"Ah.. Maaf bang Luthfi, Aku mengejutkan kamu." Ujar Fira.
"Hhmmmm..." Jawab Luthfi kembali melihat kearah luar.
Ya. Yang duduk di disana adalah Luthfi. Abang Sari.
"Abang sedang ngapain disini?." Tanya Fira berbasa basi.
"Belum mengantuk.
Kamu?!" Tanya Luthfi tanpa melihat Fira.
"Aku juga belum mengantuk. Juga tadi mau ambil minum kedapur." Jawab Fira.
Dia langsung duduk di sofa di bagian samping Luthfi. Melupakan niat awalnya mau ambil minum.
Luthfi tidak membalasnya. Tidak melihat sedikitpun pada Fira. Mereka saling diam. Canggung. Karena tidak saling kenal. Kenal pun baru tadi, beberapa jam yang lalu.
"Aku mau ambil Minum. Apa abang mau di ambilkan juga?!" Tanya Fira.
"Boleh. kalau bisa bikinin kopi." Ujar Luthfi.
"Baik bang." Jawab Fira.
Menuju dapur dan membuat kopi untuk Luthfi dan juga mengambil minum untuknya. Tidak lupa membawa cemilan juga. Yang ada di meja makan.
"Ini bang, kopinya." Ujar Fira.
Dia meletakan kopi dan cemilan di atas meja. Lalu duduk di sofa panjang. Fira pun meminum minumannya.
Tidak lama Luthfi pun duduk di sofa single di samping Fira. Sedangkan Fira di sofa panjang.
Luthfi melihat sekilas pada Fira yang duduk santai sambil mengunyah cemilan. Sexy.
Luthfi merasa tergoda dengan pakaian tidur yang di kenakan Fira. Bagaimana tidak. Pakaian tidur Fira sangat terbuka.
Daster bertali dan pendek. Menampakan pundak putih Fira. Juga paha mulusnya.
Luthfi yang sudah lima hari ini tidak menyentuh istrinya karena tamu bulanan istrinya, menjadi sedikit bernafsu memandang Fira.
"Khm.. Kamu sudah berapa lama mengajar di sma kota ini?." Tanya Luthfi membuka pembicaraan.
Juga mengalihkan perasaan nakalnya. Memandang Fira.
"Baru lolos seleksi bang. Dan senin baru akan masuk mengajar." Jawab Fira.
"Kamu kuliah satu jurusan dengan Sari ya?".
"Sama bang. Jurusan biologi." jawab Fira.
"Kan kalian baru lulus enam bulan ini. Sari saja belum dapat surat panggilan untuk tes. Kamu sudah dapat kerja saja." Ujar Luthfi.
"Sari memasukan lamaran ke sma negri bang, juga katanya ingin ikut cpns.
Aku juga sudah mengirim ke sma dan smp. Baik negri maupun swasta. Juga beberapa sekolah yayasan.
Dan minggu lalu aku dapat panggilan tes di yayasan yang sama di kota ku. Dan aku lolos, tapi aku di tempatkan di sma yayasan kota ini.
Untuk mengisi waktu atau menunggu tes cpns buka lowongan, baiknya aku bekerja di sana dulu. Cari pengalaman.
Tapi jika bagus prospeknya ya menetap saja di sana." Jelas Fira panjang lebar.
Dia menceritakan tentangnya.
Luthfi yang sedang....
Memandang liar dan nakal. Apa lagi melihat Fira yang sedang mengunyah, Makan cemilan. Apalagi pakaian yang dikenakan sangat menggoda. Dan Fira duduk agak membungkuk. Hingga melonnya terlihat seolah ingin di jamah.
Terlihat sexy.
"Bang!" Panggil Fira.
Karena melihat Luthfi memandang dirinya tanpa berkedip. Bahkan saat di panggil beberapa kali Luthfi tetap diam.
Hingga Fira memajukan tubuhnya menyentuh paha Luthfi.
Membuat Luthfi terkejut hingga memegang erat tangan Fira. Mereka saling pandang.
.
.
.
Tanpa di rencanakan, Luthfi dan Fira melakukan hubungan terlarang di gudang samping ruang cuci.
Setelah saling pandang di keremangan malam, Luthfi menarik Fira menuju gudang belakang rumah melalui pintu samping, tempat mereka duduk tadi.
"Kamu sudah tidak perawan?!". Tanya Luthfi.
