NovelToon NovelToon

Before You Dead!

Pertunangan

Atrameda, April 2024

Di sebuah ballroom hotel bintang 5 milik keluarga Edgar. Keluarga Edgar adalah keluarga yang terkenal akan kekayaan yang di milikinya dan kekuasaannya yang melebihi pemerintahan. Semua kendali di dalam negeri di kuasai oleh keluarga Edgar.

Malam ini, putra pertama dari keluarga Edgar akan melangsungkan pertunangan dengan putri tunggal dari keluarga Atlas. Sebenarnya keluarga Atlas memiliki seorang putri lagi, namun kehadirannya di anggap pembawa sial, karena terlahir di malam jumat bertepatan dengan bulan separuh, bagi keluarga mereka lahir di malam bulan separuh pertanda kesialan.

Gadis buangan itu bernama Ilena Atlas. Ilena tidak pernah di perlakukan dengan baik oleh keluarga Atlas, dia hanya di jadikan budak oleh keluarga Atlas.

Sesaat sebelum acara pertunangan di adakan, mereka melakukan dansa berpasangan. Semua mata tamu undangan tertuju pada kedua pasangan yang terlihat sangat sempurna.

Perpaduan antara kecantikan putri dari keluarga Atlas dan ketampanan putra dari keluarga Edgar, seperti perpaduan antara sebuk berlian dan serbuk intan, sangat sempurna.

Mereka melambangkan kesempurnaan yang sangat sempurna. Di atas lantai dansa keduanya berdansa dengan sangat lihai. Tarian mereka menggambarkan keanggunan dari seorang putri bangsawan dan seorang putra mahkota.

"Apa kamu menikmati malam ini, sayang?" Bisik Rey di telinga Aurora.

Angin lembut yang keluar dari mulut Rey membuat Aurora mendelik geli. Tangan Aurora menyentuh dada bidang milik Rey, lalu Aurora mendekatkan bibir seksi nya di telinga Rey.

"Tentu, malam ini milik kita." Bisik Aurora, lalu menggigit telinga Rey.

"Selain seksi, kamu juga pandai menggoda. Aku akan menghabisi mu malam ini." Bisik Rey dengan penuh hasrat.

"Cobalah jika kamu berani, aku akan memuaskan hasrat mu." Bisik Aurora.

"Kamu benar-benar menguji kesabaran ku." Ucap Rey dengan senyum nakal.

Rey menggandeng tangan Aurora menuju ke panggung utama. Seorang wanita yang sangat cantik menggunakan gaun berwarna merah hati, berjalan mendekati kedua pasangan itu dengan membawa sebuah nampan yang di baluti dengan kain sutra berwarna putih.

Di atas nampan itu ada dua kotak cincin yang sudah terbuka dan menampakan dia pasang cincin berlian yang sangat indah dan menyilaukan mata.

Wanita itu berdiri di tengah-tengah kedua pasangan itu. Rey sempat menatap wanita itu beberapa detik, lalu mengambil cincin yang ada di dalam kotak cincin.

Rey menatap Aurora yang sedang mengambil cincin di kotak cincin satunya. Dua wanita di hadapannya sangat cantik, Rey sampai bingung ingin menikmati menatap siapa lebih dulu.

"Sangat cantik." Celetuk Rey sambil tersenyum miring menatap wanita itu.

"Aku sudah menghabiskan banyak waktu dan uang untuk berhias. Aku lah bintangnya malam ini." Ucap Aurora dengan percaya diri setelah mendengar sekilas celetukan Rey.

"Tentu nyonya Atlas, kamu adalah bintang malam ini." Ucap Rey.

"Pergilah kau, Ilena. Jangan sampai kesialan mu menular pada ku." Ucap Aurora mengusir Ilena dari atas panggung.

Aurora tidak ingin dekat-dekat dengan Ilena terlalu lama, karena pemikiran kolot keluarga mereka yang sudah mendarah daging tentang kesialan yang di miliki Ilena.

Rey mengulurkan tangannya ke hadapan Aurora. Aurora melerakkan tangan kanan nya di atas tangan Rey.

Rey menyematkan cincin berlian yang berkilau itu di jari manis Aurora. Begitupun dengan Aurora yang menyematkan cincin yang sama di jari manis Rey.

"Ayo kita selesaikan malam ini dengan baik, sayang." Bisik Rey kepada Aurora sambil meneguk anggur dari gelas ke sepuluh yang sudah di minum nya.

LIFT

Aurora melihat kesana kemari mencari seseorang yang ingin dia perintah. Matanya terhenti saat melihat seorang wanita dengan gaun merah hati yang berdiri di pojok ruangan.

Aurora melambaikan tangan nya memanggil seorang pelayan yang berlalu lalang, membagikan minuman dan makanan di ruangan itu.

"Kemarilah." Panggil Aurora. Lalu pelayanan itu menghampiri Aurora yang sedang bersama Rey.

"Ada yang bisa saya bantu nona?" Tanya pelayan itu.

