Grek...grek...grek...
Sangat terdengar jelas di sebuah lorong rumah sakit ternama di pusat kota London, Inggris, derit roda brankar rumah sakit tengah didorong cukup cepat dan beradu keras dengan lantai rumah sakit tersebut menuju ruang V K atau yang biasa disebut kamar bersalin.
"DOKTER !!" pekik Leonardo Abraham saat sudah berada di depan ruang V K.
"Tolong putriku, Dok. Sepertinya di_a pendarahan," ucapnya dengan nada terbata-bata dan tertunduk lesu.
"Kami akan segera menanganinya," ucap dokter singkat.
"Terima kasih," ucap Leo.
Pintu ruang V K pun ditutup, seketika...
Grepp...
Pelukan kesedihan bercampur tangis mendarat di tubuh Leo dari Ayu Larasati, istrinya.
"Dad, aku enggak mau kalau sampai terjadi sesuatu yang buruk pada Nola,"
"Hiks...hiks...hiks..." tangis Ayu semakin terisak pilu mendekap erat tubuh suaminya.
"Mommy tak perlu khawatir. Princess kita pasti baik-baik saja. Tapi apa kemarin-kemarin Nola enggak pernah cerita ke mommy soal kehamilannya?"
"Enggak, Dad. Hanya saja seminggu yang lalu, mommy lihat Nola sangat manja sama Lio waktu mereka menghabiskan akhir pekan di rumah kita. Biasanya Lio yang sangat manja sama Nola," jawab Ayu lirih seraya sesenggukan.
Sebuah helaan napas berat menyergap di benak Leo. Sungguh ia tak menyangka. Saat keluarganya akan menyambut hari bahagia putra bungsunya yakni Liam Conrad Putra Abraham yang beberapa bulan lagi akan melepas masa la_jang, justru cobaan datang menerpa keluarganya.
☘️☘️
Beberapa saat sebelumnya.
Nola begitu terkejut saat ia mendatangi kediaman mertuanya. Ia sengaja datang tanpa memberi kabar terlebih dahulu pada Leo maupun Ayu. Dirinya datang bersama ketiga buah hatinya yang masih berusia enam bulan dan juga para pengasuh bayinya.
Nola ingin memberi kejutan dengan membawakan makanan kesukaan mertuanya sekaligus orang tua angkatnya tersebut yakni soto betawi.
Sebab sejak beberapa bulan lalu, mereka semua pindah untuk menetap ke London-Inggris. Otomatis kantor pusat Abraham grup berpindah dari Jakarta ke London. Kemarin, Ayu Larasati, ibu mertuanya itu sempat bercerita padanya bahwa tengah rindu makan soto betawi. Dan Nola pun yang memang jago memasak makanan tersebut, dengan suka cita membuatkannya untuk Ayu.
Hanya saja Nola tidak tinggal satu atap dengan mertuanya tersebut. Kediaman pribadinya lebih dekat dengan butik miliknya. Sedangkan kediaman mertuanya dekat dengan kantor pusat Abraham Group.
"APA !!"
"Lio kecelakaan. Bagaimana bisa?" teriak Daddy Leo pada sambungan telepon dengan salah satu anak buahnya yang baru saja mengabarkan berita yang begitu mencengangkan. Sangat buruk.
Lio mengalami kecelakaan pesawat saat hendak bertemu dengan rekan bisnisnya di Madrid, Spanyol. Lio menaiki pesawat pribadi. Dalam pesawat tersebut hanya terdapat satu orang pilot, co-pilot, Lio, sekretarisnya dan dua orang anak buahnya. Semuanya laki-laki.
Privat jet yang ditumpangi Lio jatuh di Bay of Biscay yang terletak di utara Spanyol. Semua kru pesawat dan penumpang dinyatakan tewas. Mendadak pesawat tersebut mengalami kendala dan jatuh ke laut. Kemudian berakhir meledak hebat.
