NovelToon NovelToon

Pernikahan Settingan

skenario pernikahan

di tengah musim panas pada awal bulan Agustus ini cuaca sangat terik, langit bersih tak berawan dan semilir angin perlahan bertiup memberikan kesejukan kepada udara yang membuat banyak orang menghela nafas nikmat karena berkat nya udara panas saat itu sedikit mereda.

Aku duduk tenang di depan seorang wanita yang adalah istri ku, di samping ku juga duduk seorang pengacara dan seorang saksi.

Si pengacara memberiku selembar kertas yang berisi gugatan cerai terhadap ku untuk aku tanda tangani.

Aku terus menatap selembar kertas itu, aku merasa ada perasaan aneh menjalari di dalam hati ku. sudah hampir sepuluh menit aku hanya memandangi kertas itu tanpa mau menyentuh nya.

Aku menoleh ke arah wanita yang tengah menatap ku dengan mata cokelat terang yang berkilauan itu.

Sorot mata nya yang sendu, seketika membuat ego ku langsung goyah. Hati ku malah berdebar tak karuan seperti sedang menghadapi sebuah ketakutan.

" Cepat tanda tangani surat cerai itu, kau bilang ingin segera mengakhiri kontrak pernikahan ini ," ujar wanita itu membuyar kan lamunan ku.

Yap, sebenarnya kami tidak seperti pasangan suami istri lain, kami menikah secara resmi namun di balik semua itu ada sebuah kesepakatan di antara aku dan istri ku untuk membuat sebuah kontrak pernikahan yang menjadikan pernikahan kami ini adalah pernikahan yang sudah di setting.

Tidak ada rasa cinta di antara kita, bahkan pada awal pernikahan kita, kita tidak saling mendekatkan diri bahkan untuk saling bicara atau bertegur sapa pun hampir sama sekali tidak terjadi.

Meskipun ada itu hanya sebuah perdebatan sengit untuk saling mencela dan mengejek satu sama lain.

Namun saat di hadapan publik kami akan berakting seolah kami adalah pasangan suami istri yang bahagia dan saling mencintai.

Semua itu hanya untuk pencitraan di depan kamera dan juga publik yang terus mengawasi kami dan membuat kami menjadi sumber gosip mereka.

Yah, ini semua hanya untuk menarik perhatian supaya membersihkan dan menaikan kembali nama istri ku sebagai seorang publik figur.

Ini semua membuat harga diri ku sangat terluka, tapi aneh nya aku tidak bisa menolak nya, dengan begitu saja aku menyetujui nya itu membuat ku kesal sekaligus heran kepada diri ku sendiri.

ELEA ELGA LUCIANA, wanita yang angkuh yang kini adalah istri kontrak ku tapi aku membenci nya sejak saat kami menikah.

***

# 1,5 tahun yang lalu #

pak Genta yang adalah CEO dari lebel yang menaungi ku sebagai aktor menemui ku secara pribadi.

Tentu saja aku sangat merasa terhormat dan setuju untuk menemui nya, namun permintaan nya sungguh melukai harga diri ku saat itu.

" Apa menikahi Elea ?" Ucap ku kaget sekaligus heran, kenapa tiba-tiba beliau meminta ku untuk melakukan nya.

" Maaf kan aku bukan nya aku lancang, tapi ini solusi terakhir untuk membuat nama cucu ku kembali naik," ujar pak Genta, raut wajah nya serius dan sorot matanya terlihat sedang memohon agar aku mau melakukan nya.

Elea adalah cucu nya sekaligus juga salah satu aktris yang di naungi oleh agensi yang di pimpin nya.

Elea adalah aktris yang Sangat berbakat, setiap film atau series yang dia bintangi selalu memperoleh rating tinggi.

Namun beberapa bulan lalu dia tersandung sebuah skandal yang membuat karir nya seketika hancur.

awal mulanya dari sebuah postingan milik seorang anonim yang mengaku sebagai teman sekolah Elea dulu sewaktu SMA, dia membeberkan sebuah pernyataan mengenai sikap buruk Elea yang sering melakukan bully nya hingga dirinya itu mengalami gangguan mental dan harus pindah sekolah selain itu, anonim itu membeberkan bukti bahwa Elea selalu memanipulasi nilai-nilai nya.

