NovelToon NovelToon

THE REVERSES TIME

BAB 1 - Cinta yang di larang

Di sebuah kota metropolitan yang sibuk di tengah gemerlap lampu neon, terdapat sebuah gedung pencakar langit yang sangat megah. Terlihat seorang pria tampan berusia awal 30 tahunan yang bernama leo, sedang duduk di ruang kerjanya yang mewah. Dia tidak sendiri, di sampingnya ada seorang wanita cantik yang menemaninya.

Leo sedang duduk menatap komputernya dengan serius, wanita cantik itu duduk disebelahnya, memberikan dukungan dan semangat. wajah lep terlihat tegang, dan wanita itu mencoba menenangkannya dengan menyentuh tangannya lembut.

"Leo, tidak usah terlalu serius dalam pekerjaanmu, jika kamu lelah istirahatlah. jangan lupakan dirimu sendiri, selain pekerjaan, kesehatanmu jauh lebih penting."

Leo menatap wanita itu dengan penuh cinta dan menggenggam tangannya erat-erat, "terimakasih bella, kamu benar, aku harus menjaga kesehatanku. Aku beruntung punya kekasih perhatian sepertimu."

bella, ya nama wanita itu isabella. dia kekasih leo yang sangat dicintainya. isabella tersenyum lembut, "Sudah sepatutnya aku memberikan perhatian padamu, aku kan kekasihmu." Ucapnya dengan kekehan.

Leo tersenyum mendengarnya, ia beruntung punya kekasih seperti isabella. perhatian yang bella berikan untuknya sungguh memberi kehidupan leo warna yang indah. Mereka saling melengkapi dan saling mendukung dalam segala hal.

Leo mematikan komputernya. ia menoleh lagi menatap isabella, "Jadi, honney, mau kemana kita hari ini?" Tanyanya.

Isabella berpikir sejenak, ia mengetuk-ngetukkan telunjuknya didagunya. "Bagaimana kalau ke perkebunan anggur di pinggir kota?"

"perkebunan anggur?" Leo terkekeh mendengarnya.

"Kenapa? Apa kamu tidak suka?"

"Aku menyukainya. Apapun yang membuatmu senang aku akan menyukainya, bella." Ucap leo berdiri dan mencubit sebelah pipi isabella.

isabella senang mendengarnya, ia berseru dan mengambil tasnya. ia menggamit lengan leo saat mereka keluar ruangan menuju lift.

Akhirnya sore ini Leo dan Isabella pergi ke perkebunan anggur dipinggiran kota, sesuai yang direkomendasikan oleh isabella tadi. Mereka berjalan berdampingan di tengah-tengah perkebunan anggur yang hijau dan indah. Angin sepoi-sepoi menerpa wajah mereka, menciptakan suasana yang nyaman dan romantis. Mereka tersenyum satu sama lain, menikmati kebersamaan mereka di tempat yang tenang ini.

"Apa kau tahu, orang bilang bahwa di sini matahari terbenam begitu indah. itulah mengapa aku ingin kesini tadi, bersamamu." ucap isabella.

"Benarkah? Kalau begitu itu hal yang bagus, Aku ingin melihat keindahan itu. Tapi apa kau sadar bahwa selain matahari terbenam, ada yang lebih indah dari itu?"

Isabella mengernyit, ia berpikir kembali. Namun saat dia ingin membuka suara, leo malah memotongnya.

"Itu kamu, bella. kenapa harus berpikir lagi sih." Jawab leo sendiri.

Isabella terkekeh mendengarnya. Dia senang leo masih sama seperti saat mereka pertama kali menjalin hubungan. Ya, hubungan mereka sudah berjalan ke empat tahun. orang bilang bahwa itu adalah waktu yang membosankan dan cinta lambat laun akan luntur. Namun isabella tidak merasakan hal yang orang bilang itu. Malahan leo tidak pernah berubah sama sekali, dia masih sama romantis saat pertama mereka bertemu.

Isabella tersenyum bahagia, merasa hangat di hati mendengar kata-kata Leo. Mereka berjalan-jalan di antara barisan anggur yang menjulang tinggi, berbagi tawa dan cerita-cerita mereka. Mereka juga mencoba beberapa anggur segar yang dipetik langsung dari pohon.

Setelah berjalan-jalan di kebun anggur, Leo dan Isabella memutuskan untuk duduk di bawah pohon rindang yang memberikan teduhan. Mereka saling berhadapan, matanya terkunci satu sama lain.

Leo mengambil tangan isabella dan berkata, "Bella, aku benar-benar beruntung sudah memilikimu sejauh ini. ku harap kamu tidak pernah bosan dengan kehadiranku, ku harap kamu selalu menemani setiap hari perjalanan hidupku."

Isabella terharu mendengar pengakuan Leo. Dia merasakan getaran kebahagiaan dan cinta yang mendalam di dalam dirinya. Dia membalas dengan tersenyum dan berkata, "Leo, kamu adalah segalanya bagiku. Aku mencintaimu dengan segenap hatiku. Aku juga berharap hal yang sama denganmu. Aku meminta jika nanti aku tidak secantik sekarang, tolong jangan mencari yang lain lagi."

