Cuaca malam yang sangat gelap dengan hujan rintik-rintik. Gadis cantik yang memakai kaos putih dan celana hotpants yang sedang telungkup dia atas tempat tidur yang sedang melukis dengan kedua kakinya yang diangkat dan diayun-ayun.
Gadis cantik yang bernama Kinara Aliyah Citra tersebut yang mempunyai kenyamanan dan kebiasaan sendiri dalam melukis. Gadis 17 tahun itu yang memang sangat pintar melukis tentunya keunikan sendiri bagaimana cara melukis.
Sama seperti sekarang ini. Kinara yang melukis dengan telungkup dan tidak seperti kebanyakan orang lainnya yang duduk di depan papan putih dan mengukir gambar yang diinginkan.
Mungkin ini sudah menjadi kebiasaan Kinara sejak kecil dan sampai dia sudah dewasa.
Fokusnya Kinara teralihkan ketika mendengar suara mesin mobil. Kinara dengan cepat turun dari ranjangnya dan melihat ke jendela. Cahaya mobil yang berhenti di depan rumahnya yang memperlihatkan rintik-rintik hujan karena cahaya lampu dari mobil.
Kinara yang mengintip dari jendela melihat seorang wanita yang berusia 40 tahunan keluar dari mobil tersebut yang pintunya dibukakan seorang Pria yang usianya tidak jauh di atas wanita dewasa itu. Pria itu yang mempunyai proposi tubuh yang sangat menarik. Tegap dan seperti tegas.
Kedua pasangan itu saling berhadapan. Kinara mengalihkan pandangannya ketika pasangan itu berciuman. Kinara yang tanpa kesal menutup gorden kamarnya dengan duduk di pinggir ranjang yang mengepal tangannya.
**********
Wanita cantik yang tadi diantar seorang pria itu memasuki rumah dan langsung menuju dapur dengan menghidupkan lampu. Wanita itu menuang air dari teko kaca yang ada di atas meja makan dan langsung meminum air putih tersebut.
"Pacaran terus tidak ingat usia," tiba-tiba terdengar suara sinis itu yang membuat wanita paruh baya itu melihat ke arah suara itu. Kinara dengan kedua tangan yang dilipat di dadanya menuruni anak tangga.
"Jaga bicara kamu. Jangan sok tau," sahut wanita paruh baya itu.
"Mama tidak malu di lihat tetangga dengan ulah mama yang terus aja membawa laki-laki ke rumah ini," protes Kinara. Ternyata wanita itu adalah ibunya.
"Lalu apa tetangga bisa memberi kita makan, apa tetangga bisa membelikan kamu pakaian. Apa tetangga bisa menyekolahkan kamu?" wanita yang bernama Tessa itu langsung membalikkan pertanyaan kepada putrinya yang memprotes apa yang dilakukannya
"Oh. Jadi maksud mama. Mama memberi Kinara makan dengan hasil bersama dengan laki-laki itu. Mama menjual diri mama dengan laki-laki itu," ucap Kinara.
"Cukup!" bentak Tessa yang tidak terima dengan perkataan putrinya itu.
"Kamu jaga ucapan kamu dan jaga sopan santun kamu. Kamu Jangan sembarangan mengatakan jika mama menjual dirinya hanya untuk memberi makan kamu," tegas Tessa.
"Lalu tadi apa buktinya. Mama terus aja diantar pulang oleh laki-laki yang tidak tau siapa dia. Hanya karena mobil mewah. Jadi mama dengan senang hati menerima apapun yang dilakukan nya," protes Kinara lagi.
"Kinara. Jika kamu berbicara sekali lagi Mama tidak akan segan-segan menampar mulut kamu yang semakin kurang ajar," tegas Tessa memberi peringatan kepada Putri nya itu.
"Mama terus saja mengatakan hal seperti itu. Jika papa ada. Pasti aku tidak akan seperti ini," ucap Kinara menekan suaranya.
