NovelToon NovelToon

Pohon Cemara

1. Ruang Hampa

Pagi yang cerah, diawali dengan kicauan burung yang hinggap di dahan pohon sekitar sekolah itu menambah kesan asri bagi siapapun yang melihatnya.

Begitupun bagi gadis sang pemilik netra abu gelap itu, walaupun wajahnya terkesan datar-datar saja tapi didalam hati dia cukup mengagumi keindahan sekolah yang 1 tahun ini menjadi tempatnya menimbah ilmu.

SMA BINA BANGSA SEJATI

Nama sekolah itulah yang menjadi tujuan kita kali ini. Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah berapa minggu libur karna pergantian semester. Yah seperti biasa, hari pertama masuk pasti diawali dengan kegiatan upacara yang mungkin, hampir seluruh siswa di indonesia merasakan hal yang namanya malas, karena selain menguras tenaga kegiatan ini juga harus menguras emosi.

Bagaimana tidak, kita dipaksa harus mendengarkan ocehan sang pembina upacara dalam membicarakan hal yang, entahlah, mungkin sudah ratusan kali diucapkan tapi tetap saja di bahas, seperti saat ini.

"KALIAN ITU ADALAH PENERUS BANGSA!JADI HARUS TAU YANG NAMANYA DISIPLIN DAN BERTANGGUNG JAWAB, BIAR NEGARA INI BISA MAJU! BUKAN MALAH MELANGGAR ATURAN DAN BERNIAT BOLOS, PADAHAL BARU HARI PERTAMA SEKOLAH."ceramah Pak Jeni, a.k.a kepala sekolah Bina Bangsa sejati.

Sebenarnya nama beliau adalah Raden Jeri Ningrat. Tapi karna nama itu terlalu keren untuk ukuran laki-laki paruh baya yang memiliki kepala plontos serta perut buncit seperti sedang hamil anaknya Mba Iyem penghuni pohon sebelah perpustakaan. Jadi siswa yang nakal sering memanggil nama sang bapak disingkat menjadi Jeni, menurut mereka itu lebih cocok untuk beliau. Walaupun kalau yang punya nama sampai tau entah apa jadi nasib mereka.

"SEPERTI MURID YANG DIDEPAN SAYA INI CONTOHNYA, BUKANNYA MEMBANGGAKAN MALAH MERUGIKAN! KALIAN ITU MAU JADI APA NAK? SUDAH TERLAMBAT MASUK, BAJU TIDAK RAPI, ITU LAGI, TOPI KAMU MANA HAH?!" teriak  Pak Jeni kembali.

Sedangkan orang yang ditunjuk sedang asik asiknya mengupil sambil mencolekkan bekas upilnya ke bahu sang sahabat yang kebetulan ada disampingnya. Melihat itu, pemilik bahu tidak terima dan malah mengeplak kepala temannya yang sembarangan manaruh kotoran yang baru saja digali dengan susah payah dari liang lahatnya pribadi tersebut.

"Bangsat lo, jorok anjing," maki Aro cowok yang baru saja terkena keisengan dari teman sebelahnya.

"Hehe.. enak, lo mau?"tawar Kevan sambil menyodorkan jari kelingking yang bekas upil itu ke teman sebelahnya.

"Najis lo bangke! Lagian lo ditegur noh ama Jeni blackpink, doi nanya mana topi lo?" ucap Aro yang menterjemahkan apa yang ditanya oleh sang kepala sekolah tercinta mereka, bukan apa takutnya sahabat sekampretnya ini tidak mengerti bahasa anoa. Eh berarti dia sendiri ngerti dong bahasa anoa?

"Hah? Apa? Kenapa, loh saya dimana?!"teriak Kevan yang mana memancing siapa saja yang mendengar tertawa termaksud sahabat sahabatnya.

Tapi tidak untuk yang makhluk yang berdiri di atas podium itu matanya sudah melotot seakan ingin keluar dari tempat, mendengar murid yang sedang ditanyainya malah histeris sendiri di depan.

"KAMU APA TIDAK MENDENGAR YANG SAYA BICARAKAN TADI KEVAN MAHARDIKA? SAYA LAGI NGOMONG SAMA KAMU!!"teriak nya berang.

"Loh emang bapak ngomong sama saya?"tanyanya

"EMANG SIAPA LAGI YANG MEMPUNYAI NAMA KEVAN MAHARDIKA DISEKOLAH INI SELAIN KAMU HAH?!"

"Iya santuy napah pak jangan teriak teriak, udahlah pake toa malah teriak muluk lagi, telinga saya bisa hijrah ke arab sana saking nggak kuatnya denger bapak ngomong" ujar Kevan dramatis sambil menggosok gosokkan telinganya.

"MURID DIDEPAN INI JANGAN PERNAH DICONTOH! SUDAH TERLAMBAT MALAH BERNIAT UNTUK TIDAK MENGIKUTI UPACARA JUGA, KALAU SAJA BU SIWI TIDAK MEMERGOKI KALIAN PASTI KALIAN AKAN BOLOS KE WARUNG BELAKANG SANA. IYA KAN?!".

"Iyah pak!!"

Mereka dengan serempak mengiyakan ucapan itu karna memang itulah rencana mereka tadi. Tapi mungkin karna nasib tidak berpihak pada mereka baru saja ingin memanjat tembok malah digagalkan oleh makhluk sejenis Bu Siwi, jadi mereka semua digilir ketengah lapangan dan dihadapkan oleh murid lain yang mengikuti upacara.