Leo tersenyum, ia menghelus pipi isabella. "Apapun yang terjadi, aku tidak akan mencari wanita lain, isabella."

Leo dan Isabella saling mendekatkan diri dan melanjutkan momen romantis mereka dengan sebuah ciuman yang penuh kasih. Mereka merasakan kekuatan cinta yang mengalir di antarannya, mengikat mereka dalam ikatan yang kuat.

Di bawah langit senja yang indah, Leo dan Isabella menghabiskan waktu bersama dengan penuh cinta dan kebahagiaan. Mereka tahu bahwa perjalanan cinta mereka masih panjang, meski sudah menua pun mereka tetap akan mencintai satu sama lain, itulah harapan mereka saat ini.

Hari sudah mulai sore, matahari terbenam begitu indah di tempat mereka duduk sekarang. isabella benar, leo senang melihatnya. apa lagi saat isabella tersenyum, keindahannya semakin leo rasakan.

Saat hari sudah mulai gelap, mereka pulang. Leo dan Isabella berjalan berdampingan di lorong menuju apartement mereka. Tangan mereka saling terjalin erat. Setelah hari yang indah di perkebunan anggur, mereka merasa bahagia dan penuh cinta saat kembali ke tempat yang mereka sebut rumah.

Ketika pintu apartemen terbuka, mereka disambut oleh suasana yang hangat dan nyaman. Apartemen ini adalah tempat yang mereka bangun bersama, tempat di mana mereka berbagi cinta dan kehidupan sehari-hari.

Mereka melepas sepatu mereka dan berjalan ke ruang tamu yang dihiasi dengan sentuhan pribadi mereka. Isabella duduk di sofa yang nyaman, sedangkan Leo pergi ke dapur menyiapkan minuman hangat untuk mereka berdua.

Saat Leo kembali dengan dua cangkir teh, dia melihat Isabella tersenyum padanya dengan penuh kasih sayang. Mereka duduk berdampingan di sofa, merasakan kenyamanan dan kehangatan yang hadir di antara mereka.

"Terimakasih," Isabella mengambil salah satu cangkir dan segera meminumnya. "Panas.." Lirih isabella diringi tawa dari keduanya.

Kehidupan mereka seperti sepasang suami istri. Meskipun begitu namun ada penghalang besar dari cinta mereka. Ya, restu dari kedua orang tua leo tepatnya. Ibunya leo tidak menyukai isabella dan menentang keras hubungan mereka berdua. Alasannya karena Ayah dari ibunya leo sudah memiliki perjanjian khusus dengan salah satu sahabat baiknya.

Dulu, kakek buyut leo adalah salah seorang petinggi perang. Dia mempunyai banyak teman kolega dalam jabatannya. Namun ada salah satu teman yang sangat berarti bagi kakek buyutnya Leo. Kakek buyut leo bernama wiraatmaja, saat itu wira sedang bertugas dalam peperangan terakhir yang akan memerdekan tanah air mereka. jabatannya yang merupakan petinggi perang membuat dirinya harus berada di barisan paling depan. Sehingga Wira terluka saat itu, wira hampir saja meninggal jika saja teman yang wira maksud tidak membantunya lebih cepat.

Ya, temannya itu bernama Felipe. Meski berdarah campuran, namun felipe ikut dalam kesatuan tentara yang sama dengan wiraatmaja. Felipe yang siap siaga dari awal telah menyelamatkan nyawa wira. dokter bilang bahwa wira sudah tiada saat itu, Namun felipe tidak percaya. dia membawa wira ke rumah sakit yang berbeda dan benar saja, wira masih bisa di selamatkan saat itu.

Karena felipe sudah menyelamatkan nyawanya, wiraatmaja merasa berhutang nyawa dengannya. Hingga saat negara mereka merdeka, wira dan felipe juga memiliki sebuah perjanjian khusus. Yaitu menjodohkan keturunan mereka.

Namun, siapa yang menyangka jika wira dan felipe sama-sama tidak memiliki anak perempuan. Wira punya Dua anak laki-laki, sedangkan felipe mempunyai tiga anak laki-laki. Namun perjanjian tetap lah perjanjian, hingga anak pertama wira mempunyai seorang anak perempuan yaitu ibu Leo. Sedangkan anak pertama felipe mempunyai satu anak laki-laki dan satu anak perempuan. Namun sayang cucu laki-laki felipe mempunyai kelainan, dia menyukai sesama jenis dan pindah ke luar negeri. Hingga perjanjian itu turun ke zaman kelahiran Leo.

Ya, ibu Leo yang bernama saras menjodohkan Leo dengan putri dari cucu felipe. Sekarang gadis yang Saras pilih masih berkuliah di Washington, jadi pertemuannya dengan Leo di undur kembali.

Itulah alasan mengapa saras menentang hubungan Leo dengan isabella. Meski Leo sudah menolak Mentah-mentah perjodohan rumit itu karena selain leo, saras juga mempunyai seorang putra. Leo memaksa ibunya untuk memilih adiknya saja dijodohkan, Namun sialnya dalam perjodohan itu hanya berlaku untuk anak pertama.

Meskipun begitu Leo dan isabella tidak gentar. Mereka dengan terang-terangan mendeklarasikan hubungan mereka di antara kedua pihak keluarga. Ya, dengan reputasi keluarga dan reputasi Leo sendiri, jelas saja keluarga isabella menerima Leo dengan senang hati.

