NovelToon NovelToon

Lari Dari Perjodohan

Terlambat

...Halo semuanya (●’◡’●)ノ, lama gak jumpa semoga kabar kalian semua pada baik-baik aja, ya. ...

...Kali ini aku balik lagi sama cerita baru aku semoga kalian masih suka and stay nunggu cerita cerita aku. ...

...Aku tahu cerita aku mungkin masih jauh dari kata baik tapi semoga kalian menikmati cerita baru aku yang kali ini ya☺...

...Happy Reading Reader's..... 😄😚...

Di pagi yang cerah di hari senin, hari yang sangat di benci oleh para pelajar karena mereka harus kembali memulai kegiatan rutin mereka,yaitu belajar. Seperti di hari-hari senin pada umumnya di setiap sekolah pasti akan mengadakan upacara bendera terlebih dahulu untuk mengenang jasa para pahlawan.

Setiap siswa dari daerah mana pun di hari senin itu pasti selalu datang pagi sekali agar tak ketinggalan upacara yang mana pasti jika mereka terlambat pasti akan mendapatkan hukuman.

Tapi sepertinya itu tidak berlaku untuk seorang gadis kelas 2 SMA ini, karena pada pukul 07.30 WIB gadis itu masih terlihat bergelung di balik selimut tebalnya sambil mengarungi alam mimpinya. Padahal di langit biru sana matahari sudah menampakkan sosoknya.

Seorang wanita paru baya terlihat masuk kedalam kamar putri semata wayangnya sambil berkacak pinggang. Lalu berjalan kearah jendela kamar gadis itu dan membuka tirainya selebar mungkin hingga cahaya matahari masuk ke dalam kamar gadis itu. Yang mana hal itu membuat gadis berusia 17 tahun itu terusik dari tidur lelapnya.

"Heung...! “ Lenguh gadis itu mengernyitkan alisnya sambil menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya.

Wanita paru baya yang merupakan ibu dari gadis itu menggeram pelan dengan kelakuan anak gadisnya tersebut lalu dengan kesal menarik selimut yang di pakai putrinya itu.

“Elora Chin Valencia! Bangun kamu! Udah siang, jangan tidur lagi!“ omel wanita paru baya itu; Wendy Ayana.

Sementara gadis yang mari kita panggil saja dia dengan panggilan kecilnya, El orang-orang menyebut namanya. “Aaa Mama, biarin El tidur beberapa menit lagi. El baru tidur, tadi jam 4 subuh.” Elora menahan selimutnya agar tak bisa di tarik sangat ibu erat.

“Apa!! Habis ngapain kamu sampai tidur jam 4 subuh hah?! Padahal besoknya itu kamu masuk sekolah huh! ”

“Ish itu loh, El kemarin abis main sama temen sampai larut plus ikut bal-”  ucapan Elora terhenti dan ia langsung membulatkan matanya saat ia sadar bahwa tadi dirinya hampir saja keceplosan mengatakan Balap liar dihadapan ibunya.

“Bal? Bal, apa?! Ngomong jangan setengah-setengah El!” Wendy kembali mengomel pada sang anak dengan kesal karena bicara hanya setengah-setengah.

Elora mendudukkan tubuhnya di atas ranjang lalu menatap sang ibu dengan senyum sok polosnya sambil menggelengkan kepala. “Engga, Ma. Semalam El pulang kelarutan karena terlalu asik main.”

“Em jam berapa sekarang? El mau— ” Elora menoleh kearah jam dinding di kamarnya, “–Mampus,Gue kesiangan!” Makinya pada diri sendiri lalu bergegas turun dari tempat tidur dan karena ia terlalu terburu-buru ia bahkan sempat tersungkur jatuh membuat Wendy sang ibu yang melihatnya meringis pelan.

Namun gadis itu tak memperdulikan rasa sakitnya yang ada dipikirannya sekarang hanyalah cepat-cepat mandi lalu berangkat ke sekolah sesegera mungkin, karena ia benar-benar sudah sangat terlambat.

Hanya membutuhkan 5 menit kurang Elora sudah keluar dari kamar mandi padahal ia baru saja masuk kedalam kamar mandi itu. Lalu dengan terburu-buru ia menggunakan pakaian sekolahnya kemudian menyambar kunci motornya.