"Cukup kamu bawa nama laki-laki yang tidak bertanggung jawab itu. Kamu masih berani mengungkit laki-laki sama sekali tidak pernah kamu lihat wajahnya. Kinara, mama yang memperjuangkan kamu sejak kecil Mama yang merawat kamu dari kamu masih berumur 1 tahun. Jadi kamu Jangan pernah menyebut nama laki-laki itu di depan mama," tegas Tessa.
"Bukan Papa tidak bertanggung jawab dengan kita. Tapi karena mama yang sudah mengkhianati Papa dan berselingkuh dan sehingga Papa pergi meninggalkan kita. Itu karena mama yang tidak tau diri!" tegas Kinara.
Tessa mengangkat tangannya dan hampir memukul pipi Kinara sampai Kinara sudah memiringkan wajahnya. Tetapi tangan itu tidak sampai memukul pipi Kinara dan dijatuhkan kasar oleh Tessa.
"Kamu selalu memancing Mama!" ucap Tessa mengendalikan emosinya dengan mengatur nafasnya yang naik turun.
"Mama jahat!" Kinara yang langsung berlari kembali menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Tessa mengatur nafasnya dengan memegang dadanya dan mengusap wajahnya dengan kedua tangannya sampai ke rambutnya.
"Kamu tidak mengerti apa-apa Kinara. Kamu terus saja membuat mama marah dan kita terus bertengkar. Tanpa kamu ketahui apa yang terjadi sebenarnya," batin Tessa yang terus saja mengatur nafas yang mencoba untuk tenang.
Sepertinya ini bukan pertama kali pertengkaran anak dan ibunya terjadi. Mungkin saja keributan ini sering terjadi dan sepertinya Kinara tidak menyukai ibunya dekat dengan laki-laki manapun. Mungkin Kinara malu. Ibunya seharusnya tidak memikirkan hubungan asmara. Tetapi malah sibuk dengan berpacaran.
Keduanya berapa kali bertengkar dengan masalah yang sama dan membuat keduanya menjadi jauh dan sangat dekat yang ada hanya bertengkar dan perang dingin.
**********
Tessa pagi-pagi sudah bangun dan sudah rapi dengan kemeja putih yang dimasukkan ke dalam rok di bawah lutut nya. Seperti biasa Tessa pagi ini pasti akan kekantor. Dia memang pagi-pagi sekali sudah menjalankan aktivitasnya di kantor.
Sementara Kinara juga sudah bangun yang sekarang sedang sarapan yang memakai seragam sekolah nya.
"Mama pergi dulu. Kamu pulang sekolah langsung pulang," ucap Tessa yang memberi pesan hanya singkat saja tanpa mampir untuk sarapan dulu.
"Dan mama pulang kerja mau pacaran dulu!" sindir Kinara yang membuat langkahnya terhenti mendengar perkataan anaknya itu.
"Kamu sebaiknya fokus belajar dan jangan banyak protes. Jaga bicara kamu. Mama mengeluarkan uang yang banyak untuk sekolah kamu untuk menjaga sopan santun kamu dalam berbicara. Kamu seperti anak yang tidak pernah sekolah," tegas Tessa tanpa melihat ke arah Kinara dan Tessa langsung pergi begitu saja.
"Aku terus yang di salahkan," ucap Kinara dengan menghela nafasnya yang selalu merasa salah di hadapan mamanya.
*******
Restaurant.
Tessa yang berada di Restaurant dengan pria yang sama yang tadi malam mengantarnya. Dia makan berdua yang saling berhadapan dengan pria itu.
"Tessa pekerjaan ku sudah selesai di kota ini. Aku harus kembali ke Jakarta dan sangat tidak mungkin. Jika kali ini kamu tidak ikut," ucap Pria itu dengan berbicara serius.
"Mas Antoni! Aku belum siap," jawab Tesa.
"Kinara masalahnya?" tebak Antoni, Tessa menganggukkan kepalanya.