Dia merasa sangat mudah memasuki inti Fira. Bahkan tadi tanpa pemanasan. Tapi Luthfi masih terus melampiaskan hasratnya.
"Aku sudah tidak perawan semenjak sma." Ujar Fira menerima terjangan Luthfi.
"Kenapa begitu?. Masa masih sma sudah bolong?" Ujar Luthfi bergerak liar.
Karena mendapat daun muda, walau tidak perawan. Dan mau menampung nafsu liarnya yang sedang on semenjak tadi sore. Tapi istrinya sedang tidak bisa melayani.
Dan dia merasa mendapat hoki Fira mau saja dia ajak.
"Siapa yang menolak kegiatan ini bang. Enak, dan bikin nagih." Jawab Fira.
Mereka bertempur di kasur busa usang yang tadi tersandar di dinding gudang. Dan sekarang sudah terbentang di lantai.
Dengan bersemangat Fira melayani Luthfi.
"Ah.. Sungguh kamu sangat ahli. Membuatku ketagihan.
Beda dengan istriku. Monoton saja saat main. Kalau aku minta baru dia berinisiatif.
Oh.. Aku ingin kamu puaskan aku kapanpun aku mau." Racau Luthfi.
"Istriku hanya menerima saat aku jamah. Tidak pernah liar sepertimu." adu Luthfi.
Tanpa Luthfi sadar dengan ucapannya. Padahal Istrinya juga sudah menservis dengan baik dirinya. Kapanpun suaminya mau, Alisha memenuhinya.
Layanan seorang istri tentu beda dengan seorang wanita yang sudah sering berganti pasangan. Istri hanya belajar dari suaminya. Karena hanya suaminya yang menyentuh dan menyetubuhinya.
"Aku mau jadi pemuasmu bang. Cari saja aku jika abang mau." Ujar Fira.
Hampir satu jam mereka bergumul di gudang pengab itu. Tapi yang mereka pikirkan hanya untuk mencapai kepuasan.
Mereka mengistirahatkan tubuh di atas kasur busa usang. Untuk memulihkan tenaga dan kembali ke kamar.
Seolah tidak terjadi apa-apa.
"Jika abang ingin. Temui saja aku. Aku dengan senang hati melayani abang kapanpun." Ujar Fira.
"Baik. Berikan nomor ponsel kamu. Biar nanti aku hubungi jika aku ingin." Ujar Luthfi.
Maka Fira menyimpan nomornya di ponsel Luthfi.
Maka sejak malam itu, Luthfi dan Fira sering bertemu. Untuk saling memuaskan.
Fira akan menyelinap masuk kehalaman rumah orang tua Luthfi melalui pagar samping. Dan akan menunggu Luthfi di gudang. Jika orang tidak di rumah, Fira bisa langsung masuk rumah. Menunggu di kamar Luthfi.
Fira dengan bebas masuk kesana karena tetangga tahu dia teman Sari.
Rumah orang tua Luthfi memang sering kosong di siang hari. karena papa dan mama Luthfi pulang setelah magrib. Sibuk di toko milik mereka. Yang tutup pas magrib. Dan mereka sholat magrib dulu di mesjid dekat toko mereka.
Sedangkan Sari membantu orang tuanya di toko. Katanya sambil menunggu lowongan cpns buka. Nora kakak perempuan Sari juga sibuk. Dia bekerja dan tinggal di kota sebelah.
Enam bulan Luthfi dan Fira kucing- kucingan tanpa di ketahui orang rumah orang tuanya. Hingga dua bulan kemaren mereka di pergoki oleh sari sedang kuda-kudaan di kamar abangnya itu.
Sari yang waktu itu lekas pulang, terkejut saat dia mendengar orang berbincang di kamar abangnya.
Dia tahu, abangnya sering mampir kerumah orang tuanya sepulang bekerja. Dan pulang kerumahnya setelah papa dan mamanya sampai di rumah. Tadipun dia melihat motor abangnya di parkir di halaman samping, di bawah pohon jambu.
Dia penasaran dengan suara berbicara, tapi agak aneh. Karena ada desahan dan kata-kata nakal.
Sari mengintip, dengan mudahnya sari melihat tanpa mengintip dari lubang kunci, karena pintu kamar abangnya terbuka agak lebar. Hanya kain pintu kamar yang membatasi pandangan.
"Astaghfirullah... " Ucap Sari.
Saat menyingkap sedikit kain pintu kamar abangnya. Terlihat abangnya sedang main dengan seorang wanita.
