NovelToon NovelToon

The King Of Magic And Sword

Episode 1 Adrian

Saat ini Adrian sedang berbaring di kasurnya dan menghela nafas sambil membayangkan banyak hal, dia saat ini sedang meratapi nasibnya yang selalu sial, orangtuanya meninggal kecelakaan di pesawat, sisa keluarganya mati karena kecelakaan juga, dan alhasil sekarang dia tinggal sendirian di rumah yang sederhana.

"Hidupku benar-benar hancur, sudah berapa tahun kah hidupku yang sial seperti ini? Aku sama sekali tidak bisa mengingatnya mungkin cukup lama dari sejak aku SD kah....Berapa tahun yah?" Ucap Adrian yang sedang berkaca.

Adrian melihat dirinya sendiri yang gemuk jelek, dan sangat menjijikan bahkan dirinya sendiri terkadang tidak ingin melihat wajahnya, namun hari ini entah kenapa dia ingin melihat wajahnya sendiri, wajah Adrian kini di penuhi dengan luka akibat pukulan dari teman-temannya di sekolah.

"Entah kenapa aku sudah terbiasa dengan semua luka ini, rasanya aku tidak peduli lagi semuanya serasa tidak sakit lagi, mungkin hatiku fisikku semuanya sudah mati rasa karena di landa kesialan ini." Ucap Adrian yang kemudian kembali berbaring lagi di kasurnya.

Sambil memikirkan banyak hal, hidup dia benar-benar sangat hancur namun entah kenapa dia sama sekali tidak memikirkan yang namanya bunuh diri ataupun mati, justru dia sekarang berpikir ingin membunuh teman-temannya yang ada di sekolahnya.

Tiba-tiba pagi pun tiba...

Adrian pun menguap "Hoahhh.......Tampaknya ini sudah pagi, sudah beberapa tahun ini hidupku terus berulang seperti ini, rasanya sudah tidak lelah lagi, entahlah aku benar-benar tidak merasakan apapun, ini aneh tapi ini kenyataan.."

Adrian pun bergegas dari kamarnya dan bersiap-siap untuk berangkat kesekolah, walaupun di sekolah dia selalu di buli, tapi dia tetap bersekolah karena itu adalah amanat dari keluarganya terutama orang tuanya, orang tuanya pernah berkata ada Adrian bahwa jika dia terus berusaha, dan terus percaya diri terhadap apa yang dia lakukan maka kebahagiaan akan datang padanya.

Tapi sayangnya bagi dia kata-kata tersebut adalah kebohongan terbesar yang dia pernah dengar, tapi walaupun seperti ini di dalam hati kecilnya dia masih percaya pada hal tersebut.

Dan itulah satu-satunya alasan kenapa Adrian bisa bertahan sampai sekarang, namun tampaknya sekarang Adrian ingin berubah.

Adrian terdiam di kaca dan menatap wajahnya.

"Wajah yang jelek, badan yang jelek, rambut yang berantakan, semuanya terlihat sangat menjijikan, tampaknya mereka semua benar, jangankan mereka aku saja yang melihat diriku sendiri rasanya sangat mual dan ingin muntah" Ucap Adrian.

"Tapi walaupun aku seperti ini aku tetap manusiakan? Aku tetap layak untuk hidupkan, aku tetap layakan hidup seperti manusia pada umumnya, lagipula aku bukan monsterkan? Tapi kenapa mereka semua rasanya menganggapku seperti monster?" Ucap Adrian penuh dengan emosi.

Adrian sekarang sedang mengalami yang namanya bertanya pada diri sendiri, dari kemarin sampai pagi dia terus bertanya-tanya kenapa hidupnya bisa sesial ini, kenapa dia terlahir buruk rupa, kenapa dia tidak mendapatkan kebahagiaan seperti orang lain.

Dia pun sangat kesal sampai memukul kacanya dan tangan nya pun berdarah dia berteriak sekencang mungkin "SIAL!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Tanpa sadar dia pun tertawa, rasa sakit yang dia rasakan sama sekali tidak bisa dia ungkapkan dia seperti menjadi gila.

