NovelToon NovelToon

Kisahku Bersamamu (Retaliation From The Heir To The Throne)

Chapter 1

Sebuah mobil Porsche baru saja memasuki pelataran sebuah rumah yang terlihat begitu mewah.

Nampak seorang ajudan segera menghampiri mobil mewah itu,dan segera membuka pintu mobil, yang membuat sang majikan segera keluar menunjukkan dirinya.

Pria berbadan atletis dengan setelan jas merah bata itu, segera keluar.

"Bawa barang-barang nona Suri. dan suruh pelayan mengantarkan ia ke kamarnya.", ucap Vincent, yang segera mendapat anggukan dari ajudannya sebagai jawaban.

" Jangan lupa, perintah kan pada mereka untuk merapikan barang-barang nya dan memenuhi semua keperluan nya.", sambungnya, sebelum ia berlalu pergi meninggalkan Suri, yang masih ada di dalam mobil dan melangkah memasuki rumahnya.

Seorang ajudan membukakan pintu dan mempersilahkan Suri keluar.

"Selamat datang di " taman istana", nona. semoga anda senang dan nyaman tinggal disini.", ucapnya sopan.

Suri keluar dari mobil sembari tersenyum dan mengangguk, sebagai salam perkenalan dan sapa pada ajudan yang membuka pintu mobil untuk nya.

Inilah tempat nya bernaung kini. demi kedua orang tua dan adik laki-laki nya, ia rela menjadi jaminan dari semua hutang perusahaan sang ayah.

Ia lakukan, semata-mata hanya untuk keselamatan dan kesejahteraan keluarga nya. ia tidak ingin melihat ayahnya pontang-panting bekerja terlalu keras, yang mana akan membuat sang ayah sakit.

Jika sang ayah sakit, bagaimana dengan ibu dan adiknya?. jadi,ia pun menyetujui permintaan Vincent untuk menjadi jaminan.

"Nona, ini kamar anda. bila ada yang anda butuh kan. anda bisa panggil Myun atau saya.", ucap ajudan itu, seraya memperkenalkan Myun pada Suri.

Suri mengangguk paham. ia lantas tersenyum manis pada Myun, seorang gadis belia yang menjadi kepala asisten rumah tangga disini.

Sekedar info, Myun dan sang ajudan yang bernama Jun adalah orang kepercayaan Vincent. mereka sudah sedari kecil ikut keluarga Vincent.

Keluarga nya memutuskan mengambil Myun dan Jun sebagai teman untuk Vincent, setelah adik perempuan nya meninggal karena sakit leukimia.

"Baiklah. nona, saya permisi.", ucap Jun, sebelum pergi keluar kamar, yang segera di jawab anggukan oleh Suri.

Suri segera berjalan meraih kopernya begitu Jun keluar. ia hendak membereskan baju-bajunya untuk di masukkan dalam lemari.

" Biar saya saja, nona.", ucap Myun, ramah. ia segera mengambil alih koper itu dari tangan Suri.

"Aku bisa sendiri.", ucap Suri. ia masih berusaha membantu Myun membereskan baju-bajunya.

" Tidak, nona. ini tanggung jawab saya.", jawabnya dengan ramah.

"Terimakasih", ucap Suri, sejenak setelah ia tersenyum dengan pelayanan Myun.

" Kamu, terlihat masih sangat belia.",ucap Suri. ia berusaha dekat dengan Myun. bagaimanapun, dirumah sebesar ini, ia ingin memiliki teman.

Myun tersenyum mendengarnya. ia paham apa mau gadis yang tengah duduk di depannya dan membantu nya beberes.

"Saya dan kakak saya, sudah lama ikut tuan.", jawabnya.

"Kami hanyalah yatim-piatu yang hidup di panti saat bertemu dengan tuan.",

" Tuan besar menyukai kami, karena kami bisa dekat dengan tuan muda. itu sebabnya, tuan besar membawa kami kerumah untuk melayani dan menjadi teman bagi tuan muda.", sambungnya. sejenak, cerita itu membuat Suri terdiam.

"Apakah, tuan adalah putra satu-satunya?. ", tanya Suri. yang membuat Myun menggeleng pelan.

" Tuan, memiliki seorang adik perempuan. tapi, sudah meninggal. itu sebabnya, tuan menjadi pendiam. hanya dengan kakakku lah, tuan mau mulai bicara lagi.", Suri menghela nafas dalam mendengar cerita Myun. sungguh kakak yang sangat mencintai adiknya. sama seperti dia, yang begitu mencintai ayah, ibu dan adik laki-laki nya.

