NovelToon NovelToon

Jerat Cinta Tuan Muda

Bab 1. Munafik

Kring.. Kring.. Kring..

Suara ponsel berbunyi nyaring, entah untuk ke sekian kalinya ponsel itu berbunyi nyaring dan membuat sang empu yang merupakan kaum bantalan itu akhirnya terganggu.

"Apaan si, ganggu aja!" Suara serak khas bangun tidur terdengar galak. Tak lama kemudian terdengar pula dia yang menguap.

"Lo apaan si, udah siang ni masa hibernasi terus, manusia cuma malam doang hibernasinya!" Suara seorang pria yang tak kalah sengit berbicara dengan nada tinggi.

"Cha elah lu Jo ngeselin aja si, masa hibernasi gue baru aja mulai kali. Semalam gue gak sempet molor gara-gara ngebenerin si Fuad." Ucap wanita itu yang kembali menguap.

"Cepet bangun, atau gue kasih tahu keberadaan lu ke abang tercinta lu itu!" Terdengar ancaman Jo yang mematikan, dengan susah payah gadis itu bangkit dari tempat tidurnya.

"Iya, gue bakal ngampus hari ini." Ucap gadis itu mematikan ponselnya dan berjalan menuju kamar mandi.

Gadis ini bernama Ariana Puri Bagaswara, seperti namanya Ariana adalah putri dari seorang Bagaswara yang terkenal dalam bidang kerajaan bisnisnya yang bergelut di dalam kendaraan roda 4.

Ariana adalah anak ke 2 dari 2 bersaudara, dia memiliki kakak laki-laki yang sangat mengesalkan dan kesibukannya yang menggunung. Ariana juga adalah korban dari kurangnya perhatian orang tua.

Setelah ibunya meninggal, sang ayah menjadi sering sakit-sakitan dan sudah hampir 6 bulan beliau di rawat di luar Negri. Dengan biaya yang tidak sedikit, kakak dari Ariana harus bekerja keras bukan hanya demi menghidupi keluarganya melainkan demi nama besar keluarganya.

Arkana Putra Bagaswara, itulah nama sang kakak. Ariana tak pernah menyalahkan nasib atau siapapun akibat dirinya yang kurang perhatian itu, namun dia sangat kesal saat tak pernah ada kabar dari sang kakak terhadapnya.

Selain saat Ariana terlilit masalah, kakaknya tak pernah turun tangan langsung, oleh sebab itu selama ini membuat masalah sudah menjadi bagian dalam hidup Ariana. Semua itu di lakukan hanya semara-mata untuk menarik perhatian sang kakak.

Seperti dua bulan lalu di mana Ariana harus terjerat hukum akibat ugal-ugalan di jalan raya, dan saat dirinya yang dengan sengaja membakar ruangan BEM kampusnya.

Ariana baru saja pindah kampus beberapa minggu lalu, jelas alasannya karena dia di keluarkan akibat tingkahnya yang brutal dan tidak masuk akal. Bersama dengan 3 sahabat durjananya Ariana selalu berbuat onar.

Namun kampus yang saat ini di tempati Ariana adalah kampus elit milik salah seorang pengusaha tambang berlian, sekaligus kaisar bisnis alat telekomunikasi dan produk smart phone dan berbagai alat canggih lainnya.

Sial sekali, sudah beberapa kali Ariana melakukan kekacauan di kampus itu. Namun apa yang di lakukan oleh Ariana seperti tak di lihat oleh siapapun, mereka selalu acuh begitupun dengan para petugas keamanan yang kini sudah terbiasa dengan tingkah aneh Ariana.

Pernah Ariana membakar pos jaga satpam di depan gerbang, namun belum juga terbakar alat pemadam kebakaran otomatis sudah menyala, membuat semua rencana Ariana gagal total.

Saat ini Ariana sedang kabur dari rumah dan tinggal di sebuah kosan sederhana, jaraknya memang agak jauh dari kampus, namun itu justru sangat di sukai Ariana yang sangat hobi kebut-kebutan bersama si Fuad. Fuad adalah sebuah motor klasik yang dulu merupakan kesayangan ayahnya, namun sekarang jadi kesayangannya.

