Alana memandangi rumah yang menjulang tinggi dihadapannya, ibunya baru saja menikahi pria kaya dan mereka hari ini pindah ke rumah tersebut.
seorang pelayan keluar dan membantu membawakan barang barang mereka, Alana nampak tercengang melihat isi dari rumah tersebut begitu mewah dan sangat indah .
langit langitnya indah ditambah hiasan lampu besar yang menggantung disana. ruang tamu yang sangat luas , sofa yang nampak sangat nyaman juga di setiap sudut terdapat vas dengan kisaran harga yang fantastis.
kedua lelaki turun dari tangga, pria dewasa dengan brewok tipis di sekitar wajahnya itulah ayah baru Alana, sedangkan pria di sebelahnya adalah kakak tiri Alana yang hanya berjarak satu tahun diatasnya.
" selamat datang sayang " ayah Alana memeluk ibunya dan dirinya secara bergantian, lalu membawa mereka duduk pada meja makan.
" karena kalian baru datang setelah melakukan perjalanan panjang mari kita makan dahulu"
tak lama datang beberapa pelayan mulai menyiapkan makanan dan melayani mereka . mereka semua terdiam menikmati makanan masing masing.
saat Alana hendak minum matanya tak sengaja bertubrukan dengan kakak tirinya yang tengah memandang dia dengan tajam, Alana kembali menunduk kan kepalanya.
setelah makan alana dan ibunya diajak berkeliling rumah tersebut, kamar Alan berada pada lantai dua bersebelahan langsung dengan kamar kakak tirinya.
setelah berkeliling mereka semua duduk pada ruang keluarga untuk berbincang santai katanya biar lebih mengenal satu sama lain.
" Alana ini satria anak papah , dia sekarang jadi kakak kamu ,"
satria mengulurkan tangannya pada Alana, Alana dengan ragu ragu menyambut uluran tangan tersebut ia bahkan tidak menatap wajah satria ia hanya terus menunduk.
satria tersenyum mendapati tangan Alana yang terasa dingin , ia yakin adik barunya itu takut padanya apalagi saat mata mereka tak sengaja bertabrakan dimeja makan.
papah baru Alana bernama Permana pemilik grup Permana jaya , perusahaan yang bergerak pada bidang properti.
ibu Alana yang bernama ayu adalah seorang janda yang sudah lama ditinggal suaminya dari Alana berusia 10 tahun , ia bekerja sebagai karyawan pada salah satu swalayan, disana mereka bertemu dan berlanjut hingga saat ini menjadi suami istri.
Alana sudah berada di kamarnya, ia membaringkan tubuhnya dan menatap langit langit kamar tersebut yang nampak indah, kini dirinya tidak perlu khawatir tentang hujan karena rumahnya tidak akan bocor, atau memikirkan setiap akhir bulan harum membayar uang sewa.
besok ia akan memulai Sekolah barunya, sekolah yang nampak indah dan lebih luas dari sekolah lamanya.
Alana pergi kekamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi , namun saat kembali jendela pada kamar nya nampak terbuka, ia heran padahal jelas jelas ia ingat bahwa tadi masih tertutup rapat, Alana lantas mendekat dan menutup kembali jendela tersebut ia pikir mungkin karena angin, karena kebetulan angin tengah berhembus cukup kencang diluar.
pagi pagi Alana sudah rapi dengan seragam barunya, ia turun dan ikut berkumpul pada ruang makan.
Alana bangun dari jam empat pagi, dirinya hampir saja berteriak saat mendapati bahwa itu bukan kamar yang biasa ia tempati. setelah kesadarannya penuh barulah Alana kembali tenang , Alana hendak pergi ke dapur namun ia menemukan beberapa pelayan disana. akhirnya alana hanya guling guling tak jelas diatas kasurnya
Alana masih harus membiasakan diri dengan keadaannya sekarang , biasanya ia harus bangun pagi pagi untuk membereskan rumah dan bersiap kesekolah, ia harus berangkat sangat pagi agar tidak kebagian angkot dan tidak terjebak macet.
semua pelayan melayaninya mereka tak membiarkan Alana bergerak, mungkin jika Alana meminta untuk disuapi mereka akan melakukannya .
