Pusara ibunya menjadi saksi kebencian yang mendalam dari Andra kepada ayahnya. Terik mentari tak menghalangi kaki tegap Andra untuk tetap berdiri menatap tempat peristirahatan ibunya yang masih basah. Air matanya mengalir deras layaknya anak kecil yang takut ditinggal ibunya. Keinginan Andra hanya satu, tetap bersama ibunya namun takdir mengantarkan Andra pada waktu yang memaksanya untuk menerima semua ini.
Beberapa bodyguardnya berjaga di sekeliling Andra sedangkan sopirnya setia menunggu dekat mobil Andra diparkir. Waktu berlalu begitu saja, tak terasa satu jam sudah Andra mematung dengan berderai air mata. Tiba-tiba Andra ambruk dan dengan sigap bodyguardnya membawa Andra ke rumah sakit. Hening, hanya terdengar denting jam yang terus berputar tiada henti.
"Sayang, kamu udah bangun?" Ucap Lexa sambil mengelus tangan Andra.
Dengan cepat Andra mengibaskan tangannya dan menunjuk ke arah pintu. Lexa yang tahu apa maksud Andra langsung pergi tanpa berkata apapun. Semua yang mengenal Andra akan tahu betapa dinginnya seorang Andra Atma Geraldo.
Andra adalah seorang pemilik perusahaan terbesar di Indonesia yang mempunyai cabang perusahaan di beberapa negara. Bukan hal yang sulit jika dia menginginkan wanita yang cantik. Namun Andra tetaplah Andra, lelaki angkuh yang tak pernah tertarik dengan wanita. Bahkan Reno yang merupakan asisten sekaligus sahabat karib Andra selalu mengejeknya dengan sebutan si tampan yang tak normal. Bukan tanpa alasan, Reno bersahabat sejak kecil dengan Andra namun sampai usia 27 tahun belum ada satupun wanita yang mengisi ruang hati Andra. Satu-satunya wanita yang ada di hidup Andra adalah Asyita, ibu kandung yang sudah merawat dan membesarkannya hingga kini telah menutup usia. Baginya sosok seorang wanita adalah ibu. Tidak ada yang lain.
Lexa adalah wanita yang dikenalkan Asyita pada Andra, anak teman sosialita ibunya yang merasa besar kepala karena hanya Lexa yang pernah dekat dengan Asyita. Lexa berpikir jika dia sudah menaklukkan Asyita maka dengan mudah Andra akan bertekuk lutut padanya. Sayangnya semua itu hanya mimpi karena sampai saat ini tak ada perhatian sedikitpun dari Andra. Andra tetap dingin sekalipun Lexa sudah berjasa karena merawat ibunya. Bagi Andra memberikan fasilitas super mewah dan kartu kredit tanpa limit sudah cukup sebagai balas budi. Secantik apapun Lexa tampil di depan Andra tak pernah mengubah perasaan Andra, dia tetap dingin. Berbeda dengan Lexa yang berambisi untuk menaklukkan hati Andra. Meskipun Lexa tahu itu hal yang sangat sulit namun bukan hal yang tidak mungkin baginya memiliki Andra.
Setelah keadaan Andra membaik, Andra diantar oleh sopirnya menuju kediamannya yang super mewah dengan tak lepas dari penjagaan ketat bodyguardnya. Tidak ada orang lain yang menginjakan kaki di rumahnya kecuali Asyita, Reno, Lexa dan para pegawainya dari mulai asisten rumah tangga, sopir pribadi, pelayan, dan bodyguardnya.
"Mulai saat ini jangan izinkan Lexa masuk! Bereskan semua barangnya dan siapkan apartemen yang jauh dari sini untuknya!" Perintah Andra pada salah satu pelayannya. Dengan cepat Noni membereskan semua tugas dari Tuannya.
"Maaf Nona Lexa anda tidak boleh masuk. Mari saya antarkan ke apartemen anda." Ucap Heri salah satu bodyguard Andra.
"Apa kamu bilang? Siapa kamu beraninya bersikap tidak sopan sama saya?" balas Lexa yang sempoyongan sambil melempar tas mahal yang dibawanya.
