Bunyi musik yang begitu keras dan suara teriakan menggema di seluruh ruangan berjoget tanpa tahu malu dengan lawan jenis berpose seintim mungkin menyalurkan hasrat yang membara ditambah minuman keras dengan berbagai macam rasa disajikan termasuk narkoba dan sejenisnya dilakukan melalui transaksi pihak ' CLUB XXIY ' .
Siapa yang tidak mengetahui Club terkenal dan terpopuler di kalangan semua masyarakat AS terutama kalangan petinggi dan anak orang kaya. hanya ada para artis , petinggi serta orang kaya saja yang mampu mendapat akses masuk sebab itulah Club XXIY mendapat penjagaan ketat dari pihak keamanan yang sudah dibayar ilegal para bersangkutan.
Seperti saat ini seorang wanita dengan pakaian dress bertali spaghetti warna hitam hingga mata kaki dengan belahan mencapai paha dan dress yang membentuk lekuk tubuh, rambut yang digelung menjadi satu tetapi sudah acak-acakan make-up yang berantakan mata sembab dan hidung merah.
Pertandakan wanita itu sedang patah hati yang mendalam dengan segelas vodka entah sudah berapa botol ia habiskan demi memuaskan rasa sakit hatinya.
" Dasar pria bajingan! ah tidak... kalian berdua sangat anjing! bastard! "
" IM HURT! " teriak wanita itu tanpa tahu malu sebab tidak akan ada yang memperdulikan teriakan nya semua orang sibuk dengan kegiatannya.
" Bisa-bisa nya kalian mengkhianati ku sialan! " umpatan wanita itu kembali meneguk vodka dalam gelasnya hingga tandas.
" Berikan vodka lagi. " ucap wanita itu menyodorkan gelas nya ke arah bartender yang sedari tadi hanya memperhatikannya seperti orang gila.
" Maaf nona, ini sudah botol 3 anda meminta nya. saya tidak berani memberikan nya lagi, anda sudah terlalu mabuk. " ucap bartender lelaki itu.
" Ck, aku masuk kemari untuk menghamburkan uangku! dan memuaskan diriku! cepat berikan lagi! kau mau ku laporkan pihak manager hah!!! " pekik wanita itu meletakan gelas nya kasar.
Bartender lelaki itu tampak ketakutan terlihat dari wajahnya tanpa bisa berbuat apa-apa ia kembali menuangkan vodka kedalam gelas wanita itu.
Baru saja wanita itu akan meneguknya tiba-tiba gelasnya direbut dengan cepat.
" Akh! sialan kenapa kau mengambil gelas ku hah! " pekik wanita itu marah-marah ia mengalihkan pandangan nya ke samping.
Disana seorang pria tengah berdiri disamping nya dengan jarak yang sedikit jauh menatap nya datar dengan gelas yang ia pegang.
" Berikan padaku! " titah wanita itu bersiap mengambil gelasnya tapi kalah cepat dengan lelaki itu yang sudah lebih dulu meminumnya hingga habis dan meletakkan kembali gelasnya.
" Kau sudah minum vodka terlalu banyak nona manis, dan vodka ini alkoholnya sangat tinggi. " ucap pria itu menatap wanita dihadapannya yang sudah mabuk berat.
" Apa peduli mu tuan aneh?! kita tidak saling kenal, dan jangan menghalangiku untuk meminum semua vodka nya. " racau wanita itu.
Lelaki itu tidak memperdulikan racauan dari wanita dihadapannya yang mulai melantur tidak jelas dalam bicara nya.
" Berapa totalnya. " tanya lelaki itu.
" 400 Dollar Tuan Silvano. " ucap bartender lelaki itu.
" Ambil saja semuanya. " ucap Tuan Silvano meletakan kartu limit tanpa batas.
" T-terimakasih Tuan Silvano anda sangat baik. " ucap bartender lelaki itu terkaget dan tidak percaya.
Sedangkan Tuan Silvano tidak memperdulikan bartender lelaki itu, ia segera membawa wanita dihadapannya yang mulai terkapar tidak berrdaya.
" Aku akan mengantar mu nona manis. " ucap Tuan Silvano menggendong ala Bridal Style.
" Lepaskan aku tuan? aku tidak butuh bantuan siapapun, aku bisa pulang sendiri. " racau wanita itu dalam dekapan Tuan Silvano.