"Siapa wanita itu?. Kak Alisha tidak mungkin. Semok begitu." Gumam Sari dalam hati.
Berusaha melihat wajah wanita yang sedang mengerang nikmat. Kepala wanita itu didinding sisi kiri kamar. Sementara dekat pintu ada rak. Hingga tidak terlihat wajahnya.
"Suaranya seperti tidak aneh. Siapa ya?!." Gumam Sari bertanya- tanya.
Sari yang penasaran, menikmati tontonan gratis itu. Bahkan tubuhnya serasa menikmati jika di sentuh demikian.
"Ingin juga seperti itu. Pasti enak. Shhh... " Desah Sari. Tapi tidak berani bersuara.
Bahkan sari menonton pergulatan abangnya itu hingga abangnya memuncratkan isi batang besar itu di atas perut wanita itu.
Sari melotot melihatnya.
"Fira?!"
Kaget sari saat melihat temannya itu membersihkan hasil perbuatan abangnya.
Tanpa mau menunggu lagi, sari langsung masuk kekamar abangnya.
"Enak?!. Apa berzina dan selingkuh senikmat itu?!. Hingga lupa dengan perbuatan kalian yang sudah berbuat dosa di sini?!" Ujar sari.
Luthfi dan Fira yang sedang telanjang bulat kaget. Hingga mereka saling berpelukan menutupi tubuh mereka.
"Sari... Ini..." Fira cukup kaget dengan kedatangan temannya itu.
"Sari. Kamu sudah dewasa. Tidak perlu merasa berdosa melihatnya. Aku dan Fira melakukan atas suka sama suka." Ujar Luthfi.
Dia melihat adiknya yang shok melihat kelakuannya dan teman adiknya.
"Dan juga hanya untuk saling memberi perhatian dan saling memuaskan. Tidak lebih." Tambah Luthfi santai.
"Hanya saling memuaskan?!. Apa abang tidak berfikir jika aku yang melakukan begitu dengan pria lain. Tampa pernikahan?" Ujar Sari heran.
Kok abangnya santai saja, seolah berzina hal yang biasa. Padahal....
"Pokoknya kamu tutup mulut saja. Aku tidak ingin papa dan mama tau. Apalagi Alisha.
Dia tidak bisa memuaskan hasratku. Makanya aku cari yang memuaskan." Ujar Luthfi.
Luthfi lalu masuk kekamar mandi. Untuk membersihkan tubuhnya.
Tinggalah Sari dan Fira yang menutupi tubuhnya dengan selimut. Sari memandang Fira. Tidak tahu harus berkata apa.
.
.
.
"Ada yang mau kamu ucapkan?!" Tanya sari.
Dia melihat tubuh mengkilat Fira oleh keringat hasil pergulatan dengan abangnya.
"Jangan larang aku untuk abangmu untuk berbagi. Kami tidak merugikan siapapun." Ujar Fira.
"Turunkan selimut kamu. Aku mau lihat hasil karya abangku." perintah Sari.
Dengan ragu Fira menurunkan selimut yang menutupi buah dadanya.
"Wow. Nakal juga abangku." Ujar Sari.
"Sari. Jangan usil deh. Aku tidak bisa mengatakannya. Kamu pasti tahu rasanya saat di..."
"Aku masih virgin ya Fira. Walaupun aku belajar kuliah biologi, tapi aku belum pernah melakukannya." jawab Sari.
"Kamu sejak kapan berhubungan dengan abangku?. Dan apa kamu juga masih virgin saat digauli abangku?!." Tanya Sari lagi.
Karena dia tidak ingin abangnya dapat bekasan
"Tidak. Aku sudah tidak virgin dari sma. Jadi kamu jangan takut. Aku tidak akan menganggu rumah tangga abang kamu. Aku hanya untuk happy-happy saja.
Dari pada cari kepuasan pada pria tidak jelas. Lebih baik dengan abang kamu." Ujar Fira.
Jawaban Fira membuat Sari melotot.
"Kamu...."
"Kamu pasti iri padaku. Kalau mau cari sendiri." Ujar Fira memanasi Sari.
Membuat mata Sari tambah melotot. Kesal.
Lalu Sari pergi dari kamar abangnya, yang tentu Fira masih bertahan disana.
Beberapa hari setelah itu, karena Sari sudah mengetahui hubungan abangnya dengan temannya. Hingga Lutfi dan Fira semakin lupa daratan.