Tentu saja hal itu membuat Publik geram bahkan sampai banyak yang mengecam bahkan meminta pemboikotan Elea dari acara TV mana pun.

Meskipun pihak Elea sudah menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan Elea sudah mengklarifikasi kebenaran nya namun tidak serta merta membuat Elea bisa di terima lagi dengan baik oleh publik.

Namun Elea masih tetap ingin berkarir di dunia entertainment, dia pun meminta bantuan dari sang kakek yaitu pak Genta.

Meski awal nya pak Genta tidak mendukung kemauan Elea yang ingin tetap berakting meski nama nya sudah tercoreng tapi melihat bakat Elea yang sangat bagus dan kemauan keras nya, pak Genta pun terus berusaha mencari cara supaya nama Elea kembali bersih dan kembali bisa diterima oleh masyarakat.

Dan usaha terakhirnya adalah meminta ku untuk menikahi nya.

' Kenapa aku ? ' benak ku, namun setelah aku merenung aku tahu sebab nya, yah mungkin karena aku adalah aktor papan atas sekarang ini dan nama ku sedang naik daun.

Mungkin dengan kepopuleran ku ini bisa membawa nama Elea ikut naik lagi.

Dan saat kami memutuskan menikah akan menarik bahkan menghebohkan publik.

Maka perlahan kasus yang telah merusak nama baik Elea perlahan di lupakan.

' Sial, aku sedang di manfaat kan sekarang .' gerutu ku dalam hati.

Tentu saja memang niat mereka begitu, mereka ingin membuat Elea numpang tenar pada ku.

" Gimana ? Apa kamu bersedia ? " Tanya seorang wanita yang adalah ibu dari Elea yang juga menginginkan aku menikahi Elea.

" Ini hanya pernikahan bohongan, kalian hanya menikah di hadapan publik saja, kalian tidak perlu saling mencintai atau saling suka dulu ," ujar nya lagi mencoba membujuk ku.

Mata nya yang tegas menatap ku dengan tajam, nampak sebuah ambisi tersirat dari sorot mata nya itu.

Aku menyandarkan punggung ku ke sebuah bantal di atas kursi yang tengah aku duduki.

Aku menatap mereka berdua dengan wajah tegas ku, penghormatan yang tadi aku tunjukan kini sudah hilang sesaat setelah mereka berbicara tentang hal itu.

" Kamu tidak boleh seperti kacang lupa kulit nya, kamu harus ingat perjalan mu dulu sampai kamu bisa di tempat mu sekarang ,"

pak Genta mengingat kan ku kembali pada masa dimana aku masih seorang remaja yang penuh dengan mimpi tapi tidak punya harapan.

Sejak kecil aku bercita-cita ingin menjadi seorang aktor, namun keadaan tidak mendukung ku karena aku harus bekerja di pabrik untuk memenuhi kebutuhan keluarga ku dan mengurus ibu ku yang sedang sakit.

Namun takdir tidak membiar kan ku putus asa, saat itu tengah di adakan sebuah ajang pencarian bakat dimana pak Genta menjadi salah satu mentor nya.

Aku yang hanya bermodal kan tampang waktu itu berjalan dengan percaya diri ke hadapan 5 mentor yang akan menilai bakat ku.

Namun sayang aku tidak lolos waktu itu karena bakat yang aku miliki tidak cukup baik untuk bisa masuk ke tahap selanjut nya.

Namun di belakang panggung, saat aku hendak pulang pak Genta menyambangi ku, dia menawarkan ku untuk ikut training di agensi milik nya.

Tentu saja aku tidak menolak nya karena ini adalah kesempatan emas bagi ku untuk bisa mengasah kemampuan ku.

Selama di training aku mendapat kan perlakuan yang cukup baik dan sepertinya pak Genta memperlakukan ku agak berbeda dengan training yang lain.

Masih ingat di ingatan ku saat dia berkata " kamu akan menjadi aktor yang sangat hebat " itu lah perkataan nya yang selalu membuat ku terpacu untuk selalu semangat dan melakukan yang terbaik untuk cita cita ku itu.

Bahkan pak Genta selalu mengenal kan ku kepada para produser dan sutradara film untuk ikut main dalam film yang sedang mereka garap.

Sampai aktingku akhirnya mendapat kan pujian dan aku mulai dilirik terus di tawari menjadi pemeran utama.

