NovelToon NovelToon

OBSESSED LOVE Mr. BILLIONAIRE

staycation

CEKLEK!

"NOELLA NARCISSA..!"

Wanita yang sedang berada di depan laptop itu menutup telinganya sambil meringis, teriakan temannya yang tiba-tiba masuk dalam ruang kerjanya membuat ia sakit telinga.

"Setidaknya ucapkan selamat siang padaku!" Noella meliriknya kesal

"Oh ayolah mrs. Noella, apa kamu hanya akan duduk di depan laptop sampai kamu tua?!"

CEKLEK!

Satu wanita lagi masuk dalam ruangan itu, ia berpakaian rapi dan berjalan santai ke arah Noella sambil melipat kedua tangannya.

"Tessa! Kenapa kamu biarkan Frisly masuk begitu saja?!" Noella menegur wanita yang baru memasuki ruangannya.

"I'm sorry?" Frisly menatap Noella heran.

Tessa terkekeh melihatnya. "Kamu tau sendiri anak ini seperti apa Noella, percuma dilarang!" ujar Tessa

Noella memutar bola matanya kesal, lalu kembali menatap layar laptop di hadapannya. Wanita itu sedang mengurus data barang-barang yang harus ia cek.

"Tess, untuk barang yang menipis nanti di list ya. Aku mau order," ucap Noella mengabaikan keberadaan Frisly.

Tessa menganggukkan kepalanya. "Okey," jawab wanita itu.

Frisly menatap kesal Noella dan Tessa yang sibuk sendiri. "Exuseme? Kalian kira aku makhluk halus ya sampai tidak menganggapku ada, hah?!" tegur Frisly kesal

"Oh? Kamu masih disitu ya, Fris?" Noella sengaja meledeknya

"Hei, jangan rasis ya! Hanya karna aku berkulit gelap kalian merasa tidak melihatku begitu?!"

Noella terkekeh mendengar perkataan Frisly. "Well, kamu sendiri yang bilang.." ucap Noella

Frisly memalingkan wajahnya kesal, membuat Noella dan Tessa semakin mentertawakannya.

"Baiklah, ada keperluan apa kemari Frisly?" Sambil menutup laptop Noella berusaha menanggapi wanita yang sedang merajuk di depannya.

"Ada hotel bagus yang baru grand opening di dekat pantai biru, kamu tidak berminat untuk staycation Noella?"

Noella mengangkat kedua alisnya mendengar pertanyaan Frisly. "Hotel Alpha Centaury?" tebaknya

"Iya! Kamu sudah tau?"

"Sure! Sudah bertebaran di sosial media."

Alpha Centaury adalah nama perusahaan yang cukup terkenal di berbagai kota dan negara, mereka menggeluti bidang manufaktur, tapi juga mendirikan sejumlah mall dan hotel di beberapa negara, termasuk di tempat tinggal mereka.

"Bukan ide buruk Noella, kamu tidak mau menerima ajakannya? Kurasa kita memang butuh staycation.." sahut Tessa

Noella terdiam sesaat untuk berpikir, lalu menatap mereka berdua sambil tersenyum. "Baiklah," jawabnya setuju.

"YEAYYY!"

Tessa dan Frisly menepukkan kedua tangan mereka, melalukan tos karna berhasil membuat Noella menyetujui ide untuk liburan.

*

*

BRUMMM

Supercar alias mobil sport dengan performa tinggi itu berhenti di depan gedung yang berlambang bintang emas di atasnya. Dengan sopan seseorang membukakan pintu untuknya, ia disambut oleh puluhan orang yang berjejer di depan pintu.

Pria itu berjalan dengan tegap, tingginya mencapai 187cm. Kemeja hitam yang melekat ditubuhnya membuat ia terlihat semakin sempurna, dengan kancing teratas yang sengaja ia buka, menampakkan dada bidang idaman semua wanita disana.

"Perfect.."

Para bawahan wanitanya sampai tak fokus karna daya tarik yang begitu kuat dari pria itu. Paras, tubuh, hingga finansialnya membuat ia dipuja banyak wanita.

"Welcome to Alpha Centaury 2, tuan Damian Maverick."

"Kapan terakhir kali aku mengunjungi cabang-cabang di negara ini, Daniel?" Damian bertanya pada Daniel yang sedang berjalan tepat disampingnya.