Chapter 2

 Pagi itu seperti biasa Leo sedang sibuk dengan pekerjaannya di ruang kerjanya ketika ponselnya berdering. Dia melihat nama "Ibu" muncul di layar dan mengangkat panggilan tersebut. Suara Saras, ibunya, terdengar di seberang sana.

"Leo, Bagaimana dengan kemeja yang sudah ibu kirimkan kemarin? Apa kau sudah mengeceknya?" Tanya saras dengan nada serius.

Leo mengerutkan dahi tidak mengerti, "Kemaja? Aku tidak menerima pesanan apapun darimu, bu. Untuk apa sebuah kemeja? Di lamariku sangat banyak kemeja, bu."

"Astaga.. Aku sudah menduganya." Terdengar protes dari saras diseberang sana. Sepertinya saras tidak sendiri. "Dia melupakannya fernandez." benar saja, rupanya ayahnya juga disana.

Leo menghela nafas panjang. "Oke, memang ada apa dengan kemeja itu bu?" Tanya leo.

"Leo, biar ibu ingatkan, lusa adalah hari pernikahan dari sepupumu. Hari penting dan kau melupakannya?"

Leo berdecak sekilas, "Ya ampun, maafkan aku bu. Aku tidak berniat untuk melupakannya, pekerjaanku sangat banyak jadi ku harap ibu memakluminya." Jelasnya.

"Ya, ya, ya, baiklah. Tidak masalah. Yang penting kau harus datang lusa, tanpa isabella." Kata saras dengan tegas.

Leo terdiam sejenak, merasa kecewa dan terkejut dengan permintaan tersebut. Dia mencintai Isabella dengan segenap hatinya dan tidak bisa membayangkan pergi ke acara keluarga tanpa kekasihnya.

"Ibu, aku tidak bisa datang tanpa Isabella. Dia adalah bagian penting dalam hidupku dan kami berbagi segalanya bersama-sama," jawab Leo dengan tegas.

Saras terdengar terkejut dan tidak senang dengan jawaban Leo. Dia mencoba mengemukakan alasan mengapa Isabella tidak diinginkan di acara tersebut.

"Leo, ini adalah acara keluarga yang penting. Kehadiran Isabella mungkin akan menimbulkan kontroversi dan mengganggu suasana," ucap Saras dengan nada memohon.

Leo merasa semakin muak dengan sikap ibunya yang membatasi kehidupannya. Dia merasa bahwa saatnya untuk membuat keputusan yang menentukan.

"Ibu, aku mencintai Isabella dan tidak akan pernah mengorbankan hubungan kami karena tekanan sosial atau harapan keluarga. Jika ibu ingin aku hadir di acara pernikahan ini, maka Isabella juga harus diundang. Itu adalah satu-satunya pilihan yang aku miliki," kata Leo dengan tegas.

Saras terdiam sejenak, menyadari bahwa putranya telah membuat keputusan yang tak bisa ditawar.

"Baiklah, baiklah Leo. Jika itu keputusanmu, maka ajaklah Isabella juga. Tetapi, kamu harus memahami bahwa ada anggota keluarga yang mungkin tidak setuju dengan keputusanmu," ucap Saras dengan suara yang sedikit tertekan.

Leo menghela nafas lega. Dia tahu bahwa keputusannya mungkin akan menimbulkan konflik dalam keluarga, tetapi dia tidak akan mengorbankan cintanya untuk memenuhi harapan orang lain.

Setelah saras selesai dengan pembicaraannya, ia memutuskan sambungan itu. Leo meletakkan ponselnya kembali ketas meja. Di sampingnya terdapat foto dirinya bersama isabella, Seketika itu juga Leo tersenyum.

Setelah pekerjaannya selesai, Leo menghubungi isabella yang tengah mengajar panahan di salah satu club panah ternama. Ia berkata pada isabella bahwa sebentar lagi dirinya akan menjemput isabella, mengingat bahwa beberapa menit lagi jam pelajaran isabella selesai.

"Baik, aku akan menunggumu, sayang." Jawab isabella di telepon.

Leo tersenyum mendengarnya. Ia memutuskan sambungan itu dan berjalan menuju mobilnya. Ia bergegas untuk menemui isabella di tempat ia bekerja.

Di jalan Leo melaju dengan cepat, hatinya penuh dengan kegembiraan karena akan menjemput Isabella. Karena kurang konsentrasi tiba-tiba, di tengah perjalanan, Leo secara tidak sengaja menyenggol mobil yang tiba-tiba parkir di depannya. Dia terkejut, tetapi tanpa ragu, Leo terus melaju tanpa menghentikan mobilnya. Ia terlihat tidak peduli dengan insiden tersebut.

Namun, mobil yang tadi ia senggol mulai mengikutinya dari belakang dan menghidupkan klaksonnya dengan keras, meminta Leo untuk berhenti. Leo merasa terganggu dan akhirnya memutuskan untuk menepi di sudut kiri jalan.

