NovelToon NovelToon

Hubungan Tanpa Status

1.Prolog

"bang..."

Seorang anak kecil berseragam SMA dengan wajah memelasnya tiba tiba menggoyang goyangkan badanku dan kami sedang di lampu merah yang padat dan panas. Semua orang melihat kami dengan rasa ingin tau yang besar

Dimana dia mencuri seragam itu, anak ini terlihat seperti anak smp.

Aku hanya memandangnya dengan tajam, jarang orang yang brani mengusikku, Mungkin karena helm yang menutupi wajahku dia berani melakukan ini padaku

"Apa" tanyaku kejam, jangan bilang dia mau meminta uang

"Bang, aku boleh ikut sampe depan ya,tadi ojekku mogok, aku hampir terlambat" pintanya mengiba

"Apa " tanyaku bingung,

apa anak sekarang seberani ini,apa dia nggak takut aku culik

"Please bang,aku tau abang baik" ucapnya

celoteh anak ini dan aku hanya memperhatikan wajahnya,entah kenapa aku tidak tega menolaknya

"Naik" ucapku santai

Aku memberikan helm yang kebetulan tergantung di depan motorku, yupp karena hari ini aku ada janji penting dan jalanan sangat macet,aku juga meminjam motor ini dari salah satu asistenku

"sekolahmu dimana" tanyaku pelan

"lurus aja bang" ucapnya sambil naik ke belakangku

.....

"bang,thanks ya" ucapnya sambil mengembalikan helmnya

kami tiba di depan sekolahnya hmm...SMA Swasta ini selain terkenal mencetak anak anak yang berprestasi, juga terkenal penghasil anak anak dengan style yang wow.

kontras skali sama mahluk kecil ini, dia biasa saja, sedikit manis, sedikit cantik bajunya juga terlalu biasa

tapi barang yang dibawanya, apa dia memindahkan isi rumahnya, anak yang aneh

"eh anak kecil, Lain kali loe jangan suka nyetop orang yang nggak loe kenal ya, ntar diculik,dijual baru tau rasa" ancamku

"Ckck ya kali aku nggak bisa ngenalin orang bang" ucapnya santai

"Mana ada penculik tampilannya macam bos kayak loe sih bang" ucapnya nggak sopan

Anak ini ngomong sama yang lebih tua kok nggak ada sopan sopannya,tanganku serasa gatal dan ingin mencubit hidungnya

"Bang, loe nggak mungkin mau gue kasi duit kan, mih gantinya" ucapnya

Anak ini mengambil spidol yang entah dari mana lalu menuliskan nomor hpnya di spion motorku,

"Namaku sisil ,telpon aku, nanti tak traktir tapi bajetnya 20 ribu ya,itu uang jajanku per hari and babay abang ganteng" ucapnya sambil kabur

"sini loe" aku mencoba memanggilnya

Dia mendatangiku lagi, rambut kepang duanya bergoyang senada dengan jalan cepatnya yang lucu, matanya yang bersinar di balik kaca mata bulatnya, dengan segala kerusuhan yang ada di punggungnya

"elah bang,udah lambat ini,nih gue DP dulu" ucapnya

dia memberiku 2 permen coklat lalu pergi menuju gerbang sekolah yang sudah hampir ditutup.

Anak nakal ini benar benar membuatku terhenyak.

" Pricilia Audrey kamu terlambat lagi" ucapan itu terdengar saat aku melewati gerbang sekolahnya

"miss saya nggak telat, ini ontime" teriak anak itu dikejauhan

Anak nakal, hatiku tiba tiba menjadi ringan,beban pekerjaan yang slalu menghantuiku serasa lebih cerah. mungkin manisnya permen coklat ini yang membuat hariku ceria

....

"Tuan Gavin selamat datang,apa hari ini anda tidak kuliah"

andre sang asisten berlari menemui gavin di lobby dan menerima helm yang dilepaskan oleh tuannya dengan dingin tanpa membalas sapaannya. Andre hanya bisa mendesah pasrah.

Gavin Blair, siapa yang tak mengenalnya, umurnya baru 22 tahun, mahasiswa di tahun terakhir, dia seorang multitalenta.

Beberapa film dan mini series yang digarapnya berhasil menjerat hati, beberapa lagu ciptaannya juga hits, seleb yang dikelolanya juga berhasil terkenal.

