HAI BAGI KALIAN YANG MASIH BARU, DISARANKAN MEMBACA NOVEL PERTAMA DULU YA. JUDULNYA 'MENIKAHI TUAN MUDA YANG KEJAM' YANG MENGISAHKAN ORANG TUA SEAN. DIBAWAH INI NOVELNYA YA
KARENA NOVEL INI ADALAH LANJUTAN DARI NOVEL DIATAS.
HAPPY READING 😊
Sean Armadja adalah anak pasangan Rangga dan Alya.
Wajahnya manis seperti ibunya.
Tubuhnya berperawakan tinggi, putih dan tegap.
Namun dia, tumbuh menjadi sosok yang dingin dan kejam seperti Papanya dulu.
Dia sering berlaku kasar kepada pelayan atau pengawal yang melakukan kesalahan walau sekecil apapun.
Rangga dan Alya sudah sering menasehatinya, tapi tidak pernah di dengarkan.
Sean bekerja di salah satu perusahaan besar pemberian Papanya. Dia menjadi Direktur utama disana. Karena persyaratan menjadi CEO adalah merubah sikapnya dulu.
Raya Armadja adalah adik kandung Sean yang merupakan anak kedua dari pasangan Rangga dan Alya. Umurnya baru 21 tahun.
Wajahnya sangat imut, dia masih kuliah.
Berbeda dengan Sean, Raya sangat baik hati dan ramah. Dia bersikap lembut kepada pelayan atau pengawal di rumahnya. Sifat dan wajahnya benar benar seperti Alya.
Viana adalah seorang gadis yang entah dari mana asalnya tiba tiba mendatangi keluarga Armadja dan meminta pertanggung jawaban Sean atas apa yang dilakukan Sean padanya.
Sean membantah tuduhannya karena dia tidak mengenal Viana.
Namun, Viana punya bukti yang kuat yaitu berupa foto yang membuat semua keluarga Armadja terkejut. Bahkan Viana mengancam akan menyebarluaskan foto itu jika Sean tidak menikahinya.
Dengan terpaksa Sean menikahinya atas permintaan keluarganya. Namun Sean ingin pernikahannya di rahasiakan publik karena dia tidak sudih memperkenalkan Viana yang menurutnya sudah menjebaknya demi harta.
Lalu, Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Berikut ini Biografi nya ya
Nama : Sean Armadja
Umur : 25 Tahun
Ciri : Tinggi, putih, tegap, tampan dan manis
Karakter : Kejam, dingin, dapat melakukan apa saja yang dia inginkan.
Cast : God Itthipat
Nama : Raya Armadja
Umur : 21 Tahun
Ciri : Tinggi, putih, imut mirip seperti Alya saat masih muda.
Karakter : Baik, ramah, sopan dan suka menolong
Cast: Mild Wirapond
Nama : Viana Larasati
Umur : 23 Tahun
Ciri : Cantik, bertubuh tinggi dan langsing.
Karakter : Pendiam, kuat dan tegar
Cast: Richie Oranate
Nama : Zein Armadja anak dari pasangan Dirga dan Celin
Umur : 23 Tahun
Ciri : Tinggi, tampan
Karakter : Tegas, cerdas, ramah dan pendiam
Cast : Bright Vachiravit
Nama : Lyana Natasya ( anak pasangan Ruly dan Ina)
Umur : 23 Tahun
Ciri : Cantik
Karakter : Baik, pintar dan ceria
Cast: Weeraya Sukaram
Itulah visual pemeran Menikahi Tuan Muda Yang Kejam 2.
Semua sudah semua sudah dalam porsinya masing masing ya.
Author mau mengucapkan terima kasih karena dukungan kalian selama ini sehingga author berhasil menyelesaikan buku pertama.
Di novel kali ini author akan menyajikan cerita yang tidak kalah serunya dibanding cerita di buku pertama.
Karakter Sean yang kasar pada semua yang tidak dia sukai, dan sosok Viana yang kuat dan tegar akan mencampur adukan perasaan pembaca.
Apakah ada misterinya?
Ya jelas ada dong, kayak nggak tau author aja wkwkw.
Tapi author nggak bisa crazy up kayak dulu ya soalnya nggak seluang dulu waktunya.
1 hari author akan Up minimal 3 episode.
Doaian aja agar author tetap sehat biar bisa up tiap hari ya.