Sampai sekarang ini aku sudah beberapa kali mendapat penghargaan sebagai aktor terbaik dan bukan cuma itu saja aku juga sering di dapuk menjadi brand ambassador berbagai produk termasuk brand fasion ternama.

Yang mana membuat ku menjadi aktor termahal di negara ini sekarang.

Tidak bisa di pungkiri Cita cita ku menjadi aktor bisa tercapai berkat dukungan keras pak Genta.

Mengingat hal itu aku menjadi bimbang atas permintaan nya itu.

Perlahan aku menarik nafas dalam-dalam, aku merasa kini aku berada di jalan buntu.

" Baiklah, aku akan melakukan nya tapi aku akan membuat syarat dan peraturan yang aku buat dan kalian semua harus mematuhi nya," ucap ku pada akhirnya.

Mendengar keputusan ku, mereka berdua nampak lega dan terlihat seperti sedang di beri kesempatan untuk hidup kembali.

Mereka bersedia untuk memenuhi syarat dan peraturan yang akan aku buat, apapun itu.

Tapi meskipun kami satu agensi tapi aku dan Elea belum pernah bertemu apalagi bertatap muka secara langsung.

Tentu saja hal itu akan sangat membuat ku canggung dan merasa aneh saat nanti kami berdua tiba tiba menikah.

" Hah ! semoga aku tidak akan menyesali keputusan ku ini ," dengus ku.

tiba - tiba menikah

Nama ku Arash Batara aji Saat ini usiaku akan menginjak 30 tahun, tentu saja sudah sangat matang untuk menikah namun sampai sekarang ini aku belum menemukan seorang wanita yang benar benar ingin aku nikahi.

Hingga tiba-tiba aku di suruh menikahi seorang wanita berusia 25 tahun yang tidak pernah aku kenal sebelum nya.

Sampai membuat ku bingung, apa ini adalah sebuah lamaran atau pemaksaan.

Hari ini pak Genta mengajak ku bertemu lagi untuk membuat sebuah skenario yang natinya akan kami perankan di hadapan para wartawan dan penggemar yang tentu saja akan kaget dengan kabar yang akan kami berdua bawa.

Kali ini dia datang tidak hanya sendiria, tapi juga dengan cucu nya yang ingin dia nikah kan dengan ku yaitu Elea.

Dari kejauhan aku melihat seorang wanita cantik, dia tidak terlalu tinggi mungkin sekitar 165 cm, proporsi tubuh nya pun ideal, dengan pinggang yang sangat kecil dan lekukan tubuh yang begitu menawan.

Cara jalan nya sangat anggun dengan balutan mini dress berwarna hitam sangat menonjolkan kharisma nya yang kuat, aku akui bahwa dia memang sangat cantik, Tapi entah kenapa aku tidak menyukai nya walau ini baru pertemuan pertama kita.

" Kalian belum pernah bertemu kan, mulai sekarang kalian harus saling mengakrabkan diri ," suruh pak Genta.

Aku hanya bisa tersenyum dengan hanya menaikan sedikit ujung bibir ku, lalu Elea menjulurkan tangan kanan nya untuk berjabat tangan.

" Elea ." singkat nya dengan senyuman nya yang kecut, saat aku hendak memperkenal kan diri dia memotong ucapan ku.

" Aku sudah tahu, kamu Arash aku sering melihat wajah mu berseliweran dimana mana ."

" Baiklah ." jawab ku malas sambil memalingkan wajah.

Menejerku menuntun kami masuk kesebuah ruangan VIP di sebuah restoran, tentu saja tidak boleh ada yang tahu tentang kebohongan yang akan kami buat sekarang ini.

Pak Genta memberi tahu aku dan Elea skenario tentang bagaimana kami harus bercerita tentang awal kami bertemu dan juga bagaimana kami harus bersikap di depan publik.

Semua nya sudah sangat rinci, aku sampai terheran-heran bagaimana seseorang bisa sangat mahir membuat sebuah skenario untuk di lakonkan dalam kehidupan nyata.

Aku melihat Elea terus mengangguk mengerti dengan apapun yang kakek nya katakan, dia nampak bersemangat atau memang ini adalah kemauan dia untuk memanfaatkan ketenaran ku untuk nya numpang tenar.

