“Siapa pak Doi?” Tanya pak Hardi selaku HRD
“Kata nya ingin melamar pekerjaan tuan.”
“Oh...Suruh dia masuk ke sini pak,” Memang berapa hari yang lalu saya membuat iklan di surat kabar kerna perusahaan kita kekurangan orang Menggantikan Mila yang sudah risen pulang kampung.
Pak Doi melangkah ke arah wanita yang lagi duduk di lobby, terlihat sebentar berbicara dengan wanita yang memakai kain penutup kepala dan masker hanya terlihat bagian mata nya saja.
pak Doi menghampirinya untuk mengantarkan ke ruangan pak HRD
Ia mengangguk sambil berjalan menelusuri koridor dengan surat lamaran kerja di tangannya.
Setelah sampai di depan pintu pak HRD dengan hati yang tak menentu
Tok...tok...tok....
“Silakan masuk, silakan duduk ! ngomong-ngomong kamu dapat informasi dari mana.” dengan memperhatikan gerak gerik wanita di depan matanya yang terlihat hanya bola mata saja
"Dari surat kabar pak.” Jawabku
“Siapa namamu?”
"Yasmin tuan."
Yasmin...nama yang cukup indah dan mungkin orang nya juga cantik dengan tersenyum, "ucap Pak Hardi."
Bisakah anda membuka masker karena saya rasa tidak sopan dalam ruangan yang sedang interview masih memakai masker.
"Ta-tapi tuan."
“Kenapa apakah anda keberatan?”
"Maaf tuan" Sebelumnya saya tidak bermaksud untuk membuat tuan marah, tapi saya takut memperlihatkan muka saya Tuan.
Yasmin hanya menunduk dan diam.
Membuat pak Hardi bingung.
“Tidak apa-apa, Insyaallah saya akan mengerti jika tau kebenaran nya dan kamu nggak perlu takut." ujar pak Hardi
“Baiklah pak kalau begitu.”
dengan perlahan-lahan Yasmin membuka masker nya.
Dan alangkah terkejutnya pak Hardi melihat muka wanita yang sedang berhadapan dengannya.
“Astaga, dengan mata melotot
Kenapa dengan wajahmu?" Pekik pak Hardi kaget sekaligus takut sampai kursi ikut mundur kebelakang.
"Maaf tuan." Wajahnya kembali menunduk
Astaga saya memang lagi mencari karyawan secepat nya tapi bagaimana jika tuan tidak mau menerima nya.
Akh itu urusan belakang yang penting tempat office girl sudah ada yang isi.
“Maaf tuan, jika perusahaan ini tidak menerima orang seperti saya." dengan wajah yang sedih Yasmin berdiri lalu pamit
“Saya pamit tuan maaf jika waktuku terbuang dengan percuma.”
Barulah ingin membuka pintu.
"Hey Tunggu"
Yasmin membalikkan badan nya, Ada apa lagi tuan? dengan wajah yang bingung.
“Siapa yang menyuruhmu untuk pergi, Ayo kembali duduk kita tanda tangan kontrak sebelum kamu bekerja disini.”
"Baik pak."
Dengan semangat dan bahagia lalu mengambil pena diatas kertas membaca aturan-aturan yang berlaku dan segara tanda tangan.
Sedangkan pak Hardi mengambil handphone nya di meja lalu menghubungi telepon pantry.
"Halo Bu Yati" Segera keruangan saya karena ada karyawan baru yang baru masuk kerja, tolong diajarkan apa pekerjaan nya.
Bu Yati adalah kepala office girl di kantor itu.
Tok...tok...tok....
"Masuk!"
“Terimakasih pak.”
‘Mari ikuti saya, biar saya arahkan apa tugas kamu. ingat jangan berani macam-macam dikantor ini dan barang yang bukan area kita kerja jangan di sentuh.
“Mengerti.”
“Iya Bu saya mengerti.”
“Perkenalkan nama saya Yati, saya adalah senior disini Dan kamu siapa?
“Yasmin Bu.”
“Senang berkenalan denganmu Yasmin dan selamat bergabung dengan kami, ni baju seragam kamu.”
"Baik Bu,” Sahut nya dengan santun
Yasmin segera menuju loker tempat meletakkan tas dan jaket lalu berganti pakaian seragam yang diberikan bu Yati tadi, sesekali matanya melirik melihat betapa besar nya perusahaan tempat dia bekerja.
