Hari sudah menjelang senja saat hujan deras mulai mereda. suasana sekitarnya terlihat remang gelap. di sebuah tepian hutan bambu yang tadinya tenang mendadak mencekam saat terdengar suara jeritan ngeri yang samar-samar bercampur gema bentrokan senjata dan cacian penuh dendam kemarahan.
Dari kejadian itu dapat disimpulkan kalau tidak jauh dari pedataran berumput tepian hutan bambu ini telah terjadi pertarungan sengit yang melibatkan banyak orang dan pastinya telah memakan korban nyawa. meskipun angin senja yang berhembus terasa dingin, tapi tetap tidak mampu meredakan api dendam dalam jiwa.
Jika pada awalnya suara pertarungan yang terjadi masih terdengar keras penuh dengan hawa kebencian dan semangat membunuh namun semakin lama waktu terlewati justru berubah menjadi surut dipenuhi rasa ngeri, ketakutan, putus asa juga tidak percaya dari salah satu pihak yang sedang terlibat pertarungan.
Sejak pertama kalinya suara jeritan kematian itu muncul, sampai sekarang sudah terdengar tujuh kali. hebatnya adalah, setiap jeritan satu dengan yang lainnya hampir selalu terpaut waktu empat atau lima tarikan nafas saja. siapapun orang yang sanggup melakukan ini pastilah memiliki ilmu silat juga kesaktian yang luar biasa.
Di luar itu dia juga mesti mempunyai otak dan perhitungan yang sangat jitu. seandainya satu teriakan parau dapat diartikan ada selembar nyawa manusia yang tercabut maka secara keseluruhan telah ada tujuh orang yang tewas dalam pertarungan itu. lantas., siapakah si pembunuh juga siapa pula korbannya.? untuk dapat mengetahuinya orang mesti melihatnya dari dekat.
Hanya berjarak belasan langkah dari tepian hutan bambu terlihat tujuh orang yang terkapar bersimbah darah. jika di lihat dari luar jenis lukanya adalah diakibatkan tikaman atau sabetan senjata tajam. meski luka ditubuh mereka tidak begitu besar, tapi tenaga kesaktian yang terkandung dari serangan jurus lawan mampu menembus ke pusat jantung sehingga darah yang tersembur dari mulut luka jadi bertambah banyak.
Kalau ada orang dari dunia kependekaran melihat siapa saja orang - orang yang telah menjadi mayat itu, mereka pasti akan terkejut karena ketujuh orang itu adalah para pesilat tangguh yang memiliki nama dan cukup terkenal di rimba persilatan. dari raut wajah mereka sebelum mati, seolah menyiratkan suatu perasaan seram dan tidak percaya.
Daun-daun berguguran seiring angin yang menghempas sisa rintik air hujan. meski kini hanya berupa gerimis tapi malah membuat suasana bertambah menyeramkan hati. cuma ada tiga orang yang tersisa di sana. berdiri tepat di depan mayat terakhir yang menjadi korbannya, nampak seorang lelaki tinggi dengan wajah dingin pucat, berhias sedikit kumis dan brewok kasar berusia tiga puluh lima tahunan.
Sebatang pedang panjang dan tipis yang samar-samar memancarkan cahaya kuning berkilauan tergenggam ditangan kirinya. mungkin orang yang punya sorot mata keji dan berambut panjang lebat sedikit kasar ini adalah seorang yang bertangan kidal. noda darah bercampur tetesan air hujan nampak diujung mata pedangnya. dengan sedikit getaran saja dia mampu membuat senjatanya kembali bersih berkilau.
Pedang ditangan kiri tetap menunjuk lurus ke depan seolah memberi peringatan terakhir pada calon korbannya, agar dia berdoa sebelum mati. terpaut lima langkah dari si pucat berpedang kuning itu nampak dua orang. lelaki tua berbaju kelabu yang sudah koyak bernoda darah dengan muka tirus, bibir tipis dan mata tajam rada cekung yang membayangkan sifat licik. sayangnya kini dia sedang dilanda rasa ketakutan hingga tubuhnya yang kelelahan tidak berhenti gemetaran.
