NovelToon NovelToon

Skandal Tuan Putri

Ch. 1 - Dijual Oleh Ayah Sendiri (pt 1)

Kediaman Ling.

”Apa?! Ayah menjualku?! Dasar Ayah yang tidak bertanggung jawab!” kesal seorang wanita muda sembari menginjak-injak gelas keramik kesukaan Ayahnya hingga gelas itu pecah dan hancur tidak bersisa.

”Tenanglah Qianyu. Ayah melakukan ini demi melunasi hutang hutang Ayah.” ucap Ling Pei pada anaknya bernama Ling Qianyu yang baru saja menginjak usia 15 tahun. Ia terlihat berusaha berbicara dengannya secara baik-baik mesti hatinya meringis karena melihat gelas keramik kesukaannya dihancurkan oleh putri sulungnya sendiri.

”Itu semua adalah hutang-hutang Ayah! Menyapa harus aku yang menjadi tebusan?! Aku sudah bilang! Ayah harus segera berhenti berjudi kalau tidak keluarga kita akan bangkrut! Ini akibatnya Ayah tidak mengikuti perkataan Putri Ayah sendiri! Sekarang Ayah malah mau menjualku pada orang-orang di istana?!” bentak Ling Qianyu sekali lagi.

”Kau tidak perlu khawatir, Qianyu. Dengan wajah cantikmu itu, aku yakin Putra mahkota pasti akan segera melirikmu. Lagipula, dengan tinggal di istana, segala kebutuhanmu akan terpenuhi. Ayah juga tidak perlu mengkhawatirkan kesehatanmu di sana daripada Ayah menjualmu ke rumah bordil.”

Ling Qianyu menatapnya dengan tanpa ekspresi sembari bertanya, ”Apakah Ayah tidak memiliki ide lain lagi selain menjualku ke istana untuk dijadikan gadis pelayan di sana? Mengapa Ayah tidak pergi saja ke ujung dunia sampai mereka tidak akan bisa menemukanmu?”

”Tentu tidak. Itu akan sangat merepotkan bagi Ayah. Selagi memiliki anak perempuan, mengapa aku tidak memanfaatkannya?” jawab Ling Pei dengan santainya tanpa tahu, Ling Qianyu telah menendang sebuah lemari yang penuh dengan gelas keramik kesukaannya hingga lemari itu rubuh dan menghancurkan semua isinya hingga membuat suara yang begitu renyah sampai Ling Pei membisu dan memilih untuk menangis dalam hati.

Ling Qiyuan menunjuk ke arah Ling Pei dengan ekspresi yang terlihat sedang menantangnya sembari berkata, ”Lihat saja! Dalam waktu 24 jam kalau Ayah berhasil menangkapku, aku akan dengan senang hati pergi ke istana tetapi kalau Ayah gagal menangkapku, aku akan kabur dari rumah ini selamanya!” begitu Ling Qianyu mengatakannya dengan penuh semangat, ia segera pergi melarikan diri dari rumahnya dengan kakinya yang lincah, melompat ke keluar jendela dan menendang semua orang yang berusaha menghalanginya.

Ling Pei semakin jengkel. Selain semua gelas keramik kesukaannya telah dipecahkan olehnya, ia juga kesal karena Ling Qianyu berani menantangnya. Dengan amarah, dia pun berteriak hingga suaranya terdengar di semua tempat yang ada di rumah itu. ”... Semua orang yang ada di rumah ini! Cepat tangkap Qianyu! Jangan sampai ia terluka sedikitpun!”

~o0o~

Tempat ini adalah wilayah Lingyan, Ibu kota negara Jinan. Kota Lingyan terkenal dengan keindahannya dan warna-warni bunga yang selalu mekar tiap musim semi dan akan menjadi surga yang indah dan bersih saat musim salju tiba. Pemandangan oranye pun juga tidak luput dari keindahan kota Lingyan saat musim gugur dengan daun maple yang menghujani setiap sudut kota. Rakyat yang hidup di sana juga sangat tercukupi segala kebutuhannya. Jarang sekali ada rakyat yang melaporkan kejadian pencurian atau kehilangan benda berharga. Orang-orang kaya yang hidup di sana juga sering sekali membagi hasil panennya pada orang lain. Akan tetapi, hal ini jauh berbeda yang ada di pinggiran Ibu kota.

