25 Tahun
Ada seorang gadis muda nan tangguh, namanya Cika Apriyani. Gadis Belia setengah dewasa ini, kini termenung sepi dalam diam.
Bagaimana tidak? Hari ini merupakan hari ulang tahunnya yang genap berusia 25 Tahun ... Jomblo? Tentu, sudah melekat pada dirinya.
Cika, anak bungsu dari empat bersaudara. Sekaligus tulang punggung bagi keluarganya. Betapa tidak tangguh gadis ini ... Sudah ditinggalkan ayahnya sekitar 13 tahun yang lalu. Setelah mendapatkan pekerjaan, Cika lah yang membiayai ibu dan juga kakak perempuan nya yang bernama Tina. Sekilas tentang Tina, Tina adalah anak Spesial dari keluarga Cika. Usia Tina Sekarang 28 tahun, Tina adalah anak berkebutuhan khusus.
Iya kalian tak salah baca??
Walaupun Tina anak berkebutuhan khusus dia masih bisa berinteraksi dengan orang-orang disekitar. Hanya saja, sikap Tina memang seperti anak kecil yang sangat manis.
Dirumah, Cika hanya tinggal bertiga saja. Tina, ibu, dan juga Cika. Sedangkan Kakak Laki lakinya yang pertama, sudah menikah dan menempati rumah sendiri. Begitu juga dengan kakak perempuan nya Cika.
***
Cika melihat Jam Tanggan Kesayangan dengan merek termahal yang dia punya, "Alexander Cristy" ia itu jam menurut Cika paling mahal yang bisa dia beli dari hasil kerja kerasnya. Jam berwarna hitam, dengan kaca bening dan background belakang unggu itu, terbalut indah di pergelangan kiri tangannya.
Sambil tersenyum, Cika melihat jam sudah menunjukkan pukul 12.00 siang. Dengan begitu, ia bergegas langsung keluar kantor dan mencari makan siang yang lokasinya tak jauh jauh dari tempat dia bekerja.
Siang ini, matahari sedikit tidak ramah. Terik nya mampu, menembuh pori pori kulit. Dengan memejamkan mata satu, Cika melihat ke arah matahari sambil berjalan.
"Sepertinya, siang ini aku ingin makan Bakso aja di pojok jalan pertigaan sana! Seperti nya enak! ... " Gumamnya dalam hati.
Tanpa berpikir lama Cika langsung melangkahkan kaki dengan cepat ketempat yang dituju.
Dari Kejauhan tampak sangat ramai, para pekerja kantor memadati bakso gerobak itu. "Bakso Pakde", Tulisan di gerobak itu sangat melekat. Cacing cacing diperut Cika tak upayah sudah berdemo seperti mau mintak umpan yang banyak. Maklum saja Cika bukan tipikal orang yang wajib sarapan pagi. Karena baginya sarapan pagi itu, bisa membuat perutnya berdisko riah sambil berontak ingin ke Toilet bolak balik. Hmmmm ... itulah yang membuat Cika enggak sarapan pagi, perutnya lebih memilih rangkap makan. Makan Pagi, sekaligus makan siang hehehehe ....
Dengan wajah putih, dan rambut di kuncir satu sambil memasang wajah terncantik dan senyum termanis.
"Pakde, Bakso nya satu iya Komplit" tutur Cika dengan ceria ... Sontak pakde pun menjawab
"Siap, neng geulisss" sambil membalas senyum Cika dengan amat lebar.
Cika melihat itu pun, tersenyum tipis. Bola mata Cika melirik kiri dan kanan. Melihat apakah ada kursi kosong yang tersedia untuknya. Tak berkelang lama, Cika mendapati kursi kosong di pojok jalan yang dipagari dengan pagar besi dan meja yang bertuliskan "Teh Botol Sosro" benar saja, apapun makanannya minumnya teh botol Sosro.