Sebuah arit besar ditangan kanan orang tua yang rambutnya telah memutih dan awut- awutan itu melingkari leher putih mulus milik seorang perempuan muda tujuh belas tahunan yang berada didepannya. hanya dengan tetap mencekal gadis ini ditangannya, si tua baju kelabu merasa masih punya daya tawar untuk dapat bertahan hidup.
Wajah cantik si gadis berbaju merah muda dalam cengkeraman si tua itu meskipun sedang tundukkan kepala dan pasrah nampak mengundang rasa kasihan bagi yang melihatnya. ujung alis si kidal sedikit bergetar terangkat. itu tidak lepas dari pandangan si tua berbaju kelabu. "Hee., he., apa kau tidak tertarik atau merasa kasihan dengan gadis muda yang cantik jelita ini. lihatlah kulitnya yang putih mulus dan tubuhnya yang begitu ramping. rasanya sayang sekali jika sampai tergores luka bukan.?"
"Kalau kau suka, segalanya bisa kita atur berdua. asalkan dirimu mau melepaskanku, bukan saja hutang nyawa tujuh rekanku yang terbunuh olehmu boleh tidak kuperhitungkan. bahkan gadis jelita ini juga dapat kau miliki. bagaimana menurutmu 'Setan Pedang Pembunuh.?" bujuk si tua berbaju kelabu.
Jika ada orang persilatan mendengar nama si 'Setan Pedang Pembunuh' dia mungkin akan terperanjat. karena orang ini adalah seorang pembunuh bayaran yang sangat keji. selama hampir setahun belakangan, dengan pedang kuningnya lelaki tinggi kurus namun berotot ini sudah membunuh lebih dari lima puluh korban buruannya. rata-rata yang dia kejar adalah buronan berharga tinggi yang dicari oleh pihak kerajaan ataupun orang rimba persilatan.
Selama ini Setan Pedang Pembunuh tidak pernah sekalipun gagal dalam menjalankan tugasnya. dia juga tidak pernah peduli dengan latar belakang orang yang bakal menjadi sasarannya. asalkan sanggup membayar mahal, dia akan langsung menetapkan buruannya.
Konon kabarnya semenjak seorang pembunuh bayaran terkenal berjuluk si 'Ular Sakti Berpedang Iblis' yang bergabung dengan 'Kelompok 13 Pembunuh' menghilang dari dunia persilatan, orang inilah yang kemudian menggantikan kedudukannya sebagai pembunuh bayaran dengan harga sewa termahal.
"Keparat.! kenapa kau hanya diam saja. jangan banyak pikir lagi. lepaskan diriku dan gadis jelita ini menjadi milikmu. ataukah., kau lebih suka melihat dia tergorok lehernya.!'' ancam si tua bengis sambil kalungkan mata arit besarnya lebih dekat dengan leher gadis yang menjadi sanderanya hingga dia menjerit tertahan. wajah cantik yang basah oleh air hujan dan keringatnya sendiri, juga pandangan matanya yang bening sayu, membuat hati siapapun merasa tidak tega melihatnya.
Sayangnya orang yang diancam tidak bergeming. satu seringai sinis malah tersungging di bibirnya sedikit pucat berhias kumis tipis. walaupun sebenarnya berwajah cukup tampan namun terlihat kasar dan menyeramkan. "Aku tidak ada hubungan apapun dengan gadis itu. lantas apa perduliku dengan mati hidupnya.?"
"Dari anggota 'Sembilan Binatang Buas' cuma kau si 'Tikus Kelabu Licik' saja yang tersisa. sayangnya., rekanmu yang terakhir sekaligus pimpinan kalian yang disebut dengan si 'Kunang- Kunang Mayat' keburu kabur meninggalkan kalian semua. Haa., ha., lihatlah bangkai mereka ini. 'Kalajengking Ireng, si 'Macan Gendeng, 'Kelelawar Sayap Besi' si 'Naga Jagal' dan Anjing Darah'. si 'Beruang Api' juga si 'Singa Mata Satu'. para buronan besar yang katanya tidak mungkin dapat diringkus kini semuanya telah tewas ditanganku.!"