"Tok... ",

"Tok... ",

" Tok... ",

Jun membuka pintu kamar Suri, setelah mengetuk nya terlebih dahulu.

"Nona, tuan memanggil anda.", ucapnya. membuat Suri segera beranjak berdiri, mengikuti Jun dan meninggalkan Myun,yang masih berkutat dengan barang-barang miliknya.

Suri mengikuti Jun, menyusuri koridor sebelum akhirnya berhenti di depan sebuah pintu besar. ya, itu adalah ruangan utama. tempat pribadi Vincent, kamar sekaligus ruang kerjanya saat tidak ke kantor.

Seperti sebelumnya, Jun mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum membukanya dan masuk. Suri segera beranjak berdiri, mengikuti Jun dan meninggalkan Myun,yang masih berkutat dengan barang-barang miliknya.

" Tuan, nona sudah disini.", ucapnya, saat sudah masuk dan berdiri di depan meja kerja sang majikan.

Vincent yang mendengar itu segera keluar dari ruang istirahat seraya membenarkan kancing baju. ia nampak menutup pintu kamar, sebelum akhirnya menghampiri Jun serta Suri,dan segera duduk di kursi kerjanya.

Ia memberi isyarat pada Jun, yang segera di mengerti dan mengeluarkan beberapa berkas serta meletakkan di meja sang tuan.

"Baca itu dengan teliti. setelah nya, baru tanda tangan jika kamu setuju.", ucap Vincent, dengan gaya santai di tempat duduk kerjanya. Suri mengangguk, dan segera mengambil lembaran kertas dalam map itu.

Ia mulai membaca, semua urutan perjanjian yang tertulis di kertas itu.

Mulai dari bab ketentuan, peraturan, pengaturan dan apa saja yang harus ia lakukan, termasuk melayani sang tuan.

"Tuan.", panggilnya. ia sedikit ragu dengan apa yang hendak ia ucapkan. tapi, ada satu ketentuan yang membuat nya bertanya-tanya.

Vincent hanya merespons nya dengan lirikan dari sudut matanya. menunggu ucapan Suri berikut nya.

" Apakah maksud dari ketentuan yang terakhir ini?. ", tanya Suri. wajahnya yang polos terlihat begitu khawatir.

Membuat Vincent menarik nafas dan memberi isyarat pada Jun yang hendak menjawab pertanyaan suri untuk diam dengan telapak tangan nya.

Jun yang faham pun mengangguk dan membungkukkan badannya. lantas ia pun pergi mengundurkan diri, keluar dari ruang kerja sang majikan.

Terdengar helaan dan dengusan nafas dari Vincent. membuat gadis berusia 18 tahun yang sedang berdiri di depannya, merasakan aura dingin dari pria yang berusia tujuh tahun lebih tua darinya.

"Maksud dari ketentuan yang terakhir adalah, semua kebutuhanku kamu yang penuhi.",

" Mulai dari bangun tidur, sampai tidur lagi tanpa terkecuali.", sambung nya.

"Maksudnya, kebutuhan...?!.", ucapan Suri menggantung. ia ingin memperjelas maksudnya, tapi ragu dan tidak berani mengatakan apapun.

" Ya kebutuhan!.", ucap Vincent tegas.

"Menyiapkan air mandi, pakaian,sarapan, dan semua yang menjadi kebutuhan ku adalah tanggungjawab mu.", sambung nya, membuat Suri sedikit lega dengan jawaban Vincent. setidaknya, apa yg ia pikirkan tidak di sebutkan, oleh pria yang di kenal menguasai pasar saham di Asia, ini.

" Iya, tuan. saya mengerti.", ucapnya lembut. ia kemudian maju mendekat pada meja kerja Vincent. meletakkan kertas berisi perjanjian itu di meja dan segera meraih pena untuk menanda tanganinya.

Setelah nya, giliran Vincent meraih kertas itu dan menandatangani nya.

"Kau, bisa keluar.", ucap Vincent.

" Terima kasih, tuan.", sahut Suri. ia membungkukkan badannya, memberi hormat pada majikan nya sebelum berlalu keluar dari tempat kerja Vincent.

Untuk hari-hari berikutnya, di rumah inilah tempatnya bernaung kini. bukan hanya untuk dirinya, dia berada disini tapi untuk kejayaan perusahaan ayahnya, serta kebahagiaan keluarganya.