Disisi lain dia juga satu satunya penerus Blair grup. Perusahaan dengan milyaran omset dan sangat terkenal

Jadi siapa yang tak menggilainya, dan dia sangat sadar seberapa besar nilainya, sangat disayangkan dia orang yang sangat tertutup, sulit didekati dan pendendam

"Ayah memanggilku" ucap Gavin dengan santainya sambil melangkah ke ruang kerja ayahnya.

"Kamu sudah datang" Yoga Pratama Blair memandang anaknya dengan tenang

"kenapa memanggilku" tanya gavin lalu duduk di depan ayahnya

ayah dan anak ini tidak pernah cocok, perceraian diantara kedua orang tuanya menjadi penyebabnya, hak asuh yang jatuh ke tangan ibunya membuat gavin tidak bisa melihat kebaikan di sisi ayahnya.

Pernikahan orangtuanya hancur karena ayahnya memiliki wanita lain, tapi salahkah ayahnya jika memilih wanita lain

Pernikahan orang tuanya hanya pernikahan bisnis,dan dia hanya pelengkap pernikahan mereka

Ayahnya yang kembali pada wanita yang dicintainya, ibunya yang hanya suka mabuk mabukan,bermain dengan brondongnya.

Jangan berpikir ibu menyukainya, dia hanyalah alat tukar agar ibunya bisa menghabiskan uang yang dikirimkan oleh ayahnya. Sementara ayahnya,bukankan dia tau ibunya sering menyiksanya, tapi kenapa ayahnya tidak mengambilnya, apa ayahnya takut dia membebani hidup barunya, semua sungguh berantakan

Apa dia merasa sedih, tidak, Gavin Blair sudah berdamai dengan keadaan,setelah usianya 18 tahun, dia keluar dari bayang bayang ibunya hidup sendiri dan menghasilkan uang.

"Gavin, kembalilah ke rumah" ucap ayahnya pelan

"jangan bilang karena istrimu beberapa kali keguguran sekarang ayah takut tidak ada yang mengurusi kalian" sindir Gavin ketus,rusngan terasa suram

"Gavin lupakan semua masalah tang ada, aku dan ibumu sudah sepakat untuk kembali bersama" ucap yoga berusaha tenang

"hah" ucap gavin terkejut

"Ya kami memutuskan bersama, ibumu juga tidak keberatan dengan adanya berlian bersamaku" ucap yoga

Gavin tertawa dengan keras, dunia apa ini, apa yang sedang mereka lakukan pada hidupnya.

"apa perusahaanmu bermasalah, apa ayah meminta bantuan kakek lagi,tapi itu bukan urusanku " ucap Gavin

Semua orang tau, ayahnya bisa sesukses ini karena dukungan kakeknya, ayah dari ibunya.

jadi siapa yang tak mengenal devan corp usaha yang menjamur, kaya raya tanpa bisa dikendalikan dan kakeknya Armando Devan hanya punya 2 anak riando Devan dan Samantha Devan ibunya.

"Pulanglah,kita bisa menjadi keluarga yang baik" ucap yoga tanpa ekspresi

"pamanmu Riando juga sudah menyetujuinya.

"Tidak, aku masih bisa menegosiasikan semua dengan om nando" tegas Gavin,

Om nando pasti mengerti, selama ini dialah yang menjaga dan melindungi gavin, dia yang slalu bertindak sebagai orang tuanya, meskipun umurnya hanya lebih tua 10 tahun darinya, om nya slalu memberikan semua kasih sayang yang dia perlukan

"Gavin,aku sudah tua dan lihatlah semua ini milikmu, jadi kenapa kamu tidak bisa bersyukur dan menikmatinya" ucap yoga marah

"Ini bukan milikku" ucap gavin marah

"Dengar, Devan corp berjanji menyuntikkan dana pada kita, aku hanya harus membawamu pulang dan menyerahkan semua ini padamu, termasuk menerima ibumu kembali" ujar Yoga kalap

Gavin kembali tertawa,selalu tentang nilai tukar,

"Kamu pulang dan aku masih mengijinkanmu bermain sebagai produser dan apalah itu, atau kamu tetap di luar dan aku bersumpah akan menghancurkan semuanya" ucap yoga pratama kejam

"Ooo aku yakin kamu tidak akan mampu" balas gavin

"coba aja" ucap yoga kejam.

2.kembang sekolah

"Sisil....."

Rebecca winters berteriak dengan kencang sambil berlari ke arahku.

