NovelToon NovelToon

Transmigrasi Azura (Si Gadis Ceroboh )

Transmigrasi

Azura Evalina gadis manis yang terlihat masih betah bergelung dengan selimutnya itu tidak begitu terusik meski waktu sudah menunjukan jam sepuluh pagi , tak ada yang membangunkan gadis itu karena memang dia tinggal seorang diri di sebuah apartemen yang tidak begitu luas tapi nyaman di tempati.

Azura baru saja menyelesaikan kuliahnya sehingga memiliki banyak waktu untuk bermalas malasan , meski banyak dari temannya yang sudah memiliki pekerjaan tapi Azura malah memilih menghabiskan waktunya dengan membaca novel , menonton drakor atau KPOP.

Tak ada yang istimewa dalam hidup Azura , meski dia adalah mahasiswa termuda yang lulus dengan nilai sempurna , tak membuat dia memiliki masa yang membahagiakan.

Azura mengeliat dalam tidurnya lalu membuka matanya dan menyesuaikan sinar matahari yang masuk kekamarnya , dengan malas dia beranjak bangun , menyibak selimutnya dan berdiri berjalan ingin pergi ke kamar mandi , namun baru beberapa langkah dia berjalan dia sudah terjatuh dengan tidak elitnya karena tersandung selimut yang belum dia sibak sepenuhnya.

Gedubrak

Brak

"Au.."ringis Azura saat dia jatuh tertelungkup dan memegang keningnya yang terantuk lantai.

"Kenapa gue selalu ceroboh sih?"ucap Azura sambil beranjak duduk dan membenarkan letak selimut yang melilit kakinya hingga membuat dia tersandung tadi.

Azura mendesah lelah saat kakinya sudah terlepas lilitan selimut tersebut , lalu kemudian dia beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

setelah selesai dengan mandinya , Azura keluar menuju ke dapur melihat jika ada yang bisa di makan atau tidak , setelah melihat kulkas yang kosong membuat dia mendesah lelah.

"Gue lupa belanja lagi , hah...gara gara maraton drakor tadi malam jadi lupa belanja"gerutu Azura.

"Mending minum susu dulu habis itu pergi ke minimarket"ucap Azura bermonolog sendiri.

Azura mengambil gelas lalu mengambil susu bubuk yang selalu dia minum , menaruhnya di gelas bersama air panas agar lebih enak jika akan di minum.

Azura meminum susunya duduk di kursi pantry sambil memakan kukis yang masih tersisa di dalam toples , setelah selesai dengan sarapan yang seadanya Azura memutuskan untuk langsung ke minimarket.

Azura tidak menggunakan kendaraan untuk ke minimarket , dia hanya perlu berjalan kaki karena jarak minimarket dengan Apartemen nya tidaklah terlalu jauh , hanya membutuhkan waktu sepuluh menit untuk sampai ke minimarket tersebut.

Saat tiba di minimarket Azura mulai memilih apa yang akan dia beli dan setelah semua barang yang dia inginkan terbeli Azura kemudian berjalan ke kasir untuk membayar barang barangnya tersebut.

Hingga selesai transaksi Azura memutuskan kembali ke apartemennya , saat berjalan menuju apartemen entah mengapa dia menginginkan ice crim yang tokonya berada di seberang jalan padahal di minimarketpun ada tersedia ice crim tapi entah mengapa Azura menginginkan ice crim yang ada di seberang.

Hingga akhirnya dia memilih untuk menyeberang menuju toko ice crim di sebrang sana tanpa menyadari jika ada sebuah truk melaju dengan kencang karena rem yang blong , Azura tidak menyadarinya karena di sepanjang jalan yang dia lalui saat dia akan menyeberang itu dalam keadaan kosong.

Hingga entah datangnya dari mana truk itu melaju dengan kencang lalu membuat Azura yang sudah di tengah jalan terkejut dan tak bisa lagi untuk menghindar.

Tiiinnnnn.....

Brak..