Happy Reading sayang akoh, jangan lupa dukungannya 😘
Hening terasa di dalam rumah besar dan mewah itu.
Sean tampak menundukkan wajahnya.
Rangga menatap tajam ke arahnya. Alya menangis terisak dalam pelukan Rangga.
Mereka menunggu penjelasan Sean.
"Katakan Sean apa maksud dari semua ini!!!" Teriakan Rangga memenuhi ruang tamu itu.
Sean tak bergeming. Dia menatap ke arah seorang gadis yang kini sedang menangis terisak di depannya. Dia adalah Viana yang tadi datang dan membuat keadaan menjadi tegang karena pernyataannya.
"Nona katakan bagaimana kau mendapat foto ini? Aku tidak pernah menidurimu" Sean menatap tajam ke arah gadis itu.
"Kamu sudah meniduriku di hotel saat kamu mabuk malam itu. Bagaimana kamu bisa ingat? Kamu sangat mabuk malam itu. Kamu harus bertanggung jawab" Viana mengangkat wajahnya dan menatap Sean dengan tatapan sedih.
"Katakan padaku bagaimana kau juga berada di hotel itu" Kata Sean
"Ini rekaman CCTV di hotel itu" Gadis itu menunjukkan hpnya dan memutar rekaman CCTV di lorong hotel. Terlihat dalam rekaman itu, Sean berjalan sempoyongan. Dia membuka pintu kamarnya lalu keluar lagi seperti melupakan sesuatu. Viana kebetulan lewat dan menabrak Sean yang tiba tiba keluar kamar. Sean terhuyung dan jatuh ke lantai karena keadaannya yang sangat mabuk. Lalu terlihat Viana memapah Sean ke dalam kamarnya. Dan setelah itu Viana tidak keluar dalam waktu yang cukup lama.
Dia keluar kamar sekitar jam 1 pagi dengan rambut acak acakan dan berlari sambil menangis.
Rangga berdiri dan
"Plakkkkkkk" Sebuah tamparan keras mendarat di pipinya.
"Pa, hentikan" Alya menarik Rangga agar duduk kembali dan meredam emosinya.
"Dasar anak tidak tau diri. Begini balasanmu kepada kami?" Rangga menajamkan tatapannya. Teriakan emosinya memenuhi ruangan itu.
Sean menunduk. Hatinya terluka karena ini tamparan pertama dari Papanya.
Rangga kembali duduk dengan mata memerah. Dia tampak sangat kecewa karena putranya menjadi laki laki yang hampir seperti dirinya saat dulu.
Alya menatap ke arah Viana. Gadis yang tiba tiba datang dan membuat suasana menjadi seperti ini.
"Viana kamu tinggal dimana?" Tanya Alya yang matanya masih memerah karena habis menangis
"Saya tinggal di jl xxx bersama ayah saya Tante" Kata Viana
"Dimana ibumu?" Tanya Alya
"Ibu saya sudah meninggal saat saya masih kecil Tante" Kata Viana
"Mengapa kamu berada di hotel itu?" Tanya Alya lagi
"Saya bekerja di sana menggantikan pegawai hotel yang sedang sakit tante. Karena saya hanya menggantikan saja maka saya tidak memakai seragam hotel" Kata Viana
"Hentikan omong kosongmu Nona, aku ingin melakukan visum. Aku sudah hapal dengan strategimu. Kau menjebakku agar bisa mendapatkan hartaku benarkan" Sean berdiri dan menunjuk Viana yang kembali menitihkan air mata.
Matanya menyorot tajam ke arah gadis itu.
"Aku tidak mau melakukan visum. Itu hanya akan membuat hatiku semakin terluka karena mengingat kamu merenggut kesucianku. Aku hanya ingin pertanggung jawabanmu. Bukan kah foto dan video ini sudah membuktikan semuanya? " Viana menatap ke arah Sean.
"Aku tidak mau!!!" Teriak Sean
"Baik lah jika kamu tidak mau, aku akan menyebarluaskan foto itu agar semua orang tau" Kata Viana menatap serius ke arah Sean.
Baik Rangga maupun Alya sama sama terkejut degan ancaman Viana.
Jika foto itu di sebar luaskan, maka nama baik keluarga mereka akan tercoreng dan akan mempengaruhi bisnis mereka.
"Dasar wanita gila. Berani sekali kau mengancam keluargaku?" Sean melotot ke arah Viana.
"Aku hanya meminta pertanggung jawabanmu saja" Kata Viana.