Leo turun dari mobilnya dengan perasaan dongkol. Begitu juga dengan pemilik mobil yang ia senggol tadi yang rupanya adalah seorang gadis. Gadis itu terlihat marah, wajahnya memancarkan ketidakpuasan. Dia adalah seorang gadis cantik dengan kulit putih yang mempesona, mirip seperti artis Korea, namun memiliki tubuh yang berisi di bagian dada.

"Gila! Kamu tidak bisa mengendarai dengan baik, ya? Lihat apa yang kamu lakukan pada mobilku!" ucap gadis itu dengan suara yang tinggi, meminta ganti rugi pada Leo.

"Apa maksudmu? Ini bukan salah ku tetapi salahmu yang asal parkir tanpa melihat ke belakang terlebih dulu." Jawab

Leo merasa tidak bersalah sama sekali.

Gadis itu semakin emosi mendengar jawaban Leo. Ia menatap leo tajam dan berkecak pinggang. "Hah, aku tidak menyangka kau akan berkats seperti itu. Pokoknya aku tidak mau tahu, Kau harus mengganti rugi mobilku!" Seru gadis itu tegas.

Leo kesal mendengar gadis itu yang masih menyalahkan dirinya. Padahal tadi jelas terlihat bahwa memang gadis itulah yang salah. Namun leo tidak mau memperpanjang waktu, Dia sedang buru-buru, Isabella pasti sudah menunggunya sekarang.

"Baiklah, baiklah aku akan ganti rugi!" Seru Leo merogoh saku celananya, mengambil dompet dan beberapa uang didalamnya. "Ini, apa masih kurang?"

Gadis itu mengambil uangnya, "Sebentar, aku menghitungnya dulu." Ucapnya. Leo berdecak kesal.

"Baiklah, ini sudah cukup. Yasudah, kembalilah kemobilmu." Ucap gadis itu tanpa kata terimakasih dan membalikkan badan melangkah meninggalkan Leo yang kini semakin dongkol dengannya.

Leo sadar ia sudah membuang waktu dengan melihat kepergian gadis itu. Ia segera masuk kedalam mobilnya lagi dan melaju kembali namun dengan hati-hati karena ia tidak mau kejadian tadi terjadi lagi. Waktunya sudah terbuang beberapa menit.

Sesampainya di tempat mengajar isabella, dugaan leo benar. Kekasihnya sudah menunggu disana duduk sembari memainkan ponsel. Leo tersenyum, ia menghidupkan klakson supaya isabella menyadari kehadirannya.

Isabella menoleh, ia tersenyum dan melangkah menuju mobil Leo. Dia masuk kedalam dan mengecup pipi Leo sekilas. "Tumben lama." Ucapnya.

"Iya. Maaf ya. Soalnya tadi aku tidak sengaja menabrak mobil orang lain."

Isabella terkejut mendengarnya. Ia terlihat panik dan langsung memeriksa tubuh Leo. "Astaga, apa yang terluka? Mengapa bisa seperti itu?"

Leo tersenyum, ia menahan tangan Isabella yang tengah memeriksa tubuhnya. "Tidak ada yang terluka. Hanya tabrakan kecil, bella."

isabella masih terlihat panik. "Apa yang terjadi?"

"Aku hanya sedang senang saja karena akan menjemputmu. Lagi pula itu salah mobil yang tadi, dia tiba-tiba parkir tanpa melihat kebelakang dulu dan tanpa menghidupkan lampu sim." Jelas Leo.

Isabella menghela nafasnya, "Lain kali kau harus fokus, Leo." Ucapnya.

Leo mengangguk. "Kita mampir duku ke toko busana ya.." Ucapnya saat ia sudah melajukan mobilnya.

"Buat apa?"

"Lusa kita akan datang di pernikahan sepupuku. Kau harus tampil cantik, aku akan memesan gaun khusus untukmu."

Isabella terdiam sejenak. Ia menghempaskan punggungnya disandaran jok.

Leo melihatnya, "Ada apa? Apa kau tidak senang?"

"Apa aku akan diterima di pesta itu? Mengingat bahwa tahun lalu ibumu tidak menyukai kehadiranku." Ucap Isabella.

Leo tersenyum, Ia mencubit pipi isabella membuat senyuman disana. "Bella, Kau kekasihku. Kau adalah miliku, tidak ada satupun orang yang bisa menyakitimu, Jika ada maka aku akan menjadi tameng untukmu."

Isabella menatap Leo, "Aku hanya tidak ingin mereka menatapku seperti tamu yang tak diundang, Leo."

Leo menghela nafasnya, "Jadi, Apa kau tidak mau datang?"

Isabella diam.

"Baiklah. Tidak perlu datang. Aku akan membatalkannya." Ucap Leo memasang wajah yang pura-pura tidak senang. Ia melirik isabella sekilas.

Isabella mendengus kesal, "Yasudah, kita datang." Timpalnya pasrah.

Leo tersenyum senang. "Begitu dong. Coba senyum.." pintanya.

Isabella mengukir senyuman terpaksanya yang membuat ia menjadi lucu sendiri sehingga ia tertawa. Leo juga ikut tertawa. Mereka memang pasangan serasi, hampir setiap hari mereka tidak pernah bertengkar.

Leo mengajak isabella ke sebuah toko terkenal di kota mereka. Toko busana ini terkenal dengan koleksi gaun dan jas yang indah dan mewah.