"Iya. Aku belum siap memberitahu Kinara tentang hubungan kita. Tadi malam saja kinara-marah dan terus berbicara yang tidak-tidak mengenai aku. Karena melihat kamu mengantarku," jawab Tessa.
"Lalu sampai kapan Tessa. Apa kita akan terus LDR. Tessa kita bukan pasangan muda lagi. Aku juga menikah dengan kamu itu karena aku membutuhkan kamu sebagai istriku pendampingku yang akan menemaniku. Apa gunanya kita menikah jika kita saja tidak bisa," tegas Antoni.
"Atau jangan-jangan kamu juga belum memberitahu Kinara jika kita sudah menikah?" tebak Antoni. Tessa menganggukkan kepalanya dengan menunduk.
"Kamu serius Tessa, belum menyampaikan hal itu kepada Kinara!" Antoni benar-benar sangat terkejut mendengar pengakuan dari istrinya itu.
Bersambung
...Hallo teman-teman semuanya senang banget rasanya di beri kesempatan untuk menulis di sini dan ini pertama kalinya untukku. Semoga novelku bisa di terima dengan baik. Jangan lupa untuk like, komen dan vote ya...
...Terima kasih....
...Salam kenal...
"Aku belum siap mas," ucap Tessa.
"Jangan-jangan saat pernikahan kita di Bali. Kamu hanya memberi alasan. Jika Kinara tidak bisa ikut. Semuanya alasan kamu saja. Kamu mengatakan. Kinara yang melakukan study tour. Tapi kenyataannya kamu tidak memberitahu Tessa," tebak Antoni
"Maafkan aku mas?" kata maaf yang keluar dari mulut istrinya itu sudah menjawab pertanyaan Antoni yang membuat Antoni menghela nafasnya yang benar-benar tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.
"Mas. Kamu tau sendiri bagaimana Kinara. Tidak mudah memberitahu Kinara tentang hubungan kita dan Kinara juga akan kaget. Jika mengetahui kita sudah menikah," jelas Tessa.
"Lalu mau kamu bagaimana sekarang ini. Kamu akan tetap merahasiakan hubungan kita dari Kinara?" tanya Antoni pada Tessa.
"Tidak mas," sahut Tessa.
"Aku tidak mengerti dengan jalan pikiran kamu Tessa. Aku sudah mengatakan menikah dengan kamu dengan aku menerima kamu dan Kinara. Untuk kamu menemaniku dan kita menghabiskan waktu di masa tua bersama. Tetapi jika pernikahan kita saja seperti. Ini di luar ekspektasi dan aku tidak mengerti lagi harus mengatakan apa," ucap Antoni yang berbicara serius.
"Aku akan bicara dengan Kinara mas. Kasih aku waktu untuk membicarakan ini kepadanya dan pasti ini tidak mudah bagi Kinara," ucap Tessa memohon.
"Baiklah, aku beri kamu waktu dan aku hanya membutuhkan jawaban Minggu depan. Kamu datang ke Jakarta dan bawa Kinara. Suami istri harus tinggal bersama," tegas Antoni.
"Aku dan Kinara tinggal di rumah kamu!" pekik Tessa kaget mendengar pernyataan itu. Karena sebelumnya mereka belum ada pembahasan tentang hal itu.
"Iya!" jawab Antoni.
"Mas itu terlalu mendadak dan belum tentu Kinara juga mau. Mengatakan pernikahan ini saja kepadanya aku sangat yakin. Kami berdua akan bertengkar hebat dan apalagi harus tinggal bersama kamu. Itu sangat tidak mungkin mas," ucap Tessa.
"Tessa. Suami istri itu tinggal bersama. Apa gunanya kita menikah. Jika tidak tinggal bersama!" tegas Antoni.
"Baiklah mas. Kita anggap Kinara mau. Lalu bagaimana dengan putramu. Apa dia setuju dengan sua ini?" tanya Tessa.