" Kau mabuk, tapi mulutmu tetap tidak bisa diam rupanya. " ucap Tuan Silvano terkekeh pelan.
Tuan Silvano membuka pintu mobilnya dengan perlahan diletakkannya wanita itu disamping kursi kemudi.
" Jadi? dimana alamat rumahmu nona, dengan baik hati aku akan menawarkan diri untuk mengantarmu. " ucap Tuan Silvano menyalakan mesin mobilnya.
" Em.... ke hotel saja. " gumam lirih wanita itu setengah sadar.
" Apa yang kau katakan nona manis? aku tidak mendengarnya. " tanya Tuan Silvano mendekatkan telinga nya pada wajah wanita itu.
Wanita yang setengah mabuk itu semakin menempelkan bibir nya di telinga Tuan Silvano ia berbisik lirih namun sedikit Vulgar membuat tubuh Tuan Silvano merinding bukan ketakutan melainkan merasa tertantang.
" Kita pergi ke hotel saja menghabiskan malam bersama. " bisik wanita itu diakhiri dengan jilatan sensual di telinga Tuan Silvano.
" Oh Shit! gadis nakal kau rupanya. " umpat Tuan Silvano merasa ada yang mulai berdiri dibawah celana kerja hitam nya.
" Apa kau yakin ingin menghabiskan malam dengan lelaki seperti ku nona manis? " tanya Tuan Silvano menatap wanita dihadapannya yang memandangnya sayu dan mabuk.
" Tentu saja, selama aku hidup aku tidak pernah bermain dengan lelaki manapun. aku ingin merasakan apa yang dirasakan mantan pacarku sehingga dia rela meninggalkan ku demi wanita jalang itu yang tidak sebanding denganku. " racau wanita itu mengumpat dan sesekali memukul apa saja yang dihadapannya melampiaskan kemarahan nya.
" Jadi kau menganggap aku sebagai pelampiasan nona manis karena sakit hatimu? " tanya Tuan Silvano membelokkan mobilnya memasuki gedung perhotelan bintang lima terkenal di AS.
" Tentu awalnya seperti itu, tapi setelah aku memikirkan lagi apa salahnya mencoba nya dulu. aku lelah selalu dikhianati termasuk para mantan ku. cuman karena aku tidak mau berhubungan sex sebelum menikah. " ucap wanita itu mulai terisak pelan.
" Dengar, aku sebagai pria menganggap mantan-mantan mu terlalu bodoh melepaskan wanita yang menjunjung harga dirinya. di Zaman sekarang jarang sekali wanita yang melakukan itu sebelum menikah. " ucap Tuan Silvano menatap wanita dihadapannya dalam arti lain.
" Aku setuju, tapi sekarang tidak lagi. karena usia ku sudah 20 tahun aku ingin melepas masa perawan ku seperti teman-teman ku. mereka semua bahagia mengapa aku tidak merasakannya juga. " ucap wanita itu mulai berpikir bodoh.
" Ternyata kau begitu labil dan bodoh dasar bocah. jadi apa kau yakin dengan pilihan mu? " tanya Tuan Silvano lagi.
" Tentu saja aku sangat yakin. " racau wanita itu menganggukkan kepalanya bersemangat.
" Baiklah kalau begitu. " ucap Tuan Silvano tanpa berlama-lama ia membuka pintu mobil dan menggendong wanita dihadapannya dia berjalan cepat melewati Lobby perhotelan.
" Selamat malam Tuan Silvano. " tunduk semua para karyawan disana.
" Jangan biarkan siapapun tahu aku menginap bersama wanita malam ini. " ucap Tuan Silvano dingin.
" Baik Tuan. " ucap salah satu penanggung jawab kamar hotel pribadi Tuan Silvano dan semua karyawan yang bersangkutan disana.
...✿ ✿ ✿ ✿...
KAMAR HOTEL.
KLEK...
Tanpa berperasaan Tuan Silvano melempar tubuh lemah dan sexy itu keatas kasur. wanita itu tidak protes sama sekali karena memang ini yang dirinya tunggu-tunggu. berhubungan sex dengan pria tampan lalu membayarnya itu saja cukup.
Dengan tergesa-gesa Tuan Silvano menanggalkan jaz serta kemeja nya ke lantai memperlihatkan sixpack nya walaupun usia nya bisa dibilang tidak muda lagi.
Dirinya sudah tidak sabar sejak tadi saat pertama kali bertemu ada desiran aneh dalam tubuhnya melihat wanita yang tidak dia kenal itu.
