NovelToon NovelToon

Menjadi Siswi SMA? Siapa Takut !!

1. CLARENCIA 'DEAD ROSE'

NB: cerita hanya karangan belaka. Buntib hanya meminjam nama negara tetapi tidak dengan kebudayaan. Terima kasih

Let,s start

Hiruk pikuk kehidupan malam di bar sudah dimulai sejak malam mulai mengintip di langit. Begitu pula dengan sebuah bar kelas atas di sebuah kawasan elit di Roma, Italia.

Salah satu Bar elit ini sudah di booking seluruhnya hanya untuk merayakan ulang tahun putri kandung Ketua Mafia yang cukup terkenal di sana, Mr. Alfonso.

Di salah satu sudut bar yang tidak ramai, nampak duduk dengan cantik seorang wanita berusia 22 tahunan. Menenggak segelas tequila nya dengan santai dan tanpa ekspresi.

Dia adalah Clarencia. Hanya Clarencia, tanpa nama belakang. Gadis yatim piatu yang diangkat anak oleh Tuan Alfonso. Dia adalah pembunuh yang paling bisa diandalkan di dalam kelompok mafia Tuan Alfonso. Saat itu ia dibawa kala berumur 4 tahun. Terlunta – lunta di jalanan karena ayah dan ibunya meninggal karena kecelakaan.

Hingga saat ini,ia sudah berumur 22 tahun, yang artinya ia sudah 18 tahun tinggal bersama dengan Mr. Alfonso. Disini, di bawah perlindungan ayah angkatnya, Claren tidak hanya disekolahkan sampai jenjang kuliah. Ia dibekali dengan kemampuan menembak, berkelahi, bisnis hingga urusan retas meretas.

Sebenarnya soal retas meretas, Tuan Alfonso tidak mengetahuinya. Claren hanya iseng mempelajarinya dan ia merahasiakannya dari sang ayah angkat. Ini adalah kemampuan Claren yang tersembunyi.

Nama samarannya dalam organisasi mafia milik ayah angkatnya adalah ‘Dead Rose’. Sesuai namanya, ia luar biasa cantik. Tubuh yang putih mulus tanpa cela, body semampai idola semua pria. Alis bak elang yang menukik, belum lagi hidung mancung dan bibir yang sexy. Siapa saja ingin berkenalan dan akrab dengannya. Tetapi, sifatnya begitu dingin dan antisosial. Ia, mematikan!.

Tidak ada yang tidak tahu bagaimana metode kejamnya dalam menghabisi orang yang menjadi targetnya. Ia menjadi idola sekaligus orang yang disegani di kelompok itu. Baik wanita dan pria akan sedikit menunduk hormat jika berpapasan dengannya.

Menjadi seorang mesin pembunuh, menjadikan Claren gadis yang sangat apatis. Ia susah menerima teman. Hanya ada satu orang yang bisa menjadi akrab dengannya. Ehm lebih tepatnya orang ini yang selalu menempel kepada Claren meski selalu ditanggapi dengan dingin. Tapi, Claren juga memperlakukannya dengan baik. Dia adalah Marrabella Alfonso. Putri kandung dari Mr. Alfonso yang berusia 17 tahun saat ini. Secara langsung ia merupakan adik angkat dari Claren.

Hanya Bella yang akrab dengan Claire, begitu nama panggilan Claren yang diberikan oleh bella. Bella selalu menempel ketika kakak angkatnya ini berkunjung ke mansion keluarga Alfonso.

Ya, Claren memang tidak tinggal serumah lagi dengan Alfonso semenjak ia berusia 12 tahun. Claren memilih untuk tinggal di asrama sekolahnya kala itu dan sesekali kembali ke markas jika ia memiliki misi yang harus ia lakukan serta jadwal latihan.

Saat ini Claren tengah menikmati minumannya sebelum Bella mendatanginya dan bergelayut manja di lengannya.

“ Claire~”panggilnya dengan manja. Claren hanya menatapnya acuh. Tetapi jelas terlihat jika sorot matanya melembut menatap Bella.

“ Ayah memanggilmu,” ucap bella mengerucutkan bibirnya lucu. Claren hanya menaikkan alisnya menandakan jika ada apa.