Tubuh Azura terpental beberapa meter dari sana hingga membuat semua belanjaan yang dia beli tadi berceceran di mana mana , darah mengucur dengan deras dari tubuh Azura , dia merasakan seluruh tubuhnya mati rasa dan matanya seakan terasa berat lalu ditengah kesadaran yang menipis dia sempat bergumam sebelum dia benar benar kehilangan kesadaran nya.

"Apakah gue akan mati setelah ini? padahal gue belum pernah ngerasain punya cowok cakep yang tajir , seandainya gue masih di beri kesempatan gue janji enggak akan ceroboh dan malas lagi , karena kecerobohan gue membuat gue jadi mati di sini"

🌹🌹🌹🌹🌹

Di tempat lain tepatnya di ruang kesehatan GRISHAM HIGH SCHOOL seorang gadis cantik yang terlihat terbaring ditempat tidur terlihat membuka matanya dan mencoba menyesuaikan penglihatan matanya lalu melihat ke sekeliling yang terlihat asing di benaknya.

"Dimana Gue?"

"Bukankah gue tadi kecelakaan,lalu kenapa gue bisa berada di sini bukannya di rumah sakit?"

Monolok Azura sambil berusaha duduk namun rasa pening di kepalanya membuat dia kembali berbaring.

"Syukurlah lo udah bangun Del"sapa seorang gadis yang terlihat asing di mata Azura.

"Lo siapa? dan dimana gue?"bigung Azura yang masih memegangi kepalanya.

"Jangan bercanda Del , ini gue Fely sahabat lo"ucap gadis itu panik sambil mendekati Azura di sisi ranjangnya.

"Del siapa? nama gue Azura"ucap Azura masih menahan sakit di kepalanya.

"Jangan bercanda Del , lo Adelia Embun Chalandra dan gue Fely Alana Meddison sahabat lo"

Deg

Apa yang terjadi jangan jangan gue..?

Menjadi Adelia

Azura masih termenung duduk di ranjang ruang kesehatan GHS , dia sempat terkejut ketika melihat dirinya di kaca yang ada di ruang kesehatan tadi , jadi benar apa yang dia pikirkan tadi jika jiwanya masuk ke tubuh Adelia yang tak tahu di mana sekarang jiwanya berada.

"Gue bener bener bertrasmigrasi ke tubuh ni cewek? terus kemana jiwa ni cewek perginya?apa dia akan kembali atau gue akan tetap di tubuh ini selamanya?" batin Azura.

Dan masih di ketermenunggan Azura pintu ruang kesehatan kembali di buka , kali ini gadis yang bernama Fely tadi tiba dengan tiga orang anak cowok yang mengikutinya.

"Wow...siapa mereka kenapa ganteng banget , sepertinya hidup Adelia begitu sempurna , secara dia juga cantik sih.."monolog Azura di dalam hati.

"Dek...Fely bilang kamu enggak kenal siapa dia?lalu kamu inget kakak enggak?"ucap seorang pemuda tampan , hidung mancung dan bibir tipis yang melihat ke arah Azura khawatir.

"Lo siapa?"

Meraka saling memandang saat Azura mengatakan hal itu dan sepertinya apa yang di katakan Fely ke pada mereka itu terbukti benar.

"Kamu benar benar tidak ingat"

"Iya juga ya...biasanya di novel transmigrasi yang gue baca kan gue seharusnya dapat ingatan dari si pemilik tubuh , kalau kayak gini kan gue juga bingung mau ngomong apa?"batin Azura.

"Sebenarnya apa yang terjadi dengan gue?"ucap Azura mencari tahu mengenai situasi yang dia alami sekarang.

"Lo pingsan saat upacara tadi , tapi kayaknya lo enggak terbentur deh.. , soalnya kan gue yang di sebelah lo"jelas Fely.

"Aaaa....gue bener bener enggak tahu harus ngapain , kasih gue sedikit ingatan lo Del plis..."frustrasi Azura karena tak tahu harus apa hingga tak lama terdengar ringisan dari Azura.

"Akhs..."ringis Azura sambil memegangi kepalanya.

"Del lo kenapa?"

"ADELIA"

.............

Mension keluarga Chalandra.