Sama seperti kejadian yang menimpa Ling Pei. Pinggiran kota di sebut sebagai tempat kesenangan. Kebanyakan orang-orang kaya pergi ke sana untuk berjudi atau menyewa seorang wanita penghibur selama satu malam. Kaisar yang sekarang sudah membubarkan sarang mereka akan tetapi, mereka tetap saja membuka sarang yang baru dan menargetkan orang-orang yang baru. Mereka berkata, asalkan tidak ada yang rugi, Kota Lingyan pasti akan baik-baik saja.

Pohon-pohon bunga Tabebuya kebetulan sedang bermekaran di seluruh tempat. Kelopaknya berjatuhan hingga membuat sebuah hujan yang indah dengan suara-suara beberapa pedagang yang menawarkan jasa dan barangnya.

Masih dalam pengejaran Ayahnya, Ling Qianyu berusaha bersembunyi di seluruh tempat yang ada di kota Lingyan agar tidak ketahuan olehnya. Ia tidak bisa kembali ke rumah karena semua orang yang ada di sana memihak Ayahnya dan tentunya mereka juga tidak akan menyerah dalam mencarinya.

”Haah, Ayah yang menjengkelkan! Bagaimana bisa dia menjualku demi melunasi hutangnya?! Kalau aku punya kesempatan untuk membunuhnya, aku pasti akan melakukannya!” gumam Ling Qianyu sembari bersembunyi dibalik sebuah di dinding bangunan toko yang sedang ramai.

”Itu dia! Tangkap nona Ling!” teriak seorang pemuda yang melihatnya dari sebuah sudut.

Begitu keberadaannya diketahui, Ling Qianyu segera menerobos masuk ke dalam toko dan bersembunyi dibalik orang-orang yang sedang mengantri. Keberadaannya, sempat menjadi keributan di sebuah toko perhiasan. Beberapa orang marah padanya dan sebagian besar orang lebih marah pada kedua pemuda yang sedang mencari-cari keberadaannya.

Setelah berusaha melewati puluhan orang yang memenuhi ruangan, Ling Qianyu akhirnya keluar melewati pintu belakang toko yang mengarahkannya langsung pada sebuah jalan lain yang juga dipenuhi oleh orang-orang yang sedang berdagang. Ia tidak juga menemukan tempat aman yang bisa menyembunyikannya dari kejaran orang-orangnya sendiri. Ada sebuah rumah bordil yang sedang ramai akan tetapi, ia ragu untuk menjadikannya sebagai tempat persembunyiannya.

Namun, memikirkannya lagi membuat Ling Qianyu akhirnya memilih untuk pergi ke rumah itu dan bersembunyi di dalamnya. Orang-orang dari keluarga Ling cenderung takut berhadapan dengan wanita apalagi ketika dihadapkan dengan rumah bordil yang penuh dengan wanita-wanita penghibur yang memiliki lekuk tubuh yang sempurna. Ling Qianyu berpikir, mereka pasti tidak akan berani menginjakkan kaki di tempat ini karena dalam aturan keluarga mengatakan kalau tidak ada seorangpun yang boleh menginjakkan kakinya di rumah bordil.

Begitu ia memasuki rumah itu, tercium aroma parfum dan anggur yang sangat menyengat serta suara-suara alat musik yang saling bertabrakan dari ruangan ke ruangan lain. Ada begitu banyak wanita wanita cantik dengan pakaian terbuka yang ada di rumah ini. Pria hidung belang pun juga bebas berkeliaran di rumah ini tanpa perlu khawatir akan diketahui oleh keluarga mereka.

”Ahh, berani sekali aku berkunjung ke tempat seperti ini. Tapi aku tidak tahu lagi kemana aku akan bersembunyi dari mereka. Pergi sajalah.” gumam Ling Qianyu yang langsung berbalik meninggalkan rumah itu.

Baru beberapa langkah ia mendekatinya, tiba-tiba ada seorang pria yang dengan seenaknya merangkul pundaknya dan nyaris menyentuh bagian terlarangnya. Ia merasa jengkel dan menatap pria itu dengan penuh ancaman. ”... Lepaskan tanganmu.” ucapnya dengan dingin.