“ Aku mau potong kue, tetapi mau sama Claire,” bujuk Bella. Karena Bella tahu jika Claren sangat tidak menyukai menjadi pusat perhatian.

Benar saja, Claren nampak menghela nafas kasarnya. Tetapi ia berdiri dan berjalan menuju ke tengah bar dimana Bella tersenyum puas karena Claren yang selalu menuruti permintaannya.

“ ha ha ha, oh Claren sayang. Sini nak,” panggil alfonso. Meskipun Claren hanya anak angkat, Alfonso tidak pernah membedakan perlakuannya antara caren dan juga Bella.

Dibelakang Claren, terlihat Bella mengepalkan tangannya erat. Tetapi wajahnya masih tetap tersenyum lucu kala melihat ayahnya memanggil kakak angkatnya dengan nada sayang.

‘selalu saja Claire,’ batinnya. Kebencian terlintas dengan cepat di matanya namun segera menghilang.

“ ini putri sulung saya, Tuan Muda Smith,” ucap Tuan Alfonso kepada seorang pemuda yang tengah tersenyum ke arah Claren. Claren hanya mengangguk sopan ke arah Tuan Muda yang sudah ia kenalnya itu meski ia juga hanya terlihat acuh terhadapnya.

“ tentu saja saya kenal dengan putri sulung bapak ini. Namanya begitu terkenal,” ucap Smith dengan senyuman hangat. Binaran matanya bahkan penuh dengan cinta.

Dibelakang Claren, nampak orang yang seharusnya menjadi sorotan utama malah mengepalkan erat tangannya. Hatinya sangat kesal. Benci akan kehadiran sosok yang selalu menjadi bahkan perbandingan dengannya itu.

‘ kenapa? Smith harusnya tersenyum lembut padaku,kenapa malah kepada claren?’ rutuknya dalam hati.

‘bersenang – senanglah, kakak angkatku tersayang. Malam ini akan menjadi malam terakhirmu,’ seringai kejam nampak terlintas di bibir imut milik Marabella.

Benar, Marabella selalu merasa jika sang kakak selalu menarik semua perhatian yang seharusnya menjadi miliknya. Bella memang terlahir lemah sedari kecil. Sang ayah selalu memanjakannya.

Awalnya ia merasa bahagia dengan adanya Claren yang selalu menemaninya ketika sang ayah kerja. Tetapi semua menjadi berubah ketika sang ayah selalu diam – diam memuji Claren karena kecerdasannya.

Claire pintas bisnis, Claire pintar berkelahi, Claire ini, Claire itu. Bella merasa tersisihkan secara tidak langsung.

Puncaknya ketika Tuan Muda Smith ini, yang sedari bangku sekolah menengah sudah Bella incar tetapi malah berdekatan dengan sang kakak. Sejak saat itu Bella semakin menumbuhkan rasa bencinya kepada Claren di dalam hatinya meskipun ia selalu bertingkah imut dan selalu menempel kepada Claren.

Bella tahu jika Claren hanya dekat dengannya. Dengan kata lain Claren tidak pernah merasa terancam jika berdekatan dengan Bella. Hal ini membuat Bella berani merencanakan sesuatu kepada sang kakak. Bella akan menyingkirkan Claren!.

Seperti biasa, Claren yang selalu dibangga – banggakan oleh ayah angkatnya hanya tersenyum formal. Bahkan itu adalah bibir yang sedikit dilengkungkan dan akan kembali menjadi garis lurus dalam waktu dua detik kemudian.

Ia sama sekali tidak merasa bangga akan keberhasilannya. Ia hanya ingin hidup nyaman tanpa harus terlunta – lunta lagi seperti dulu.

Claren kembali meminta ijin untuk menepi lagi. Tuan Alfonso yang tahu kebiasaan sang putri, hanya menggelengkan kepalanya dan mengangguk mengizinkannya.

“ Hei, kita bertemu lagi,” sapa tuan muda Smith dengan senyuman mautnya. Ia mengikuti Claren yang menuju ke sudut ruangan. Claren hanya menanggapinya dengan datar dan acuh. Tuan muda Smith juga sangat paham dengan kebiasaan Claren jadi ia tidak ambil pusing.