Disebuah kamar di mension tersebut terlihat seorang gadis cantik tengah tertidur di kasur king size nya , mata cantik berwarna amber itu perlahan lahan terbuka , sang pemilik mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya

Gadis itu terbangun lalu kemudian terduduk dengan air mata yang tiba tiba menetes , dia tidak menyangka jika kehidupan Adelia penuh dengan kejutan.

Dia..Azura , menangis saat Adelian memperlihatkan ingatannya , teryata hidup Adelia tidak sesederhana yang Azura pikirkan , sepertinya mulai sekarang dia harus mencoba untuk tidak ceroboh dalam bertindak , karena tidak ada satupun orang yang dia percaya di tempat yang di katakan rumah ini.

Tok

Tok

Tok

Terdengar suara ketukan di pintu kamar Adelia , Azura menoleh ke arah pintu yang teryata sudah di buka tanpa persetujua si pemilik kamar.

( biar enggak bigung mulai sini Azura di panggil Adelia ya..)

"Kamu sudah bangun"ucap laki laki yang tadi ada di ruang kesehatan GHS dia adalah Mattew Ardian Chalandra kakak angkat dari Adelia.

Sebenarnya di sini yang anak angkat itu Adelia bukan Mattew , Adelia tahu jika dia hanyalah anak angkat keluarga Chalandra saat ulang tahunya yang ke sebelas tahun.

Dia tidak sengaja mendengar pembicaraan Mommy dan Daddy nya mengenai dia yang akan di kembalikan ke keluarga nya saat usianya genap tujuh belas tahu nanti yang berati delapan bulan dari sekarang.

Adelia tidak ingin hal itu terjadi sekalipun dia hanya anak angkat keluarga ini tapi hidupnya adalah miliknya bukan milik siapapun termasuk keluarga yang sudah meninggalkan nya ataupun yang merawatnya.

"Hm.."ucap singkat Adelia.

"Kepalamu masih sakit?"cemas Mattew mengenai keadaan adiknya.

"Kok tumben jadi perhatian? biasanya juga enggak pernah mau tahu entah itu gue sakit atau enggak"sinis Adelia yang masih duduk di kasurnya sedang Mattew berdiri di sampingnya.

Dia tahu jika jiwa Adelia itu tidak pernah dianggap ada oleh semua penghuni keluarga ini , entah apa alasan jiwa Adelia di perlakukan seperti itu yang jelas jiwa yang sekarang ada di tubuh Adelia adalah jiwa Azura yang tidak akan tinggal diam jika dia diperlakukan dengan semena mena oleh orang lain dan jangan salahkan dia jika dia akan membalas nantinya.

"Kok ngomong gitu sih..apa kamu sudah ingat?"

"Kayaknya gue bakalan lupain ingatan itu untuk selamanya , lagian semua ingatan itu tidak ada yang menyenangkan"

"Sebenci itukah?"ucap Mattew dengan raut sendunya , entah mengapa dia jadi tidak suka jika sang adik membencinya meskipun dia akui dia juga salah karena selalu mengabaikan Adelia.

"Ya...gue benci kalian semua"ucap Adelia dingin dengan tatapan menusuk membuat Mattew terpaku di tempatnya.

Adelia menyibak selimutnya memastikan jika selimutnya tidak akan membuatnya jatuh karena dia yang ceroboh , lalu beranjak pergi ke kamar mandi yang sudah tahu letaknya di mana dari ingatan sang pemilik tubuh.

Brak

Suara pintu kamar mandi yang di tutup dengan kencang oleh Adelia yang tidak perduli jika pintu tersebut akan rusak nantinya.

Mattew yang ada di sana terlonjak kaget saat mendapati adiknya membanting pintu , dia tidak tahu jika rasa sakit yang di miliki sang adik akan separah ini dan jika sudah seperti ini maka sudah terlambat untuk menyesal nantinya.

Di kamar mandi Adelia membasuh wajahnya dan melihat ke cermin yang memastikan wajah Adelia yang cantik dengan bibir tipis berwarna pink , kulit putih , rambut panjang lurus , wajah oval dengan manik mata berwarna amber dan jangan lupa pipi chuby yang membuat Adelia terlihat mengemaskan.