”Heh? Mengapa kau galak sekali nona muda? Mengapa wajahmu cantik sekali? Ayo, bermain main sebentar denganku. Aku akan membayarmu dengan mahal.” ucap pria itu sembari menarik dagu Ling Qianyu hingga membuatnya semakin jengkel padanya.

”Lepaskan tanganmu selagi aku memintanya baik-baik!” bentak Ling Qianyu.

Pria itu tentu berubah menjadi jengkel padanya. Ia pun marah dan langsung mendorong Ling Qianyu ke sisi lain. ”... Kau ini wanita yang kurang ajar! Beraninya mengancam ku! Akan aku balas kau!”

Pria ini jelas sedang terpengaruh alkohol yang membuat emosinya menjadi tidak stabil. Pria ini langsung mengeraskan kepalan tangannya dan bergerak meninju wajah Ling Qianyu di depannya. Akan tetapi, dalam beberapa detik setelahnya, ada seorang pemuda yang menahan pukulannya dari arah samping kemudian membalas pria itu dengan tatapannya yang terlihat dingin.

”Kau berani, memukul seorang perempuan? Wajahmu ini sungguh tidak tahu malu.” ucap pemuda kemudian meninju wajah pria itu sampai ia terjatuh ke sisi ruangan dan mengejutkan semua orang termasuk manajer dari rumah bordil tersebut.

Ch. 2 - Dijual Oleh Ayah Sendiri (pt 2)

Pesona laki-laki itu begitu memikat hati Ling Qianyu yang baru saja diselamatkan olehnya meski dia sendiri bisa meninju wajah laki-laki itu menggunakan kedua tangannya.

Sosoknya tinggi dan gagah dengan memegang sebuah kipas lipat ditangan kirinya. Ia memiliki rambut panjang yang dikuncir kuda dengan mahkota emas sebagai hiasan kepalanya. Rambutnya hitam bersinar, sama seperti kedua matanya yang memiliki sorot tajam dan menusuk diantara lapisan kulit yang bewarna seputih bubur gandum. Dia tampak memakai pakaian yang sangat mahal serta liontin giok berwarna hijau zamrud dan memiliki corak naga. Dia ini tidak bisa dianggap remeh dan tidak bisa dianggap sebagai laki-laki yang berhati lembut.

Begitu keduanya mengundang perhatian Sang manajer rumah bordil, wanita itu langsung berteriak dan memarahi mereka. Dan di saat bersamaan itulah, pemuda yang telah menyelamatkannya tadi langsung menariknya pergi keluar dari rumah bordil itu tanpa menghiraukan teriakan yang diucapkan wanita tua itu hingga membuat gaduh penghuni bangunan-bangunan sekitar.

Keduanya berlari melewati keramaian pasar. Karena terbawa suasana, Ling Qianyu sampai lupa bahwa ia sedang diincar oleh keluarganya sendiri. Ia memang mudah tersentuh hatinya akan tetapi, tidak sembarang orang bisa memilikinya. Ia merasa harus berterima kasih pada laki-laki ini karena telah mengeluarkannya dari masalah.

Setelah mereka berlari cukup lama, mereka akhirnya berhenti di sebuah tempat yang cukup sepi dan hening seperti sebuah hamparan rumput luas dengan beberapa pohon bunga Tabebuya yang sedang bermekaran. Tempat itu berada dekat sekali dengan istana hingga dari sana mereka mampu mendengar suara-suara para penjaga istana yang sedang bersantai ria di tempat peristirahatan mereka.

Ling Qiyuan mencoba mengatur nafasnya kembali, begitu juga dengan laki-laki yang ada di depannya. Ia menyeka keringat yang ada di keningnya kemudian menatap laki-laki itu dengan sangat jelas.

”Terima kasih, karena Tuan muda sudah menyelamatkanku. Aku pasti akan membalasnya suatu saat nanti.” ucap Ling Qianyu.

Pemuda itu kemudian menatapnya dengan biasa bahkan tidak berekspresi sama sekali. Ia terus terdiam di sana meski jelas-jelas ia tadi mendengar apa yang dikatakan oleh Ling Qianyu padanya. ”... Tunggu! Apakah aku sedang berbicara dengan orang tuli?! Mengapa dia tidak menjawab?! Membuatku malu saja di hadapannya!” batin Ling Qianyu dengan kesal.

