Cerita ini ini diawali pada tahun 2019.
Terlihat seorang pemuda turun dari bus, kemudian pria berusia 24 itu segera berlari menuju perusahaan tempat dia bekerja. Padahal dia memiliki seorang istri kaya raya, bahkan dia bekerja sebagai OB di perusahaan keluarga istrinya. Tapi dia tidak sedekat itu dengan istrinya.
Walaupun Jonathan dan Luna tinggal satu rumah, tapi mereka tidak pernah tidur satu kamar, bahkan mereka tidak pernah berhubungan badan.
Selama satu tahun menjadi suami rahasia Luna, Jonathan selalu dipandang rendah oleh keluarga istrinya, dia selalu dihina oleh mereka. Walaupun Luna sendiri tidak pernah menghinanya, hanya saja wanita itu selalu bersikap dingin padanya.
Siapa yang mau menikah dengan pria jelek, gendut, dan miskin seperti Jonathan? Walaupun dulu pria itu sempat kuliah, tapi dia terpaksa berhenti kuliah karena dia harus membiayai sekolah sang adik.
Jonathan sedari kecil tak pernah tahu wajah ayahnya. Setiap kali dia menanyakan siapa ayah kandungnya kepada sang ibu. Ibu memilih untuk bungkam, sang ibu telah menjaga rahasia tentang ayahnya sampai menghembuskan nafas terakhirnya, disaat Jonathan berusia 19 tahun. Sehingga dia yang harus menjadi tulang punggung keluarga, untuk membiayai sekolah sang adik dan juga kebutuhan sehari-hari mereka.
Jonathan sadar betul Luna meminta menikah dengannya karena untuk menghindari perjodohan dengan Arga, dan agar Luna bisa menjadi CEO di YBS, perusahaan milik keluarganya.
Luna memilih Jonathan menjadi suaminya karena dia memang sebenarnya tidak memiliki keinginan untuk menikah, dan tidak ingin jatuh cinta kepada siapapun. Dia yakin tidak akan tertarik pada Jonathan, karena Jonathan adalah seorang pria buruk rupa.
Jonathan telah sampai di kantor YBS, dia terengah-engah karena kelelahan, sampai keringat bercucuran membahasi dahinya.
"Hei gendut, kenapa datang terlambat?" bentak seorang leader OB kepada Jonathan. "Lain kali harus datang tepat waktu, niat kerja gak sih?"
Jonathan hidupnya memang selalu mendapatkan hinaan. Dia hanya bisa meminta maaf, "Maaf Pak, lain kali aku tidak akan datang terlambat lagi."
"Maaf maaf mulu dari kemarin. Kalau tidak niat kerja lebih baik kamu..." Leader OB tersebut tidak meneruskan perkataannya, begitu melihat ada sebuah mobil mewah berhenti di depan kantor.
Rupanya Luna telah sampai ke kantor YBS.
Jonathan terperangah ketika melihat istrinya telah sampai di kantor YBS dengan menggunakan mobil mewahnya, dia memang selalu dibuat terpesona dengan kecantikan sang istri.
Mereka semua yang ada disana segera berjajar dengan rapi, sebagai bentuk hormat kepada sang CEO.
"Wah, Nona Luna cantik sekali!"
"Aku ingin sekali menjadi suaminya."
"Wanita seperti Nona Luna tidak akan sudi menikah dengan karyawan rendahan seperti kita."
Semua karyawan pria yang ada disana memuji kecantikan sang CEO cantik berusia 23 tahun itu, mereka sama sekali tidak tahu bahwa seorang OB jelek dan gendut adalah suami dari wanita yang mereka bicarakan itu.
Padahal Luna adalah istrinya, tapi wanita itu seakan jauh dari jangkauan Jonathan.
Jonathan hanya bisa tersenyum memandangi sang istri yang tengah masuk ke dalam lift, dengan diikuti oleh sekretaris pribadinya. Bahkan Luna sama sekali tidak sedikit pun menoleh kepadanya.
"Cepat minggir! Untuk apa kamu melihat putriku seperti itu?"
Perkataan itu membuat Jonathan terkejut, dia baru menyadari bahwa mertuanya sedang berada dibelakangnya. Saat itu Tuan Abian berkata dengan pelan kepada Jonathan, karena takut ketahuan oleh banyak orang.