Dia pun bersiap-siap untuk berangkat sekolah, sambil tersenyum iblis rasanya dia hari ini telah memutuskan untuk mengambil jalan yang berbeda.

"Tampaknya aku harus melupakan segalanya, lagi pula hidupku sudah sialkan? Jadi kenapa aku harus memikirkan hidupku lagi?" Adrian yang tersenyum jahat.

Adrian sekarang tidak peduli lagi dengan apa yang terjadi dia sudah muak dengan hidup ini, rasanya dia matipun tidak masalah, karena tidak ada sama sekali kebahagiaan yang datang padanya.

Adrian pun tiba di kelas, seperti biasa ketika dia datang dia langsung di sambut oleh 5 orang pria yang selalu membulinya.

"Halo gemuk....."

"Halo sampah....."

"Yo pagi beban......"

Ucap mereka semua yang menghina Adrian secara bergiliran, di kelas juga sekarang sedang membicarakan Adrian, mereka semua sama sekali tidak menyukai Adrian, di dunia ini tidak ada yang bisa menerima Adrian, semuanya selalu menolak Adrian.

Adrian sendiri terkadang bingung kenapa di dunia ini tidak ada orang yang bisa menerimanya.

Kelima orang itupun ingin merangkul Adrian dan ingin memulai aksi bulinya, namun Adrian langsung menepis tangan mereka sambil tersenyum kejam.

Mereka berlima pun langsung terkejut, bukan mereka saja tapi seisi kelas, mereka semua tiba-tiba merasakan hawa mengerikan dari Adrian.

Kelima orang itu yang kesal melihat wajah Adrian yang terlihat meremehkan mereka. Mereka pun maju dan melakukan pukulan tendangan secara bergiliran.

Adrian yang sudah terbiasa di pukuli di siksa, dia menerima semua pukulan mereka sampai-sampai Adrian terhempas beberapa centimeter.

Adrian tidak tumbang, walaupun hidung dan mulutnya mengeluarkan darah, Adrian disini justru mengacungkan tangan nya dan mengejek mereka.

Adrian di sini tersenyum mengerikan, mereka berlima pun kembali menyerang Adrian tapi sayangnya di sini Adrian melakukan perlawanan.

Adrian pun berhasil memukul 3 orang, dan mereka bertiga terlihat terluka, Adrian sekarang terlihat tampak berbeda. Mereka berlima sekarang terlihat seperti ketakutan, namun mereka menolak untuk takut.

Mereka pun terus bertarung, dan tentu saja Adrian pada akhirnya babak belur, seluruh badan nya terluka dan dia pingsan, sekarang dia sedang berada di sebuah gudang terbengkalai.

Dia pun tertawa kencang seperti orang gila "HHAHAHAHAHA INI MENYENANGKAN AKU AKAN MEMBUNUH MEREKA............"

Adrian sama sekali tidak peduli dengan luka yang ada di tubuhnya sekarang yang dia ingin lakukan hanyalah membunuh mereka, Adrian berpikir jika dia tidak bisa mendapatkan kebahagiaan maka orang yang membuli dia juga tidak boleh mendapatkan kebahagiaan.

Adrian pun keluar dari gudang itu tentunya gudang itu sudah di kunci dari luar, tapi Adrian dapat keluar dengan beberapa trik, Adrian termasuk orang yang sangat cerdas namun sayangnya dia terhalang oleh para pembuli dan nasibnya yang terlalu sial.

"Tampaknya ini sudah malam, kira-kira berapa lama aku pingsan disini? Aku sama sekali tidak bisa berpikir, mungkin sekarang saatnya aku pulang.........." Adrian yang tersenyum mengerikan.

Adrian pun kembali ke rumah, dia sekarang sedang merencanakan banyak hal, dia ingin langsung membunuh kelima orang itu, tidak peduli apapun kedepannya, entah itu dia akan di penjara hukum mati atau apapun itu dia tidak peduli.