Pilot pesawat tersebut sempat menghubungi menara kendali melalui radio untuk melaporkan masalah yang dialami. Tapi itu adalah komunikasi terakhir dari pesawat yang dinaiki Lio Bintang Putra Abraham sebelum akhirnya mereka semua jatuh ke laut dan dinyatakan tewas.
Saat Leo tengah bertanya lebih detail pada anak buahnya via telepon, tiba-tiba ia dikejutkan seperti suara benda jatuh. Ternyata Nola pingsan di depan ruang keluarga. Di mana pintu ruang keluarga tidak tertutup dengan sempurna. Sehingga Nola dapat mendengar jelas pembicaraan yang terjadi di dalamnya.
Ayu yang sebelumnya tengah duduk lemas dan menangis mendengar kematian putra sulungnya, ia berusaha mengumpulkan sisa tenaga yang ada untuk bangkit dari sofa dan dibantu art nya. Leo dan Ayu begitu terkejut melihat para pengasuh kembar triplet yang menjerit sekaligus kebingungan kala menatap istri dari majikan mereka tengah pingsan yang tak biasa.
Tubuh Nola roboh seketika dan tergeletak di lantai. Matanya terpejam dengan wajah yang terlihat pucat. Tak lama darah segar mengalir di sela-sela kedua kakinya.
"NOLA !!" teriak Leo saat melihat menantunya pingsan dan sepertinya mengalami tanda-tanda pendarahan.
☘️☘️
Senyum dan keceriaan Nola Claudia Abraham saat menginjakkan kaki di rumah mertuanya, lenyap seketika. Berubah menjadi syok hebat yang tak disangka olehnya.
Siapa istri di dunia ini yang tidak syok saat mendapat kabar duka bahwa suami sekaligus laki-laki yang ia cintai meninggal dunia secepat ini ?
Tentu tidak ada. Begitu pun dengan Nola yang tak menyangka kepergian sang suami ke Madrid, Spanyol, untuk urusan bisnis ternyata menjadi kepergian Lio untuk selama-lamanya. Meninggalkan dirinya, kembar triplet yang masih berusia enam bulan dan juga calon bayi yang masih berupa janin yakni buah hati keempat mereka yang tengah bersemayam di rahimnya.
Dirinya berencana akan memberitahu kehamilannya tersebut sepulang Lio dari Madrid. Namun malang tak dapat ditolak dan umur manusia hanya kuasa Tuhan, bukan dirinya.
Leo dan Ayu kini begitu mencemaskan kondisi Nola dibalik pintu ruang V K. Liam, Lea dan juga Billy sudah mendapat kabar tentang kematian Lio. Lea dan Billy bergegas pergi ke London.
Keduanya sejak lama menetap di Singapura untuk membantu urusan bisnis Dharma Group. Sedangkan Liam segera terbang ke Madrid untuk mengurus jenazah Lio, kakak kandungnya.
Ceklek...
Derit pintu ruangan V K pun terbuka. Menampilkan raut wajah dokter yang tak biasa. Leo dan Ayu bergegas berdiri dan melangkah mendekat ke tempat dokter tersebut berdiri.
"Bagaimana kondisi putri kami, Dok?" tanya Leo dengan raut wajah penuh kecemasan.
Bersambung...
🍁🍁🍁
Assalammualaikum...
Othor tidak solehot hadir kembali. Saat ini Othor sedang menuai janji pada pembaca setia keluarga Abraham💋
Maaf jika terjeda dan kalian menunggu agak lama baru terealisasi awal tahun 2024.
Kita jalan-jalan sejenak dengan keluarga Abraham, sebelum kembali pada turunan karya Bening💋
Kisah ini hanya kehaluan Othor semata. Yang tidak suka mohon skip saja dan jangan meninggalkan jejak negatif🙏
Klik profil Othor maka kalian akan menemukan kisah keluarga Abraham.