Bahkan semakin terang-terangan berbuat mesum. Dan tentu Sari tahu itu. Karena setiap pulang di sore hari, Fira dan abangnya selalu ada di rumah.
Gilanya Luthfi malah tidak ada malu sedikitpun pada adiknya. Entah apa yang ada dalam benaknya. Tidak berfikir jika adik perempuannya akan mengikuti kelakuannya.
Bahkan Fira terang-terangan bercerita pada Sari perihal hubungan ranjangnya. Membuat Sari panas dingin mendengarnya.
Fira menyuruh sari untuk cari pacar biar bisa merasakan yang namanya surga dunia. Luthfi malah tidak bereaksi saat selingkuhannya menyuruh adik perempuannya mengikuti jejaknya. Berzina.
Hingga satu malam Luthfi yang menginap di rumah orang tuanya, tidak bisa pulang kerumah, karena hujan lebat.
Mereka Ketahuan oleh orang tuanya. Menjelang tengah malam, kegiatan ranjang mereka di ketahui oleh papanya.
Papanya marah. Karena Luthfi sudah merusak anak gadis orang. Tapi saat mendengar ucapan Luthfi dan Fira, maka orang tuanya tidak mau ikut campur lagi.
"Terserah kalian. Jika ada apa kedepannya, jangan libatkan kami. Kalian sudah dewasa, tahu mana yang baik dan yang buruk.
Dan jangan pernah menyesal nantinya." Ujar papa Luthfi.
Alasan yang di beri Luthfi sama seperti bilang pada Sari. kedua orang tuanya tidak bisa berbicara lagi. Kepuasan yang istrinya tidak bisa lakukan. Karena istrinya terlalu capek bekerja menjahit. Hingga sering kelelahan.
*Flashback Off*
"Silahkan bang. Aku siap kamu talak. Karena aku tidak mau sampai berbagi suami. Apalagi kamu sudah berzina, hampir setahun kamu melakukannya.
Kamu kejam bang. Menodai pernikahan kita. Selingkuh dan berzina." Ujar Alisha sedih.
Karena sudah tertipu selama ini. Pantas suaminya berubah sikap akhir-akhir ini. Tapi masih terus minta di layani di atas ranjang. Padahal dia mengaku selalu dilayani selingkuhannya setiap sore. Sepulang dari bekerja di rumah orang tuanya. Dan malam atau pagi juga menggarapnya.
"Aku tidak mau ikut menanggung dosa. Membiarkan suamiku berzina." ujar Alisha.
"Lebih baik kalian menikah saja. Dari pada dosa bertambah. Ingat, anak mu perempuan. Juga adikmu perempuan dan belum menikah." Ingat Alisha.
"Jangan urus hidupku. Aku sudah tidak ingin terikat pernikahan seperti sekarang ini.
Tiap bulan memberi nafkah, dan itu tidak pernah cukup untuk sehari-hari. Padahal kamu juga menerima upah menjahit. Tapi tidak pernah cukup.
Kamu selalu minta ini itu. Bayar lampu lah, uang sekolah anak lah. Biaya sehari-hari. Kemana uang penghasilan kamu selama ini?!" Ujar Luthfi kesal.
"untung rumah tidak menyewa." Tambahnya.
Mendengar itu membuat Alisha meradang. Padahal semua tanggung jawab suami.
"Bang. Apa kamu sadar bicara begitu?.
Selama hampir sepuluh tahun kita menikah. Kamu tidak pernah ribut soal uang. Soal nafkah yang kamu berikan kepada kami. Karena tanggung jawabmu sebagai kepala rumah tangga.
Kamu kan tahu kemana uang yang kamu berikan. Sudah ada rinciannya tiap bulan."
Alisha sangat tidak mengerti dengan pemikiran suaminya sekarang. Apa karena dia sudah selingkuh dan berzina, hingga otaknya geser.
Mempermasalahkan tentang nafkah dan tanggung jawabnya sebagai suami dan ayah.
"Hanya akhir-akhir ini kamu masalah dengan uang. Beberapa bulan yang lalu kamu bilang uang nafkah berkurang kamu berikan. karena kamu bilang kamu bantu kredit motor Sari.
Aku terima bang. Makanya aku menerima siapapun pelangan untuk minta di jahitkan bajunya, agar aku bisa bantu uang belanja kita.