Hidup dia sial yang terpenting untuk sekarang bagi Adrian adalah membunuh mereka semua, Adrian bukan berniat membunuh mereka berlima, tapi seluruh orang yang pernah membuli dia.

Adrian pun menatap sebuah pisau yang tajam, dia pun tersenyum bagaikan iblis dia pun menaru pisau tersebut di kantung nya.

"Besok adalah hari yang akan menyenangkan...." Adrian yang tersenyum gila sambil tertawa.

Keesokan harinya pun Adrian terbangun penuh dengan semangat, entah kenapa rasanya dia ingin menghancurkan hidup orang lain, dan dia sama sekali sudah tidak peduli pada hidupnya.

Dia pun berangkat kesekolah seperti biasa, kali ini dia benar-benar semangat, dia seperti mendapatkan semangatnya yang sudah hilang bertahun tahun itu, sepanjang jalan dia tersenyum dan berpikir bagaimana dia ingin membunuh mereka semua.

Ketika Adrian membayangkan hal tersebut di jalan yang cukup sepi karena dia berangkat kesekolah terlalu pagi. Adrian pun terkejut, mata dia seperti memudar.

"Apa...........? Kenapa ini.......? A..A...A...Apa yang terjadi!!!!!! Kenapa semuanya memudar, ada apa denganku." Batin Adrian, karena Adrian disini sama sekali tidak bisa berbicara, rasanya dia tidak ada kekuatan untuk berbicara.

Adrian pun kebingungan dan dia sama sekali tidak bisa berpikir, ia pun melihat dadanya yang sekarang sedang di lubangi oleh sebuah pisau yang panjang. Adrian memegang pisau tersebut namun pada saat dia memegang pisau tersebut.

Pisau tersebut ditarik oleh orang yang membunuhnya, orang yang membunuhnya pun kabur dari tempat sepi tersebut.

Adrian yang sudah tidak bisa melakukan apapun, dia sekarat tubuhnya mengeluarkan terus darah, Adrian disini tumbang sambil memuntahkan darah.

Walaupun seperti itu di kematian nya ini dia tersenyum.

"Tampaknya dunia ini memang membenciku, bahkan di saat aku bersemangat untuk membalaskan dendamku yang sudah kupendam lama sekali, tiba-tiba saja aku mati dengan konyol seperti ini."

"Bahkan saking bencinya dunia ini padaku, aku mati di tempat yang sepi, tidak ada orang sendirian kedinginan dan rasanya sangat menyakitkan." Adrian setelah berpikir seperti itu dia pun mati di tempat yang sepi tidak ada orang dan sendirian.....................

Itu adalah pikiran Adrian terakhir kalinya sebenarnya masih banyak yang dia ingin ungkapkan, namun semuanya tidak sempat karena Adrian sudah sekarat.

Yang sebenarnya Adrian ingin ungkapkan adalah, dia sangat membenci dunia itu, dia sama sekali tidak merasakan yang namanya kebahagiaan sejak dia kecil, yang dia rasakan hanyalah penderitaan Adrian ingin mengutuk dunia itu.

Dan ada 1 hal lagi yang dia ingin ungkapkan yaitu, dia ingin terlahir kembali..............

Episode 2 Terlahir kembali

Saat ini semuanya terasa gelap bagi Adrian, dia merasa kedinginan dan hampa dia menerka-nerka dimanakah sekarang dia berada. Adrian sama sekali tidak mengetahui dia berada dimana.

Yang pasti Adrian sudah memasrahkan semuanya, dia tidak tau lagi apa yang harus dia lakukan, dalam hatinya dia hanya berkeinginan untuk terlahir kembali di suatu tempat, dan dia ingin mendapatkan sebuah kebahagiaan.

Dia ingin merubah hidupnya Adrian berharap hidupnya tidak ingin sial, tapi di penuhi dengan kebahagiaan sekalipun terkena sial, dia berharap dia bisa mengatasinya.

Adrian juga berpikir bahwa tidak ada yang lebih sulit dari masalah yang ia hadapi di dunia sialaan itu. Jadi seandainya dia diberikan kesempatan kedua untuk terlahir kembali, dia sangat yakin dia bisa mendapatkan kebahagiaan dan hidup yang dia inginkan.