" Alana kamu berangkat nya bareng kakak kamu biar dia sekalian yang mengantarkan kamu pada kepala sekolah"
" baik yah" ucap Alana pelan , sebenarnya ia masih canggung dan malu terhadap ayah barunya.
ibu Alana mengusap puncak kepala putrinya" belajar yang baik ya sayang"
Alana hanya menggukan kepalanya.
semuanya sudah selesai sarapan Alana segera keluar karena kakak tirinya sudah selesai duluan , ia kemudian pamit kepada kedua orang tuanya.
satria menatap Alana dari atas sampai bawah rambut yang di kuncir satu dengan kaca mata yang bertengger pada hidungnya, satria yakin adik barunya tersebut akan menjadi bahan Bulian di sekolahnya.
Alana nampak grogi saat kakak barunya itu menatapnya secara intens, Alana hanya bisa tertunduk tanpa berani menatap
satria mengeluarkan mobil dari garasi, biasanya ia menggunakan motor namun karena ayahnya menyuruh mengantar Alana terpaksa ia menggunakan mobil.
Alana membuka pintu belakang dan duduk disana ia mendapat tatapan tajam dari sang kakak
" Lo pikir gua sopir Lo" ucap satria dengan nada sinis
" terus aku duduk dimana kak"
" pindah ke depan"
Alana segera pindah, menuruti perkataan kakak tirinya.
mobil mulai dijalankan meninggalkan pekarangan rumah, namun belum juga sampai pada sekolahan nya mobil tersebut terhenti.
" turun " titah satria pada Alana
" tapi ini belum sampai sekolah"
" Lo liat gerbang disana , itu sekolahannya"
" terus kakak mau kemana ?"
" banyak nanya cepet turun"
Alana segera turun dari mobil tersebut, ia kemudian perlahan berjalan menuju sekolah. ia melihat kakaknya yang yang mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi melewati gerbang tersebut.
" wah sekolahnya bagus dan besar sekali" ucap Alana merasa kagum dengan bangunan yang ada dihadapan.
ia perlahan mulai masuk dana menanyakan letak ruang kepala sekolah pada satpam.
satpam meminta salah satu siswi dari sana untuk mengantar Alana.
" Lo anak baru ?" tanya siswi tersebut
" iya kak"
" kls"
" sebelas"
" berarti kita satu angkatan, kenalin nama gua Kelly"
Alana menyambut uluran tangan Kelly " Alana "
" semoga kita satu kelas" ucap siswi tersebut diiringi senyuman diwajahnya.
Alana sudah sampai ke pada kantor kepala sekolah dan memasuki ruangan tersebut,
kepala sekolah menyambut Alana dengan baik, ia kemudian meminta salah satu guru untuk mengantar Alana pada kelasnya, Alana di tempat kan pada kelas 11 IPS 2.
saat memasuki ruangan suasana nampak gaduh semua siswa dan siswi sibuk dengan urusan mereka masing masing , guru tersebut menginstruksikan untuk semuanya diam dan mempersilahkan Alana memperkenal kan diri.
" Hallo nama saya Alana Prameswari, saya murid pindahan dari sekolah SMA citra buana"
semua orang nampak acuh tak acuh dengan kedatangan alana, mereka semua masih sibuk dengan urusan masing masing hanya sedikit lebih tertib saja dari sebelumnya
setelah itu Alana dipersilahkan duduk, guru tersebut meninggalkan kelas itu karena tugasnya sudah selesai, suasana kembali ricuh.
Alana menuju kursi kursi kosong yang berada paling belakang, ia juga melihat orang yang telah mengantarnya tadi keruang kepala sekolah ternyata mereka sekelas, dan kini mereka akan satu meja, Alana sangat senang mengetahui hal tersebut.
saat ia mulai berjalan ia tak memperhatikan bahwa ada seseorang yang sengaja menjulurkan kakinya sehingga.....
