Di antara alam kehidupan dan kematian, terlihat Hamdi sedang berhadapan dengan seorang dewi yang punya paras sangat rupawan angkuh namun disaat yang sama tak terlukiskan, karena yang bisa dilihat oleh Makhluk fana hanyalah cahayanya saja.
"Aku adalah Alpha Centauri Omega. Aku memanggilmu untuk suatu tugas," ucap sosok Dewi itu
"Tugas?" gumam pelan Hamdi
"Hmm... Tugas apa?" Tanya Hamdi penasaran
"Kau dapat tugas yang cukup kotor, yaitu membunuh pahlawan dari dunia lain," jawab sang dewi
"Haaah... Emang kenapa tugasku harus itu?" Tanya Hamdi kaget
"Kenapa kau takut?" tanya Alpha Centauri Omega.
"Tidak, hanya saja itu terlalu mengejutkan, selain itu apa ada alasan kenapa para pahlawan itu harus dibunuh?" tanya Hamdi.
"Mereka menghambat perkembangan orang-orang di duniaku, aku tidak tahu bagaimana mereka bisa dapat mantra pemanggilan, tapi jujur saja jika mereka terus bergantung pada Hero dunia lain tanpa bisa mengembalikan para hero ke dunia asli mereka duniaku akan rusak," jelas sang Dewi, "Selain itu, aku juga ingin mereka menjadi kuat dan beradaptasi dengan kekuatan mereka sendiri dan bukan bantuan orang asing," tambah si dewi lagi.
"Pertanyaan!" seru Hamdi.
"Apa?" tanya si Dewi.
"Setelah aku membunuh mereka, apa yang terjadi pada mereka, akankah mereka dikembalikan ke dunia asli mereka?" tanya Hamdi.
"Ya, aku akan mengembalikan semuanya," jawab si Dewi.
"Baiklah. Kalau itu aku tidak masalah. Tapi apa imbalannya jika aku berhasil melakukan demikian dan apa hukuman jika gagal?" Tanya Hamdi
"Tidak ada imbalan atau hukuman, tapi satu yang pasti, jika kau tidak mau, jangan salahkan aku jika keluargamu menghilang tiba-tiba dan terpanggil ke duniaku oleh mereka," jawab sang Dewi dengan suara yang menggema dan penuh penekanan.
"Bekerja tanpa Imbalan, tapi jika tidak mau keluargaku terancam, aku mengerti aku akan menjalankannya," jawab Hamdi.
"Bagus, ah satu lagi, salah satu temanmu terpanggil ke sana," ucap si dewi.
"Apa aku juga harus membunuhnya?" tanya Hamdi.
"Entahlah, jika kau sanggup lakukan saja," tanggap sang Dewi.
Hamdi hanya mengangguk dan bersiap untuk pergi menuju dunia baru.
"Oh iya aku akan langsung memasukkan jiwamu kedalam tubuh penduduk di duniaku, dengan begitu kau tidak akan dianggap orang dunia lain, selain itu kau juga bisa bergerak dengan baik serta langsung memahami bahasa di sana karena informasi yang ada di otak tubuh barumu yang merupakan orang asli penduduk sana," ucap sang Dewi
Hamdi tak lama terbangun dan nampak sedang mengangkat pakaiannya, Hamdi melirik ke suatu arah dengan tubuh barunya dan melihat ada orang yang mendekatinya.
Saat ini jiwa Hamdi merasuki tubuh seorang wanita berambut perak sepanjang leher dan bagian samping rambutnya dikepang, ia mengenakan bando putih berenda, lalu baju kain hitam dengan celemek putih dan rok agak panjang yang sedikit tersingkap ke atas dan memperlihatkan paha mulus yang diselipi kantong pisau berwarna perak.
Hamdi sadar di pahanya ada pisau perak. Lalu setelah orang itu bersiap untuk menyentuh tubuh baru Hamdi.
Hamdi dengan cepat menghindar dan membekap mulut ugly bastard gemuk itu dari belakang dan menikam lehernya dengan pisau perak di tangannya dan diteruskan dengan tarikan cepat menggorok leher pria cabul itu.
Setelah yakin orang itu sudah mati. Hamdi langsung menutup kejahatannya dengan membungkus mayat majikannya dengan selimut dan menyelinap pergi keluar dari rumah itu
"Penduduk asli sih penduduk asli, tapi bukan jadi pelayan ranjang juga!" seru kesal Hamdi yang melarikan diri dari rumah majikannya setelah melakukan pembunuhan
Dalam perjalanan melarikan diri.