Seakan tak peduli dengan penjelasan Heri, Lexa terus meronta dan berteriak dibawah pengaruh alkohol. Noni mengetuk kamar tuannya tapi tak kunjung dibuka. Ketika Noni akan kembali tiba-tiba pintu kamar Andra terbuka dan Noni menunduk hormat.
"Ada apa?" Tanya Andra dingin.
"Di luar Nona Lexa ngamuk tuan." Ucap Noni tanpa melihat wajah tuannya.
"Terserah apa yang dia lakukan asal tidak masuk ke rumahku." Jawab Andra sambil masuk kembali ke kamarnya dan menutup pintu. Noni langsung pergi meninggalkan kamar Andra.
"Biarkan saja apa yang Nona Lexa lakukan asal jangan masuk!" Kata Noni kepada Heri.
Lexa yang mendengar itu langsung geram dan berdiri untuk menampar Noni namun di halangi oleh Heri. Dalam pengaruh alkohol akhirnya Lexa tidur di kursi teras rumah Andra dengan koper yang sudah disiapkan oleh Noni. Heri dan yang lain berjaga d sekitar rumah Andra.
"Sarapannya Tuan." Ucap Noni dengan wajah bingung.
Betapa terkejutnya Noni ketika membawa sarapan untuk tuannya namun Andra sudah berdiri di depan kamarnya.
"Saya akan sarapan di kantor." Balas Andra sambil pergi meninggalkan Noni yang mematung membawa sarapan.
Noni heran mengapa Andra bisa secepat itu pergi ke kantor padahal baru dua hari ibunya meninggal. Bahkan ketika pemakaman berlangsung Andra menangis tak henti.
Tidak ada yang bisa membuat Andra menangis kecuali kehilangan ibunya. Semua mata tertuju pada Andra ketika melihat dia menangis di makam. Pemandangan yang langka karena tak pernah sebelumnya Andra selemah itu. Andra selalu bersikap tegar dan santai setiap ada masalah apapun. Hanya saat pemakaman itu dia terlihat sangat rapuh bahkan tak malu untuk menangis dan dilihat banyak bodyguardnya. Dengan cepat Noni langsung menelepon Reno mengabarkan bahwa tuannya akan pergi ke kantor karena Noni merasa curiga tidak mungkin Andra bisa secepat itu untuk masuk kantor. Reno yang memiliki pikiran sama dengan Noni langsung pergi ke makam Asyita, ibu yang sangat Andra cintai. Benar saja dugaan Noni dan Reno, Andra sudah duduk di samping makam ibunya.
"Bro, kuat ya! gue yakin elo pasti bisa melewati ujian ini." Ucap Reno sambil menepuk punggung Andra.
Andra hanya tertunduk dan tidak menjawab ucapan Reno. Setelah merasa puas menatap makam ibunya Andra dan Reno pun pergi ke restaurant untuk sarapan karena Reno tahu dari Noni bahwa Andra belum sempat sarapan.
"Sini masuk mobil gue! ga baik elo nyetir sendiri dalam keadaan gini." Ajak Reno sambil membuka pintu mobilnya.
Andra masuk dan tetap membisu. Reno menelepon Yudi yang merupakan sopir pribadi Andra untuk membawa pulang mobil tuannya.
"Ayo makan!" Ajak Reno setelah makanan datang di meja mereka.
"Gue ga mau makan, ga laper." Jawab Andra ketus dan memalingkan muka.
"Ayolah Bro, elo harus sehat. Perusahaan butuh elo." Bujuk Reno.
Andra memang orang yang keras kepala tapi ketika urusan perusahaan dia akan menjadi penurut dan selalu memberikan yang terbaik. Tidak heran ketika perusahaannya dinobatkan sebagai perusahaan terbaik dalam waktu hanya 2 tahun saja. Tepat di usia 25 tahun dia mulai merintis perusahaan kakeknya yang sudah d ambang kehancuran, bahkan hanya 10 persen sisa saham keluarganya di perusahaan itu. Berkat kecerdasannya dia mampu mengubah 10 persen menjadi 80 persen. Kini sahamnya 80 persen bahkan dia sudah menjadi pemilik perusahaan itu kembali. Andra yang luluh mulai menyentuh makanannya mengaduknya hingga memakannya sampai habis. Nasi goreng, itulah makanan favorit Andra. Sangat sederhana namun betapa berartinya nasi goreng dalam memory Andra karena itu adalah masakan yang selalu disediakan ibunya ketika Andra sedang punya waktu luang di rumah.
