Brataseno : " Karyo tolong carikan wanita yang seperti ini ," Brataseno mengambil sebuah poto dari dalam tas kerjanya , poto yang sudah agak usang keliatan dari pinggiran potonya yang nampak menguning .
" Baik tuan Jawab Karyo ," Sambil membungkukan tubuh nya , tanganya mengambil sebuah poto yang di berikan Brataseno , dengan sedikit menajamkan mata nya Karyo menatap poto seorang gadis cantik yang terlihat sangat bersahaja .
Dengan suara Baritonya, Brataseno membentak Karyo. yang terlihat terkesima oleh Keanggunan Arini, " Cepat pergi dan jangan berani berani menatap wanitaku !" ucapnya dengan suara kerasnya menggelegar. dan jangan lupa ! harus sama persis dengan yang di poto itu ! Perintah Brataseno , dengan langkah gagahnya , Brataseno meninggalkan ruangan khususnya yang berada di lantai dasar gedung perkantoran milik ia sendiri .
" Baik tuan," dengan langkah cepatnya Karyo masih mengejar langkah tuanya, "bagaimana tuan ? kalau nanti tidak sama persis yang ada di poto ?" Tanya Karyo.
" Harus sama persis ! Kalau tidak , cari lagi ! dunia itu luas Karyo ! masa cari perempuan yang sedikit sama saja kau tak bisa ?" bentak Brataseno, dengan suaranya khasnya .
Siapa yang ngak tahu seorang Brataseno Anggara ? Pria kelahiran 32 tahun , yang selalu menyedot perhatian publik dari berbagai kalangan , Brataseno seorang Pengusaha muda yang bergerak dalam bidang usaha pertambangan , tambang yang di kelola Brataseno minyak dan gas bumi , tidak heran , banyak wanita cantik dan berkelas , berani antri dan bersaing untuk mendapatkan seorang Miliuneur , yang gagah dan tampan bak seorang dewa , dengan postur tubuh 187 Cm , wajah khas Turki dan Asia , karena Nyonya Ayu asli keturunan jepang > Indonesia sedangkan Ayahanda nya asli keturunan turki .
Dengan kekayaan yang sangat Melimpah Ruah, dari Kakek Buyut nya, Brataseno hidup dengan kemewaha. yang menjadikan akhlak ny sedikit di luar kendali dan sifat nya yang Egois dan Arogan , Tetapi dengan sifat yang begitu menyebalkan , Brataseno tetap jadi incaran kaum hawa dari mulai gadis perawan dan emak emak. Jelas kalau emak emak untuk puteri nya .
Tetapi , dari sekian banyak wanita, Brataseno hanya tertarik dengan satu nama saja , wanita cantik sederhana dan baik hati tentunya .
ARINI , nama lima suku kata, yang selalu jadi ratu dalam hatinnya , bukan karena cantik , karena yang cantik juga banyak tetapi karena Brataseno jatuh hati tanpa duga dan tanpa syarat .
Flashback , beberapa tahun yang lalu .
Brataseno , turun dari mobil sport mewahnya. dengan gagah dan sangat cool , rambut nya yang klimis menambah pesona untuk Brataseno sendiri .
Ceklek ..., pintu mobil dibuka, tangan Brataseno meraih sebuah tangan putih yang sangat halus kulitnya .
" Ayo sayang kita sudah sampai di butik ibu ku ," Brataseno dan wanita nya berjalan masuk ke dalam butik milik ibu nya .
Semua karyawan dan pekerja lepas waktu, tampak hormat , dan mereka membungkukkan tubuh nya ke arah Brataseno .
" Selamat datang tuan , apa yang bisa saya bantu tuan ?" Ucap, mereka serempak
" Tolong ambilkan gaun berwarna hitam, pesanan tempo hari." ucap Brataseno sambil duduk di sofa ruang tunggu .
" Baik tuan." balas mereka serempak .