Dengan rambut yang sudah tertata cantik, baju yang sedikit terbuka dan celana ketat membalut kulit indahnya Ariana tersenyum di depan cermin.

"You! Yang cantik mau sekolah." Ucap Ariana menenteng tas ransel yang harganya selangit di pundaknya.

Hari ini Ariana tidak bawa si Fuad dulu, karena si Fuad masih belum selesai di perbaiki. Ariana berjalan ke dekat halte bus hingga sebuah mobil mewah menghampiri Ariana.

"Hai sayang, mau bareng?" Tanya seorang pria dengan kaca mata hitam melingkari matanya.

"Ogah, udah wangi gini deket sama cecunguk bisa-bisa bau apek gue!" Tolak Ariana dengan tegas, hingga sebuah bus akhirnya tiba dan Airana masuk ke dalam bus tersebut.

"Sial! Tunggu saja kamu!" Pria itu memukul kemudi mobilnya dan menatap kepergian bus yang membawa Ariana.

"Hosh.. hosh.. hosh.. ah, busnya udah jauh lagi." Seorang wanita dengan baju rapi dan wajah manis nampak mengeluh akibat bus yang akan dia naiki sudah jauh.

"Cantik juga nih cewek." Gumam sosok pria yang semula mengajak Ariana.

"Hai cantik, mau kemana? Mau aku anterin gak?" Wanita itu berbalik menatap sosok pria tampan di hadapannya dengan mobil mewah mengkilat.

"Aku mau ke kampus, tapi bus nya udah berangkat." Ucap wanita itu memasang wajah sedih dan menggemaskan.

"Ayo! Biar aku antar ya?" Pria itu membukakan pintu dan wanita tersebut akhirnya masuk ke dalam mobil super mewah itu.

'Wah, orang tajir nih. Dia tunangannya Ariana bukan?' Bisik hati wanita tersebut.

"Oh iya, nama ku Yui." Ucap wanita itu memperkenalkan dirinya sendiri.

"Oh, aku Deren." Ucap Deren yang memperkenalkan dirinya sendiri.

"Andai aku gak dengerin Ariana tadi, pasti aku gak akan kesiangan gini." Gerutu Yui tiba-tiba.

"Ariana? Gadis yang tadi itu?" Tanya Deren dengan senyum penuh pesonanya.

"Yang tadi? Yang mana ya?" Yui pura-pura polos. Padahal sejak awal dia memang sudah berencana untuk melakukan itu semua.

"Oh enggak, malam minggu mau ke mana?" Tanya Deren langsung memasang jebakan batman yang dia miliki.

"Kayanya belajar di kosan." Jawab Yui menundukkan pandangannya.

"Sayang banget, kamu cantik tapi malah diem aja di kamar. Mau ikut gak? Malam minggu besok ada party. Kalo mau, nanti aku jemput." Mata Yui langsung berbinar mendengarnya.

"Baiklah, tapi party yang seperti apa? Nanti aku salah baju lagi." Yui memasang wajah imutnya.

"Party mingguan biasa kok, minta alamat kosannya nanti aku kasih baju yang cocok." Ucap Deren tersenyum penuh arti.

"Baiklah, terima kasih." Ucap Yui, sangat mudah agaknya memikat pria hidung belang seperti Deren, namun Yui juga adalah gadis polos di bidang dunia malam seperti itu.

Yui turun dari mobil itu setelah sampai di depan gerbang kampusnya, Ariana yang semula memberhentikan bus akibat melihat Yui yang nampak kesiangan menghela nafas lega.

Ariana juga tadi sempat turun dari bus dan akibat keteledorannya itu dia hampir saja kesiangan, untung saja salah satu sahabatnya membawa sepeda motor dan menjemputnya ke lokasi di mana Ariana berada.

"Hai Ar, aduh aku tadi hampir aja kesiangan. Untung aja ada Deren yang mau nganterin aku." Ucap Yui menyapa Ariana, Yui berharap agar Ariana merasa cemburu hingga membuat percakapan itu terlihat dekat antara dirinya dan Deren.

"Wah beruntung sekali. Ar! Lo tadi malah berhentiin bus demi orang kaya gini. Heh!" Jojo, salah satu sahabat Ariana menyinggung Yui dengan pedasnya.