Orang tua yang berjuluk Tikus Kelabu Licik itu mengumpat dalam hati. jika ada orang lain mendengar nama gerombolan 'Sembilan Binatang Buas' pastilah bakal memilih kabur menghindar karena tahu betul bagaimana dia dan delapan kawannya melakukan segala perbuatan jahat mulai merampok, menculik dan tentu saja membunuh.
Hampir dua tahun malang- melintang, tidak ada satupun pihak yang mampu untuk menghentikan perbuatan mereka. baik dari pihak kerajaan wilayah barat ataupun timur. juga kejaran kaum persilatan aliran putih. tapi sejak dua minggu lalu mereka bersembilan malah balik dibuat melarikan diri dari perbuatan orang yang berada dihadapannya ini.
''Sudah cukup basa-basinya. saatnya kau menyusul mereka ke neraka.!" saat dia belum selesai bicara, pedang sudah berkelebat membabat miring dari kiri atas serata bahu ke kanan bawah. gerakan ini tidak berhenti disitu saja, karena ujung pedang mendadak menikam lurus dari bawah ke depan.
Jurusnya terlihat sederhana dan tidak ada keistimewaan apapun. tapi anehnya si Tikus Kelabu Licik yang diserang malah berteriak ketakutan karena tiba-tiba saja muncul dua larikan sinar pedang berwarna kuning menyilaukan menyambar liar. satu cahaya pedang melengkung yang muncul pertama kali di depan, mendadak langsung menebas ke belakang leher lawan.
Satu lagi sinar kuning berbentuk ujung pedang tajam lurus menikam pergelangan tangan sekalian hendak menebas putus arit besar yang mengancam hanya seruas jari saja didepan leher gadis cantik berbaju merah muda itu. dari ketakutan dan terjepit timbullah kenekatan. sambil meraung gusar si Tikus Kelabu Licik babatkan arit besarnya melingkari tubuh. terdengar suara bentrokan senjata tajam berulang kali.
Gadis berbaju merah muda menjerit ngeri. tubuhnya terjungkal roboh. ada sayatan berlumuran darah di sekitar bahunya. hampir bersamaan orang tua yang telah menjadikan dirinya sebagai tameng hidup juga berteriak parau, sebelum raganya tumbang dengan leher nyaris putus dan lubang berdarah dibelakang punggungnya.
Malam telah turun. darah mayat juga mulai membeku. sepasang mata si Tikus Kelabu Licik sesaat masih mendelik dan mengejap- ngejar menatap gadis berbaju merah muda yang tersungkur tidak jauh disebelahnya, seolah ingin melampiaskan seribu rasa penasaran dan ketakutan akan maut. seiring tubuhnya yang berhenti berkelojotan orang tua inipun tewas.
Hanya perlu dua gerakan saja bagi Setan Pedang Pembunuh untuk menghabisi lawan yang terkenal cukup licik itu. dengan memakai jurus 'Sinar Pedang Setan Pemburu Sukma' itu dia sudah sering membunuh buruannya yang kadang ilmunya lebih tinggi darinya. karena kehebatan jurus itu sanggup menyerang lawan dari jarak cukup jauh lalu muncul dan menebas secepat kilat dari arah belakang tubuh sasarannya.
..............
Waktu sudah berganti pagi. seperti lima hari yang lalu sejak lolos dari kematian, gadis cantik berbaju merah muda itu terus mengikuti si 'Setan Pedang Pembunuh'. meskipun awalnya lelaki ini merasa kesal dan sempat menggampari pipi gadis itu pulang- balik hingga bengkak berdarah, menyiksanya dengan keji bahkan mengancam akan menghabisinya.