Di saat Adrian memikirkan hal tersebut tiba-tiba saja Adrian bisa membuka matanya. Adrian sangat terkejut akan hal itu.

"Hah apa ini? Apa yang terjadi? A....apa maksud dari semua ini." Itulah batin Adrian sekarang.

Adrian yang membuka matanya dia melihat sekitaran.

"Dimana ini, kenapa aku sulit bergerak, ada apa ini, kenapa aku berada di gua sebenarnya apa yang terjadi padaku?" Adrian yang kepanikan.

Pasalnya Adrian sekarang berada di sebuah goa yang pencahayaan nya cukup bagus, karena disana terdapat sebuah bola cahaya terbang, Adrian kebingungan dia tidak tau itu apa.

Adrian juga disini merasa tidak nyaman karena tempat tidur dia bukanlah seperti tempat tidur bayi yang mahal, namun hanya ada sebuah alas daun dan bantalan dengan beberapa daun yang di tumpuk.

Adrian disini mengangkat tangannya dengan susah payah, dia pun melihat tangan kecil mungil seperti bayi.

"HAH KENAPA, KENAPA TANGANKU MUNGIL SEPERTI BAYI!!!!!!" Ucap Adrian dalam hati yang terkejut.

Dia pun langsung terdiam dan mencoba mencerna semuanya.

"Tunggu tunggu apa ini semua mungkin, aku tadi sebelumnya mati, kemudian aku berharap terlahir kembali di suatu tempat terserah bebas yang penting aku terlahir kembali, lalu semua gelap lalu aku bisa membuka mata, lalu aku ada di sini, apa ini artinya aku benar-benar terlahir kembali apa ini mimpi?"

Adrian yang tidak percaya jika ia terlahir kembali, dia sebelumnya memang berharap untuk terlahir kembali tapi dia sama sekali tidak menyangka hal tersebut akan terjadi.

Adrian pun berpikir bahwa sepertinya kehidupannya sepenuhnya tidak di dampingi dengan kesialan saja.

Adrian melihat sekitaran Goa tersebut, goa tersebut tidak terlalu besar, Goa tersebut juga hangat tidak dingin, Adrian disini melihat dua orang yang sedang tertidur pulas di sebuah kayu yang yang berlaskan daun.

Adrian pun berpikir bahwa dua orang yang sedang tertidur tersebut merupakan ayah dan ibunya. Entah kenapa saat ini Adrian memandangi mereka dengan pandangan kerinduan yang selama ini menghantuinya.

Dari itulah dia mengetahui dan bisa menebak bahwa dua orang tersebut merupakan orangtuanya, di tambah Adrian sama sekali tidak tertarik pada wanita itu, padahal wanita itu sangat cantik.

Kedua orang tersebut yang merupakan wanita dan pria, memiliki paras yang sangat indah, mereka berdua terlihat sangat tampan dan cantik.

Postur dari pria tersebut tinggi sispek terlihat muda memiliki rambut hitam, dan dia sangat tampan, sedangkan wanita tersebut dia tidak terlalu tinggi memiliki rambut berwarna putih, dan wanita tersebut terlihat sangat cantik dengan dada yang berukuran cukup.

Alias besar namun tidak terlalu besar, wanita tersebut sangat cantik seperti wanita yang ada di dongeng-dongeng.

Adrian pun disini memikirkan situasinya, dia berpikir sangat keras. Hal yang dia pikirkan bukan tentang bagaimana dia bisa terlahir kembali, dia sama sekali tidak peduli tentang hal itu.

Bagi Adrian yang terpenting adalah dia terlahir kembali dan memiliki kesempatan untuk mendapatkan kebahagiaan dan tujuan hidupnya.

Adrian disini memikirkan tentang orangtuanya.