Tuan Silvano mulai merangkak keatas kasur dan menindih tubuh wanita yang menatap sayu dan penuh gairah itu.
" Tubuh mu sangat sexy tuan. " bisik wanita itu membelai tubuh telanjang Tuan Silvano dengan tangan nya yang lentik dan putih..
Tanpa sadar Tuan Silavano sedikit mengerang lirih meresapi sentuhan telapak tangan wanita dibawah kukungan nya.
" Siapa nama mu nona manis. " tanya Tuan Silvano menatap wajah wanita itu penuh gairah.
" Aurora, panggil aku Rora. " ucap Aurora yang masih membelai dada bidang yang begitu hot itu tangan nya semakin nakal menyusuri kebawah hingga ke gundukan yang masih ditutupi celana kain kerja itu.
Tuan Silvano menahan tangan liar itu dengan cepat saat Aurora hendak membuka celana nya.
" Tidak sekarang nona manis, saat nya aku menikmati mu dulu. " ucap Tuan Silvano.
" Ya, lakukanlah aku tidak sabar bermain dengan mu. " ucap Aurora lirih.
" Jangan pernah menyesal apa yang kau perbuat sendiri di kemudian hari. " ucap Tuan Silvano mulai mencumbu leher jenjang putih dan harum peach itu.
" Aku tidak akan pernah menyesal melakukannya denganmu. " ucap Aurora diselingi desahan pelan.
" Panggil aku Arthur saat kita melakukannya. " bisik Tuan Silvano ditelinga Aurora dan menjilatnya sensual.
" Ahh.... Arthur. " desah Aurora saat Tuan Silvano membuat beberapa tanda di lehernya.
"Engh... " Aurora mengerang disela-sela tidurnya.
" Em... jam berapa ini. " gumam Aurora meraba-raba sekitarnya ia mengambil ponselnya yang berada dalam tas.
" Hah! jam 05.00 pagi. " batin Aurora kaget menegakkan tubuhnya terasa remuk.
" Assh... sakit sekali kepalaku. " gumam Aurora ia melihat kearah sekitarnya dan baru menyadari sesuatu dia bukan berada di kamarnya.
Dan lebih kagetnya lagi saat kasur disebelahnya bergoyang dengan pelan Aurora mengalihkan pandangan nya ke samping kasur disana seorang pria tertidur telentang bertelanjang dada.
DEG....
" Shit! aku melakukan one night stand dengan nya? " gerutu Aurora memukul dahinya pelan.
" Sialan. " batin Aurora bergegas mengambil pakaiannya yang tergeletak diatas lantai segera memakainya dengan tertatih-tatih dirinya berjalan keluar.
Sebelum itu Aurora meletakkan beberapa dollar dalam dompetnya dan sepucuk surat sebelum dirinya benar-benar meninggalkan lelaki itu.
Saat Aurora sampai di depan perhotelan kebetulan sekali disana ada satu taxi yang baru menurunkan penumpangnya.
" Pak bisa ke alamat ini. " tanya Aurora menunjukkan secarik kertas setelah masuk kedalam mobil Taxi.
" Bisa nona. " ucap sopir Taxi itu mulai menjalankan mobilnya.
Aurora memandang kearah gedung hotel dari balik jendela mobil dengan pandangan penuh arti yang tidak bisa dijelaskan.
" Sial, sial, perawan ku hilang dalam sekejap gara-gara alkohol! " batin Aurora mengumpat menyalahkan dirinya tanpa henti.
Tidak membutuhkan waktu lama Taxi itu telah sampai depan Mansion megah bergaya Eropa itu.
" Ambil saja kembalian nya pak terimakasih. " ucap Aurora bergegas masuk kedalam rumah.
" Terimakasih nona. " jawab sopir Taxi itu dihiraukan begitu saja.
Aurora memutar knop pintu Mansion utama dengan pelan sekali ia melangkah tanpa menimbulkan suara apapun tapi saat akan menaiki tangga samar-samar Aurora mendengar suara desahan demi desahan.
Aurora menatap kesebuah kamar dengan lampu yang masih menyala posisi pintu kamar yang terbuka sedikit. Aurora memandang pintu kamar itu tanpa ekspresi sama sekali dan melanjutkan langkahnya.
Saat melewati pintu kamar kakaknya yang bersebelahan dengan kamar nya tiba-tiba....