Hamdi malah bertabrakan dengan seorang pemuda berambut gelap perawakan seperti orang jepang dan dari gaya pakaiannya sepertinya dia adalah orang dunia lain.
"Kau tak apa-apa nona?" tanya pemuda itu sambil mengulurkan tangannya ke arah Hamdi.
Hamdi langsung memperhatikan sekitar dan menerima uluran tangan itu, "Terima kasih," gumam pelan Hamdi yang kembali melanjutkan langkahnya.
"Ano!" seru pemuda itu.
Hamdi menghentikan langkahnya dan menatap si pemuda, "Ada apa tuan?" tanya Hamdi selayaknya seorang pelayan yang baik dan anggun.
"Kalau boleh tahu siapa namamu? Kalau aku Raito, Kibagami Raito!" serunya.
"Lania, itu namaku," jawab Hamdi sambil tersenyum dan kembali berlalu, dalam hati Hamdi tersenyum karena ia sudah menemukan target pertamanya untuk dibawa kembali pulang.
Kali ini dengan persiapan matang Hamdi atau Lania berjalan menelusuri kota mencari Raito untuk dibunuh
Dengan bertanya-tanya pada orang di jalan dan kota, Lania bisa mengetahui lokasi dari Raito, dimana dia tinggal dan apa saja Jadwalnya.
Akhirnya Lania memasukki penginapan Rembulan putih. Lalu berpura-pura memesan kamar.
Setelahnya dengan kemampuannya sebagai pembobol handal, Lania mampu membuka kamar Raito.
Lania pun masuk dan menutup kembali pintu kamar lalu melompat ke atas ranjang dan dalam satu gerakan, yaitu bekapan dan sabetan cepat, tiga urat nadi utama di leher targetnya putus dan itu membuat Raito kaget, tubuhnya mulai kejang-kejang dengan darah yang terus memancing keluar akibat pompaan jantung yang kuat karena syok dan kaget.
Kibagami Raito akhirnya mati kehabisan darah. Lania pun langsung membersihkan diri dengan mandi di dalam kamar Raito dan pergi menggunakan perlengkapan Raito, meninggalkan jasad Raito yang mati berlumuran darah dan untuk menghilangkan jejak. Lania membakar seluruh isi kamar dan membuat penginapan mengalami kebakaran hebat, saat semua orang panik Lania dengan santai keluar penginapan tanpa siapapun sadari.
"Misi pertama selesai, sekarang aku rasa aku harus membunuh siapapun yang bertanggung jawab atas ritual," gumam pelan Lania yang sadar kalau membunuh pahlawan hanyalah solusi sementara.
"Well aku akan menyelinap ke istana kekaisaran ataupun Gereja untuk itu," ucap Lania yang sudah ganti baju.
Dalam perjalanan ke gereja Hamdi atau Lania malah langsung bertemu Arif yang dikawal para pendeta karena telah terpanggil sebagai pahlawan mereka
Arif dan Lania pun saling pandang satu sama lain, saat itu hanya Lania yang mengenali Arif, karena didalam tubuh Lania adalah Hamdi dan Lania yang asli sudah mati.
'Buset malah si pecinta oppai besar yang hadir' pikir Hamdi
'Kenapa itu cewe menatap tajam aku?' batin Arif
Hal itu diperparah dengan pisau di tangan Lania
Setelah Arif sudah jauh. Lania memasukki Gereja dan membaca semua buku di sana, ia bahkan menyelinap ke berbagai ruangan untuk mencari dokumen rahasia.
Akhirnya Lania pun berulah dan Gereja langsung berasap. Yah ia membakar Gereja dari dalam dengan menggunakan penerang ruangan yang merupakan lilin dan lampu minyak
'Kuharap aku menemukan rahasia ruangan ini' pikir Lania.
Setelah ketemu dan sudah bakar gereja dengan lampu lilin dan minyak, kini Lania berhasil lolos di tempat lain tanpa ketahuan.
Dan itu membuat beberapa prajurit yang mencarinya kewalahan karena setiap mereka ke lokasi TKP, selalu tidak ada siapapun disana seolah-olah kejadiannya ada kecelakaan
Melihat ada kebakaran di Gereja dan penginapan yang dipakai salah satu Pahlawan yang dipanggil, orang-orang Kekaisaran mulai panik dan bergerak untuk memadamkan api.
Lania membawa beberapa buku dan Arsip yang berisikan tata cara pemanggilan hero dan apa tujuan mereka.