"buk memer hukum lagi" tanyanya lucu

yahh nasib,padahal udah usaha sampek nyetopin orang di pinggir jalan, tapi tetep aja terlambat lagi dan dihukum lagi, hukumannya pun nggak main main, kali ini dia harus berdiri di lapangan yang panas mana belum sarapan, diliatin banyak orang dan tentunya memberi hormat pada sang saka merah putih, buk meri sang guru BP tetep aja bilang matahari pagi baik buat kulit

"Diem loe brisik" ucap Sisil sambil melotot pada sahabatnya yang cerewet ini

"Iihhh....padahal caca kan bela belain bawain es jeruk" ucap Rebecca sambil memberi es jeruk pada pricilia

"Tapi engga usah pake teriak, gurunya pada tau kalo loe bawain gue minum pea, ini masih jam kelas loe ngapain keluar, ntar loe ikutan dihukum juga" ucap sisil sambil menoyor sayang kawannya ini

"Kok loe tau maksud Caca, kita kan BESTie kalo dihukum juga mesti berdua" ucap Caca tanpa dosa

"emang salah loe apa"tanya sisil curiga

"gue juga telat" ucap cava tanpa dosa

dan mereka pun tertawa, begitulah mereka duo bestie bengal yang tidak bisa dipisahkan.

....,...

"Sil, loe liat arah jam 3" bisik Caca

"Apaan" ucapku

"Cogan" bisik caca

"Seganteng apa, cakepan mana sama Lee Jong suk gue" tanya sisil

"11 banding 20" ucap caca asal

"Yang 20 pasti bebeb jong suk, males deh gue liatnya" jawab sisil lalu mereka kembali tertawa

" Sil..., serius ya, loe turunin dikit level loe lah, kasian kak Irvan, ini tahun terakhirnya di SMA, masa mau loe diemin terus perasaan orang" ucap Caca

"Dia kurang apa coba, cool, ganteng, ketos" ucap caca menjabarkan kelebihan irvan

"Loe suka" tanya sisil

"Suka, tapi dia sukanya sama elo, lenong" ucap Caca

dan kami pun kembali tertawa, kami masih bercanda tentang ini,tapi kami tetap ingat moto kami, SMA tanpa pacaran, tamat kuliah jadi kaya, ke korea cari oppa

" Ehem..."

"Ca mampus kita,kalo di drakor ini pasti bu meri yang muncul" bisik Sisil pada Caca

"Lu sih kebanyakan lawak, dihukum malah ketawa ketawa" ucap Caca

" Caca, sisil, kalian emang terlalu, ibu hukum malah cengengesan" teriak bu meri si guru bp

"Maaf bu" ucap sisil dan caca kompak

"Janji dulu kalian besok nggak akan telat lagi" ucap bu Meri

"Ia bu..." Ucap mereka kompak

"Ya udah,sana istirahat dulu, ibu tau kalian belum sarapan,abis itu masuk ke kelas jangan keluyuran" ucap bu meri dan melepaskan mereka berdua.

Beberapa orang terlihat lega mendengar keputusan bu meri. Pricilia Audrey dan Rebecca Winsley siapa yang tega menghukum mereka, siapa yang tak kenal mereka, mereka berdua anak kelas XI kembangnya SMA ini. Mereka sangat cantik di sisi yang berbeda, pricilia secantik bunga es sementara Rebecca secantik api yang membara. Dan yang membuat salut tidak terlalu suka menonjolkan sisi cantiknya

Sahabat dari orok ini selain cantik mereka juga sering mengharumkan nama sekolah dari sisi akademik dan non akademik, beberapa kali menjuarai lomba kecerdasan sampai di tingkat olimpiade.

Selain pintar mereka juga ratunya olah raga, pricilia si ketua tim basket sementara Rebecca si atlet renang.

Hampir seluruh pria memuja mereka,hanya sayang sampai hari ini mereka belum mau membuka hati pada siapapun. dan moto tadilah yang slalu mereka ucapkan saat ada yang mendekatinya.

.....