"Mungkin sekitar satu tahun lalu," jawab Daniel

Damian tak lagi menjawab, ia melanjutkan langkahnya untuk masuk kedalam. Bangunan megah itu adalah hotel Alpha Centaury yang baru akan dibuka. Damian selaku pemilik perusahaan berlabel bintang emas itu tentu menghadiri acara pembukaan tersebut.

*

"Silahkan menikmati makananmu tuan.."

Seorang wanita menyajikan makanan untuk Damian, ia meraba dada bidangnya berniat untuk menggoda. Tapi Damian tak berminat dengannya, ia menunjukkan ekspresi tak senang hingga Daniel memberi kode pada wanita itu untuk segera pergi.

"Bagaimana dengan mall nya, Daniel? Apakah pemasukannya stabil?" Damian membahas bisnis mengabaikan keberadaan wanita yang masih berdiri di dekatnya.

"Sial! Kenapa aku di abaikan?!" Wanita itu masih melirik Damian yang tak menggubrisnya, ia menggerutu dalam hati. Daniel kembali menatapnya, memberi kode lagi agar ia segera meninggalkan ruangan itu.

"Eum, ya. Stabil tuan." Daniel berusaha untuk segera menjawab bossnya meskipun dengan gelagapan.

Damian mengerutkan dahinya mendengar jawaban tak sempurna dari Daniel, ia menoleh ke arah kanan, melihat wanita yang masih di ambang pintu, ia terlihat ragu untuk meninggalkan ruangan itu.

"Coba saja dia, kalau kamu mau. Daniel."

Damian beranjak pergi, ia merebut gagang pintu dari wanita itu, segera membukanya dan pergi dari sana. Daniel ternganga karna ditinggalkan sendiri bersama wanita itu.

"Kenapa jadi aku?!" gerutu Daniel kesal

"Hei, bukankah sudah ku beri kode untuk pergi? Kenapa masih disitu?!" Daniel menegur wanita itu

Wanita itu menghembuskan nafas kesal lalu pergi begitu saja. Daniel menggelengkan kepala, pekerja muda itu sangat tak profesional. Tapi ia tak terlalu terkejut karna sudah sering melihat Damian di goda oleh bawahannya sendiri.

*

*

Keesokan harinya, tiga koper berserakan di ruang tamu rumah Noella. Ketiga wanita itu sedang bersiap untuk berlibur. Mereka sudah berteman semenjak berada di bangku sekolah, hanya saja Frisly lebih muda dari mereka.

"Sudah pesan hotelnya Noella?" Tessa melihat Noella yang masih sibuk mengotak-atik ponsel.

Noella menganggukkan kepala. "Sudah, harganya sangat mahal!" ungkap Noella

"Hahaha, ya sudahlah sesekali. Lagi pula kamu banyak uang!" sahut Frisly yang sedang sibuk berdandan.

"Aku kan harus tetap berhemat!"

Noella tak lahir dari keluarga kaya, apalagi konglomerat. Tapi ia pekerja keras, dan pantang menyerah sampai ia berada di titik sekarang. Noella memiliki toko kosmetik terbesar di kotanya. Meskipun belum tergolong tajir atau kalangan yang sangat elit, setidaknya ia bisa membahagiakan orang tua, dan bersenang-senang bersama temannya.

"Mobilnya sudah datang guys!"

Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya mobil yang akan mengantar mereka datang. Mobil itu adalah fasilitas dari hotel, tak tanggung-tanggung, ternyata mereka mengirim mobil MPV Premium untuk tamu yang akan menginap.

"Seriously?!"

Ketiganya terkejut sekaligus senang dengan kehadiran mobil yang menjemput mereka. Mereka tak menyangka akan dijemput mobil sebagus itu. Tak lama kemudian seorang pria berseragam keluar dari mobil itu, dengan ramah ia tersenyum kepada mereka.

"Selamat siang, para nona cantik.." sapanya dengan ramah.

"Siang pak sopir tampan!" Frisly langsung menjawabnya dengan centil

Noella dan Tessa terkekeh. Mereka segera masuk dalam mobil setelah pria itu mempersilahkan mereka, ia juga membantu Noella dan teman-temannya untuk membawakan barang-barang.

Pantai dan hotel itu terletak tak terlalu jauh tapi juga tak terlalu dekat dari rumah Noella, mereka tiba dalam empat puluh menit perjalanan.