Bagi pembaca baruku silahkan mampir ke kisah sebelum-sebelumnya. Supaya kalian memahami tokoh-tokohnya, karakter dan kisah masa lalu keluarga mereka. ⏬⏬⏬
Semoga suka^^
Gelayut mendung tengah dihadapi oleh keluarga Abraham. Kematian Lio sekaligus keguguran yang menimpa Nola sungguh memilukan. Pemakaman secara tertutup dilakukan oleh keluarga Abraham.
Bahkan Daddy Leo berusaha menekan berita mengenai kematian putra sulungnya tersebut. Nola pun sudah sadar setelah mengalami keguguran. Kehamilan yang baru menginjak 5 minggu harus berusaha ia ikhlaskan. Walaupun hatinya masih belum lah bisa ikhlas secara sepenuhnya.
Hantaman bertubi tak hanya berhenti saja di situ untuk seorang Nola Claudia Abraham. Kini ia tengah menangis tersedu-sedu di atas ranjang rumah sakit dengan kondisi tangan yang diinfus. Ditemani oleh Ayu dan art nya. Kedua wanita beda usia itu saling menguatkan.
Ayu yang harus kehilangan putra sulungnya dan Nola yang kehilangan suami sekaligus ayah dari kembar triplet yang masih bayi. Ketiga buah hatinya masih sangat membutuhkan figur seorang ayah.
"Mas Lio, huhu..."
"Kenapa dia harus pergi secepat ini, Mom?"
"Kenapa Tuhan tidak adil padaku, Mom? Sejak kecil orang tuaku sudah meninggal. Kini Tuhan mengambil Mas Lio dariku. Lebih baik aku juga ikut mereka pergi, Mom !!"
"Jangan sayang. Hentikan !!" pekik Ayu seraya memeluk erat Nola yang berusaha mencabut selang infusnya.
"Hiks...hiks...hiks..."
"Mommy mohon sayang. Cukup Lio yang pergi. Jangan ada lagi yang pergi dari keluarga kita. Mommy sayang kalian semua. Mommy enggak mau kehilangan lagi," ucap Ayu Larasati dengan nada sendu dan sesenggukan berlinang air mata.
Art keluarga Abraham yang ada di dalam kamar VVIP tersebut tak dapat membendung tangisnya saat melihat keluarga majikan mereka yang tengah dirundung duka.
Ayu bahkan memutuskan menjaga Nola di rumah sakit daripada melihat pemakaman putra sulungnya. Sebab ketika Nola baru tersadar, ia teringat kembali tentang kabar suaminya yang tewas kecelakaan pesawat dan ia pun menanyakan kondisi kandungannya.
Alhasil dua berita buruk datang bertubi-tubi padanya. Nola sempat gelap mata dan pikiran. Akhirnya ia mengambil pisau buah yang ada di atas nakas dekat ranjangnya untuk ia goreskan pada pergelangan tangannya. Bunuh diri.
Namun beruntung belum sempat Nola lakukan, art dan Ayu yang masih ada di ruangan tersebut berusaha mengambil pisau tersebut secara paksa dari genggaman tangan Nola. Oleh karena itu Ayu memutuskan untuk menjaga ketat Nola di rumah sakit dan berusaha mengikhlaskan kepergian putra sulungnya.
Sedangkan kembar triplet yakni Laksana, Lulu dan Larissa berada di kediaman Leo bersama para pengasuhnya. Ketiga bayi mungil yang belum memahami bawah ayah kandungnya telah meninggal dunia.
Selepas pemakaman, Leo sengaja memanggil Liam ke kediaman utama. Lea dan Billy langsung menuju rumah sakit untuk melihat kondisi Nola.
"Ingat sayang. Masih ada ketiga anakmu yang butuh ibunya. Mommy paham apa yang kamu rasakan. Lio pasti benci kalau sampai kamu nekat seperti tadi. Mommy mohon ya," bisik Ayu lembut berusaha menenangkan Nola dan terus mendekap erat menantu sekaligus putri angkatnya tersebut.
"Hiks...hiks...hiks..."