“ Tuan muda seharusnya memberi ucapan selamat kepada adikku,” akhirnya suara lembut yang tidak sesuai dengan wajah datar Claren keluar. Membuat Tuan muda Smith terkekeh tetapi setuju. Ia pun langsung beranjak tetapi tidak langsung menuju ke Bella karena Bella tidak tampak dimanapun.

Selang 15 menit kepergian Tuan muda Smith, Bella mendatanginya dengan segelas Tequila kesukaan sang kakak. Ia tersenyum ceria dan menyodorkan gelasnya itu kepada sang kakak.

“ kakak, mari bersulang denganku. Hari ini aku sudah dewasa,” ucapnya ceria. Claren hanya tersenyum lembut dan segera meraih gelas dari tangan Bella dan langsung menyesapnya. Ia sedikit mengernyit ketika menyadari sesuatu yang salah dengan rasa Tequila nya. Ia melirik tajam kepada sang adik.

Ia bisa melihat seringai kejam yang tidak pernah ia lihat dari bibir adiknya.

Tubuh Claren tiba – tiba menegang. Rasa sakit yang sangat segera terasa di seluruh tubuhnya. Semua sendi kesemutan dan kesakitan secara bersamaan. Mata Claren tetap tajam meski rasa sakitnya membuat ia gemetar.

“ Kenapa ?” tanyanya datar. Bella terlihat mendekat dan berbisik ke telinga Claren.

“ Bagaimana rasa racunnya kak? Apakah menyenangkan rasanya? “

“ dengan ini, kakak tidak akan bisa merebut kasih sayang ayah dan juga Tuan muda Smith,”

Claren hanya terkejut sebentar sebelum akhirnya tubuhnya perlahan meluruh. Racunnya sangat mematikan. Ini adalah jenis racun yang tidak berwarna dan tidak bisa dideteksi. dan mirisnya, Bella mendapatkan racun ini dari Claren sendiri untuk berjaga – jaga.

Mata perlahan menutup ketika ia mendengar teriakan histeris dari Bella yang memanggil ayah dn yang lainnya.

Claren hanya menyesalkan kehidupannya harus berakhir di tangan orang yang begitu ia sayang. Dan hanya karena iri ia harus disingkirkan.

 

2. CLARANETTA JENNIFER

Sementara itu, di belahan dunia lainnya.

Sekolah international New York,

Di kolam renang klub renang.

Seorang Gadis gemuk tengah ditendang, ditampar bahkan masih juga di pukuli di tepi kolang renang tersebut.

“ Berani – beraninya B*BI kayak lo mau ngerayu Damian!”

PLAK PLAK CTASSH

Seakan tidak puas hanya dengan memukul dan menendang, siswi putri yang terlihat anggun itu meraih ikat pinggang yang sudah di siapkan oleh anak buahnya dan langsung mencambuk tubuh gemuk yang kini sudah meringkuk dengan tangan yang juga penuh dengan darah dan memar.

Gadis itu bahkan sudah tidak sanggup untuk sekedar berteriak meminta tolong karena... percuma.

Seluruh warga sekolah seakan menutup mata dengan keadaannya.

Seperti biasa, yang berkuasa adalah uang dan koneksi.

“ Sudah Kim, kalau kayak gini dia bisa mati,” peringat antek siswi yang dipanggil dengan Kim itu.

Kimberly mendengus dingin dan akhirnya berhenti sebelum melayangkan satu tendangan lagi ke arah dada gadis gemuk yang sudah nampak setengah tidak sadar itu.

Kimberly membungkuk, mencapit dagu gadis gemuk itu dengan keras

“ Berani – beraninya lo godain Damian! Lo Hanya j*lang panti asuhan! Harusnya lo sadar diri saat mendekati Damian!” teriaknya didepan wajah gadis gemuk yang terlihat menahan sakit yang semakin mendera badannya.

PLAKK

Dengan sadis, ia sekali lagi menampar pipi yang sudah penuh lebam itu. Lalu ia menghempaskan cengkeraman tangannya hingga kepala Gadis gemuk itu terantuk ke lantai dengan kerasnya.

“ tendang dia ke dalam air!” perintah Kimberly setelah ia menghempaskan tubuh gadis itu.