Tapi gadis ini tetap saja tidak merasa takut atau mengeluarkan suara rintihan sedikitpun. entah apa yang dia maui, sepertinya dia sudah bertekad bulat mengikuti lelaki yang telah bertindak sebagai penyelamat hidupnya itu kemanapun. lagi pula luka goresan senjata di bahunya juga sudah membaik.
Si pembunuh bayaran yang terkenal angkuh dan kejam inipun hanya bisa menyerah. apalagi kini setiap pagi, siang dan malam hari gadis yang mengaku berasal dari tempat pelacuran di kota raja itu selalu memenuhi kebutuhan makannya. jika dulu lelaki ini hanya dapat melahap yang dia masak sendiri seadanya, kini dengan racikan bumbu dari gadis itu, semuanya menjadi jauh lebih lezat di lidahnya.
"Sejak kecil diriku yatim piatu. lalu keluarga bibi dari pihak ibukulah yang kemudian mengasuhku dan membesarkanku. waktu umur empat belas tahun, paman dan kakak sepupuku memperkosa tubuhku. saat aku ceritakan semuanya pada bibiku, dia malah menuduh kalau akulah yang telah merayu mereka berdua".
''Setelah disiksa siang- malam, dalam keadaan setengah sadar dan penuh luka lebam, aku mereka jual ke tempat seorang juragan kaya. meski sempat mendapatkan perawatan hingga kembali pulih, tetap saja pada akhirnya tubuhku dijadikan pemuas nafsu juragan kaya itu. sebulan kemudian istrinya menjualku ke tempat pelacuran terkenal di kota raja..'' tutur gadis itu saat keduanya baru saja makan malam dengan lauk ikan gabus bakar yang mereka dapat tadi sore di sungai.
''Lantas kenapa kau sampai berada dalam cengkeraman 'Sembilan Binatang Buas.?" tanpa sadar sang pembunuh bayaran itu bertanya walaupun sebenarnya dia sendiri heran kenapa sampai ingin mengetahui kisah gadis itu lebih dalam. padahal selama ini dia tidak pernah perduli dengan orang lain. bahkan beberapa perempuan kenalannya yang jauh lebih cantik dibandingkan gadis ini hanyalah menjadi tempat pelampiasan syahwat saja baginya.
Gadis muda itu tersenyum pahit. "Suatu ketika aku mendapatkan kesempatan untuk kabur dari tempat pelacuran itu. saat hampir tertangkap oleh para begundal penjaga tempat maksiat itu, mendadak muncul seorang perempuan cantik berbaju merah muda. rupanya dia bukanlah wanita biasa, karena dengan beberapa gerakan saja dia sanggup membuat semua bajingan itu tewas..''
''Baru setelahnya aku tahu kalau dia bukan lain adalah si 'Kunang- Kunang Mayat'. pimpinan dari Sembilan Binatang Buas yang telah kau habisi itu. dari mulut harimau berpindah ke mulut buaya. mungkin pepatah itu berlaku padaku. jika sebelumnya diriku hanya melayani kaum lelaki hidung belang, kini malah harus menjadi tempat barang mainan dari mereka bersembilan, termasuk si Kunang- Kunang Mayat. tahukah kau kenapa perempuan jahanam itu turut kusebutkan.?" tanya si gadis dengan mata sembab dan gigi gemeletuk menahan tangisan juga amarah. yang ditanya hanya diam menggeleng.
''See., sebb., sebabnya aad., adalah., ter., nyata wanita gila itu penyuka sesama jenis.! disaat lainnya, jika mereka terdesak oleh prajurit kerajaan atau pihak manapun yang mengejar, diriku dijadikan sebagai tameng hidup dan sandera bagi mereka. bahkan seringkali tubuhku di jual pada sesama bajingan kenalan mereka. dapat kau bayangkan penderitaan macam apa yang telah kualami selama ini.!'' teriak gadis itu. seketika tangisan pilunya terpecah.