"Gue mau elo cari tahu siapa orang itu!" Perintah Andra.
"Siap bos laksanakan." Jawab Reno sambil mengangkat tangannnya dan hormat tegap seperti yang sedang upacara.
Andra tersenyum sambil menepuk tangan Reno.
"Thanks Bro elo selalu ada saat gue ga punya siapa-siapa." Ucap Andra.
"Tumbenan elo bilang gini? Tenang aja Bro gue sama elo kan udah kayak upin ipin, dimana ada elo disitu pasti ada gue." Balas Reno sambil mengepalkan tangannya untuk tos.
Andra menyambutnya dengan senang.
Berteman selama 27 tahun membuat Reno tahu semua kesukaan dan apa yang dibenci Andra. Bahkan Reno bisa mengerti maksud Andra hanya dengan tatapan mata saja. Reno adalah pembaca batin Andra yang tak pernah meleset.
Setelah beres sarapan Reno mengantarkan Andra pulang.
"Gue anter elo balik ya. Urusan kantor elo percaya deh sama gue, tenang aja bos gue ga bakalan korupsi. hahaha" Reno mulai mencairkan suasana saat di mobil karena sejak naik hingga setengah perjalanan dalam mobil sangat sunyi tak ada yang berbicara seorangpun.
"kalo elo sampe korupsi, gue ga bakal lapor ke polisi tapi gue sendiri yang bakal bikin elo nyesel seumur hidup lo." Jawab Andra sambil melirik Reno.
Andra berani menjamin kesetiaan Reno karena yakin Reno adalah orang yang jujur. Reno tahu semua password keuangan perusahaan. Andra memberikan fasilitas yang sangat layak bahkan istimewa dan sangat mewah untuk Reno.
"Dia di Amerika Bro!" Ucap Reno dalam sambungan telepon.
Tepat pukul 21.00 Reno menelepon Andra untuk mengabari keberadaan orang yang menyebabkan kematian ibunya.
"Kita akan berangkat besok." Balas Andra sambil menutup telepon. Tangannya mengepal dengan sekuat tenaga dan berteriak tak karuan dan memukul tembok serta mengacak seluruh isi kamar dan rambutnya sendiri.
"aaarrgghhh." Teriak Andra.
Semua pelayan dan bodyguardnya segera mencari sumber suara. Tampak barang-barang di kamar Andra berantakan, beberapa hiasan kaca yang indah di kamarnya hancur. Perhatian Noni langsung tertuju pada tangan Andra yang mengalir darah segar. Dengan segera Noni mengambil kotak P3K dan mengobati luka Andra.
Semua bodyguard dan pelayan bubar setelah Andra menyuruh mereka kembali berjaga. Rasanya sudah tak sabar menanti hari besok dimana ia akan menghabisi orang yang menyebabkan ibunya pergi untuk selamanya.
Kembali ia mengingat betapa jahatnya Wiguna, ayah kandungnya sendiri. Andra meyakini bahwa orang yang menemui ibunya adalah suruhan Wiguna. Dia yang selalu menekan ibunya 2 tahun belakangan ini, sehingga membuat Asyita mengalami gangguan mental. Asyita depresi berat bahkan pernah selama seminggu di rawat di RSJ.
Hal yang sangat menyakitkan bagi Andra karena ibunya terlihat begitu tersiksa mengahadapi keadaan itu. Jika seandainya orang itu tidak datang mungkin ibunya tidak akan bunuh diri. Andra kembali bersedih ketika ia mengingat tak pernah ada pagi yang terlewat untuk memandang ibunya sebelum ia berangkat dan malam hari sepulang kerja. Tapi semua sudah terjadi, ibunya sudah pergi untuk selamanya. Kini hanya menyisakan kebencian yang mendalam pada ayahnya. Andra tidak pernah mendapatkan kasih sayang sedikitpun dari seorang ayah. Ibunya adalah istri kedua dari Wiguna Aditama. Ibunya dijadikan jaminan untuk utang Reza, ayah Asyita yang tak lain adalah kakek Andra. Semenjak menikah Andra tidak pernah merasa bahagia. Dia hanya dijadikan budak napsu oleh Wiguna. Wiguna akan datang dan pergi sesuka hatinya tanpa peduli bagaimana keadaan dan perasaan Asyita.
