NovelToon NovelToon

Om Duda Yang Perjaka

Episode 1

"Ini tidak memberi reaksi apapun tuan?." Tanya seorang anak buah memastikan dengan nafas berat karena malah ia sendiri yang tak tahan dengan tugasnya.

"Ck ganti!!." Dinginnya sinis.

Di sebuah ruangan mewah tampak seorang pria tampan dengan setelan jasnya yang melekat sempurna sedang duduk di kursi kebesaran, raut wajahnya angkuh dengan di hadapannya banyak para wanita tak berbusana.

Dua orang bodyguard dengan setia mengawalinya penuh keringat, berusaha untuk tetap tenang dengan pemandangan perusak iman di hadapannya.

"Lanjut!." Suruh seorang pria asisten pribadi.

Wanita selanjutnya dengan nakal meliukkan tubuh indahnya seindah mungkin berharap dapat membangkitkan gairah dalam diri pria tampan blasteran di hadapannya.

Dengan nakal ia duduk di atas pangkuannya, namun tak berselang lama pria itu memberi kode.

"Ganti!."

"Come on bro, ini wanita pilihan terbaik yang di jamin berhasil apa tidak ada reaksi apapun dari sekian banyak?." Tanya Joshua meyakinkan sahabat sekaligus tuannya itu.

"Ck akhiri saja, ini buang-buang waktuku!."

"Ini masih tersisa lima lagi, kau tidak mau melihat kemolekan tubuhnya lebih dekat?." Ulang Joshua.

Pria tampan itu menatap tajam Joshua membuatnya menghela nafas berat. "Ya sudah bubarkan!."

Para anak buah yang lain membawa pergi wanita-wanita tak berbusana di sana.

Setelahnya Joshua meletakkan map berisi identitas di atas meja, lalu ia duduk di depan sahabatnya itu. "Akui saja dirimu penyuka sesama jenis tuanku Bentley."

"Bilang sekali lagi tidak ada ampun bagimu!." Dinginnya.

"Iya-iya." Pasrah Joshua. Ternyata idenya yang dirasa bakal berhasil malah gagal. "Istrimu yang segitu cantiknya tidak berpengaruh apalagi wanita lain."

Bentley menatap ke arah luar jendela. "Lupakan, untuk jadwal penerbangan ke Indonesia atur dua hari lagi siap-siap untuk itu."

"Jangan khawatir sudah ku atur, dan kau stop bilang lupakan ingat umurmu yang sudah pantas memiliki anak Ben walaupun gak tua-tua amat tapi harus dipikirkan dari sekarang bukan?." Sewotnya takut sahabatnya akan seperti itu selamanya.

"Ya." Jawabnya singkat yang membuat Joshua memutar mata malas.

.

.

"Ahh oh yes babyy! ahh!.."

Erangan kenikmatan yang bersahutan membuat isi kamar terasa hangat.

Dua sejoli saling menggerakkan tubuhnya untuk mencapai kenikmatan dunia, dan pada akhirnya. "Aaaaah!."

Tubuh keduanya gemetar setelah mencapai puncak, dengan nafas yang masih terengah-engah keduanya berbaring penuh kepuasan setelah menghabiskan malam yang panjang.

"Sayang.."

"Iya sayang?."

Wanita itu tampak meraba wajah pria tampan yang menghabiskan malam bersamanya. "Sampai kapan akan terus main dengan kondisi lampu gelap seperti ini? aku ingin melihat raut wajah tampan-mu Bentley."

Tidak langsung dijawab hening beberapa saat.

"Aku lebih leluasa seperti ini kamu ngertiin aku."

Wanita itu cemberut, namun tak lama pria di sampingnya langsung melahap rakus bibir sexy nya mengajak bercumbu penuh hasrat.

"Tidak perlu dengan lampu menyala asal kita sama-sama puas sayang." Bisiknya nakal.

Mau tak mau dari pada berujung pertengkaran wanita itu memilih mengalah asal ia bisa terus menghabiskan malam dengan pria itu.

Sekitar dua puluh lima menit berpelukan, pria itu bangkit memungut pakaiannya. "Aku ke kamar mandi dulu Tyla."