'Welcome to Alpha Centaury by Damian Maverick'

Kata-kata sambutan itu terpampang ketika gerbang besar terbuka dan mereka mulai memasuki hotel. Frisly langsung histeris saat ia melihat supercar terparkir disana. Mobil mewah itu memang tak sembarangan bisa dimiliki karna harganya yang terlalu mahal. Noella dan Tessa juga terkejut tapi mereka berusaha tetap menjaga sikap.

"Damian Maverick?" Noella membaca tulisan sambutan itu dalam hati.

"Gila! Pasti tamu disini elit-elit ya?!" Frisly masih heboh, padahal mobil itu sudah tak terlihat karna mereka menyusuri jalan memutar, area hotel itu sangat luas.

"Fris!" Noella menegurnya

"Noella, kamu tidak mau beli mobil itu?" tanya Frisly membuat Noella melotot terkejut

"Mau jual kedua ginjalku?! Kamu pikir aku punya uang sebanyak itu?!" kesal Noella

"Sebenarnya aku juga menginginkannya.." ucap Noella dalam hati

"Kenapa kamu tidak menikah dengan Regan saja Noella? Biar semakin kaya.." goda Frisly

"Tidak sudi! Sekaya-kayanya dia juga mana mampu beli supercar? Dan aku tidak mau menikah!"

Tessa dan Frisly terkekeh, wanita itu tak pernah berubah, entah setinggi apa standarnya sekarang sampai tak ada keinginan untuk menikah.

"Sudah sampai, nona-nona.."

Mobil itu terhenti di depan pintu utama, Noella dan kedua temannya turun disana. Mereka langsung diberi sambutan hangat oleh para pegawai hotel itu, mereka juga membantu membawakan barang-barang yang Noella bawa dengan teman-temannya.

Dibuat kagum dengan kemegahan desain bangunan hotel Alpha Centaury, Noella tersenyum senang. Tessa sampai memutar-mutar badannya mengamati setiap sudut bangunan itu.

"Waaahhh! Bagusnya!"

Noella yang susah payah menjaga image dibuat malu oleh Frisly yang justru langsung berlarian dengan histeris dalam hotel, yang tentu mengundang perhatian orang-orang disana.

"Anak itu!"

Noella dan Tessa segera menghampiri Frisly untuk ditahan. Anak itu memang tidak bisa diam, apalagi saat berada di tempat-tempat seperti ini.

"Diam Fris! Ayo ambil kunci kamar!" Noella menarik paksa Frisly

Noella sudah mendapatkan kunci kamar setelah mengonfirmasi check in. Noella hendak menuju lift, tapi ia menyadari ada sesuatu yang hilang darinya.

"Dimana dompetku?"

Noella membalikkan badannya, ia melihat dompet tipis warna coklat yang berada di lantai. Dompet itu menyimpan kartu-kartu penting, Noella segera mendekat untuk mengambilnya kembali.

TAK!

Sebuah sepatu menginjak dompet itu ketika Noella hendak mengambilnya. Noella terkejut langsung melihat ke arah pria yang lewat tanpa permisi bahkan sampai menginjak dompet tipis miliknya.

"Sialan! Dia tidak tau cara menghargai orang lain?!" Noella menggerutu kesal sambil mengamati pria yang tak meminta maaf setelah ia menginjak dompet milik Noella.

Pria itu tertutup oleh dua orang dibelakangnya, tapi ia masih terlihat karna cukup tinggi. Noella hanya melihat bagian belakang pria itu. Dengan kesal ia meraih dompetnya dan kembali pada teman-temannya. Tapi ia terheran karna kedua temannya sedang ternganga melihat pria berkemeja hitam itu.

"Kalian lihat apa?"

Noella menoleh ke arah pria itu lagi, memperhatikan sekitar, ternyata orang-orang yang ia lewati juga tak mengalihkan pandangan darinya. Semua orang memperhatikannya.

"Tampannya.." gumam Tessa

"Di atas rata-rata.." sahut Frisly

Noella terheran dengan kedua temannya, bahkan Tessa pun sampai ikut kagum. Noella memang tak sempat melihat wajah pria itu, ia bingung dengan kedua temannya yang terlihat sangat terpesona.

*

*

"Anda tidak merasa telah melakukan kesalahan tuan?" Daniel bertanya pada Damian yang berada di depannya.

"Memang aku melakukan apa?" Damian bertanya balik karna bingung.

"Sepatu anda menginjak dompet milik seorang wanita.."

when i saw you in the blue beach

"Waahhh! Hotel bintang sembilan!"