Lania pun bersembunyi di sebuah kandang kuda dan membaca semuanya saat semua orang sibuk untuk mengurus kebakaran di Gereja. Lania mendapatkan fakta kalau tujuan pemanggilan itu, bukan hanya untuk mengalahkan raja iblis. Namun juga untuk membuat Kaisar menjadi abadi, dengan membuat ramuan yang terbuat dari darah dan jantung Raja iblis dan orang dunia lain yang kuat.
Mengetahui hal itu, Lania pun langsung membakar arsip itu dan memastikan semuanya jadi abu terutama buku yang berisi tata cara pemanggilan. Selanjutnya yang jadi target pembunuhan dari Lania adalah orang yang terlibat dalam proyek pemanggilan manusia dunia lain, ya dia mengincar para praktisi gereja dan orang-orang penting Kekaisaran.
Karena statusnya sebagai maid, ia bisa menyelinap ke rumah bangsawan dan menyamar menjadi pembantu mereka.
Bersambung
Setelah kebakaran hebat, Lania pergi ke istana kekaisaran dan mencuri seragam Maid yang cocok dengannya, lalu dengan masuk ke kantor administrasi ia menulis namanya di buku pegawai sebagai pelayan atau maid yang spesialis dalam membersihkan ruangan, kamar dan kandang.
Setelahnya Lania pun pergi ke ruang jahit dan menyulam ulang seragam miliknya untuk mengubah name tag di bajunya. Setelah memakan waktu hampir 1 jam. ia berhasil menyulam namanya dalam seragam mail miliknya dan akhirnya pergi berkeliling istana membersihkan ruangan kamar manapun dengan sapu dan peralatan rumah tangga lainnya.
Tak lama kemudian, seseorang menegurnya.
"Oi apa yang sedang kau lakukan malam-malam begini?" tanya seorang wanita tua dengan baju hitam dan membawa tongkat, sepertinya dia kepala pelayan atau guru para maid.
"Saya sedang membersihkan ruang tahta dari debu, Madam," sahut Lania.
"Kau rajin sekali, cepat pergi ke kamarmu. Kau bisa melanjutkan pekerjaanmu besok," ucap wanita tua itu.
"Baik Madam, saya akan segera ke kamar," ucap Lania sambil membungkuk.
Dan akhirnya Lania pergi menuju kamar para pelayan Kekaisaran, dan dalam perjalanan menuju kamar pelayan, Lania sedikit tersenyum, dengan begini ia bisa mendapat lebih banyak informasi dan membunuh yang harus dia bunuh dengan sedikit lebih mudah.
Dalam perjalanan menuju kamarnya juga ia berselisih lagi dengan Arif pahlawan yang sebelumnya keluar dari Gereja, ia dibawa ke Istana Kekaisaran untuk beristirahat, karena penginapan Rembulan Putih, selain itu Arif juga dikawal beberapa orang-orang Gereja, seperti seorang Maiden dan Clerick.
Lania hanya sedikit melirik, ia tak bisa membuntuti mereka karena akan sangat mencurigakan jika ia melakukan pergerakan yang ceroboh.
Keesokan harinya.
Lania nampak keluar kamar dan buru-buru mengerjakan semua pekerjaannya dalam membersihkan tiap kamar istana sambil mendengar rumor, cerita dan pembicaraan gosip para bangsawan atau keluarga Kaisar yang kebetulan ada di ruangan yang sama dengannya ketika ia membersihkan ruangan.
Setelahnya mereka berada di ruang tahta, terlihat Arif berlutut pada Kaisar dan diberikan armor dan senjata yang bisa dibilang kelas satu untuk menghadapi iblis dan pasukannya. Karena job dari Arif adalah penyihir, ia mendapatkan jubah penyihir putih yang memberikan efek peningkatan mana dan kontrol sihir sebesar 300%, lalu tongkat keajaiban yang meningkatkan semua efek sihir penggunanya hingga 50%.
"Saya akan pastikan kalau saya akan mengalahkan Raja iblis untuk Yang Mulia Kaisar!" seru Arif.
Lania yang mendengar itu hanya diam saja, ia tak bisa membicarakan hal paling rahasia dari Kekaisaran pada siapapun, yaitu Kaisar ingin manusia dunia lain dan Raja iblis saling bunuh dan mengambil jantung dan darah keduanya untuk bisa hidup abadi.