"Mas Lio belum tahu kehamilanku Mom. Aku nyesel kenapa aku sembunyikan hal itu untuk beri kejutan padanya sepulang dari Madrid. Huhu..."
"Harusnya aku beritahu padanya sejak awal," ucap Nola lirih seraya terisak pilu.
"Ikhlaskan dia. Mungkin Tuhan memang mengambilnya darimu untuk menjaga Lio di atas sana agar suamimu tidak kesepian, hem."
Akhirnya Nola pun berhasil ditenangkan. Dan saat ini sudah tertidur pulas setelah minum obat. Tak lama berselang, Lea dan Billy pun datang ke kamar Nola.
Lea mendekap erat ibu kandungnya yang tengah bersedih sama seperti dirinya. Lea tak menyangka saudara kembarnya tersebut harus pergi lebih dahulu daripada dirinya. Walaupun sejak kecil ia selalu bertengkar dengan Lio tetapi dalam hati Lea, ia sangat menyayangi kembarannya tersebut.
☘️☘️
Kediaman utama Daddy Leo, London.
Tepat di ruang keluarga, ayah dan anak tengah duduk saling berhadapan. Keduanya masih dalam kondisi terdiam. Liam pun berusaha menebak apa yang akan daddynya katakan. Namun ia masih belum tahu ke mana tujuan pembicaraan yang akan terjadi.
"Batalkan pernikahanmu dengan Julia," ucap Leo secara tiba-tiba.
Deg...
Sontak Liam yang sejak tadi tertunduk lesu usai pemakaman Lio, kini kepalanya langsung secara refleks terangkat menatap heran dan penuh kebingungan pada ayahnya.
"Daddy bercanda?"
"Enggak. Daddy serius. Bahkan lebih dari serius," jawab Leo dengan nada tegas dan tatapan yang betul-betul serius pada putra bungsunya.
"Gila. Yang benar saja, Dad."
"Daddy dan semua keluarga kita kan tahu kalau aku sebentar lagi mau nikah sama Julia," ucap Liam yang masih menatap serius Daddy Leo.
"Kamu tentu tidak lupa kan saat daddy, kamu dan Lio satu bulan yang lalu di Wales setelah rapat penting dengan partner bisnis kita yang baru di sana,"
"Iya, aku ingat." Liam pun menjawabnya dengan tegas karena memang ia ingat momen ketika dirinya pergi ke Wales. Sebetulnya saat itu ia tengah sibuk pameran fotografinya di London. Namun ia memilih mengganti tanggal untuk jadwal pamerannya usai urusan bisnis di Wales selesai.
"Lalu apa hubungannya dengan pembatalan pernikahanku dengan Julia?" tanya Liam.
"Kamu tidak lupa dengan permintaan Lio saat itu kan. Bahwa jika terjadi sesuatu dengan dirinya, maka kamu wajib menggantikan posisinya untuk menikahi Nola demi si kembar. Lio tidak ingin ketiga anaknya diasuh oleh laki-laki lain di luar keluarga Abraham. Dan yang diinginkan Lio cuma kamu," tutur Daddy Leo.
"Bukan kah Nola cinta pertamamu. Selama ini Daddy lihat juga kamu sangat perhatian sama Laksana, Lulu dan Larissa. Pasti tidak begitu sulit bagi kalian berdua beradaptasi dalam rumah tangga. Daddy mohon demi keponakanmu sekaligus ketiga cucu daddy tersebut. Lakukan pernikahan dengan Nola dan batalkan rencana pernikahanmu dengan Julia. Daddy yakin kamu tidak sepenuhnya mencintainya. Walaupun Julia memang baik dan terlihat begitu mencintaimu,"
"Tidak, Dad. Maafkan aku. Kali ini aku harus menolak perintah ini," jawab Liam.
"Apa alasanmu menolak melakukan wasiat terakhir Lio, hah?"