Tuan Abian sama sekali tidak sudi memiliki menantu seperti Jonathan. Seorang pria buruk rupa, jelek, dan miskin itu.
Kemudian Tuan Abian berkata dengan pelan kembali kepada Jonathan, "Cepat ceraikan putriku, dia akan menikah dengan seorang pria yang lebih segalanya darimu. Kamu dan Luna bagaikan bumi dan langit, Luna tidak pantas memiliki suami jelek dan miskin seperti dirimu."
Jonathan hanya bisa menundukkan kepalanya, dia sadar betul siapa dirinya. Dia memang tidak pantas memiliki seorang istri secantik dan sekaya Luna. Tapi apakah dia salah jika dia mengharapkan cinta dari seorang wanita yang statusnya telah menjadi istrinya itu?
Andai saja mereka semua tahu siapa ayahnya Jonathan, mereka tidak akan mungkin berani menghina Jonathan seperti itu. Mungkin saat ini dia terlihat jelek dan gendut karena tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Sebenarnya dia bisa saja menjadi seorang pria yang sangat tampan jika memiliki banyak uang untuk merawat diri.
Hari ini di YBS kedatangan tamu spesial, tamu spesial tersebut adalah Arga. Seorang pria yang dulu hendak dijodohkan dengan Luna. Tapi Luna malah menolak perjodohan tersebut, dia memilih menikah dengan Jonathan, seorang OB di perusahaannya.
Satu tahun yang lalu Jonathan hampir saja dipecat oleh Luna karena sering masuk terlambat ke kantor. Walaupun sebenarnya saat itu Jonathan harus menjaga adiknya yang sedang dirawat di rumah sakit. Vanya dari kecil telah mengidap penyakit jantung.
Luna pun memberikan kesempatan kepada Jonathan untuk tetap bekerja di perusahaannya, tapi dengan satu syarat, Jonathan harus menikah dengannya. Luna sama sekali tidak mempermasalahkan Jonathan yang memiliki wajah buruk rupa dan hidup miskin itu, yang penting dia bisa menikah demi menghindari perjodohan dengan Arga dan agar bisa secepatnya diangkat menjadi CEO di YBS.
Dari awal Tuan Abian sangat menentang pernikahan Luna dan Jonathan, sehingga meminta mereka untuk merahasiakan pernikahan yang sakral itu.
Pagi ini, Jonathan diminta oleh Tuah Abian untuk membawakan tiga gelas minuman ke ruang meeting. Jonathan tidak mengerti tumben sekali mertuanya menginginkan dia yang membuatkan minuman untuk sang mertua, biasanya dia selalu tidak sudi jika bertemu dengan Jonathan.
"Permisi!" Jonathan masuk ke dalam ruang meeting, sambil membawa tiga gelas minuman di atas nampan.
Jonathan melihat disana ada Luna, Tuan Abian, dan Arga yang sedang membicarakan sebuah bisnis perusahaan.
Jonathan memang tahu Arga pernah dijodohkan dengan Luna. Jadi wajar saja jika dia merasa cemburu setiap kali melihat Luna dekat dengan Arga. Walaupun dia juga mengetahui bahwa Luna tidak mencintai pria itu, wanita cantik itu hanya mencintai dirinya sendiri dan YBS.
Jonathan menyimpan tiga gelas teh manis pesanan Tuan Abian ke atas meja.
Arga menatap Jonathan dengan tatapan penuh kebencian. Dia tak habis pikir, mengapa Luna mau menikah dengan pria jelek, gendut, dan miskin seperti Jonathan. Menolak dijodohkan dengannya, yang sudah jelas dia begitu tampan dan kaya raya.
Namun, Arga tidak akan menyerah, dia pasti akan bisa merebut Luna dari suaminya yang buruk rupa itu.
Tuan Abian segera mencoba sedikit tes manis buatan Jonathan, kemudian dia meludah. "Cuihh... teh manis macam ini?"
Jonathan padahal memasukkan gula dengan takaran yang pas ke dalam gelas, dia sudah biasa membuatkan teh manis untuk para atasan, tapi tidak pernah ada yang komplain dengan teh manis buatannya.