Sedangkan dibarisan kelas XI IPA 3 gadis cantik berambut hitam kecoklatan bernetra abu itu menyorot malas ke depan. Dia sudah benar benar lemas saat ini malah disuguhi pembahasan receh yang menurutnya tidak ada lucu lucunya itu.

Tadi pagi dia tergesa gesa berangkat ke sekolah karna hampir saja terlambat bangun. Jadinya harus melewatkan jam sarapan pagi yang semestinya tidak bisa ditinggalkan untuk orang yang mempunyai maag kronis macam dirinya. Sepertinya alarm dikamar kehabisan baterai jadi tidak berbunyi seperti biasa, dia tidak memperhatikan itu tadi karna sedang terburu buru.

Karna tidak kuat lagi menahan bobot tubuh, gadis cantik itu ambruk seketika menghentikan argumen tidak jelas antara murid dan kepala sekolah tersebut.

Suasana kini riuh akibat sorakan orang yang meneriaki bahwa ada yang pingsan. Memang, bukannya menolong untuk membopong tubuh lemah itu ke UKS malah bikin heboh sendiri.

Sampai ada tangan kekar dan urat hijau yang sedikit menonjol menarik tubuh kurus itu kepelukannya dan menggendongnya ala bridal ke UKS yang mana mengundang jeritan tertahan dari para kaum hawa. Tapi itu tidak mengusik laki laki tersebut untuk terus menerobos para lautan siswa. Kalau menunggu petugas PMR akan lama, pikirnya.

Dengan hati hati dia meletakan tubuh itu diatas kasur yang tersedia di sana  seakan rusak jika dia kasar sedikit saja.

Memperhatikan wajah gadis yang memang sudah mencuri pandangnya sejak pertama kali manik mata itu menyorot lemah ke depan.

Dia cewek yang katanya aneh itu bukan sih? Batin cowok itu.

Serangkaian kejadian tadi dan sedikit dibumbui informasi yang sering digosipkan oleh sahabat sahabatnya mulai terangkai menjadi sebuah cerita. Yang dimana gadis dihadapannya ini dijauhi karna katanya aneh, suka menyendiri dan sering nongkrong ditaman belakang yang katanya terkenal angker itu.

Dan pernah ada juga rumor dimana seorang siswi memergoki gadis itu berbicara bahkan menangis sendiri di taman belakang. Bahkan ada juga yang menggosipinya indigo dan punya kekuatan sihir.

Tapi yang ada di pikiran cowok itu sekarang adalah,  emang bener? Tapi kalau diliat liat mukanya kayak manusia pada umumnya, eh. Dia segera menggelengkan kepala guna mengusir pikiran itu. Emang kalo aneh mukanya gimana, mirip alien? Ada ada saja.

Sampai akhirnya petugas PMR yang berjaga hari ini mendekat dan memeriksa gadis itu. Laki-laki yang menggendongnya tadi akhirnya melangkah menjauh karna merasa dirinya tidak berguna lagi disana.

Lagian dia pasti sudah dicari karna harus melaksanakan hukuman yang diberikan oleh guru tercinta mereka, karna berniat membolos dihari pertama masuk sekolah kembali.

Sejujurnya ini bukan kali pertama dia melihat gadis itu. Mereka sudah sering tidak sengaja berpapasan di koridor atau mungkin kantin walaupun, jarang.

Seperti, orang asing pada umumnya. Mereka tidak bertukar sapa ataupun saling menegur. Sejujurnya, Arga ingin menyapa sesekali tapi takut tidak direspon oleh sang gadis. Yah, kalau kalian bertanya siapa yang menolong gadis itu tadi jawabannya adalah 'Arga'. Sang Ketua Geng Motor yang terkenal di penjuru sekolah dan sekitarnya.

****

Seorang gadis berhoodie hitam kini berjalan di pinggir trotoar seorang diri. Waktu sudah memasuki tengah malam tapi tidak membuatnya takut akan jalanan yang sepi.

Ia sudah terbiasa dengan keadaan sunyi senyap seperti ini. Tidak ada tujuan memang, tapi kakinya seolah engan untuk berhenti beristirahat sejenak, karna sudah berjalan tanpa tujuan selama hampir 2 jam.

Dia memang mempunyai kebiasaan buruk. Setiap kali ada hal yang mengganjal dihati pasti akan dilampiaskan dengan berjalan tanpa tujuan di tengah malam bahkan sampai subuh. Suasana damai dini hari seperti ini seolah memberi kesan nyaman tersendiri baginya.

Bayang bayang suatu kejadian yang berusaha ia lupakan kini seolah seperti kaset rusak yang terus berputar tiada henti. Makian, pukulan, teriakan bahkan suara pelatuk pistol yang berbunyi nyaring ditelinga.

Seolah pengantar langkah kaki itu untuk berhenti di sebuah jembatan penyebrangan yang cukup sepi, hanya semilir angin yang menemani dan grasak grusuk ranting pohon yang bergoyang ditiup angin lumayan kencang.

Namun, itu semua tidak membuatnya merasa merinding atau ketakutan. Wajahnya tetap datar tanpa ekspresi, seakan tidak mempunyai emosi sama sekali.

Hanya berdiam diri, memandang kedepan dengan tatapan kosong. Hidup tapi mati, mati tapi masih bergerak. Mungkin definisi itu yang dia rasakan sekarang.