Dengan langkah kaki yang penuh hati hati, Cika langsung menuju kursi kosong yang dituju. Tak menunggu berapa lama, akhirnya bakso pesanan Cika sampai juga. Tak berpikir panjang, Cika langsung meracik bumbu bumbu cinta diatas meja biar makin nikmat. Tak lupa juga menambahkan cabai dan perasaan jeruk nipis biar semakin nikmat.
"Emang Paling betul ... makan bakso pakde paket komplit! Syedaaaapp kali lahhh di perutku ini !! ... Gumam Cika dalam hati.
Melihat isi mangkok, rupanya sudah habis dilahapnya dengan cepat.
"Apa yang kurang iya, dalam hatinya bertanya tanya" ....
Sambil mengacungkan tangan satu, Cika sedikit berteriak.
"Pakde ... Pakde! Aku mau Es Batu nya saja plus teh botol Sosronya satu iya! .. "
"Baik neng ..."
Pakde terlihat lagi menyiapkan es batu Cristal yang disiapkannya di dalam gelas Plastik, tak lupa juga mengambil teh botol Sosro satu botol, beserta dengan sedotan berwarna putih. Sambil, tersenyum pakde menyodorkan pesanan Cika di atas meja.
"Silahkan dinikmati neng ... " tutur pakde Ramah.
"Baik Pakde ..." Jawab Cika tak kalah ramah.
Cika langsung menuangkan teh botol Sosro ke dalam secangkir gelas plastik yang berisi es batu tadi dengan penuh, dan langsung meminumnya dengan sangat menikmati setiap tetes demi tetes.
Dia melirik jam tangannya kembali, rupanya jam sudah menunjukan pukul 12.45 menit. Itu artinya jam makan siang hampir selesai. Segera Cika menghabiskan es teh yang sangat nikmat ini, sambil terburu buru.
Maklum saja, Cika tidak boleh terlambat sampai di kantor. Dikarnakan, Bos Muda yang galak itu tidak suka melihat karyawannya tidak on time saat bekerja maupun beristirahat.
Sambil mengeluarkan uang berwana biru yang bernilai lima puluh ribu rupiah, Cika menyodorkan kepada pakde.
"Ini neng kembaliannya ... " tutur pakde.
"tidak usah pakde buat pakde saja ..." balas Cika dengan senyum.
"Terima Kasih iya neng cantik ... " jawab pakde sambil tersenyum lebar.
Cika hanya mengangguk sambil tersenyum.
Langkah kaki Cika pun dibuat cepat olehnya, untuk sampai keruangan kerjanya dengan tepat waktu. Maklum saja kantor yang berdiri megah di Pusat kota ini, berlantaikan lima belas lantai. Kebetulan ruang kerja Cika berada di lantai sepuluh.
Dengan waktu yang menunjukan pukul 12.55 menit, Cika Amat ketar ketir. Dikarenakan posisi kurang dari lima menit dia masih berada di dalam lift dengan karyawan lain dan sangat ramai. Membuat bernafas pun sedikit sulit.
Bel lift pun berbunyi ...
Ting !! ...
Membuat pintu lift terbuka lebar di lantai sembilan dan bertepatan dengan pukul 13.00 WIB.
Cika hanya menggambil nafas panjang sambil terus melirik jam ditangan kirinya. Satu persatu karyawan di lantai sembil pun keluar dengan tertib. Tinggal lah hanya Cika dan Satu karyawan cowok di dalam lift tersebut.
Muka Cika sudah tampak merah, dan air keringatnya pun terus membasahi pipinya. Terlihat sekali jika dia sedang cemas, karena bakal datang terlambat menuju ruang kerjanya.
Tubuh laki laki ini sangat tinggi dan berisi, berpakaian super rapi. Terlebih lagi bonus wajah yang sangat tampan serta manis. Parfum yang digunakan pun, sangat manis menusuk hidung. Cika pun tersenyum tipis, sambil sesekali melihat pria yang ada disampingnya. Dalam hati Cika hanya bisa berkata, "Andai Dia Jodohku, Tuhan ..."
Ting ! ...