"Apa tehnya kurang manis, Tuan?" tanya Jonathan dengan sopan.
Tuan Abian memang menyuruh Jonathan untuk memanggilnya Tuan, dia tidak sudi memiliki menantu menjijikkan seperti Jonathan.
Arga hanya tersenyum sinis, dia sangat menyukai pemandangan seperti ini.
"Tehnya tidak enak, hanya membuat teh manis saja, kamu tidak becus. Buatkan saya jus jeruk!" Tuan Abian mengatakannya dengan nada membentak.
Jonathan menganggukkan kepala, dia harus bersikap patuh kepada pemilik di perusahaan ini. "Baik, Tuan."
Namun, sepertinya Luna tidak suka melihat ayahnya menghina suaminya di depan matanya. "Gak usah, Jo. Kamu suruh OB lain saja membawakan jus jeruk untuk papa."
Tuan Abian dan Arga menatap Luna dengan tatapan penuh keheranan. Mereka yakin Luna tidak mungkin mencintai suaminya. Namun, mereka tidak mengerti mengapa Luna harus membela suami yang tidak berguna itu.
Jonathan tidak enak hati jika tidak menuruti perintah dari Tuan Abian, "Tapi..."
"Aku bilang suruh OB lain saja untuk membawa jus jeruk kesini!" Luna mengatakannya dengan nada tegas.
Jonathan menganggukkan kepala, "Baik, Nona."
Dan akhirnya jus jeruk pesanan dari Tuan Abian diantarkan oleh OB yang lain, sehingga Tuan Abian tidak memiliki kesempatan lagi untuk merendahkan menantunya hari ini.
Arga nampak tidak suka jika Luna harus membela suaminya itu, "Maaf, Luna. Aku tahu OB itu adalah suami kamu, tapi kenapa kamu mau menikah dengan pria jelek, gendut, dan miskin seperti dia?"
Luna tak langsung menjawab, dia meneguk teh manis buatan suaminya. "Aku rasa aku tidak memiliki kewajiban untuk menjawab pertanyaan dari kamu, itu urusan pribadiku dengan suamiku."
Tuan Abian tidak suka dengan cara Luna menjawab pertanyaan dari Arga. "Luna, bicara yang benar. Arga ini klien kita."
Luna menghela nafas, "Kalau begitu papa juga harus bicara yang benar sama Jonathan, dia adalah suamiku. Jadi tolong jangan bicara yang kasar padanya!"
Luna pun tidak mengerti mengapa dia merasa ikut sakit hati jika ada yang menghina Jonathan, padahal dia sendiri tidak pernah bersikap manis kepada pria itu.
Di rumah, Luna masih memperlakukan Jonathan sebagai OB, dia suka menyuruh Jonathan, bahkan Jonathan yang setiap hari mengerjakan pekerjaan rumah dan memasak untuknya.
Begitulah Jonathan, walaupun fisiknya tidak menarik, tapi dia memiliki hati yang tampan, dia tidak pernah mengeluh, dia selalu ceria, dan selalu dengan senang hati mengerjakan semua yang disuruh oleh Luna.
...****************...
Setelah Luna pergi dari ruang meeting, Tuan Abian dan Arga pun mulai membicarakan rencana jahat untuk memisahkan Luna dan Jonathan. Tuan Abian sudah sangat muak, dia tidak ingin memiliki menantu hina dan menjijikkan seperti Jonathan.
"Apa kamu yakin rencana kita akan berhasil?" tanya Tuan Abian kepada Arga.
"Apa Om sama sekali tidak tahu siapa saya? Saya memiliki anak buah yang cukup banyak untuk melancarkan rencana kita. Pokoknya aku akan memberikan pelajaran kepada pria jelek itu, karena sudah berani merebut Luna dariku. Aku sangat mencintai Luna, Om." Arga menjawab pertanyaan dari Tuan Abian dengan penuh kemantapan hati.
"Luna juga suatu saat nanti akan mencintai kamu, Arga. Oh iya, sekalian juga kamu urus juga adiknya, dia adalah benalu untuk Luna. Enak saja si OB jelek itu membawa adiknya untuk tinggal bersama di rumah putriku." Tuan Abian merasa bahwa Jonathan dan adiknya adalah parasit untuk keluarganya.