"Baiklah.."

Tyla menatap remang-remang punggung pria itu yang perlahan hilang, wanita itu mengerutkan keningnya ketika mendapati keanehan. "Ini entah perasaan-ku tapi kenapa cara bermain Bentley terasa seperti Bima?."

Sambil menunggu Bentley keluar dari kamar mandi, Tyla tersenyum penuh arti seraya meremas bantal di sampingnya. "Ah mungkin karena aku merindukanmu Bima."

.

TBC

Episode 2

.

Bandung-Indonesia

Seorang wanita cantik pemilik mata indah berjalan menuju lift dengan tergesa-gesa. "Iya pah?." Tanyanya pada handphone yang ia letakkan pada telinga.

Lift pun perlahan tertutup.

"Selena kamu kalau tidak patuh untuk pulang papa jodohkan lagi!." Tegas dari seberang.

Wanita cantik itu memutar mata malas ia sudah bosan mendengar ancaman seperti itu. "Pah aku sedang tidak ada waktu untuk hal demikian, katakan saja ada apa?."

"Kamu pikir papa main-main dengan ucapan papa barusan?."

Selena terdiam ia menyadari sesuatu dari nada bicara papanya itu, diam beberapa saat akhirnya Selena sampai di ruangan yang dituju.

"Baiklah aku akan pulang dan jangan lagi menjodoh-jodohkanku pah!." Tegasnya.

"Oke ini baru putri papa, papa tunggu!."

Setelah selesai panggilan pun berakhir, Selena meletakkan handphonenya di atas meja. Waktunya yang sangat sibuk kadang membuat wanita cantik itu sering lupa akan keluarganya bahkan sekedar untuk mengabari.

"I'am sorry pah ma." Lirihnya yang merasa sangat merindukan kedua orang tuanya itu.

Tentunya semuanya ada alasan dimana Selena saat ini sedang menyelesaikan skripsinya sekaligus berperan aktif sebagai pengusaha yang bergerak di bidang fashion mendirikan perusahaannya sendiri pada usia muda.

Selena menghubungi asisten pribadinya yang bernama Martha berusia 40 tahun-an yang dari sejak awak selalu setia dan patuh. "Iya non?."

"Aku akan pulang dulu ke rumah bu, kalau ada apa-apa seperti biasa cepat hubungi." Lanjut Selena seraya mengambil kembali kunci mobilnya.

"Siap nyonya!." Antusias Martha yang membuat Selena terkekeh sekilas sambil menggelengkan kepalanya.

Wanita cantik itu pun melangkahkan kaki jenjangnya untuk pulang meninggalkan perusahaan.

.

Tak terasa malam pun tiba..

Selena sampai di pelataran rumah besar keluarganya ia memarkirkan mobilnya di sambut bapak satpam.

"Silahkan non."

"Terimakasih mang."

Sebelum masuk ke dalam rumah, Selena tampak terkejut senang tat kala melihat mobil yang begitu familiar terparkir di sana. "Kakak!??."

Wanita cantik itu langsung masuk ke dalam dan benar saja orang-orang rumah sudah menunggunya dan langsung disambut.

"Ahh putriku mama kangen sekali sayang." Ujar sang mama Lita.

Mereka melepas rindu satu sama lain.

"Kak Ricky juga pulang dari Canada?." Tanya Selena kepada kakaknya yang tiba-tiba.

"Iya lah kakak mau melanjutkan tugas papa di kantor gak kayak kamu pacaran mulu." Nyeleneh Ricky.

"Nggak, aku saat ini sedang fokus!." Bantah Selena dengan sedikit gugup mengingat pujaan hatinya.

"Sudah-sudah..."

"Jadi ada hal apa papa menyuruh aku untuk pulang?." To the point Selena.

"Pindah, kamu pindah ke sini dan mulailah mengelola perusahaan papa bersama kakakmu." Ujar papa.

Selena langsung melirik kakaknya. "Secepat itu?."