Yasmin Bekerja dengan baik dia sangat ulet dalam pekerjaan nya.
Lalu ada telepon dari ruang CEO ke pantry.
"Halo pak"
“Tolong antar kan kopi untuk saya.”
“Baik pak,” kata Bu Yati
Aduh mana si Yasmin aku suruh dia aja buat kopi untuk diantar keruangan CEO.
Bu Yati kesana kemari mencari keberadaan yasmin.
Hey...Yasmin kesini kamu.
“Iya Bu ada apa.”
“Kamu buat kan kopi dan antarkan ke ruangan CEO yang enak bikin nya nanti kita kena semprot oleh Pak bos.”
Dalam hati Yasmin… Ya Allah baru pertama kerja masak iya langsung semprot.
Lalu Yasmin menghidupkan kompor dan memasak air untuk buat kopi.
Dimasukkan gula 2 sendok kopi 1/2 sendok lalu kopi itu dimasak diatas kompor.
Semoga nggak ada masalah sama kopi ini.
Huuuftt
Dengan langkah cepat Yasmin menuju keruangan CEO.
Tok...tok...tok....
“Masuk.” terdengar suara Bariton pria dari dalam ruangan itu
“Maaf tuan saya mengantarkan kopi untuk tuan.”
“Silakan letakkan diatas meja, awas hati-hati !jangan sampai menjatuhkan barang-barang di meja dengan suara yang dingin.’
“Kamu siapa?”
Yasmin tersentak, namun tak berani menatap pria tampan yang lagi duduk di sofa, dia tetap menunduk dan berniat mau keluar dari ruangan itu.
“Hey, kamu siapa?” Tanya nya lagi
"Saya Yasmin tuan,Ujarnya lirih
“Yasmin...Office girl yang baru?” Tanya Nya lagi
“Kenapa kamu selalu menunduk? Kalau bicara itu lihat lawan sangat tidak sopan.” ujar nya dengan suara pelan
"Maaf tuan" ucap Yasmin.
“Kenapa kamu selalu menunduk? Angkat wajahmu saya tidak suka jika berbicara tanpa melihat lawan bicara.” bentaknya kesal
“Wajah kamu jelek ya sampai kamu memakai masker tanpa melepaskan disaat kamu lagi bekerja, Buka masker kamu!” Sentak nya dengan kesal
"Bu-bukan begitu, tuan saya cuma khawatir kalau tuan akan jijik dan takut melihat wajah ku.”
"Takut? Memang nya wajahmu kenapa?" Tanya nya lagi
Yasmin perlahan membuka masker sambil bersiap menutup telinga nya, kerna biasa ya akan terdengar teriakan kaget atau pekikan.
“Kenapa dengan wajah mu itu?”
Yasmin melongo dan tidak sangka pria yang dihadapan nya tidak terkejut sama sekali, malah terlihat seperti biasa-biasa aja .
Ya Allah dalam hati Yasmin begitu bahagia nya, apakah aku harus melompat dan berteriak kegirangan karena baru kali ini orang yang menatapnya tidak ada rasa takut dan jijik.
"Tuan tidak takut? Tidak merasa jijik gitu?” Tanya nya heran.
Biasa aja tuh. ujarnya cuek
“kerna saya ini seorang dokter jadi sudah hal biasa melihat hal-hal seperti ini bahkan ada yang lebih parah dari ini.” Sahutnya sambil menyeruput kopi
Pria tampan yang lagi duduk tadi merupakan adik dari sang CEO kebetulan dia mampir ke kantor untuk melepaskan rindu kepada sang kakak sepulang dari luar negri.
“Terimakasih tuan,” ujar Yasmin dengan suara serak air mata nya yang mengembun hampir saja tumpah.
“Kamu menangis?” Tanyanya heran
"Ti-tidak tuan, Saya hanya terbawa perasaan. karena baru kali ini saya bertemu dengan orang yang tidak menatap ku dengan jijik.”
“Mereka itu yang keterlaluan, Menurut ku kamu itu cantik, kulit mu putih dan bersih hanya kerna wajah mu yang rusak mereka tidak melihat kelebihan yang kamu miliki.”
“Ngomong-ngomong kenapa wajah kamu seperti itu? Apa yang terjadi?” Tanya nya lagi dengan yasmin
“Ada insiden kecelakaan tuan, saya dan ibu saya terperangkap di dalam ruangan.” sedangkan Wajah nya yasmin Mulai memerah dan mata nya berembun mengingat kejadian waktu itu.