**bersambung**........
Alana tidak tahu jika ada seseorang yang sengaja menjulurkan kakinya sehingga saat ia lewat kakinya tersandung, tentu saja ia terjatuh.
semua orang menertawakannya, Alana hanya terdiam ia sangat malu atas kejadian tersebut apalagi ini hari pertamanya.
seseorang menjulurkan tangannya pada Alana berniat membantu ia bangun, alana mendongak menatap siapa dia , ternyata itu Kelly.
alana menyambut uluran tangan tersebut, entah licin atau apa ia malah kembali terjatuh dan lagi lagi semuanya tertawa, Kelly nampak terdiam kini ia tak mengulurkan tangan nya dan langsung berjongkok membantu Alana bangun, tak lama seorang guru datang untuk memulai pelajaran.
hari pertama Alana sangat sulit , ia susah beradaptasi disana apalagi orang orangnya sangat berbeda dari sekolah sebelumnya, Alana merasa lelah saat memasuki rumah namun ketika ia melihat wajah ibunya ia langsung merubah raut wajah tersebut terlihat ceria .
ayu yang melihat raut wajah putrinya nampak bahagia ikut tersenyum
" gimana sekolah barunya suka?"
Alana menganggukkan kepalanya, mereka duduk diruang keluarga untuk tak lama ayah tiri Alana datang dan bergabung bersama
" Alana suka sekolah barunya?"
" suka yah apalagi sekolahnya bagus besar lagi"
Permana mengusap sayang puncak kepala anak tirinya tersebut. Alana lalu berpamitan untuk masuk kedalam kamarnya.
Alana langsung menidurkan dirinya pada ranjang, rasanya sangat lelah. ia merasa semua teman kelasnya tidak menyukainya tapi ia segera menghilangkan pemikiran tersebut, ini baru pertama sekolah jadi ia harus sedikit lebih sabar.
tak terasa Alana ketiduran , hingga suara pelayan membangunkannya ternyata ini sudah waktunya makan malam. Alana segera bergegas Menganti pakaian dan turun untuk ikut makan malam.
ternyata semuanya sudah ada disana termasuk satria, Alana hanya menunduk ia tak berani menatap wajah kakak tirinya padahal ia duduk bersebrangan.
" gimana adik kamu di sekolah barunya" tanya Permana pada putranya .
" ya gak gimana gimana " ucap satria acuh tak acuh.
" dengar, ayah menyuruh kamu untuk menjaga Alana sebaik mungkin jadi pastiin Alana disekolah merasa nyaman. jika kamu tidak bertanggung jawab Maka siap siap semua fasilitas kamu akan ayah cabut semuanya tanpa terkecuali "
" gak perlu segitunya mas, Alana juga udah besar aku yakin dia bisa jaga diri sendiri, kamu jangan terlalu keras sama satria dia juga punya kehidupan pribadi " ucap ayu menasehati suaminya.
" saya hanya memastikannya, kini dia mempunyai adik yang harus dijaganya jadi mulai saat ini dia harus mulai bertanggung jawab sebagai kakak yang baik"
satria hanya acuh tak acuh mendengarkan semua omongan tersebut, setelah selesai makan ia pamit duluan meninggalkan meja makan.
Alana hanya terdiam ia tidak berniat ikut dalam pembicaraan tersebut.
pagi ini Alana kembali berangkat bersama satria sama seperti hari sebelumnya satria menurunkan Alana sebelum gerbang, ia juga memperlihatkan Alana untuk tidak memanggilnya saat tidak sengaja berpapasan dan menyuruh alana untuk seperti orang yang tidak saling mengenal satu sama lain.
tentu saja Alana mengiyakan semua permintaan tersebut tanpa menentang sedikit pun.
saat Alana sampai kelas ia melihat Kelly yang tengah duduk pada kursinya, Kelly tersenyum kepada Alana saat mengetahui Alana sudah datang , keduanya lantas berbincang hingga bel berbunyi dan guru mulai mengajar.
bel istirahat tiba Kelly mengajak Alana menuju kantin, saat ini hanya Kelly saja temannya sekarang. Alana mengiyakan ajakan tersebut dan pergi bersama Kelly.
kantin nampak sangat ramai tapi dengan kesabaran Alana dan Kelly berhasil membawa makanan yang mereka inginkan,
saat alan lewat seseorang nampak menyeringai dan tanpa alas sadari ada kaki yang menjulur menghalangi jalan, tentu saja Hana yang tak melihatnya tersandung.
lagi lagi Alana terjatuh dihadapan semua orang dan menjadi bahan tertawaan, siomay yang Alana bawa tumpah mengenai seragamnya, seragam Alana nampak sangat kotor.