Senyuman mereka terukir setelah membuka pintu kamar itu. Ruangannya luas, terdapat dua kasur besar, sofa, juga window seat atau kursi santai yang terletak di dekat jendela. Masih terdapat beberapa ruangan juga disana.

Noella dan kedua temannya bergegas masuk lalu menutup pintu, mengelilingi ruangan kamar mewah itu.

"Noella kamar mandinya luas dan estetik! Lihat!"

Noella dan Frisly segera menghampiri Tessa ketika ia mengatakan tentang kamar mandi. Terdapat bath up bundar dengan ukuran lumayan besar, shower, juga wastafel dan kaca yang estetik.

"Aaaaaa! Kita harus mandi bareng!"

Noella melirik Frisly sinis. "Kamu mau lihat apa?!" tanya Noella.

"Heh! Jangan sembarangan ya! Saya tidak nafsu dengan anda!"

Noella dan Tessa terkekeh. Mereka menghabiskan waktu di kamar itu, menunggu sore hari datang. Tersedia tv berukuran besar disana, mereka menonton film bersama.

"Kita mau ke pantai jam berapa?" tanya Frisly

"Dibawah jam 3 sore, nanti lihat sunset!" jawab Noella

"Sepertinya banyak orang luar di pantai itu," sahut Tessa sambil mengunyah camilannya.

"Kenapa? Kamu mau cari bule?" Noella terkekeh

"Kalau ada yang tampan.." ungkapnya

"Ngomong-ngomong soal tampan, jadi teringat orang tadi." Frisly menyahut pembicaraan mereka.

"Siapa?" tanya Noella

"Ohh tuan yang lewat di lobby tadi?! Wah itu sih terlalu keren!" kata Tessa

"Maksutmu pria tidak sopan yang menginjak dompetku?!" Noella langsung terpikir oleh pria yang melewatinya secara tak sopan.

"Dia menginjak menginjak dompetmu?" Tessa terkekeh.

"Kalian tidak lihat?!"

"Astaga Noella, jadi tadi mau ambil dompet? Kukira mau cari perhatian." Frisly ikut mentertawakannya.

"Apa?!" Noella kesal dengan kedua makhluk itu.

*

*

Jam telah menunjukkan pukul 15.35, ketiga wanita itu tengah bersiap untuk pergi ke pantai. Noella mengenakan dress hitam bodycon, memperjelas lekuk tubuhnya. Bagian atasnya tanpa lengan, dadanya juga terlihat menonjol, tapi ia tutupi dengan syal persegi panjang, yang juga berwarna hitam sedikit bercorak coklat emas. Rambutnya ia ikat, menyisakan rambut depan atau poni panjang.

"Noella kenapa kamu cantik sekali.." Frisly memeluknya manja, Noella yang sedang memakai pewarna bibir tersenyum melihat Frisly lewat kaca.

"Sudah siap Noella?" tanya Tessa

Noella mengangguk, Tessa tersenyum dan membuka pintu kamarnya. Mereka segera keluar untuk pergi ke pantai.

Letak hotel itu memang dekat dengan pantai, Noella dan kedua temannya hanya berjalan kaki untuk pergi kesana. Angin kencangnya bahkan sudah mulai terasa saat mereka belum memasuki area pantainya.

WUSHHHHH...!

Angin menerbangkan rambut mereka begitu kaki telah menginjak pasir putih itu. Sejuk disertai pemandangan yang indah, pantai biru disana memang salah satu tempat terbaik untuk berlibur.

*

*

"Pantai ini sangat terkenal tuan, anda memang ahlinya memilih tempat yang strategis."

Daniel mendampingi seorang pria disisinya, ia memakai celana pendek se atas lutut dengan kemeja coklat tua panjang yang lengannya ia lipat.

Damian berdiri melipat kedua tangan, ia mengamati pemandangan pantai itu. Wajahnya terlihat biasa saja, ia memang tak mudah terkagum dengan sesuatu.

"Saya sudah memesan sun lounger, jika anda ingin duduk santai.."

Damian yang mendengarnya pun meninggalkan tempat ia berdiri, menuju sun lounger atau kursi pantai yang telah disediakan untuknya. Pria itu duduk dengan melipat kedua tangannya, tetap melihat pemandangan pantai tanpa ekspresi.