"Apa kau tau sedang berhadapan dengan siapa?" Tanya Sean dengan nada pelan namun penuh tekanan.
"Jika kamu membunuhku, foto dan video itu tetap akan tersebar luas karena aku sudah memberi tahu seseorang yang aku percaya" Kata Viana
Sean tidak bisa berkata kata lagi.
Rangga menatap serius ke arah Sean.
"Nikahi lah dia" Ucapan Rangga berhasil membuat Alya dan Sean terkejut.
"Apa?" Sean tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Papa bilang nikahi dia" Rangga mengulang kalimatnya.
"Tidak Pa, aku tidak mau. Aku tidak sudih" Sean menatap Viana dengan tatapan sinis
"Jangan menjadi pengecut!!!" Suara bentakan Rangga kembali menggema.
Alya sendiri tau jika Rangga mengeluarkan suara petirnya, artinya dia memang sangat marah.
"Ma" Sean menatap ke arah Alya. Ibunya yang paling dia cintai karena sejak kecil Alya selalu menyayanginya dan tak pernah sekalipun memarahinya. Saat menegur kesalahan Sean pun Alya selalu berkata dengan lemah lembut. Berbeda dengan Rangga yang perawakannya memang keras dan tegas.
"Sean, nikahi dia. Ini semua demi keluarga kita. Papa dan Mama tidak mau jika nama baik keluarga kita tercoreng" Kata Alya dengan tatapan sedih.
Sean menunduk. Ini adalah hari terberat dalam hidupnya. Hari dimana dia harus memilih antara keegoisannya atau nama baik keluarganya.
Lengang terasa, beberapa menit susana menjadi hening. Lagi lagi semua menatap ke arah Sean dengan tatapan penuh harap.
"Baiklah, Pa Ma. Aku akan menikahi dia. Tapi aku mau pernikahan ini di rahasiakan publik.
Aku ingin jangan sampai ada yang tau kalau aku mendaftarkan pernikahan ini ke KUA" Kata Sean mengakhiri keputusannya.
"Bagaimana Viana?" Tanya Alya
"Saya menurut saja tante yang penting Sean mau mempertanggung jawabkan perbuatannya" Kata Viana
Cih siapa juga yang sudih menjadi suamimu. Lihat saja aku akan membuatmu menuntut cerai saat kamu tidak sanggup lagi hidup bersamaku. Gumam Sean. Sepertinya kata setuju yang dia lontarkan tadi adalah awal dari semua rencana yang akan dia susun untuk menjauhkan gadis itu darinya.
"Ma, aku juga mau setelah kami menikah kami tingga di rumah sendiri" Kata Sean.
Alya terkejut dengan keputusan Sean.
Bagaimana bisa dia jauh dari Sean yang sejak dulu sangat dekat dengannya. Walaupun sikap buruk Sean yang sering berlaku kasar pada pelayan dan pegawal di rumah itu, tapi tetap saja Sean adalah puteranya.
"Sean, apa kamu yakin?" Tanya Alya
"Aku yakin Ma" Kata Sean serius
"Biarlah Ma, biar dia bisa mandiri" Kata Rangga
Viana tak bergeming. Tak di sangka Sean malah ingin hidup berdua saja dengannya.
Kenapa dia ingin hidup berdua saja denganku. Cinta? itu mustahil. Dia pasti punya rencana lain. Baik lah aku akan mengikuti aturanmu Tuan Muda. Gumam Viana. Matanya menatap wajah putih nan bersih. Sorot mata yang tajam dengan hidung mancung dan bibir seksi. Dipadu dengan gaya rambut berponi yang membuatnya semakin terlihat tampan.
Tampan? Tentu saja dia adalah anak Rangga.
Setelah semua sudah sepakat, maka di putuskan bahwa Sean dan Viana akan menikah 3 minggu lagi di rumah yang akan mereka tempati nanti.
Tentu saja mereka mempunyai banyak rumah yang merupakan investasi mereka dan Sean hanya tinggal memilih rumah mana yang ingin dia tempati.
Alasan pernikahan ini juga akan di rahasiakan dari keluarga besar Armadja karena itu termasuk aib Sean.
Mereka akan beralasan bahwa Sean dan Viana saling menyukai.
Viana pulang dengan di antar oleh salah satu supir di rumah Sean.
Hari pernikahan pun tiba.