Tidak lama setelahnya, pemuda itu akhirnya berkata dengan singkat dan suara yang pelan, ”Berhati-hatilah.” ucapnya sembari berjalan pergi meninggalkannya menuju gerbang istana yang tidak jauh di depannya.

”.....”

Ling Qianyu mematung selama beberapa saat. Dalam keadaan seperti ini, dia hanya bisa membatin. Untuk pertama kalinya dia ditolong oleh seseorang yang sebenarnya memiliki sikap tidak peduli padanya. ”... Aku seperti diselamatkan oleh patung. Harusnya tadi aku tidak berharap bisa membalas kebaikannya.”

Saat hendak berbalik dan berjalan menjauhi gerbang istana, Ling Qianyu menatap sebuah liontin giok yang terjatuh diantara rerumputan tinggi yang sedang diinjaknya saat ini.

Bentuk giok itu terlihat sangat familiar. Ia merasa belum lama ini melihatnya. Kemudian saat ia berusaha mengingatnya kembali, tiba-tiba ia teringat dengan kejadian saat di rumah bordil tadi! ”... Ini adalah milik pemuda tadi?!”

Begitu tersadar, Ling Qianyu segera menoleh ke belakang akan tetapi, keberadaan pemuda itu telah lenyap dari pandangannya. Ia pun merasa kecewa karena tidak bisa mengembalikannya. Ia tidak tahu kapan lagi ia akan bertemu dengan pemuda tadi untuk mengembalikan liontin giok miliknya. Ia khawatir orang itu akan mencarinya sampai ke ujung dunia karena begitu berharganya barang ini bagi kehidupannya.

Ling Qianyu kemudian menghela nafasnya sembari berkata dengan santainya, ”... Baiklah. Ayah bilang kalau aku menemukan sebuah barang simpan saja selama tiga hari. Kalau orang itu masih belum mengambilnya, aku jual saja nanti. Giok ini sepertinya memiliki harga yang sangat mahal.”

”Akhirnya ketemu juga kamu! Qianyu! Hahaha, Ayah menang!” seru Ling Pei sembari tertawa terbahak-bahak, tak jauh di depan Ling Qianyu bersama dengan orang-orang di sekitarnya.

Ling Pei seolah memiliki kemampuan melihat masa depan. Dia tahu betul Ling Qianyu akan berada di sini meskipun Ling Qianyu tidak tahu apa alasannya mengapa Ling Pei berada di sini meski Ling Qianyu sudah tahu kalau dirinya tidak akan pernah menginjakkan kaki di istana dari radius 10 kilometer. ”... Benar-benar menjengkelkan! Apakah laki-laki tadi bagian dari rencana Ayah?!” batin Ling Qianyu dengan jengkel.

Sembari mengacungkan jari tengahnya pada Ling Qianyu, Ling Pei berkata dengan puas, ”Karena aku sudah menemukanmu, aku resmi menjualmu demi melunasi hutang-hutangku! Ahahaha! Rasakan itu! Beraninya kau menantang perintah Ayahmu sendiri!”

Tak mau kalah dari Ayahnya, Ling Qianyu juga mengacungkan jari tengahnya kemudian berkata dengan nada yang keras, ”Hahaha! Memangnya siapa yang menganggap mu Ayah bagiku, dasar Tua bangka sialan!!!”

~o0o~

”Ya, begitulah bagaimana caraku bisa menjadi gadis pelayan di istana ini.” ucap Ling Qianyu pada temannya, Qinsu setelah keduanya selesai mencuci dan menjemur pakaian para bangsawan yang ada di istana utama.

”Qianyu, bagaimanapun juga itu adalah cerita yang menyedihkan. Bagaimana mungkin kau dijual oleh Ayah kandungmu sendiri untuk membayar hutang perjudiannya?” ucap Qinsu dengan ekspresinya yang terlihat sedih, menatap Ling Qianyu yang justru terlihat tidak terbebani sama sekali meski ia sudah dijual oleh Ayahnya.

Pemuda yang waktu itu telah menyelamatkannya saat di rumah bordil tampaknya sedang mencari-cari liontin giok miliknya sampai ke istana utama. Ia mencarinya ke seluruh tempat dengan dibantu oleh beberapa Kasim yang melihatnya sedang kesulitan. Dan saat itu terjadi, ia tak sengaja melihat Ling Qianyu yang berpakaian pelayan istana sedang duduk bersama temannya di satu sisi bangunan.

