Di kota London, terdapat sepasang suami istri yang bernama Gavin Firhan Hammami dipanggil Gavin dan istrinya bernama Gianna Yovela Adriella dipanggil Vela.
Vela adalah seorang model terkenal dan memiliki perusahaan butik ternama diseluruh dunia dan sedangkan Gavin adalah seorang artis terkenal dan memiliki perusahaan.
Mereka tidak mudah sampai dititik ini. Vela dan Gavin harus menikah dengan tidak di publick dan sampai akhirnya mereka berdua ketahuan oleh paparazi.
Tetapi fans mereka mendukung keputusan mereka berdua dan seperempat fans mereka tidak menyetujui hubungan mereka.
Karena sudah terlanjur akhirnya Gavin dan Vela menjalaninya.
Waktu menunjukan pukul 12.00. Vela merasakan sakit yang luar biasa seperti mau melahirkan.
Dengan cepat bodyguard, supir, dan art lainnya segera membawa nyonya menuju rumah sakit Portland Hospital.
Suster segera membawa ke ruang persalinan.
Bibi segera menghubungi tuan Gavin.
Gavin mengangkat telepon tersebut dan di lost speaker sambil mengerjakan laporan kantornya.
"hallo Kezia, ada apa anda menelepon saya" tanya Gavin.
"Maaf tuan Gavin mengganggu, ini tuan nyonya dirumah sakit karena nyonya ketubannya pecah dan mau melahirkan tuan Gavin" jawab Kezia.
Gavin yang mendengarkan langsung memberhentikan pekerjaannya.
"Apa? sekarang istri saya di bawa ke rumah sakit mana?!" Gavin khawatir dengan keadaan istrinya.
"nyonya Vela di bawah ke rumah sakit Portland Hospital" ucap Kezia.
"ok, saya menuju ke rumah sakit tolong kasih kabar ke saya kondisi tentang istri saya" ucap Gavin.
Gavin menutup teleponnya dan segera memanggil Daran asisten pribadinya Gavin ke ruangannya.
Segera Daran menuju keruangan direktur.
"ada apa pak Gavin memanggil saya ke ruangan bapak?" tanya Daran.
"Daran tolong atur kantor saya kalau ada yang mencari saya bilang saja saya lagi ada urusan di rumah sakit" ucap Gavin
“Baik pak Gavin, saya akan mengatur perusahaan bapak selama bapak di rumah sakit" ucap Daran.
Gavin meninggalkan ruangannya dan menuju ke rumah sakit.
*****
Sesampainya dirumah sakit. Gavin lupa menanyakan dimana ruangan istrinya.
Gavin menuju pusat informasi dan menanyakan salah satu suster yang menjaga.
"Maaf, saya mau bertanya atas nama Gianna Yovela Adriella ada di ruangan mana ya?" tanya Gavin kepada suster yang menjaga disana.
"Sebentar bapak, saya check terlebih dahulu" ucap suster.
Suster mengechecknya.
"Atas nama Gianna Yovela Adriella ada diruangan persalinan Pak" ucap suster tersebut.
"terimakasih suster" ucap Gavin.
Gavin berlari menuju tempat persalinan menggunakan lift.
Sesampai di ruang persalinan.
"Bagaimana keadaan istri saya" tanya Gavin kepada bodyguard dan semua yang berada di luar ruangan persalinan.
"Pak Gavin, bapak duduk dulu berdoa agar nyonya selamat dan anak didalam perut nyonya juga ikut selamat" ucap Dalbert.
"bener pak, bapak berdoa saja buat yang terbaik untuk nyonya Vela" ucap Bert.
Gavin pun duduk dan berdoa untuk keselamatan istri dan calon anaknya.
Beberapa saat kemudian bayi pertama keluar dan Gavin merasa senang.
Saat bayi kedua, Vela tidak bisa mengeluarkan bayi tersebut.
"Dorong buk, sedikit lagi bayinya akan keluar" kata dokter yang membantu.
