Hai semua, ketemu lagi nih 👋
Judulnya aja sambutan uda kayak pejabat aja ya hehe.
Kangen gak nih? Anggap aja kangen ya, kasian donk masa iya cuma aku aja yang kangen hihihi.
Aku coba mau nulis karya lagi nih, karna uda vakum cukup lama jadi gatel pengen nulis lagi. Tapi janji ya bakal didukung banyak-banyak lho. Tar sedih akunya kalau kalian gak dukung banyak-banyak.
Karna nulis itu juga butuh perjuangan, bukan hanya cinta aja yang perlu diperjuangin ceileee garing bat kan yaa..
Uda cukup yaa basa basinya, ini aku mau prolog dikit aja soal novel yang mau aku buat. Ceritanya tu uda kayak apa yang kita alami sehari-hari deh pokoknya. Ada senengnya, sedihnya, ehem ehemnya jg pokoknya nano-nano kayak permen yang di tipi-tipi itu lah.
Buat yang belum baca novel aku yang lain, dipersilahkan baca dulu yaa mampir dulu jangan lupa tinggalkan jejak donk biar aku tahu siapa aja yang uda mampir disana. Yakin deh aku doain banyak-banyak buat yang uda mampir baca dan tinggalkan jejaknya buat kalian.
Jadi novel kali ini tu ceritanya masih tentang rumah tangga lah, karena memang banyak kehidupan yang penuh tantangan itu di rumah tangga. Bagi yang belum berumah tangga jangan takut kalau kebetulan yang kalian baca pas yang gak enak-enaknya aja. Tapi yakinlah Tuhan itu uda kasih porsi yang pas buat masing-masing rumah tangga. Gak semua rumah tangga selalu sedih dan gak semua rumah tangga yang selalu bahagia. Pasti semuanya pernah merasakan itu semua.
Maka dari itu saranku, jangan diambil mentah-mentah tapi digoreng dulu biar enak ehh maksudnya jangan diambil ceritanya yang kadang gak jelas karena itu terkadang hanya imajinasi penulisnya aja hehe.
Balik lagi, aku tu mau kasih sinopsisnya jadi lupa kan. Jadi peran utama disini namanya Lia. Dia seorang janda yang baru aja ditinggal mati suaminya yang kebetulan mereka belum memiliki anak apalagi Lia juga sudah menjadi sebatang kara sejak menikah. Sehingga dengan kematian suaminya ini Lia semakin tidak memiliki siapa-siapa. Untuk menyambung hidupnya Lia bekerja sebagai seorang biduan di sebuah orkes melayu yang terkadang disewa oleh orang-orang yang punya hajatan. Terkadang jika sepi job Lia akan bekerja sebagai LC disebuah tempat karaoke yang cukup terkenal dikotanya.
Kenapa memilih menjadi seorang biduan? Karena memang hanya itu keahlian yang dia miliki. Apalagi Lia memiliki bentuk dan postur tubuh yang bisa membuat jiwa kelelakian pria tegak menantang hanya dengan memandangnya saja.
Lia memiliki bo-kong yang semok, payu-dara yang besar, tubuh yang ramping dan tinggi. Tapi percayalah meski begitu Lia cukup bisa menjaga diri sebagai seorang janda yang jual mahal. Kecuali kalau ada banyak uang eh..
Suatu hari ketika dia sedang menyanyi di tempat kondangan, dia bertemu dengan seorang pria yang dulu menjadi selingkuhannya. Sebagai seorang yang sudah dewasa tentu saja ketika mereka saling bertemu ada perasaan lain dihati mereka dan di tempat bawah mereka. Tidak perlu munafik karena memang itu pasti terjadi apalagi ketika mereka berhubungan sudah saling merasakan tubuh masing-masing.
Dan sebuah kebetulan ataukah takdir ternyata sang mantan pun sudah menjadi duda. Apakah keduanya akan bersatu kembali mengingat status keduanya yang sudah sendiri?