Bab 2. Gadis Aneh

Yui nampak terkekeh mendengar sindiran pedas itu, memang itu juga tujuan Yui. Yaitu, membuat Ariana terlambat masuk kampus.

"Udah ah, nanti malah telat lagi masuk pelajaran pertama. Rugi gue kalo sampe telat!" Ucap Ariana terkekeh aneh, ketiga sahabatnya sudah tahu pasti ada sesuatu yang kini di rencanakan oleh Ariana, apa lagi melihat senyum aneh Ariana itu. Yui nampak mengangkat bibir atasnya meremehkan sifat Ariana yang di matanya hanya sebuah hal kecil saja itu.

"Berhentilah membuat onar! Kita pernah membakar ruang olah raga tapi nyatanya gak dapat peringatan sama sekali tuh." Ucap Jojo yang sudah kesal dengan sikap acuh tak acuh orang-orang di sana. Bahkan dia ingat bila saat itu, sebelum mereka membakar ruang olah raga mereka mematikan alat kebakaran otomatis yang terpasang. Ruang olah raga juga terlalap habis, namun tak ada peringatan sama sekali.

Mereka berjalan dan berpisah ke fakultas masing-masing, Ariana masuk ke fakultas ekonomi bersama ke 3 sahabat durjananya, sedangkan Yui masuk ke dalam fakultas keguruan.

"Eh, gue heran sama lu dah! Ngapa lu masih temenan sama si Yui. Jelas-jelas dia gak se-idiologi dengan kita, ya gak?" Tanya Sensen pada kedua sahabatnya.

"Yoi bro! Gue setuju banget!" Tambah Jojo yang memang sangat tidak suka dengan wajah berkedok siluman rubah itu, selain hanya memanfaatkan saja, Yui sama sekali tidak terlihat sebagai seorang teman sama sekali.

"Kalian tahu apa para pria! Aku ini gadis tulen, pera*wan ting-ting yang juga perlu teman perempuan." Ungkap Ariana menjitak kedua sahabatnya, mereka pada akhirnya tertawa bersama.

Elen yang memiliki sifat lebih pendiam di bandingkan yang lainnya memang sangat tidak suka dengan keberadaan Yui yang sering mengganggu itu, sangat dapat di pastikan bila setiap masalah yang timbul itu pasti berakar dari Yui. Sebagai seorang pengamat, Elen memang sangat senang bersahabat dengan mereka semua.

Itulah kumpulan 4 durjana yang kadang memiliki akal di luar manusia normal, Ariana, Jojo, Elen, dan Sensen. Keempatnya selalu kompak melakukan apapun, membuat onar bersama, di keluarkan dari kampus juga bersama, bahkan mereka juga berasal dari jurusan dan kelas yang sama.

.

.

.

Tak berapa lama kemudian seorang guru filsafat masuk kelas mereka, Ariana sudah melancarkan aksi pertamanya. Dia menaruh banyak permen karet di kursi Dosen tersebut.

Dosen itu nampak mendelik ke arah Ariana, namun pelajaran tetap berlangsung. Hingga dengan sengaja saat sang Dosen memberikan tugas, Ariana menyalakan api di sudut ruangan, dia membakar banyak kertas hingga memicu alat kebakaran otomatis bekerja.

Alhasil semua tugas yang sudah di kerjakan basah kuyup, begitupun dengan sang Dosen yang sudah basah akibat tingkah Ariana. Semua teman sekelasnya kesal pada Ariana, tapi di antaranya juga justru hanya tertawa melihat kegilaan gadis itu.

Memang sangat banyak yang menyukai Ariana, karena dia cantik dan baik. Yah, pada intinya Ariana adalah gadis polos yang sangat mudah di manfaatkan.

Keberadaan tiga durjana di samping Ariana memang sangat membantu hidup Ariana, selain mereka bisa menyingkirkan orang yang memiliki maksud jahat dari samping Ariana, ketiganya juga selalu melakukan hal yang kompak bersama gadis itu.

Karena kesal, Dosen itu akhirnya menghubungi wali Ariana. Mendengar kabar tersebut Ariana menjadi sumeringah. Namun nahas, yang datang bukanlah sang kakak melainkan hanya asistennya saja.

