NovelToon NovelToon

Cassandra (2nd Series Billionare Love Story )

prolog

Perpisahan SMA Budi Angkasa dilaksanakan touring ke Bali. Sandra sudah sangat mengharapkannya sejak beberapa bulan terakhir. Tidak ada lagi waktu untuknya selain karya wisata ini. Ini adalah kesempatan langka. Setelah perpisahan ini, ia tidak tahu akan kemana melanjutkan sekolah. Yang pasti semua teman-temannya telah memiliki kampus impiannya. Sedangkan ia masih menunggu. Kemana Calvin akan melanjutkan sekolah.

Sementara itu, Calvin merasa tidak bersemangat ikut tour kali ini. Ia kesal ketika mendengar gadis itu akan pergi juga. Dan parahnya, tempat duduk mereka di pesawat tidak terlalu jauh. Ia merasa tidak nyaman. Beberapa kali ia mencoba untuk membatalkan tapi wali kelas tidak setuju. Ia harus ikut karena ia adalah ketua OSIS.

Semua murid yang mengikuti acara ini sedih. Bagaimana tidak? Ini adalah tour terakhir mereka semasa sekolah menengah atas. Banyak suka duka yang mereka alami selama bersama-sama disekolah. Begitu pula dengan Sandra. Walaupun tidak memiliki banyak teman, tapi Sandra sedih karena kesempatan untuk bertemu Calvin akan berkurang.

Siang itu hari terakhir mereka berada di Bali. Semua murid dibawa untuk berwisata di Tanah Lot. Mereka memiliki 5 jam terakhir sebelum kembali ke bandara dan pulang ke Jakarta. Sandra tidak peduli bagaimana perasaan Calvin padanya. Ia telah berbicara dengan salah seorang teman Calvin untuk menemuinya ditempat yang telah ia tentukan. Yang terpenting ia sudah mengutarakan perasaannya.

Sandra menatap jam tangannya. Sudah hampir 30 menit ia menunggu namun Calvin belum terlihat. Ada perasaan kecewa. Suara panggilan melalui pengeras suara untuknya telah terdengar. Ingin rasanya ia menangis. Tanpa diduga, Calvin menghampirinya. Ia ada disana. 200 meter dari hadapannya. Kekecewaan Sandra hilang seketika.

Baru saja Sandra akan mengatakan sesuatu, Calvin menatapnya sinis. "Jangan bilang apapun sama aku! Aku benar-benar benci kamu! Jangan pernah kamu muncul didepanku lagi!" Ucapnya seketika membuat Sandra tidak dapat berkata apa-apa. Pria itu langsung pergi meninggalkan Sandra seorang diri.

Ombak tanah lot semakin membesar dan terpecah menjadi beberapa bagian ketika menghantam batu besar. Sandra menatap nanar lautan luas itu. Hatinya benar-benar hancur. Penantian selama dua tahun musnah. Hatinya seperti ombak ketika menghantam batu karang. Dapatkah ia merangkai kembali hatinya yang telah hancur berkeping-keping?

Sandra menatap beberapa kopernya. Ia berjalan sambil menunggu kedua orangtuanya menjemput. Sudah hampir 4 tahun ia bersekolah di Korea selatan dan selama dua tahun ia bekerja menjadi asisten director sebuah acara televisi. Awalnya ia magang selama setahun namun Sandra bisa langsung bekerja setelah selesai kuliah. Dengan penghasilan yang lumayan besar, ia bisa membeli apartemen di Indonesia.

Ini adalah pertama kalinya ia pulang ke rumah. Rasanya antara senang dan terharu. Ia keluar melalui kedatangan internasional. Sandra menatap sekeliling bandara. Perbandingan yang sangat jauh sekali. Kini bandara lebih modern. Tidak seperti enam tahun yang lalu. Dan pria itu, sudah 6 tahun tidak bertemu. Harapannya saat ini hanya satu. Ia tidak mau bertemu dengan pria itu lagi. Pria yang sudah menghancurkan cinta pertama nya. Jika bukan karena ibunya yang meminta ia pulang, Sandra masih tetap disana menjadi asisten director.