"Saya ti... dak... ku.. at lagi dokter" ucap Vela sambil mencoba mendorongnya agar bayinya keluar.
Akhirnya kedua bayi tersebut keluar dengan selamat tetapi tidak dengan Vela yang kondisinya memburuk.
Gavin yang diluar mendengar bayi nangis pun merasa senang.
"Yatuhan, terimakasih engkau melancarkan kelahiran istri saya" batin Gavin.
Suster pun keluar dan memanggil kelurga dari pasien.
"Dari keluarga pasien siapa" tanya suster.
"Saya suster, suami dari pasien" jawab Gavin serontak berdiri.
"Silakan masuk pak, dokter ingin membicarakan hal penting di dalam" ucap suster.
"baik suster" ucap Gavin.
Gavin masuk kedalam ruangan mengenakan baju hijau dari rumah sakit.
"Permisi dokter, bagaimana keadaan istri dan anak anak saya?" tanya Gavin.
"Anak bapak baik tetapi ada kabar buruk yang harus saya sampaikan kepada pak Gavin" jawab dokter Dariel.
"Kabar buruk? kabar buruknya apa dokter Dariel?" tanya Gavin sambil mengelus sang istri.
"Kabar buruknya adalah kondisi istri pak Gavin semakin buruk" jawab dokter Dariel.
"Apa ada cara dokter agar istri saya selamat? saya tidak mau kehilangan istri saya dokter Dariel" ucap Gavin yang shock mendengarnya.
"Istri pak Gavin terkena Perdarahan postpartum" ucap dokter Dariel.
"Cara untuk mengatasinya bagaimana dokter?".
"Saya tidak mau kehilangan istri saya" ucap Gavin.
"Ada satu cara pak Gavin yaitu dengan operasi" ucap dokter Dariel.
"Baik dokter saya setuju, agar istri saya selamat dan saya tidak mau kehilangan dia" ucap Gavin.
"Tapi pak gavin, 99% pasien saya yang melakukan operasi ini akan mengakibatkan kematian pak Gavin" ucap dokter Dariel mengingatkan pak Gavin.
"Tolong usahkan untuk saya dokter" ucap Gavin.
Vela mengulurkan tangan kepada suaminya secara perlahan.
"Sayang, ngga perlu di operasi waktu aku juga tidak akan lama lagi" ucap Vela dengan nada lirih.
"Aku cuman mau kamu cari kembaranku kalau aku sudah pergi nantinya" ucap Vela lagi.
"Di laci kamar ada buku diary aku dan didalam buku itu ada foto aku bersama saudara kembarku".
"Dan kasih ini ke anak anak kita biar mereka tau siapa ibu kandungnya dan maaf aku tidak bisa bersamamu sampai tua".
"Tolong rawat anak kita dengan baik sayangku".
Vela memberikan sebuah kota kecil kepada suaminya dan Gavin mengambilnya.
Suara Vela perlahan menghilang dan Vela meninggalkan Gavin untuk selamanya.
Dokter mengecek nadinya.
"Maaf pak Gavin istri bapak sudah tidak ada" ucap dokter Dariel.
Gavin memeluk istrinya dan tidak percaya ia di tinggalkan begitu saja.
Gavin memakamkan istrinya yang sudah ia beli.
"Semoga kamu tenang disana sayang, aku pasti akan menjaga anak anak kita dan menemukan saudara kembar kamu" ucap Gavin menggendong anaknya sambil memegang batu nisan bertulisan istrinya.
*****
Bersambung
Sesampainya dirumah.
"Maaf tuan Gavin, anak anak bapak mau dikasih nama apa ya?" tanya Kezia.
"Oh iya anak anak aku belom dikasih nama ya?" Gavin memikirkan nama yang cocok untuk anak anaknya.
Semua memikirkan nama yang cocok untuk anak tuan nya.