Penasaran kan?? Yuk favoritin dulu aja ❤
"Mas... Kenapa kamu tega tinggalin aku." isak tangis Lia sejak tadi masih saja terdengar. Bahkan sejak suaminya sudah dinyatakan meninggal di Rumah Sakit beberapa jam yang lalu hingga saat ini jenazah tersebut sudah tertutup oleh gundukan tanah.
Ya, Lia saat ini sudah resmi berstatus menjadi seorang janda kembang yang tidak memiliki siapapun. Orang tua yang sudah tiada, keluarga yang entah pergi kemana bahkan seorang anak pun dia tidak punya.
Pernikahannya dengan sang suami bisa dikatakan cukup romantis dan harmonis di tahun-tahun terakhir suaminya meninggal. Kenapa begitu, karena memang di awal pernikahan Lia memiliki seorang selingkuhan dan tidak ada yang mengetahuinya sama sekali termasuk sang suami.
Entah bisa dibilang karma atau bagaimana, sehingga membuat Lia tidak bisa memiliki anak. Padahal keduanya sudah cek ke dokter bahwa tidak ada masalah apapun. Mereka sama-sama subur. Tetapi memang itu semua dari Tuhan, mungkin Tuhan ingin membuat Lia sadar akan kesalahannya yang sudah menodai pernikahan kudusnya.
Bahkan hingga ketika dia sudah sadar pun Tuhan masih tetap menegurnya dengan tidak adanya anak dalam pernikahannya.
"aku harus gimana Mas?" gumam Lia masih dengan terduduk di samping nisan.
Saat ini dia benar-benar sendiri, bahkan semua orang yang baru saja melayat sudah pergi satu persatu karena gerimis yang terus turun membasahi bumi.
Tetangga dekatnya sudah mengajak Lia untuk pulang tetapi Lia tidak mau. Dia masih ingin di dekat suaminya untuk beberapa saat pagi. Tidak peduli hujan mulai membasahi tubuhnya.
***
Saat ini Lia sudah berada di dalam kamar dengan bergelung selimut. Setelah pikirannya cukup tenang tadi, Lia pun mengikhlaskan kepergian suaminya kepada sang pencipta. Dan dia harus melanjutkan hidupnya yang hanya sebatang kara itu.
Setelah membersihkan diri Lia pun mengisi perutnya dengan makanan seadanya di rumah karena untuk keluar atau memesan online dia sangat malas. Dan besok pagi dia akan berniat akan memikirkan cara bagaimana melanjutkan hidupnya tanpa seorang suami. Lia pun tidur dengan nyenyak dan memang sengaja berpasrah kepada Tuhan.
Keesokan harinya Lia bangun pagi seperti biasa, kemudian dia menghela nafas panjang karena hari ini adalah hari pertama bahkan menjadi selamanya dalam hidupnya seorang diri karena kepergian suaminya.
Lia duduk bersandar di kepala ranjang sambil memegang kepalanya yang terasa pusing karena seharian dia menangisi kepergian sang suami.
"aku harus memulai dan menata hidupku kembali." gumam Lia dengan menghela nafas.
"tapi apa yang harus aku lakukan? Pekerjaan apa yang harus aku cari?" gumam Lia yang sibuk dengan pemikirannya sendiri.
Dalam diamnya Lia berpikir mengingat-ingat mungkin saja ada pekerjaan yang memang bisa dia lakukan.
Beberapa menit kemudian, dia seakan teringat dengan salah satu temannya yang bekerja sebagai pemandu lagu di sebuah tempat karaoke. Lia berpikir mungkin dia bisa bekerja di tempat itu karena merasa cocok dan sesuai dengan hobinya yaitu menyanyi.
"ahh iyaa.. Aku akan hubungi Santi seingat ku dia bekerja di sana dan dulu dia sempat menawariku untuk ikut kerja juga. Siapa tahu penawarannya itu masih berlaku." seru Lia dengan bersemangat.
Lia berjanji meskipun nanti bekerja sebagai pemandu lagu di tempat karaoke tetapi dia akan menjaga harga dirinya agar tidak sembarang orang bisa merendahkannya. Meskipun sebenarnya pandangan orang pasti akan berpikir negatif tentangnya.
Tetapi siapa yang tahu kedepannya seperti apa.