Vanya memang tinggal bersama dengan Jonathan dan Luna, tapi Jonathan sama sekali tidak pernah memanfaatkan kekayaan Luna untuk membiayai hidup Vanya. Dia memenuhi segala kebutuhan adiknya murni dari penghasilannya dari gajinya sebagai seorang OB.
"Om tenang saja, aku jamin rencana kita akan berhasil," ucap Arga dengan penuh keyakinan, karena dia sudah merencanakan rencananya dengan sangat matang untuk membuat Jonathan berpisah dengan Luna.
Malam ini secara mendadak Tuan Abian mengundang Jonathan dan Luna untuk makan malam bersama di mansion. Sebenarnya Luna sangat malas menginjakan kakinya ke mansion, setelah ayahnya menikah lagi, sehingga dia memiliki saudara tiri yang selalu iri kepadanya. Tapi terpaksa dia harus datang ke acara tersebut karena ayahnya bilang acara makan malam ini begitu sangat penting.
Selama makan malam Bu Amel sang ibu tiri dan juga Selena sang kakak tiri, mereka tiada henti menghina Jonathan. Bahkan Tuan Abian membiarkan itu semua.
"Kok kamu bisa sih mau menikah dengan pria seperti Jonathan? Kamu gak takut kalau anak kamu nanti mirip ayahnya." ucap Selena kepada Luna, dia memang sering menunjukkan rasa jijiknya kepada Jonathan setiap kali bertemu dengan pria itu, rasanya sangat mual sekali melihat wajah Jonathan.
Bu Amel pun membenarkan perkataan putri kandungnya itu. "Iya, kamu tuh aneh, Luna. Banyak pria yang mau sama kamu, mereka dari perusahaan ternama. Eh kamu malah milih menikah dengan OB. Mending kalau ganteng. Lah ini sudah jelek, dekil, dan miskin lagi."
Jonathan hanya bisa menundukkan kepalanya, dia berusaha untuk terus bersikap sabar atas penghinaan demi penghinaan yang telah dilontarkan oleh keluarga istrinya kepadanya. Dia sama sekali tidak berselera untuk makan.
Luna sangat merasa risih mendengar perkataan kakak tiri dan ibu tirinya itu, seolah-olah sedang memojokkannya karena telah salah memilih mencari seorang suami.
Brakk!
Luna menggebrak meja makan dengan begitu keras, membuat semua orang yang ada di ruang makan tersebut tersentak kaget.
"Jadi acara penting yang dimaksud oleh papa adalah dengan membiarkan kedua nenek lampir itu menghina suamiku?" Luna berkata dengan nada tinggi kepada ayahnya.
Selena sangat marah disebut nenek lampir oleh adik tirinya itu. "Kamu bilang apa? Nenek lampir? Cantik dan jelita begini kamu bilang aku nenek lampir?"
"Memang nyatanya seperti itu kan? Kamu dan mamamu hanya parasit di mansion ini!" Luna berkata dengan begitu emosi.
"Luna, jaga bicaramu!" bentak Tuan Abian kepada putri kandungnya itu. Dia tidak terima jika Luna harus menghina istri dan anak tirinya.
Jonathan hanya bisa mengepalkan tangannya, dia sangat merasa bahwa dirinya begitu lemah dan tak berguna. Sungguh dia sangat membenci dirinya sendiri. Jangankan untuk membela Luna, membela dirinya sendiri pun dia tidak mampu.
Luna bergegas menarik tangan Jonathan, untuk segera pergi dari sana. "Jo, ayo kita pergi."
Jonathan pun mengikuti perintah dari Luna, sampai kapanpun dia memang tidak akan pernah bisa diterima di keluarga sang istri.
...****************...
Jonathan sedikit-sedikit melirik ke arah Luna yang sedang menyetir mobil, karena Jonathan sama sekali tidak bisa menyetir mobil. Dia saat ini tengah duduk di samping Luna.
Hubungan dia sama Luna memang sama sekali tidak ada kemajuan, dia selalu merasa canggung dan sungkan kepada sang istri. Begitupun Luna, dia tak pernah memperlakukan Jonathan sebagai suaminya.
"Emm... Luna, turunkan aku di halte bus! Aku malam ini akan tidur di rumah sakit." pinta Jonathan.