*

*

Hari sudah menjelang petang. Noella berdiri menatap ombak pantai yang menghampiri kakinya. Wanita itu melepas ikat rambutnya, membiarkan setiap helainya terbawa arah angin. Tangannya ia angkat dengan gerakan ikonik ia memejamkan mata menikmati sejuknya angin pantai.

Disisi lain seorang pria sedang melihat wanita yang sedang berdiri disana, gerakan tubuhnya mengundang Damian untuk terus memperhatikannya. Senyumnya terukir tipis ketika melihat wanita itu menoleh ke belakang menampakkan wajah cantiknya, kelihatannya wanita itu sedang tersenyum dengan teman-temannya.

"Nikmati minuman anda tuan.."

Wanita berpakaian seksi sedang menyajikan minuman untuk Damian, ia tersenyum genit sambil merabanya dari perut hingga ke dada. Damian terlihat menikmatinya saja, tapi pandangannya tak tertuju pada wanita yang berada disebelahnya.

Wanita tersebut bingung, ia menatap ke arah Damian melihat, rupanya pria itu sedang memperhatikan wanita bergaun hitam yang sedang berjalan menyusuri pantai.

Wanita yang sedang berada disebelahnya mendengus kesal, merasa tak di anggap. Ia pergi meninggalkan Damian.

"She's gorgeous." Damian memberi pujian cantik pada wanita yang sedang ia lihat.

Daniel terkejut dengan ucapan tuannya, ia segera mencari tahu wanita yang berhasil mendapat pujian dari pria itu.

"Yang mana tuan?" tanya Daniel, namun diabaikan oleh Damian.

*

Sedang asik menikmati semilir pantai, tiba-tiba syal ditubuhnya tertarik. Noella menoleh ke belakang untuk memastikan apa yang menarik syalnya, ia melihat tiga bocah bule yang sengaja mengambil syal miliknya dan mereka berlari.

Damian membelalakkan matanya melihat syal wanita itu terlepas, kedua buah dadanya langsung terlihat. Lekuk tubuhnya juga menjadi lebih menonjol.

"Hey! Kembalikan itu milikku!"

"Sialan!" Noella kesal dan segera mengejar ketiga bocah itu.

"That's mine! Give it to me!" Wanita itu berteriak meminta syalnya untuk dikembalikan.

"Ah bocah sialan!"

Ketiga bocah itu masih meledek Noella dan tak mau mengembalikan syal miliknya, padahal syal tersebut adalah syal kesayangan. Noella sudah lelah mengejar mereka, tapi ia masih ingin syalnya kembali.

"Kembalikan padaku, dasar anak nakal!"

"Astaga, Noella?"

Tessa dan Frisly langsung berdiri begitu melihat sahabatnya dalam masalah, namun mereka hanya diam dan tak melakukan apapun.

*

Damian tersenyum melihat wanita itu berlarian, ia segera beranjak dari duduknya, menahan bocah yang sedang berlari sambil membawa syal yang ia rebut dari seorang wanita.

"Hey kids, kenapa kalian mengambil itu darinya? Kembalikan saja syal jelek itu, nanti ku berikan yang lebih bagus."

Noella melotot terkejut sekaligus kesal, mendengar pria itu mengolok-olok syal miliknya. Wanita itu melipat kedua tangannya dan memalingkan wajah, hingga tak lama kemudian ketiga anak yang merebut syalnya benar-benar mengembalikan benda itu pada Noella.

"Bagus!" Noella segera mengambil syal yang diberikan.

"Kita akan mendapatkan yang lebih bagus wle!"

Ingin sekali Noella menjewer kedua telinga anak-anak itu, tapi ia menahannya. Mengingat mereka adalah anak orang yang tak dikenal, wanita itu memilih untuk segera pergi.

"Tidakkah dirimu diajarkan sopan santun untuk berterimakasih nona?"

Langkah wanita itu terhenti mendengar teguran dari pria yang menolongnya, ia berbalik dengan kesal menghadap pria itu. Lalu berjalan mendekat padanya.

"Well, terimakasih banyak sudah membantu mendapatkan kembali syal JELEK ku ini tuan!" Noella memperjelas kata ejekan yang sempat pria itu gunakan.

"Mierda." Damian mengumpat dalam bahasanya sambil terkekeh.

Noella melipat kedua tangannya menatap pria itu. "Kamu dari Spanyol?" tanya Noella, pasalnya ia mendengar pria itu berbicara bahasa Spanyol.