"Aku dan Kevin tidak terlalu dekat dan dia juga tidak akan mencampuri hal ini. Rumah itu kuas dan Kevin punya kehidupan sendiri," jawab Anto.
"Tapi tetap saja itu sangat asing mas. Aku takut dia juga tidak akan menerima ku," ucap Tessa ragu.
Tessa memang belum bertemu dengan putra satu-satunya dari Anto. Kevin Antonio Sanjaya. Pria yang berusia 25 tahun.
"Tessa yang di khawatirkan itu kamu dan Kinara. Kamu selesaikan saja masalah kamu dan Kinara. Masalah Kevin itu urusanku. Jadi aku menunggu kamu dan Kinara di jakarta," tegas Anto.
"Tapi mas...."
"Jangan tapi-tapi lagi Tessa. Kamu pikirkan pernikahan kita. Kita punya tujuan dan bukan main-main," tegas Anto. Tessa tidak bisa berbicara apa-apa lagi dia hanya diam saja dan sekarang akan memikirkan bagaimana cara untuk berbicara dengan putrinya itu. Pasti akan terjadi kegaduhan lagi.
***********
Kinara baru saja pulang dari sekolah. Kinara yang memasuki rumah dan kaget melihat Tessa yang siang-siang ada di rumah yang duduk di meja makan
"Tumben ada di rumah!" ucap Kinara ketus yang menghampiri meja makan dan meneguk air mineral yang di ambilnya dari dalam tas kulkas.
"Duduklah. Mama ingin bicara dengan kamu!" titah Tessa dengan wajah seriusnya.
"Sekalinya ada di rumah langsung mengajak bicara," ketus Kinara
"Duduklah Kinara!" tegas Tessa. Kinara menghela nafasnya dan menurunkan ranselnya dari punggungnya. Lalu Kinara pun duduk di depan Tessa.
"Ada yang ingin mama bicarakan dengan kamu!" ucap Tessa dengan serius.
"Bicaralah!" sahut Kinara mengeluarkan ponselnya dari sakunya dan melihat ponselnya dengan santai.
Tessa tampak sangat gugup yang akan berbicara pada Kinara. Tetapi mau tidak mau dia memang harus bicara pada Kinara. Karena demi pernikahannya pada suaminya.
"Kinara mama...."
"Mama sudah menikah dengan Om Antoni!" ucap Tessa dengan satu tarikan nafas yang akhirnya mengatakan hal itu membuat Kinara kaget mengangkat kepalanya dan menatap Tessa.
"Apa yang mama katakan?" tanya Kinara dengan wajah kagetnya.
"Seperti apa yang mama katakan kepada kamu. Mama sudah menikah dengan Om Anto. Pria yang sering bersama mama," jelas Tessa.
"Jangan bercanda!" lirih Kinara.
"Mama tidak bercanda itu serius dan ini cincin pernikahan kami!" Tessa menunjukkan punggung tangannya yang terpasang cincin pernikahannya. Mata Kinara menatap tajam pada hari manis itu dengan Kinara mengepal tangannya.
"Apa yang mama katakan. Bagaimana mungkin mama menikah tanpa sepengetahuan Kinara. Mama kenapa mau menikah dengan Pria yang menjadikan mama simpanan," teriak Kinara.
"Cukup Kinara. Kamu jangan mengatakan seperti itu. Om Antoni selama ini bukan laki-laki seperti apa yang kamu pikirkan dan bukan simpanan. Karena Om Antoni adalah duda dan kami juga menikah karena mencintai dan punya komitmen," tegas Tessa.
"Cinta mama bilang, Busyyit mama bicara tentang cinta. Sadarlah mah. Cinta yang mama katakan itu tidak ada. Mama bisa-bisanya masih membicarakan cinta dengan kegagalan dalam pernikahan mama. Apa mama pantas untuk mencintai. Mama itu mengkhianati pernikahan mama sendiri dan mana mungkin mama bisa mengatakan cinta," tegas Kinara.