"Sudahlah, tidak usah diceritain lagi saya sudah tau kelanjutannya seperti apa." Dengan raut muka yang sedikit santai
Yasmin menunduk baru kali ini iya merasa plong dan lega karena ada seseorang yang mau mendengar dia bercerita.
“Terimakasih tuan.” Saya pamit dulu mau melanjutkan pekerjaan yang lain lagi
Yasmin berjalan menuju pintu untuk keluar ruangan itu, ia tidak lupa Melihat lagi wajah pria yang tampan dan berbaik hati itu sambil tersenyum, baru Kali ini hati nya sangat bahagia Haruskah dia bernyanyi sambil menari-nari.
Yasmin membersihkan pantry dan mencuci gelas -gelas yang kotor, serta lap meja dan kaca.
"Yasmin!"
Yasmin terkejut mendengar suara orang yang memanggil nya maklum kerna dia bekerja sambil melamun karena suasana hati nya saat ini sangat bahagia, gegas dia mendekati suara yang memanggilnya tadi. "ia adalah Bu senior.
"Iya Bu” Sahut nya sopan
“Gimana? kamu ketemu sama pak bos yang dingin seperti kulkas berapa derajat celsius itu." ujar Bu Yati
Yasmin mengangguk dalam hati nya perasaan dia hangat dan baik hati, kok bisa dibilang Bu Yati kulkas dingin, akh sudah lah.
Disaat jam istirahat tiba, Yasmin duduk di meja dan membuka kotak nasi nya untuk makan siang,
Bismillah lalu masukan nasi kedalam mulutnya dengan cepat.
Siap istirahat yasmin dengan semangat untuk kembali bekerja lagi tidak terasa hari sudah semakin sore menunjukan Waktu pulang.
Aku bergegas membuat kopi lalu mengantar kan ke dalam ruangan CEO.
Seperti biasa Aku sangat gugup masuk ke dalam ruangan itu, Semoga hari ini hari yang baik lagi untuk ku. cicit yasmin dalam hati
Tok...tok...tok…
"Selamat pagi tuan."
Dengan wajah menunduk Aku pelan-pelan meletakkan gelas kopi di meja dan berniat berpamitan untuk segera keluar dari ruangan tersebut yang tiba-tiba terasa horor.
"Siapa namamu? Kamu karyawan baru disini kan?” Tanya Alvin
“Iya tuan, nama saya yasmin.”
“Berapa usiamu?” Alvin ikut menunduk karena mau melihat wajah perempuan di hadapannya itu
"20 tahun tuan."
“Kenapa kamu menunduk terus dan tidak melepaskan masker mu, bagaimana bisa karyawan yang tidak sopan seperti kamu berhadapan dengan saya.”
Aku tersenyum getir atas perkataan dan perlakuan Sang bos di hadapan nya, namun gimana lagi dia harus bertahan meskipun ada orang yang takut melihat wajah nya dan nya asal dia tetap bekerja.
“Buka maskernya sekarang juga!” Sentak nya
Dengan berat hati Aku membuka masker nya lalu melirik ke arah Sang bos.
“Wa-wajahmu kenapa?” Tanya nya terbata dan dan mundur sedikit menjauh.
Aku hanya tersenyum, tak merasa lagi sakit hati dengan tatapan seperti itu, dia sudah kebal dengan cacian dan hinaan.
"Maafkan saya tuan" Sambil menundukkan Wajah nya kembali.
"Lanjutkan pekerjaanmu!"
Perintah nya yang langsung membuang muka dari Yasmin.
Aku kembali lagi ke pantry iya melanjutkan pekerjaan yang lainnya.
Hari ini sangat menyebalkan pantas saja Bu Yati bilang dia sangat horor.
"Yasmin!"
“Kamu ngapain?” Tanya Bu yati
“Lagi bersihkan ini Bu." cicit Yasmin
“Kamu sangat rajin Yasmin, dan kopi mu pasti enak kerna pak bos nggak ada komplain tuh.”
“Akh biasa Bu.” ujar Yasmin
“Oh iya kamu sudah ketemu kan dengan pak bos kita?" Bu yati menatap wajah Yasmin
"Pak bos?” Dahi Yasmin mengernyit, apakah yang dimaksud oleh Bu Yati itu lelaki yang tadi. gumamnya.