Disinilah sekarang Lia dan Santi, di sebuah kafe yang cukup nyaman itu bertemu dan mengobrol santai bersama dengan teman.
Ya, satu minggu yang lalu setelah Lia berpikir harus bisa mencari pekerjaan dia segera menghubungi Santi dan ternyata disambut baik olehnya. Tetapi Lia tidak ingin hari itu juga menemui Santi, karena dia masih bisa berpikir positif dia tidak ingin tetangga kanan kirinya berpikir negatif tentangnya.
Masa iya baru sehari ditinggal mati suaminya dia sudah pergi sesuka hati meskipun sebenarnya tidak seperti itu yang terjadi. Tetapi Lia cukup tahu konsekuensinya dengan status barunya saat ini.
"oh ya gimana kabar kamu? Lama kita gak ketemu, tapi masih seger aja kamu ya." ucap Santi ketika mereka sudah duduk bersama dan memesan makanan.
Lia dan Santi dulunya mereka berteman baik, tetapi karena pekerjaan Santi yang seperti itu sehingga membuat suami Lia membatasi untuk berteman dengannya. Karena berpikir bahwa dia takut Lia akan mengikuti jejak Santi. Santi pun tahu akan hal itu, tetapi dia cukup memaklumi sikap suami Lia. Karena jika Santi diposisi Lia pasti suaminya juga akan melarangnya berteman terlalu dekat dengan orang seperti Santi. Tetapi meskipun tahu akan hal itu tidak membuat Santi membenci Lia dia justru menghargai keputusan Lia.
Tetapi siapa sangka setelah kepergian suaminya justru Lia sendiri yang membuka pintu berteman kembali dengan Santi bahkan meminta pekerjaan seperti dirinya.
"aku lagi gak baik San." jawab Lia sambil menunduk sedih dan mengaduk-aduk.
"gak baik gimana?" tanya Santi bingung.
Karena setahu Santi, Lia ini selalu ceria dan bahagia bersama suaminya. Meskipun keduanya belum memiliki anak tetapi mereka berdua menjalani dengan ikhlas dan berserah. Selain itu Santi juga sebenarnya belum mengetahui jika suami Lia sudah meninggal dunia satu minggu yang lalu.
Jujur saja, ketika Lia menghubungi dirinya dan ingin bertemu Santi ragu apakah dia akan menyetujui karena Santi tidak ingin Lia bertengkar dengan suaminya gara-gara dirinya.
"Mas Andra meninggal seminggu yang lalu." jawab Lia masih dengan posisi yang sama seperti sebelumnya.
Tentu saja jawaban Lia membuat Santi terkejut, karena Santi mengira bahwa suami Lia terlihat cukup sehat terakhir kali bertemu dengannya.
"pantas saja Lia mengajak ketemuan. Kalau ada Andra pasti gak dibolehin." batin Santi.
"maaf aku gak tahu jadi gak datang ke pemakaman suami kamu." ucap Santi tulus.
Lia pun menatap Santi dan tersenyum tulus. Dia merasa beruntung memiliki teman seperti Santi. Meskipun orang berpikir negatif tentangnya karena pekerjaannya tetapi sebenarnya Santi tidak seburuk apa yang orang-orang pikirkan tentangnya.
Lia jadi berpikir apakah jika nanti orang lain tahu jika dirinya bekerja seperti Santi, tetangga kanan kiri akan masih baik kepadanya.
Ah, tapi itu bukan urusan Lia. Yang penting dirinya mencari pekerjaan yang halal dan tidak merusak atau menyakiti hidup orang lain.
"iya gak apa-apa. Lagian aku juga gak kepikiran buat kasih tahu kamu. Karena waktu itu pikiran ku uda kosong semua gak tahu harus melakukan apa." jawab Lia yang cukup membuat hati Santi tenang.
Karena Santi tidak ingin Lia berpikir bahwa dirinya tidak peduli dengannya lagi. Mengingat bagaimana pertemanan mereka dulu yang sangat akrab terlepas dari tidak sukanya Andra dengan pekerjaan Santi.
...****************...
Jangan lupa dukungannya ya gaes 🧡
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!