"Jika tidak mau dijodohkan lagi patuhlah, papa sudah tua ingin melihat anak-anak papa berproses dalam jarak dekat Selena. Untuk bisnismu papa bisa memindahkannya ke sini."

"Ini sudah dipikirkan dari jauh hari sayang, mama harap kamu juga mengerti."

Selena diam tak langsung menjawab.

"Kakak si ngikut kamu juga sudah dewasa toh dik saat ini kakak juga butuh kamu di kantor karena kamu tau sendiri sekarang istri kakak sedang hamil besar, mana bisa kakak sering meninggalkannya." Timpal Ricky.

"Akan ku pikirkan lagi.."

"Harus sekarang tentukan!." Potong papa.

"Aaahhh papa.." Rengek Selena seperti biasa dengan manja berharap papanya luluh.

"Kalau tidak setuju papa jodohkan lagi, mau?." Si mama ikut sewot.

Selena makin cemberut sementara Ricky hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang adik.

"Baiklah kalau begitu.." Pasrah Selena yang tidak bisa menghindar daripada dijodohkan lagi dengan pria yang tak dikenal seperti waktu itu bersama teman dekat kakaknya.

"Oke deal! papa atur semuanya." Ucap papa puas, ternyata ampuh untuk membuat Selena pulang dengan cara ini.

"Iya."

Setelah selesai mengobrol, dengan gontai Selena berjalan menuju kamarnya di lantai dua. Dunia bebasnya akan ia tinggalkan namun di sini juga bisa, akan tetapi berbeda karena ada peraturan orang tua.

Mengingat kekasih hatinya tinggal di daerah sana, Selena tersenyum senang pasalnya ia sudah lama tidak pernah bersua dengan Galang.

"Mam aku menemui Melinda dulu ya!." Pamit Selena langsung berlari kecil menuju parkiran.

"Jangan malam-malam denger gak??."

"Iya." Balas Selena seraya melajukan mobilnya.

Selena menjual nama sahabat dekatnya itu tapi di sisi lain tujuannya untuk menemui sang kekasih di apartemennya.

Sekitar 25 menit di perjalanan akhirnya Selena sampai di apartemen yang dimaksud, dengan wajah cantiknya yang sumringah ia langsung naik lift.

Wanita cantik itu sengaja tidak memberi tahu Galang dulu, ia berniat akan memberinya surprise dengan kehadirannya yang tiba-tiba ada di sana.

Lift berhenti di lantai 9, Selena pun keluar dan langsung mencari kamar apartemen sang kekasih, senyum manisnya masih merekah sambil jari lentiknya menekan tombol kata sandi pintu apartemen.

Ternyata sandi tidak diganti dan benar saja pintu terbuka.

DEGG!

Satu langkah Selena melangkahkan kaki, tiba-tiba dari kamar apartemen Galang terdengar lenguhan kenikmatan dunia yang bersahutan.

Mendapati itu perasaan Selena terombang-ambing tidak mungkin ia akan merasakan pengkhianatan seperti itu, langkahnya semakin cepat menuju kamar yang memang pintunya terbuka.

"Galang!!!." Pekiknya.

Sesampainya di sana Selena semakin syok tat kala memergoki kekasihnya bercinta bukan dengan wanita lagi melainkan seorang pria. "WHAT!!!??.."

Galang terhenyak begitupun pasangannya. "Baby???."

Sambil menggelengkan kepala seolah tidak melihat dan terjadi apa-apa, Selena mundur perlahan dengan mata berkaca-kaca. "Jangan ikuti aku kita selesai!."

"Selena no!!." Galang mencabut miliknya lalu mengambil handuk untuk menyusul sang kekasih.

Selena berlari masuk ke dalam lift perasaannya hancur, Galang kalang kabut mengejarnya.

"Binatang! ah ya Tuhan pantas saja dia tidak pernah menciumku memperlakukanku seperti perempuan pada umumnya." Caci Selena di dalam lift.

Bagaimana tidak sakit hati ia sudah menjalin hubungan dengan Galang hampir 3 tahun, dan kejadian barusan benar-benar diluar nalar Selena.