****

Sedangkan di tempat berbeda dan diwaktu yang sama sekelompok remaja tengah asik dengan dunia mereka. Tidak ada keinginan ingin pulang kerumah karena waktu hampir menunjukan pukul dini hari. Malah tempat ini semakin malam semakin ramai.

"Woy kutil badak,"sapa Kevan kepada duo kembar yang baru saja datang ke markas mereka.

"Palak lo kutik badak!"ketus Ravi yang mana mendapat kekehan garing dari sang empu.

"Hehehe ah elah lo baperan amat cyin"kekeh Kevan.

"Cot"

"Napa lo pms atau belum makan setaun? Woy Va nih anak dugong belum lo kasih makan yah, jutek amat" ucap Aro yang mana mendapatkan pukulan cinta dari Ravi dan tawa riang dari Kevan dengan Rava yang notabenya adalah kembaran Ravi sendiri. Kembaran laknat emang.

"Jangan di ganggu nyet, lagi putus cinta itu, dia ditolak lagi sama si mata empat" ucap Rava yang malah membongkar aib saudara sendiri.

Padahal sebelum kesini Ravi sudah mewanti wanti Rava agar tidak membocorkan kepada sahabatnya yang lain agar tidak menjadi bahan ejekan. Tapi memang dasarnya Rava yang selalu senang melihat orang dinistakan bahkan tidak peduli itu saudaranya  sendiri.

Buktinya sekarang dia sudah tertawa ngakak melihat wajah kembarannya, yang sudah merah seperti  kepiting rebus entah antara malu atau marah karna diejek.

"HAHAHA... mampus lo. Emang, mana mau sih mata empat naksir sama lo, jauh jauh suka malah udah takut duluan sama omongan lo yang udah kayak bon cabe level 100"tawa Derren yang mengelegar diselingih dengan ejekan yang terlontar.

"Anjing lo semua"maki Ravi. Wajah nya sudah benar benar merah sekarang karna menahan hasrat ingin membunuh sahabat laknatnya yang tega menertawai nasib sialnya hari ini karna ditolak pujaan hati yang dia taksir hampir dua tahun lamanya.

Bangke memang, sudah berbulan bulan dia berlatih mengumpulkan niat dan tekat untuk menyatakan cintanya ke Sinta——gadis yang ia taksir selama ini eh, malah ditolak mentah mentah oleh gadis lugu itu yang entah untuk keberapa kalinya.

Dengan entengnya gadis itu menjawab ' kata Sari kalo ada yang nembak, aku harus jawab gini. Ekhem, maaf tapi kamu terlalu astagfirullah untuk aku yang subhanallah' kan anj—astagfirullah.

Ravi jadi kesal sendiri kan kalau mengingatnya, siapa pula yang mengajari gadis polos itu yang tidak tidak. Tapi tak apa dia akan berjuang  trus sampai gadis itu luluh dengannya kalo kata dia sih 'kejar lah gebetan sampai ke negri cina' benar kan teman teman? Benar dong, Ravi tidak pernah salah.

Semua tertawa mendengar nasib sial yang menimpah salah satu sahabat mereka. Bukannya menguatkan malah menertawai. Tapi bukankah itulah yang disebut teman.

Sinta adalah gadis kutu buku yang ada di kelas mereka, sifatnya itu kalo kata Derren sih, polos polos bangsat. Bagaimana tidak dia dengan muka polosnya sering kali membuat orang gemas terhadap perempuan itu tapi tidak berani memarahinya karna wajah bak anak kucing yang minta makan.melas.

Entah bagaimana ceritanya mereka selalu sekelas dengan gadis itu selama hampir dua tahun. Sering dipanggil si mata empat karna dia selalu memakai kaca mata putih bening padahal tidak rabun dan minus, kalau ditanya pasti dijawab 'kata mama aku imut kalo pake kaca mata' plus dengan wajah polosnya.

Mungkin karna kepolosan itulah yang membuat Ravi jatuh cinta terhadapnya. Wajahnya itu loh yang mungkin penculik saja sepertinya langsung insaf kalo harus disuruh nyulik Sinta akibat wajahnya yang polos melebihi pantat bayi.

Sekarang mereka sedang berada di warung bejok 'belakang pojok' dekat dengan sekolah mereka. Warung ini memang buka 24jam karna selain warung tempat ini juga rumah untuk mereka melepas penat dari lelahnya kehidupan. Tempat ini juga adalah basecamp Geng Tiger. Atau rumah kedua mereka.

Penghuni warung ini yang terdiri atas dua orang yaitu sepasang suami istri. Mereka tidak mempunyai anak menjadikan Pak Budi dan Bi Tuti—pemilik warung itu melampiaskan kasih sayang mereka kepada anak anak yang sering  nongkrong di warung mereka. Apalagi Arga and the geng, mereka sudah mengenal baik anak anak ini. Biar dikata sering bolos dan melawan guru, mereka kalo disini akan menjadi pribadi yang baik dan suka menolong.

Pernah waktu itu warung Pak Budi dan Bi Tuti roboh di bagian depan karna kayu penopangnya sudah tua dan lapuk dimakan waktu. Mereka—anggota Geng Tiger menolong menyumbangkan uang semampu mereka dan bergotong royong membantu mendirikan kembali atap dan bagian yang rusak tanpa pamrih. Itulah mengapa suami istri itu sudah menganggap mereka sebagai anak sendiri.