"Yang cowok saya kasih nama Aidan Alexander Hammami Adriella panggilannya Alex dan sedangkan nama untuk yang cewek Alexandra Evelyn Veronika Hammami Adriella panggilannya Alexa" ucap Gavin.
"Nama yang bagus tuan Gavin" ucap Kezia.
"Gimana setuju dengan nama yang saya kasih" tanya Gavin memastikan ke mereka.
"Kita semua setuju tuan Gavin, karena yang memberi nama kan Tuan sendiri sebagai ayah" jawab Bert.
"Baiklah, semua setuju. kalian boleh beristirahat" ucap Gavin.
"Kezia tolong bawa Alexa ke kamarnya dan saya akan bawa Alex ke kamarnya juga" ucap Gavin berjalan menuju ke kamar khusus baby.
Kezia mengikut tuan Gavin menuju ke kamar.
Setelah itu, Gavin menaruk Alex ke ranjang baby dan begitu dengan Alexa.
"Kezia awasin anak saya kalau menangis kasih dia susu di meja" kata Gavin.
"Popok dan lainnya ada di laci meja, baju anak anak di lemari" ucap Gavin lagi.
"Baik tuan Gavin" ucap Kezia.
"Kalau begitu saya ke kamar dulu untuk beristirahat" ucap Gavin.
"Baik tuan Gavin" kata Kezia.
Gavin berjalan menuju ke kamarnya.
*****
12 tahun kemudian...
Alex dan Alexa tumbuh menjadi remaja. Mereka duduk di kelas 1 SMP
Selama papa dinas di luar kota mereka berdua tinggal bersama kakek dan neneknya, mereka berdua bukannya bahagia melainkan bikin trauma sedalam dalamnya.
Gavin niat membikin suprais kepada sang anak tetapi ia justru melihat dengan kedua matanya. Anak anak mereka di siksa habis habisan oleh ibu Gavin.
Gavin berlari untuk melindungi anak anaknya.
"Ibu! Stop! apa yang ibu lakukan kepada anak anak Gavin!" bentak Gavin kepada ibunya.
"Anak anak kamu ini nakal, ibu cuman mengajarkan mereka sopan santun" ucap ibu Gavin.
Ibu gavin bernama Zaneta Amy Nandita panggilannya Neta dan sedangkan ayahnya bernama Alvaro Rayburn Hammani panggilannya Alvaro.
"Iya benar itu kata ibu kamu vin" Alvaro membela istrinya.
"Biar tau kebenarannya, saya akan tanya langsung kepada anak anak saya" ucap Gavin.
Gavin bertanya kepada Alex dan Alexa.
"Anak anak ayah yang paling ganteng dan cantik, kalian sekarang boleh jujur sama ayah jangan takut katakan saja" ucap Gavin kepada Alex dan Alexa.
"Kalian berdua sudah sama sama besar jadi jangan takut untuk mengatakannya" ucap Gavin lagi meyakinkan mereka berdua.
"Sebenarnya pa... nenek dan kakek selama ini mengurung kita berdua di tempat yang gelap dan sering memukul kita" ucap Alex.
"Setelah itu kita berdua juga disuruh kerja pa sama kakek dan nenek" sambung Alexa.
"Kita juga tidak di berikan makanan jika pekerjaan kita belom ada yang terselesaikan" lanjut Alexa.
"Alex dan Alexa ingin ikut ayah saja, kita tidak mau dititipkan ke kakek dan nenek" ucap Alex.
"Kita disini benar benar trauma pa, sampai kita berpikir ayah tidak akan pulang lagi ke indonesia" ucap Alex.
"Kakek dan nenek jahat sama kita pa" ucap Alexa.
Alex dan Alexa memeluk Gavin.
"Kezia, tolong bawa anak anak kedalam mobil" Gavin menyuruh bibi membawa anak anaknya keluar dari rumah.
"Baik tuan Gavin" ucap Kezia.
"Mari nona Alexa dan tuan muda Alex" ajak Kezia.
Alex dan Alexa menurut kepada bibi yang merawatnya sejak Vela ada.