"Lo tenang aja , gue akan buat orang yang udah nyakitin hati lo merasakan rasa sakit yang sama bahkan mungkin lebih , selagi gue yang ada di tubuh lo , gue enggak akan biarin mereka nyakitin hati lo lagi"monolog Adelia sambil menyeringai ke arah cermin berharap jiwa Adelia bisa melihatnya.

Sekolah lagi.

Pagi yang cerah tapi tidak secerah suasana hati Adelia pagi ini , dia Kesal karena pagi pagi Mattew sudah menggedor gedor pintu kamarnya agar dia cepat bangun untuk sekolah , Adelia yang hidup sebagai Azura dulu sangat sulit jika harus bangun pagi , tetapi sekarang dia di tuntut untuk bangun pagi setiap hari.

Mau tidak mau Adelia harus kembali lagi ke masa sekolah karena dirinya yang sekarang adalah Adelia bukan Azura dan lagi dia ingin melakukan hal yang tak pernah dia lakukan dulu sewaktu menjadi Azura.

Adelia mulai menuju kamar mandi untuk membersihkan diri setelah selesai dengan urusan mandinya Adelia mencari seragamnya di lemari pakaian dan sempat membuat binggung jika seragam yang di miliki oleh jiwa Adelia dulu terlihat sexi di mata Azura.

Setelah beberapa menit mencari akhirnya ada satu seragam yang terlihat masih baru lalu dengan cepat Adelia memakainya dan setelahnya memakai riasan tipis lalu mengambil ransel dan ponsel dan kemudian turun ke bawah menuju meja makan.

"Pagi.."ucap Adelia singkat sambil duduk di kursi dekat Mattew dan mengambil satu potong roti lalu mengoleskan selai di atasnya.

"Kamu baik nak? kakakmu bilang kemarin kamu sakit?"ucap Arya Satya Chalandra , si kepala rumah tangga.

"Memang benar kamu sakit nak?"lanjut Helena Octans Chalandra sang nyonya rumah.

"Hm..."

"Kok jawabnya gitu?"

"Anda mau saya bicara seperti apa?"ucap Adelia menatap datar pada Helena yang terlihat bingung dengan sikap putrinya.

"Ada apa denganmu nak? kenapa cara bicaramu jadi berbeda?"ucap Arya yang juga penasaran dengan sikap putrinya yang biasanya selalu manja dan mencari perhatian mereka sekarang menjadi bersikap dingin pada mereka.

"Saya hanya melakukan apa yang anda inginkan"ucap santai Adelia tanpa melihat ke arah mereka yang menatap sendu dirinya.

"Aku berangkat"lanjut Adelia setelah selesai dengan sarapannya.

"Ayo berangkat bersama kakak dek"ucap Mattew yang juga beranjak dari duduknya.

"Gue berangkat sendiri aja"sambil berjalan keluar mension meninggalkan Mattew yang masih terpaku di tempatnya.

...............

GRISHAM HIGH SCHOOL (GHS) adalah sekolah terbaik dan juga sekolah elit yang ada di kota tersebut , di parkiran GHS terlihat seorang gadis cantik turun dari mobil yang dia kendarai tadi.

Dia , Adelia membuang nafas lelah saat keluar dari mobil yang biasa di pakai Adelia , dia masih berdiam diri sambil bersandar di samping mobilnya.

Adelia masih ingin menyendiri sebelum beranjak ke kelasnya , banyak yang dia pikirkan hingga tanpa sadar dia menarik perhatian seorang pemuda yang masih duduk di atas motornya tak jauh dari Adelia memarkirkan mobilnya.

"Bukankah itu Adelia ?"ucap salah satu dari tiga pemuda yang ada di sana.

"Iya juga...kok tumben dia sendirian kemana gebetan lo itu , biasanya dia selalu nempel sama Adelia"

"Ck...enggak usah di perjelas juga Ravindra Alardo Pratama"kesal pemuda itu atau Vano Aggara.

"Yaelah Van..sensi amat , emang bener begitu kan ?"

"Tau ah...males gue bahasnya"ucap Vano yang tidak nyaman jika harus membahas percintaan nya dengan Fely sahabat Adelia yang bertepuk sebelah tangan.