Damian langsung menatap wanita itu dengan serius. "Damn, kamu mengerti bahasa Spanyol?" Damian langsung bertanya balik padanya.

Noella tersenyum puas. "Of course!" ucapnya bangga.

"Padahal hanya tau satu dua kosakata dan umpatannya saja, hehe.." batin Noella

Sudah merasa bangga, senyuman Noella langsung pudar ketika pria itu malah benar-benar berbicara dengan bahasa Spanyol padanya.

"Kamu sedang mengatakan apa?!" kesal Noella

Pria itu terkekeh, ia sudah menduga wanita itu tak benar-benar menguasai bahasa Spanyol. "Kamu berasal dari mana?" tanya Damian.

"Aku penduduk asli!" jawab Noella

"Really?"

"Ya. Kamu dari spanyol?"

"Tak sepenuhnya, aku tinggal di Australia.." jawab pria itu

Noella mengamati bentuk tubuh pria itu, ia merasa seperti mengenalnya. Apalagi ia sedang bersama seorang pria yang sama seperti yang ia lihat di hotel dibelakangnya, Daniel.

"Mau ku perlihatkan lebih jelas?" Damian malah membuka kancing bajunya dihadapan Noella.

"Kamu memang tidak sopan ya?!" Noella memukulnya dengan syal yang ia genggam.

"Sudah menginjak dompetku dan sekarang buka baju seenaknya?!"

Damian langsung terdiam bingung, ia teringat tentang teguran Daniel tentang dompet yang tak sengaja ia injak. Pria itu langsung menoleh kebelakang, melihat bawahannya yang juga sedang menatapnya.

*

"Wahhh, Noella beruntung sekali.."

"Aku juga mau.."

Kedua temannya yang sedang melihat Noella dari kejauhan, sedang membicarakan Noella yang terlihat sedang asik bicara dengan pria tampan disana.

Noella kesal dengan perlakuan pria dihadapannya, ia segera pergi meninggalkan kedua pria asing itu.

Damian menyadari wanita itu telah menjauh, terlihat ia sedang berusaha menahan diri untuk tak mengejar dan menghentikannya.

"Tidak apa tuan, dia menginap di hotel mu.."

"Benarkah?"

Mr. Damian Maverick

Angin pantai terasa semakin kencang, matahari mulai tenggelam di ujung barat. Benda itu terlihat bulat sempurna dengan warna merah keorenan, menyebarkan warnanya ke seluruh langit hingga suasana terlihat memerah.

"SUNSET!"

Semua yang berada di pantai itu tersenyum memandangnya, mereka memotret dan mengabadikan pemandangan sore itu di pantai biru ini.

"Sangat cantik, bukan? Tuan Damian." Daniel tersenyum bahagia melihat pemandangan sunset di depannya.

"Sangat cantik.." Damian menjawab dengan arah pandangan yang berbeda.

Daniel menyadarinya ketika ia menatap Damian. Pria itu tak sedang melihat sunset, lagi-lagi ia mengamati wanita dengan dress hitam disana.

"Apa dia benar-benar menarik perhatianmu, tuan Damian?" Daniel terkekeh melihat tuannya.

"Maybe."

Daniel menatap Damian terkejut, ia membulatkan matanya. Jawaban Damian diluar dugaan. "Dia benar-benar tertarik?!" ucap Daniel dalam hati.

*

*

Sebelum hari benar-benar gelap, Noella dan kedua teman-temannya memutuskan untuk segera kembali ke hotel. Seperti ketika berangkat, mereka juga berjalan kaki ketika hendak pulang

"Noella ceritakan dulu tentang pria itu! Kamu membicarakan tentang apa dengannya?!"

Frisly terus mendorong Noella untuk menceritakan tentang yang terjadi antara dirinya dan pria asing di pantai sore tadi. Tapi Noella malas membahasnya, ia berjalan mendahului Frisly dan Tessa.

"Noella wait!"

Tak ingin menggubris temannya, Noella tetap berjalan tanpa mempedulikan panggilan itu. Frisly yang tak mendapat jawaban pun menyerah untuk bertanya lagi, akhirnya ia memilih untuk diam dan melanjutkan langkahnya untuk kembali.

PIMMM!

Mereka membelalakkan mata terkejut ketika sebuah mobil hampir menabrak Noella. Supercar hitam itu pernah mereka lihat dalam halaman hotel, mobil mewah tersebut lalu berhenti di depan Noella.