"Hentikan Kinara!" sentak Tessa.
"Kamu cukup menghina mama. Sudah berapa kali .Ama mengatakan. Jika kamu tidak tau apa-apa tentang pernikahan mama. Jadi kamu diam dan jangan sok tau," tegas Tessa.
"Bagaimana aku bisa diam dengan mama yang menikah dengan seenaknya dengan dia!" sahut Kinara.
"Jika mama memberitahu kamu. Kamu pasti tidak akan setuju dan lebih baik seperti ini. Kamu tau kebenarannya sekarang," jawab Tessa.
"Tapi aku tetap menentang pernikahan ini," tegas Kinara.
"Terserah! Tetapi mas Anto sudah menjadi suami mama dan menjadi papa kamu," tegas Tessa dengan penuh penekanan pada setiap katanya.
"Aku tidak setuju!" teriak Kinara yang tetap membantah.
"Mama benar-benar sangat jahat!" Kinara berdiri dari tempat duduknya dan langsung berlari kekamarnya
Tessa menghela nafasnya. Sudah tau hal itu akan terjadi. Baru mengatakan kabar pernikahan itu dan Kinara sudah mengamuk. Amukan Kinara akan bertambah. Ketika Tessa menyampaikan mereka akan pindah. Tetapi Tessa sudah lega dengan memberitahu dan bebannya yang berkurang.
*********
Jakarta.
Antoni yang baru sampai Jakarta mobilnya bersamaan dengan mobil BMW yang juga baru datang. Antoni keluar dari mobilnya dan melihat yang keluar dari mobil tersebut. Seorang pria tampan yang bertubuh profesional seperti seorang atlet menggunakan kaca matanya.
Pria yang memiliki wajah dingin itu. Keluar begitu langsung berjalan dan bahkan tidak saling menyapa dengan Antoni.
"Kevin!" langkah pria tampan yang berkulit putih itu berhenti tepat di samping Anto.
"Ada apa?" tanya pria yang bernama Kevin itu.
"Sebentar lagi. Rumah ini akan kedatangan tamu istimewa. Ibu tiri kamu dan juga adik tiri kamu. Jadi kamu harus memperlakukan mereka dengan baik. Mereka sudah jadi bagian keluarga kita," ucap Anto.
"Keluarga kita. Bukan keluarga kita. Tapi papa dan aku tidak peduli. Mau berapa banyak istri yang akan papa bawa kerumah ini. Itu tidak menjadi urusanku," jawab Kevin dengan ketus yang melanjutkan langkahnya dan tidak bicara apa-apa lagi kepada Anto.
Anto menghela nafasnya perlahan ke depan.
"Tidak anakku, tidak anaknya. Keduanya sama saja yang tidak mengerti tentang perasaan orang tua," batin Antoni dengan geleng-geleng kepala.
Bersambung
Tidak tau juga apa Kevin mengetahui tentang pernikahan Antoni dengan wanita pilihannya atau tidak. Tapi jika tahu juga tidak akan peduli dan tidak akan protes seperti Kinara. Karena Kevin memang tidak peduli. Pria 25 tahun itu memang punya kehidupannya sendiri dan sudah tidak peduli lagi dengan papanya. Mereka tidak pernah berkomunikasi dengan intens dan apalagi mengobrol.
Kevin Lewis Sanjaya adalah seorang pengacara yang sangat di kenal dan banyak wanita yang ingin menjadi klien dari Kevin. Bahkan wanita-wanita itu dengan sengaja membuat masalah agar menjadi klien dari Kevin.
Bayaran fantastis yang di patokan Kevin juga tidak membuat para wanita yang kaya raya itu keberatan. Karena yang mereka incar bukan menang atau kalah di pengadilan. Tetapi mereka mengincar kedekatan dengan Kevin. Waktu bersama Kevin dan jika menang akan ada bonus yang besar.