" Arini, tolong ambilkan gaun hitam yang dipesanan ibu Ayu." ucap salah satu karyawan butiq
"Dengan cepat , Arini membawa gaun hitam pada sosok Brataseno dan wanita di sampingnya , Brataseno
Seketika Mata Elang Brataseno menatap wajah ayu Arini , dan dengan sedikit nakal mata nya menelusuri seluruh lekuk tubuh arini yang terbungkus oleh setelan
Rok dan blues seragam dari butiq nyonya Ayu
" Ini tuan , nona gaun yang sudah nyonya simpan untuk anda ucap Arini ," menyerahkan gaun hitam yang tampak mewah sekali .
" Sayang , bagaimana kalau kau menunggu disni , aku mau coba gaun ini." ucap wanita yang terus menempel ditubuh Brataseno .
Baik , aku tunggu di sini ! Ucap Brataseno dengan tidak melepaskan pandangannya dari wajah Arini .
wanita itupun berjalan masuk ke ke kamar pas ruangan itu. dan Arini mengekor nya dari belakang sambil membawa gaun di tanganya .
" Nona , bagaimana apa mau saya bantu memakainya ?" ucap Arini, dengan hormat .
" ngak usah," ucap wanitanya Brataseno , itu pertemuan Brataseno dan Arini pertama kali.
"
Brataseno , bertemu sahabat sahabat nya di sebuah Cafe ternama di ibu kota. Brataseno , Gilang , Dimas dan Sailendra adalah satu angkatan semasa sekolah di salah satu sekolah menengah atas di ibu kota , pertemanan mereka terbawa sampai saat ini .
" Gua ngajak lo semua bertemu, bukan ada hal yang harus di bahas , masa lo selama ini ngak kangen ? duduk duduk gini sambil ngopi ?" Tanya Brataseno pada kawan kawanya. "lagian lo alasannya sibuk kerja ? Dan ngurus keluarga ? Ingat lo kerja saja lo di perusahaan gua , sibuk mana gua sama lo ?" Ucapnya, sambil merebahkan tubuh nya di atas sandaran lounge chair cafe , Brataseno duduk dengan santainya , ia merogoh rokoknya electriknya yang harganya selangit dan menghisapnya , serta membuangnya asap nya ke atas , hidup harus dinikmati kawan, jangan sampai lo mumet dan stres karena kerja dan keluarga .
" Gimana lo sekarang dengan Arini "? Brataseno mengalihkan pandangannya pada Gilang yang sedari tadi hanya terdiam .
Gilang diam , karena merasa sungkan dan malu, karena dulu Gilang pernah menghianati persahabatannya, dengan Brataseno. Gilang menerima tawaran dari nyonya Ayu Kirana untuk menikahi Arini .
" Alhamdulillah gua ma keluarga baik baik saja." ucapnya, dengan singkat .
" Hmm .. baguslah." balas Brataseno, sambil sedikit tersenyum kecut.
" Nikah lo dah lama , tapi Arini masih belum hamil ?" Tanya Brataseno, dengan sedikit memicingkan sebelah matanya pada Gilang .
Gilang mendengar pertanyaan itu hati nya merasa ciut, takut rahasia besar nya terbongkar. Brataseno Gilang sebelum menjawab pertanyaan bos dan sekaligus mantan kekasih istrinya , ia menghela nafas panjangnya , sambil merapatkan kakinya yang tampak kaku sedari tadi .
" Gua tiap malam berusaha bikin anak," jawabnya. dengan sedikit memanas manasi Brataseno. "dah bermacam macam gaya gua lakuin dengan Arini , tapi mungkin Allah belum kasih saja." ucapnya dengan sedikit menyikut hati Brataseno.
Dimas dan Sailendra, yang mendengar pembicaraan kawanya yang agak agak menyerempet ke hal yang tak di inginkan , ia mulai mengalihkan topik pembicaraan.
" Gua , punya kenalan, tutur Sailendra . Ia anak dari seorang pengusaha emas dan berlian dari kalimantan. orang nya begini." ucap Sailendra mengangkat jempolnya , kalau lo mau? Gua kenalin," ujarnya dengan sedikit menyipitkan matanya ke arah Brataseno .