Malam gelap tanpa bintang. angin dingin disertai rintik gerimis yang turun dari atas sana seakan menyertai kisah sedih gadis itu yang menangis tersedu menunduk memeluk lutut. si pembunuh bayaran tidak tahu mesti berbuat apa. saat kilat tiba- tiba datang menyambar, suara kerasnya membuat si gadis sempat ketakutan dan tanpa sadar memeluk tubuh lelaki itu, seolah dia hendak meminta perlindungan.
Seraut wajah cantik jelita yang sedang ketakutan dan menderita. angin berhembus lebih dingin bersama guyuran hujan yang bertambah lebat. tetapi aliran darah lelaki muda pembunuh bayaran itu malah mengalir lebih cepat hingga tubuhnya terasa panas. bibir merah dan mata sayu didepannya membuatnya terpesona. biarpun bukanlah wanita tercantik yang pernah dia kenal tapi gadis ini justru paling menarik hatinya.
Apakah sekedar rasa simpati ataukah gejolak nafsu, yang jelas sepasang bibir itu telah saling mengecup. kedua tangan mereka yang berdekapan erat tidak mau berhenti meraba, meremas bahkan mulai melucuti pakaian masing-masing. tubuh keduanya bergulingan diatas tanah berumput yang basah. hingga akhirnya segala yang terlarangpun terjadi di sana.
"Namaku Lara., mungkin karena itulah nasibku selalu buruk..'' ujar gadis yang mengaku bernama Lara itu sambil terus saja menggelendot manja didada lelaki pembunuh bayaran terkenal itu. baru menjelang fajar mereka berhenti untuk melampiaskan gairah yang membakar jiwa. tidak terlihat ada rasa penyesalan dari sikap gadis itu.
Melihat kegembiraan yang terpancar dari wajah manisnya, lelaki itu merasakan jiwanya bersemangat dan riang. tanpa disadari hubungan diantara keduanya semakin mendalam. ''Mulai sekarang., selama kau berada disampingku, dirimu tidak akan pernah menderita lagi..'' ujarnya sambil meraih tangan si gadis. mereka berdiri saling berhadapan. ''Maukah kau berjanji padaku.?'' tanya Lara menggenggam tangan lelaki itu. meski cuma anggukan kepala tapi itu sudah lebih dari cukup baginya.
Orang bilang setiap lelaki ksatria setangguh apapun, suatu ketika juga tidak akan lepas dari wanita cantik. begitupun si Setan Pedang Pembunuh. walaupun bukan ksatria suci aliran putih dan bahkan tidak mengenal aturan dalam memburu sasarannya, dia terjatuh juga dalam pelukan wanita. seorang lelaki pembunuh bayaran yang selalu sendirian bertemu dengan gadis jelita yang selalu menderita dan butuh tempat berlindung. hari-hari mereka selanjutnya di dalam perjalanan seakan selalu dipenuhi kebahagiaan.
Sebagai lelaki yang selalu hidup sendiri dan bergelut dengan ancaman maut, denting senjata dan darah pertarungan, dapat menjalani suasana tenang serta damai seperti ini bersama seorang wanita yang selalu setia melayaninya, hampir tidak pernah dirasakan oleh si Setan Pedang Pembunuh.
Sebuah pikiran untuk pergi menyepi lantas membangun biduk rumah tangga bersama gadis bernama Lara ini terlintas dikepalanya. perempuan itu meski sempat tertegun tapi dengan kecupan hangat dan pelukan erat yang mesra sudah cukup mengisyaratkan kalau dia juga menginginkannya. sayangnya., angan yang indah seringkali tidak selaras dengan kenyataan.
Dua orang lelaki tinggi dan gadis cantik berbaju merah muda yang berjalan di sampingnya itu sama hentikan langkahnya. di depan mereka berdua entah sejak kapan telah muncul seorang lelaki tua berjubah hitam. saat tubuhnya yang bungkuk perlahan menegak, keduanya sama terkejut karena melihat dua buah rongga gelap yang mengerikan pada sepasang matanya. kakek tua bungkuk itu rupanya bermata buta.!