Dilain pintu, tiga pria datang bersamaan. Ketiga pria tampan itu baru saja tiba dari Amerika setelah melakukan proyek dengan salah satu perusahaan entertainment terbesar disana. Kedatangan mereka menjadi pusat perhatian karena ketampanannya. Awalnya mereka dipertemukan oleh sebuah komunitas ketika sekolah di Michigan secara tidak sengaja. Dan persahabatan mereka sampai sekarang masih terjaga hingga membentuk sebuah perusahaan yang saling berhubungan.

pertemuan tak terduga

Berada satu tahun di Jakarta bukan perkara yang mudah. Ia harus menjadi orang yang benar-benar sabar. Sudah satu jam taxinya tertahan karena macet. Padahal ia sudah membuat janji dengan sesama komunitas korean food di salah satu mall. Jangan tanyakan kenapa ia terlibat? Sejak ia pulang dari korea, ia membuat komunitas untuk orang-orang yang menyukai masakan atau makanan korea. Tanpa diduga banyak orang tertarik.

Ia tidak tahu ada berapa orang yang hadir. Ia semakin kesal melihat pintu masuk ke lobi penuh sesak. Ia yakin pasti terlambat. Sebagai ketua komunitas, ini akan mengurangi poin. Jika bukan karena teman-teman sekolahnya dulu, ia tidak akan terlambat.

Ketika bisa masuk ke lobi, ia langsung berlari kedalam mall. Namun terdengar suara seseorang memanggilnya saat ia hampir tiba didepan restoran Korea. Dan tentu saja ia mengenal suara itu. Siapa lagi kalau bukan ibunya. Sandra membalikkan tubuhnya. Benar saja, ibunya sedang berdiri dibelakangnya.

"Lagi apa mama disini?"tanya Sandra bingung.

"Mama lagi ada pertemuan sama sahabat lama. Ayo kenalin dulu. Mereka belum pernah ketemu sama kamu."Marissa menarik lengan Sandra.

"Ma, aku udah terlambat. Aku bisa diskors. Bisa-bisa aku yang disuruh bayar." Rengek Sandra.

"Sebentar saja." Pinta Icha. Ia menarik lengan Sandra kedalam.

Ketika didalam, ia melihat empat orang termasuk ayahnya sedang makan malam.

"Anita, ini anakku yang sering aku ceritain" ucap Icha bersemangat.

Sandra langsung bersalaman. Pertama dengan pria tua yang terlihat masih tampan seperti ayahnya. Pria itu terlihat sangat baik. Kedua dengan istrinya. Wanita yang terlihat seperti seorang artis itu sepertinya tidak asing buat sandra. Sepertinya ia pernah melihatnya tapi ia lupa. Wanita itu bahkan memeluknya.

"Icha, anak kamu cantik sekali. Kapan-kapan ia harus aku ajak ke arisan." Serunya bersemangat. "Kamu mau ya.." ucapnya pada Sandra. Sandra hanya tersenyum sambil mengangguk pelan.

Ketiga ia bersalaman dengan pria muda. Mungkin itu anaknya. Tapi kelihatan masih sangat muda. Mungkin masih SMA. Masih kecil saja wajahnya sudah terlihat tampan. Seandainya ia masih sekolah, ia tidak perlu mengejar-ngejar pria itu. Tapi, wajahnya mengingatkan pada seseorang.

"Maaf om, tante.. Sandra harus masuk kedalam, lagi ada acara." ucap Sandra cepat-cepat.

"Eh itu anaknya yang satu lagi dateng." Ujar Anita.

Sandra membalikkan tubuhnya kebelakang. Ia terkejut setengah mati melihat pria yang ada dibelakangnya. Jantungnya berdegup dengan kencang. Ia ingin pergi dari tempat itu secepatnya. "Sandra, ini anak tante paling tua. Namanya Calvin." Ucap Anita.

Sandra meringis dan menatap ibunya. Tangannya berkeringat. "Please ma.. dont do this to me."

"Sandra, malah bengong. Ayo kenalin!" Seru ayahnya.