Sesampainya di lantai utama Selena cepat-cepat berlari ia jijik dengan apa yang telah disaksikan oleh matanya barusan.

"Selena dengarkan aku dulu!.." Kejar Galang.

Tak mempedulikan Galang, yang ada dipikiran Selena yaitu sembunyi dulu karena mobil parkiran lumayan berjarak.

Masih sekitar apartemen Selena melihat kerumunan para wanita tampak cantik dan sexy bergiliran masuk ke dalam mobil hitam, tanpa pikir panjang ia pun ikut nyelip di sana dan berjalan bahkan masuk ke dalam mobil itu.

"Aaahh akhirnya aku bisa lepas." Gumamnya dengan nafas ngos-ngosan.

Mobil hitam itu melaju, Selena menoleh ke belakang melihat Galang yang linglung mencarinya. Wanita itu menghela nafas berat seraya menyeka air matanya. "Ck lupakan!."

Beberapa menit merasa tenang seketika Selena sadar akan tatapan para wanita sexy di sekelilingnya, tampak kelihatan umurnya di atas Selena.

"Tunggu..."

"Ada apa dengan pakaianmu? harusnya sama seperti kita bukannya tertutup, memangnya itu ngaruh?." Ucap salah seorang wanita cantik di sana.

Selena semakin kebingungan perasaannya mulai tak tenang kembali. "Maksudnya apa ya mbak saya hanya numpang di mobil ini."

"Anak muda jaman sekarang malu-malu tapi mau ya, tentu saja kita akan menemui seorang tuan muda tampan untuk menggodanya dan siapa yang berhasil maka ia beruntung." Jawab wanita yang duduk tidak jauh dari Selena.

Seketika Selena teringat akan sesuatu. "Tidak, pak! pak supir! turunkan saja saya di sini! pak!."

"Kita sudah tiba di tempat diamlah anda, semuanya telah disepakati!." Potong seorang bodyguard dengan wajah tegas.

"Ha!??."

.

TBC

Episode 3

"Tidak! sepertinya terjadi kesalahpahaman pak!." Potong Selena.

"Diamlah!."

Selena memaki dalam hati.

Benar saja mobil hitam itu berhenti di pelataran rumah besar yang begitu mewah dengan gaya modern yang memanjakan mata, namun Selena berhenti kagum mengingat situasinya sekarang.

Kabur, rencananya ia akan langsung kabur menyelinap dari sana dengan hati-hati.

Pintu mobil dibukakan dan satu persatu para wanita itu mulai turun, Selena dengan wajah tenang ikut turun. Ketika para bodyguard lengah ia pun langsung menggunakan kesempatan itu dan berhasil mengendap-endap lewat jalan yang gelap menuju gerbang.

Dirabanya saku celana mencari handphone, ternyata handphone Selena tertinggal di dalam tasnya di mobil. "Sial!."

Wanita cantik itu mempercepat langkahnya menuju gerbang, intinya dia harus keluar dulu. Perasaannya deg-degan karena sedikit ngeri juga dengan para bodyguard di sana yang bahkan ada dari Afrika hitam gelap. "Mama ya Tuhan, ayo sebentar lagi..."

Ketika tiga langkah lagi sampai di pintu gerbang...

"Stop!!." Ucap seseorang dari belakang.

Langkah kaki Selena terhenti ia mematung membisu saat dua penjaga gerbang ada di hadapannya.

Dua orang bodyguard menghampiri dan langsung menahan Selena.

"Mau kemana?."

"Saya bukan bagian dari mereka pak, saya tadi itu hanya numpang karena dikejar orang gila." Jawab lantang Selen. "Buktinya lihat penampilan saya yang berbeda dengan para tante-tante yang tadi."

Dua bodyguard itu saling tatap.

"Ikut dulu saja ke dalam!."

Selena menelan salivanya. "Mau ngapain pak!? sudah saya katakan dan itu jujur ya!."

"Ikut dulu!."

Selena berontak namun tenaganya tentunya kalah telak. "Jika bapak tidak percaya coba lihat list daftar para wanita tadi pasti tidak ada nama saya!."