"Su-sudah Bu."
“Oh iya Yasmin kalau bisa apa yang dibilang sama pak bos jangan kamu masukin hati ya, karena orangnya memang begitu seluruh kantor ini mana ada berani sama pak bos kita.
“Jangankan ngomong, menatap muka nya aja nggak ada yang berani.”
Hahahaha tawa gelak keluar dari Bu Yati, bu Yati langsung nutup mulut nya.
“Yasmin boleh aku nanya?
Gimana kamu bisa sampai kota ini.” sambil menatap muka nya dengan penuh kasih sayang kerna umur Yasmin nampak nya tidak jauh dari umur anak nya.
“Aku terlahir dari keluarga yang miskin Bu, ayahku meninggal dan ibuku lumpuh hanya bisa berbaring diatas kasur beliau dirawat oleh bibi saya.
Di kampung pun pekerjaan tidak ada sama sekali apalagi saya hanya lulusan SMK.
mau buka usaha modal saya nggak ada, jadi saya memutuskan untuk aduh Nasib ke kota agar bisa membantu keluarga saya.
Bu Yati hanya mengangguk.
cukup kagum dengan tekad dan semangat gadis yang di hadapan nya, meskipun umur masih muda tidak membuat ia patah semangat.
Karena keasyikan ngobrol nggak kerasa waktu istirahat sudah tiba.
“Ayo Bu kita makan dan beristirahat dulu.” ujar Yasmin kepada Bu Yati
“Duluan aja kamu nak, ibu masih kenyang.”
Aku bergerak ke meja makan sendirian kerna jam istirahat orang kantor pada makan di kantin, hanya aku lah yang suka makan di pantry sendirian karena ia ingin menghemat biaya hidup dia selama di kota.
Selesai makan aku dipanggil salah satu karyawan kantor untuk pergi fotocopy.
Saat aku mau keluar melihat pak bos keluar juga dari mobil
aku Langsung buruh-buruh untuk bersembunyi seperti dikejar hantu aja.
Karena sebisa mungkin dia nggak mau berurusan dengan pak bos nya kecuali keadaan terjepit.
Sesampai tempat fotocopy Aku memberikan apa yang mau di fotocopy nya, sambil menunggu dan mata nya celingukan kesana kemari cari warung untuk beli minuman karena haus mondar mandir akhir nya dia dapatkan minuman yang dingin menyegarkan tenggorokan yang kering.
Aku beranjak dari tempat duduk lalu mengambil kertas-kertas yang sudah iya fotocopy kan dan segera mengantar kepada karyawan yang di kantor.
Aku membereskan pekerjaannya sebelum waktu nya pulang.
Akhirnya beres juga.
Tak terasa waktu pulang telah tiba Aku mengambil tas nya dilemari khusus karyawan lalu bergegas untuk pulang.
Sesampai dirumah aku langsung bergegas kekamar mandi. Akhhh segar nya.
Lalu mengering kan rambut nya dan bercermin melihat wajah nya yang sudah tiga belas tahun selalu bersama nya. Dia merasa miris dan percaya diri hilang, apalagi kalau ada orang lain yang melihat wajah nya selalu merasa jijik.
Namun tidak sedikitpun aku menyalahkan mereka yang merasa jijik dan bergunjing diri nya karena punya wajah yang sangat menakutkan, bukan kah kenyataannya begitu.
Lalu kenapa aku harus malu semoga kesabaran aku seluas samudra dan semua omongan orang aku anggap masuk telinga kanan keluar telinga kiri.
aku mendekati lemari untuk mencari buku harian tempat dia menceritakan keluh kesah dalam menjalankan hidup yang penuh dengan sandiwara.
"Dear diary"
Aku sangat bahagia dipertemukan dengan orang-orang yang baik, mereka tidak pernah memperdulikan masker di wajah ini, dan aku selalu berdoa agar mereka dimudahkan rezeki dan dipanjangkan umur nya.
Terutama buat yang lagi baca Aamiin
Tapi diary, hari ini sangat menyebalkan karena aku berjumpa dengan pak bos yang horor banget apalagi dengan tatapan nya yang begitu dingin. awas aja yah kalau jatuh cinta sama ku. khayal Yasmin
Akhhh aku ni apa-apaan si masak ia seorang pangeran mau dengan si buruk ini kecuali di negeri dongeng.
jam berapa sekarang ya?
kenapa mata ku sudah mulai berat ni, sedangkan pena masih ditangan.