"Kalian berempat tetap disini" tegas Gavin.
"Baik tuan Gavin" ucap mereka berempat secara bersamaan.
"Sekarang ayah dan ibu jelaskan kepada Gavin sejujur jujurnya karena kenapa Gavin tidak suka ada kata kebohongan dimulut ayah dan ibu" tegas Gavin.
"Gavin tidak percaya ibu dan ayah kamu nak? ini orang tua kandung kamu lho" ucap Neta.
"Sakit hati ibu kalau kamu tidak percaya perkataan ibu kamu ini" ucap Neta sambil menangis memeluk suami.
"Kamu durhaka kepada orang tua Gavin" bentak Alvaro.
"Ayah, Ibu. dikira Gavin tidak tau apa yang dilakukan ayah dan ibu selama Vela masih hidup!" tegas Gavin.
"Kalian juga memperlakukan Vela yang sama dengan apa yang anak anak aku lakukan! Gavin sudah cukup menahan ini semua! Gavin kecewa kepada ayah dan ibu!" ucap Gavin.
"Mulai detik ini, Gavin memundurkan diri menjadi anak dari orang tua sampah seperti kalian! Gavin sudah capek dengan semua ini".
Gavin berbalik badan.
"Dan satu lagi, jangan cari Gavin dan keluarga Gavin lagi karena Gavin sudah tidak bagian dari keluarga ini" tegas Gavin.
"Kamu ingat nak kantor itu ayah yang kasih ke kamu sebelum kamu nikah bersama Vela" Alvaro mengingat kepada Gavin.
"Kantor itu sudah di ambil ahli oleh ibu, ayah bisa tanyakan kepada ibu" jawab Gavin.
"Jadi Gavin tidak ada tanggungan kepada kalian berdua" ucap Gavin.
"Saya permisi" Gavin meninggalkan rumah nya sendiri dan di ikuti bodyguardnya.
Sedangkan Alvaro memarahi Neta karena mengambil ahli kantor pemberian untuk Gavin.
Didalam mobil.
"Ayah, sekarang ayah tidak meninggalkan kita berdua lagi kan?" tanya Alexa.
"Kita berdua berharap ayah tidak meninggalkan kita berdua lagi" sambung Alex.
"Tidak akan sayang, ayah akan selalu ada disisi kalian jika kalian kesusahan, bahagia dan lainnya" ucap Gavin sambil tersenyum.
"Kalian berdua tau, ayah kalian balik ke indonesia mau menjemput kalian" ucap Kezia.
"Tadinya ayah kalian ingin menetap di indonesia karena ayah kalian melihat dengan kedua matanya ayah kalian berubah pikiran" sambung Dalbert.
"Apa benar ayah?" tanya Alex dan Alexa.
"Benar sayang, sekarang kita akan tinggal di Seoul" ucap Gavin.
"Seoul?" tanya Alex dan Alexa saling pandang.
"Seoul itu dimana ayah?" tanya Alexa.
"Seoul itu di korea selatan sayang. Jadi kita akan menetap disana untuk selamanya" jelas Gavin.
"Kenapa kita menetap disana ayah?" tanya Alex.
Gavin terdiam ia tidak bisa menjelaskan apa alasan dia menetap disana
Kezia melihatnya lalu ia membantu menjelaskan kepada Alex dan Alexa.
"Karena ayah kalian kerjanya disana dan kerjaannya tidak bisa dipindah kan ayah kalian ceo perusahaan".
"Jadi ayah kalian tidak bisa meninggalkan tugasnya sebagai ceo perusahaan" jelas Kezia.
"Benar itu tuan muda dan nona muda" sambung Alden.
"tenang saja nona muda dan tuan muda kita siap untuk kalian berdua kemana pun kalian pergi selama di korea" ucap Aaron.
"Di korea bagus bagus lho nona muda tuan muda" ucap Aaron.
"Tuan muda sama nona muda pasti tidak akan menyesal tinggal disana" ucap Alden.