"Orang tuaku sangat tampan dan cantik, tapi kenapa mereka tinggal di goa, jika aku pikir-pikir dan aku lihat mereka berdua tampak seperti film tentang raja dan ratu, dan seharusnya orang sekeren mereka, adalah orang kerajaan bangsawan atau apapun itu."

"Tapi kenapa orang tuaku tinggal di tempat seperti ini, pasti ada alasan di balik semua ini." Batin Adrian yang sedang berpikir keras, alasan kenapa orang tuanya yang terlihat seperti bukan orang biasa tetapi tinggal di tempat seperti ini.

Adrian yang masih menjadi bayi tampaknya tidak bisa terlalu berpikir keras karena ketika mencobanya, otaknya menjadi overload, dan Adrian pun menangis dengan kencang sambil mengompol di celana.

Dia sama sekali tidak bisa mengontrol hal tersebut karena dia masih bayi.

"Sialan..........Aku benci hal ini." Batin Adrian.

Orang tua Adrian pun terbangun dengan segera mereka berdua menghampiri Adrian yang sedang menangis.

Orang tua Adrian terlihat panik karena Adrian menangis dengan kencang, Adrian pun langsung bisa menebak bahwa kedua orang tuanya memiliki energi yang sangat besar dalam artian (sangat ricuh), Ardian juga bisa menebak bahwa ini mungkin kali pertama kalinya mereka berdua memiliki anak.

Bisa dibilang anak pertama mereka berdua adalah Adrian.

Adrian dalam hatinya memasang wajah datar karena orang tuanya benar-benar seorang pemula dalam mengurus anak.

Pasalnya orang tuanya terlihat kepanikan saat Adrian menangis dengan kencang, mereka menyangka Adrian terkena penyakit atau yang lainnya.

"LUCIUS, ADA APA DENGAN LUCIUS RONAN ADA APA DENGAN ANAK KITA ...." Ucap ibunya Adrian yang kepanikan.

Sedangkan Adrian disini jadi mengetahui nama dia di dunia ini.

"Ternyata namaku Lucius." Batinnya.

"AKU TIDAK TAU LYRA CEPAT BERIKAN SIHIR PENYEMBUHAN UNTUKNYA, AKU YAKIN DIA SEDANG SAKIT......" Ucap Ronan ayah Adrian.

Lyra pun menampar Ronan dengan keras.

"APA KAU GILA, MANA MUNGKIN BAYI BISA SAKIT." Lyra yang berteriak.

Orangtua Lucius bukannya menolong dan memberhentikan tangis Lucius mereka justru bertengkar.

"Orang tuaku benar-benar tidak memiliki pengalaman apapun....." Lucius yang menghela nafas.

"Tapi aku rasa aku akan bahagia di keluarga seperti ini." Lucius yang tersenyum sambil melihat orang tuanya ribut.

Lucius pun tertawa dan berhenti menangis.

"Mulai saat ini namaku bukan Adrian lagi, tapi Lucius, kehidupan baruku kali ini tidak akan aku sia-siakan, aku akan berusaha berjuang untuk melindungi apa yang aku punya." Lucius yang penuh dengan tekad.

Melihat Lucius yang tertawa melihat kelakuan kedua orang tuanya, orang tuanya pun berhenti ribut dan mereka langsung memasang wajah lucu mencoba menghibur Lucius.

Namun disini Lucius berhenti tertawa dan kembali menangis pada saat melihat Ronan memasang muka lucu.

"DASAR KAU BAJING****" Lyra yang mengamuk karena suaminya itu membuat anaknya kembali menangis.

Lyra pun disini menampar pipi Ronan dengan keras "Plak......." Suara yang menggema di goa.

Melihat itu Lucius pun kembali tertawa.

Melihat itu Lyra pun memahami satu hal, anaknya senang apabila dia memukul Ronan.

Lyra pun tersenyum kejam, sedangkan Ronan panik "Sayang......" Ronan dengan wajah mengkhawatirkan.

Ronan yang mengerti apa maksud lirikan dari istrinya dia pun lari, Lyra pun berteriak sambil mengejar Ronan.

"RONAN KEMARILAH INI DEMI ANAK KITA........"