***
"Di pagi hari".
kring...kring...kring....
Yasmin mengerakkan kesana kemari tangan dan badan nya setelah itu bergegas untuk bangkit dari kasur nya untuk siap-siap berangkat bekerja.
Setelah membuka jendela di pagi hari.
Wah udara nya sejuk juga, walaupun lebih sejuk di kampung. sambil tersenyum
Bunyi burung terdengar oleh Yasmin, wah ada burung disana rupanya nya.
Hey… burung kamu hari ini begitu bahagia, teriak Yasmin ke arah burung itu.
Semoga hari ini aku bekerja dengan baik, aku nggak sabar lagi nunggu gajian sambil menutup mulut.
Kerja pun baru masak iya sudah mikir gajian.
Oh iya, lebih baik aku bergegas untuk mandi biar nggak kesiangan tau sendiri kan jalanan macet banget.
Dengan buruh-buruh aku mandi dan berganti pakaian kerja, lalu beli roti di warung depan gang kontrakan biar bisa makan pas sampai ke kantor.
Di Halte seperti biasa nya aku menunggu angkutan umum, dari jauh sudah nampak ada angkutan umum yang mau lewat.
"pak!"
Sambil memainkan jempol nya dan ia langsung melangkah dalam angkutan umum yang sudah banyak orang nya juga .
sambil duduk dengan tenang serta melihat pemandangan kota yang begitu indah dan ramai, dengan mobil motor yang beragam.
Tidak terasa iya sudah dekat dengan kantor..
"Pak stop sini."
“Terimakasih pak.” cicitnya nya
“Sama-sama neng.”
aku bergegas masuk kedalam kantor dan langsung menuju loker, diambil nya roti untuk sarapan pagi biar bisa menghadapi kehidupan dengan kuat hehehehe.
Sarapan nya sudah dan sekarang aku harus cepat-cepat bersih-bersih, dan menyelesaikan semua pekerjaan ku hari ini.
Setelah sepanjang hari aku bekerja, aku langsung pulang kerumah.
Tidak sampai berapa jam aku sudah tiba di kos,
Aku masuk ke kos dengan badan yang sudah lengket, dan berniat untuk mandi kerna siap magrib akan kerumah ibu yang punya rumah yang ia tepati, untuk membayar sisa uang kontrakan kemarin.
Di Dalam kamar mandi ia bernyanyi sambil bersorak-sorai, kerna hari ini sangat bahagia, ia melepaskan semua pakaian nya serta ikatan rambut nya yang bergulung. Lalu mengusap-usap seluruh badan nya .
Tepat di mukanya... Aku berhenti dan meraba wajah nya yang terasa kasar seperti jalan aspal yang belum dirapikan, ada benjolan-benjolan kulit yang rasanya mau lepas seperti plastik yang dilelehkan seperti itu lah wajah nya akibat kebakaran itu.
Aku mengguyur kepala nya yang panas itu.
Untuk menangkan hati nya bergejolak mengingat kejadian belasan tahun yang silam, peristiwa yang membuat ibu nya lumpuh dan wajahnya cacat, Waktu itu ia berumur 7 tahun.
Aku setiap hari ikut ibuku bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah seorang milyarder nomor satu di Jakarta. Aku Masih ingat di rumah besar itu sangat sepi kerna majikan ibu nya sibuk masing-masing, sedangkan dirumah itu ada putra nya yang usia nya entah berapa tahun.
Saat ibuku membersihkan ruang tengah...tiba-tiba terdengar suara ledakan yang sangat besar dari arah dapur, api yang sangat besar dan merambat membakar semua yang ada di dalam rumah itu, kebetulan anak majikan ibuku sedang tidur dikamar.
Dengan panik ibu berlari arah kamar lalu membuka pintu dan melihat anak majikan nya yang sudah menangis ketakutan, lalu ibu mendorong jendela yang ada di kamar itu dengan Paksa untuk mengeluarkan anak majikan nya.
Sedang kan kami masih terjebak dikamar.
Ibu melihat ku ketakutan, lalu ibu memeluk ku dengan selimut yang sudah ibu basah kan untuk menutupi badan ku agar tidak terkena api, naas nya tubuh ibu terjatuh di bawah rak buku yang sudah mau hancur dilalap si jago merah, saat itu ibu mendorong ku agar tidak ikut tertimpa.