Ketika mereka tiba di toko, mereka langsung disambut oleh seorang penjaga toko yang ramah. Mereka menjelaskan bahwa mereka mencari gaun yang indah untuk Isabella dan jas yang serasi untuk Leo. Penjaga toko dengan senang hati membantu mereka mencari pilihan yang tepat.

Isabella ingin gaun yang indah, mewah, tetapi juga simpel. Penjaga toko mengarahkan mereka ke bagian gaun pesta dengan berbagai pilihan gaun yang memukau. Salah satu gaun yang menarik perhatian Isabella adalah gaun berwarna merah marun dengan potongan yang elegan dan detail renda yang halus. Gaun ini memiliki siluet yang sederhana namun tetap terlihat anggun dan mewah. Isabella langsung jatuh cinta pada gaun tersebut.

Sementara itu, Leo mencari jas yang serasi dengan gaun Isabella. Penjaga toko menunjukkan beberapa pilihan jas yang cocok untuk acara pernikahan. Salah satu jas yang menarik perhatian Leo adalah jas berwarna hitam dengan potongan yang sempurna dan bahan yang berkualitas tinggi. Jas ini memiliki desain yang klasik namun tetap terlihat modern dan elegan. Leo merasa jas tersebut sangat cocok untuk dipadukan dengan gaun Isabella.

Setelah mencoba beberapa pilihan, Isabella dan Leo akhirnya memutuskan untuk membeli gaun merah marun untuk Isabella dan jas hitam untuk Leo. Mereka sangat senang dengan pilihan mereka karena gaun dan jas tersebut sangat cocok.

Setelah ke toko busana, Leo juga mengajak Isabella ke toko perhiasan. Isabella awalnya menolak, karena dirumah sudah banyak perhiasan-perhiasan yang isabella jarang memakainya.

"Tidak ada penolakan, bella. Kau istimewa jadi kau harus memakai sesuatu yang berbeda agar semakin istimewa." Ucap Leo.

Isabella lagi-lagi menurut. Leo terkesan sangat meratukan dirinya, Jujur ia senang di perlakukan seperti itu. Namun Isabella tidak ingin terlalu foya-foya meskipun harta yang dimiliki Leo tidak akan habis tujuh keturunan.

Ketika mereka tiba di toko perhiasan, mereka disambut oleh seorang penjaga toko yang ramah 'Lagi'. Leo menjelaskan bahwa dia ingin mencari perhiasan yang cocok untuk Isabella yang bisa dipadukan dengan gaun merah marun yang baru saja dia beli.

Penjaga toko dengan senang hati menunjukkan beberapa pilihan perhiasan yang cocok untuk Isabella. Salah satu perhiasan yang menarik perhatian mereka adalah kalung berlian dengan desain yang elegan dan mewah. Kalung ini memiliki berlian yang indah dan dipadukan dengan tali emas yang halus.

"Model ini akan sangat serasi dengan gaun merah marun yang tadi tuan perlihatkan pada saya." Ucap karyawan toko itu.

Selain itu, penjaga toko juga menunjukkan sepasang anting-anting berlian yang cocok untuk dipadukan dengan kalung tersebut. Anting-anting ini memiliki desain yang simpel namun tetap terlihat anggun dan mewah. Isabella langsung jatuh cinta pada perhiasan tersebut dan merasa bahwa kalung dan anting-anting tersebut akan melengkapi penampilannya dengan sempurna.

Leo setuju. Akhirnya ia membeli dua perhiasan itu. Leo yakin isabella akan terlihat istimewa saat di acara itu nanti. Sebisa mungkin Leo akan membuktikan pada ibunya bahwa isabella cocok bersanding dengannya.

Chapter 3

Hari acara pernikahan keluarga Leo akhirnya tiba. Leo dan isabella tengah bersiap mengganti pakaian yang kemarin mereka beli. Sambil berganti pakaian, mereka saling membantu dan memberikan saran satu sama lain. Isabella mengenakan gaun merah marun dengan hati-hati, memastikan bahwa gaun tersebut pas dengan sempurna di tubuhnya. Gaun itu terlihat indah dan mewah saat dipadukan dengan perhiasan berlian yang baru saja Leo belikan untuknya.

Sementara itu, Leo mengenakan jas hitam dengan penuh keanggunan. Dia memastikan bahwa jas tersebut terlihat rapi dan sesuai dengan postur tubuhnya. Jas itu benar-benar melengkapi penampilannya dan membuatnya terlihat tampan dan elegan.

"Sudah siapa, princess isabella?" Seru Leo tersenyum menatap isabella yang terlihat sangat cantik didepannya.

Isabella mengangguk. Dengan perasaan yang campur aduk, mereka berjalan bergandengan keluar dari apartement menuju parkiran mobil. Di dalam lift isabella terkesan ketika ia melihat pantulan dirinya di dinding lift.

"Waww, Gaunnya cantik." Pujinya sendiri. Ia tak habis pikir gaun itu terlihat pas dibadannya.

Leo senang mendengarnya, "Kau yang cantik, Gaun itu terlihat cantik karena kau yang memakainya." Timpal Leo membuat isabella tersipu.