Pak Budi tak segan segan menegur jika perbuatan mereka sudah kelewat batas. Atau menasihati mereka jika itu diperlukan, anggota Geng Tiger juga tak segan menceritakan masalah mereka kalau memang itu tidak bisa lagi dipendam. Dan tugas Pak Budi dan Bi Tuti adalah mendengarkan dengan baik tanpa berniat menghakimi.

Itulah yang membuat mereka sudah seperti keluarga yang harmonis. 'My the best family'.

"Eh betewe gue mau nanya nih, sama Pak Bos" ucap Aro tiba tiba dengan wajah mengkerut dalam.

"Nanya paan emang? muka lo lagian jan kek gitu napa kayak anak perawan kebelet nikah aja" guyon Arga sambil tertawa.

Dia memang seperti itu. Bukan tipikal cowok pendiam yang malas ngomong seperti Raja. Bukan juga cowok pelawak seperti Kevan dan Rava. Apalagi cowok sensi dan jutek seperti Ravi. Dia adalah Arga. Laki laki pemberani dan ramah. Sosok ketua geng idaman para kaum Hawa dan sangat disegani kaum Adam.

Tak mengindahkan ucapan Arga yang malah ngelantur Aro melanjutkan ucapannya.

"Ituloh gimana rasanya gendong si cewek aneh itu"

"Nah, iya gue tadi juga penasaran pengen nanya juga. Cuman timingnya aja belom pas" sahut Derren.

"Rasa gimana? Biasa aja kok, kayak lagi gendong manusia" balas Arga santai.

"Yah emang manusia dodol. Kalo setan mah nembus kalo digendong" nah kalau omongannya pedes dan nyelekit kayak gini siapa lagi pemiliknya selain Ravi Denial Airlangga.

"Yeh lu santuy napa, ngegas mulu" tegur Rava pada kembarannya.

"Beneran gak gimana-gimana emang, biasa aja," ucap Arga jujur.

"Lagian tadi lo pas tu cewek pingsan, gercep amat langsung nolongin kayak pahlawan kesiangan aja" sahut Derren.

"Gue nolongin cuman sebatas kemanusiaan aja. Emang lo pada gak liat tadi, satupun gak ada yang niat bantuin tuh cewek malah diliatin doang?" Tanya Arga.

"Iya bener sih. Tapi lagian mana ada yang mau gendong tuh cewek aneh, pada takut duluan kali" balas Rava bergidik ngeri sambil membayangkan gadis itu seperti gosip-gosip yang beredar.

"Emang napa tuh cewek?" tanya Kevan penasaran.

"Dari rumornya sih katanya tuh cewek aneh plus misterius gitu"

"Misterius gimana?" tanya Arga, yang sedari awal memang sudah sangat penasaran pada gadis itu.

"Yah, dia kan ke sekolah selalu pake jaket kalo gak hoodie. Mana pas disuruh lepas gak mau lagi walaupun itu yang nyuruh guru. Muka putih pucat udah kek mayat idup. Dan yang lebih anehnya lagi, tuh cewek gak pernah senyum. Boro-boro nih ketawa ngomong aja gak pernah" cerita Aro panjang lebar. Sesuai yang pernah ia dengar dari mantan-mantannya yang kebetulan sekelas dengan gadis itu.

"Lah, kayak Raja dong males ngomong" sahut Kevan sambil memperhatikan salah satu sahabatnya yang sedang bermain game itu. Dari raut wajahnya sih tidak begitu tertarik dengan pembahasan ini.

Lagian pembahasan apapun memang tidak akan membuat cowok itu tertarik selain pelajaran dan strategi penyerangan Geng Motor mereka.

"Bedalah, kalo Raja kan walaupun irit tetap aja bakal ngomong waktu pas ditanya, iya kan Ja?" Bantah Aro yang hanya dibalas deheman oleh sang empu.

"Lagian dia tuh aneh banget tau. Mana ada orang yang suka menyendiri di taman belakang sekolah yang terkenal angker itu"

"Dia gak suka keramaian kali, kan kalo di kantin atau aula rame banget kayak pembagian sembako" balas Arga santai.

"Siapa sih namanya, lupa gue?" tanya Rava dengan raut kebingungan.

"Cemara Ayna Sekarletta."

———

2. Antara Sunyi

Malam kian larut, saat Arga mengendarai sepeda motornya di jalanan sepi. Mungkin, karna waktu sudah menunjukan pukul dini hari jadi jalanan terasa lebih lenggang dari biasanya.

Sehabis berkumpul di warung bejok bersama sahabat dan teman seper-gengnya. Arga pamit pulang lebih awal karena, sudah berjanji kepada mamanya untuk tidak terlalu larut kalau pulang. Walaupun, jam sudah menunjukan angka 2. Menurut Arga ini masih terlalu sore untuk pulang, karena biasanya dia akan pulang subuh, atau bahkan tidak pulang sama sekali. Tapi kalau kanjeng mami sudah bertitah, dia bisa apa?.

Saat akan melewati jalan menunju jembatan, dia tidak sengaja melihat seseorang yang berada dipinggir jembatan sambil menunduk melihat kebawah. Posisi orang tersebut yang membelakanginya, membuat Arga kesulitan melihat wajah itu.

Tapi dia tau kalau sosok dipinggir jembatan itu adalah seorang gadis, dilihat dari postur tubuhnya yang tertutupi hoodie hitam dan rambut panjang yang menjuntai. 'Anjir kayak penampakan' batin Arga bergidik.

Memangnya ada cewek yang mau berdiri di jembatan malam- malam begini? 'Apa yang sedang cewek itu lakukan?'