"Sejak dulu Daddy bebaskan kamu untuk menggeluti dunia fotografimu sehingga urusan bisnis Abraham Group yang seharusnya kamu lakukan, masih dibantu oleh Lio. Kini hanya permintaan seperti ini dari Daddy, kamu tolak mentah-mentah. Apa kamu sudah tidak sayang dengan keluargamu sendiri?"
"Dad, ayolah. Ini tidak semudah seperti yang daddy pikirkan. Bukan masalah sayang keluarga atau tidak,"
"Jika urusan Abraham Group, aku bersedia meninggalkan dunia fotografiku dan fokus pada urusan bisnis keluarga kita. Tapi untuk pernikahanku dengan Julia, aku tetap ingin lanjut Dad. Please, pahami aku kali ini saja."
"Apa kamu betul-betul mencintai Julia atau hanya sekedar...?" tanya Leo dengan menggantung ucapannya.
"Daddy kan tahu selama ini Julia sudah berteman denganku cukup lama. Sejak aku memutuskan pergi ke London dan menetap di sini. Dia banyak membantuku banyak hal yang tak bisa aku sebutkan satu-satu Dad. Aku sudah membuka hati untuknya. Sehingga aku dan dia memutuskan untuk melanjutkan hubungan kita ke jenjang pernikahan. Daddy dan Mommy juga sudah merestui kami," ujar Liam.
"Apa kamu yakin itu cinta murni?"
"Bukan hanya pelampiasan semata karena cintamu pada Nola bertepuk sebelah tangan serta terjadi tragedi antara kakakmu dan Nola waktu itu yang mengharuskan mereka akhirnya menikah. Karena yang daddy rasakan, cinta untuk Nola masih terlihat di matamu."
"Pokoknya aku tetap menikahi Julia, Dad. Please..." pinta Liam dengan tetap bersikukuh menolak wasiat Lio untuk menikahi Nola, yang berstatus kakak iparnya. Walaupun Nola adalah cinta pertama di hatinya sejak kecil.
"Demi nama baik keluarga kita juga," celetuk Liam tanpa sadar dengan suara lirih.
"Apa maksudmu?" tanya Leo dengan nada suara yang sudah naik beberapa oktaf. Tatapan tajam langsung menghunus Liam Conrad Putra Abraham dari sorot mata Daddy Leo.
Bersambung...
🍁🍁🍁
PLAKK !!
BUGH !!
Tamparan dan bogeman mentah seketika mendarat tanpa aba-aba di wajah Liam. Tentu saja yang melakukannya adalah ayah kandungnya sendiri, Daddy Leo.
Ia begitu geram mendengar untaian kalimat penjelasan yang meluncur dari bibir putra bungsunya tersebut beberapa menit yang lalu.
"Selain aku sudah mencintai Julia, aku juga harus bertanggung jawab padanya, Dad."
"Tanggung jawab apa maksudmu?"
"Jelaskan dengan rinci dan jujur Liam Conrad Putra Abraham!!" teriak Daddy Leo.
"Aku... aku, sudah mengambil kesucian Julia tanpa sengaja Dad. Maaf," jawab Liam lirih dan tertunduk lesu. Ia tak berani menatap wajah Daddynya.
Seketika...
Daddy Leo bangkit dari duduknya dan menarik paksa kerah baju Liam hingga sang empunya berdiri dari tempat duduknya. Liam hanya bisa pasrah kala sang Daddy marah besar padanya. Semua memang kesalahannya. Maka ia harus bertanggung jawab.
"Apa begini balasanmu pada Daddy dan Mommy, hah!!"
"Diam-diam kamu begitu liar di luar sana. Merusak anak gadis orang lain. Mau ditaruh di mana muka Daddy dan Mommy pada keluarga Baldwin. Walaupun pernikahanmu dengan Julia bukan karena perjodohan, tetapi kita sudah saling mengenal sejak kalian bertunangan. Mentang-mentang sudah mau nikah lalu seenak jidatnya kamu ambil yang belum jadi hak kamu. Dasar laki-laki brengsek!!