Leo dan Isabella tiba di hotel yang menjadi tempat pernikahan yang mewah. Mereka merasa terkesima dengan keindahan hotel tersebut. Di sekitar area penyambutan tamu, terdapat dekorasi yang sangat mewah. Tabir putih yang indah menghiasi sepanjang area pernikahan, menciptakan suasana yang romantis dan elegan. Cahaya lampu yang lembut dan hiasan bunga yang cantik menambah nuansa keanggunan dalam ruangan.

Para petugas yang mengenakan pakaian formal berjas hitam dengan senyum ramah menyambut para tamu saat mereka turun dari mobil. Mereka siap membantu para tamu dengan segala kebutuhan yang mereka miliki.

Ketika Leo dan isabella keluar dari mobil, mereka langsung disambut oleh dua pria berjas hitam yang bertugas sebagai petugas pengantar tamu. Petugas pengantar tamu dengan sopan membuka pintu mobil dan memberikan tangan kepada Leo dan Isabella untuk membantu mereka turun dari mobil.

Saat mereka menginjakkan kaki di atas karpet merah yang terhampar di depan pintu masuk hotel, seketika itu juga mereka menjadi pusat perhatian. Mata-mata para tamu yang hadir terpaku pada mereka, terpesona dengan penampilan mewah dan elegan yang mereka miliki.

Namun, di antara sorotan mata yang memuja, Isabella merasakan pandangan tajam dari Saras, ibu Leo. Saras terlihat tidak senang dengan kehadiran Isabella dan menyunggingkan senyuman mencemooh. Isabella merasa sedikit tidak nyaman, tetapi dia berusaha untuk tidak membiarkan hal itu mengganggunya.

Leo, yang juga menyadari pandangan ibunya, Ia menggenggam erat tangan Isabella sebagai tanda dukungan dan kenyamanan. Dia ingin memastikan bahwa Isabella merasa dihargai dan dicintai di sampingnya.

Mereka berdua melangkah dengan anggun dan percaya diri melewati karpet merah, mengabaikan pandangan negatif dari Saras dan beberapa anggota keluarga lainnya. Mereka tahu bahwa yang terpenting adalah cinta dan dukungan mereka satu sama lain, dan mereka tidak akan membiarkan hal-hal negatif menghancurkan momen bahagia ini.

Saat mereka memasuki ruangan pernikahan yang megah, mereka disambut oleh sorak-sorai dan tepuk tangan hangat dari tamu-tamu yang hadir. Leo dan Isabella merasa diterima dan disambut dengan hangat oleh orang-orang yang benar-benar peduli tentang kebahagiaan mereka.

Leo dan Isabella di tuntun menuju meja untuk mereka. Mereka sudah di pilihkan duduk di meja yang dekat dengan Panggung penyambutan kedua mempelai. Isabella terlihat senang.

Namun, perhatian semua tamu teralihkan ketika seorang gadis cantik memasuki ruangan pernikahan. Elizabeth tiba di acara pernikahan dengan tampilan yang memukau. Rambutnya terurai dengan indah, panjang dan mengalir dengan lembut di sepanjang bahunya. Rambutnya diberikan aksen dengan mahkota berlian yang cantik, menambah kilauan dan keanggunan pada penampilannya.

Gaun yang dipilih oleh Saras, ibu Leo, untuk Elizabeth adalah gaun yang sangat elegan dan mewah. Gaun tersebut terbuat dari kain satin berwarna putih bersih, dengan potongan yang pas di tubuhnya. Gaun ini memiliki detail renda yang halus dan bordir yang indah, memberikan sentuhan romantis dan anggun pada penampilannya.

Elizabeth juga memakai perhiasan yang serasi dengan gaunnya. Dia mengenakan kalung berlian yang anggun di lehernya, yang menyempurnakan penampilan elegannya. Dia juga memakai anting-anting berlian yang cantik, memberikan sentuhan kilauan yang mempesona pada wajahnya.

Saras, ibu Leo, dengan senyuman hangat menyambut kedatangan Elizabeth. Dia merasa senang bisa bertemu dengan calon menantunya yang baru. Saras segera menghampiri Elizabeth dan mengajaknya duduk bersama keluarga inti.

Dengan penuh kehangatan, Saras memperkenalkan Elizabeth kepada semua tamu undangan yang hadir. Dia menjelaskan bahwa Elizabeth adalah gadis yang sudah dipilih oleh keluarga sebagai calon istri Leo. Saras dengan bangga menyebutkan kebaikan dan kualitas yang dimiliki Elizabeth, serta keyakinan bahwa dia akan menjadi pasangan yang baik untuk Leo.

Isabella, yang mendengar pengenalan tersebut, merasa tidak enak hati. Dia merasa sedih dan cemas karena mengetahui perasaan Leo terhadap perjodohan tersebut. Namun, Leo dengan lembut menguatkan Isabella, memberikan dukungan dan meyakinkan bahwa dia tetap setia pada Isabella.

Melihat itu, Leo menarik pinggang isabella. "Isabella, tidak usah didengarkan apa perkataan ibu. Yang memilih pendamping bukan ibu, tapi aku. Aku akan memilihmu apapun yang terjadi, Siapapun wanitanya aku tidak akan memilihnya jika itu bukan dirimu." Bisiknya mencoba menenangkan isabella.