"Panggilkan wanita bergaun merah di pojok sana, untuk ku." Ucap Aurora yang setengah mabuk sambil menunjuk ke arah wanita bergaun merah hati itu.

"Baik nona, akan saya panggilkan. Tunggu sebentar ya nona." Ucap pelayan itu lalu pergi menghampiri wanita yang di tunjuk oleh Aurora sebelumnya.

Wanita itu berjalan menghampiri Aurora setelah di hampiri oleh seorang pelayan.

"Apa kau memanggil ku?" Tanya wanita itu.

"Antarkan dia ke kamar nya." Ucap Aurora memerintah wanita itu.

"Tapikan dia tunangan mu." Tolak wanita itu.

"Berhentilah membuat alasan Il, cepat bawa dia pergi." Ucap Aurora sedikit meninggikan nada bicaranya.

"Baiklah, tapi dimana kamarnya?" Tanya Ilena.

"Di lantai 10." Jawab Aurora singkat.

Setalah bertanya kepada Aurora, Ilena membopong tubuh besar Rey yang sudah sangat mabuk ke kamar milik Rey. Ilena bersusah payah membawa Rey menuju ke lift.

"Pria ini sangat berat. Huft...mana kamar nya di lantai 10, aku masih harus membopongnya 5 lantai lagi." Keluh Ilena sambil terus berjalan menuju lift.

Ilena menunggu pintu lift terbuka, sedangkan Rey menatap Ilena dengan tatapan yang sayup-sayup bergairah. Sesekali tangan Rey menyentuh wajah Ilena.

"Berhentilah menyentuh wajah ku." Ucap Ilena sambil menepis tangan Rey.

"Kau sudah berjanji akan memuaskan ku malam ini, sayang." Ucap Rey dengan tubuh yang masih sempoyongan.

"Aku Ilena, bukan Aurora." Ucap Ilena, berharap Rey sadar dengan apa yang dia katakan.

"Berani sekali kamu menolak ku." Ucap Rey sambil membekam mulut Ilena.

Setelah pintu lift terbuka Rey mendorong kasar tubuh Ilena masuk ke dalam lift. Saat pintu lift kembali tertutup, Rey mendekatkan wajahnya ke wajah Ilena.

Rey mencium paksa bibir Ilena. Ilena yang merasa dirinya di lecehkan oleh Rey, berusaha melepaskan ciuman Rey di bibirnya sambil berusaha mendorong tubuh Rey.

Setelah berusaha keras Ilena berhasil mendorong tubuh Rey, sehingga bibir Rey tidak lagi menyentuh bibir Ilena.

Merasa tubuh nya di dorong menjauh, Rey semakin geram kepada Ilena. Rey merasa harga dirinya di rendahkan, "Siapa yang berani menolak seorang Rey Edgar? Akan ku beri kau hukuman yang setimpal." Ucap Rey sambil menatap tajam dan penuh ambisi kepada wanita di hadapannya itu.

"Mari kita lihat siapa yang lebih kuat dan lebih mampu." Ucap Rey, lalu tersenyum jahat.

Rey berjalan sempoyongan mendekati Ilena. Ilena yang merasa Rey akan kembali melecehkan nya berusaha menjauh dari Rey, namun tangan Ilena berhasil di tahan oleh Rey.

Rey menarik tubuh Ilena ke dalam pelukkan nya, lalu Rey menyandarkan tubuhnya di sudut lift. Rey menahan erat pinggang Ilena dengan tangan kirinya, lalu tangan kanannya menahan tangan Ilena.

Rey mencium leher Ilena, lalu beralih ke bibir Ilena. Ilena kembali berusaha melepaskan ciuman Rey, Ilena mendorong tangannya di sudut lift. Namun, tidak berhasil karena Rey sudah mengunci Ilena di dalam dekapannya.

Rey terus memaksa bibir nya beradu dengan bibir Ilena, karena Ilena terus berusaha melepaskan bibirnya dari bibir Rey.

Sedetik kemudian Rey mendengar suara leguhan Ilena, membuatnya tersenyum puas. Rey kembali melancarkan aksinya dengan lebih ganas.

Rey meletakkan kedua tangannya di bawah pinggang Ilena, lalu Rey mengangkat tubuh Ilena membuat Kepala Ilena tepat berada sejajar dengan wajah Rey.

Setelah Rey merasa posisinya sudah sangat pas. Rey semakin mantap melumat bibir Ilena. Ilena berusaha melepaskan dirinya, ia mendorong kedua bahu kekar milik Rey dengan kedua tangannya.

Rey merasakan nyeri di bahunya akibat tekanan yang di berikan Ilena. Namun, Rey tidak meindahkan itu, ia terus saja melumat bibir Ilena Karena sensi yang di berikan bibir Ilena jauh lebih nikmat dan tidak sebanding dengan nyeri yang ia rasakan di kedua bahunya.