"Sil, loe tadi dianter siapa" tanya caca

"Gue juga nggak kenal" ucap Sisil lalu menceritakan kisahnya

" Gila lue ya, apes kali abang tadi,ketimpa bidadari kayak loe' ucap caca sambil tertawa dengan tidak sopannya

"Tau nggak yang lebih gila ya,gue udah keluarin pesona gue,tapi nggak mempan, dia ngeliatin gue kayak gue ini anak terlantar gitu,trus pas gue kasi nomor hp gue,loe tau dia apain" tanya sisil

"Apaan" ucap caca penasaran

"Nomornya dia hapus" ucap Sisil sedih, sementara caca langsung tertawa cekikikan

"Diem loe bocah tantrum" ucap sisil kesel

"Baru kali ini gue denger seorang Pricilia Audrey, si kembang sekolah di tolak mentah mentah" ucap caca di sela sela tawanya

"Lucunya lagi gue bahkan ngasi nomor hp ke orang yang gue nggak tau mukanya kayak apa" ucap sisil lalu ikut tertawa.

........

"Sisil,kamu pulang sama siapa" Erina Audrey langsung mendatangi anak semata wayangnya saat sisil turun dari mobil caca

"Caca mah" ucap sisil pelan sambil sambil melambaikan tangan pada caca

"Trus tadi pagi gimana, mamang bilang mobilnya mogok trus kamu ke sekolah dianter siapa" tanya Erina mulai kalut

"Mah tenang dulu,sisil belum masuk ke rumah ini" ucap Sisil menenangkan ibunya

"Sisil inget janjimu ke mamah, jangan bikin kesalahan yang sama kayak rianti, kamu masih kecil jangan pacaran dulu" ucap Erina mulai menangis dan sisil hanya bisa menenangkan ibunya

" mah,percaya sisil, tadi sisil naik ojek mah" ucap sisil pelan sambil mengajak erina masuk ke rumah

"sayang mamah sama ayah cuma punya kamu" ucap erina sambil menangis

Mulai lagi, luka lama itu,Rianti Audrey, satu satunya kakak yang pricilia punya, dia dua tahun lebih besar darinya, dia anak yang ceria, dia kakak yang cantik dan baik, dia anak yang supel dia orang yang sangat gampang disukai, semua orang sayang padanya.

Sayangnya karena keluarga mereka santai dan terbuka, Rianti menjalani hidupnya dengan santai dan mulai berpacaran.

Satya pria yang baik mandiri dan dewasa, umurnya terpaut 5 tahun diatas Rianti, dia juga dekat dengan keluarga kami, tapi hubungan mereka terlalu dekat, mama bahkan memperingati mereka, tapi dengan santainya kak rianti hanya tersenyum dan mengatakan hubungan mereka serius, dan tamat SMA mereka akan menikah.

Tapi takdir berkata lain, di kelas XI Kak Rianti hamil, dan dia menyembunyikannya termasuk ke bang satya, sampai suatu hari kami mendapat telpon dari kantor polisi mengabarkan kalo kak Rianti sedang dirawat di rumah sakit.

Kami kaget dan berlari seperti orang gila,kami menemuinya, kami semua berpikir kak Rianti kecelakaan, karena paginya seperti biasa kak rianti berangkat ke sekolah, tapi semua terlambat saat kami sampai, kak Rianti sudah meninggal.

Saat itu semua kacau, kami kebingungan, layaknya tontonan, banyak polisi media bahkan masyarakat setempat mereka mencecar kami dengan banyak pertanyaan, sampai akhirnya kami tau,kalau ada klinik ilegal yang digrebek,klinik itu praktek melalukan ab*rsi ilegal,dan kak Rianti salah satu korbannya.

Kami trauma dan terpukul, beritanya ada dimana mana,bahkan saat pemakamannya pun tetangga pun berbisik menyalahkan kak Rianti, pergaulannya yang bebas. bahkan berbisik tentang ayahku yang bule makanya keluarga kami menganut hidup bebas.

mereka lupa kami yang ditinggalkan masih kesakitan, orang tuaku kehilangan salah satu putrinya, aku kehilangan kakakku.

Lalu bang satya, dia kehilangan jati dirinya, dia tenggelam dalam kesedihan dan rasa bersalahnya, dia menyalahkan dirinya karena bersikap bodoh.

Peristiwa itu membuat ayah dan mamah berubah, mereka menjagaku dengan kuat, mereka menyeleksi pertemanan dan slalu mengingatkanku tentang peristiwa itu. Kami bahkan pindah kota untuk melupakan masalah ini.