Saat Ling Qianyu hendak mengatakan apa alasannya untuk tidak menganggap Ayah kandungnya sebagai ayahnya sendiri, saat itulah secara tidak sengaja, Pemuda itu mendengarnya dari balik dinding bangunan.

”Dia bukan Ayahku. Dia hanyalah setan yang tergila-gila pada perjudian sampai kami semua bangkrut dan hidup miskin. Dia memiliki hobi mengoleksi gelas-gelas keramik yang bentuk dan memiliki corak yang aneh. Dan bahkan, daripada menjual koleksi gelas keramiknya, ia merasa lebih baik menjual putrinya saja. Aku bekerja keras dan diam-diam menabung untuk masa depan ku akan tetapi, Ayahku berhasil menemukannya dan kemudian uang yang sudah aku kumpulkan, malah dipakai judi olehnya. Karena itulah aku selalu merasa jengkel padanya dan berusaha kabur dari rumah setiap saat. Akan tetapi, aku selalu ketahuan dan pada akhirnya aku selalu diawasi setiap saat agar aku tidak melakukannya lagi. Ia pikir aku ini adalah investasi nya agar ia bisa selalu berjudi dan menambah koleksi gelas keramiknya.” ucap Ling Qianyu, menceritakannya tanpa beban yang ada di pikirannya.

”Qianyu, bagaimana kau bisa dengan mudahnya mengatakan semua itu padaku? Apakah itu tidak membuatmu sedih?” tanya Qinsu sekali lagi.

Ling Qianyu langsung mengalihkan perhatiannya kemudian menjawab, ”Aku mungkin di desain untuk tidak mudah menangis pada hal apapun yang mengguncang hidupku. Aku justru lebih senang tinggal di sini karena mereka memberiku makan tiga kali sehari dengan gratis ditambah lagi, mereka juga menbayarku. Di sini jauh lebih baik daripada tinggal bersama dengan Ayahku yang hanya memberiku makan kalau dia ingat.”

”Apakah itu tidak membuat tubuhmu lemah? Pantas saja kau terlihat jauh lebih kurus dibandingkan dengan gadis gadis pelayan yang lain.”

”Ahh, tidak perlu memikirkan itu. Aku sudah hidup bersama dengan Ayahku selama 15 tahun tentu aku kuat bertahan hidup di sini.” ucap Ling Qianyu sembari tersenyum padanya.

Pemuda yang sebelumnya telah memperhatikan dan mendengar semua ceritanya tadi, merasa terpesona pada senyumnya yang belum pernah dilihat olehnya. Para Kasim di sini juga menilai kalau Ling Qianyu adalah gadis pelayan paling cantik diantara semua gadis pelayan yang ada di istana ini. Karena itu, mereka juga merasa heran mengapa gadis cantik seperti Ling Qianyu bisa menjadi seorang pelayan dan bukannya anggota kerajaan.

Ch. 3 - Tiga Gadis Pelayan

Di istana yang megah ini terbagi menjadi beberapa istana yang dihuni oleh keluarga inti kekaisaran.

Pertama adalah istana utama. Istana ini adalah tempat tinggal Yang mulia Kaisar dan tempat kerjanya. Semua pejabat tinggi, para menteri dan orang-orang kaya yang memiliki urusan penting dengannya dan sangat rahasia, kebanyakan dari mereka tinggal di sini. Istana ini juga memiliki dokumen-dokumen penting negara yang tidak boleh diketahui oleh siapapun. Oleh karena itu, para penjaga yang berada di sini adalah penjaga yang benar-benar sudah terlatih dan sangat disiplin pada peraturan. Selain itu, istana utama juga sering menjadi tempat tinggal permaisuri dan putra mahkota. Mereka juga kadang dikunjungi oleh para pangeran yang memiliki urusan penting.

Kedua adalah istana bangau. Tentu tempat itu adalah tempat sang permaisuri tinggal bersama dengan Yang mulia kaisar. Tempat itu berada di sisi kanan istana utama sementara disamping kiri istana utama adalah istana para pangeran. Selain ditinggali oleh para pangeran, Sang putra mahkota juga tinggal di sana. Tempat itu menjadi tempat para pangeran berkumpul untuk melatih keahlian mereka dalam berperang melawan musuh dan membela diri. Tak jarang juga, beberapa anak para menteri juga kerap kali berkunjung ke sana untuk berlatih bersama.