Sedangkan muka ku terkena api dan penglihatan yang sudah mulai gelap.
Saat terbangun dia berada di ruangan yang serba putih, Dimana lagi kalau bukan rumah sakit, tidak hanya badan nya terasa remuk dan patah, ia meraba wajah nya yang dibalut dengan perban.
Sedangkan ibuku mengalami luka bakar yang cukup serius, kaki nya mengalami lumpuh.
Meski sang majikan bertanggung jawab untuk membiayai semua biaya Rumah Sakit, bentuk rasa terimakasih karena sudah menyelamatkan putranya.
Saat aku dan ibu nya keluar dari rumah sakit, ternyata keluarga majikan nya sudah pindah ke Jakarta, namun biaya hidup kami selalu mereka kirim lewat rekening ibu.
Hari-hari yang kami lewati sangat lah buruk, ibu hanya berbaring diatas kasur, sedangkan aku selalu bermain sendirian karena nggak ada anak yang mau mendekati ku, mereka bilang aku hantu dan monster.
Aku menepis semua ingatan yang membuat dadanya sesak, ia buruh-buruh menyelesaikan mandinya, merasa sudah cukup lalu mengambil handuk dengan bergegas keluar dari kamar mandi untuk mengganti baju piyama dan bersiap-siap menuju rumah ibu yang punya kontrakan.
Dengan berjalan santai aku sudah sampai depan pintu rumah yang begitu besar dan mewah.
"Assalamualaikum."
“Wa'alaikumsalam” terdengar jawaban dari dalam rumah, ternyata itu bi Ina ART dirumah itu.
“Selamat malam bi, ibu atau bapak ada karena mau bayar uang sisa kontrakan kemarin.”
"Silahkan duduk dulu mbak." nanti saya panggilkan.
"Nyonya!" panggil bi ina.
"Ya Bi ada apa?” jawab Nyonya Elmira
“Ada mbak Yasmin, mau bertemu dengan Nyonya katanya dia mau bayar uang sewa kontrakan yang kemarin.”
“Oh Yasmin!" cicit Nyonya Elmira
Sedangkan Yasmin duduk dengan sopan, ia memperhatikan rumah yang begitu megah, dari jauh ia memandang photo keluarga besar Nyonya Elmira beserta suami dan anak-anaknya.
Wah, keluarga yang harmonis apa lagi anak nya yang begitu tampan.
tunggu dulu bukan kah itu pak bos dan disampingnya juga mirip dengan Dokter yang tampan dan baik hati itu, sambil iya tersenyum.
Atau jangan-jangan ini rumah orang tua nya, ujar Yasmin sambil tutup mulut
Dalam hati Yasmin ya ampun dunia ternyata dunia begitu sempit.
Terdengar suara sendal melangkah menghampiri Yasmin, ia itu adalah Nyonya Elmira.
"Yasmin!"
“Eh iya Bu, saya kesini mau mengantarkan uang sisa kemarin. Maaf ya Bu uang nya telat saya merasa kurang enak hati.”
“Tidak masalah.” ujar Nyonya Elmira sambil menatap dengan dingin
“Baiklah Bu saya kesini hanya mengantar kan uang ini, saya pamit keluar Bu.” dengan berdiri sopan lalu beranjak pergi.
Sesampai di dalam kontrakan ia langsung
menjatuhkan badan nya ke kasur, yang berukuran kecil itu dengan memejamkan mata nya.
***
Alarm berbunyi Di jam 06.00 pagi hari, aku mengucek mata dan bergegas bangun dari tempat tidur, tidak lupa membersihkan kos yang ukuran nya tidak terlalu besar, lalu ia mandi dengan cepat agar tidak terlambat datang ke kantor.
Diperjalanan aku melihat gedung-gedung pencakar langit, semua orang huru-hara melakukan kesibukan masing-masing.
Sesampainya nya dikantor tidak lupa aku menyapa pak Doi yang merupakan security di Perusahaan tempat ia bekerja.
"Selamat pagi pak Doi."
“Pagi juga mbak Yasmin." Jawab pak Doi
Seperti biasa yasmin mengerjakan pekerjaannya dengan baik dan telaten.
Iya juga kadang disuruh karyawan lain nya untuk fotocopy berkas-berkas, kadang juga disuruh beli makanan dan minuman.