Sandra menjulurkan tangannya.dan disambut oleh pria itu. Pria yang paling dibenci. Setidaknya itulah yang ia rasakan. Walaupun hati kecilnya masih terus berharap.

"Sandra."ucapnya pelan. Tapi ia yakin suaranya terdengar gugup.

"Calvin! Apa kabar?" Jawabnya sambil tersenyum

Sandra tidak sanggup menatapnya. Pria itu tersenyum meledeknya. Sandra menutup matanya. Ia tidak sanggup berlama-lama ditempat itu. Dengan cepat ia membalikkan badannya. "Maaf tapi Sandra bener-bener harus pergi. Sampai jumpa lagi om, tante.." ucapnya cepat.

"Sama anaknya enggak?" Tanya Deon sambil tertawa.

Sandra tidak mau melihat kedua anaknya yang terlihat meledeknya itu. Ia berlari menuju restoran korea yang berada disebrangnya.

Calvin tersenyum saat mengangkat minumannya. Ia teringat wanita tadi. Bagaimana ia tidak ingat, wanita yang ia cari ditemukan secara tidak sengaja.

"Kenapa ketawa sendiri?" Ujar Deon sambil menatap kakaknya. "Inget sama Sandra ya"

Calvin tidak menggelengkan kepalanya. "Dia memang cantik kak. Aku juga suka. Sayangnya dia terlalu tua buat aku."

Calvin hanya mengacak-acak rambut Deon. Iapun berdiri. "Maaf om, tante, aku pergi sekarang. Ada urusan mendadak."

"Mau kemana?" Tanya Ayahnya.

"Biasa pah, kemana lagi kalau bukan ketemu Edward sama Dave di pub." Celetuk Deon.

"Bukan pub pah, restoran." Ucap Calvin ngeles.

"Ya sudah hati-hati ya Vin. Mudah-mudahan kita bisa ketemu lagi." Ucap Icha.

"Pasti tante. Pasti ketemu lagi." Jawab Calvin bersemangat.

"Dia pengen ketemu anak tante lagi tuh!" Seru Deon. Semua yang ada ditempat itu tertawa mendengar ucapannya. Calvin pergi tanpa membalas ucapan adiknya. Ia memang ingin bertemu dengan Sandra kembali setelah pertemuan tak terduga hari ini.

Sandra berlari sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tidak sanggup lagi. Ia buka pintu itu dengan kencang membuat orang-orang yang ada didalam terkejut. "Aku telat!" Bisiknya.

--

Orang yang sudah hadir disana sekitar 20 orang itu bersorak gembira. Bagaimana tidak, ketua komunitas itu terlambat datang. Itu artinya makanan yang mereka makan gratis untuk hari itu.

"Kamu kenapa?"tanya Andre khawatir. Andre Kim atau biasa dipanggil Andre adalah temannya ketika berada dikorea. Andre memiliki ibu seorang indonesia dan ayahnya asli korea. Kedua orangtuanya berada di korea. Tapi entah kenapa Andre mengikutinya pulang. Ia bahkan bekerja ditempat yang sama dengannya.

"Gak apa-apa. Aku pusing." Jawabnya pelan.

Sesekali ia melihat kepintu. Pikirannya terpecah. Ia bingung dan panik.

Andre dengan cepat membawakan minuman ringan untuknya. "Minum dulu. Wajah kamu pucat."

"Thanks an.."

"Apa karena kamu yang bayarin hari ini? Aku bantu bayar. Jangan khawatir." Ucap Andre.

Sandra menggelengkan kepalanya. "Bukan, bukan soal itu.."

Calvin tersenyum sendiri ketika sedang mengendarai mobilnya. Secepat itu ia menemukannya?

Ia masuk kedalam pub itu dan menemukan kedua sahabatnya tengah mabuk. Ia menatap jam tangannya. Rasanya aneh, masih pukul 8 malam dan mereka berdua sudah mabuk. Iapun menghampiri mereka. Tiga orang gadis yang biasa menemani mereka hanya menggelengkan kepalanya. Mereka duduk menjauhi kedua sahabatnya sambil berbisik-bisik.

"Ada apa?"