Kelly yang hendak membantu Alana berdiri ia malah tersandung kakinya sendiri sehingga baso yang ia bawa tumpah pada Alana, Alana sedikit berteriak terkena tumpahan baso tersebut apalagi kuahnya yang sangat panas terkena kulit nya.
Kelly segera berdiri meminta maaf pada Alana dan membantu Alana bangun, ia langsung membawa alana meninggalkan tempat tersebut,
Kelly membawa alana ke UKS untuk segera mengobatinya apalagi ia khawatir dengan kulit Alana yang terkena kuah basi tadi.
Alana diizinkan pulang lebih awal, saat dirinya sampai rumah ibunya tampak terkejut dengan penampilan putrinya.
" ya ampun Alana apa yang terjadi sayang?" tanya ayu khawatir pada putrinya, apalagi melihat putrinya yang pulang lebih awal dengan penampilan yang berantakan.
" gak papa mah , tadi Alana gak sengaja jatuh di kantin dan kena kuah baso"
setelah mendengar penjelasan tersebut, ayu segera memeriksa tubuh Alana dan melihat beberapa warna merah pada kulit Alana pasti kuah baso tersebut sangatlah panas
" sayang kita kerumah sakit yuk , pasti itu perih banget"
" gak usah mah tadi udah di obati di UKS"
" tapi itu kulit kamu merah banget, mamah takut terjadi apa apa"
" ini gak papa kok , nanti juga ilang"
Alana melihat ibunya yang berkaca kaca, ia lantas memeluk nya
" Alana yang luka ko mamah yang nangis"
" kita kerumah sakit yuk ?" bujuk ayu pada putrinya, ia tak kuasa menahan air matanya saat membayangkan betapa perihnya terkena kuah baso yang panas.
saat ibu dan anak tersebut masih berpelukan ternyata Permana menyaksikan dan mendengarkan semuanya, tadinya ia pulang kembali kerumah untuk mengambil beberapa dokumen yang tertinggal . namun saat mengetahui putri tirinya mengalami hal tersebut ia mengurung niatnya untuk kembali ke kantor dan menyerahkan semua pekerjaan pada sekertaris nya.
ia menghampiri kedua wanita itu dan langsung membawa alana kerumah sakit , walau Alana berusaha menolaknya.
Permana segera menelepon putranya untuk segera pulang kerumah, ia akan memberi pelajaran pada putranya tersebut karena melalaikan tugasnya sebagai seorang kakak untuk menjaga adiknya.
setelah pulang dari rumah sakit Alana langsung beristirahat dikamar, bahkan Ayah tirinya tidak mengijinkan Alana untuk pergi kesekolah besok,
saat satria sudah sampai rumah , ia segera diberitahu pelayan agar menemui ayahnya pada ruang kerja, tanpa pikir panjang satria segera menemui ayahnya tersebut.
Permana berdiri saat putranya sudah berada di hadapannya, ia kemudian berjalan ke arah pintu dan mengunci pintu tersebut.
" ada apa yah ?" tanya satria penasaran
Permana mengeluarkan cambuk dan memukul punggung satria menggunakan cambuk tersebut
catarrrr...... suara cambukan terdengar nyaring pada ruangan kedap suara tersebut
" sudah saya bilang jaga adik kamu baik baik tapi kau malah melalaikan tugas tersebut "
ctarrrr.......
suara itu kembali terdengar namun tidak sedikitpun suara tangisan atau rintihan yang keluar dari mulut satria, seolah olah ia menikmati setiap cambukan yang diberikan ayahnya.
" jelaskan pada saya kemana saja kamu saat di sekolah?"
" saya.....
Bersambung.........