TBC

Chapter 2

Suri kembali ke kamarnya, dimana ia masih menjumpai Myun yang hampir selesai merapikan barang-barangnya.

"Anda sudah kembali, nona?!.", sapanya ramah, begitu ia menyimpan koper suri di walk in closet, yang menjadi penanda bahwa, tugas Myun sudah selesai.

" Iya.", jawab Suri, di sertai senyuman, yang di balas oleh Myun.

"Terimakasih.", ucapnya, sesaat kemudian yang membuat Myun, mengerutkan keningnya.

" Untuk apa, nona?.", tanya Myun, tidak mengerti.

"Untuk bantuanmu hari ini. Untuk sambutan mu yang hangat kepada ku, dan untuk awal persahabatan kita.", jawab Suri.

" Apakah aku, tidak bisa menjadi sahabat mu?.", tanya Suri, yang tidak melihat ekspresi apapun dari gadis yang berdiri di depannya.

"Apakah saya, pantas?.", tanya Myun. membuat Suri memperlihatkan reaksi wajah aneh.

"Nona, adalah wanitanya tuan. sedang saya, hanya seorang pembantu. jelas, kita berbeda.", Myun mencoba menjelaskan dari pertanyaan nya yang sebelumnya.

"Tidak. kita sama, aku disini juga menjadi pelayan tuan. tapi bedanya, aku menjadi pelayan karena, bersedia menjadi jaminan.",

" Itulah, Satu-satunya perbedaan kita.", sambung Suri. membuat Myun tersenyum.

"Jadi, mulai hari ini. kita berteman, ya?!.", Suri mengulurkan tangannya. berharap Myun meraih untuk menyetujui ajakannya.

Bagaimana pun, tinggal sendiri di rumah sebesar ini tanpa teman, ia akan merasa kesepian.

" Senang berteman dengan anda, nona.", ucap Myun, sembari meraih tangan Suri. mereka saling melempar senyum penuh arti.

"Oh ya. Jun, bilang. aku, bisa bertanya semua kepadamu.",

" Bisakah, kamu memberi tahu ku tentang semua kebiasaan tuan, sehari-hari?.",

"Mulai dari aktivitas pagi hingga malam hari?!. aku, harus memulai pekerjaanku, besok.", tanya Suri, setelah Myun setuju menjadi temannya.

" Kakak, bilang. anda hanya perlu memperhatikan keperluan dan menyiapkan kebutuhan, tuan.",

"Jadi, anda harus mulai menyiapkan air mandi, baju ganti, sarapan dan keperluan tuan untuk bekerja di kantor saat pagi hari.",

" Untuk siang hari, biasanya tuan tidak pulang.",

"Tapi sore hari, tuan pulang pukul empat sore.",

" Yang harus anda siapkan hanya, air mandi, pakaian ganti dan makan malam.", ucap Myun, mulai menjelaskan tugas Suri, mulai besok.

Ia memberi tahu Suri, apa yang harus di siapkan?!, sesuai kebutuhan dan kebiasaan sang majikan.

"Tuan, suka kebersihan dan kerapian. jadi, pastikan untuk selalu membersihkan dan merapikan kamar tuan setelah bangun tidur.",

" Tuan juga alergi pada beberapa olahan seafood. seperti udang dan lobster. jadi, jangan pernah mencampur dua jenis seafood ini, pada makanan tuan. sekalipun, itu hanya kaldunya. akibat nya fatal.",

Myun terus memberi tahu Suri apa-apa yang harus dilakukan untuk melayani tuannya. dan apa-apa yang di sukai serta apa pantangan tuannya.

Ia nampak mengangguk-anggukkan kepala, faham. memasukkan dan mencatat semua perkataan Myun dalam ingatan dan catatannya, agar tidak ada kesalahan selama ia berada di taman istana ini.

"Terimakasih.", ucapnya, saat Myun selesai memberitahu semua tugasnya.

" Senang bisa membantu Anda, nona.", ucapnya ramah. yang di balas senyum manis dari gadis belia itu.

"Baiklah, nona.",

" Tugas saya, disini sudah selesai. izinkan saya pamit. agar, nona bisa segera beristirahat.", ucap Myun, yang kini sudah bangkit dari duduknya.

"Sekali lagi, terimakasih.", ucap Suri, yang menyusul Myun berdiri.