Arga, jadi bimbang sendiri dibuatnya. Antara ingin mendekat atau tidak. Iya kalau itu manusia kalau tidak, bisa barabe.

Arga segera menggeleng demi menghapuskan pikiran anehnya. Setelah perang batin akhirnya Arga bertekad ingin tetap berusaha mendekati sosok itu dengan motornya. Kalau itu memang bukan manusia kan Arga bisa langsung tancap gas dari sana.

Sementara, sosok yang ada dipinggir jembatan itu terus melamun dengan kepala tertunduk melihat kebawah hingga rambutnya yang panjang menutupi hampir seluruh wajah.

'arus airnya sangat deras sekarang'.

Kalau dia nekad melompat pasti besok sudah ditemukan tak bernyawa oleh warga sekitar. Tapi dia sama sekali tidak ada niatan bunuh diri untuk sekarang. Tidak tau kalau besok.

Saat sedang asik melamun ia dikejutkan dengan suara asing berteriak dibelakangnya. Membuat gadis itu refleks menoleh. Dan dibuat terkejut untuk kedua kalinya melihat sosok yang meneriakinya tadi ialah orang yang paling berpengaruh di sekolahnya. Sosok yang paling ia hindari selama ini.

"Woy, lo ngapain berdiri disitu?"

"....."

"Lo mau bunuh diri yah?" Sekali lagi pertanyaan bodoh yang Arga lontarkan tidak mendapatkan jawaban.

Membuat Arga geregetan sendiri, ia kembali mendekat untuk melihat lebih jelas sosok gadis yang berdiri menyamping dari posisinya sekarang.

Setelah orang yang didepannya memiringkan kepala sedikit guna menoleh siapa gerangan manusia gila yang menganggu aktivitas melamunnya itu.

"Eh, lo yang tadi pagi kan? Yang pingsan pas upacara?". Arga bertanya lagi, tapi hening. Tidak ada tanggapan sama sekali.

Sial, dicuekin gue anjir.

"Lo bisu yah, kalo diajak ngomong tuh jawab".

Gadis itu masih menatapnya dingin dan tajam bahkan Arga merinding melihat sorot mata itu. Bukan, Arga bukan takut, dia bahkan sudah kenyang mendapatkan tatapan apapun dari orang yang mengaguminya maupun dari musuh yang membencinya.

Tapi dia baru pertama kali melihat seorang gadis yang menatapnya bukan lagi tatapan kagum atau dambah namun dingin yang mencekam.

"Bukan urusan lo"

Gadis itu membuka mulut setelah sekian lama diam tadi. Dan sekali perempuan itu membuka mulut, sudah pasti bisa membungkam lawan bicaranya. Sama seperti Arga yang dibuat mematung karna kalimat gadis itu. Bukan karna pernyataan barusan yang membuatnya terdiam. Tapi karna Arga memperhatikan cara gadis itu berbicara.

Tidak ada riak wajah sewaktu gadis itu membuka mulutnya, dan suaranya tadi terdengar datar dan tidak memiliki emosi. Benar benar pandai mengatur ekspresi.

Mengingatkan Arga pada salah satu sahabatnya, Raja. Tapi tetap saja gadis didepannya ini berbeda. Seperti ada sesuatu yang berusaha ditutupi dari cara bicaranya.

Dan yang Arga lakukan sekarang adalah melihat punggung gadis itu menjauh. Yah, setelah berhasil membungkam Arga, dia langsung pergi berlalu begitu saja.

Tapi yang jelas Arga sudah merekam baik bentuk wajah itu. Memiliki mata abu gelap yang indah, hidung mungil walau tak terlalu mancung dan rambut yang sepinggang berwarna hitam kecoklatan.

Mata sayu yang menatapnya dingin itu seolah menghipnotis Arga untuk terus memandang dan menyelami baik baik makna yang tersirat dari dalam sana. Kekosongan. Itu yang berhasil Arga simpulkan dari sekilas melihat sorot mata itu. Seperti tidak ada kehidupan. Seperti tubuh tak bernyawa. Dan seperti ikan mati, kosong dan hampa.

...****...

...Jiwa Yang Tersesat💀...

...You, Rajarum💉, Kevantai🏖️, dan 4 lain......

Kevantai🏖️

Otak lu yang tersesat anjing. Siapa lagi yang buat grub kek gini.

Arotan🦧

Kevantai santai kek dipantai :)

Kevantai🏖️

Arotan, please bersikap lah layaknya orang utan yang sesungguhnya.

Derreni🤭

Aww, ini grub apa cih cyin, akikah masih polos jangan merusak akhlaknya kikeh.

Ravilus level100🥵

Kayak yang punya akhlak

Ravalak👹

Ih gemoy banget deh kamyuu @Derreni🤭

^^^Arganteng😎^^^

^^^Kembarannya datang^^^

Kevantai🏖️

Curiga gue selama ini Rava tuh kembarannya si Derren bukan Ravi, nyet harusnya suruh nyokap lu tes DNA ulang takut aje tuh anak ngaku ngaku.

Ravalak👹

Anak setan! lu ga liat muka gue plek ketiplek sama doi, ga perlu tes DNA juga orang gila udah pada tau kalo kita berbagi rahim yang sama.

Ravilus level100🥵

Najis @Ravalak👹

...****...