Pagi sekali Reno sudah tiba di rumah Andra. Pintu terbuka dan Noni sudah menyiapkan sarapan pagi untuk Reno. Bukan hal yang kebetulan, karena tadi malam Reno menelepon Noni agar menyiapkan kebutuhan Andra untuk pergi ke Amerika hari ini jadi Noni menyiapkan sarapan juga untuk Reno.
"Bi, ko nasi goreng? Steak dong. Ga gaul banget sih sarapannya?" Tanya Reno pada Noni.
"Aduh Den, semenjak kepergian Nyonya Asyita, Tuan selalu minta dibuatkan nasi goreng setiap hari. Bahkan saya tidak boleh masak apapun kecuali nasi goreng." Jawab Noni.
"Serius?" Tanya Reno kepada Noni.
"Serius Den, mang Heri aja sampe protes. Katanya bosen, tapi semua jadi diam dan menikmati saja ketika saya jelaskan perintah Tuan." Kata Noni menjelaskan.
"Iya Bi, nasi goreng memang makanan favorit Andra yang biasa dibuat oleh Bu Asyita. Gak salah kalo dia selalu ingin menikmati nasi goreng karena mungkin ini salah satu cara buat ngobatin rindunya." Jawab Reno.
"Iya Den, saya juga berpikir begitu." kata Noni.
Baru saja satu suap Reno makan nasi goreng buatan Noni, dari tangga nampak Andra sudah rapi dan terlihat begitu tampan dengan senyumnya untuk menyambut Reno.
"Hai cowo gans." Sapa Reno sambil melambaikan tangannya pada Andra.
"Apa sih Lo lebay banget? telen dulu makanan lo." Jawab Andra ketus.
"Haaa... gue kaget liat elo seganteng ini. Elo mau cari ******** apa mau cari cinta sih Bro?? Rapi bener, emmm wangi lagi." Kata Reno sambil mengendus-endus Andra yang duduk di depannya.
"Isshh." Andra kesal sambil memundurkan duduknya risih dengan sikap Reno.
"Gue malem mimpi elo diculik bidadari Bro. Apa ini pertanda kalo elo bakalan ketemu cinta elo di Amerika ya?" Goda Reno.
Andra mengangkat sendok dan dipukulkan ke kepala Reno sebagai tanda bahwa dia tidak menikmati candaan Reno.
"Awww, KDRT nihh kalo gini. Bi, laporkan polisi!" Kata Reno sambil melirik Noni.
Noni yang melihat kelakuan mereka berdua hanya tersenyum.
"Ga ada akhlak Lo, udah numpang makan ganggu kuping orang lagi." Jawab Andra sambil mulai memakan nasi gorengnya.
"Ehh, dimana salah gue Bro? Gue cuma nyeritain mimpi gue. Siapa tahu bener, kan seucap kata adalah doa." Reno mulai meledek Andra.
Tanpa jawaban, Andra hanya melihat Reno dengan tatapan tajam.
Reno yang mengerti maksud Andra langsung terkekeh dan melanjutkan makannya.
Selesai makan, Reno memulai pembicaraan lagi.
"Elo ga pengen kencan sama cewe? Dinner sama pacar di cafe diiringin musik romantis gitu?" Tanya Reno.
"Gue cukup mencintai satu wanita. Dan wanita itu adalah mama. Gue ga bisa ganti posisi mama di hati gue Ren. Elo ngapain sih tiba-tiba bahas kencan?" Andra balik bertanya pada Reno.
"Bro, mama elo sama cewe elo itu adalah dua orang yang punya posisi beda di hati Lo. Jadi ga mungkin terganti" Reno menjelaskan.