" Males gua dapat kenalan dari lo, Jangan jangan seperti dulu ? di pake dulu, dah kenyang lo kasih ke gua." ucapnya dengan sedikit mengangkat ujung bibir tebalnya agak naik ke atas .
Sailendra dan yang lainnya, mendengar pengakuan Brataseno semua tertawa.
" Haha....haha..haha...," Gila lo bisa - bisanya barang bekas , lo kasihkan ke kakak ipar lo," cetus Dimas, yang sedari tadi hanya menyimak obrolan kawan kawanya .
"Itu kejadian sebelum gua jadi adik iparnya." papar Sailendra, dengan tersenyum gelinya, karena kalau dari salah satu mereka mendapatkan barang bagus, mereka langsung mengabari dan gantian membawa itu cewek yang sama .
" Awas lo ! Kalau masih main cewek di luar !" ancam Brataseno, Gua kasih tau Khat kelakuan bejat lo." ucapnya, dengan nada mengancam.
" Ngaklah gua dah tobat kakak ipar." balas Sailendra dengan sedikit serius .
" Baguslah , memang harus begitu," ucap Brataseno, sambil mengambil cangkir kopi hitam nya. yang tinggal setengah lagi dan meminumnya hingga tandas .
Ngak terasa, menit demi menit. dan jam berganti jam, malam pun semakin larut tetapi empat sekawanan ini tampak asyik dengan obrolan mereka ber empat .
Ddrrrtrrt....Ddddrrrttt , ponsel Brataseno bergetar di atas meja. Brataseno meraih dan melihat siapa yang malam malam begini menelpon nya .
" Hallo tuan , saya sudah mendapatkan pesanan yang tuan mau." ucap Karyo. dari sebrang sana , orangnya masya Allah , lebih cantik dari wanita yang ada di poto tuan. jelas nya, dengan membangga- banggakan hasil temuannya .
" Jangan banyak ngomong." bawa langsung ke mainsion , dan bawa ke ruang bawah tanah, Perintah Brataseno .
" Baik tuan, dan saya sudah kirim poto nya." ucap Karyo, dan seketika telephone Karyo mati , diputus sepihak oleh Brataseno .
Brataseno , mematikan ponselnya, dan ia segera membuka pesan. untuk melihat poto yang di kirim Karyo
" Hmm.. Lumayan, gumamnya dalam hati. " Maaf nih Gua balik duluan ya, ada kerjaan penting." ucap Brataseno, pamit dengan kawan kawanya.
" Ya sudah bareng saja bubar." balas Dimas, lagian ini dah tengah malam, kapan - kapan kita ngumpul ngumpul lg." ujarnya .
" Ok." Brataseno , Dimas dan Gilang. bangun dari duduknya, di susul Sailendra, dan mereka berjalan beriringan keluar dari cafe itu.
" Mobil mewah Brataseno , " melesat dengan gagah nya di jalanan yang mulai sepi , waktu menunjukan pukul 00.00 pagi hari , dengan menambah kecepatan , mobil Brataseno mulai membelokkan mobil nya ke jalan yang cukup tertatata rapi dengan bunga bunga Aster di pinggir jalan , mobil mulai memasuki kawasan elite mansion milik Brataseno , dengan sigap dan cekatan penjaga pintu gerbang mainsion nya membuka dengan ardunio , sistim membuka pintu dengan otomatis .
" Brataseno mulai membuka pintu mobil ," yang sudah terpakir di tempat parkir khusus mobil mobil mewah nya , dan kunci mobilnya ia serahkan pada penjaga mainsion yang mengikuti mobil tuanya masuk ke area parkir
" Mang Abduh , apa Karyo sudah kembali ke mainsion ?" tanya Brataseno tanpa menoleh ke penjaga nya yang menyimpan kunci mobil mewah nya .