Lapangan outdoor kini sudah sangat ramai seperti sedang berlangsung konser Blackpink saja. Lihatlah, banyak murid berteriak histeris dipinggir lapangan hanya karena idola mereka sedang asik bermain basket. Kelas XI IPA7 sedang berolahraga sekarang. Setelah absen dan belajar materi tentang bola basket dan voli, kelas itu dibebaskan bermain apa saja di lapangan.

Sebagian perempuan berteduh dibawah rindang pohon yang tumbuh tidak jauh dari lapangan. Sedangkan laki-laki memutuskan tetap berada di lapangan untuk bermain bola yang mereka inginkan.

Sama seperti ketujuh cogan kelas IPA7 itu. Mereka memutuskan untuk bermain basket bersama. Kalau kalian menduga ada yang ingin bergabung untuk bermain dengan mereka, kalian salah. Mereka memang sudah menawarkan kepada teman sekelasnya yang lain untuk berlatih bersama, tapi ditolak dengan halus oleh cowok- cowok yang diajak.

Alasan mereka tidak ingin bergabung dan bermain bersama dengan inti Geng Tiger itu adalah segan. Takut tidak memenuhi kriteria mereka. Padahal ini hanya main-main saja, dan juga anggota inti tidak akan menyalahkan mereka jika bermain tidak benar. Kan masih sama-sama belajar walaupun salah satu dari mereka ada yang menjabat sebagai kapten dan tim inti dari ekskul basket.

Kerena tidak ada yang ingin ikut bergabung, mereka memutuskan untuk bermain sendiri. Jadilah sekarang ketujuh cowok tampan yang paling disegani oleh seluruh penjuru SMA Bina Bangsa Sejati dan sekolah-sekolah tetangga itu membentuk tim menjadi dua yang terdiri dari 3 dan 4 orang. Tidak adil memang. Tapi yah mau bagaimana lagi?

Namun, dengan syarat kapten basket dan pemain inti dipisah. Biar seimbang katanya. Raja yang notabenya kapten basket sudah berada di kiri lapangan bersama sikembar Rava dan Ravi. Sedang Derren pemain inti basket juga sudah berada diposisi kanan lapangan bersama Kevan, Aro dan Arga.

Permainan sudah dimulai sejak 10 menit yang lalu dengan skor yang beda tipis 7- 4. Raja yang memang sudah mahir bermain, dengan mudah memasukan bola kedalam ring dengan melakukan jump shoot, yang mana mengundang pekikan histeris dari gadis-gadis di pinggir lapangan yang menonton.

Tapi tidak kalah serunya dengan timnya Arga, Derren yang juga sudah terlatih terlihat lihai mengiring bola dan mendribblenya ke Arga yang langsung  meloncat memasukan bola kedalam ring menggunakan gaya lay-up shoot. Membuat manusia manusia yang merasa dirinya cewek langsung loncat loncat kegirangan macam cacing kepanasan.

Melihat para idola mereka bermain siswa-siswi yang memang berada diluar karna sedang jamkos dikerenakan guru rapat, memilih mengerubungi pinggir lapangan untuk melihat cogan kesayangan mereka. Bagi yang tidak kebagian tempat berdiri disepanjang koridor lantai dua guna melihat dari atas. Yang penting bisa cuci mata siang-siang bolong begini, pikir mereka.

Berbeda dengan gadis yang sedang menenggelamkan kepala dilipatan tangan diatas meja itu. Dia lebih memilih tidur disaat pelajaran kosong seperti ini dibandingkan panas-panasan diluar sana sambil berteriak heboh. Buang-buang waktu.

Sebenarnya dia memilih tidur karna benar-benar mengantuk akibat pulang terlalu larut semalam. Mengabaikan pekikan guru yang mengajar menyuruhnya untuk bangun. Tapi akhirnya guru tersebut diam juga karena merasa diabaikan dan mencoret namanya didaftar penilaian murid.

Peduli apa dia tentang nilai dan guru tersebut? No. Dia tidak peduli sedikitpun. Mau dia dikeluarkan dari sekolah pun tidak masalah buatnya. Palingan orang itu akan memakinya atau bahkan memukul seperti yang sudah sering terjadi selama ini. Setelah itu, semua akan kembali seperti semula.

Bahkan Pak Jeni a.k.a Kepala Sekolah sudah angkat tangan dengannya, berkali-kali ditegur, diceramahi dan diberi surat panggilan orang tua namun masih tidak digubris malah yang datang adalah orang suruhan kakeknya.

Orang tua itu, makhluk sejenis apa?

...****...

"Aaish, gila cape banget" Aro mengeluh dengan nafas yang tersengal dan keringat bercucuran di badannya.

"Dih lemah lo gitu doang"ejek Rava.

"Minum mana minum cepetan kasih, gue dehidrasi, mau mati rasanya."

"Aaminn"

Aro kelabakan mencari air minum yang ia sediakan sebelum sparing tadi. Setelah menemukannya dia langsung menegaknya hingga tandas. Air minum itu bahkan sampai melewati mulut menujuh lehernya yang terdapat jakun naik turun karna minum tergesa-gesa.

Kalau ada gadis yang melihat kelakuan Aro pasti langsung histeris dibuatnya. Cowok itu terlihat sangat keren dengan tubuh berkeringat dan rambut basah. Bukan hanya Aro tapi keenam sahabatnya  juga mengalami hal yang serupa.

Mereka sekarang berada di ruang ganti pakaian yang berada disamping toilet, yang sering dipakai anggota ekskul cowok berganti pakaian.