Saat Saras memperkenalkan Elizabeth kepada keluarga inti dan tamu undangan, Elizabeth dengan sikap yang sopan dan ramah menyapa semua orang. Dia mencoba membangun hubungan yang baik dengan keluarga Leo dan tamu undangan, meskipun dia juga merasakan ketegangan yang ada.

"Wahh saras, kamu sangat beruntung punya calon menantu seperti Elizabeth. Kamu pintar sekali dalam memilih menantu." Puji seorang teman saras, ia tak bisa melepaskan pandangan dari Elizabeth.

Elizabeth tersenyum mendengarnya. Ia menundukkan kepala sekilas sebagai rasa hormat atas pujian yang dilontarkan untuknya.

"Tentu saja, jeng. Lizzy, adalah lulusan terbaik dari Universitas Georgetown di Washington." Ucap saras bangga.

Semua teman-teman saras terpukau mendengarnya. "Benarkah itu? Kalau boleh tau kamu mengambil jurusan apa di sana? Sepupu juga kuliah disana." Tanya salah satu teman Saras lagi.

Saya mengambil jurusan Ilmu Politik di Universitas Georgetown. Belajar tentang politik dan hubungan internasional memberikan wawasan yang luas dan memungkinkan saya untuk memahami dinamika dunia dengan lebih baik." Jawab Elizabeth dengan senyumannya.

Lagi-lagi semua teman-teman saras memuji Elizabeth. Mereka jadi mengininkan menantu yang sama dengan Elizabeth. Bahkan ada salah satu teman saras yang menyarankan Elizabeth menjadi menantunya saja karena Leo sudah mempunyai kekasih.

"Saras, berikan saja Elizabeth padaku. Kau lihat sendiri, Putra sulungmu itu masih setia berdampingan dengan gadis itu." Ucapnya.

Saras tertawa mendengarnya. Elizabeth mengernyit, ia mencari sosok Leo yang dijodohkan dengannya. Bagaimana bisa pria itu hadir dengan gadis lain sedangkan dirinya juga datang dalam pesta ini. Namun alangkah terkejutnya Elizabeth saat melihat sosok pria yang kemarin menyenggol mobilnya.

Astaga, itukan pria kemarin yang menyenggol mobilku! Ucapnya membatin.

Namun, perhatian semua orang kembali teralihkan ketika seorang pria tampan datang dengan

Saat acara pernikahan dimulai, lampu sorot yang lembut menerangi panggung, menciptakan suasana yang magis di ruangan pernikahan. Musik merdu mengalun di udara, mengisi ruangan dengan keharmonisan dan kegembiraan.

Para tamu undangan duduk dengan penuh semangat, menantikan kedatangan mempelai wanita dan pria. Mereka terlihat anggun dalam pakaian formal mereka, siap menyambut momen yang bersejarah ini.

Ketika pintu gerbang pernikahan terbuka, mempelai wanita dan pria muncul berjalan bersama. Semua orang bangkit berdiri, dan sorak-sorai kegembiraan memenuhi ruangan. Suasana penuh sukacita dan haru menyambut kedua mempelai.

Mempelai wanita, yang merupakan keponakan Leo, mengenakan gaun pernikahan yang memukau. Gaun tersebut terbuat dari kain satin dengan potongan yang elegan dan mengalir dengan lembut. Gaun ini memiliki detail renda yang indah dan payet yang berkilauan, memberikan sentuhan mewah dan anggun pada penampilannya.

Gaun pernikahan mempelai wanita ini memiliki kerah renda yang halus dan lengan panjang yang memberikan kesan romantis. Gaun tersebut dipadukan dengan veil yang panjang dan dihiasi dengan kristal-kristal yang memancarkan kilauan yang mempesona. Dia memegang buket bunga segar yang indah, melengkapi penampilannya yang memukau.

Sedangkan mempelai pria, mengenakan setelan jas yang elegan dan modern. Jas hitam yang dikenakannya dipadukan dengan dasi yang serasi, menciptakan tampilan yang klasik namun tetap trendi. Setelan jas tersebut memberikan kesan kejantanan dan keanggunan yang sesuai dengan momen pernikahan ini.

Kedua mempelai berjalan bersama dengan langkah yang mantap dan penuh kebahagiaan. Mereka saling memandang dengan penuh cinta dan harapan untuk masa depan yang indah bersama.

Semua tamu ikut terbawa suasana ketika kedua mempelai membawakan sebuah lagu romantis pernikahan. Tak hanya itu, beberapa teman akrab dari kedua mempelai juga ikut andil memberikan pesan untuk kedua mempelai. Acaranya sungguh meriah, bahkan saat acara hikmat akan berganti dengan acara hiburan atau makan-makan, sebuah kue berukuran raksasa di bawa ke tengah-tengah panggung. Semua tamu bertepuk tangan bahagia, mereka menyuruh kedua mempelai untuk segera memotong kuenya. Beberapa petugas acara menyiapkan semua barang yang diperlukan, salah satunya pisau panjang untuk membelah kue raksasa itu.