"Dasar wanita sinting mana ada hal seperti itu"

"APA KAU BILANG SINTING?" Lyra yang semakin marah

Mereka berdua pun terus saling mengejar, melihat itu Lucius pun tertawa....

Lucius pun merasa senang karena dia dilahirkan kembali, dia mendapatkan sebuah firasat bahwa di kehidupan dia kali ini dia akan bahagia.

Lucius sama sekali tidak peduli dia lahir di tempat apa, dimana, atau status orang tuanya, yang pasti Lucius hanya peduli pada satu hal.

Ia telah terlahir kembali dengan keluarga yang bahagia, dan dia akan menjaga hal tersebut.

Akhirnya orang tua Lucius pun merasa lelah sendiri.

"Mengurus anak susah juga yah." Ucpa Lyra.

"Benar." Ucap Ronan.

"Tampaknya orangtua ku benar-benar bodoh...." Batin Lucius dengan muka yang datar karena melihat kelakuan kedua orang tuanya.

Orang tuanya pun setelah beberapa saat baru mengetahui bahwa ternyata Lucius kencing di celana.

Mereka berdua pun saling bekerja sama untuk membersihkan dan mengganti celana baju Lucius.

Mereka bertiga terlihat seperti keluarga cemara terlihat bahagia dan senang.

Episode 3 Kehidupan yang berbeda

4 Tahun kemudian..........

Lucius saat ini sudah berumur 4 tahun, setelah 4 tahun lamanya Lucius tentunya memahami secara garis besar tentang dunia apa ini, goa apa ini, dimanakah sebenarnya Lucius tinggal dan hal lainnya.

Lucius saat ini sedang di tinggal sendirian di goa, karena orang tuanya saat ini sedang berburu untuk makan, dan tentunya untuk mencari stok air dan kebutuhan lainnya.

Lucius sempat berpikir orang tua seperti apa yang meninggalkan anaknya sendirian di dalam sebuah goa, ya walaupun goa tersebut terlihat aman kondusif dan tidak ada masalah sama sekali.

Walaupun Lucius terkadang merasa bahwa di luaran sana sangat berbahaya, namun dia berusaha untuk berpikir positif thingking.

Lucius sama sekali belum pernah keluar dari goa, itu semua karena orang tuanya, melarang Lucius untuk keluar goa.

Alasan kenapa Lucius tidak boleh keluar goa, belum diberitahu oleh orang tuanya, Lucius terkadang penasaran akan hal tersebut.

Namun orang tuanya hanya memberitahu Lucius suatu saat mereka akan memberitahu semuanya.

Lucius waktu berumur 3 tahun mengiyakan semua ucapan orangtuanya itu, Lucius adalah anak yang sangat cerdas, dia dapat belajar semua hal dengan sangat cepat.

Bahkan orang tuanya saja kaget karena Lucius bisa belajar dengan cepat, mereka juga terlihat sangat bangga karena memiliki anak secerdas Lucius.

Lucius sekarang sedang berbaring dengan santai sambil mencerna beberapa hal.

"Tampaknya aku berada di dunia sihir dan pedang, awalnya aku cukup terkejut dengan semua keajaiban yang ada di sini, itu dulu pada saat aku baru lahir ke dunia ini."

"Aku sama sekali tidak tau apa nama dunia ini, yang hanya aku tau dunia ini tentang sihir dan pedang, aku bisa tau dari kebiasaan ayah dan ibuku."

"Tampaknya ayah dan ibuku itu pekerja keras, dan tampaknya mereka benar-benar bukan orang biasa karena jika aku memikirkannya lagi, ayah memiliki ilmu pedang yang tidak biasa, dan tampaknya dia juga memiliki postur tubuh yang bagus untuk bertarung."

"Di tambah ibuku yang memiliki sihir yang sangat hebat, dia dapat menyembuhkan segala luka, dan bisa memakai sihir cahaya, sisanya aku belum mengetahui sihir apalagi yang bisa dia lakukan."