Kedua antek Kimberly nampak saling memandang. Menimbang apakah mereka harus melakukan perintah Kimberly. Bukankah mereka berdua akan mendapat masalah jika sesuatu terjadi pada gadis gemuk ini?

Meskipun mereka kejam,tetapi mereka tentu tidak ingin berurusan dengan nyawa orang, bukan?

Kimberly belum mendengar bunyi air atau pergerakan apapun, akhirnya ia menoleh dan malah mendapati dua orang anak buahnya tengah menatap tubuh gemuk di depan mereka dengan linglung.

“ APA YANG KALIAN LAKUKAN! LEMPARKAN SEGERA!” teriak marah Kimberly.

“ Tapi bagaimana jika ia mati, Kim?” tanya salah satu anteknya.

“ Itu akan menjadi urusanku! Lagian tidak akan ada yang mencari Gadis busuk itu! Dia hanya anak yatim piatu!” cetus Kimberly lagi. Keduanya kembali saling bertatapan dan mengangguk.

Mereka langsung mendorong – dorong tubuh gadis gemuk itu hingga akhirnya terjun ke dalam kolam renang yang luas itu.

BYUURRRRRRRR

Kimberly menyeringai puas ketika melihat tubuh gemuk itu perlahan tenggelam. Setelah dua anteknya menyusul, Kimberly berjalan meninggalkan area kolam renang klub. Meninggalkan tubuh gadis gemuk yang setengah sadar dan perlahan tenggelam.

...****************...

Namanya adalah CLARANETTA JENNIFER. Ia adalah anak yatim piatu, salah satu anak dari panti asuhan ‘MIRACLE’ yang berada di ujung kota New York.

Madam Mauren, kepala pengurus panti asuhan mengatakan kepadanya jika ia ditemukan di depan gerbang panti. Saat Itu keadaannya cukup memprihatinkan. Seseorang meninggalkannya di dalam sebuah kardus dan hanya dilapisi dengan dua selimut yang lumayan tebal. Ia bahkan terlihat baru berumur 1 bulan kala itu.

Bibirnya tampak biru karena kedinginan karena saat itu New York sedang berada di puncak musim dingin. Ia sama sekali tidak menangis hanya gemetar kedinginan. Madam Mauren dan seluruh staf pengasuh bahkan akan mengira jika Clara sudah meninggal jika tidak melihat kelopak mata Clara yang terbuka dan berkedip – kedip.

Di leher Clara,terlihat sebuah liontin berbentuk ‘love’ yang padat tapi hanya seukuran biji pala yang berwarna emas murni. Dan di belakangnya terukir kata ‘Jennifer’, sehingga ia diberi nama CLARANETTA JENNIFER yang selalu melingkar di lehernya hingga saat ini.

Clara kecil tumbuh di kalangan panti dengan baik. Namun ia menjadi pribadi yang pemalu dan selalu tertutup jika bersama dengan orang lain. Ia hanya akan menjadi rilex ketika berada di antara Ibu panti dan juga adik – adik pantinya.

Clara sangat pintar dan jenius. Ia bukan hanya cantik tetapi daya belajarnya sungguh sangat menakjubkan. Clara bahkan mendapatkan pendidikan sekolahnya hampir di sekolah yang cukup elit dan semuanya mendapatkan beasiswa sehingga ia bisa meringankan beban madam Mauren.

Madam Mauren sebenarnya tidak pernah memikirkan jika clara merepotkannya. Nyatanya panti asuhan yang didirikannya cukup baik dan ekonominya lancar meskipun tidak bisa dikatakan sebagai panti yang mewah.

Tetapi Clara remaja selalu memikirkan jika ia bisa mengurangi sedikit beban madam Mauren, maka ia bahagia. Setelah berusia 12 tahun, saat itu Clara menginjak pendidikan SMP kelas 2 memutuskan untuk keluar dari panti asuhan dan tinggal di sebuah kosan.

Ia bahkan melamar di sebuah kafe di dekat sekolah menengahnya. Clara hidup sederhana dan mandiri bahkan sebagian gajinya akan disimpan untuk dibelikan beberapa keperluan bulanan panti asuhan tempat ia dibesarkan.

Berbagai bullyan, cacian bahkan makian selalu menjadi hal yang biasa yang clara dapatkan. Tetapi clara tidak pernah mengungkapkannya kepada madam Mauren ataupun pengurus yang lainnya. ia hanya tidak ingin merepotkan mereka dan menambah beban pikiran para pengasuh.