Selang beberapa saat setelah mereka berdiam diri disana, menunggu pergerakan sang pemilik mobil. Akhirnya satu per satu atap mobil itu mulai terbuka. Semakin melebarkan matanya terkejut, mereka melihat pria tampan yang baru bicarakan beberapa saat lalu sedang duduk di dalam mobil mewah itu.

"Butuh tumpangan, señorita?" Damian berbasa-basi menatap Noella yang berdiri di sebelah mobilnya.

"Jangan mencari gara-gara tuan!" Noella mengumpat kesal. Pria itu menawarkan tumpangan sedangkan mobilnya hanya memiliki dua kursi, yang mana sudah ia duduki bersama Daniel disebelahnya.

Damian terkekeh melihat wanita itu kesal. "Kenapa marah nona?" tanya pria itu

Noella melipat kedua tangannya menatap Damian. "Mau menyuruhku untuk menggantikan sopirmu?" tanya Noella yang tentu tak serius ingin membawa mobil itu.

"Sopir?!" batin Daniel tak terima dengan sebutan yang diberikan Noella.

"Kenapa harus diganti? Dia sudah cukup baik dalam menyupir." Damian mengatakan tentang Daniel.

"Lalu mau aku duduk dimana?! Tidak lihat mobilmu kekurangan kursi?!" ketus Noella

Pria itu mengangkat alis kanannya. "Tidak lihat ada tempat duduk yang masih kosong disini?" ujar Damian sambil melihat pahanya sendiri.

Noella dan ketiga orang lainnya yang disana membelalakkan mata tak menduga jawaban pria itu. Damian bermaksut untuk menyuruh Noella duduk dalam pangkuannya, tentu Noella tak sudi melakukannya.

"You got to be kidding me!" Noella kesal, ia pergi mengabaikan pria itu begitu saja.

Wanita itu disusul oleh kedua temannya yang mengikutinya dari belakang. Daniel masih menatap Damian dengan aneh, ia belum pernah menyaksikan pria ini sebrutal itu dalam menggoda wanita.

"Kenapa melihatku seperti itu?" Damian menegur pria disampingnya.

"Apa yang merasukimu tuan?" tanya Daniel

"Kamu mengejekku?!"

"Tidak tuan tidak!" Daniel langsung gelagapan dan segera mengalihkan pandangannya, ia kembali fokus dalam menyetir mobil.

*

*

TOK TOK TOK

Noella dan kedua temannya yang sedang asik bercanda, seketika terdiam mendengar seseorang mengetuk pintu kamar mereka. Sesaat mereka saling memperhatikan satu sama lain, lalu Noella mengambil langkah untuk membuka pintunya.

"Selamat malam, maaf mengganggu waktu anda." Seorang pegawai hotel yang berdiri di depan pintu menyapa Noella setelah ia membuka pintunya.

"Oh, ya.. it's okey," jawab Noella sambil tersenyum

"Untuk merayakan grand opening, hotel Alpha Centaury akan mengadakan pesta." Pegawai hotel itu memberikan sejumlah topeng dansa pada Noella, dan ia merimanya.

"Silahkan datang jika anda berkenan, pestanya di adakan pada pukul 9 malam, tepatnya di lantai teratas.." sambung pegawai tersebut

Noella bingung harus menjawab apa, ia hanya menganggukan kepala untuk memberi tanda bahwa ia mengerti dengan apa yang telah disampaikan.

"Terimakasih atas waktunya, saya permisi dulu." Dengan senyuman ramah pegawai itu berpamitan lalu pergi dari sana.

Noella memutar balikkan badannya, kedua temannya sedang menatap ia dengan penuh tanda tanya. Seolah mengerti dengan apa yang ingin mereka tanyakan, Noella menunjukkan topeng pesta itu pada mereka.

"PARTY?!" Frisly dengan cekatan menebaknya

"Exactly!"

PLAK!

Frisly dan Tessa langsung melakukan high five atau tos karna kegirangan. Noella tersenyum melihat kedua temannya yang terlihat bahagia, sudah pasti ketiga wanita itu akan hadir di acara pesta tersebut.

"Hotel ini sangat mewah, pestanya juga pasti mewah!" ujar Frisly

"Pemiliknya pasti sangat kaya, kira-kira seperti apa ya dia?" sahut Tessa

"Maksutmu Damian Maverick?" tanya Noella

"Damian Maverick? Who's that?" Tessa mengerutkan dahinya

"Pemilik hotel ini, kalian tidak lihat papan sambutan di depan?"