Pintu lift terbuka lebar, benar saja angka dilift menujukan angka sepuluh yang mana Cika harus bergegas keluar lift. Hal ini juga yang memumbarkan lamunannya tentang pria yang berada disebelah nya ini.
Dengan berlari kecil, Cika langsung menuju meja kerjanya.
" Heii kamuu!" Sapa Lisa.
Lisa adalah teman Cika yang posisi duduknya persis bersebalahan dengan Cika.
"Kemana aja sih, sampe telat dua menit Loh ..." tutur Lisa pelan.
"tadi gue makan bakso dipojok jalan yang rame banget"
"Pantesss ajaaa loe lelet iya ..." tutur Lisa sedikit ngegas sembari bola matanya menatap tajam. Cika melihat Lisa seperti itu hanya tertawa kecil.
"Eehh Cika ... loe tau enggak nasib loe masih beruntung enggak dipecat siang ini! ..."
"Emangnya kenapa sih Lis?"
Duhhhh, ini anak iya bukan hanya jomblo tapi juga kodet informasi hmmmm gumam Lisa.
"Bos kita yang kemarin, loe tau kan?"
"iya, gueee tau! Emang kenapa? .."
"Udah Stop dia dari bumi, lantai sepuluh ini ..." terang Lisa.
"Lah emang dia kemana Lis?" tanya Cika penasaran.
"Dia udah dipecat Cika .... dari tiga puluh menit yang lalu! sama Bos Pemilik PT Suci Abadi ini ..."
Mendengar cerita Lisa, mata Cika pun melotot dan mulutnya melebar seperti huruf O
Sadar dengan reaksinya, ia langsung membungkam mulutnya dengan kedua tangannya. Perlahan dia mulai menarik nafas pelan, dan melirik Lisa dengan tajam.
"Kenapa dia di Pecat Lis?" Tanyanya, penasaran.
"Tuh kan, cik Loe tuh iya memang kudet banget informasi! Orang noh udah sampai Arab! Loee masih disini aja! ...."
"Emang gue enggak tau kok ..." ketus Cika.
" Eehhh Cika Apriyani, yang cantik ... Dengerin gue ini! Lisa nan gemoy manja! rupawan ini mau ngejelasin kenapa si Bos gila itu dipecat ...!!!!
Sontak Cika langsung mendekatkan kursinya, yang hanya berjarak satu Senti saja dengan tatapan penuh tanya.
" Cika .... bos kita yang gila itu! ketahuan korupsi uang kantor. Dan bukan itu aja, dia juga ketahuan memotong gaji karyawan yang telat datang ke meja kerja setelah beristirahat ...!
" Ohhh bagus donk!!" ungkapnya, sedikit berteriak.
Lisa pun dengan sigap, langsung mendekap mulut Cika. Karena takut terdengar oleh karyawan lainnya.
"Loe, bisa enggak sih jangan teriak" ucap Lisa sambil membekap mulutnya. Cika tak bisa berkata apa-apa, dia hanya bisa menganggukkan kepalanya saja. Dikarenakan mulutnya sudah dibekap Lisa dengan amat kuat.
Rupanya Bos nya yang bernama Rendi Saputra. Selama ini memang dikenal dengan Bos yang sering memotong gaji karyawan yang telat datang ke kantor waktu jam istirahat.
Bukan masalah potong gajinya, tapi nominal gaji yang dipotong oleh bos dilantai sepuluh ini. Rendi Saputra, yang menjabat sebagai Direktur Utama PT Suci Abadi, tidak segan-segan memberikan potongan gaji berkisaran tiga puluh persen dari gaji utama.
***
Sekilas tentang Rendi Saputra. Rendi, merupakan anak ke dua dari bapak Joko Saputra, pemilik PT Suci Abadi. Rupanya Pak Joko, sedang mengalami sakit yang cukup parah jadi menyita waktu banyak di masa pemulihannya. Selama beliau sakit, perusahaan diambil ahli oleh anak bungsunya ini.