Ia kemudian menggamit tangan Myun, dan mengantar asisten rumah tangga itu hingga sampai di bibir pintu.

" Selamat malam, nona. selamat beristirahat.", pamit nya pada Suri, seraya membungkukkan badannya, lalu pamit undur diri. Suri pun melakukan hal yang sama, sebelum gadis belia itu pergi dari depan pintu kamar nya.

Pagi hari di taman istana.....

Nampak Suri sudah berkutat dengan tugasnya sebagai pelayan pagi ini.

Ia dengan piawai mengupas dan meracik semua bumbu dan bahan makanan pagi ini.

Untuk sarapan pagi ini, Suri membuat makanan yang tidak berat. ia hanya membuat sandwich dan salad sayur, serta segelas jus untuk sang majikan.

Ia memang terlahir dari keluarga yang kaya, tapi ia dan sang ibu terbiasa melakukan pekerjaan dapur sendiri, tanpa asisten.

Asisten yang bekerja dirumah Suri hanya bertugas untuk merapikan dan membersihkan rumah dan taman. ada juga seorang supir yang bertugas untuk mengantar jemput ia dan ibunya, serta merawat mobil mereka.

Begitu semua masakan nya selesai. ia segera menyajikan di meja makan, dan berlari menaiki tangga.

Ia harus segera menyiapkan air mandi untuk Vincent.

"Tok.... ",

"Tok.... ",

"Tok.... ",

Ia mengetuk pintu kamar sang majikan terlebih dahulu, sebelum masuk. setelahnya, baru ia masuk dan bergegas menuju kamar mandi untuk menyiapkan air mandi di bathub.

Ia mulai menyalakan kran, mengalirkan air panas dan air dingin bersamaan. sehingga, memadukan rasa hangat.

Tak lupa, ia juga menambahkan aroma terapi ke dalam air untuk berendam sang tuan.

Setelah semua siap, Suri segera mengetuk pintu kamar pribadi Vincent.

"Tuan, airnya sudah siap.", ucapnya, setelah beberapa kali ketukan. membuat Vincent menyahut hanya dengan deheman.

Tak berapa lama, laki-laki bertubuh atletis itu keluar dengan handuk kimono nya.

Ia berlalu begitu saja, berjalan melewati Suri menuju kamar mandi. Suri pun, mengikuti langkah kaki Vincent.

" Mau apa?. ", tanya Vincent, yang tiba-tiba berhenti di depan pintu kamar mandi. melihat Vincent berhenti dan bertanya tanpa melihat ke arahnya membuat Suri, yang berjalan di belakang Vincent pun juga bingung dengan tingkahnya.

" Mm..., bukankah tuan. menyuruh saya melayani tuan?.", jawabnya ragu.

"Apa aku memintamu, untuk melayani aku mandi?!. ",

" Myun, bilang itu termasuk tugasku.", jawabnya polos. membuat Vincent seketika berbalik menatap nya, keningnya nampak berkerut.

"Baiklah, ayo!.", ucap Vincent, yang tiba-tiba menarik tangan Suri, masuk ke dalam kamar mandi.

"Kalau begitu, harus melayani ku dengan baik. harus menggosok semua bagian tubuhku tanpa ada yang terlewat.", ucapnya, masih terus memaksa menarik Suri ke dalam kamar mandi.

" Tunggu, tuan. maksudnya, bukan seperti itu. aku.... aku.... aaahhh....... ",

" Byuuurrrr......!", pada akhir nya karena tarik ulur antara mereka, di tambah lantai kamar mandi yang sedikit licin. membuat mereka jatuh bersama ke dalam bathub.

Mata Suri membulat untuk sesaat, ketika ia sadar siapa yang berada di bawahnya.

Tubuh kekar dan dada bidang milik sang tuan, terlihat jelas di balik handuk kimono yang tidak lagi tertutup dengan benar.

Buru-buru ia bangun, dan segera keluar dari bathub.

"Maaf, tuan.", ucapnya lembut, saat sudah berdiri di samping bathub. nampak ekspresi wajah kesal terlihat dari raut wajah Vincent.

" Keluar!.", perintah nya, berteriak.

"Lakukan tugasmu yang lain!.", perintah Vincent, yang segera di angguki Suri, sebelum ia bergegas pergi.

Suri nampak mempersiapkan baju ke kantor untuk Vincent. tentunya, setelah ia berganti baju.