"Jika nona masih berontak kami tidak akan mengeluarkan anda dari sini!." Ancamnya.

"Enak saja! saya bisa menuntut anda ya!."

Dua bodyguard itu tak mempedulikan ocehan Selena dan terus membawanya masuk ke dalam, di dalam rumah besar itu Selena berontak dan koar sehingga menyita perhatian yang ada di sana.

Selena dapat melihat para wanita tadi setelah masuk ke dalam sebuah ruangan, tidak lama mereka keluar lagi dan ada yang langsung pulang dengan wajah murung.

Terus saja seperti itu bergiliran hingga kini tinggal dirinya diantrian terakhir.

Seorang pria tampan aura maskulinnya yang begitu melekat keluar, Selena yang berontak seketika terdiam. "Siapa dia tampan sekali?." Batinnya.

"Silahkan masuk dulu nona." Suruh dua bodyguard.

"Tidak!." Selena tetap berontak.

Pria tampan itu mengerutkan keningnya menatap dua orang anak buah. "Masuk nona sekarang giliran anda."

"Tidak om! aku tidak ikutan makanya berontak." Potong Selena.

Pria tampan itu semakin kebingungan menatap intens anak buahnya.

"Tidak ada yang salah tuanku Joshua, dia sendiri ada di dalam mobil bersama para wanita tadi." Lapornya dengan sopan.

"Iya tapi kan sudah saya bilang itu salah paham!!." Kesal Selena. "Dengerin dulu."

"Bawa saja dulu masuk ke dalam, itu urusan belakangan nona!." Tegas Joshua.

"No no no no.......ooooo!."

Selena dibawa paksa masuk ke dalam yang bahkan ia sendiri tidak tahu dimasukkan ke sana untuk apa.

Sesampainya di sana Selena terdiam ketika melihat seorang pria duduk di kursi kebesaran dengan dikelilingi anak buahnya, Selena tak berkedip ketika adu tatap dengan pria tersebut.

Pria yang bernama Joshua yang tampan dan manly ternyata tidak ada apa-apanya dibanding dengan pria yang saat ini bertatapan dengan Selena.

"Aku ini sebenarnya sedang dimana?." Batin Selena.

"Aaargh!." Pekik pria itu membuat semua yang ada di sana panik.

"Ada apa?." Tanya Joshua.

"Ambilkan kain!."

Joshua dengan cepat mengambilnya lalu ia serahkan, Selena semakin kebingungan saat melihat pria itu menutupi bagian pahanya dengan kain tersebut.

Pria tampan itu sedikit mengatur nafasnya yang ngos-ngosan dengan tatapan matanya tak lepas dari wajah cantik Selena yang nampak kebingungan.

Joshua tak habis pikir dengan apa yang terjadi barusan. "Jadi apa maksudnya ini tuan Bentley?."

"Dia berhasil.." Bisik Bentley seraya menunjukkan area sel*angkang*nnya yang menonjol sempurna.

Joshua langsung menutup mulutnya saking bahagia bahkan ia beberapa kali membungkuk hormat pada Selena tanda ucapan terimakasih.

"Ada apa ini?." Batin Selena semakin tak paham.

"Jika sudah selesai tolong keluarkan saya lagi! saya ingin pulang om!." Lantang Selena.

Joshua mendekati Selena dan ia pun bicara dengan pelan. "Maaf nona sepertinya anda ke depannya akan terus bertemu dengan saya, anda telah berhasil membangkitkan sesuatu yang telah lama tidur pada diri tuan Bentley. Sekarang untuk memastikan lagi buka bajumu dan berdiri di hadapannya."

PLAKK!

Joshua terkejut tat kala sebuah tamparan keras mendarat pada pipinya, para anak buah hendak bertindak namun karena melihat kode dari Bentley mereka menunduk.

"Berani sekali anda bicara seperti itu! memangnya aku wanita apa? entah apa maksud kalian intinya saya tidak mau terlibat!." Tegas Selena dan langsung berjalan ke arah pintu keluar.

Saat Joshua ingin menahan..

"Biarkan saja!." Potong Bentley.

"Baiklah."