“El berangkat, Ma!” pamitnya mengecup singkat pipi Wendy yang terbengong karena melihat anaknya yang bersiap-siap hanya dalam waktu singkat. Setelah Elora benar-benar pergi barulah Wendy menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

“Aku yakin anak itu hanya membasahi tubuhnya saja tadi. Untung dia masih terlihat cantik dan tak kucel meski tak mandi.” Batinnya lalu membereskan tempat tidur putrinya itu sebelum keluar.

.

.

.

“Sial! Ini semua salah si cecurut bajingan itu kalau aja dia gak cegat gue di tengah jalan pulang semalam dan gue tolak tantangan balapnya gue gak bakal pulang selarut itu dan gak bakal kesiangan kayak begini!” Gerutu Elora menambah kecepatan motor sport kesayangannya itu membelah jalanan yang padat akan kendaraan.

Ckiitt!!

Elora memarkirkan motornya di belakang sekolah yang terhalangi tembok tinggi sekitar 1,7 meter. Melepas helm full face nya, Elora kemudian memperhatikan keadaan sekitarnya sebelum akhirnya memanjat tembok itu lalu melompat masuk kedalam area sekolah yang nampak sepi.

Karena apa? Upacara bendera telah usai sejak beberapa menit yang lalu dan pembelajaran sudah berlangsung. Dengan langkah yang mengendap-endap bagaikan maling Elora menyusuri koridor sekolahnya dengan hati-hati menuju kelasnya yang berada di lantai dua, dimana kelas 11 dan 10 berada.

Begitu sampai di depan pintu kelasnya 11 IPS-3 , Elora terlihat mengintip kedalam kelasnya yang mana ternyata gurunya sedang tak ada. Tentunya tak menyia-nyiakan kesempatan Elora bergegas masuk kedalam kelas dan berjalan menuju bangkunya yang berada di jajaran terakhir pojok kelas dekat jendela.

Bruk!

Elora melemparkan tasnya kasar di atas meja membuat teman sebangku sekaligus sahabatnya itu meliriknya sekilas lalu kembali melanjutkan membaca bukunya.

“Telat lagi?“ tanya gadis yang duduk di sebelahnya tanpa melihat kearah Elora sama sekali, Senna Ira Nirina namanya.

“Hooh, bangun kesiangan gue, ” Balas Elora menyandarkan punggungnya di kursi sambil mengedarkan pandangannya keseluruhan ruang kelasnya. “Gurunya kemana?” tanya Elora kemudian sambil mengeluarkan buku catatannya.

“Keluar bentar, beruntung lo dateng pas gurunya gak ada. ”

Tak lama dari itu seorang pria paruh baya dengan rambut botak di bagian tengahnya masuk kedalam kelas, panggil saja dia Pak Jojo. Pria yang sudah berumur itu terlihat menyapukan pandangannya ke seluruh kelas dan berhenti pada Elora yang terlihat sibuk sendiri.

“Elora?! Sejak kapan kamu masuk kelas saya hah?!” Sentak Pak Jojo membuat seluruh siswa mengalihkan tatapannya kearah Elora yang tersentak kecil karena ia tengah mencontek tugas sahabatnya.

“Eh! Saya udah masuk dari sejak bapak datang kok”

“Jangan bohong kamu! Kamu telatkan?! ” Pak Jojo menukikkan alisnya tajam menatap Elora yang mencibirkan bibirnya sambil bergumam pelan, “Tau aja nih guru! “

“Saya ke toilet dulu tadi, ini baru ke sini lagi, Pak.” alasan Elora dengan lugasnya yang tentunya tak membuat Pak Jojo percaya begitu saja.

“Oh begitukah? Saya tidak percaya! Keluar dari kelas saya sekarang!” Usir Pak Jojo menunjuk pintu keluar sambil membuat buku paket di atas mejanya.

Sementara Elora yang mendengar perintahnya banyak mampu mendengus sebal. “Selamat menikmati hukuman lo, El.” ujar seseorang yang duduk di bangku depan tempat duduknya dengan senyuman mengejek ketika Elora melewati bangku orang itu.

“Sialan lo, Ly! Awas aja lo! ” Desis Elora pelan menatap orang itu yang tak lain adalah sahabatnya juga.