Mereka semua disini demi menghindari para fans yang langsung menyerbuh ketika permainan selesai tadi. Cewek-cewek itu langsung berteriak heboh lantaran idola mereka terlihat beribu kali lipat tampan dengan tubuh berkeringat. Tidak tanggung-tanggung Derren langsung membuka bajunya di lapangan menunjukan perutnya yang sixpack hasil dari dia nge- gym bersama para sahabatnya.

Jadilah para wanita haus cogan itu langsung berlari kearah mereka seperti zombie yang kehausan darah.

Itulah mengapa mereka mengurung diri disini sampai situasi benar-benar aman.

****

3. Jumlah Pasukan Inti

Oke, mungkin kalian sedikit penasaran akan sosok Arga dan teman temannya dan apa saja jabatan mereka di perkumpulan yang di beri nama Geng Tiger. Apakah Geng itu hanya sejenis kelompok anak anak nakal saja yang hobi memberontak? Maka sebelum lanjut ke cerita mari kita deskripsikan dulu ketujuh makhluk tampan ciptaan tuhan ini. Sekaligus penguasa di sekolah SMA Bina Bangsa Sejati.

Arga Ksatria Dirgantara, tentu kalian sudah kenal akan sosok ini, sang ketua Geng Tiger. Mempunyai sifat friendly membuatnya amat dikagumi oleh kaum hawa, tapi juga sangat disegani oleh kaum adam.

Jangan salah, dibalik sikap ramahnya, kalau sudah berhadapan dengan musuh atau orang yang mengusik hidupnya dia akan menjadi 180° berubah buas seperti monster. Menjadi Anak tunggal keluarga kaya raya tidak membuat Arga merasa berbeda dengan teman sebayanya justru sebaliknya, sangat ringan tangan dalam membantu sesama.

Orangtua Arga juga penyumbang dana terbesar di yayasan Bina Bangsa, jadi tak heran bila guru saja agak segan bila berurusan dengannya.

Kevan Mahardika, wakil ketua Geng Tiger. Dia playboy, tapi tidak pernah berpacaran. Bagaimana? Yah, dia hanya akan berkencan dengan cewek-cewek yang menyukainya tanpa embel status pacaran. Kalau ditanya kenapa? Pasti dijawab; kurang cocok ah sama si——. Padahal dianya aja yang terlalu pemilih.

Dasar Kang Ghosting. Dia hidup bersama kakek dan neneknya. Orangtua Kevan sendiri sudah tiada sejak dia berumur 10 tahun karena kecelakaan pesawat. Saat itu dia sedang berlibur dirumah kakeknya yang berada di aussie, dan orang tuanya berniat menjemput kembali karna masa liburan telah selesai. Tapi sayang perjalanan mereka harus berhenti ditengah jalan, kecelakaan itu tidak terelakan merenggut banyak nyawa termaksud papi-maminya Kevan.

Angga Rohik Obama, atau yang biasa dipanggil Aro. Selain anggota inti Geng Tiger dia juga pemain inti tim futsal. Sama seperti Kevan, Aro juga playboy. Buaya lebih tepatnya, Aro tidak akan segan-segan memacari satu dua orang perempuan yang suka dengannya. Kalau kata dia sih; rezeki kenapa ditolak.

Pernah waktu itu, saking banyaknya pacar Aro, dia lupa yang mana satu harus berkencan dengannya hari itu, sampai si cewek malah melabraknya sedang berjalan dengan gadis lain dan alhasil terjadilah perang dunia ke 801 dalam hidup Aro.

Tapi ya seperti manusia pada umumnya, Aro mana pernah bisa bertaubat, terus memacari gadis manapun yang datang sendiri padanya. Tindakan itu didukung oleh masa lalu Aro yang lumayan kelam, mama kandung Aro berselingkuh dan meninggalkan papanya sewaktu perusahaan keluarga sedang masa kritis dan  terancam bangkrut. Tapi untung lah papanya tetap gigih dan pantang menyerah berusaha mengembalikan kejayaan perusahan keluarganya yang kini kembali berjaya sampai sekarang. Tapi itu tetap meninggalkan luka tersendiri untuk Aro yang pada waktu itu masih berumur 12 tahun, menyakinkannya bahwa semua perempuan akan meninggalkanmu sewaktu kamu sedang terjatuh. Sadboy.

Derren Alvito Denandra, cowok penyuka game online satu ini mempunyai sifat sebelas-dua belas dengan Rava. Humoris dan tentunya tampan. Derren memang baik kepada semua orang, tapi itu ada batasnya. Apalagi pada gadis yang mengidolakannya, Derren hanya akan membalas senyum dan mengangguk kalau ada yang menyapa.

Dia sudah mempunyai tunangan tapi masih dirahasiakan atau dengan kata lain backstreet, hubungan itu hanya diketahui oleh sahabat-sahabatnya saja karna memang dia tidak mau sampai orang lain tau. Pertunangan itu sudah berjalan hampir satu tahun lamanya, gadis yang dijodohkan dengannya tidak mau mengakui hubungan dengan Derren karna sewaktu perjodohan itu terjadi dia sudah mempunyai pacar. Dan Derren sendiri tidak pernah mengekang gadis itu untuk menjalin hubungan dengan siapapun selama masih dibatas wajar. Dia berjanji pada dirinya sendiri akan berusaha mengubah sifat tunangannya itu menjadi lebih baik dan mau membuka hati untuk menerimanya.