Selena dipersilahkan keluar, ia pun langsung berlari untuk pergi dari rumah besar itu dengan perasaan tak karuan.

Tak lama taksi lewat dan Selena langsung berlalu pergi, berharap hal seperti ini tidak terjadi lagi.

"Kau tahu tugas selanjutnya apa Jos, lakukan!." Ujar Bentley berdiri dari duduknya.

"Aaahh tamparannya pedas juga." Ringis Joshua. "Kau tenang saja."

Tanpa berucap lagi Bentley masuk ke dalam kamarnya ia melepas semua pakaiannya lalu berjalan menuju kamar mandi.

Di sana ia menyelesaikan apa yang harus diselesaikan, wajah cantik Selena masih terngiang-ngiang dan miliknya yang bagaikan lampu mati itu kini menyala sempurna hanya dengan melihat Selena saja bahkan tanpa wanita itu berpakaian ketat apalagi terbuka.

Sudut bibir Bentley terangkat entah apa isi pikirannya.

.

00.10 malam

Selena baru tiba di rumah, ia berjalan menuju kamarnya dengan lemas. Hari ini banyak kejadian yang membuat dirinya cukup lelah.

Brugh!

Wanita cantik itu melemparkan tubuhnya ke atas kasur, ia menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong. "Galang sialan! kenapa harus lelaki???."

Air bening keluar dari sudut mata indah Selena, sekuat apapun ia tahan tentunya pasti sakit dan menyebalkan.

.

.

Tak terasa malam pun tergantikan dengan pagi..

Selena sudah siap dengan pakaian kantornya ia akan melupakan kejadian yang tak mengenakan dalam hidupnya.

Hari ini ada jadwal training di perusahaan sang papa yang akan dipandu langsung oleh kakaknya Ricky. Dengan kesibukan, Selena akan melupakan semuanya.

"Good morning sayang..." Sapa sang mama sambil mengecup pipi anak keduanya itu.

"Good morning mom."

Di meja makan itu hanya Selena dan mamanya.

"Kemana yang lain ma?." Selena celingak-celinguk, ia memicingkan matanya saat melihat ke arah luar rumah di sana terlihat ada mobil hitam yang tak dikenal.

"Kakak kesini?."

Mama mengikuti pandangan putrinya. "Iya sayang di sini sedang ada tamu juga makanya meja makan kosong, papa dan kakakmu sedang mengobrol dulu dengan tuan Leister."

Selena mengerutkan kening. "Leister?."

Entah kenapa nama itu terasa familiar bagi Selena.

Setelah makanan sudah siap tertata, mama mengajak Selena. "Ayo.."

"Kemana ma?."

"Temui tamu dulu kita sebagai tuan rumah, apalagi ini tamu penting." Ucapnya.

Mau tak mau Selena pun berdiri mengikuti langkah mamanya di belakang, ibu dan anak itu pun tiba di ruang tamu.

"Ah kau sudah tahu Ben ini istriku Vena dan itu putriku Selena." Tunjuk papa.

"Hallo Ben." Sapa mama.

Selena yang menunduk langsung melihat wajah tamu dari papanya itu.

DEGG!!

"Kau!??." Mata indah Selena hampir keluar setelah melihat siapa yang datang.

Semua yang ada di sana saling tatap, apalagi mama papa Selena yang setahu mereka putrinya itu belum pernah bertemu dengan Bentley Leister.

Ben yang mendapati itu hanya tersenyum sekilas, dan benar saja miliknya di bawah sana bereaksi hingga tampak menonjol hendak keluar. "Sial!." Umpatnya berusaha menutupi area paha.

"Kalian pernah bertemu??." Tanya papa.

"Ah itu..." Selena terbata mau menjawab apa, apalagi dengan tatapan mata Bentley yang tajam namun meneduhkan. "Dia sempurna tapi bagiku dia pria m*sum!."

"Selena asal kamu tahu dia itu pria yang tahun lalu ingin dijodohkan denganmu sayang." Ungkap sang mama.

"Apa!??." Selena maupun Bentley keduanya sama-sama terkejut.

.

TBC

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!