" Sudah tuan , beberapa menit sebelum tuan datang," jawabnya dengan sopannya .
" Suruh si Karyo menunggu di teras taman samping mainsion ucap Brataseno sambil melangkah menuju pintu utama nya .
" Pintu yang sudah terbuka sedari tadi ," oleh pelayan pelayan yang bekerja di bagian dalam mainsion .
" Selamat malam tuan , kepala pelayan menyapa Brataseno dengan membungkukan tubuhnya dan di ikuti oleh seluruh pelayan yang hadir di situ .
" Hmm , ucap brataseno menatap kepala pelayan ," yang sudah seperti ibu kedua nya .
" Tuan , makan malam sudah siap di meja makan tutur nya dengan balik menatap putra kesayangan tuanya , karena mbok Asih pertama bekerja pada tuan Sampoerna untuk mengasuh Brataseno kecil , makanya antara bi Asih dan Brataseno , sudah tidak ada lagi dingding jarak antara majikan dan pelayan , mereka justru terlihat sebagai cucu dan nenek .
" Mbok , saya mau bersih bersih dulu ," ucap nya . tolong siapkan makanan untuk beberapa orang tutur Brataseno sambil melangkah menuju lantai 2 , kamar Brataseno terletak di lantai dua msinsion .
" Baik den , ucap bi Asih pada Brataseno ," yang berjalan masuk ke ruang makan yang sangat luas dan tertata apik .
" Brataseno membuka gagang pintu kamar dengan tangan kirinya , karena sandi kamar brataseno ada di ibu jari tangan Brataseno .
" Pintu kamar terbuka lebar ," dan Brataseno masuk dengan otomatis , pintu kamar tertutup dengan sendirinya .
" Brataseno menyimpan ponsel dan dompetnya di atas nakas ," dengan langkah panjangnya Brataseno membuka pintu kamar mandi .
" Ceklek ...pintu kamar mandi terbuka ," Brataseno masuk dan mulai mencuculkan pakaian nya , sebelum mengguyur tubuh nya , Brataseno mengatur suhu air dan setelah cukup hangat , kran di buka dan air hangat pun mengguyur tubuh kokoh Brataseno , setelah menyabuni dan merasa cukup bersih Brataseno menyudahi dan memakai jubah mandi nya .
" Brataseno keluar dari kamar mandi dan masuk ke walk in closet , " ia memakai baju tidur nya dengan memakai kimono dan setelah cukup rapi dan wangi , Brataseno keluar dari kamar dan turun menuju samping taman dimana Karyo dan seorang gadis sudah menunggu nya sedari tadi .
" Dari kejauhan Brataseno sudah melihat seorang gadis ," berambut hitam duduk di kursi taman , dengan membelakangi kedatangan dirinya .
" Mata Karyo , sangat awas ," dengan kemunculan tuan nya di taman samping .
" Karyo dengan gerak cepat bangun dari duduknya ," dan seketika membungkukan tubuh bantet nya , di depan pria yang sangat di hormati itu .
" Malam tuan , sapa Karyo ," dan gadis yang duduk membelakangi kedatangan pria yang ia tunggu , menoleh dan dengan kagetnya ia ikut bangun dan berdiri sejajar dengan Karyo.
" Brataseno , dengan mata elang nya ," menatap gadis yang di bawa Karyo , setiap inchi wajah cantik gadis itu di telisik manik Brataseno .
" Dengan gugup gadis itu bertemu pandang ," dengan pria yang selama ini jadi incaranya .
" Siapa namamu ?" Tanya Brataseno dengan sedikit maju melangkah mendekati gadis itu .
" Saya , Sisilia tuan , jawabnya dengan tatapan yang kelihatan malu malu , Sisilia ingat dengan kata kata rekanya , kalau Brataseno tidak menyukai wanita agresif , dengan kepolosan wajah dan penampilan yang di buat sesederhana mungkin , Sisilia cukup yakin kalau Brataseno akan tertarik dengan dirinya .
"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!