Pak Joko, memiliki dua orang putra. Putra Pertama nya bernama Medi Saputra. Kenapa tidak Medi yang meneruskan? dikarenakan pak Joko waktu terkena serangan jantung secara tiba-tiba. Medi sedang tidak berada di Indonesia. Maka dari itu, Rendi harus mengambil alih perusahaan milik ayahnya.
Saat itu, Medi sedangan berada di Amerika untuk menyelesaikan studi Magister nya di bidang Bisnis. Karena tak memiliki pilihan lain, pak Joko langsung memerintahkan Rendi untuk mengambil alih perusahaan sebagai direktur utamanya.
****
Mendengar, Rendi berulah dikantor pak Joko yang sedang menikmati secangkir teh hangat di taman belakang. Tak pikir panjang langsung memecat Rendi melalui jaringan telpon, serta menginformasikan ke seluruh stafnnya bahwa Rendi langsung di pecat saat itu juga.
Beruntungnya, Medi sedang berdiri disebelah Ayahnya siang itu. Dengan wajah yang sangat cemas, Medi langsung memegangi tangan ayahnya sambil berkata "Ayah jaga kesehatan, bicaranya bisa pelan pelan saja" tuturnya sangat lembut.
Sang ayah, langsung menunjuk Medi mengambil alih perusahaan saat itu juga. Walaupun Medi, baru saja tiba dirumah dan langsung mendapatkan amanah dari sang ayah. Mendengar hal itu, Medi hanya menganggukkan kepala. Karena dia tidak ada pilihan lain selain mengangguk dan menyetujui nya.
Penampilan Cika pada pagi hari ini sangat menarik. Menggunakan Kulot putih dan baju kemeja berwarna coklat bata. Tak lupa dengan rambut, dikuncit setengah dan teruirai. Menggunakan, poni ala Korea menjadi andalannya pagi ini. Tak lupa dipadu padankan, dengan sepatu Shoes berwarna hitam yang memiliki pita di depannya.
Kaki putih jejang nan mulus itu, sangat tampak. Dikarenakan kulot putih, panjangnya hanya sebatas mata kaki.
" Tumben banget loh iya! anggun begini ..." Bisik Lisa detelinganya.
Mender hal itu, cika hanya merespon dengan senyum kecil.
Ting! ...
Lampu Lift sudah menyala, dan menunjukkan pukul tujuh lewat sepuluh menit. Secara bersamaan Cika dan Lisa melangkahkan kakinya menuju keluar lift.
Tampak pintu putih, digeser oleh Lisa.
" Silahkan masuk, tuan Putri ..."
" Terima Kasih, wahai ratu ..."
Cika dan Lisa pun, saling pandang. Seakan tau apa yang mereka perbuat pagi ini, sontak tertawa bersama. Setelah itu, mereka langsung menuju Diding disebelah pintu masuk ruangan tersebut. Tak lupa, untuk absen masuk terlebih dahulu.
***
Hari ini, semua karyawan khusunya karyawan wanita sangat bahagia. Betapa tidak bahagianya, bos Baru mereka pengganti Rendi orangnya sangat tampan. Beruntungnya Cika kemarin ternyata satu lift dengan Bos Muda itu. Walaupun ia sempat mengira kalau karyawan kemarin hanyalah seorang karyawan ternyata adalah bosnya saat ini. Walaupun juga, sempat berkhayal menjadi jodohnya.
Medi Kemarin memperkenalkan dirinya diseluruh karyawan lantai sepuluh. Dengan tegas dan sangat berwibawa. Hal inilah yang semakin membuat Cika menggaguminya. Walaupun menurut nya, dia tak bisa menggapai hati si Bos Muda ini. Tapi setidaknya penampilan yang ia kenakan hari ini, tidak seburuk hari-hari sebelumnya serta bentuk ucapan terima kasih untuk dirinya yang tidak jadi dipecat.
Benar saja, jika Rendi masih menjadi bos ditempat nya saat ini. Mungkin bukan hanya gaji yang dipotong malainkan juga bisa dipecat.