Satu Malam

Setelah pintu lift terbuka, Rey menggendong Ilena menuju kamarnya. Ilena terus berusaha agar bisa lepas dari Rey.

Ilena melihat sekelilingnya hanya lah lorong kosong dengan sebuah pintu yang sangat besar berada di ujung lorong.

"Sial." Umpat Ilena di dalam hati sambil terus memukul punggung Rey agar ia bisa lepas dari gendongan Rey.

Rey menggendong Ilena seperti seorang kuli pasar membawa sekarung beras. Rey berusaha agar dapat berjalan lurus, penglihatannya yang memburam entah kenapa.

Setelah sampai di depan pintu kamar Rey, ternyata kamar Rey tidak seperti kamar biasanya. Lantai 10 itu khusus ruangan milik Rey, yang bisa terlihat setelah Rey membuka pintu kamarnya menggunakan sidik jari.

Terlihatlah jika kamar itu bukan kamar hotel VVIP, tapi lebih cocok di katakan dengan sebutan Apartemen.

Rey melemparkan tubuh Ilena ke atas kasur miliknya. Rey melepaskan jas yang ia kenakan, lalu melempar jas nya sembarang.

Rey melepaskan sepatu yang ia kenakan menggunakan ujung tumitnya. Rey merangkak di atas tubuh Ilena, Ilene tidak berhenti berusaha melepaskan dirinya.

Rey yang terlalu kuat membuat semua usaha Ilena menjadi sia-sia. Rey menjarah tubuh Ilena dari bagian perut, lalu melewati celah di tengah kedua gunung milik Ilena.

Hidung Rey menjarah hingga ke leher Ilena, lalu bibir Rey kembali melumat bibir milik Ilena. Setelah beberapa saat melumat bibir Ilena, Rey kembali mendengar leguhan Ilena yang membuat Rey semakin berhasrat.

Rey melepas pakaian Ilene dengan kasar, lalu melepas baju yang ia kenakan, membuat dada bidangnya nampak sangat sempurna di mata Ilena.

Namun, hal itu tidak membuat Ilena goyah, ia terus berusaha melepaskan diri dari jeratan Rey. Setelah mendorong tubuh Rey yang hendak kembali mencium bibirnya. Ilena berhasil melarikan diri.

Namun, sangat di sayangkan. Rey kembali melempar tubuh Ilena ke atas kasurnya. Kali ini Rey tidak memberikan Ilena kesempatan untuk menghindarinya.

Rey bahkan tidak memberikan sedikitpun celah agar Ilena bisa kabur lagi. Merasa milik Rey sudah masuk sempurna, Ilena hanya bisa memasrahkan dirinya di tangan Rey.

Jangankan untuk kabur, kini Ilena sudah tidak memiliki kesempatan untuk menghindar. Rey tidak melepaskan Ilena sedetik pun, setelah merasa pasukannya terlepas, Rey kembali bermain bibir dengan Ilena.

Ilena hanya bisa menangisi takdir yang menggulungnya dalam kemalangan. Air matanya tak berhenti mengalir membasahi tempat tidur milik Rey.

Begitu pula dengan Rey yang tidak berhenti menikmati tubuh indah milik Ilena. Api hasrat yang membara itu membuat Rey menikmati Ilena hingga menjelang pagi.

Aksi Rey berhasil membuat Ilena kelelahan dan akhirnya tertidur tepat di samping Rey yang juga sudah tertidur pulas.

Rey tidur dengan perasaan yang senang dan puas. Yang Ilena berikan padanya adalah kenikmatan yang sebelumnya belum pernah ia rasakan.

Baik Ilena maupun Rey, malam ini adalah malam pertama dan pertama kalinya mereka melakukan ritual suami istri dalam ikatan gelap.

......................

Ilena yang terbangun dari tidurnya, bergegas mengambil pakaiannya. Bagian bawah milik Ilena terasa sangat perih dan sakit.

Ilena berusaha berjalan normal sambil menahan sakit yang ia rasakan baik secara fisik maupun batin. Dada Ilena terasa sangat sesak saat mengingat kejadian semalam.

Saat berada di dalam lift Ilena merapikan pakaian dan rambutnya yang terlihat sangat kacau. Ilena melihat siluet dirinya di sudut lift membuatnya menjatuhkan dirinya di lantai lift, lalu menangis sesegukan. Dari dalam lift itulah semua hal naas itu terjadi.

......................

Disisi lain, Rey baru terbangun dari tidurnya. Dilihatnya sekeliling kamarnya sudah tidak ada orang lain. Yang ada hanyalah dirinya sendiri.

Rey mengibas selimut yang menutupi separuh tubuh nya. Rey melihat noda darah di atas kasur miliknya, membuat senyuman terukir indah di wajah Rey.

"Kamu sudah menjadi milikku seutuhnya, Ra." Ucap Rey.

Rey meninggalkan kasur miliknya dan berlalu menuju kamar mandi. Di dalam benaknya, Rey sudah memiliki niatan lain.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!