Tetapi apa Kevin pernah kalah di pengadilan. Maka jawabannya tidak pernah. Jadi para wanita dari berbagai profesi itu sangat mempercayakan Kevin menjadi pengacara dan keuntungan yang akan mereka dapatkan setelah menang di pengadilan.
Mungkin karena bedanya masalah masalah profesi Kevin dan Antoni yang membuat mereka tidak pernah mengobrol. Karena Kevin tidak turut dalam bisnis yang di jalankan Antoni. Kevin mempunyai profesi sendiri yay jauh berbeda dari Antoni. Jadi sangat wajar. Jika Kevin tidak dan Antoni tidak terlalu dekat. Kevin juga orang yang dingin dan tidak banyak bicara.
********
Kevin memasuki kamarnya dengan duduk di pinggir ranjang dan membuka kasar dasinya.
"Istri dan anak. Apa sudah tidak punya pekerjaan lain sudah tua itu masih menanggung orang lain. Menikah dan mempunyai adik tiri. Lalu apa adik tiriku ku harus rewel," umpat Kevin dengan kesal.
Dia juga keberatan dan ingin marah dengan apa yang dikatakan Antoni tadi yang membicarakan masalah istri dan anak. Namun Kevin paling malas ribut dan memilih cuek saja dengan apapun itu, padahal dia juga tidak setuju dengan keputusannya Antoni yang tiba-tiba saja sudah menikah.
Ibu Kevin sudah tiada saat usia Kevin 10 tahun dan Antoni tidak menikah namun banyak dekat dengan wanita-wanita lain. Jadi juga jika akhirnya Antoni memutuskan menikah yang padahal usianya sudah tidak muda lagi. Walau tidak mudah lagi tetapi tubuhnya terlihat sangat kuat dan seperti pria yang berusia 40 tahunan.
**********
"Apa lagi maksud mama!" protes Kinara kembali ribut dengan Tessa di dalam kamarnya.
"Mama sudah menikah dengan orang lain tanpa sepengetahuan Kinara dan sekarang mama mengatakan kita harus pindah ke Jakarta. Apa maksud mama. Apa mama sudah tidak peduli denganku lagi," Kinara semakin menggebu-gebu emosinya saat Tessa mengatakan keputusannya untuk ke Jakarta.
"Tapi ini sudah keputusan mama dan kamu tidak bisa menolak. Mama akan menguras semua surat pindah sekolah kamu. Kita akan pindah ke Jakarta. Ikut dengan suami mama!" tegas Tessa.
"Tapi aku tidak mau. Teman-teman Kinara itu ada di sini dan Kinara ingin sekolah di sini. Kinara tidak mau ke Jakarta!" tegas Kinara pada Tessa yang memberontak dan tidak setuju dengan keputusan ibunya itu yang tiba-tiba mengajaknya pindah ke Jakarta.
"Jangan keras kepala Kinara. Kamu harus tau semuanya demi kebaikan kamu. Di Jakarta bisa sekolah lebih bagus tadi mendapat pendidikan yang lebih baik. Di Jakarta juga banyak akses untuk menyalurkan bakat kamu dalam melukis. Untuk teman baru, seiring berjalannya waktu kamu akan menemukan teman kamu dan akan semakin banyak," tegas Tessa yang memberi saran Kinara dan pasti dengan janji-janji yang banyak.
"Tapi Kinara tetap tidak mau. Kinara mau di sini dan jika Mama ingin ke Jakarta maka pergi ke Jakarta sendiri dan bersama suamimu mama itu," tegas Kinara.
"Apapun yang kamu katakan dan kamu seperti apa protes. Mama kali ini tidak bisa menuruti kamu dan kamu yang harus menurut pada mama. Kita akan ke Jakarta 2 hari lagi," tegas Tessa yang langsung keluar dari kamar Kinara dengan menutup pintu kuat.
"Aku tidak mau!" teriak Kinara dengan suaranya menggelegar yang menolak mentah-mentah dengan apa yang diputuskan oleh Tessa.