Elora kemudian menatap kearah Pak Jojo dengan seringai tipis yang ia lemparkan kepada sahabatnya itu. “Pak! Lily main HP di kelas tuh pak” seruan Elora sebelum ia benar-benar keluar dari kelas, membuat Lily Allenna Deeva; gadis tadi yang melemparkan ejekan pada Elora membulatkan matanya kaget.

Pak Jojo yang tengah membaca materi yang akan ia jelaskan seketika menatap kearah Lily dengan tajam. “Lily! Keluar dari kelas saya sekarang dan kerjakan hukumanmu bersama El!” Titah Pak Jojo menuai protes anak dari Lily.

“Tapi Pak saya-”

“Gak usah protes! Cepat keluar! ” “Kamu juga! ” Sentak Pak Jojo pada Elora yang masih berdiri beberapa langkah dari pintu keluar kelas.

Elora terkekeh garing sambil mulai melangkah keluar dan melemparkan seringai mengejek kearah Lily yang juga beranjak dari kursi duduknya untuk pergi keluar juga bersama Elora.

Setelah kedua gadis itu keluar Pak Jojo pun melanjutkan pembelajaran yang sempat tertunda dengan kondusif. Dan Senna menggelengkan kepalanya pelan karena tingkah kedua sahabatnya yang selalu saling ejek hingga selalu berakhir dihukum bersama.

.

.

.

Di luar kelas 11 IPS-3, Elora dan Lily kini terlihat tengah terlibat dalam perdebatan kecil sambil berjalan melangkah menuju lapangan untuk melaksanakan hukuman hormat pada tiang bendera.

“Sialan gara-gara lo gue jadi ikutan kena hukuman! Padahal gue gak ngelakuin pelanggaran apapun,” maki Lily mendengus sebal lalu memberikan pukulan pada pundak Elora cukup keras.

“Salah lo sendiri, kenapa ngejek gue? Jadikan jiwa pendendam gue bangun dan pengen nyeret lo buat menderita bareng gue.”

“Dasar pendendam lo!”

“Lah biarin?! Lo juga sama dendaman!”

“Mana ada gue dendaman?! Itu mah elo kali!”

“Elo! ”

“LO! “

“LO! ”

“Elo ya anjir!“ Lily menunjuk wajah Elora tak mau kalah.

“Njing! Elo ya! ” Elora yang tak terima balas menunjuk Lily dan mereka kemudian menghentikan langkah mereka di tengah koridor sambil saling melemparkan tatapan menusuk satu sama lain, sebelum kemudian mendengus lalu tertawa merasa lucu dengan tingkah mereka yang selalu kekanak-kanakan.

“Hahaha.. Apaan sih anjirr, kekanakan banget!” ucap keduanya lalu saling merangkul pundak satu sama lain dan melanjutkan langkah mereka, tapi bukan menuju Lapangan melainkan ke kantin.

“Mending ngantin nyekan? Gue belum sempat sarapan tadi.” Ucap Elora.

“Setuju tuh! Gue juga belum sarapan.” Balas Lily menganggukkan kepalanya kemudian mereka bertos ria sambil terkekeh.

.

.

.

.

Next or No?

Don't forget to Vote, like and komen guysss!!

Musuh bebuyutan

Sementara itu di kelas 11 IPS-1, seorang pemuda dengan penampilan urak-urakan terlihat tengah tertidur nyaman di bangku pojok kelas di mana tempat duduknya berada, padahal saat ini pembelajaran tengah berlangsung dan guru tengah menjelaskan materi di depan ruang kelas sana dengan lantangnya, tapi pemuda itu sama sekali tidak merasa terganggu.

Sahabatnya yang duduk di sebelahnya terlihat menguap saat akhirnya bel istirahat berbunyi, pemuda yang tak kalah urakan itu merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa pegal sesaat setelah guru yang mengajar di kelasnya keluar. Lalu pemuda itu bangun dari duduknya dan menendang pelan kursi temannya yang tengah tidur.

"Woy, Iden bangun! Kantin kagak lo?!" tanya pemuda itu pada temannya yang terlihat mulai terusik dari tidurnya.

"Hoamm~~ kantin lah, gue belum sarapan tadi." sahutnya dengan muka bantalnya dan suara serak khas orang bangun tidur. Kemudian bangun dari duduknya lalu merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal akibat gaya tidurnya yang tidak nyaman.