Ia yang nampak sibuk memadu padankan setelan jas, celana, baju dan dasi. membuat Suri tidak sadar bahwa, Vincent sudah keluar dari kamar mandi dan sedang memperhatikan nya.

TBC

Chapter 3

"Ahh.... ", spontan Suri menutup wajahnya dengan kedua tangan yang masih sibuk memegang baju Vincent.

Ia terkejut, ketika berbalik mendapati tuannya sedang duduk di pinggiran wastafel dengan hanya memakai boxer saja.

"Kenapa berteriak?.", tanya Vincent dengan raut wajah kesal.

" Itu, tuan. kenapa anda tidak memakai handuk?.", tanyanya polos.

"Handuk sudah basah karena ulahmu. aku, menunggu mu kembali untuk mengantar handuk. tapi, kau malah sibuk disini. coba jelaskan, salah siapa?.",

" Maaf, tuan.", hanya itu yang terucap dari gadis polos yang masih berdiri di tempatnya.

"Masih tidak berikan, aku handuk?!. mau menunggu sampai, aku masuk angin?!.",

" Ahh... tidak, tuan.", jawabnya. ia dengan cepat berlari. mengambil handuk bersih dari walk-in closet. tak berapa lama kemudian, ia kembali dan segera memakai kan handuk kimono itu pada pemiliknya.

Ia juga membantu mengelap tubuh sang tuan, setelah dirasa kering. ia pun membantu Vincent memakai kaos dalam, kemeja, hingga memakaikan dasi.

Terakhir, tidak lupa ia menyisir rambut sang majikan sesuai gaya rambut Vincent sehari-hari, ketika di kantor.

Ia menuruni tangga sambil membawakan tas sang majikan. langkah kakinya ringan, mengikuti Vincent yang berjalan di depannya lebih dulu.

Sesampainya di ruang makan. Suri, segera meletakkan tas kerja Vincent di bangku. ia dengan sigap beralih ke bangku lain dan menariknya, untuk di duduki sang majikan.

Suri segera mengambil piring. tangannya dengan luwes mengambil semua hidangan yang tersaji di meja dan meletakkan nya sedikit-sedikit di piring yang berada di tangannya.

Setelah di rasa cukup, Suri meletakkan piring itu di depan sang majikan.

"Silahkan, tuan.", ucapnya, mempersilahkan Vincent menikmati masakan yang pertama ia buat untuk sarapan pagi ini.

Saat Vincent menikmati sarapannya, Suri segera menuangkan segelas air putih dan segelas jus jeruk untuk sang majikan secara bergantian.

Memasak dan melakukan tugas rumah tangga bukanlah hal baru dan sulit baginya.

Sedari kecil, ibunya sudah mengajari memasak dan merapikan rumah, meski ada asisten rumah tangga. jadi, saat ia harus menjadi koki sekaligus pelayan di rumah sebesar ini, ia pun tidak kaget sama sekali.

"Kenapa jus?.", tanya Vincent yang refleks berhenti makan, ketika melihat Suri menuangkan segelas jus untuk nya.

" Myun, bilang. tuan, terbiasa minum susu di pagi hari.",

"Tapi, tuan. sebenarnya, susu tidak baik di konsumsi di waktu pagi. susu lebih bagus, diminum pada malam hari. jadi, saya mengganti nya dengan jus.",

" Sayur dan buah, sangat bagus di konsumsi pada pagi hari. ia mampu menjadi sumber energi karena mengandung vitamin dan mineral yang sangat baik untuk sel dalam tubuh. sehingga, tubuh menjadi sehat dan bugar.", jawabnya menjelaskan pada Vincent.

Namun, tuannya hanya diam. merasa bersalah telah merubah kebiasaan sang majikan, Suri pun berusaha mencair kan suasana.

"Mm..., jangan terlalu di ambil serius, tuan.",

" Saya, akan segera membuat kan susu hangat untuk anda.", ucapnya.

Ia hendak meraih gelas berisi jus di atas meja itu, namun tangan Vincent, lebih sigap. ia, segera mengambil gelas itu dan mulai meminumnya.

"Tidak usah. aku, minum ini saja.", ucap Vincent, setelah nya. Suri mengangguk, bibirnya tersenyum tipis. ia melangkah mundur, di samping kursi sang majikan. mengamati Vincent, yang sedang menikmati sarapan nya.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

"Diam di rumah, sampai aku pulang!.", begitu pesan Vincent, pada Suri sebelum berlalu masuk ke mobil.