Tapi setelah aku tahu, ternyata uangmu untuk kredit motor selingkuhan kamu. Kamu malah mengatakan aku yang boros dan minta ini itu.
Terserah kamu saja bang. Aku juga tidak mau lagi di bohongi. Kalau kamu merasa aku dan anak-anak menjadi beban kamu. Lepaskan kami secara baik-baik. Kami tidak ingin menjadi beban kamu. Hingga membuat kamu kesusahan." Pinta Alisha
Alisha mengetahui suaminya selingkuh saat datang kerumah mertuanya. Yang sore itu pulang dari acara selamatan kerabat mertuanya dia membawa anaknya mampir. Karena rumah kerabat mertuanya dekat dengan rumah mertuanya itu.
Saat dia menuju dapur rumah mertuanya, untuk mengambil minuman untuk anak- anaknya. karena tadi anaknya makan cemilan di perjalanan. Dan saat sampai di rumah neneknya mereka haus.
Tapi. Saat melewati kamar suaminya dimana dia biasa tidur jika menginap disini. Dia kaget, mendegar ada suara aneh dari dalam.
Saat dia menyingkap kain pintu, yang pintunya terbuka, terlihatlah suaminya sedang menunggangi seorang wanita. Dan suaminya melihat Alisha berdiri di depan pintu kamar.
Yang membuatnya sedih, saat suaminya tertangkap basah main kuda-kudaan, dengan wanita yang dia tahu teman iparnya. Malah bersemangat menggenjot wanita yang sedang dia gagahi. Meracau kenikmatan saat mencapai puncak pelepasannya. Tanpa malu dan bersalah pada istrinya.
Alisha jijik melihat keduanya.
"Dasar manusia berotak binatang." Ujar Alisha keluar dari kamar suaminya.
Setelah memberi kedua putrinya minum, Alisha berniat untuk pergi dari rumah mertuanya. Tapi dia bertemu dangan mama mertua dan iparnya yang baru datang.
Membuat Alisha duduk di ruang tamu. Sementara kedua putrinya duduk di teras bermain ayunan.
Alisha melaporkan kelakuan suami dan selingkuhannya. Dan mengatakan kalau suaminya dan teman iparnya masih berada di kamar.
"Mereka sudah berbuat dosa di rumah ini ma. Apa mereka tidak berfikir sudah menodai rumah ini. Tempat mereka berzina." Adu Alisha menahan air matanya.
"Apa mama akan membiarkan rumah mama kotor ulah perbuatan mereka ma?" Tanya Alisha lagi.
Setelah mengatakan perbuatan suaminya di kamar.
"Mereka sudah besar. Bisa menimbang mana yang baik atau yang buruk. Dosanya pun mereka yang tanggung. Tidak ada kaitannya dengan kami. Terserah mereka mau berbuat apa." Jawab mama mertua.
Alisha terkejut mendengar jawaban mertuanya. Bukannya memarahi atau menasehati mereka, sang mama mertua malah seolah tidak peduli.
Hingga Alisha punya kesimpulan. Kalau perselingkuhan dan perzinaan antara suaminya sering dilakukan dirumah ini. Tapi sejak kapan?. Kok mertuanya santai saja mendengar cerita Alisha.
"Apa mama tahu yang mereka lakukan selama ini ma?!. Dan sudah berapa lama?" Tanya Alisha.
Setelah terdiam sebentar. Memikirkan sikap mertuanya yang santai saja.
"Mama rasa sudah lama. Karena hampir setahun ini Luthfi sering mampir di sini sepulang bekerja. Dan akan pulang setelah makan malam. Fira selalu di sini sampai Luthfi pulang." Jelas mama mertua. Seolah yang dikakukan putranya hal yang lumrah.
Apa mama dan keluarga disini Seperti membiarkan saja putranya berbuat dosa. Dirumah orang tuanya.
Tanpa bicara apapun, Alisha langsung pergi dari rumah mertuanya. memesan ojol sambil berjalan. Dan menunggu di depan gang.
Jarak rumahnya dengan rumah mertuanya sekitar lima belas menit.
Sepanjang jalan tidak henti- hentinya dia beristighfar. Karena tidak percaya dengan kelakuan suaminya, yang merasa tidak berdosa dengan perzinaan yang dia lakukan.
Begitupun dengan mertuanya. Membiarkan rumah miliknya tempat berzina.
Sangat memalukan.
Tunggu saja karma bagi kalian.
Oceh Alisha dalam hati.
.
.
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!