" Menyebalkan ." benak ku.

Meski baru pertama bertemu tapi dia sudah membuat ku muak , terlebih dia seperti sedang memanfaat kan koneksi kakek nya juga, mungkin dia pikir akan mudah mendapatkan apapun dengan status yang dia punya itu.

Kakek nya yang mempunyai pengaruh di dunia entertainment itu memang sudah berhasil menyelesaikan masalah skandal nya terdahulu tapi publik telah kehilangan respect kepada Elea.

Dan sekarang aku harus berpura-pura menyukainya lalu aku harus terus memuji dan berkata yang baik baik tentang dia di hadapan orang orang.

' Menjijikan .' cela ku dalam hati, kalau aku tidak terikat jasa kepada pak Genta aku tidak akan sudi melakukan hal rendahan seperti ini.

*.·:·.✧.·:·.*

Dua minggu kemudian kami mengumumkan kepada publik bahwa kami telah menjalin hubungan dan akan segera menikah, tentu saja hanya dalam hitungan jam kabar pernikahan ku itu langsung trending di seluruh negeri.

Kabar yang kami berdua bawa membuat semua orang kaget dan bertanya tanya dengan keputusan yang tiba-tiba itu.

Namun tidak semua orang bereaksi setuju, terlebih sebagian fans ku dan orang orang yang tidak menyukai Elea mereka mengecam pernikahan kami bahkan sampai mengirim truk protes ke kantor angensi ku.

Namun dengan kekuatan pak Genta itu bukan masalah, mereka dengan sigap menangani nya.

Dan dua bulan kemudian kami mengadakan pesta pernikahan yang di gelar secara private yang di hadiri oleh beberapa tamu undangan penting dan keluarga besar dari pak Genta dan keluarga ku.

Penggemar ku banyak yang benar-benar kaget dengan plot twist yang tidak terduga ini, jangan kan mereka aku sendiri pun masih tidak percaya bahwa aku akan melakukan pernikahan settingan ini.

Untung nya banyak penggemar ku yang ikut berbahagia dan mendukung ku meski beberapa dari mereka masih banyak yang mempertanyakan bagaimana aku bisa menyukai seorang wanita yang punya skandal kekerasan di masa lalu.

Aku berterima kasih karena mereka mengkhawatirkan keadaan ku.

Tapi tentu saja di saat itu lah aku di tuntut untuk bisa membuat nama Elea menjadi baik di mata publik.

Meski aku tidak tahu menahu mengenai kepribadian Elea tapi aku selalu memberi tahu para penggemar ku bahwa Elea adalah wanita yang baik dan tidak seburuk seperi apa yang mereka kira.

Bahkan aku juga di paksa untuk menunjukan kebucinan ku kepada Elea di hadapan para penggemar.

Hal itu sangat membuat ku muak dan hal itu membuat ku semakin tidak menyukai Elea terlebih sikap nya yang angkuh.

*.·:·.✧.·:·.*

Seminggu setelah kami menikah, kami di hadiahi oleh pak Genta sebuah apartemen yang sangat mewah.

Kami tidak akan pergi berbulan madu karena kami punya peraturan tentang beberapa hal.

Namun kepada publik kami beralasan bahwa kami sedang sibuk jadi menunda bulan madu kita.

Sekarang kami akan satu rumah untuk membuat publik percaya bahwa kami adalah pasangan.

Tapi tidak, pada realita nya kami adalah orang asing yang telah di setting dan di paksa untuk bersama dan menjalin sebuah ikatan pernikahan yang palsu ini.

Saat kami masuk ke dalam rumah, kami tidak saling bicara sepatah kata pun, entah kenapa aku malas bicara dengan nya bahkan melihat wajah nya saja aku merasa sangat malas.

Aku masuk duluan, tapi aku lihat Elea masih berdiri mematung di depan pintu masuk.

Aku tidak mau mempeduli kan nya, karena kita hanya akting jadi aku tidak mau dia melewati batas kalau aku terlalu memperhatikan nya.

Meski kami menikah secara resmi tapi kami tidak benar benar terjalin suatu ikatan pernikahan, jadi aku dan Elea akan tidur terpisah.

Seperti sebelum nya semua nya sudah di atur termasuk rumah ini, ada dua kamar yang akan kami huni masing-masing.