Lalu iapun melangkah keluar kelas bersama teman-temannya. "Pulang jam berapa lo semalem?" tanya temannya yang lain, penampilannya lumayan rapi karena ia termasuk anggota OSIS.

"4 subuh mungkin, gak tahu gue." ucapnya asal mengingat-ingat semalam ia pulang jam berapa.

"Pulang dari klub, lo ngelayap kemana dulu dah? Gak mampir ke hotel dulu ma lonte, kan lo?" tanya pemuda yang duduk sebangku dengannya memasang wajah penasaran.

Plak!

"Sembarangan lo! Bisa-bisa di penggal gue sama Ibunda ratu kalau tau gue ke hotel ma lonte." pemuda itu memukul belakang kepala temannya tak terima.

"Kan siapa tau gitu." Dan tak di tanggapi lagi oleh pemuda tadi.

Baiklah mari kita perkenalan terlebih dahulu, pemuda yang tadi tidur di dalam kelas itu adalah Aiden Madhava Rasendriya, pemuda yang terkenal nakalnya seantero sekolah tapi memiliki otak encer bahkan pernah mewakili sekolah dalam lomba Olimpiade Matematika sekabupaten dan mendapat juara pertama.

Yang mana karena hal itu lah, pihak sekolah tak mengeluarkannya meskipun ia selalu melakukan hal-hal yang melanggar aturan sekolah.

Tak jauh berbeda dengan Aiden, kedua sahabatnya pun sama-sama pembuat onar sepertinya dan memiliki otak encer pula, contohnya Arrayan Setyara Riga; pemuda yang suka berbuat ulah juga seperti Aiden dan Haider tapi nyatanya ia merupakan salah satu dari anggota OSIS bagian kedisiplinan sekolah.

Dan satu lagi Haider Luthfan Hafiz, tak berbeda jauh dengan kawan-kawannya yang lain ia pun memiliki bakat di bidang non akademik buktinya ia bahkan menjadi ketua basket di sekolahnya dan selalu membabat habis setiap piala juara pertama dalam setiap pertandingan antar sekolah maupun kabupaten. Yang mana karena keberadaan Haider di tim inti basket sekolah merupakan hal yang sangat menguntungkan sekolah dan membuat sekolah mereka menjadi semakin harum dan citranya makin di kenal oleh masyarakat.

Oh iya, jangan lupakan pula paras ketiga pemuda ini yang amat sangat di luar nalar karena ketampanan mereka benar-benar membuat semua orang bisa jatuh terpesona kepada paras mereka.

.

Oke sepertinya cukup sampai sana saja perkenalan kita bersama ketiga pemuda berandalan namun sangat bertalenta itu. Kita kembali lagi ke alur cerita, di mana kini ketiga pemuda itu sudah berada di kantin dan duduk di salah satu meja pojok kantin yang merupakan tempat favorit ketiganya dengan makanan masing-masing di atas meja.

Di tengah acara makan mereka yang tenang, tiba-tiba saja seorang gadis dengan seragam putih ketat terlihat datang menghampiri mereka dan langsung duduk di samping Aiden sambil bergelayut manja.

"Sayang, pagi tadi kenapa gak jemput aku?" Ucap gadis itu dengan suara yang sengaja di manja-manjakan dan menggoyangkan pelan lengan Aiden.

"Oh sorry gue lupa, bangun kesiangan juga tadi." Aiden berucap sambil menyodorkan sendok makannya kearah mulut gadis itu yang tentunya di sambut baik oleh gadis tersebut.

"Emm... Gara-gara kamu lupa aku tadi hampir telat tau. Emang kenapa kamu bisa bangun kesiangan?" tanya gadis itu memasang wajah serius.

Aiden terkekeh pelan karena melihat raut wajah sok serius gadis di sampingnya itu yang merupakan kekasihnya semenjak 6 bulan yang lalu. Kemudian ia mencubit pelan hidung mungil kekasihnya itu.

"Semalam pulang kelarutan dari basecamp, terus telat bangun deh." Ucap Aiden tak sepenuhnya bohong karena ia memang pergi ke basecamp tempat ia biasa nongkrong bersama teman-temannya sebelum pergi ke club bersama kedua sahabatnya dan beberapa teman tongkrongannya yang lain.