Puncaknya adalah saat ini. Dirinya yang tidak tahu apa – apa tiba – tiba dituduh menggoda pangeran sekolah, DAMIAN STEWARD. Yang clara tahu jika Damian adalah bunga sekolah. Cowok yang paling diincar, dan pria ideal untuk dijadikan pasangan.

Tapi Clara tahu jika Damian memiliki sifat dingin, datar dan acuh terhadap sekitarnya. Di sekitarnya hanya ada REMON STUART dan FRANKLIN BONE yang menjadi sahabat karibnya.

Ketiganya sudah menjadi siswa most wanted semenjak masa – masa orientasi kemarin. Berbanding terbalik dengan Clara yang langsung menjadi objek bullyan.

Clara memiliki tubuh gemuk setelah melewati masa pubertasnya. Seakan air yang diminum akan menjadi lemak yang menumpuk. Clara hanya bisa pasrah ketika tubuhnya menggembung hingga memiliki bobot 85kg.

Identitas sebagai anak yang dibesarkan di panti asuhan,di tambah menjadi anak beasiswa dan tubuh yang gemuk. Sudah lengkap.

Salah satu yang paling parah memberikannya bullyan adalah KIMBERLY  WATSON. Dia adalah putri dari Menteri Keuangan Negara yang memiliki kuasa. Dia terbiasa menunjukkan wajah yang ayu, sopan, anggun, dan ramah jika berada di depan umum. Tetapi ia sebenarnya berandal. Clubbing dan dunia malam adalah sebuah hal yang biasa baginya.

Kimberly atau yang biasa dipanggil Kim sangat memuja Damian. Damian adalah pria sempurna. Pintar, kaya raya dan juga tampan. Damian dilimpahi dengan kasih sayang oleh orang tuanya sedari kecil sampai pada usia 10 tahun ia harus di tinggal pergi oleh orangtuanya yang meninggal karena kecelakaan. Sekarang ia berada di bawah pengawasan sang kakek yang juga sangat menyayanginya.

Clara saat itu tengah memegang setumpuk buku dari kelasnya dan akan membawanya pergi ke wali kelasnya. Sebenarnya bukanlah tugasnya, tetapi ia hanya bisa menurut.

Kala itu Damian melihatnya kesusahan dan datang membantunya. Tindakan Damian disalah artikan oleh para antek kim yang melihatnya dan langsung mengadu kepada Kim. Hingga Kim akhirnya murka dan menyiksa Clara, berakhir dengan di dorongnya tubuh Clara yang sudah babak belur ke dalam kolam renang milik klub renang sekolah.

...****************...

‘ tuhan, apakah aku akan mati sekarang?’ batin Clara yang sudah tidak lagi bisa menggambarkan keadaannya.

Luka di sekujur tubuh, persendian yang terkilir belum lagi bobot badannya. Clara bahkan sudah berkali – kali tersedak air dan nampak sudah memejamkan matanya, pasrah.

‘ Jika memang ini akhirnya,aku sama sekali tidak apa. Madam Mauren, Clara sayang Madam dan semua pengasuh,’ batinnya saat kesadarannya mulai menghilang.

Clara semakin lama semakin tenggelam. Di barengi dengan nafas terakhirnya yang ada.

 

3.TRANSMIGRASI JIWA

Kening Claren berkerut. Keterkejutan muncul di dalam benaknya, Kenapa ia masih bisa mengerutkan keningnya? Tunggu ! Bahkan ia bisa merasakan keberadaan tangan dan tubuhnya.

Bukannya ia sudah mati? Mati karena meneguk alkohol favoritnya yang sudah dicampur dengan racun yang bahkan tidak ia kenali. Racun yang sudah disiapkan untuknya oleh adik sekaligus sahabat satu – satunya yang selalu ia sayang dengan caranya.

Jika mengingat momen itu ia ingin rasanya tertawa terbahak – bahak. Menertawakan nasibnya sendiri pastinya. Ia yang selalu datar dan cuek kepada semua orang saja masih bisa menimbulkan rasa iri pada orang sekitarnya.