"Ya Tuhan, apa dosaku sampai punya anak se brengsek dia." Sebuah helaan napas berat kembali menyergap Daddy Leo.
Liam pun menjelaskan pada Daddynya bahwa ia tak sengaja melakukan hal itu pada Julia. Beberapa hari sebelum kecelakaan yang menimpa Lio, Liam mengajak Julia untuk menghadiri pesta ulang tahun sahabatnya yang bernama Gerald di sebuah lounge ternama yang berada dalam hotel berbintang di pusat kota London.
Namun naas, mendadak dari pesta tersebut ia melakukan hal yang tak seharusnya dengan Julia. Walaupun jauh sebelum hal itu terjadi, ia dan Julia sudah bertunangan serta akan menikah. Seluruh rencana pernikahan pun sudah tersusun dengan rapi.
Walaupun begitu hal yang ia lakukan bersama Julia di luar prinsipnya dan sama sekali di luar kendalinya. Sebab ia sudah berkomitmen untuk tak menyentuh Julia sebelum sah. Tetapi malam itu dirinya mabuk berat hingga berakhir mengambil kesucian Julia.
Usai malam naas tersebut, Liam dan Julia berencana mempercepat rencana pernikahan mereka. Sebab khawatir akibat malam panaas itu, bisa terjadi kehamilan pada diri Julia.
Daddy Leo memijit pelipisnya. Kepalanya mendadak pusing. Sebab Liam, putra yang ia anggap baik dan selalu lurus dalam pergaulan, justru membuatnya kecewa. Seakan-akan saat ini Liam telah melempari wajahnya dengan kotoran. Sungguh ironi.
☘️☘️
Sebuah restoran, London.
"Jul, bicara lah."
"Jangan diamkan aku begini. Aku bingung harus bagaimana," ucap Liam seraya mengusap kasar wajahnya dengan kedua tangannya.
"Apa kamu masih mencintainya?" tanya Julia dalam kondisi matanya yang sudah berkaca-kaca. Ia begitu sedih mendengar penuturan Liam barusan bahwa calon suaminya itu dituntut untuk menikahi Nola. Julia cukup mengenal Nola, wanita yang menjadi cinta pertama Liam yang bertepuk sebelah tangan dan berubah status menjadi kakak ipar.
"Enggak, Jul. Kamu tentu tahu aku sudah melupakannya. Terlebih sejak aku memutuskan untuk memiliki hubungan lebih dari sekedar berteman denganmu," jawab Liam apa adanya.
"Apa kamu yakin?"
"Mungkin saja cintamu padaku hanya sebatas pelampiasan saja,"
"Apa kamu pikir aku se-red flag itu?"
"Hati orang kita tidak tahu, Liam. Apa aku tidak boleh punya pikiran seperti itu saat kamu meminta ingin membatalkan rencana pernikahan kita yang sudah matang?"
"Aku belum mengiyakan permintaan orang tuaku untuk membatalkan rencana pernikahan kita. Saat ini kita bertemu untuk diskusi mengenai solusi terbaiknya. Bukan saling menyalahkan atau meragukan," ucap Liam.
Keduanya pun terdiam dengan pikiran masing-masing untuk beberapa saat. Sebelum akhirnya Julia membuka suara terlebih dahulu.
"Nikahi lah kakak iparmu. Ketiga keponakanmu pasti sangat membutuhkan figur seorang ayah. Aku ikhlas, Liam. Dia lebih membutuhkanmu daripada aku," ucap Julia tiba-tiba.
"Hah," respon Liam begitu terkejut.
"Apa kamu sedang bercanda, Jul?"
"Aku serius. Lebih baik hubungan kita selesai sampai di sini. Aku tidak mau menjadi duri. Lakukan wasiat mendiang kakakmu. Jadi ke depan kita bisa hidup sendiri-sendiri. Semoga kelak aku bisa menemukan jodoh yang menerima aku apa adanya karena diriku sudah tidak suci lagi," ucap Julia seraya air matanya mulai menetes membasahi pipinya.