"wah yang benar? disana bagus pemandangannya?" tanya Alexa.
"Benar nona Alexa, disana pemandangannya bagus sekali" sambung Kezia.
"Okey kalau begitu, kita berdua mau tinggal di seoul" ucap Alex.
Sesampainya di bandara, mereka tidak sadar selama perjalanan karena keasikan bicara satu sama lainnya.
Mereka semua terbang menggunakan pesawat pribadi menuju ke bandara Internasional Incheon.
*****
Bersambung
Kezia melihatnya lalu ia membantu menjelaskan kepada Alex dan Alexa.
"Karena ayah kalian kerjanya disana dan kerjaannya tidak bisa dipindah kan ayah kalian ceo perusahaan".
"Jadi ayah kalian tidak bisa meninggalkan tugasnya sebagai ceo perusahaan" jelas Kezia.
"Benar itu tuan muda dan nona muda" sambung Alden.
"tenang saja nona muda dan tuan muda kita siap untuk kalian berdua kemana pun kalian pergi selama di korea" ucap Aaron.
"di korea bagus bagus lho nona muda tuan muda" ucap Aaron.
"tuan muda sama nona muda pasti tidak akan menyesal tinggal disana" ucap Alden.
"wah yang benar? disana bagus pemandangannya?" tanya Alexa.
"Benar nona Alexa, disana pemandangannya bagus sekali" sambung Kezia.
"Okey kalau begitu, kita berdua mau tinggal di seoul" ucap Alex.
Sesampainya di bandara, mereka tidak sadar selama perjalanan karena keasikan bicara satu sama lainnya.
Mereka semua terbang menggunakan pesawat pribadi menuju ke bandara Internasional Incheon.
*****
Sesampai di bandara Internasional Incheon. Keluarga Hammani beserta art dan bodyguard turun dari pesawat dan menuju parkiran bendara.
Mereka semua menunggu lama disana.
"Ayah, lama sekali mobilnya" manja Alexa.
"Sabar sayang, mobilnya masih perjalanan terkena macet" ucap Gavin.
"Alexa mengantuk ayah" Alexa sambil bersenderan di koper elektrik.
"Kamu tidur saja di situ alexa nanti ayah bangunkan kamu" ucap Alex.
"baiklah" pasrah Alexa.
Alexa tidur sambil bersandar di kopernya.
"Cepat banget ini anak tidur" heran Alex.
"Sudah alex, biarkan adek kamu tidur mungkin adek kamu kecapean" ucap Gavin.
"Iya ayah, kita sama kakek dan nenek disuruh kerja terus ayah jadi kita tidak ada waktu untuk beristirahat" ucap Alex bersedih.
"Sekarang ayah tidak akan biarkan kalian menderita lagi" ucap Gavin tersenyum sambil mengelus rambut Alex.
"iya ayah, terimakasih ayah sudah balik ke indonesia demi kita" Alex tersenyum.
"iya sayang" ucap Gavin.
Beberapa menit kemudian, mobil pun datang. Atley turun dari mobil menghampiri tuan Gavin.
"Maaf tuan Gavin, saya terlambat menjemput anda karena di jalan macet sekali" ucap Atley.
"tidak apa apa, saya maklumi kalau jalanan macet" ucap Gavin.
"nona Alexa gimana tuan Gavin?" tanya Atley.
"Alex, bangunkan adek kamu ya sayang" Gavin meminta tolong kepada Alex.
Alex membangunkan adeknya.
"Alexa, bangun".
"Kamu mau tidur di bandara?" Alex menepuk tangan Alexa agar bangun.
"Hheemm, apa si abang?" tanya Alexa yang setengah sadar.
"Mobilnya sudah datang" ucap Alex.
Alexa terdiam untuk mengumpulkan nyawa nya.
"Alex, alexa ayo masuk mobil" ucap Gavin.
Alexa berdiri. Atley memasukan koper elektrik milik Alexa.