" jelaskan pada saya kamu kemana saja saat disekolah "
" saya sedang turnamen basket "
cambukan itu belum berhenti, Permana terus saja melakukannya ia belum puas mengeluarkan semua amarahnya
" jadi menurutmu turnamen lebih penting dari adikmu"
" saya kaptennya "
" saya tidak peduli tentang itu, yang saya inginkan kamu menjaga Alana sebaik mungkin "
satria sudah tidak kuat menopang dirinya sendiri, akhirnya ia ambruk pada lantai. baru setelah itu Permana menghentikan cambukanya.
Permana meninggalkan ruangan tersebut dengan membanting pintu, ia masuk kedalam kamarnya dan mendapati istrinya yang tengah duduk pada meja rias.
Permana memeluk istrinya dari belakang dan mulai menciumi leher istrinya sambil sesekali menggigitnya.
" mas..."
" saya menginginkanmu malam ini"
tanpa meminta persetujuan, Permana langsung menggendong istrinya dan meletakkannya pada ranjang.
satria tak menyadari bahwa ia tertidur pada ruangan tersebut, ia perlahan bangun dan mulai berjalan meninggalkan ruangan tersebut.
Alana bangun dari kamarnya ia merasa haus , ia berjalan kearah dapur saat hendak kembali ke kamarnya ia melihat satria yang berjalan tertatih tatih, Alana segera menghampiri kakak tirinya tersebut.
saat sudah berada dibelakang kakak tirinya ia melihat bercak darah yang berada pada kemeja putih yang dikenakan kakak nya.
Alana menghadang langkah satria " kakak kenapa?" ucap Alana khawatir
satria tak mengindahkan Alana ia terus berjalan melewati adik tirinya, namun Alana kembali menghadang langkahnya kali ia dia merentangkan tangannya.
" kakak kenapa , itu ada darah di kemeja kakak"
satria menatap tajam Alana" gak usah sok peduli, minggir "
Alana menurut ia minggir dari hadapan satria, namun baru saja Satria melangkahkan kakinya, tubuh satria terhuyung ke depan, Alana segera menangkap nya .
Alana membantu satria berdiri tegak, sebenarnya satria tidak ingin menerima bantuan tersebut namun tubuhnya terlalu lemah untuk itu semua.
Alana memapah Satri menuju kamarnya, ia membaringkan kakak tirinya tersebut perlahan pada tempat tidur, Alana keluar namun ia kembali dengan membawa kotak P3K.
Alana menyuruh satria untuk tengkurap dan membuka bajunya, satria menolaknya namun Alana sangat keras kepala ia dengan berani membuka seragam satria, satria tidak menolak karena tubuhnya terlalu sakit untuk digerakkan.
Alana terkejut saat melihat banyak luka yang berada pada punggung kakaknya tersebut.
ia perlahan lahan mengobati luka tersebut, Satria sedikit meringis ketiga Alana tak sengaja menekan lukanya terlalu keras.
Alana sebenarnya tidak ingin bertanya namun mulutnya sangat gatal untuk menanyakan hal tersebut
" kakak kenapa bisa seperti ini?"
" itu karena Lo" ucap satria dengan suara pelan
" maksud kakak?"
" ayah marah karena Lo pulang dengan keadaan berantakan dan dia nyambuk gua"
Alana menutup mulutnya tak percaya, jadi karena dirinya kakak nya mengalami hal seperti itu.
Alana bisa membayangkan bagaimana rasa sakit yang diderita kakaknya tersebut, Alana mulai terisak ia sangat merasa bersalah
" maafin aku kak aku gak tau kalau jadi seperti ini"
satria hanya terdiam tak menanggapi Alana , ia menyuruh alana pergi dari kamarnya.
pagi hari seperti biasa mereka semua berkumpul pada ruang makan, Alana diam diam melirik kakaknya yang tengah sibuk dengan sarapannya, wajah kakaknya terlihat sangat tenang padahal Alana ta begitu parah lukanya semalam.
saat satria sudah selesai dengan sarapannya Alana juga ikut berhenti ia segera berpamitan dan mengikuti langkah satria, Alana tak ingin membuat kakaknya menunggu lama.
mereka sudah berada dalam mobil satria segera menyalakan mobilnya seperti biasa satria menurunkan Alana sebelum gerbang, Alana tahu jika satria tidak ingin orang lain tahu bahwa mereka bersaudara walau hanya tiri.