.

.

.

"Nona, sebaiknya anda berhentilah berbuat onar dan kembali ke rumah." Ucap pria itu dengan sangat tegas.

"Wali gue itu abang gue! Ngapain lu yang ke sini!" Bentak Ariana, 4 orang pengawal nampak bersama asisten pribadi kakaknya itu.

"Nona, cobalah mengerti. Tuan melakukan ini juga demi kebaikan anda." Ucap pria itu memberikan aba-aba pada anak buahnya untuk membawa Ariana pergi.

"Jangan sentuh gue!" Bentak Ariana dan memilih berlari dengan air mata berlinang, ke empat pengawal itu tak tinggal diam dan berlari mengejar Ariana.

Gerbang kampus saat itu sudah tertutup, Ariana menaiki gerbang yang tingginya 5 meter itu dengan mudah, dia melompat dan pergi meninggalkan kampus tersebut. Namun agaknya keempat pengawal itu juga menyusul Ariana dengan kecepatan penuh.

Ariana berlari sekuat tenaga hingga sampai di pinggir jalan raya, Ariana memberhentikan sebuah mobil mewah dan langsung membuka pintu bagian belakang.

Ariana sangat yakin bila mobil tersebut adalah taksi online, hingga membuatnya berani melakukan hal berbahaya seperti tadi.

.

.

.

Beberapa menit lalu, seorang pria nampak tengah mendesah kesal akibat ban mobilnya yang bocor, selain itu sebuah bisnis penting kini tengah menungguinya.

"Sialan! Bagas, apa ban serepnya sudah habis?" Tanya pria itu pada supirnya.

"Sudah habis tuan, hari ini begitu sial bagi kita." Ucap Bagas menghela nafas panjang.

"Tuan, bagaimana bila saya pesankan taksi online saja?" Tanya Bagas memberi sebuah saran pada Bosnya.

"Kamu lupa kalo aku alergi tempat yang pernah di duduki perempuan hah?" Pekik pria itu, benar dia sangat anti pada mahluk yang di sebut perempuan.

Haphephobia adalah penyakit yang di derita pria tersebut, pria itu bernama Axelsen Devanka. Axel adalah seorang raja bisnis di antara para raja, dia sangat terkenal di segala penjuru dunia. Karena semua teknologi yang dia ciptakan merupakan keajaiban yang dapat menolong banyak orang.

Haphephobia sendiri adalah gangguan pada seseorang yang akan merasakan ketakutan berlebih saat di sentuh seseorang, bahkan Axel akan merasakan gatal di tempat yang tersentuh oleh orang tersebut. Gangguan itu hanya berlaku pada perempuan, hal itu mampu membuat sang ayah merasa cemas dengan masa depan putranya.

Hingga beberapa menit lamanya Axel menunggu, hingga akhirnya dia mengikuti saran yang di ajukan oleh sang sopir.

Bagas yang merupakan sang sopir langsung menaruh kain di atas jok mobil yang akan di tumpangi sang bos, dia juga dengan sangat teliti memberikan obat pada tuannya untuk berjaga-jaga.

Axel berangkat menunju tempat yang sudah dia janjikan, hingga sebuah kejadian yang sangat di luar nalar manusia terjadi.

Seorang gadis dengan pakaian dan tas basah tiba-tiba memberhentikan mobilnya, nampak pula beberapa pria mengejarnya. Gadis itu juga langsung nyelonong masuk pada mobil yang Axel tempati.

"Nebeng ya om!" Ucap gadis itu yang tidak lain adalah Ariana. Axel nampak memasang sifat waspada namun tanpa di sengaja Ariana menyentuh tangan Axel hingga mata Axel seketika membulat.

"Jangan angker gitu dong mukanya. Memeberi tumpangan pada wanita cantik adalah rezeki anak sholeh loh Om." Ucap lagi Ariana tanpa rasa berdosa.

"Jalan Pak!" Ucap Axel, ada yang aneh dengan dirinya kala itu. Dia sama sekali tidak merasakan apapun kecuali dadanya yang berdegup lebih cepat dari biasanya.