PRANG....
BRAK...
PRANG....
Suara barang-barang yang di lempar dan dibanting keras terdengar ditelinga Aurora memejamkan matanya sejenak dan menghiraukan nya kembali memasuki kamarnya dan mengunci cepat.
Aurora terduduk dibelakang pintu kamarnya menyusupkan kepalanya dikedua lutut yang ditekuk.
Beginilah kondisi keluarga Aurora sejak kematian Allard , ayah kandungnya . sejak saat itu semua anggota keluarga nya berubah drastis tidak ada kehangatan dan kasih sayang lagi mereka sibuk mengurus kehidupan masing-masing tanpa tahu satu sama lain.
Tepat setelah kematian sang papa, Laura sering sekali bermain cinta dengan pria-pria diluar sana sebelum papa hidup hingga papa meninggal dan Kakaknya, Garvin. suka mabuk-mabukan, berjudi, main perempuan tidak segan-segan dirinya akan memukul Aurora sebagai pelampiasan nya.
Tidak ada yang perduli dengan dirinya dan Gavin semenjak Allard meninggal beberapa tahun lalu seolah-olah mereka semua memainkan peran begitu bagus hingga mereka menunjukkan sifat asli dan kebengisan nya setelah orang yang mereka inginkan pergi untuk selamanya terjadi.
Laura, ibu kandung Aurora dan Gavin ia memang masih perduli dengan kehadiran nya tapi tidak seperti dulu saat Allard masih hidup. hanya saja sifat Laura berubah menjadi maniak sex saat Allard meninggal hal itu yang tidak Aurora suka kerap begitu benci dengan sifat menjijikan itu.
Walaupun begitu ia masih sedikit ya hanya setitik rasa ia menghormati wanita tua Bangkotan itu.
Sebagai bentuk rasa terimakasih yang telah membesarkan nya.
...✿ ✿ ✿ ✿...
PAGI HARINYA.
TEPAT PUKUL 08.00
Saat ini Aurora memasuki Lobby perusahaan dengan setelan pakaian kantor namun begitu ketat menampilkan lekuk tubuhnya jika Blazer yang ia gunakan dibuka maka sangat terlihat sekali pakaian yang menjiplak tubuhnya.
KRET...
Aurora membuka pintu ruangan tempatnya berkerja disana tertuliskan ' Ruangan Keuangan ' .
" Lihat, nona kebesaran kita baru saja datang teman-teman. " ucap seorang pria bersorak gembira dan semuanya bertepuk tangan.
" Ada apa dengan kalian semua ? " tanya Aurora heran menatap ke semua orang dimasing-masing meja.
" Apa kau tidak baca berita hari ini? " tanya Jihan selaku ketua tim.
" Berita apa? " tanya Aurora mengambil ponselnya.
" Perusahaan kali ini menang tender berkat proposal yang kau ajukan 1 minggu yang lalu. " ucap Rose menjelaskan.
Aurora menutup mulutnya tidak percaya apa yang ia dengar sekarang ini. antara rasa senang, dan tangisan bahagia semuanya menjadi satu.
" Selamat untuk nona Rora kita ini. " ucap Jihan meletakkan satu cake dengan lilin ditengahnya.
" Walaupun ini bukan ulang tahunmu kami ingin merayakan kemenangan mu. " ucap Zayn teman sekantor.
" Terimakasih semuanya. " ucap Aurora terharu ia memejamkan matanya dan meniup lilin itu.
Semua karyawan dalam ruangan itu bertepuk tangan senang begitupun dengan Aurora yang melupakan rasa sedihnya dan sakit hatinya semalam.
...✿ ✿ ✿ ✿...
DITEMPAT LAIN....
DRTT...
DRTT...
DRTT...
DRTT...
" Sialan! siapa yang telepon di pagi buta begini. " gerutu pria itu mengambil ponselnya yang bergetar tanpa henti.
" Ada apa? " tanya pria itu dengan suara serak khas bangun tidur.
" KAU GILA?! JAM SEGINI KAU BELUM KE PERUSAHAAN FRANSESSCO ARTHUR SILVANO!! " teriak suara pria diseberang sana terlihat marah.
" Ini masih begitu pagi Bobby. " ucap Arthur malas.
" Ini sudah jam 08.30 Arthur, mau sampai kapan kau akan bermalasan di tempat tidur. hari ini kau ada rapat penting jam 09.00. " ucap Bobby asisten sekaligus sahabat Arthur.