Kemudian di belakang istana Utama adalah istana Phoenik, yaitu tempat para putri tinggal di sana. Mereka ini adalah anak-anak dari para selir Kaisar yang sekarang sampai yang terdahulu. Bahkan sebagian dari mereka ada yang memutuskan untuk pergi dari tempat itu setelah dijodohkan oleh Yang mulia kaisar dan kebanyakan dari mereka dipersembahkan sebagai hadiah bagi pada pasukan yang menang dalam peperangan.

Kemudian, yang terakhir adalah istana para selir yang berada di depan istana utama. Tempat itu menjadi tempat terlarang bagi para laki-laki menginjakkan kaki di sana. Semua wanita-wanita yang ada di sana, sepenuhnya adalah milik Kaisar. Penjagaan di sana juga sangat ketat serta kebanyakan pekerja di saja adalah gadis pelayan dan Kasim. Meski berada di depan istana utama, kebanyakan para tamu kerajaan diarahkan untuk masuk ke gerbang barat yang mengharuskan mereka melewati istana pangeran. Dari golongan manapun, semua tamu kerajaan tidak ada yang boleh melihat istana selir yang ada di depan istana utama.

Kemudian suara piring pecah terdengar dari sebuah ruangan kecil yang ada di istana utama. Ternyata, itu adalah sebuah perundungan yang dilakukan oleh sebagian gadis pelayan yang sudah lama tinggal di istana utama.

Mereka bertiga, menindas Ling Qianyu yang baru saja menginjakkan kakinya di istana ini namun dia sudah mendapatkan begitu banyak perhatian dari semua orang karena kecantikannya. Ling Qianyu sendiri tidak tahu apa alasannya mereka melakukan ini padanya. Tiba-tiba saja, saat ia hendak mengantarkan sebuah piring keramik ke tempat pencucian piring, ketiga gadis pelayan ini langsung menghampirinya dan mendorongnya hingga terjatuh sampai ia memecahkan piring yang ada di tangannya.

”Huh?! Kau pikir kau bisa bertahan di tempat ini?!” ucap Honlin.

”Aku kasihan sekali padamu. Katanya kau kemari karena dijual oleh Ayahmu sendiri. Kasihan sekali.” ucap Fuyu dengan nada merendahkan.

”Kau mencoba menjual wajahmu itu demi menarik perhatian orang-orang di sini ya?! Beraninya kau menggoda orang-orang istana!” ucap Liuya sembari meletakkan kakinya di atas bahu Ling Qianyu yang hanya terduduk, sembari memperhatikan piring pecah yang ada di depannya.

”Bagaimana ini? Piring itu sangat mahal! Gajiku saja tidak sanggup untuk mengganti satu piring apalagi jika aku harus mengganti lima piring sekaligus!” batin Ling Qianyu kebingungan. Ia tidak khawatir dengan tiga gadis pelayan yang ada di depannya. Akan tetapi, ia lebih khawatir bagaimana ia bisa mengganti rugi benda berharga yang ada di depannya. Ayahnya gemar mengoleksi benda-benda keramik berharga seperti ini. Tentu ia juga tahu berapa harga yang harus ditebus olehnya untuk membayar ganti rugi.

”Hei! Kau dengar kami atau tidak?! Apakah telingamu itu tuli?!” Liuya bertindak jauh dengan menendang pundak Ling Qianyu sampai ia tersungkur ke lantai.

”Qianyu oh Qianyu, kau harus bersikap baik terhadap kami. Kami juga pasti akan bersikap baik padamu.” ucap Fuyu sembari menarik rambut depan Ling Qianyu dan menatapnya dengan sombong. Akan tetapi, tatapannya ini langsung dibalas dengan jengkel oleh Ling Qianyu hingga membuat Fuyu merasa terintimidasi.

”Tatapan apa yang kau tunjukan padaku?! Menjijikan sekali!” bentak Fuyu yang langsung membanting wajah Ling Qianyu ke lantai namun Ling Qianyu masih mampu menahan kepalanya agar tidak membenturnya.