Ravindra yang tahu jika sahabatnya sedang kesal pun sekarang memilih diam dan melihat ke arah Eldrik Emilio Grisham yang sejak tadi terdiam memperhatikan Adelia yang masih betah bersandar di sisi mobilnya sambil menyilangkan tangannya di dada.

"lo kenapa Drik?"ucap Ravindra melihat ke arah Eldrik yang sudah turun dari motor sport nya.

Tak ada jawaban karena memang Eldrik itu orang yang sulit untuk bicara jika hal itu tidak penting maka dia hanya akan menyimak dan menanggapi jika ada hak penting yang bisa di tanggapi.

"Kelas.."ucap singkat Eldrik sambil berjalan meninggalkan parkiran yang teryata Adelia juga sedang berjalan meninggalkan parkiran tersebut.

"Untung sahabat , kalau enggak..."

"Kalo enggak apa? emang lo berani sama Eldrik?"ucap Varo memotong perkataan Ravindra.

"He.. he..he..kagak , masih sayang nyawa gue"jawab Ravindra cengegesan.

"Makanya jangan sok berani lo!"cibir Varo yang kemudian berjalan menyusul Eldrik yang sudah cukup jauh di depan mereka.

Adelia yang berjalan di depan Eldrik mencoba berjalan dengan tenang tanpa memperdulikan para siswa dan siswi yang berpapasan dengannya hal itu karena dia tidak ingin bertindak ceroboh hingga dia ikut terlibat dengan masalah yang lebih rumit.

Dan baru saja dia berharap tidak terlibat masalah tapi sekarang masalah itu yang datang ke padanya?

"Eh...Adelia yang cantik udah datang"ucap gadis yang berdandan menor dengan seragam yang sempit hingga lekuk tubuhnya terlihat.

Adelia tahu siapa gadis di hadapannya ini , dia adalah Chelsea Emilia seorang parasit yang berkedok sahabat.

"Mau apa lo?"ucap dingin Adelia menatap datar Chelsea.

"Kok gitu sih Del..gue kan pengen tanya keadaan lo yang kemarin tiba tiba pingsan di lapangan"sambil memasang wajah sok polosnya.

"Ck...enggak usah cari perhatian , gue tahu lo seneng kan lihat gue pingsan kemarin?"ucap Adelia menyeringai yang membuat Chelsea langsung memasang wajah sedihnya.

"Kok ngomong gitu sih Del , gue kan bener bener khawatir"sambil meneteskan air mata buaya nya yang menarik atensi para siswa lain yang sedang memperhatikan mereka.

Karena Chelsea sebenarnya sengaja menghadang Adelia tepat di koridor yang banyak siswa lain sedang berkumpul , alhasil teryata akhirnya sekarang mereka pusat perhatian siswa GHS , begitu juga dengan Eldrik dan sahabatnya yang berhenti tak jauh dari mereka.

"Ck..ck..ck..ck..mau sampe kapan lo berekting jadi gadis polos kayak gitu Chel , wajah lo enggak sesuai dengan kelakuan lo yang terlihat iuh..."ucap Adelia memasang wajah jijik karena melihat penampilan Chelsea yang layaknya seperti bicth.

Sedangkan Chelsea yang mendengar perkataan Adelia begitu , mengepalkan kedua tangannya menahan kesal karena Adelia sudah mulai berani padanya.

"lo enggak takut jika gue bilang ke mereka mengenai siapa lo sebenernya"ancam Chelsea pada Adelia , tetapi dia mengeryit bingung dia saat Adelia hanya diam dan tidak merasa terintimidasi dengan ancamannya.

"Itu berarti lo juga harus siap jika gue sebarkan video lo yang sedang berpesta dengan banyak cowok"ucap Adelia menyeringai.

Adelia mendekati Chelsea dan bicara di samping telinganya.

"Jika lo macam macam sama gue , maka gue pastikan lo akan hancur tanpa sisa"lalu kemudian menepuk pundak Chelsea sebelum dia berlalu meninggalkan Chelsea yang masih terpaku di tempatnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!