"Bagaimana jika kamu hamil, Jul?"
"Aku enggak bisa begini juga. Saat aku berusaha membahagiakan anak orang lain, justru aku menelantarkan anak kandungku sendiri dan wanita yang tengah mengandung darah dagingku. Enggak, Jul. Please..."
"Pikirkan baik-baik. Jangan gegabah," ucap Liam seraya memohon dengan menggenggam erat tangan Julia Baldwin, calon istrinya.
Pembicaraan antara Liam dengan calon istrinya tak menemukan solusi terbaik dari hubungan mereka. Liam pulang ke apartemen pribadinya dengan pikiran yang berkecamuk resah. Sungguh ia merutuki takdir hidupnya.
Walaupun sejujurnya ia tak mampu membohongi dirinya sendiri bahwa nama Nola masih bersemayam di relung hati terdalamnya. Cinta pertama yang tak mudah ia lupakan begitu saja. Padahal seribu cara sudah ia coba lakukan namun tetap saja selalu ada ruang tersendiri di hatinya untuk Nola Claudia Abraham.
Liam memejamkan matanya dan teringat pembicaraan dengan Daddynya beberapa waktu sebelumnya.
"Tunggu satu hingga dua bulan ke depan. Jika Julia memang hamil, maka pernikahanmu dengan Julia silahkan kalian lakukan. Dengan catatan tak berselang lama setelah tiba waktunya, kamu juga harus menikahi Nola. Daddy yakin kamu sanggup berlaku adil pada Julia dan Nola," tutur Daddy Leo.
Liam semakin pusing karena Julia menolak rencana Daddy Leo tersebut. Ia tak mau berbagi suami dengan wanita mana pun.
Sejak saat itu hubungan Liam dan Julia semakin renggang. Bahkan komunikasi antara keduanya sudah sangat jarang. Julia sengaja menjaga jarak dengan Liam. Dirinya sudah memilih untuk mundur. Namun Liam masih terus mengejarnya dan menolak keputusannya tersebut.
☘️☘️
Dua bulan kemudian.
Liam begitu terkejut saat mendapati apartemen pribadi milik Julia kosong. Tak ada barang satu pun yang tersisa di sana. Hanya sepucuk surat dari Julia untuk dirinya. Di atas kertas surat tersebut terdapat cincin pertunangan mereka yang sengaja dikembalikan oleh Julia.
Maaf, aku harus pergi Liam. Demi kebaikan kita bersama. Terima kasih atas waktu kebersamaan kita selama ini yang sangat indah buatku. Semoga kita tetap bisa berteman baik di lain waktu.
Salam, Julia Baldwin.
Love you💖
"JULIA !!" teriak Liam menggelegar di apartemen milik Julia yang sudah kosong melompong sembari tangannya mere3mas surat dari Julia dan menatap cincin pertunangannya tersebut dengan perasaan yang tak mampu ia deskripsikan. Sebab hatinya tengah kecewa atas keputusan sepihak dari Julia yang pergi meninggalkan dirinya.
☘️☘️
Lima bulan setelah kematian Lio, pernikahan penuh keterpaksaan pun terjadi secara tertutup di kediaman utama Daddy Leo. Hanya keluarga inti bersama pengacara keluarga Abraham yang hadir di sana untuk menyaksikan pernikahan Liam dan Nola.
"SAH..."
Akhirnya satu kata tersebut yang membuat Liam Conrad Putra Abraham telah sah menjadi suami dari Nola Claudia Abraham. Keduanya menikah karena wasiat mendiang Lio dan demi kembar triplet semata.
"Semoga kamu selalu baik-baik saja, Jul. Di mana pun berada. Maafkan aku," batin Liam.
"Selamanya aku hanya mencintaimu, Mas Lio. Aku melakukan ini hanya demi anak-anak kita dan wasiat terakhirmu. Walaupun sejujurnya aku tak rela melakukannya," batin Nola.
Bersambung...
🍁🍁🍁
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!