"Hati gue kan cuma satu, terus cewek lain mau disimpen dimana coba?" Tanya Andra.
"Haaaa.... Elo tuh lulusan S2 di Amerika dengan nilai Comloud. Ga nyangka gue, ternyata elo sebodoh ini Bro." Ejek Reno.
"Kurangajar Lo. Elo bilang gue bodoh? Setelah gue rebut perusahaan Kakek gue dan gue buka cabang di beberapa negara, masih berani lo bilang gue bodoh? Itu bukti kegeniusan gue." Jawab Andra dengan ketus.
"Owwww.... Iya bener... Siapa sih yang gak tahu Andra Atma Geraldo?? Semua tahu pria tampan dengan kegeniusannya yang hanya butuh waktu dua tahun untuk merebut perusahaan kakeknya dan membuka cabang di beberapa negara." Kata Reno ssmbil tepuk tangan.
"Nah itu lo juga tahu." Ucap Andra.
"Tapi semua orang juga tahu bahwa seorang Andra Atma Geraldo tidak pernah berkencan dengan gadis manapun. Gue jadi takut, jangan-jangan elo sukanya sama gue ya?" Ejek Reno sambil berlari menuju mobilnya.
"Ehh sini Lo! Kurangajar ya." Kata Andra sambil mengejar Reno.
Noni hanya senyum sambil menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua pemuda itu. Tapi setidaknya Noni lega karena Andra sudah bisa tersenyum lagi. Setelah ibunya pergi memang hanya Reno yang bisa membuatnya tersenyum.
"Apa penginapan buat kita sudah di siapkan Ren?" Tanya Andra sambil memainkan handphone canggih miliknya.
"Sejak kapan lo takut ga kebagian hotel? Bukannya elo bisa beli semua hotel yang elo mau?" Jawab Reno yang masih konsen menyetir.
Andra tidak menjawab lagi karena dia juga bingung kenapa harus bertanya hal tidak penting ini kepada Reno. Tidak bisa dipungkiri sejak obrolannya dengan Reno di meja makan membuat Andra merasa ada yang aneh.
"Apa bener gue gak normal? Apa bener gue gak bisa mencintai seorang wanita layaknya Reno yang bisa berganti pacar sebulan sekali?" Gumam Andra dalam hati.
Semua dugaan itu terus bermunculan di otak Andra. Pandangannya tajam menatap layar handphone dengan pikiran yang tak di sana. Pikirannya terus mengingat dengan tajam bagaimana ejekan Reno tadi pagi.
"Apa mungkin semua orang berpikiran yang sama dengan Reno?" Batin Andra terus bergejolak.
"Awww.." Pekik Andra ketika kepalanya hampir beradu dengan kaca mobil.
"Lo kenapa?? Ngelamun ya? Bayangin ketemu bidadari yang nyulik elo itu ya? Tenang Bro, ini masih di bandara. Belom sampe Amerika. haha" Ejek Reno.
"Rem tuh jangan dadakan. Awas kalo sampe handphone gue kenapa-kenapa. Data di handphone gue lebih penting dari hidup Lo Ren." Balas Andra mengejek Reno.
Reno diam, merasa kesal pada ejekan Andra. Reno pun berlalu pergi membawa kopernya.
"Hey, koper gue?" Tanya Andra pada Reno yang melewatinya dengan hanya membawa satu koper.
"Bawa aja sendiri Tuan Andra yang terhormat." Jawab Reno ketus.
"Hobi lu tuh ngejekim gue, giliran gue ejek balik ambekan. Kayak anak gadis lagi PMS Lo" Gerutu Andra sambil membawa kopernya sendiri.
Ini adalah hari dimana Andra akan bertemu dengan orang yang menyebabkan kepergian ibunya. Hari yang sangat dinanti, namun konsentrasinya terpecah jika mengingat mimpi Reno yang diceritakannya tadi pagi.
"Aaahhh... Apa-apaan sih gue? Target gue ketemu orang itu, bukan ketemu bidadari. Mana ada cerita bidadari nyulik Andra Atma Geraldo?" Gerutunya dalam hati sambil menyombongkan dirinya sendiri.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!