Salah seorang gadis itu menjawab " Kami gak tahu vin, mereka aneh banget hari ini. Liatin aja mereka berdua malah tidur."

Calvin mengeluarkan beberapa uang seratus ribuan. Ia menyerahkan uang itu pada mereka. Dan akhirnya merekapun pergi setelah diberi tips oleh Calvin.

Calvin duduk diantara kedua sahabatnya. Ia melihat minuman yang masih tersisa dimeja. Ia mengangkat salah satu gelas dan meminumnya. Rasa alkoholnya sedikit keras, pikirnya. Iapun menepak bahu kedua sahabatnya. "Bangun!hey!!" Serunya.

Edward membuka matanya. "Vin, kamu udah nyampe?" Tanyanya kaget. Ia tidak terlihat seperti orang mabuk.

"Ya, kamu mabuk ed? Yang bener aja. Ini masih siang. Lagian aku gak bisa angkut kalian berdua kalo kalian mabuk"

"Aku cuma tidur. Tuh yang mabuk disebelah kamu" ujar Edward sambil menunjuk Dave yang masih tertidur. Ia tidak sadar.

"Tumben. Kenapa lagi?"

"Biasa artis.. kita udah gak aneh liat dia kayak gitu." Jawab Edward sambil meminum segelas minuman yang ada didepannya. Ia mengerutkan keningnya. "Minuman apa ini? Dave ngapain mesen ini?"

"Keras ya.." ucap Calvin.

Edward menganggukkan kepalanya. Iapun bangkit dari duduknya. "Mending kita nongkrong dirumah Dave aja, Ed."

"Ayo." Ucap Calvin

Sandra masih tidak dapat tenang. Ia tahu dan menyadari jika kejadian itu telah terjadi beberapa tahun yang lalu. Tapi ia tidak pernah lupa sekalipun apa yang terjadi. Ia mengingat kejadian itu lagi detik demi detik.

Ketika ia baru saja pulang dari Bali, hari itu pula ia mengajukan diri untuk sekolah diluar negeri pada orangtuanya. Untungnya salah satu kerabatnya bekerja disalah satu kedutaan besar Indonesia yang ada di korea. Ayahnya langsung menghubunginya. Tanpa banyak kendala ia bisa langsung mendapatkan kursi di universitas terkenal disana. Apalagi Sandra seorang yang cerdas.

Gara-gara Calvin, ia harus membenci lelaki selama beberapa tahun. Ia harus bisa hidup tanpa bantuan pria manapun selama beberapa saat. Kemarahan dan kekesalannya pada Calvin membuatnya harus melakukan itu. Ia membenci pria itu. Ia tidak peduli bagaimana masa depan pria yang telah menyakitinya seperti itu.

Pria yang pertama kali mendapatkan perhatiannya pada pria adalah Andre. Walaupun mereka tidak pacaran, tapi kedekatan mereka telah menjadikannya gosip terpanas di kampus saat itu. Andre dapat dikatakan pria terkenal dikampus. Banyak yang mengejar-ngejarnya.

Sandra menatap jam tangannya. Sudah pukul 8 malam. Kali ini ia harus kembali pulang dengan diam-diam. Andre pasti punya alasan untuk mengantarnya. Jalanan terlihat ramai sekali. Hari sabtu memang seperti itu. Beberapa pasangan melintasinya. Sedangkan ia sendiri harus menunggu angkutan agar bisa sampai kerumah.

Ia melihat tasnya dan meraba-raba. Ia menemukan kunci apartemennya. Sudah seminggu ia tidak kesana. Lebih baik ia pulang ke apartemen, pikirnya. Sandra berjalan menjauhi halte bis dan mencari taxi untuk mengantarnya ke apartemen.

Ketika sampai di apartemennya, ia membuka pintu samping. Kolam renang mini itu tampak berkilau terkena pantulan cahaya bulan. Jika pulang ke apartemennya, ia merasa tenang. Tapi kedua orangtuanya melarangnya tinggal sendiri. Ia kesal karena mereka menganggapnya anak kecil. Lalu ia teringat pada Calvin. Kenapa ia harus bertemu dengan pria itu lagi? Hidupnya sudah tenang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!