Dan kami berdua punya daerah masing-masing dan masing-masing dari kami tidak ada yang boleh masuk ke daerah pribadi itu.

Setelah beberapa saat, Elea akhirnya masuk, aku yang tengah duduk sambil melemaskan pinggang dan pundak ku di atas sofa tidak bisa untuk tidak melihat nya yang melintas di samping ku.

" Harus nya kau terlihat senang melakukan hal rendahan yang kamu inginkan ini." ujar ku membuat langkah Elea terhenti.

" Kau ingin melihat ku menangis sekarang karena telah menikah dengan seorang aktor hebat seperti mu ?"

Elea berbalik menghadap ku sambil menyilang kan kedua tangan di dada nya.

" Tidak perlu, setidak nya tunjukan kalau kau menikah karena terpaksa bukan karena mau ," tukas ku seraya beranjak dari tempat duduk dan berlalu pergi menuju ke kamar yang sudah di sediakan .

" Kau kira aku mau menikah dengan mu, dasar pria angkuh ! " Teriak nya lalu dia melangkah dengan langkah kaki yang di hendak kan keras lalu masuk ke kamar nya sambil membanting pintu.

Aku tidak mau mempedulikan nya karena memikirkan bahwa sekarang aku sudah menikah pun sudah cukup membuat pikiran ku lelah.

Aku menghela nafas berat lalu aku menjatuhkan badan ku di atas kasur.

Kontrak pernikahan yang kami buat selama dua tahun cukup membuat ku tertekan karena selama itu aku harus berhadapan dengan wanita menyebalkan itu.

Terlebih dia masih orang asing bagi ku, sungguh membuat ku tidak nyaman berada di satu rumah apalagi dia seorang perempuan.

" Sial ! Kenapa aku melakukan hal bodoh ini," Umpat ku lagi pada akhirnya aku menyesali semuanya. Aku masih tidak percaya dan tidak menyangka kalau aku mau melakukan pernikahan ini.

*.·:·.✧.·:·.*

Jam menunjukan pukul 4 sore, Setelah aku menjatuhkan badan ku di kasur perlahan mata ku terasa lelah dan setelah itu aku tidak ingat apa-apa lagi.

Sampai aku terbangun hari sudah gelap, aku lihat jam sudah menunjukan pukul 9 malam.

Aku segera beranjak dari tempat tidur ku, dan membasuh wajah ku.

Perut ku sudah merasa lapar, aku putuskan untuk memesan makanan.

' Haruskah aku memesan untuk dua orang ?' Pikir ku, aku merasa bimbang karena ini benar benar membuat ku merasa aneh, karena selama ini aku selalu tinggal sendirian.

Tapi sudahlah, aku pesan hanya untuk diri ku sendiri, karena jam segini perempuan itu pasti sudah tidur.

Beberapa saat kemudian pesanan makanan ku tiba, setelah aku menutup pintu tiba-tiba Elea keluar dari kamar nya.

Dia Menatap ku curiga dengan tatapan yang terarah ke apa yang aku bawa.

" Apa itu ?" Tanya nya ketus.

" Ini makanan ku ."

" Makanan ku ? Kau memesan makanan hanya untuk diri mu sendiri ?" Ucap nya lagi terlihat kesal.

" Memang nya kenapa ? Kalau kamu mau makan ya pesan saja sendiri. " jawab ku datar sambil melintas di hadapan Elea menuju ke meja makan.

Elea mengikuti ku ke sana, raut wajah nya terlihat sangat kesal namun mata nya sesekali mencuri pandang ke arah makanan yang aroma nya menyebar ke seluruh ruangan.

Aku menikmati makanan ku tanpa mempedulikan Elea yang berdiri di belakang ku sambil meminum air.

Lalu Elea membuka pintu kulkas yang masih kosong, aku mendengar dia menghela nafas berat.

Membuat ku menyeringai kecil, membuat nya merasa kesal ternyata sedikit menghibur ku.

Lalu Elea kembali melintas di belakang ku dan pergi dari dapur dengan langkah kaki yang di hentakan keras.

" Hei !" Panggil ku, Elea menghentikan langkah nya dan menoleh, dengan wajah penuh harapan.

Mungkin dia kira aku akan membagi makanan ku, tapi bukan itu aku tidak berniat untuk berbagi makanan dengan dia tapi untuk memberi nya peringatan.