Semua orang masuk kedalam mobil. Setelah semua barang sudah dimasukan kedalam mobil, mereka berangkat menuju kerumah.
Tiba tiba, seorang wanita menstop mobil milik Gavin. Pak Atley mengerim mendadak.
Wanita itu mengetuk kaca mobil milik Gavin untuk meminta tolong.
"ada apa Atley?" tanya Gavin.
"siapa wanita itu?" tanya Gavin lagi.
"Saya kurang tau tuan Gavin, sepertinya wanita itu meminta bantuan" jawab Atley.
Gavin melihat dari dalam mobil.
"Bagaimana tuan Gavin?" tanya Atley.
"Begini saja saya akan keluar dan bertanya kepada wanita itu, yang lain tunggu di dalam mobil" Gavin turun dari dalam mobil.
Wanita itu menghampiri Gavin.
"Tolongin saya, saya di paksa menikah dengan keluarga tiri saya" wanita itu memohon kepada Gavin.
"Maaf anda kenapa ya" tanya Gavin.
"Saya akan cerita dalam mobil, please tolongin saya. saya bukan orang jahat" wanita itu terus memohon kepada Gavin.
Gavin melihat dari jauh ada seseorang mencari wanita tersebut.
"Sepertinya wanita ini berkata jujur" batin Gavin.
Gavin tanpa berpikir panjang menyuruh wanita itu masuk kedalam mobil.
"Mari masuk ke dalam mobil" Gavin mempersilakan masuk kedalam mobilnya.
"Terima kasih" wanita itu membungkuk sedikit sebagai tanda terima kasih.
Wanita itu masuk kedalam mobil dan di ikuti oleh Gavin.
Gavin menyuruh Atley untuk berangkat.
Mobil itu pun berangkat dan orang yang mencari wanita itu berpapasan dengan mobil Gavin tetapi mereka tidak menyadarinya.
"Kemana perginya calon istrinya! semua cepat cari sekitar bandara!" perintah pria tersebut.
Bodyguard pengantin pria itu mencari keberadaan calon istrinya pria tersebut.
Gavin sudah meninggalkan bandara Internasional Incheon.
"Ayah, bibi ini siapa?" tanya Alexa.
"Bibi ini mirip sekali dengan ibu" ucap Alex.
"Iya ya Alexa baru menyadarinya, bibi ini mirip sekali dengan ibu kita" Alexa mengamati dari atas sampai bawah.
Gavin pun juga melihat wajah dari wanita itu.
"Benar juga kata anak anak, wajah ini mirip sekali dengan Vela almarhum istri saya" batin Gavin.
Wanita itu heran.
"Oh iya? saya mirip dengan ibu kalian?" tanya wanita itu.
"Saya lupa memperkenalkan diri, kenalkan nama saya Aishleen Celeste Salvadora panggil saja Aileen" ucap Aileen.
"Salam kenal, saya Gavin ini anak anak saya namanya Alex dan Alexa" Gavin memperkenalkan diri dan juga keluarganya.
"Ini yang merawat Alex dan Alexa namanya Kezia yang depan satu bodyguard saya namanya Bert, Dalbert, Aaron dan Alden" ucap Gavin.
"Kamu sudah mempunyai pekerjaan?".
"Atau saya mau antarkan anda ke rumah anda?" tanya Gavin.
"Sepertinya saya cari pekerjaan saja karena saya tidak mungkin pulang yang ada saya disuruh melanjutkan pernikahan" ucap Aileen.
"Kebetulan saya juga mencari asisten pribadi di kota ini" ucap Gavin.
"Ayah, gimana sama asisten pribadi ayah di London?" tanya Alex.
"Kalian tenang saja soal itu biar ayah yang mengurus semua, ayah sudah menyuruh Daran mengurus perusahaan ayah di London" ucap Gavin kepada Alex.
"Ouh okey ayah" ucap Alex.
"Jadi bagaimana Aileen?" tanya Gavin.
“I…”.
****
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!