Suri terlihat bingung, ia segera menghampiri mobil Vincent.

" Tuan, saya ada mata kuliah hari ini....

"Kita bicarakan nanti. ", ucap Vincent, menyahut. ia tidak suka ada orang yang membantah perintahnya.

" Tapi, tuan....

Kaca mobil mulai naik ke atas, dan mobil itu mulai melaju perlahan. Suri, mendengus. ia menatap mobil BMW berwarna hitam yang membawa pergi sang majikan.

Sekali lagi, ia nampak mendengus kesal. ia melangkah kan kakinya memasuki kediaman taman istana. berjalan cepat melewati ruang tamu, ruang makan hingga akhir nya, memasuki kamarnya.

Tak lama kemudian, Suri keluar. ia nampak membawa ransel di punggung nya dan beberapa buku di tangannya.

"Nona.", Myun, menyapanya. membuat langkah Suri terhenti. ia tersenyum melihat Myun yang sedang membereskan meja makan.

" Nona, mau kemana?.", tanya gadis kecil itu ketika ia sudah berdiri di depan Suri.

"Aku, ada mata kuliah hari ini. jadi, harus pergi.",

" Tapi tuan, berpesan agar Nona tetap di rumah.",

"Aku hanya, pergi sebentar. begitu pelajaran selesai, aku janji, aku akan segera kembali.",

" Tapi, Nona....

"Aku, mohon!!... Suri memelas, tangannya meraih kedua tangan Myun. ia mendekap tangan itu, merayu dan berharap Myun mengerti status nya sebagai mahasiswi yang harus taat pada peraturan kampus.

Myun menghela nafas dalam. ia bingung, tapi juga merasa kasihan pada Suri.

"Ayolah!!..., rengek Suri, pada Myun.

" Aku, janji. aku, akan pulang sebelum tuan datang.", sambungnya.

"Baiklah.", ucap Myun, yang membuat Suri bersorak kegirangan seketika.

" Aaaa..., terimakasih. kau memang sahabat terbaik.", ucapnya. saking senangnya, Suri sampai memeluk Myun.

"Terima kasih, terimakasih. kau yang terbaik. ", ucapnya lagi.

" Baiklah. aku, berangkat dulu.", ucapnya berpamitan pada Myun. ia lantas berlari kecil penuh kegembiraan keluar dari kediaman taman istana.

"Cepatlah kembali, nona!. ", teriak Myun. yang masih sempat di jawab dengan acungan kedua jempol dan kerlingan mata serta senyum manis oleh Suri.

Ia berlari riang ke arah gerbang, selamat begitu saja karena para penjaga sedang menikmati sarapan pagi di ruang makan khusus para pelayan.

Nampak kaki indahnya berlari menyusuri jalanan sebelum akhirnya, ia bisa menemukan taksi.

"ke universitas, pak.", ucapnya pada sang sopir, setelah duduk di kursi penumpang dan menutup pintu mobil.

" Baik, Nona.", jawab sang supir, yang juga tak kalah bersemangat karena mendapatkan penumpang pertama nya.

Begitu sampai di depan kampus, Suri segera membayar ongkos taksi dan turun. wajahnya terlihat begitu sumringah mengingat, sudah beberapa hari ia tidak masuk kuliah.

Ya, semenjak ia menyetujui syarat dari Vincent. semenjak itu juga, ia selalu di awasi. tidak boleh keluar rumah, sebelum berkas perjanjian jadi dan di tanda tangani.

Mau tidak mau, Suri harus patuh. karena sekarang, satu-satunya yang bisa menyelamatkan perusahaan kecil sang Ayah hanyalah pinjaman dari Vincent.

"Suri!!.", seru seorang gadis yang sudah lama menunggu nya di bangku taman kampus. ia nampak girang dan melambaikan tangan yang juga di balas lambaian oleh Suri.

Setengah berlari Suri, menghampiri gadis itu.

" Aku merindukanmu.", ucap Anzel, saat Suri menubruk badan mungilnya.

"Oh.., aku juga.", jawab Suri, sembari melepas pelukan nya.

" Bagaimana?!, apa aku tertinggal banyak mata kuliah Dr.Richard?.", tanya Suri, setelah mereka duduk bersama.

"Bagaimana bisa?!, meskipun tertinggal, kau pasti bisa mengejar nya. bagaimanapun, kau adalah yang terbaik.", jawab Anzel, yang membuat mereka tersenyum lebar.

#TBC

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!