Dan yang lebih parah adalah orang satu – satunya yang dekat dengannya lah yang merasakan iri. Haaaah.

Lupakan tentang ini. Claren merasakan dada yang sesak seperti kepenuhan dengan air. lalu, hidungnya, kenapa dengan dirinya ini? Ia seperti sedang berada di tengah ... air? refleks tangan Claren membungkam mulut dan hidungnya,menghalau masuknya air yang entah darimana datangnya.

Kakinya juga reflek membuat gerakan renang. Tapi, kenapa terasa begitu berat? Apa ia tengah membawa gajah di tubuhnya? Hei, siapa yang bisa menjelaskan situasinya ini?

Dengan sekuat tenaga, Claren segera berenang dengan kekuatan terakhirnya. Ia masih harus tahu apa yang sedang terjadi kepadanya. Bukannya ia sudah mati? Lalu kenapa ia berada di tengah – tengah daerah berair seperti ini.

Sekuat tenaga Claren berenang. Dengan membawa beban seberat Gajah ini. Dengan terengah – engah ia akhirnya sampai di permukaan yang terlihat seperti Kolam Renang di sebuah sanggar/klub.

Dengan susah payah Claren mengangkat ‘beban’ di tubuhnya untuk ke pinggiran. Ia melihat tangannya sendiri.

Apa ini? Tangan siapa yang seperti paha b*bi ini? Kenapa besar sekali? Mata Claren menelusuri tangannya, bergerak menuju kakinya yang ternyata lebih mengenaskan lagi besarnya. Ia mulai meraba badannya dan wajahnya.

Penuh dengan gumpalan daging ! Claren kemudian mengarahkan wajahnya ke air kolam renang untuk melihatnya.

Ini? Siapa ini? Siapa wajah ini?

Tiba – tiba kepalanya sakit seperti tersengat listrik. Seketika masuk informasi – informasi dari sebuah ingatan masuk ke dalam otaknya. Claren nampak menjambak rambutnya sendiri saking tidak kuatnya ia menahan rasa sakit.

Setelah hampir setengah jam, rasa sakit yang mendera kepala Claren menghilang. Ia perlahan membuka matanya. Lalu mulai kembali memindai tubuhnya yang ‘baru’ itu.

“ Jadi, aku menempati tubuh gadis yang bernama Claranetta,” ucap Claren ehm sekarang menjadi Clara.

Setelah berucap itu, Claren kembali merasakan kesakitan karena luka - luka yang berada di tubuhnya.

Luka yang baru terasa setelah ia terkejut dengan kehidupannya kembali.

“ Ck sial, anak – anak bocah jaman sekarang sadis banget,” ucapnya lirih sambil mengernyit karena rasa sakitnya. Terlihat memar, sundutan rokok baik yang lama maupun yang baru.

Claren nampak menatap malas pada tubuh barunya yang gempal dan juga penuh dengan luka itu.

“ Haaahh, gimana mau keluar kalau angkat kaki aja nggak kuat,” dumalnya pada dirinya sendiri.

“ lagian ini kenapa nggak ada yang masuk gitu,” lanjutnya lagi sambil celingukan. Sepertinya Claren sempat lupa jika tubuh Clara ini memang tidak pernah dipedulikan oleh semua orang. Bahkan gru hanya akan bersikap baik ketika menyuruh Clara mengerjakan tugas – tugas yang akan diklaim menjadi hasil dari anak didik pribadinya.

“ Miris sekali kehidupanmu,” lirihnya sambil melihat keadaan tubuh Clara.

Dari ingatan Clara yang ditransfer kepadanya tadi, Claren bisa melihat seluruh kehidupan yang telah Clara jalani.

Hidup di panti asuhan yang damai, tetapi akhirnya ia lebih memilih untuk hidup mandiri karena tidak ingin panti menanggung beban keuangan dengan adanya ia di dalamnya.

Sebenarnya ada juga adik pantinya yang sudah beranjak dewasa dan juga memasuki sekolah tingkat menengah. Tetapi mereka tidak seberuntung Clara yang mendapatkan beasiswa. Hal ini jugalah yang membuat Clara semakin menguatkan tekadnya untuk segera hidup mandiri dan membantu pengeluaran ekonomi panti meski hanya sekedar membelikan buku – buku kepada semua adiknya.