Lania tahu tak akan ada satu orang pun yang percaya padanya jika ia mengatakan itu, jika ia berani memperingati siapapun dengan mengatakan hal itu ada kemungkinan ia akan dibunuh nantinya oleh Kekaisaran.
Lania hanya hebat dalam membunuh orang yang sedang lengah, yang artinya jika harus berhadapan satu lawan satu dengan ksatria kekaisaran, ia sudah pasti kalah.
'Ini menyebalkan, kenapa aku harus menjadi pecundang saat temanku dimanfaatkan. Benar, daripada dia mempertaruhkan nyawa untuk Kekaisaran yang sebenarnya hanya ingin ia mati bersama Raja iblis untuk mendapatkan keabadian, lebih baik aku yang membunuhnya di sini,' pikir Lania sambil melirik Arif dan mulai memikirkan skenario apa yang bisa ia pakai untuk membunuh temannya di dunia sebelum dia bereinkarnasi menjadi penduduk asli dunia ini.
Malam hari setelahnya, Lania yang sudah mendapatkan informasi mengenai keberadaan dari orang-orang penting Gereja dan Bangsawan Kekaisaran yang kemungkinan tahu mengenai ritual pemanggilan melalui teman-temannya yang sesama pembantu dan sekaligus perbincangan Kaisar dengan petinggi Gereja yang ia dengarkan saat menghidangkan jamuan pada para petinggi Gereja bersama sang kepala pelayan mendampingi Kaisar.
Lania menyadari tindakannya membakar buku ritual pemanggilan agak sia-sia karena banyak petinggi yang masih hafal tata caranya dan belum lagi mereka berencana membuat ulang buku yang hilang.
'Hem, haruskah aku membunuh Hero atau dalang pemanggilan dulu,' pikir Lania sambil melirik teman-temannya yang sudah tidur. Lalu dengan cepat Lania menyelinap keluar untuk mencari kediaman petinggi Gereja yang ingin kembali mencetak buku pemanggilan manusia dunia lain.
'Sialnya job tubuh baruku adalah Maid, aku jadi harus benar-benar mengandalkan skill pribadi milikku untuk bisa membunuh, itupun tingkat efektivitasnya kurang, karena tubuh seorang Maid tidak didesain untuk membunuh, hal ini membuatku kadang melulai jariku sendiri ketika genggamanku pada pisau yang ku pakai kurang kuat,' pikir Lania sambil menyiapkan beberapa senjata lain yang ia lumuri dengan racun kental.
Dengan tenang Lania mengenakan sarung tangan lateks dan memotong-motong tubuh katak panah kuning yang dikenal sangat beracun dan cairan dari cincangan tubuh katak itu ia oleskan ke beberapa senjata tajam miliknya mulai dari pisau perak dan jarum sumpit dan terakhir paku ninja yang ia beli di pedagang senjata dengan gaji awalnya sebagai Maid. Sisa daging kataknya ia masak dan ia masukkan ke dalam beberapa adonan kue yang juga ia masak.
Lalu dengan tenang Lania memberikan roti daging katak beracun itu pada para maiden dan pendeta dengan diam-diam lewat dan mencampurkan kue dagingnya dengan makanan para mereka tanpa siapapun sadari karena Lania berbaur dengan mereka dengan cara berpakaian layaknya biarawati yang berkeliaran di sekitar Biara atau Gereja Kekaisaran.
Dan tak lama setelahnya, banyak Maiden dan Pendeta kejang-kejang setelah makan, para Pastor sepuh mulai panik, begitu juga para Biara wati, semuanya panik melihat kejadian itu.
Melihat kepanikan yang ada, Dimana para biarawati sibuk berlarian kesana kemari untuk mencari obat dan merawat orang yang kejang-kejang. Lania dengan santainya menebar paku ninja yang juga dilumuri racun dan akhirnya banyak Pemuka Agama yang sekarat dan yak bisa apa-apa.
Lania akhirnya tersenyum puas karena memusnahkan satu kultus dalam satu malam, ia kemudian dengan santai berjalan keluar Halaman Gereja yang dipenuhi tenda tadi ia juga membakar cetakan ulang buku pemanggilan manusia dunia lain yang sudah setengah jadi.
"Ilmu pemanggilan manusia dunia lain, adalah hal tabu dan sesat," gumam pelan Lania. Sekarang karena Lania sudah selesai dengan urusannya pada orang-orang suci Kekaisaran, ia pun kembali ke istana Kekaisaran secara diam-diam, hal ini tentu saja agar ia bisa kembali tidur dan menantikan hasil dari pejuangannya, ia penasaran apakah Kekaisaran panik atau tidak jika semua petinggi Relegius atau orang suci di Kekaisaran mati.