Gadis itu menganggukkan kepala mengerti sambil mengusap pucuk hidungnya sebal, "Lain kali jangan keasikan main terus! Aku gak mau hampir telat lagi kayak tadi dan pergi ke sekolah gak bareng kamu." ucap gadis itu yang di balas anggukan singkat oleh Aiden.

Tak lama setelah itu gadis itupun pamit karena di panggil oleh teman-temannya yang berada di meja lain. Setelah kepergian Gadis itu Aiden melanjutkan makannya dengan tenang kembali.

"Gue heran kenapa lo bisa betah pacaran selama itu sama cewek modelan kek Naura, bukannya seinget gue nyokap lo gak suka ya, ma tuh cewek." ucap Haider menopang dagu dengan sebelah tangannya sambil melihat kearah perginya Gadis tadi yang kita panggil saja ia, Naura.

"Nah betul tuh apa kata si Haider, kok lo betah, sih?" Sambung Rayan menimpali.

Aiden menarik gelas minumnya lalu meneguk isinya hingga tersisa setengah, kemudian melirik kedua sahabatnya bergantian. "Gak tahu, di pelet kali gue sama tuh cewek." jawab Aiden asal karena alasan ia memacari gadis itu bukanlah karena ia benar-benar mencintainya tapi, ia hanya iseng dan tak mau kalah dari seseorang yang dirinya anggap sebagai musuh bebuyutannya.

"Ck! Yang bener aja lo kalau ngomong." decak Rayan kesal dengan jawaban Aiden.

"Kalau iya lo di pelet, gimana kalau nanti kita pergi ke tempat ruqyah biar gue tanyain ke si Kribo di mana tempat ruqyah paling bagus," Haider mengeluarkan ponselnya guna menghubungi si Kribo salah satu temannya di tongkrongan.

"Tcih! " Rayan berdecih pelan tak habis pikir dengan Haider yang dengan bodohnya percaya dengan ucapan omong kosong Aiden, sementara pemuda itu terkekeh pelan.

"Ngapain lo dengerin omongan ni anak?! Gak usah tanya-tanya tempat ruqyah ke si Kribo kita gak bakal pergi ke sana. " Ucap Rayan membuat Haider mengalihkan tatapannya kepada Rayan dari layar ponsel.

"Loh kenapa? Lo gak peduli sama temen lo yang mungkin aja ketempelan jin ini?"

Lalu keduanya pun akhirnya malah berdebat kecil dengan Rayan yang menjelaskan dan menolak usulan konyol Haider yang ingin membawa Aiden ke tempat ruqyah, padahal anak itu tidak ketempelan jin apapun dan Haider yang bersikukuh dengan usulannya untuk pergi ke tempat ruqyah.

Sementara orang yang di perdebatkan justru tengah menatap tajam kearah seorang gadis yang tengah bersama teman-temannya dan bercanda dengan seorang pemuda seusianya yang merupakan kekasih dari gadis tersebut.

"Cih! Apa lebihnya cowok loyo macem ketos gadungan itu?!" Batinnya menatap tak suka salah satu pria di meja yang sama dengan gadis yang merupakan musuh bebuyutannya itu.

.

.

.

Elora yang tengah tertawa renyah menanggapi lelucon yang di lemparkan kekasihnya itu tanpa sengaja menatap kearah meja pojok kantin dan melihat salah satu dari tiga orang di meja itu tengah memperhatikan mejanya dengan tatapan tajam lebih tepatnya kearah dirinya.

Membuat Elora yang melihatnya langsung menatap balik pemuda itu dengan tatapan mata yang tak kalah tajam, seolah melemparkan pertanyaan bernada sinis kepada pemuda tersebut, "Ngapain lo liatin gue?! Suka lo?! " Kira-kira seperti itu.

Pemuda yang duduk di pojok kantin sana terlihat mengerjap pelan sembari berdecih sinis, "Cih! Gue suka sama lo? Najis, gak usah ngimpi! " Balas pemuda itu tak kalah sinis, Aiden.

.

.

.

Don't forget to Vote, Like and Coment guyss!!

Tak sengaja berpapasan

"Eh pulang sekolah nanti, nge mall yuk? Dah lama kita ngak nge mall bareng-bareng." Ajak Elora pada kedua sahabatnya sambil menyedot teh sisri nya yang tadi ia beli di kantin.