Dihari pertama Medi berkerja. Medi membuat peraturan baru di perusahaan, siapa yang datang tiga puluh menit sebelum jam masuk kerja akan mendapatkan bonus tambahan. Benar saja, bagi Medi mensejahterakan karyawan adalah fokus utamanya. Membuat mereka bekerja dengan hati yang gembira akan membuat keuntungan bagi perusahaan. Hal inilah yang selalu, dipercayainya.
****
Medi Saputra, Laki Laki berusia tiga puluh tahun. Dengan tinggi badan seratus delapan puluh sentimeter. Berkulit sawo matang, tidak terlalu gelap dan tidak terlalu putih. Dengan berat badan yang sedikit berisi. Namun sangat memilik paras, yang sangat manis. Ditambah lagi aura positif vibess sebagai bos sangat melekat di tubuhnya. Membuat aura ketampanan semakin terpancar.
Medi sangat jauh berbeda dengan Rendi. Medi berpakaian sangat rapi, harum dan memang terlihat smart sekali. Memiliki, pemikat tersendiri bagi siapa saja yang melihatnya. Ditambah lagi, dengan pembawaannya yang pendiam namun sangat sigap dalam bekerja.
***
Lamunan Cika terpecahkan, seiring sidik jari yang dia sematkan di atas layar kecil itu. Rupanya smartphone nya berdering. "Hantu Kuburan" Tulisan itu, sangat tertera di layar ponselnya. Buru-buru cika mengangkat telponya dan sedikit menjauh dari Lisa.
"Hallo .. " sapa Cika lembut
" Ini sudah tanggal 25 iya! kamu harus melunaskan nya segera! jika tidak bisa melunaskan nya setidaknya bayar bunga nya saja 'Satu Juta Empat Ratus Ribu' ..."
Suara itu sangat terdengar jelas dari seberang telpon.
"Baiklah, segera akan ku siapkan uangnya ... Akan ku berikan sepulang kerja ..." Tutur Cika lesu, sambil memutuskan sambungan telpon.
Rupanya Cika Apriyani ini, punya hutang yang lumayan berat dalam hidupnya. Sampai saat ini dia merasa sangat terbebani.
***
Satu tahun yang lalu, ibunya terkena penyakit Kulit dalam hal medis. Tapi jika kata orang kampung, itu adalah penyakit rayap. Penyakit ibunya bermula hanya bintikan kecil, tapi lama lama hampir memenuhi tangan disebelah kiri dan sedikit kebiruan. Upaya penanganan Medis pun sudah dilakukan. Mulai dari Puskesmas, Klinik, bahkan beberapa rumah sakit ternama yang berada di kota ini. Rupanya upaya itu juga tidak membuahkan hasil.
Tiga bulan berlalu, penyakit ibu Cika juga belum sembuh malah semakin parah. Rekan rekan kantor pun, menyarakan Cika untuk membawa ibunya ke orang pintar. Cika menurutin saran dari teman teman kantornya.
Pengobatan pun, bejalan sampai satu bulan dengan beberapa orang pintar dan berlanjut juga dengan Medis. Dengan segala kegigihannya, berbuah manis. Akhirnya Ibu Cika, yang bernama Sumi dinyatakan sembuh total. Benar saja, tangannya menjadi bersih tanpa bintik, merah nan biru itu.
Jika kalian bertanya, sembuhnya di rumah sakit dan dokter apa serta orang pintar yang mana? Cika juga tidak tau, karena terlalu banyaknya pengobatan yang telah ia lakukan. Walaupun begitu, hatinya legah karena ibunya sudah sembuh total.
Biaya pengobatan yang mahal inilah membuat tabungan Cika semakin terkuras. Bahkan, hanya menyisakan saldo di ATM nya sebesar lima belas ribu rupiah pada saat itu. Inilah yang membuat Cika tak ubahnya harus berpikir keras. Untuk mencukupi kebutuhan sehari hari, maupun keperluan lainnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!