Jika Kekaisaran panik, maka tujuannya memutus rantai pemanggilan sudah selesai. Namun, jika pihak Kekaisaran masih tenang-tenang saja, maka artinya masih ada sosok lain yang bisa membantu Kekaisaran dalam pemanggilan pahlawan.
Bersambung
"Ilmu pemanggilan manusia dunia lain, adalah hal tabu dan sesat," gumam pelan Lania. Sekarang karena Lania sudah selesai dengan urusannya pada orang-orang suci Kekaisaran, ia pun kembali ke istana Kekaisaran secara diam-diam, hal ini tentu saja agar ia bisa kembali tidur dan menantikan hasil dari pejuangannya, ia penasaran apakah Kekaisaran panik atau tidak jika semua petinggi Relegius atau orang suci di Kekaisaran mati.
Jika Kekaisaran panik, maka tujuannya memutus rantai pemanggilan sudah selesai. Namun, jika pihak Kekaisaran masih tenang-tenang saja, maka artinya masih ada sosok lain yang bisa membantu Kekaisaran dalam pemanggilan pahlawan.
Ke esokan harinya.
Kaisar nampak panik, karena semua petinggi Gereja terbunuh dan buku yang baru saja ditulis hilang dan tak ditemukan.
"Ini sepertinya ini adalah pembunuhan terencana," gumam pelan Arif memeriksa mayat para petinggi Gereja.
Sementara itu, Lania ia diminta oleh tuan putri dari kekaisaran untuk menemaninya ke tempat pekara.
"Kira-kira siapa pelakunya dan kenapa dia tega melakukan ini?" tanya gadis Maiden di kelompoknya Arif.
Lania yang mendengar itu langsung mendekat, "Lania kau mau kemana?" tanya tuan putri pada pelayannya.
"Ampun tuan putri, hamba hanya ingin melihat lebih dekat," jawab Lania.
"Kalau begitu aku ikut," ucap tuan putri sambil berjalan cepat mengikuti langkah Lania.
Semua penduduk Kekaisaran geger, Karena jika petinggi Gereja mati, maka tidak ada yang tahu formula pemanggilan pahlawan dan kalau tak ada yang tahu, maka akan sulit jika para iblis menyerang kembali di saat mereka hanya punya satu pahlawan yang kekuatannya bahkan belum sampai maximal, apalagi kenyataan, mengenai pahlawan sebelum Arif mati dalam penginapan.
"Apa mungkin ada mata-mata dari pihak iblis?" ucap para warga kota mulai berteori sana-sini dan merasa kalau kota mereka sudah tidak aman.
"Entahlah, tapi ini benar-benar memprihatinkan," ucap mereka.
"Kalian jangan cemas, ayah .. Ah tidak maksudku Yang Mulia Kaisar, pasti memikirkan cara untuk menangkapnya!" seru tuan putri menenangkan rakyatnya.
"Ah maaf Kanjeng Putri, kami hanya cemas, karena baru-baru ini ada pembunuhan pada pahlawan bernama Raito dan juga pembantaian pihak Gereja," jelas mereka.
"Tenang saja, jangan panik, siapapun mata-mata itu pasti akan tertangkap nantinya!" seru tuan putri, "Benarkan Lania?" tanyanya.
Lania sedikit melirik putri dari Kaisar, karena pelaku pembunuhan itu adalah orang yang ditanya yaitu Lania. Namun, meski demikian Lania bukanlah bawahan Raja iblis.
"Em, Kaisar yang baik tentunya tidak akan membiarkan kotanya diteror oleh orang jahat," tanggap Lania sedikit tersenyum palsu mendukung kata-kata tuan putri.
Untuk beberapa hari kedepan Lania memilih untuk tidak beraksi sementara, ia membiarkan Arif hidup. Selain itu ia masih menyelidiki banyak hal secara diam-diam sambil melayani putri Kekaisaran.
Hingga isu mengenai mata-mata iblis sudah mulai reda, Lania langsung mengintai Arif di malam hari, ia sudah mencatat semua kegiatan harian Arif sekaligus teman satu Partynya Arif.
"Hei, Lania, menurutmu kenapa ada orang yang membunuh petinggi Gereja dan membunuh pahlawan yang akan melindungi Kekaisaran?" tanya tuan putri atau anak dari Kaisar pada Lania yang ditugaskan jadi pelayan pribadinya.