"Tapi yang pasti dia tidak bisa sihir air, karena untuk air minum, mereka masih mengambilnya dari daerah terdekat disini, jika ibuku bisa memakai sihir air, untuk apa ibu dan ayahku mengambil air dari luar."

"Lupakan tentang hal itu, aku sekarang masing bingung, kenapa ketika aku lahir aku bisa mengerti bahasa mereka langsung, tanpa kendala ini sangat aneh, bagiku mereka seperti memakai bahasa ku, tapi aku yakin ini bukan bahasa di duniaku yang dulu."

"Hmmm masih banyak misteri tentang dunia ini, aku harus mengeskplornya nanti."

"Mungkin perlahan aku akan menanyakan semuanya pada orang tuaku, mulai dari kenapa tinggal disini, menjelasakan tentang dunia ini secara rinci, dan ada apa saja di luaran sana."

"Dunia ini rasanya sangat menarik, di tambah ada sihir dan ilmu berpedang, rasaya aku menggebu-gebu ingin mempelajari hal tersebut, walaupun sekarang aku bisa sudah mempelajari dua hal tersebut."

"Belajar tidak perlu di ajari, tapi melihat juga termasuk belajar."

"Tapi terkadang aku bingung dengan orang tuaku sendiri, kenapa mereka sama sekali tidak mengajariku tentang ilmu sihir maupun pedang? Apa aku masih berumur 4 tahun?"

"Hmm....tampaknya seperti itu ya walaupun aku tidak di ajari sihir ataupun ilmu berpedang, pada dasarnya aku bisa melakukan nya."

"Untuk sekarang aku bisa memakai jenis sihir apapun itu, sihir disini sangat mudah aku tinggal membayangkannya saja dan lalu keluar sesimpel itu, ya walaupun terkadang aku bisa kelelahan karena mungkin manaku terkuras habis."

"Tapi rasanya semakin aku sering belajar sihir dan ilmu berpedang, kekuatan fisik mana dan yang lainnya meningkat, buktinya aku bisa menciptakan bola air sebesar ini."

Lucius sambil berbaring sambil menciptakan sebuah bola air yang besar, mungkin 4 kali lebih besar darinya.

"Ini benar-benar sangat mudah." Ucap Lucius sambil menghempaskan sihirnya itu ke goa, dengan pelan.

Setelah melakukan sihir air, Lucius menggunakan sihir cahaya untuk mengeringkan tempat tersebut.

"Apa aku terlahir sebagai seorang citer disini? Aku merasa seperti itu karena orang tuaku ketika memakai sihir mereka seperti melakukan rapalan, namun rapalan nya tentu saja tidak di ucapkan, seperti dalam hati dan hanya bibirnya saja bergerak."

"Jika aku diberikan kekuatan yang spesial seperti ini sihir tanpa rapalan dan hanya menggunakan imajinasiku saja, rasanya sangat janggal."

"Mana mungkin aku bisa seburuntung ini, aku masih memiliki trust issue."

"Yah mungkin aku akan berpikir positif thingking lagipula aku Lucius bukan Adrian."

"Aku sudah terlahir kembali dan yah aku harus menjaga ini semua, aku tidak boleh lagi kehilangan semuanya."

"Aku akan berlatih menjadi sangat kuat agar aku tidak kehilangan lagi semuanya, karena dengan menjadi kuatlah seseorang bisa di hargai, dan bisa menjaga apa yang dia miliki."

"Baiklah saatnya latihan...." Lucius yang sangat bersemangat.

Lucius disini mengambil sebuah ranting yang diberikan oleh ayahnya, dia kemudian melapisinya dengan sihir cahaya, sehingga ranting itu dilapisi cahaya.

Lucius kemudian menggunakan sihir angin untuk menghempaskan daun ke dekat tubuhnya.

Dan kemudian Lucius menebas lima daun tersebut dengan cepat, dan tiba-tiba saja daun tersebut terbelah menjadi dua dengan halus.

"Ini cukup mudah." Ucap Lucius, dikehidupan sebelumnya Lucius merupakan anak yang cerdas, dia hanya sekali melihat saja bisa langsung hafal.