Saat kuenya terbelah semua orang bersorak sorai kembali. Isabella sungguh senang dengan acara ini, dia bahkan melupakan kejadian saat saras memperkenalkan Elizabeth tadi di awal acara. Kini, dirinya dan Leo hanyut dalam moment hikmat yang membuat mereka membayangkan jika mereka berdiri di atas panggung menjadi sepasang mempelai.

Acara hikmat itu berakhir, Kini saatnya para tamu undangan untuk menikmati makanan yang disediakan dan mendengarkan hiburan, bahkan ada dari beberapa tamu yang bernyanyi di atas panggung.

Acaranya berjalan seperti acara pernikahan mewah biasanya.

Saat acara bebas dimulai, suasana riuh rendah terdengar di sekeliling. Saras, dengan penuh percaya diri, memegang lengan Elizabeth dan mengajaknya mendekati Leo dan Isabella yang sedang berbincang di tengah kerumunan orang.

"Leo, isabella. Bolehkan saya mengganggu sebentar? Saya ingin memperkenalkan Elizabeth kepada kalian berdua." Ucap saras dengan lantang. Dia melirik isabella sekilas dengan tatapan sinis.

Leo hanya mendesah dan memalingkan wajah ketika ibunya datang membawa gadis yang bernama Elizabeth itu.

"Leo, dia Elizabeth, calon istrimu yang sudah kakek buyutmu pilihkan untuk menemani hari-harimu." Saras terlihat sangat senang memperkenalkan Elizabeth pada Leo.

"Dia baru saja menyelesaikan kuliahnya di kampus Universitas Georgetown di Washington, D.C. Elizabeth mengambil jurusan ilmu politik, cerdas bukan?" Lanjutnya.

Leo tidak berkomentar apa-apa, dia hanya mempertahankan genggaman tangan isabella dilengannya.

"Mulai hari ini kau harus terus bersamanya, Karena beberapa bulan kedepan pernikahan kalian akan segera diselenggarakan."

Leo terkejut mendengarnya. Ia menatap tajam ibunya. "Apa maksud ibu? Aku tidak menyukai itu, aku sudah mempunyai pasangan yang ku pilih sendiri. Apa ibu tidak melihatnya?"

Dengan santai saras menggeleng, "Ibu tidak melihatnya karena pasangan yang kau maksud itu makhluk tak kasat mata." Ucapnya menahan tawa.

Elizabeth juga menahan tawanya mendengar kalimat yang keluar dari calon mertuanya itu. Dia menatap sekilas isabella, wanita yang sedari tadi bergelayut dilengan Leo.

"Bu, ibu sudah keterlaluan!"

Isabella, yang juga terkejut dengan pengumuman tersebut, merasa perlu untuk menenangkan Leo. Dia mengerti bahwa mereka berada di tempat yang ramai dan situasi ini membutuhkan penanganan yang hati-hati.

"Leo, tenanglah. Apa kau lupa kita sedang berada di kerumunan orang?" Bisik isabella.

Leo menahan amarahnya. Ia hampir saja kelepasan jika saja isabella tidak mengingatkannya.

Namun, suara bisik-bisik para tamu mengalihkan pandangan saras.

Ketika musik berhenti sejenak, perhatian semua orang tertuju pada pintu masuk. Tiba-tiba, seorang pria tampan muncul dengan langkah yang mantap dan penuh percaya diri. Namanya adalah Adrian, adik dari Leo.

Adrian mengenakan jas yang sangat elegan dan sesuai dengan acara pernikahan ini. Jas hitam yang dikenakannya dipadukan dengan kemeja putih yang rapi dan dasi berwarna senada. Pakaian tersebut memberikan kesan yang klasik namun tetap modern, mencerminkan gaya yang sopan dan berkelas.

Setiap gerakan Adrian terlihat anggun dan berwibawa. Ia berjalan dengan langkah mantap, menjaga postur tubuhnya dengan tegap. Tatapan matanya penuh percaya diri dan senyumannya yang ramah membuatnya terlihat sangat menawan.

Adrian juga memiliki rambut yang rapi dan wajah yang tampan. Ia terlihat sangat memperhatikan detail penampilannya, dari ujung rambut hingga ujung sepatunya. Semua orang yang melihatnya tidak bisa menahan diri untuk tidak memperhatikan kehadirannya yang menarik.

Ketika Adrian tiba di acara pernikahan tersebut, pandangan semua orang tertuju padanya. Sorak-sorai kekaguman dan bisikan-bisikan terdengar di antara para tamu undangan. Penampilannya yang elegan dan karismanya yang memikat membuatnya menjadi pusat perhatian.

Adrian dengan sikap yang ramah dan sopan menyapa keluarga dan tamu undangan yang hadir. Dia dengan rendah hati menerima pujian dan ucapan selamat yang diberikan oleh mereka.

Saras menghela nafas panjangnya ketika mendapati putra keduanya itu datang terlambat lagi di acara keluarga. "Dasar anak yang tidak tahu malu, mengapa dia datang terlambat lagi?!" Geramnya melangkah menghampiri Adrian, Tak lupa ia mengajak calon menantunya Elizabeth untuk ikut dengannya.

Leo senang akhirnya ibunya pergi. Dengan memperhatikan waktu, dia mengajak isabella untuk pergi dari acara itu. Acaranya sudah selesai, urusan mereka pun sudah usai disana.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!