" Kau ingat dengan syarat yang aku buat ? Apa kau membaca nya ?" Ucap ku tegas dan dingin.

Elea membuang nafas kasar dengan mata yang menjuling.

" Kalau kau sudah membaca nya pasti kau sudah tahu, tapi aku hanya ingin mengingat kan nya saja ," lanjut ku

" Kau mau bilang apa ?! " Bentak nya.

" Jangan berisik apalagi mengajakku bicara selama kita di rumah, keep silent ok." singkat ku.

Elea refleks mendecakan lidah, terlihat dia mengepal kan kedua lengan nya dengan mata yang berapi-api.

Aku kira dia akan bicara dengan suara yang lantang karena kesal, tapi rupanya dia mencoba bicara dengan tenang.

" Baik, aku tidak akan mengeluarkan suara sekecil apapun sesuai keinginan mu dan anggap saja aku tidak ada saat kita berpapasan, ini ucapan ku yang terakhir , jadi silakan lanjutkan makan nya ," ucap nya dengan nada yang di tekankan untuk mengejek ku.

Lalu dia kembali melanjutkan langkah nya dan kembali masuk ke kamar nya.

Aku menatap dingin pintu kamar yang sudah tertutup itu, pada awal nya aku mengira Elea adalah wanita yang pendiam dan lemah lembut.

Tapi rupanya aku salah, dia tidak gentar sedikit pun saat aku menatap nya dengan tajam atau pun dingin dia malah balas menatap ku tanpa rasa terintimidasi.

Bahkan saat aku melontar kan perkataan kasar untuk mengejek nya dia seperti acuh tak acuh.

Dia lebih menarik dari yang aku duga, dia membuat ku ingin semakin mengintimidasi nya sampai dia tidak berani menatap mataku dengan tatapan nya yang tajam.

Aku ingin melihat dia tertunduk takut saat berhadapan dengan ku dan berbicara dengan bibir yang gemetar dan kata yang terbata.

Aku jadi ingin membuat nya patuh dan tunduk kepada ku, memikirkan hal itu membuat ku menyeringai puas.

*.·:·.✧.·:·.*

awan kelabu dan senja

Matahari rupanya sudah menyingsing di seberang jendela kamar ku, cahaya nya yang menyelinap masuk melalui celah tirai menyilaukan mata ku yang belum terbuka sama sekali.

Dengan perasaan enggan aku menggeliat kan tubuh ku karena suara telepon dari manejer ku yang terus berbunyi, saat nyawa ku sudah terkumpul full aku mendengar suara berisik dari arah dapur.

Aku penasaran dengan bunyi itu, aku pun mencoba memeriksa nya. Saat aku sampai di depan dapur aku mendapati kondisi dapur yang berantakan dan mendapati Elea tengah sibuk memasak.

Masakan nya cukup banyak dan aku akui aroma dan penampakan dari hasil masakan nya terlihat enak, tapi aku tidak berselera untuk makan.

" Apa yang sedang kau lakukan ? Aku tidak akan memakan nya" ucap ku tanpa ekspresi, tapi Elea tidak menghiraukan keberadaan ku dan tetap fokus dengan kegiatan nya.

" Kita bukan pasangan sungguhan, kenapa kau melakukan semua ini ? Apa sekarang kau juga mau menggoda ku ?" Tuduh ku.

Tapi Elea masih tidak menggubris keberadaan ku dan tetap diam dengan acuh tak acuh.

Karena dia begitu, aku jadi kesal aku mengambil sebuah mangkok yang si dalam nya terdapat makanan lalu melempar kan nya sampai menimbulkan suara yang nyaring dan pecahan kaca beserta isinya pun berserakan di lantai.

Meski sempat tersentak kaget tapi Elea masih menatap ku dengan acuh tak acuh malah membuat ku semakin kesal.

Saat dia hendak berjongkok untuk memungut pecahan kaca yang berserakan dengan kasar aku meraih lengan nya dan menarik nya ke hadapan ku.

" Aww!" Erang nya.

" Kau tahu Kamu dan keluarga mu telah merendah kan harga diri ku! jadi kau harus tahu diri dengan sikap mu ! melihat wajah mu seperti ini setiap hari sudah cukup membuat ku tertekan dan muak kau tahu itu !" ungkap ku lantang.