3.Si Tudung Merah

hari ini sungguh melelahkan dan semua nggak berjalan seperti rencana,pertemuan dengan om nando mandek, om nando marah,dia bahkan mengancam tidak akan menelponku lagi, dia mau aku kembali ke rumah Ayah, dia ingin semua hakku kembali, aku tau semua itu demi aku tapi apa aku memerlukannya?

kehidupan sekarang juga baik, cukup uang,cukup bebas dan aku bisa menjadi diriku sendiri,jadi kenapa aku harus menukar kebebasanku hanya demi HAK.

Loh... Kenapa aku kesini?

Entah apa yang memancing ku kemari, kakiku serasa memiliki pikirannya sendiri dan masuk ke lapangan basket SMA ini,Ini SMA anak kecil itu.

Teriakan dan sorakan ramai terdengar, klub basket putri sedang bermain dan banyak pria yang duduk dan menonton mereka.

Pandanganku tertuju pada sosok remaja kurus, kulit putih dengan kaki yang panjang Rambutnya diikat ekor kuda, wajahnya yang memerah karena panas dan capek, keringat yang bercucuran dan dia bermain dengan baik.dan tanpa kaca mata dia terlihat manis,apa aku boleh menyapanya

" Van, loe liat Sisil ya" tanya remaja yang ada di depanku

"Hampir setaun gue deketin dia, gagal terus" jawab remaja yang lain

"Loe yang ketua osis,kaya ganteng dan punya semua aja dicuekin, apalagi gue ya" jawab remaja yang lain

Percakapan mereka semakin menarik minatku, jadi anak kecil itu punya penggemar juga ya,setahun di kejar dan menolak, hmmm...dia punya nilai tawar yang tinggi

"loe nyerah Van" tanya remaja itu

"Ya,nggak lah, Pricilia Audrey dia kembang sekolah kita, dia cantik, dia cool, dia beberapa kali mewakili mewakili sekolah di olimpiade dan dia juga ketua tim basket" ucap irvan

"Yakin banget dia bakal luluh ke elo" tanya remaja yang kalau nggak salah namanya brandon

"Kalau bukan gue siapa,masa elo" tanya irvan melucu

"Sialan loe" jawab brandon

Aku hanya tersenyum sambil melihat ke arah anak aneh itu, tanpa kusadari aku kembali melangkah mendekatinya dan duduk di kursi paling depan dan melihat ke arahnya dengan intens

Anak kecil itu akhirnya istirahat, yang sedang istirahat dan dengan pelan dia berjalan ke arahku dengan senyuman di wajahnya

"Halo abang" ucapnya menyapaku

....

Gavin sedang memakai masker, dan bukannya anak ini belum melihat wajahku, jangan bilang dia ingat posturku,itu lebih tidak mungkin

"tolong ambilin airku" perintahnya santai sambil menunjuk tas yang ada di sampingku

Aku tersenyum di balik maskerku dan mengambilkan botol minum yang ada di sampingnya.Ekor matanya sempat melihat seorang anak laki laki membawa botol minuman menghentikan langkahnya dan pergi menjauh

"Harimu sedang buruk ya" tanya Sisil

Sisil menaruh salah satu tangannya ke dinding pembatas yang memisahkan mereka,meminum minumannya lalu memberikan senyum termanis pada Gavin

"Tau dari mana" tanya Gavin

"Insting" jawab Sisil

Sisil mencari cari sesuatu di kantong tasnya lalu menemukan permen pedas dan permen coklat yang dicarinya, lalu menyerahkannya pada gavin

"makan permen pedasnya agar buruknya terasa, abis itu makan permen coklatnya agar manisnya terasa di lidahmu" ucap Sisil lalu berlari kembali ke lapangan untuk melanjutkan permainan.

Saran yang aneh, Anehnya aku mengikuti sarannya, dan dia benar, beban hatiku sedikit terangkat dan akupun memutuskan kembali menikmati permainan.

.....