Hari ini Sean akan menikah dengan Viana.
Tidak ada sebar undangan, tidak ada fitting baju pengantin, tidak ada pelaminan mewah, tidak ada pesta pernikahan. Yang ada hanyalah dekorasi akad nikah dengan penghulu dan beberapa saksi.
Setelah melewati masa yang sulit seperti amarah Oma Laura yang tidak merestui karena latar belakang Viana yang ternyata seorang gadis miskin dan merupakan anak dari pensiunan pegawai kecil dan rendahan. Juga keterkejutan keluarga Dirga atas berita pernikahan yang alasannya tidak memuaskan.
Rangga hanya bilang bahwa Sean menyukai Viana. Tentu saja Rangga dan Alya tidak mau jika aib Sean di ketahui seluruh keluarganya.
Cukup mereka saja yang tau. Bahkan Raya adik Sean juga ikutan bungkam.
*****
Di sebuah rumah yang sederhana. Viana telah di dandani. Dia memakai kebaya warna putih. Sang Ayah menatap putrinya yanh sedang berkaca di depan cermin dengan raut wajah tegang.
"Vi, apa kamu yakin dengan semua ini?" Tanya Pak Hendra yang merupaka Ayah Viana
"Vi yakin Yah, Vi harus melakukan semua ini" Kata Viana berbalik dan menatap Ayahnya.
"Apa kamu yakin semua ini akan berjalan sesuai dengan rencanamu? Berhati hati lah Vi" Kata Hendra
"Ayah jangan khawatir, Vi akan baik baik saja" Kata Viana kembali meyakinkan Ayahnya.
Hendra mendekati Viana dan membelai pipinya.
"Maafkan Ayah, seharusnya kamu tidak perlu melakukan semua ini" Kata Hendra dengan raut wajah sedih
"Sudah lah Yah, Vi hanya menjalankan amanah terakhir Alm. ibu" Kata Viana
"Ya sudah, ayo kita pergi sepertinya suara mobil di depan adalah mobil yang menjemput kita" Ajak Hendra.
Viana dan Hendra melangkah keluar rumah. Ternyata memang supir keluarga Armadja yang datang. Mereka menaiki mobil itu dan menuju lokasi pernikahan.
*****
Sean tampak masih melamun d kamarnya.
Dia tidak menyangka bahwa hari ini dia akan menikah dengan wanita yang tidak dia kenal.
Bahkan pacar saja dia tidak pernah punya karena dia memang tidak suka menghabiskan waktu dengan berpacaran.
"Sean" Alya membuka pintu kamar Sean.
Dia melihat Sean yang masih melamun dengan baju yang masih sama.
"Sean cepatlah ganti bajumu. Mereka suda berangkat" Kata Alya
Sean menatap wajah Mamanya yang masih kelihatan cantik walau sudah berumur.
"Iya Ma, Sean akan keluar sebentar lagi" Kata Sean yang mengambil setelan jas yang merupakan baju pengantinnya.
Alya keluar dan menunggu Sean di lantai bawah.
Tak lama kemudian Sean turun.
Dibawah juga ada Zein yang tengah berdiri dengan pakaian rapi sambil menatapnya.
"Tatapan macam apa itu?" Tanya Sean yang merasa tidak nyaman dengan tatapan Sean.
"Aku lelah menjadi tamengmu saat banyak gadis yang mendekatimu dan sekarang kau akan menikah. Bahkan aku tidak tau selama ini kau punya pacar" Kata Zein sedikit kesal
"Aku tidak pernah memintamu melayani para gadis bodoh itu" Kata Sean
"Tapi mereka selalu menanyakan perihal tentangmu kepadaku. Karena apa? Karena kau terlalu arogan, acuh, dan dingin" Kata Zein
"Sudah lah itu tidak penting sekarang. Aku tidak butuh protesmu" Kata Sean
"Sudah lah anak anak. Ayo kita berangkat" Kata Alya mengakhiri perdebatan mereka. Alya tau betul bahwa Sean dan Zein memang selalu berdebat untuk hal sekecil apa pun. Mereka mewarisi watak Papanya mereka.
Alya, Rangga, Sean dan Raya berangkat dalam satu mobil. Sedangkan mobil yang di tumpangi Dirga, Celin dan Zein berada di belakang mereka
Sesampainya di rumah itu, Penghulu dan saksi sudah datang begitu juga dengan Viana dan ayahnya.