Honlin kemudian berbalik mengancam, ”Hei, anak baru! Kalau kau berani melaporkan ini pada manajer, kami pasti akan menghancurkan wajahmu! Lihat saja nanti!”

Setelah ancaman ini diluncurkan padanya, ketiga gadis pelayan ini langsung pergi meninggalkannya dan dengan sengaja mereka menendang-nendang pecahan piring yang sudah berserakan di lantai.

Ternyata, semua penindasan yang dilakukan oleh ketiga gadis tadi disaksikan langsung oleh pemuda yang telah menyelamatkannya. Ia tidak melakukan apapun karena ia pikir Ling Qianyu akan melakukan perlawanan. Di sisi lain, Ling Qianyu tampak tidak begitu memikirkannya. Ia malah lanjut memikirkan bagaimana ia bisa mengganti rugi piring yang sudah dipecahkannya apalagi, piring ini baru saja digunakan diruang rapat Kaisar dan pelayan di sana memintanya untuk segera mencucinya.

”Haah, apakah dengan mengelem nya saja bisa membuat piring ini kembali menyatu?” gumam Ling Qianyu sembari mengumpulkan pecahan-pecahan piring itu satu persatu.

Saat sedang mengumpulkannya dan pemuda itu masih berdiri di posisinya yang sama, pecahan piring itu membuat ujung jari telunjuk Ling Qianyu berdarah hingga darahnya tidak sengaja menetes sampai ke lantai. Ia begitu terkejut sampai tidak tahu lagi apa yang akan dilakukannya selain menjilat sendiri lukanya hingga darahnya berhenti menetes.

”Dasar orang-orang aneh! Bukan salahku aku terlahir dengan penampilan yang seperti ini! Memangnya aku bisa memilih mau seperti apa penampilanku saat aku lahir nanti?! Kalian beruntung aku tidak menjatuhkan kalian ke dalam sumur!” gerutu Ling Qianyu dengan kesal.

Setelah semuanya selesai, ia pun segera pergi meninggalkan tempat tadi. Pemuda yang sebelumnya bersembunyi di sisi bangunan tidak menyangka Ling Qianyu akan mengingat kata-kata mereka dan membalasnya dengan ancaman juga. Ia berani menjilat lukanya sendiri meski ia tahu sangat berbahaya jika mengumpulkan pecahan piring menggunakan tangan kosong. Tatapannya terlihat pilu dan penuh perasaan kasihan padanya. Sudah dijual oleh Ayahnya, tetapi ia masih mendapatkan perlakuan seperti ini dari gadis pelayan yang lain.

”Pangeran Li, mengapa Anda berada di sini? Anda sedang mengawasi seseorang?” tanya seorang Kasim yang secara kebetulan melihatnya seperti sedang mengawasi sesuatu.

Orang yang disebut sebagai pangeran Li langsung memberi isyarat untuk menutup mulutnya, kemudian ia menatap kembali ke belakang, memastikan Ling Qianyu tidak mendengar dan melihat ke arahnya.

”Ada apa pangeran Li? Sejak tadi, saya perhatikan, Anda terus mengawasi pelayan baru itu. Apakah ada sesuatu yang harus Anda sampaikan padanya?” tanya Kasim sekali lagi.

Dengan cepat, pangeran Li langsung menggelengkan kepalanya dan berkata, ”Tidak! Tidak! Aku hanya kebetulan lewat saja! Aku juga sedang mencari liontin giok milikku yang hilang!”

Kasim itu terkejut kemudian berkata, ”Jadi, Liontin Anda masih belum ditemukan? Ini sangat gawat, benda itu adalah benda peninggalan selir Li. Bagaimana mungkin masih belum ditemukan?”

Pangeran Li tiba-tiba teringat pada sesuatu kejadian yang tidak mengenakkan dan membuatnya teringat kembali pada masa lalunya yang pilu. Seolah berusaha untuk mengelaknya, pangeran Li segera pergi meninggalkan tempat tadi tanpa meninggalkan sepatah kata apapun. Ia selalu merasa jengkel kalau ada seseorang yang berusaha membahas tentang Ibunya yang telah lama meninggal.

Dari kejauhan, lagi-lagi Kasim itu berkata sesuatu yang membuatnya semakin jengkel, ”Tuan! Saya akan mencarikannya untuk Anda! Anda tidak perlu khawatir!”

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!