Dengan rasa khawatir gadis cantik itu perlahan mundur ke belakang tubuh lelaki pasangannya yang juga bersiap memberikan perlindungan. dari kemunculannya yang tanpa suara, Setan Pedang Pembunuh bisa memperkirakan tingkat kesaktian orang tua buta ini pastilah teramat tinggi.
Pedang pusakanya yang bernama 'Elmaut Kuning' itu sudah diloloskan dari sarungnya yang hitam legam. ujung mata pedang panjang dan tajam ditangan kirinya sedikit menekuk kebawah seolah hendak mengincar bagian bawah tubuh lawan. ''Siapa kau adanya orang tua buta.?''
Sebagai balasannya, orang tua bungkuk itu malah balik bertanya. ''Kau inikah yang dipanggil sebagai Setan Pedang Pembunuh. seorang pembunuh bayaran yang katanya paling mahal harga sewanya.?'' lelaki tinggi itu cuma mendengus. ''Hehm., jika memang demikian maka kaulah yang sebulan lalu telah membunuh dua orang anak buahku, si 'Pematung Jenazah' dan 'Pendekar Jala Beracun'. sekarang juga saatnya kau mati.!''
Anehnya meskipun jelas bicara mengancam tapi orang buta itu malah berbalik arah dan melangkah terbungkuk menjauh. belum sempat terpikir apapun, mendadak saja punggungnya terasa sangat sakit. lebih mengejutkan lagi, agak disebelah kiri dadanya tepat pada bagian jantung telah mencuat keluar sebilah mata pisau.!
Mata pisau tajam yang dia tahu pernah digunakan untuk memotong sayuran, ikan juga binatang buruan itu awalnya adalah miliknya sendiri sebelum dia berikan pada gadis bekas penghuni tempat pelacuran itu. Setan Pedang Pembunuh hendak berbalik tapi mata pisau keburu berputar cepat mengoyak jantungnya. darah yang deras tersembur mewakili luapan dendam amarah, kebingungan, ketakutan dan sejuta penasaran yang terpendam dalam hatinya.
Gadis muda yang mengaku bernama Lara itu masih berdiri dengan tubuh gemetaran, tepat didepan mayat yang terbujur kaku. tangannya yang putih lembut juga masih menggenggam sebilah pisau yang dipenuhi noda darah. wajahnya yang cantik juga terpercik cairan darah seperti juga baju merah mudanya. sepasang mata bening berlinangan air mata. ''Aku sangat jahat bukan.?'' entah pertanyaan itu dia tujukan pada siapa.
''Sejujurnya aku mulai menyukai dirimu. kuingin terus hidup bersama denganmu. tapi., selembar nyawaku lebih penting dari apapun. orang persilatan dan pihak kerajaan semakin mendesak kami. tidak ada lagi tempat untuk sembunyi. jadi terpaksa., aku mengorbankan delapan orang kawanku..''
''Walaupun sebagian ceritaku adalah kebohongan untuk menarik rasa simpatimu padaku tapi kejadian tubuhku diperkosa lantas dijual oleh keluarga pamanku sendiri itu memang sebuah kenyataan..'' ungkap gadis itu menghapus air matanya lalu menengadah. ''Akan kukatakan sebuah rahasia lagi. sebenarnya., akulah si 'Kunang- Kunang Mayat'. orang terakhir sekaligus pimpinan dari Sembilan Binatang Buas.!''
........
Seorang pemuda tampan berjubah putih itu duduk selonjoran kaki di atas sebuah kursi malas yang terbuat dari kayu rotan. sikap santai dan pemalasnya seperti sudah mendarah daging. dengan setengah terpejam dia terus menikmati cahaya mentari pagi diteras halaman rumahnya yang besar dan luas sambil sesekali ngemil kacang goreng serta kopi jahe sebagai minumannya.
Halaman rumah besar dan cukup mentereng ini selain sangat luas juga dipenuhi bermacam tanaman buah dan bunga warna- warni sehingga terlihat indah dan membuat hati setiap orang merasa nyaman serta betah berlama- lama di sana. nampak di antara tanaman ada beberapa orang tua yang sedang sibuk membersihkan dan merawat kebun bunga ini.