Lania hanya melirik tuan putri dan sebisanya memberikan jawaban singkat yang bisa ia pikirkan untuk menghindari kecurigaan yang mungkin muncul kalau ia menjawab terlalu detail.
"Aku juga tidak tahu. Namun, ada kemungkinan ada satu sekte yang tidak setuju menggantungkan diri mereka pada orang dunia lain, jadi mereka membunuh orang-orang Gereja agar tidak bisa memanggil orang dunia lain yang mereka takutkan akan menindas mereka yang lebih lemah," ucap Lania.
"Itu mustahil, orang-orang dunia lain selama ini sangat ramah pada kita!" seru Tuan Putri.
"Yang Mulia, sifat asli manusia akan keluar ketika mereka semakin berkuasa. Mereka terlihat baik hanya karena masih belum mencapai potensi penuhnya. Dan juga tak ada yang bisa menjamin setelah Raja iblis tidak maka manusia dunia lain itu akan tetap baik pada kita, itulah yang kemungkinan mereka pikirkan," jawab Lania
Malam hari kemudian, terlihat Lania kemudian menyiapkan hal yang ia butukan dalam operasi pembunuhan kali ini adalah Besi berkarat yang dilumuri kotoran manusia dan hewan. ia simpan ke dalam wadah khusus.
Lania kemudian berjalan menuju ke kamar Arif, ia juga sudah mengganti pakaiannya menjadi seperti seorang Assassin, yang dimana ia mengenakan pakaian serba hitam dan kerudung dan cadar untuk menutupi identitasnya.
'Tugasku ini sangat merepotkan sekaligus sangat-sangat kontroversial, hal ini membuatku harus menjaga identitas, belum lagi salah sedikit maka aku yang akan mati,' batin Lania.
Lania kemudian mengendap-endap, ketika berada di depan pintu, Lania menggunakan lock pick sederhana untuk membobol pintu dan setelah kunci terbuka, Lania masuk ke dalam kamar tanpa mengenakan sepatu agar tidak memunculkan suara saat ia bergerak.
Ketika ia sudah dekat dengan Arif, Lania sedikit diam, ia berpikir, kalau ia sudah menghapus tata cara pemanggilan manusia dunia lain, jadi apakah ia masih harus membunuh Arif untuk hal itu.
Karena terlalu lama berpikir Arif pun membuka matanya entah karena alasan apa.
"Siapa kau?!" seru kaget Arif yang melihat Lania yang mengenakan pakaian serba hitam, berkerudung dan bercadar yang membuat sosok di hadapannya terlihat seperti Ninja.
Kaget karena Arif terbangun, dengan cepat Lania menyerang dengan besi tajam berkarat di tangannya.
Melihat itu, tentu saja membuat panik Arif, ia langsung bergelinding menjatuhkan diri dari Ranjang dan besi tajam berkarat itu menancap di kasur yang ditempati Arif.
"Fire Burst!" seru Arif sambil mengarahkan tongkat sihirnya ke arah Lania. Namun, Lania yang punya reflek cepat langsung Mengibaskan spray kasur ke arah Arif dan Spray itupun terbakar dan membuat apapun yang berdekatan dengan spray kasur itu ikut terbakar.
Prank
Suara kaca jendela pecah pun terdengar sesaat setelah kebakaran terjadi yang disebabkan dari Lania yang melompat keluar jendela.
"Oi tunggu!" seru Arif yang berlari melihat keluar jendela yang hancur, ia hanya diam karena ia benar-benar kehilangan jejak.
Sementara itu. Lania ternyata bersembunyi di dalam pagar tanaman hias, ia berkamuflase dengan sangat cepat. Namun, tentu saja ia terluka parah saat terjatuh dari istana lantai dua di tanah, ia cukup kesakitan menahan nyeri yang diakibatkan hentakan keras saat terjatuh, belum lagi benturan itu mengakibatkan cedera memar di sikunya dan karena sebelumnya ia juga memecahkan kaca, tangan dan kakinya juga terluka.
'Aku terlalu fokus pada pikiranku sendiri, sampai-sampai aku lupa akan insting manusia dunia lain yang sudah leveling, selain itu dia kayanya sudah lama menatapku, ada kemungkinan dia sudah mendapatkan informasiku melalui panel sistem yang hanya dimiliki oleh manusia dunia lain,' pikir Lania yang mencoba kembali ke kamarnya dengan terjinjit-jinjit saat berjalan, karena rasa sakit di kakinya, membuatnya kesulitan untuk berjalan.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!