Memasuki kehidupan mandiri, Clara mulai mendapatkan bullyan. Saat SD mungkin ia tidak mengalami hal tersebut karena ia menempuh pendidikan SD di lingkungan dekat dengan panti. Tetapi saat ia sudah menginjak bangku SMP, dan ada beberapa siswa yang usil kepadanya.

Awalnya hanya sekedar ejekan lisan. Semakin lama semakin merembet menuju tindakan verbal.

Clara selalu diam dan hanya memendam semuanya sendiri. Ia selalu menampilkan tawa ceria saat kembali mengunjungi panti asuhan.

“ Hei, karena aku sudah menempati tubuhmu, maka istirahatlah dengan tenang. Dan aku akan membalas semua perlakuan mereka terhadapmu,” ucap Claren kepada dirinya sendiri. Seakan ia sedang bicara dengan jiwa Clara yang asli.

Claren tahu, Clara yang asli sudah mati ketika ia mengambil alih tubuhnya.

Claren kini celingukan. Tubuhnya terasa sakit dan lemah tetapi ia memang harus keluar dari sini.

“ sebenarnya kenapa tidak ada orang yang lewat sih?” gerutunya lagi.

Saat ini, sekolah memang sedang melakukan kegiatan Class Meeting setelah ada ujian semester 1. Tentu saja semua orang tengah bersenang – senang dengan kegiatan mereka di luar sana. Claren sekuat tenaga, menopang tubuh gemuknya. Mencoba untuk berdiri dan melangkahkan kakinya untuk meninggalkan area klub renang. Beruntung,di belakang klub ini ada pintu yang menuju ke luar sekolah. Pintu yang selalu digunakan untuk membolos beberapa siswa yang nakal.

Claren menguatkan langkahnya. Meski tertatih, ia dengan pasti mulai menjauh dari area sekolah. Tiba – tiba, dalam hati ia bergumam.

‘ Balas dendam pasti akan aku lakukan! Tidak ada ceritanya seorang 'Dead Rose' bakal diam saja saat terusik!’

‘ Tapi, ada yang lebih penting dari hal ini, AKU HARUS MENURUNKAN BERAT BADAN!’ tekad Clare dalam hati.

Tubuh Clara yang perlahan menghilang melalui pintu belakang itu,tidak sadar ketika ada sepasang mata dengan sorot tajam tengah mengamatinya.

...****************...

Setelah kurang dari tiga jam berjalan kaki dengan sangat pelan, Claren sampai di sebuah kamar kontrakan kecil nan kumuh. Ingatan dari tubuh aslinya menuntunnya ke tempat tinggal tubuh asli Clara. Saat Melihat bangunan kecil yang hanya berukuran 3x4 meter ini Claren langsung menghembuskan nafas kasar.

‘ Haah, mau bagaimana lagi. Jalani dulu, aku harus memulihkan luka – luka ini baru menyusun strategi’ batinnya lagi.

Ia memasuki ruangan sempit itu, tidak ia sangka jika ruangan di dalamnya begitu terawat dengan baik, Rapi dan harum. Jauh dari kesan kumuh seperti penampilan luarnya.

Claren melihat sebuah meja dipan kecil di samping kasur busa yang tipis dan tampak melesak ke dalam karena setiap hari mendapat siksaan dari badan Clara.

Di dipan itu ternyata ada sebuah kotak p3k yang cukup lengkap. Terlihat sekali jika hal inilah yang selalu Clara pakai untuk menutupi luka – lukanya.

Claren menelan pil penghilang nyeri dengan sekali teguk. Lalu ia mulai telaten merawat luka – luka memarnya. Gosok salep sana sini, lilit perban kanan dan kiri. Tidak lupa sebelumnya ia bersihkan menggunakan alkohol.

‘Yahhh, setidaknya luka – luka seperti ini sudah biasa kudapatkan,’ desahnya pelan.

‘ Clara, terima kasih dan aku minta maaf. Mulai sekarang aku akan mengambil alih tubuhmu. Mari kita membalas dendam kepada mereka yang sudah menindasmu!!’

. Tempat othor lagi mati lampu ini.. 😁😁

Selamat malam..

Jangan lupa tekan tombol Like nya..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!