"Kakak kenal Pricilia" tanya Anak kecil dengan tatapan menggoda menanyaiku dan dengan santainya tiba tiba duduk di sebelahnya

"Aku caca,dia Sisil,my best friend and saranku kalau kakak nggak mau terluka,jangan menyukainya" ucap caca terus terang

"kalian hanya bocil yang enak untuk dipandang" ucap Gavin ngawur

"Baguslah,kalau gitu ayo kita berteman" ucap caca

"Semudah itu" tanya Gavin

"Sisil itu punya insting yang kuat dan bagus, kalau dia mau menyapamu, otomatis di kamu pasti ada hal bagus,apa kamu kaya, apa kamu ganteng" tanya caca

"gue nggak mau kalian ribut karena ini" pancing gavin yang dihadiahi tawa oleh caca

"Kasian....kakak pasti sudah terkena peletnya sisil,dan sudah terpesona padanya, sayangnya kakak akan terluka, aku dan dia, prinsip kami sama kami no pacaran di SMA, kuliah,kerja sampe kaya,pergi ke korea mencari oppa" ucap caca tegas

"Dan kami nggak mungkin bertengkar hanya karena pria kaya, di luaran sana pria kaya banyak, tapi ada sedikit wanita yang kaya karena dirinya, kamu akan menjadi salah satunya" ucap Sisil yang tiba tiba sudah ada di depan mereka.

....

" Abang di depan ada warung mie ayam bakso, ayo makan kesana,lalu hutang kita lunas, setelah itu jangan mencariku lagi" ucap sisil sambil mengajak mereka pergi

"Gimana kalau kamu melihat wajahku dulu,baru katakan sekali lagi hal itu" ucap gavin sambil melepas maskernya

Sisil terdiam setelah melihatnya, abang yang dia kira orang biasa ternyata wajahnya sering wara wiri di tv, wajahnya ganteng tapi dia lupa siapa orang ini, sisil melihatnya dengan penasaran

"Sil...sil... Dia artis,ehh bukan apa namanya, orang yang buat film, jangan jangan dia mau ngerekrut loe jadi telent" ucap Caca

"Ganteng tapi dia siapa, gue juga blom mau jadi artis sekarang, ntar lah kalau dah tamat SMA" bisik sisil

"loe kebanyakan ngedrakor, dracin mlulu" balas caca

"Lah elu nontonnya gosip terus,kapan majunya,apa enaknya ngurusin idup orang" balas sisil

Gavin hanya tertawa mendengar dua bocah ini berbisik di depannya, ternyata masih ada orang yang tidak mengenalinya

.....

"Bang, 20 ribu per orang mana bisa makan disini" ucap Sisil saat mereka berhenti di sebuah kafe yang terkenal

"sisil udik,jangan sok miskin, loe masih aja mikirin 20 ribu loe yang nggak masuk akal itu, tu kartu apa gunanya"ucap Caca sambil menunjuk debit card sisil

"eh itu prinsip ya, kalo gue bilang uang jajan 20 rbu per hari ya segitu"ucap Sisil kesal

"pelit,pake punya gue aja" balas caca sambil menghentakkan kakinya

"trus abis itu loe minta rembes ke ayah kan,ketebak tau" Jawab sisil dan mereka pun mulai bertengkar seperti biasa

Gavin lupa, kapan dia bisa tertawa selepas ini,dia benar benar bingung dengan kelakuan bocah bocah ini, pertama sisil tidak mau ikut di mobilnya jadi mereka pergi dengan 3 mobil beriringan.

alasannya sisil nggak mau pergi dengan orang asing dan dia takut diculik dan padahal sebelumnya sisil lah yang memaksa naik ke motornya

Kedua,bocah ini benar benar tidak mengenalinya, bocah ini beberapa kali menanyakan namanya, sementara temannya yang sok tau hanya tau namanya sang produser

Ketiga sejak kapan gavin membiarkan dirinya di traktir wanita, sementara si bocah tetep kekeh pada 20 ribu per orangnya.

"Gini aja, kali ini biar aku yang traktir kalian, lain kali kita makan mie ayam dan kamu yang bayar" ucap Gavin

"Kata serigala pada si tudung merah" jawab Sisil dan Gavin tertawa terbahak bahak

"loe nggak cocok jadi si tudung merah, nggak ada di sejarah tudung merah kayak preman, nyetop orang di pinggir jalan dan memaksa nganter ke sekolah" ucap Gavin di sela tawanya

"Oh ..jadi kamu Abang abang yang sisil ceritain, yang ngapus nomor hp yang sisil kasi" ucap Caca menengahi mereka

"Caca" jerit sisil nggak terima dan membuat Gavin tertawa

"Oke, ini penawaran terakhir, kafe ini ini punya milk shake yang enak, makanan dan cemilannya juga enak,kita kesini atau mie ayam bakso" ucap Gavin sambil memegang rahangnya yang capek tertawa

"Oke" ucap caca sambil menarik tangan sisil.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!