Alana perlahan berjalan memasuki sekolah tapi seseorang tiba tiba saja menabraknya dari belakang, Alana terjatuh dan kacamatanya terlepas, tanpa kacamata tersebut Alana tidak bisa melihat dengan jelas ,saat akan sedang meraba raba ada seseorang yang membantu dan memakaikan kaca mata tersebut.
saat penglihatannya sudah sempurna Alana nampak terkesima melihat seseorang yang berada dihadapannya, orang tersebut melambaikan tangannya dihadapan Alana karena melihat Alana yang hanya terdiam.
Alana segera menyadarkan dirinya dan mengucapkan terimakasih, orang tersebut mengulurkan tangannya
" Lo kayaknya anak baru, kenalin gua rasya"
Alana menyambut uluran tangan tersebut dengan grogi " Alana"
" kalau gitu gua pergi dulu, lain kali hati hati"
Alana menganggukkan kepalanya, ia terus menatap punggung Rasya yang mulai menjauh hingga hilang dari pandangannya.
tak jauh dari sana ada seseorang yang memperhatikan interaksi keduanya dan memotretnya diam diam.
semua murid tengah fokus pada pelajaran namun tiba tiba terdengar suara benda jatuh dari ketinggian , salah siswa mengintip dari jendela apa yang telah terjadi diluar sana dan begitu terkejut melihat salah satu siswi yang tergeletak dengan bersimbah darah , ia langsung berteriak.
semua yang ada pada kelas tersebut langsung keluar dan melihat apa yang terjadi seketika suasana langsung ricuh, sekolah sudah tidak kondusif.
Alana juga ikut keluar melihatnya, ia nampak terkejut dengan apa yang dilihatnya saat ini , seorang siswi yang sudah tak bernyawa dengan bersimbah darah apalagi matanya melotot.
guru segera menyuruh semua siswa untuk menjauh , dan membuat pengumuman agar semua siswa pulang ke rumahnya dan tidak ada yang berada disekolah.
guru mulai menelepon ambulans, ini pertama kalinya terjadi sepanjang sekolah tersebut berdiri dan itu membuat semuanya syok.
Alana mulai meninggalkan sekolah namun ia bingung pulang naik apa, dari Semenjana pagi ia tak melihat kakaknya.
Alana berdiri didepan gerbang berharap ada taksi yang lewat, tapi tiba tiba sepeda motor berhenti didepannya, Alana tidak dapat melihat siapa dia karena menggunakan helm.
saat pengendara tersebut membuka helmnya ternyata itu Rasya, Rasya mengajak Alana untuk pulang bersamanya . Alana merasa sungkan karena mereka baru kenal tapi jika tidak ikut ia tidak tahu berapa lama ia akan menunggu taksi lewat.
akhirnya Alana pulang bersama Rasya, Rasya mengantarkan Alana sampai depan rumah dengan selamat.
Alana mengucapkan terimakasih dan mengajak Rasya untuk mampir namun Rasya menolak nya karena ia ada urusan.
Alana mendapatkan satu pesan dari nomor tak dikenal
' *dimana?'*
*' maaf ini siapa '*
*' satria, Lo dimana?'*
*' maaf kak aku pulang duluan, soalnya tadi kakak gak ada*'
satria hanya melihat pesan alana , setelah itu ia langsung meninggalkan sekolah.
Alana menyimpan no tersebut, namun satu notifikasi masuk kembali dan dari nomor tak dikenal
' *bagaimana kabarmu* '
alana mengernyitkan dahinya, siapa lagi ini
' *maaf dengan siapa?'*
*' kamu tidak mengenalku sayang'*
*' maaf dengan siapa*?'
tak ada lagi balasan dari sana, Alana tak memikirkannya mungkin itu hanya salah sambung, Alana segera masuk kerumah, rumah tampak sepi hanya ada beberapa pelayan saja.
Alana masuk kedalam kamarnya, ia membaringkan tubuhnya dan memejamkan mata, namun mayat yang berada disekolah terbayang bayang di kepala Alana apalagi sorot matanya , Alana......
**bersambung**......
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!