"Boleh tuh, gue setuju." Sahut Lily yang berdiri bersandar pada pembatas rooftop sekolah. Iya mereka sekarang ini tengah berada di atap sekolah lagi cari angin padahal bel masuk sudah berbunyi sejak 20 menit yang lalu, tapi anak-anak nakal ini bukannya kembali ke kelas malah menyimpang ke rooftop sekolah.

Sedangkan, Senna yang duduk di samping Elora di kursi yang sudah tak terpakai terlihat masih asik membaca novelnya. Membuat Elora yang duduk di sampingnya itu menoleh pada sahabat satunya yang memang sedikit pendiam itu.

"Lo juga ikut kan, Sen?"

"Sorry gue gak bisa ikut, udah ada janji. Ferdi katanya mau ngajak gue date hari ini," Sahut Senna membuat Lily yang tengah mengupas kulit kuaci nya langsung menoleh tak suka pada Senna begitu pula dengan Elora.

"Haish! Lo masih pacaran sama cowok kasar + fuck boy kayak dia?! " Umpat Lily dengan nada tak sukanya yang amat sangat kentara, pada sosok pria dari sekolah sebelah yang merupakan kekasih dari sahabatnya.

"Ferdi udah berubah dia gak sekasar dulu, dia juga udah gak main cewek lagi." Bela Senna sambil menutup buku novelnya karena sudah selesai membaca, Lalu menatap kedua sahabatnya bergantian.

"Ck! Elo udah bener-bener buta kayaknya! Kalau dia udah berubah terus luka lebam di pipi, lengan sama kening lo tiga hari lalu apa?! Dan asal lo tahu semalam bahkan pas lo udah balik sama Lily gue liat dia lagi cipokan ma cewek depan motel! "

"Anjing! Bangsat banget tuh bajingan! Udah Sen putusin aja! Dia cuma nyakitin lo doang!" Umpat Lily meremas bungkus kuaci nya dengan penuh emosi.

"Gue masih sayang sama Ferdi, gue yakin dia juga pasti bakal bener-bener berubah." Senna menundukkan kepalanya tak mampu melihat raut wajah penuh emosi kedua sahabatnya.

"Huh! Terus mau sampai kapan lo ngejalanin hubungan gak sehat kayak gini sama dia, Senna?!" bentak Elora mengacak rambutnya frustasi dengan sifat bucin kelewat tololnya Senna.

Senna tak menjawab ia hanya menundukkan kepalanya sambil meremas roknya pelan. "Gue juga pengen berhenti bahkan ninggalin dia tapi gue gak bisa.. Gue takut..." Ucap Senna dalam hati.

"Senna, lo tahu kita berdua peduli sama lo, kan? kita berdua gak mau sampai lo kenapa-napa di tangan cowok kasar kayak Ferdi. Bahkan sebelum lo jadian sama dia aja kita udah peringati elo kalau Ferdi itu Brengsek, Bajingan semua hal buruk ada di dia. Tapi lo justru malah jadian sama dia. Kita gak mau lo kenapa-napa." "Apalagi jadi korban Ferdi yang selanjutnya, Setelah Kak Airin. " Lanjut Lily dalam hati seraya membawa Senna kedalam pelukannya.

"Gue tahu kalian khawatir, tapi gue bakal baik-baik aja, tenang aja. " Ucap lirih Senna membalas pelukan Lily.

Elora yang melihat kedua sahabatnya itu berpelukan pun menghela nafas pelan sebelum ikut bergabung dan memeluk keduanya. "Kalau lo sampai di apa-apain sama si brengsek Ferdi atau tuh cowok ngelakuin hal bajingan sama lo, gue mohon kasih tahu sama kita berdua, Senna! Biar gue kasih dia pelajaran!" Ucap Elora.

"Lo juga punya gue, lo gak lupa kan? Om gue kepala Kepolisian," Sambung Lily dan di balas anggukkan kepala oleh Senna. "Gue beruntung punya kalian berdua, tapi maaf gue belum bisa kasih tahu kalian tentang kejadian itu." Lirih Senna dalam hati. Lalu setelah itu ketiganya pun melepaskan pelukan mereka.

.

.

.

Pulang sekolahnya, hangat Elora dan Lily lah yang pergi ke pusat perbelanjaan itu, tanpa Sena karena gadis itu tetap memilih pergi kencan bersama kekasihnya.