"Aku melihatnya!" sahut Frisly

"Ooh begitu.."

"Well, untung saja kita membawa banyak baju!" ucap Tessa sambil mengambil koper-koper mereka.

"And make up!" Frisly menunjukkan koper kecil yang berisi banyak make up beserta alat-alatnya, bahkan ia membawa sejumlah alat hairstyle juga disana.

"Sungguh persiapan yang mulia untuk menginap dalam satu malam." Noella berbicara dengan wajah datar, ia terkejut dengan benda-benda yang mereka bawa, padahal Noella hanya membawa satu koper kecil.

"Noella, kamu bawa gaun kan?" Frisly menatapnya tegang, ia tau wanita itu hanya membawa satu koper kecil.

"Eumm, ya. Tapi kurasa bukan gaun yang anggun."

Sebuah dress satin warna merah maroon ia tunjukkan, tanpa lengan dan sangat pendek, bagian atasnya berbentuk love sehingga akan menampakkan payudara jika dikenakan.

Frisly dan Tessa ternganga, mereka tak habis pikir Noella akan membawa baju mini seperti itu di hotel.

"Astaga Noella.. Apa yang sedang kamu pikirkan sampai membawa baju seperti itu?" tanya Frisly terkejut

Noella tersenyum kikuk. "Well, aku baru membelinya kemaren. Kupikir desainnya cantik.." ungkap wanita itu

"Tapi kurasa tidak masalah, aku yakin banyak yang akan memakai mini dress juga.." ujar Tessa

Frisly mengangguk setuju. "Iya, tidak masalah Noella. Kamu pakai itu saja, pasti cocok untukmu!" Frisly tersenyum padanya

"Really?" Noella masih terlihat ragu

"OF COURSE!" Tessa memperjelas setiap katanya, meyakinkan Noella agar mau memakai dress itu.

*

*

Alunan musik terdengar, tempat itu dipenuhi hiasan dan diberi cahaya remang-remang, sehingga memeberi kesan estetik dengan suasana tempatnya. Dance floor atau lantai dansanya bernuansa keemasan, indah dan terkesan klasik.

"Bagus, tuan Damian akan menyukainya." Daniel memberi pujian pada orang-orang yang betugas mendekorasi tempat tersebut.

Tempat itu sudah ramai bahkan sebelum pukul 21.00, telah banyak orang yang sedang menikmati hidangan disana, sambil menunggu waktu yang telah ditentukan untuk memulai pestanya.

*

"Tessa, kita harus memberi jalan kepada.. Our Queen!"

Frisly dan Tessa tersenyum, mempersilahkan Noella untuk berjalan lebih dulu. Wanita itu tersenyum pada mereka, ia benar-benar memakai dress merahnya, dengan rambut yang sengaja dibuat bergelombang. Hiasan-hiasan perak melekat ditubuhnya, terlihat sangat cantik meskipun harganya tak semahal itu. Noella berjalan dengan percaya diri menuju tempat dansa dengan topeng yang menutupi bagian atas wajahnya.

"Selamat malam, para tamu yang terhormat. Welcome to Alpha Centaury. Saya Daniel, dan saya selaku seorang kepercayaan dari pemilik hotel ini.."

"Dengan penuh hormat, saya menyambut, Mr. Damian Maverick."

TAK TAK TAK

Dengan bersamaan sepatu hitam dan high heels merah itu berjalan dari sisi yang berlawanan. Keduanya mencuri perhatian, pria gagah dengan jas hitamnya dan wanita cantik dengan dress merah. Mereka berdiri di garis yang sama dengan arah yang berbeda, keempat mata itu bertemu, saling menatap dari jarak yang cukup berjauhan.

"Dengan senang hati. Saya selaku pemilik seluruh Alpha Centaury, ingin memperkenalkan diri kepada kalian semua yang sedang berdiri di hadapan saya." Damian berbicara di depan mikrofon dengan pandangannya yang tak lepas dari wanita bergaun merah yang berada tepat di hadapannya.

"Seperti kenal.." gumam Tessa

"Tak salah lagi, itu.." Frisly tak sempat meneruskan kata-katanya.

Pandangan Noella juga tak lepas dari pria di atas sana, ia mengerutkan dahinya. Berbagai dugaan telah muncul dibenaknya saat ini.

"Jangan bilang dia adalah.."

"I'm Damian Maverick."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!