Rava Deniel Airlangga, mempunyai pacar bernama; Nasha Gempita yang sifatnya berbanding terbalik dengan Rava sendiri. Nasha itu pemarah, kalau ngomong suka judes sedangkan  Rava si cowok receh, kalau diam saja pasti membuat orang lain ketawa dengan melihat wajahnya yang selalu dalam keadaan konyol.

Mereka sudah menjalin hubungan selama 3 bulan setelah Rava pontang-panting mengejar cinta gadis itu selama 4tahun. Sewaktu acara menyatakan cinta versi Rava yang ke 499 kali tapi selalu ditolak akhirnya membuahkan hasil. Walaupun Nasha terpaksa menerimanya, kalian tak tau saja apa yang dikatakan cowok itu waktu menembaknya.

' Nasha, kalo lo gak nerima gue kali ini liat aja, gue bakal loncat dari atas sini.' ancam Rava pada saat itu. Dan Nasha yang berdiri didepannya hanya menatap datar Rava, kemudian dengan entengnya berkata; ' yaudah, lompat aja'.

Dan Rava yang sakit hati mendengar itu langsung melompat sambil berteriak ' aghhh tolong aku Nasha, calon imammu ini mau jatuh' padahalkan sudah jatuh, kakinya jelas-jelas sudah menapak tanah. Yah Nasha berani bilang begitu karna mereka saat ini sedang berdiri diatas panggung yang tinggi hanya 3 meter, bekas acara sekolah yang belum sempat dibereskan. Dan dengan pedenya Rava bilang begitu seakan kalau cintanya ditolak kali ini ia lebih baik mati saja daripada menanggung malu.

Tapi semua itu berubah sewaktu Rava berkata; ' Sha please jadi pacar gue yah, gue traktir somay diwarung bejok deh kalo diterima.' Nasha yang memang doyan makan langsung tanpa pikir dua kali mengiyakan permohonan Rava, lumayan pikirnya bisa makan gratis. Dan keduanya kemudian berjalan saling rangkul menuju warung bejok tanpa melihat ekspresi teman-temannya yang menonton itu dari awal hanya melongoh tak percaya.' Udah, gitu doang?' kenapa tidak dari 4 tahun dulu saja? au ah gelap.

Ravi Denial Airlangga, nama yang mirip bukan?. Yups, Ravi adalah kembaran Rava, yang selisih cuman 10 menit saja. Karna Rava lahir duluan, ia mempunyai predikat 'kakak' sejak dulu, dia pernah bilang ke Ravi pas itu ' Lo tuh harusnya hormat sama gue, gimanapun juga gue lebih dulu lahir dan menghirup udara bumi dibanding lo.' Ucapnya hari itu. Dan dibalas Ravi dengan santai; ' Iya sejak lo menghirup udara bumi, polusi tambah banyak. Napas lo soalnya bau knalpot bakar'.

Mempunyai kembaran yang wajah sangat mirip bukan berarti sifatnya juga sama. Kalau Rava mempunyai sifat humoris dan gampang membuat orang lain tertawa  bedanya, Ravi yang sekali buka mulut akan membuat orang kena mental seketika, karna omongannya yang pedas dan nyelekit.

Karna itulah membuat gadis-gadis sedikit berfikir dua kali kalau harus mendekatinya. Dan dalam urusan cewek mereka juga mempunyai kriteria berbeda. Kalau  Rava yang mengincar gadis judes seperti Nasha, beda lagi dengan Ravi yang lebih memilih cewek polos plus lugu macam Sinta atau si mata empat. Biar klop pikirnya.

Raja Anuraga Mahesa, si tampan berkacamata. Selain genius, Raja merupakan anak bontot diantara keenam temannya. Sering dikatai bocil oleh Kevan, Aro, dan Rava. Umur Raja masih 15 tahun sedangkan sahabat-sahabatnya sudah memasuki usia 17 tahun.

Mereka sudah berteman sedari SMP, saat itu Raja masih menjabat sebagai adik kelas Arga dan teman-temannya yang waktu itu masih kelas 9, tapi sewaktu ada kejadian Raja pernah menolong Kevan yang hampir babak belur dihajar oleh preman dekat gang sekolah mereka, Raja menjadi akrab dengan Arga dkk. Raja yang saat itu masih dikategorikan cupu dan penyendiri untuk pertama kalinya mendapatkan seorang teman, apalagi Arga tidak segan merangkulnya sambil berkata 'Lo sekarang jadi temen gue, gak ada penolakan.' 

Sejak saat itu Raja bertekad untuk mengubah diri menjadi lebih baik dan sedikit terbuka pada orang yang dia anggap teman walaupun sifat diamnya tetap masih ada sampai sekarang. Semasa menjelang kelulusan SMP teman-temannya, Raja datang membawa berita mengejutkan. Bagaimana tidak, dia dengan wajah datar khasnya tiba-tiba berkata 'Gue loncat kelas. Jadi entar kita sekelas'. 

Sebelum ujian kelulusan kelas 9 Raja memang sudah mengambil  kelas akselerasi supaya bisa menyusul teman-temannya. Pernyataan itu mendapat sahutan protes dari si kembar dan yang lain ' aish, gak bisa ngejekin lo bocil lagi deh kalo kita sekelas entar.' Atau 'eh Ja lo jampi-jampi tuh kepala sekolah yah, sampe bisa lulus gitu aja'.  Sebenarnya meraka tau kalau Raja itu Genius tapi mereka tetap saja kagum dengan anak itu. Sejak itulah mereka menjadi semakin akrab dan bersahabat sampai sekarang.

...———...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!