Jangan dikira rumah megah bertaman indah itu berada di daerah kota raja ataupun kadipaten, justru tempat ini sebenarnya terletak di suatu wilayah terlarang dan tersembunyi. bahkan orang- orang dari dunia persilatan yang terkenal sekalipun selain sangat jarang yang tahu dimana tempatnya, mereka juga harus berpikir berulang kali untuk berani datang ke sana.
Pemuda pemalas itu tidak sendirian di sana. seorang gadis jelita nampak duduk disamping kirinya sambil terus membaca dan menulis sesuatu dalam sebuah buku catatan tebal yang berada dipangkuannya. gadis jelita yang umurnya dua puluh tahunan ini nampak begitu anggun serta mempunyai semacam pancaran kewibawaan tertentu sehingga membuat orang lain merasa segan padanya. maka tidak salah jika dia diberikan nama nona 'Camar Anggun'.
''Ooh., jadi begitu yah akhir riwayat si 'Setan Pedang Pembunuh.? Whuuihh., tragis sekali nasib orang itu..'' celoteh gadis cantik manis berumur tujuh belasan tahun yang sibuk mengupas butiran telur puyuh rebus sebelum dia suapkan ke mulut pemuda pemalas yang berbaring disamping kanannya. di lihat dari gerak- geriknya yang lincah seperti burung dan lesung pipinya yang menarik, maka tidak salah juga kalau dia dipanggil sebagai nona 'Pipit Lincah'.
"Begitulah cerita yang kudengar dari mata- mata kita diluaran sana. disaat terdesak tanpa daya, wanita itu diam- diam mengumpulkan mahar harta yang banyak demi untuk dapat berlindung ke dalam partai 'Gapura Iblis'. kebetulan juga salah satu pimpinan mereka 'Sesepuh Bungkuk Mata Buta' sedang berniat membalaskan kematian dua orang anak buahnya yang tewas di ujung pedang si pembunuh bayaran itu..''
''Maka terjadilah kesepakatan. tanpa sepengetahuan rekan- rekannya, si Kunang- Kunang Mayat menyewa Setan Pedang Pembunuh melalui perantara orang lain. dia terpaksa berbuat demikian karena mahar uang yang dibutuhkan untuk melindungi satu nyawa saja sangat banyak hingga tidak cukup jika dibayarkan pada Gapura Iblis untuk mereka bersembilan. maka delapan orang lainnya mesti disingkirkan lebih dulu..'' terang Camar Anggun.
''Gadis itu selain licik juga rada gila. pada perantaranya dia berpesan agar si pembunuh bayaran nantinya menghabisi pimpinan Sembilan Binatang Buas disaat paling akhir. sebaliknya, dia bicara pada semua rekannya untuk berpura- pura menjadikan dirinya tawanan atau sandera agar dapat memecah perhatian lawan. perlu kau ketahui, semua anggota Sembilan Binatang Buas ini tunduk dan tergila-gila padanya..''
Pipit Lincah suka sekali melakukan gerakan jungkir balik diudara, sebelum jejakkan kedua kakinya ke tanah lalu mengatur pernafasan. ''Ceritamu ini meskipun menarik tapi rasanya agak sukar dipercaya. setahuku selain gadis licik itu, delapan orang anggota lainnya tidak pernah berhubungan, bahkan saling bersaing. lalu bagaimana mereka bisa bersatu dan membentuk Sembilan Binatang Buas.?''
Camar Anggun membalik beberapa lembar halaman bukunya. ''Delapan orang ini sama- sama lelaki bajingan yang suka paras ayu. walaupun gadis itu cuma memiliki sedikit sekali ilmu silat yang diajarkan para lelaki hidung belang pelanggannya, tapi dia punya otak licik, wajah cantik, tubuh menarik dan perilaku lemah lembut yang simpatik sehingga mampu memikat siapapun. dengan memanfaatkan semua itu, gadis bernama Lara ini sanggup mengendalikan delapan orang pelanggannya lantas membentuk 'Sembilan Binatang Buas'. hebatnya justru dialah yang menjadi pimpinan tanpa ada yang keberatan..'' terangnya sembari mengatur rambut hitamnya yang panjang dan harum.