Itu adalah kelebihan Lucius di dunia lamanya, jika Lucius memiliki keberuntungan mungkin saja Lucius akan di nobatkan sebagai orang terpintar di negaranya.

Lucius tentunya masih mengingat kehidupan di masa lalunya, bahkan Lucius mengaplikasikan beberapa hal di dunia lamanya, kedunia baru.

Seperti belajar sihir, ilmu berpedang dan banyak hal lainnya, Lucius walaupun tinggal di goa selama 4 tahun tanpa keluar goa, dia sangat bahagia dan sangat senang, karena selama dia di goa dia belajar banyak hal.

Dan yah ketika dia berumur 4 tahun dia bisa seperti sekarang, tentunya Lucius belajar hal tersebut membutuhkan beberapa tahun.

Ketika dia bayi dia selalu memperhatikan ayah dan ibunya.

Lucius setelah latihan pedang dan sihir cukup lama ia pun beristirahat sejenak.

"Seharusnya ayah dan ibuku sebentar lagi pulang...."

"Aku benar-benar sangat penasaran, inikan goa seharusnya kalau ada goa seperti ini berarti aku tinggal di hutan, dan aku rasa seharusnya yah tempat ini jauh dari pemukiman, dan seharusnya tempat ini adalah tempat rahasia."

"Tapi kenapa orang tuaku bisa mendapatkan barang-barang ini, darimana mereka mendapatkannya, apa mungkin ada sebuah desa atau apa di dekat sini?" Lucius yang mengerutkan wajahnya karena dia merasa penasaran.

Sebenarnya dia ingin keluar dari sini tapi orang tuanya melarangnya, alasan nya tentu saja Lucius tidak tau, karena Lucius sudah beranjak 4 tahun dia ingin menanyakan tentang hal itu.

Secara kebetulan tiba-tiba saja orang tuanya kembali dari perburuan dan yang lainnya.

"KAMI KEMBALI LUCIUS..." Ucap mereka berdua penuh semangat sambil tersenyum lebar.

Lucius pun menyambut mereka berdua dengan senyuman.

"Selamat datang kembali ayah ibu..." Ucap Lucius yang menggemaskan.

"Ahhh luciusku......" Lyra yang lansung berlari dan memeluk Lucius dengan erat.

"IBU HENTIKAN IBU TOLONG INI RASANYA SESAK...." Ucap Lucius yang sesak karena di peluk oleh ibunya sangat kencang.

Lucius menatap ayahnya dan meminta bantuan ayahnya, namun seperti biasa sang ayah takut pada istrinya, Ronan menyilangkan tangan nya dan kabur dari situ, pura-pura tidak melihat apapun.

"Untuk apa menghentikan ibu, kau tau ibu tidak akan berhenti sampai ibu puas...." Ucap Lyra sambil menggesek pipinya ke pipi Lucius.

"Ibu....Aku sudah berumur 4 tahun ibu........"

"Ibu tidak peduli Lucius mau kamu berumur 1000 tahun juga kamu tetap anak ibu yang menggemaskan...."

"Ah sudahlah......." Batin Lucius dengan muka datar dan pasrah.

"Ah iya ibu aku hampir lupa........" Ucap Lucius

Yang tiba-tiba saja orang tuanya lansung terdiam dan menanggapi dengan kerutan wajah mereka, karena ini kali pertamanya Lucius mengeluarkan ekspresi seperti itu.

"Ada apa Lucius?" Tanya Ronan.

"Sebenarnya ada hal yang ingin aku tanyakan ibu ayah....." Lucius dengan raut wajah yang serius.

Ronan dan Lyra saling melirik satu sama lain dan kemudian menganggukan kepala.

Ronan dan Lyra mereka berdua mengetahui apa yang ingin di tanyakan anaknya tersebut, karena bagaimanapun juga mereka mengetahui bahwa anak mereka sangat cerdas, bukan seperti anak pada umumnya.

"Apa yang ingin kamu tanyakan Lucius?" Tanya Lyra yang serius juga.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!