Tapi mereka tidak memperdulikan muka ku yang selalu memakai masker ini.
Aku sangat senang di tempat ku bekerja tidak ada orang yang mengejek, ya kerna mereka nggak tau wajah ku di balik masker ini.
Bu Yati aja selaku senior office girl ia nggak pernah keberatan melihat aku pakai masker terus.
Kring...kring...kring ....
Suara telpon pantry berbunyi.
"Halo pak!"
“Tolong antar kan kopi dan teh keatas sekarang.” terdengar suara dari dalam telepon itu
“baik pak.”
Aku segera membuatkan kopi dan teh yang dipesan tadi ia langsung diantar nya keruangan CEO .
Tok...tok...tok....
"Permisi pak" saya mau antar kopi dan teh nya .
Letakan di meja itu, ujar CEO tanpa melihat nya.
Sedangkan di sofa ada seorang wanita cantik yang sedang duduk sambil membaca majalah, mata nya melirik ke arah Yasmin.
Kenapa dengan wanita ini, seluruh karyawan nggak ada pakai masker tapi dia pakai masker, ada apa dibalik wajah nya? dengan wajah penasaran
Aku kerjain dia biar tau rasa. Amora tertawa dalam hati nya
"Hey kamu sini!”
“Bersihkan meja itu kotor sekali”!
Dengan cepat Yasmin mengambil lap yang selalu di pundak nya.
"Maaf Nyonya, permisi dengan ucapan yang sopan.
Tiba-tiba ditarik nya masker dari muka Yasmin dengan mata terbelalak dan terkejut.
Ahhhh hantu...
Kakak hantu! tolong kak.
Aku tersenyum getir dengan mata yang sudah berembun atas perlakuan wanita yang didepan nya.
"Ada apa amora?” tanya Alvin
Alvin bingung melihat Amora yang sudah di pojok sofa itu.
"Siapa dia kak?” tunjuk ke arah Yasmin yang sedang berjalan mau melangkah ke keluar
“Karyawan Office Girl yang baru," ucap Alvin dengan wajah yang datar
“Gadis sejelek itu kenapa kakak terima dia bekerja disini.”
“Kamu tanya aja ke pak Hardi." ucap Alvin ketus
“Lagian kamu ngapain kesini?”
“Aku mau ketemu kakak, karena di telepon kakak tidak menjawab nya dengan wajah yang cemberut.”
“Kakak!” Amora berdiri dari sofa dan mendekati Alvin ke kursi kebesaran nya.
“Menjauh Amora!” sentak Alvin
“Kakak kok gitu sih cuekin aku padahal aku bela-belain kesini untuk ketemu kamu.” bibir amora merenggut
“Kak!”
“Kita keluar yuk.” ajak Amora
“Kemana?” tanya nya sambil menyeruput kopi tadi.
“Kita ke hotel abadi, temanku ada lagi merayakan ulang tahun di hotel itu.” mata Amora menatap dengan marah kerna melihat Alvin minum kopi dengan sangat menikmati.
“Nggak bisa Amora Kakak lagi sibuk.”sahutnya
“Kapan sie kakak bisa pergi dengan ku, padahal aku sudah melakukan semuanya untuk kakak. Bahkan jika kakak mau nyawa ku akan ku serah kan dengan kakak,” Ohh aku tau pasti...apa kerna gadis yang bernama Meira itu, kamu pacaran dengan nya? tanya Amora dengan ketus.
“Ngapain kamu tanya-tanya dan mau tau semua urusan ku, kita tidak punya hubungan apa-apa, jadi terserah aku dong mau pergi sama siapa!”
“Benar kakak menyukai nya?” tanya nya lagi
“Iya kenapa?” Alvin melihat ke arah Amora dengan menatap nya
“Aku menyukaimu kak dari dulu”
“Sayang nya aku tidak, karena kamu sudah aku anggap adik sendiri,” pulang lah Amora! sambil mendorong kursi nya dan bergegas mau keluar.
“Kamu mengusir ku kak?” Tanya Amora dengan mata yang berkaca-kaca.
Alvin tidak menjawab dan langsung melangkah keluar meninggalkan Amora yang masih terdiam disana.
Ya dia Amora merupakan adik sepupu jauh Alvin.
Tapi Amora sudah menyukai Alvin dari kecil.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!