Dengan masih menggunakan seragam sekolah yang di balut dengan jaket dan hoodie untuk Lily kedua gadis itu pun mulai mengeksplor setiap toko yang ada di mall tersebut hingga tak ingat waktu bahkan belanjaan mereka lumayan banyak juga.

"Eh! Udah jam 5 sore, balik yuk! " Ucap Lily saat ia melihat jam tangannya.

Elora pun ikut melihat jam tangan yang di pakainya, "Woah iya, gak kerasa banget, ayo lah balik tapi sebelum itu mampir makan di restoran dulu yuk? Gue laper, "

"Ayo gue juga laper." Lalu keduanya pun berjalan menuju restoran tempat langganan mereka jika tengah di mall itu.

Saat di perjalanan menuju restoran tanpa sengaja keduanya berpapasan dengan Aiden yang di anggap musuh bebuyutan oleh Elora maupun Aiden.

Aiden tak datang sendiri ke pusat perbelanjaan itu melainkan bersama kekasihnya, Naura Whulandary. "Ck! Dunia ternyata sesempit ini, ya? Kenapa dari sekian banyaknya mall lo harus datang ke mall ini." Ujar Aiden berdecak begitu berdiri saling berhadapan dengan Elora.

"Lah, terserah gue dong mau pergi kemana aja, lagian lo pikir ini mall punya nenek moyang lo? Bukan kan?!" Ketus Elora melipat tangannya angkuh.

"Heh! Biasa aja dong kenapa lo nge-bentak segala sama cowok gue!? " sentak Naura membuat Lily menaikan sebelah alisnya risih.

"Woy Nek lampir dari sisi mananya, temen gue nge-bentak cowok lo?! Temen gue cuma ngomong pake nada ketus ye! " Ucap Lily tak terima.

Elora melirik gadis di samping Aiden sinis, "Oh lagi nemenin sugar baby lo ternyata, mending lo lebih ajarin sopan santun deh ma sugar baby lo supaya gak ikut campur pas ada orang yang lagi ngomong. " Sinis Elora.

"Siapa yang lo panggil sugar baby, gue itu pacar Aiden jadi jelas aja kalau lo cari ribut sama Aiden, gue bakal ikut campur."

"Njing, siapa yang cari ribut? Cowok lo noh yang duluan nyapa tapi ke cari ribut sama gue!" Elora berucap kesal.

"Ah udahlah, minggir lo berdua, halangin jalan gue aja! Dasar pasangan gebleg" Maki Elora sambil mendorong Aiden agar menyingkir dari jalannya di ikuti oleh Lily yang melemparkan tatapan sinis kepada Aiden dan Naura.

Setelah bayangan Elora dan Lily pergi menjauh dan tak terlihat karena berbaur dengan keramaian mall, Naura pun berdecak sebal. "Cih, tuh cewek kenapa suka sok banget sih gaya ya? Heran gue dasar sok kecakepan!" gerutu Naura lalu menengadahkan kepalanya menatap Aiden yang masih menatap kearah kepergian Elora tadi.

"Sayang! Ayo pergi, kita belum beli tas yang aku mau, " ucapan Naura membuyarkan lamunan Aiden.

"Iya, ayo pergi." Ucap Aiden dan mereka berdua punya pergi menuju toko tas yang di inginkan Naura.

Sebenarnya, dulu ketika mereka masih menjadi murid baru Aiden dan Elora sempat dekat bahkan mereka hampir berpacaran, sebelum Elora tanpa sengaja mendengar obrolan Aiden bersama teman-temannya di gudang belakang sekolah yang mengatakan bahwa mereka menjadikannya sebagai bahan taruhan setelah Aiden kalah dalam permainan TOD, dimana tantangannya adalah Aiden harus mendekati siswi paling cantik di angkatan mereka dan membuat gadis itu baper, Dimana saat itu Elora lah yang merupakan gadis paling cantik seangkatan mereka. Jika Aiden berhasil membuat Elora jatuh hati maka ia akan mendapatkan penthouse milik Haider.

Namun, sayangnya Aiden kalah dalam taruhan itu karena Elora sudah mendengar semua rencananya, dan dari sana lah awal mula benih kebencian tertanam di hati Elora dan menganggap Aiden musuh abadinya.

.

.

.

^^^Thank you for reading^^^

^^^Don't forget to vote, like and comment! ^^^

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!