Elea kini menatap ku sesaat setelah aku berucap dengan mata tak kalah tajam nya dan nafas yang terengah.

" Lepaskan aku ! Kau bilang-"

" Tapi menurut mu dan keluarga mu karir mu lah yang paling penting, tidak peduli apapun yang penting nama mu bisa kembali naik meski mengorban kan harga diri mu, ya kan ? Lihat lah diri mu sangat rendah sekarang, apa kau sadar itu ?" ucapan nya terpotong oleh ku yang masih belum selesai meluap kan kekesalan ku.

Sampai membuat Elea terdiam mematung, mata nya yang tajam itu perlahan berair dan nampak sudah kehilangan kata-kata nya.

Aku mulai melangkah perlahan mendekati Elea dan memojokan nya ke tembok, dengan sorot mata yang mengintimidasi nya.

" Sadar lah, karir mu telah hancur, waktu bersinar mu telah habis berhenti lah memanipulasi orang semua orang sudah tidak ingin melihat mu lagi, kau hanya akan memperburuk keadaan ."

Ku lihat mata dan bibir nya bergetar, seakan mau menjawab ku tapi tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari nya.

Melihat nya mulai ketakutan, aku malah semakin ingin mengintimidasi sampai dia menangis di hadapan ku.

Aku pun mencengkram kedua pipinya dengan satu tangan ku sampai membuat dia mengernyit kan kening nya tangan nya berusaha keras untuk melepaskan cengkraman ku yang kuat.

Tapi aku keburu tersadar bahwa tindakan ku hampir kelewat batas, akhir nya aku melepaska nya dengan sedikit mendorong nya.

Elea berhasil menyeimbangkan kaki nya sehingga dia tidak terjatuh.

" Jangan GR kamu, aku memasak untuk diri ku sendiri, aku tahu kalau apa yang aku lakukan ini rendahan tapi -" ucapan nya terhenti dengan nafas yang terengah.

Aku menunggu nya untuk melanjut kan ucapan nya.

" Sudah lah, terus lah membenci ku jika itu membuat mu puas dan sedikit lebih baik." ucap nya pada akhir nya sambil membalikkan badan nya.

" Oh iyah, aku harap kamu tidak lupa dengan ucapan mu semalam soal tetap tenang dan jangan saling bicara ." tukas nya.

Aku berdecak pelan, dengan mata acuh tak acu masih mengarah ke arah nya yang kembali berjongkok dan membereskan kekacauan yang aku buat.

" Aduh !" Teriak nya pelan, darah segar terlihat menetes di lantai, aku hanya menonton nya tanpa menghiraukan nya.

Setelah di perhatikan aku menyukai keadaan saat ini, adegan Elea tengah berjongkok di hadapan ku seolah dia sedang memohon membuat ku menyeringai puas.

" Harus nya aku membuat kakek mu berlutut seperti ini ." Elea seketika menatap ku kembali dengan dingin.

Darah yang terus keluar dari jari nya nampak tidak mau dia hirau kan, aku yakin sekarang ini dia ingin menampar ku atau bahkan melempar ku dengan sesuatu.

Tapi yang terjadi hanya kekesalan yang tertahan, dia menggertakan giginya dengan tangan terkepal.

Kalau saja bunyi telepon tidak mengganggu ku aku yakin aku sudah membuat dia menangis sekarang, tapi untung nya sebuah panggilan menghentikan ku dan Elea tidak jadi menangis.

***

Hari ini aku akan melakukan sebuah syuting iklan, setiba nya di lokasi syuting semua orang memberi ku selamat atas pernikahan ku dan aku terpaksa untuk tersenyum meski terlihat getir.

" Membuat mood ku rusak saja," gerutu ku dalam benak.

Setelah beberapa saat, syuting untuk iklan terbaru ku selesai, lalu menejerku datang menghampiri ku untuk memberitahu ku bahwa aku ada jadwal untuk acara bincang-bincang bersama Elea, rupanya efek dari pernikahan settingan kami mulai timbul.

Orang-orang jadi ingin lebih tahu perihal hubungan ku dengan Elea, terlebih aku yang sering merahasiakan hubungan asmara ku tiba-tiba menikah membuat semua orang penasaran.

itu lah langkah pertama yang akan jadi batu loncatan untuk Elea mengembalikan nama nya ke panggung hiburan ini.