Bab 3. Ariana Sakit

Ariana merasa risih dengan tatapan tajam yang di perlihatkan oleh Axel, pria itu juga nampak memperhatikan wajahnya dengan sangat teliti.

"Om, di wajah ku ada cicak ya?" Tanya Ariana polos dan mendekatkan wajahnya, tangan Axel sedikit bergetar namun pada akhirnya terulur menyentuh kening Ariana.

"Kamu basah, nanti demam." Tiba-tiba kalimat pendek itu meluncur bebas dari mulut Axel, Axel juga menyentuh kening Ariana yang memang terasa agak hangat.

"Wah, perhatian sekali. Gak papa om, aku kuat kok." Ucap Ariana tersenyum lebar, Axel menyentuh telapak tangannya yang tidak merasakan reaksi apapun.

'Apa aku sudah sembuh?' Gumam Axel dalam batin, dia memperhatikan Ariana dengan teliti, gadis itu nampak tengah memakan permen coklat dengan lahapnya.

Bibir merah muda tanpa balutan lips stic, serta mata yang terang dengan rambut panjang nan menawan. Pikiran Axel melayang hingga ke luar angkasa.

"Berhenti di sana, makasih ya om." Tutur Ariana hendak turun dari mobil itu, Axel tersenyum sekilas.

"Aku bukan om mu!" Bantah Axel, Ariana hanya tertawa sembari keluar dari mobil.

"Oh ya om, aku gak bawa uang sekarang. Aku kasih permen aja, mau rasa apa?" Tanya Ariana membiarkan Axel memilih permen di tangannya.

"Rasa coklat." Ucap Axel, Ariana tersenyum lebar dan menyerahkan permen rasa coklat di tangannya pada Axel.

"Makasih ya om, papayo!" Ariana berlari menuju sebuah gang sempit, dia nampak masuk ke dalam sebuah kostan sederhana. Axel tersenyum melihat kepergian Ariana dan melanjutkan kembali perjalanannya.

"Gadis yang unik." Ucap Axel, sosok tukang taksi online itu akhirnya ikut berkomentar.

"Dia memang baik Tuan, maaf saya membuka pintu otomatis untuk menolongnya, karena dia juga dulu pernah menolong saya." Ucap supir taksi tersebut meminta maaf dengan sungguh-sungguh, supir taksi itu memang tidak berbohong. Sebelumnya Ariana memang penah menolong orang itu, meskipun agaknya Ariana sudah tidak mengingatnya sama sekali.

"Tidak masalah. Ah, aku lupa menanyakan namanya." Gumam Axel, supir taksi itu kembali berkomentar.

"Saya jua tidak mengetahui namanya, tapi yang saya tahu, dia sering membagikan makanan gratis untuk anak jalanan setiap harinya, dia juga nampaknya sering bolos kuliah demi mengajar anak-anak di kolong jembatan, saya sering melihatnya di sekitar kolong jembatan di dekat sana." Supir taksi itu menunjukkan sebuah kolong jembatan dan nampak papan tulis besar di sana, Axel menganggukkan kepalanya.

.

.

.

Axel sampai di tempat tujuannya, namun masih ada hal yang mengganjal di pikirannya sejak tadi. Yaitu, apa dia beneran sudah sembuh?

Pertanyaan itu terus berdengung di telinganya hingga cukup lama, hinga sebuah ide gila terbersit dalam otak Axel, dia kini duduk memperhatikan presentasi seorang pria muda yang mungkin seusia dengannya.

Seorang pelayan wanita masuk membawakan cemilan untuk mereka, pesona Axel agaknya sudah sangat memikat banyak orang, begitupun pelayan yang datang tebar pesona di hadapan Axel itu.

Rasa mual tiba-tiba masuk dalam pikiran Axel, sensi yang sama dengan pobianya selama ini kumat lagi. Wanita itu akhirnya pura-pura terjatuh hingga Axel berdiri dan menghindari wanita itu, namun nahas tangannya justru bersentuhan dengan pelayan tersebut.

"Sst.. menjijikan! Dasar gila!" Umpat Axel dia menggaruk tangannya yang terasa gatal, sesak nafas juga kini di rasakan oleh Axel hingga membuat sosok yang sedang presentasi itu berhenti dan mengambil obat Axel di kantong jas nya.