Penyakit jantung Vanya kambuh lagi, sudah satu minggu Vanya di rawat di rumah sakit. Walaupun sekarang kondisinya sudah mulai membaik dan sudah diizinkan untuk pulang dua hari lagi, sehingga Jonathan tadi siang memaksakan diri untuk masuk kerja, karena sudah satu minggu dia cuti dari pekerjaannya untuk menjaga Vanya.
"Kita akan pergi bersama ke rumah sakit." ucap Luna dengan nada ketus.
Jonathan merasa terharu mendengarnya, walaupun Luna selalu bersikap dingin dan selalu berbicara dengan ketus kepadanya, tapi wanita itu selalu bersikap baik kepada adiknya yang berusia 16 tahun itu.
Namun, mereka dikejutkan dengan sebuah mobil yang tiba-tiba saja menghadang mereka dari depan.
Ckiiitt!
Sontak Luna segera menghentikan mobilnya, dia terlihat begitu emosi sekali, segera turun dari mobilnya, menghampiri mobil di depannya itu.
"Kalau mengendarai mobil tuh..." Luna tidak meneruskan perkataannya, dia terkejut begitu melihat ada tiga orang pria berbaju hitam turun dari mobil.
Jonathan walaupun tidak bisa berkelahi, tapi dia tidak akan membiarkan istrinya terluka, sehingga dia pun segera keluar dari mobil untuk menolong Luna.
"Kalian siapa? Jangan macam-macam! Aku akan melaporkan kalian ke polisi." Luna berkata seperti itu sambil merogoh tas kecil yang dia kenakan.
Tapi dengan kasar salah satu preman itu memukul tangan Luna, membuat handphone yang dipegang oleh Luna terjatuh.
"Aahhh!" Luna meringis kesakitan.
Jonathan sangat emosi sekali melihat istrinya disakiti seperti itu, dia membogem wajah pria yang telah berani memukul tangan istrinya.
Bugh!
Sehingga terjadilah perkelahian diantara mereka berempat, satu lawan tiga, tentu saja Jonathan yang sama sekali tidak bisa berkelahi sangat merasa kewalahan.
Luna bergegas mengambil ponselnya yang tergeletak di aspal, dia segera menghubungi polisi.
Tanpa diduga, salah satu preman disana mengeluarkan sebilah belati dari jaketnya, dia ingin menikam perut Jonathan.
"Jo, awas!" teriak Luna. Entah perasaan apa yang dia rasakan terhadap Jonathan, yang pasti dia tidak ingin melihat Jonathan terluka.
Namun...
Jlebb!
Jonathan sangat syok ketika dia menahan belati yang hampir saja ditikamkan ke perutnya, tapi preman tersebut malah seolah-olah membuat seakan-akan bahwa Jonathan lah yang telah menikam perut preman tersebut. Padahal dia telah menikam perutnya sendiri dengan menggunakan tangan Jonathan.
Jonathan sangat terkejut melihat preman dihadapannya itu tumbang, darah pun telah merembes keluar dari perut preman itu. Sementara kedua preman yang lainnya melarikan diri begitu saja.
Jonathan nampak mematung memandangi kedua tangannya yang telah bersimbah darah.
Begitu pun dengan Luna, dia pun sama terkejutnya, sama seperti Jonathan. Walaupun dia tahu kejadian yang sebenarnya.
Wiuww...
Wiuww...
Wiuww...
Terdengar suara sirene mobil polisi yang semakin mendekat. Kedua pasangan suami-istri masih terpaku dengan kejadian yang sama sekali tidak mereka harapkan, bahkan preman tersebut akhirnya telah meninggal dunia.
"Kamu tenang saja, aku pasti akan menjadi saksi kalau kamu tidak membunuh preman itu, dan aku akan mengirim pengacara untuk membantu kamu. Mereka yang menyerang duluan, kamu pasti bisa bebas. Soal adikmu, aku yang akan menjaganya." Luna berkata kepada Jonathan dengan penuh keyakinan.
Namun, bagaimana jika ternyata Luna sama sekali tidak menepati semua janji yang dia ucapkan kepada Jonathan karena sebuah insiden? Membuat Jonathan akan membencinya disepanjang hidupnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!