''Yang juga jarang orang ketahui adalah, gadis itu memiliki ilmu mengubah wajah, hanya saja belum sempurna. kabarnya dia mampu berubah menjadi tiga macam. gadis muda, wanita dewasa juga perempuan setengah baya.malah aku menduga delapan orang kawannya sendiripun mungkin juga tidak mengetahui kemampuannya itu. diantara mereka yang paling rela di perbudaknya adalah si 'Tikus Kelabu Licik'. kedengarannya aneh bukan, mengingat orang tua ini cukup jago soal tipu muslihat..''
''Itu namanya hukum karma. suatu ketika orang licik dan munafik akan mampus ditelan tipuannya sendiri. Hii., hi.!'' gelak si Pipit Lincah lantas kembali bersalto jumpalitan diudara sambil memainkan beberapa jurus pukulan. gerakannya sangat cepat juga seringan burung pipit. ilmu meringankan tubuh gadis manis itu sangat tinggi. melihat tingkah Pipit Lincah, si pemuda pemalas cuma menghela nafasnya. ''Anak ini memang paling tidak bisa diam..'' gumamnya lantas tertidur.
''Tapi kakak Camar Anggun, bila kudengar dari ceritamu itu, aku rasa kematian orang ini cukup sepadan mengingat dia tidak pernah memilih calon korbannya. biarpun sasarannya adalah manusia baik- baik, asalkan harganya cocok juga pasti dihabisinya..'' ujar Pipit Lincah mengusap butiran keringat di keningnya setelah sempat berolah raga sebentar. pandangannya lantas beralih ke pemuda pemalas.
''Yah., dia malah tidur lagi..'' gerutu Pipit Lincah mengemasi sisa makanan yang tersaji diatas meja rotan. ''Kalau tidak demikian, dia bukan lagi si 'Tuan Muda Pemalas' sang penguasa 'Kota Hantu Pagi..'' gumam Camar Anggun tersenyum simpul. tangannya yang lembut seputih mutiara menuliskan sesuatu ke dalam buku catatannya.
Julukan: si 'Setan Pedang Pembunuh'. lelaki bernama asli Simada. berumur tiga puluh lima tahunan. seorang ahli pedang bertangan kidal. berasal dari daerah utara tanah Pasundan. gemar minum, harta dan perempuan cantik. seluruh keluarganya mati terbunuh oleh pamannya sendiri akibat berebut harta warisan dan barang pusaka.
Saat kejadian dia berusia dua puluhan tahun dan sedang merantau ke tanah Bugis juga Jawa bagian timur untuk berguru ilmu pedang. meskipun sangat berbakat tapi kebanyakan gurunya berasal dari golongan hitam. jurus pedangnya sangat hebat dan aneh karena mampu menyerang musuh dari belakang tanpa harus mendekati lawan. Akhir riwayat: Mati di ujung sebilah pisau.!
.... Tamat....
...............
Asalamualaikum, Salam sehat sejahtera bagi kita semuanya.
Cerita silat pendek/singkat ini sengaja kami persembahkan sebagai penghargaan dan ungkapan terima kasih kepada para pembaca setia novel '13 Pembunuh' dan 'Pendekar Tanpa Kawan'. juga semua penggemar cerita silat nusantara di Novel Toon. Semoga Anda semua terhibur😊🙏.
Selamat menyambut datangnya tahun baru 2024👏🎉. Semoga kesehatan, kesuksesan dan kesejahteraan selalu menyertai kita semua, Amin🤲.
Jangan lupa untuk menuliskan komentar Anda yah., 🤭👌. Terima kasih, Wassalamualaikum.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!