"Pergi, panggil pimpinan mu kemari!" Sentak pria itu dan mulai berusaha menenangkan Axel, untunglah yang kini mengerjakan bisnis bersama Axel adalah sahabat dekat Axel, hingga tidak membuat Axel berada di luar kendali.

"Sini, aku kasih salep dulu." Pria itu mengoleskan salep di sekujur tubuh Axel yang nampak sudah memerah. Sedangkan Axel sendiri terus menggaruk beberapa bagian tubuhnya yang sangat gatal dan membuatnya cukup tersiksa.

"Aku sepertinya harus istirahat." Ucap Axel, ternyata pobianya belum sembuh. Apa mungkin wanita yang tadi di dalam mobil bersamanya itu adalah wanita jadi-jadian? Axel menggelengkan kepalanya, karena dia jelas melihat baju basah gadis itu yang mencetak sempurna bentuk dada yang aduhai.

"Terus tawarannya gimana? Aku harus berangkat minggu depan Axel." Tanya seorang pria yang membantu Axel barusan, setelah melihat Axel lebih tenang dia akhirnya bertanya mengenai keinginannya.

"Kamu tahu sendiri aku anti perempuan, mana bisa aku menjaga adik mu Arkan." Tolak Axel, Arkana yang merupakan sahabat dekatnya itu akhirnya mendesah berat.

"Ayolah Axel, bertemu saja belum. Minggu besok kita bertemu di tongkrongan, aku akan bawa Ariana ke sana." Putus Arkana, Axel mengangkat bahunya. Sifat Arkana yang memang keras kepala itu sangat sulit di beri penjelasan, biarlah dia membawa adiknya, dan setelah dia merasakan alerginya kumat pasti adik Arkana juga akan merasa ilfil.

.

.

.

Di tempat lain, Ariana kini tengah menangis di dalam kamarnya. Dia benar-benar merasa di adik tirikan oleh kakaknya sendiri.

Tangisan itu hanya berjalan beberapa jam, karena para pengawal pribadinya berhasil menemukan Ariana dengan cepat.

"Nona, buka pintunya!" Suara teriakan pengawal itu kian lama kian sering hingga pada akhirnya Ariana mengalah. Lagi pula, itu bukan pertama kalinya Ariana kabur dari rumah.

"Tuan Arkana saat ini berada di bawah, dia menunggu anda." Ucap pengawal itu, Ariana melihat ke bagian bawah kostannya dan tampaklah Arkana yang tersenyum lebar.

Setelah pertemuannya dengan Axel, Arkana memang langsung tancap gas menuju tempat Ariana, untunglah Arkana memasang GPS pada si Fuad hingga keberadaan Ariana dapat di lacak dengan mudah.

Ariana menangis dan berlari ke arah sang kakak, dia memeluk Arkana dengan air mata berlinang. Rasa bersalah kini menghujani pikiran Arkana, bukannya tidak tahu. Arkana justru sangat mengerti apa yang di inginkan oleh adiknya itu, namun Arkana juga harus memikirkan kelangsungan hidup mereka akan jadi seperti apa kedepannya.

"Apa kabar?" Tanya Arkana menghapus air mata sang adik yang jatuh berlinangan.

"Huhu.. aku sakit Bang." Ucap Ariana mengambil tangan sang kakak dan menempelkannya di kening.

Benar, kepala Ariana memang terasa nyeri sejak tadi malam. Dia juga merasa demam sejak pagi tadi, dan di tambah dia main hujan-hujanan di kelas pagi ini.

"Aduh, panggil dokter!" Perintah Arkana membawa Ariana masuk ke dalam mobilnya, dia juga langsung membawa Ariana ke sebuah hunian elit, tempat tinggal mereka.

Para pelayan nampak menyapa dengan menundukkan kepala, Ariana juga langsung mendapatkan perawatan eksklusif dari dokter terbaik.

Ketiga sahabat Ariana yang merasa bila Ariana sakit pagi itu memang dengan sengaja menghubungi sang kakak agar dia dapat melihat langsung Ariana, hingga membuat Arkana menunda perjalanan bisnisnya dan memilih untuk menjaga Ariana.

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!