" Apaan males banget, itu urusan pribadiku kenapa harus di bahas dalam acara gosip murahan seperti itu." protes ku karena enggan sekali melakukan kemesraan yang palsu ini kepada khalayak umum.

" Tapi ini permintaan dari pak Genta," ujar menejerku.

Tentu saja pasti ini adalah salah satu taktik yang telah di rancang oleh pak Genta guna menaikan lagi nama cucu kesayangan nya itu.

Lagi dan lagi aku tidak bisa menolak permintaan pak Genta, ini sangat menyebal kan karena aku merasa kini sedang dalam kendali orang lain.

Jam menunjukan pukul 5 sore, dan acara bincang-bincang itu akan di mulai pukul 6, aku di suruh untuk menjemput Elea di rumah, supaya kesan nya aku ini suami yang perhatian.

Namun pada kenyataan nya aku selalu ingin uring uringan saat harus bertatap muka dengan Elea.

Saat aku tiba, tentu saja Elea sudah bersiap dengan penampilan nya yang rapih nan elegan karena dia pasti sudah di beri tahu terlebih dulu.

Sepertinya Elea juga tengah menunggu kedatangan ku karena saat aku datang dia langsung bersiap untuk pergi.

Tanpa melirik ku Elea berjalan santai melewati ku saat kami berremu di depan pintu.

" Hei ," panggil ku, Elea menoleh hanya dengan kepalanya yang menengok sedikit dan melihat ku dengan ujung matanya saja.

" Bersiap lah kita akan berakting sekarang, tunjukan bakat mu yang luar biasa itu ." aku berjalan melewati Elea yang langkah nya terhenti tadi.

Kami berdua berjalan tanpa beriringan, dengan aku berjalan di depan nya.

Aku masuk ke dalam lift duluan, aku tidak menyadari langkah ku begitu cepat karena saat aku membalikan badan, Elea tertinggal cukup jauh.

Sampai membutuhkan beberapa waktu untuk dia bisa sampai ke dalam lift sebelum pintu lift tertutup.

aku berinisiatif untuk menahan pintu lift untuk nya, bukan karena ingin tapi lebih ke terpaksa agar aku tidak harus menunggunya lagi.

" Lelet sekali ," tegur ku.

" langkah Kaki mu yang terlalu cepat ," jawab nya singkat, setelah itu suasana jadi hening hanya ada aku dan dia di dalam lift itu.

Aku sangat merasa canggung sekarang, tapi saat itu bisa bisa nya aku malah gagal fokus dengan penampilan nya. bentuk dan lekuk tubuh Elea yang indah saat aku lihat nya dari arah belakang, rambut hitam nya yang terurai dengan sebuah pita mengikat sebagian rambut nya di belakang kepalanya.

Wanginya mendominasi udara si dalam lift itu, membuat ku hampir lupa diri.

bunyi lift menyadar kan ku, aku langsung menyadarkan diri dan meluruskan pandangan ku kembali ke depan.

' Astaga, apa yang aku lakukan 'benak ku lalu aku kembali berjalan mendahului Luna sambil mendelik kan mata dan menaikan salah satu ujung bibir ku.

' Apa yang dia lakukan ? Apa dia ingin menggoda ku dengan penampilan nya itu ? ' gumam ku dalam hati saat aku memarkir kan mobil ku.

Dalam perjalan kami lebih banyak diam, meski sesekali kami saling lirik dan di luar sana mulai turun hujan bersamaan dengan sirna nya sinar matahari.

Melukiskan warna jingga di langit yang kelabu itu, meski terlihat tidak cocok tapi mereka seperti di paksa untuk bersama dan membiar kan warna mereka mencolok secara kasar.

Tapi sinar mentari yang tadinya menjulang lebih tinggi dari awan kelabu itu perlahan merendah dan membuat awan kelabu menjadi lebih berwarna hingga membuat gabungan nya terlihat serasi dan halus.

Sementara perempuan di sebelah ku terus menatap ke arah mereka dengan tangan yang salah satu jarinya terbungkus plester tersimpan rapih di atas paha nya, bulu mata lentik nya terlihat sangat anggun saat dia berkedip dan pantulan warna jingga terlukis indah di bola mata nya yang membulat indah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!