Sean menatap ke arah Viana yang tengah duduk dengan Ayahnya.
Dia menatap dingin ke arah gadis itu. Gadis yang telah menjebaknya demi harta.
Mengapa Sean berpikir demikian? Karena latar belakang Viana dan keberanian Viana menemui keluarga Armadja demi meminta pertanggung jawaban Sean. Padahal Sean sendiri yakin bahwa dia tidak melakukan apa apa pada viana.
"Bagaimana apakah kedua pasangan sudah siap?" Tanya Pak penghulu.
"Sudah" Jawab mereka serempak
"Baik lah, Ayah mempelai wanita akan menikahkan mereka" Kata Pak Penghulu.
Sean duduk berdampingan dengan Viana.
Di depan mereka ada Ayah Viana dan penghulu juga beberapa orang saksi yang berada di samping kanan dan kiri.
Hanya Oma Laura dan Opa Erlangga yang tidak datang. Sedangkan Grandma tidak bisa hadir karena tubuhnya sudah tidak kuat pergi kemana pun.
Akad nikah pun di mulai. Dengan satu tarikan nafas, Sean mengucapkan kalimat ijab qobul dengan sempurna tanpa ada kesalahan sedikit pun.
Dan sah, mereka sudah menjadi suami istri. Sean dan Viana menerima buku nikah yang di berikan oleh penghulu.
Mereka sah menikah secara agama maupun hukum namun pernikahan itu tetap di rahasiakan. Penghulu dan para saksi di minta juga untuk tidak membuka mulut.
Setelah selesai dan penghulu juga para saksi pulang, Ayah Viana juga pulang di antar supir Sean.
Sebelum pulang, Ayahnya berpesan kepada Sean.
"Jaga lah puteriku. Sekarang dia adalah tanggung jawabmu" itulah kata yang di ucapkan Hendra kepada Sean.
Sean diam tanpa mengatakan apapun.
Bermimpi lah
Malam harinya, Keluarga Armadja juga pamit pulang.
Tinggal lah Sean dan Viana. Pengawal dan pelayan akan datang besok jadi malam ini mereka hanya berdua saja.
Sean membawa paksa Viana ke dalam kamar utama yang berada di lantai atas.
Viana meringis karena cengkraman tangan Sean sangat kuat.
Sesampainya di dalam kamar, Sean menjatuhkan tubuh Viana ke atas ranjang dengan kasar.
"Sean apa yang kamu lakukan?" Viana membenarkan posisinya. Dia mencoba berdiri tapi Sean keburu menindih tubuhnya.
"Kenapa? Kau takut? Bukan kah kita sudah pernah melakukannya? Apa kau tidak ingin mencobanya dalam keadaan sadar?" Sean menatap tajam. Tatapan menusuk yang mendebarkan jantung.
"Tidak Sean, bukan itu maksudku. Kenapa kamu kasar kepadaku?" Tanya Viana
"Kenapa? Kau masih bertanya kenapa? Karena kau sudah menghancurkan hidupku. Kau menjebakku dalam permainanmu. Tapi aku tidak akan tertipu." Kata Sean
"Sean, aku tidak menjebakmu. Semua terjadi begitu saja. Malam itu kamu yang memaksaku. Kamu mabuk karena itu kamu tidak ingat apa apa" Kata Viana dengan tatapan memohon
"Aku akan membuatmu menderita seumur hidup" Sebuah kalimat ancaman dengan tatapan menusuk penuh kebencian.
"Sean, aku mohon. Ini semua bukan lah jebakam" Kata Viana kembali meyakinkan Sean.
Sean kembali berdiri.
Dia membelakangi Viana.
"Tidur lah di kamar lain. Aku tidak sudih sekamar dengan wanita murahan sepertimu" Kata Sean Tanpa menoleh.
Viana bangkit dari tempat tidurnya.
Dia hendak melangkah namun Sean menarik tangannya. Sebuah cengkraman kuat di rasakan Viana.
"Dengar, apa pun yang terjadi di rumah ini. Jangan pernah berkata apapun pada orang tuaku. Jangan pernah keluar dari rumah ini dan ikuti semua peraturan yang ku buat, mengerti!!!" Kata Sean penuh penekanan.
"Aku mengerti" Kata Viana.
Sean melepas cengkraman tangannya dan membiarkan Viana pergi.
Lihat saja, aku akan membuatmu menderita selama hidup bersamaku.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!