Mana mungkin semudah itu Kinara mau diajak ke Jakarta. Mendengar pernikahan saja dia sudah meledak-ledak dan apalagi ini harus ke Jakarta. Meninggalkan teman-temannya dan sekolahnya yang sudah membuatnya nyaman selama di kota Medan. Kinara tidak ingin ke Jakarta.
********
Ternyata penolakan Kinara untuk ke Jakarta tidak membuahkan hasil. Tessa sudah mengurus surat pindah Sekolahnya. Mereka juga besok akan berangkat ke Jakarta dengan pesawat dan mobil sudah disediakan oleh Antoni sebelumnya.
Malam ini Kinara yang menangis di dalam selimut yang masih tidak menerima dengan keputusan Tessa. Sementara Tessa sedang menyiapkan pakaian Kinara. Karena Kinara tidak mau membereskan pakaiannya. Jadi mau tidak mau Tessa yang mengambil alih untuk memasukkan pakaian Kinara ke dalam koper.
"Tidak ada gunanya kamu menangis. Kamu akan mendapatkan pendidikan yang jauh lebih baik dan tempat yang lebih baik daripada di sini. Jadi menurut lah apa kata mama dan jaga sikap kamu ketika sudah berada di Jakarta," ucap Tessa.
"Mama jahat. Mama sudah menghancurkan mimpi Kinara di tempat ini. Mama sangat egois yang hanya mempedulikan diri mama dan tidak peduli kepada Kinara," keluh Kinara yang menangis di dalam selimut yang meringkuk miring membelakangi Tessa.
"Terserah kamu mau bagaimana menanggapi tentang keputusan mama. Tapi semua ini menjadi yang terbaik untuk kamu dan kamu tidak akan menyesal tinggal di Jakarta," ucap Tessa.
"Terserah! Mama selalu saja merasa benar!" sahut Kinara.
"Pokoknya jangan salahkan aku jika aku tidak bisa menerima keadaan itu. Mama akan menyesal telah membawa Kinara ke Jakarta," ancam Kinara.
"Kamu jangan macam-macam Kinara. Kamu jaga sikap kamu pada Om Antoni. Jadi jangan buat sikap kamu di rumah ini sama seperti di sana. Kamu harus menjaga sikap kamu dan menghargai mama," tegas Tessa mengingatkan putrinya itu.
"Bagaimana aku bisa menghargai Mama jika Mama saja tidak pernah menghargaiku. Jadi aku tidak peduli sama sekali dengan apapun yang terjadi. Jadi jangan salahkan aku karena aku tidak akan pernah menerima orang baru di dalam hidupku dan termasuk suami mama. Dia tetap menjadi orang asing dan tidak akan pernah menjadi papaku," tegas Kinara. Tessa diam dan tidak melawan putrinya itu lagi bisa-bisa mereka akan bertengkar lagi dan tidak akan ada habis-habisnya. Jadi Tessa tetap melanjutkan pekerjaannya dan Kinara tetap menangis.
*********
Sudah pukul 12 malam Kinara bangun dari tidurnya. Sebenarnya Kinara tidak tidur sama sekali. Dia terus menangis sampai tidak bisa tidur. Kinara menyibak selimut, lalu turun dari ranjang.
Kinara melihat kopernya yang di dekat pintu yang sudah di siapkan.
Kinara menghela nafas dan membuangnya perlahan kedepan dan mengambil 1 koper lagi dari ata lemari Kinara memasukkan dengan pelan-pelan alat-alat melukisnya kedalam koper tersebut. Kinara juga mengambil gambar-gambar yang menempel di dinding. Lukisannya dan semua barang-barang yang menjadi koleksi di dalam kamarnya.
"Menyebalkan, mengambil hak, mengambil kebahagiaanku," umpatnya dengan kesedihan yang tidak bisa menerima keputusan dari Tessa. Tetapi Kinara tidak punya pilihan lain dan harus menuruti apa yang dikatakan ibunya.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!