Arthur langsung menegakkan tubuhnya diatas kasur menatap layar ponselnya ia langsung lompat dari kasur meninggalkan ponselnya yang masih tersambung dengan panggilan.
" HEI! ARTHUR KAU MASIH DISANA KAN!? SETIDAKNYA JAWAB AKU SEBELUM PERGI, AR- " ucap Bobby berteriak.
" Siapkan pakaian formal ku antar ke alamat hotel milik ku di jalan Selatan. " ucap Arthur yang sudah selesai dengan adegan mandi nya.
" Pakaian mu akan sampai 10 menit. " ucap Bobby terdiam beberapa saat dan mematikan sambungan telepon nya.
" Huh! mati aku kalau begini. " gumam Arthur mengusap wajah nya frustasi.
Arthur baru menyadari bahwa wanita yang bercinta dengan nya semalam sudah tidak ada lagi semua pakaian pun juga tidak ada. Arthur melihat ke sepucuk surat dan beberapa lembar dollar di atas nakas.
Arthur tidak tertarik dengan uang itu melainkan dengan sepucuk suratnya, ia mengambil dan membukanya disana tertulis bahwa....
' Selamat pagi pria tampan, aku sangat senang dan menyukai service mu semalam. maaf aku tidak membawa uang lebih banyak untuk mu jadi aku memberikan semua uangku dalam dompet untuk kerja kerasmu. '
' Terimakasih telah memuaskan wanita perawan sepertiku, semoga hari mu menyenangkan dengan wanita malam berikutnya muach..... '
Seperti itulah isi dari surat yang dituliskan Aurora untuk Arthur dengan geram dan kesalnya Arthur merobek surat- surat itu menjadi serpihan tanpa sisa.
TOK...
TOK...
TOK...
KLEK...
" Selamat pagi Tuan Silvano, ini satu set pakaian anda. " ucap seorang petugas hotel meletakkan setelan pakaian formal diatas kasur.
" Ini uang buatmu. " ucap Arthur memberikan tip tambahan hasil uang yang diberikan wanita semalam yang bercinta dengan nya itu pada petugas hotel.
" Terimakasih Tuan Silvano, saya permisi dulu. " ucap petugas hotel itu segera pergi.
Setelah selesai bersiap diri Arthur melajukan mobilnya menuju perusahaan nya saat sampai disana dirinya disambut hangat para karyawan tapi tidak untuk dilantai 48 dirinya disambut dengan tatapan tajam dan mengerikan dari dua orang berbeda jenis kelamin itu.
" Selamat pagi Tuan Silvano, ini materi proposal yang akan dibahas. " ucap Nanny meletakan dokumen diatas meja kerja saat Arthur telah duduk disana.
" Terimakasih, kalian bisa keluar. " ucap Arthur sengaja dirinya mengusir kedua orang itu dia tidak ingin kedua orang itu tahu dirinya habis berbuat apa semalam.
Sudah terlihat dari kedua mata masing-masing mereka seolah mencoba menguliti dirinya paksa.
" Nanny, kau bisa keluar duluan masih ada pekerjaan yang harus aku bahas dengan Arthur. " ucap Bobby mengusir Nanny.
" Ah, kalau begitu saya permisi dulu. " ucap Nanny kecewa dan kesal.
BLAM...
" Aku butuh penjelasan sekarang. " ucap Bobby berkacak pinggang sembari memperbaiki kacamata nya yang bertengger.
" Apa? aku hanya menginap dihotel semalam itu saja, aku merindukan suasana hotel. " ucap Arthur seadanya.
" Kau pikir aku bodoh percaya ucapan mu begitu saja?! " ucap Bobby memincingkan matanya.
" Kalau kau sudah tahu, buat kau bertanya padaku. " dengus Arthur kesal.
" Aku hanya ingin mendengar langsung dari mulutmu apa salahnya. " ucap Bobby cemberut.
" Ini urusan pribadiku, tidak semua hal harus ku beritahu pada mu dan Nanny. aku juga memiliki privasi seperti kalian. " ucap Arthur tegas.
" Aku hanya khawatir aku terkena HIV sering bermain dengan wanita. " ucap Bobby.
" Kau mendoakan ku Bobby! " pekik Arthur menggebrak meja kerjanya.
" Bu-bukan, aku tidak mendoakan mu aku hanya cemas saja. " ucap Bobby gelagapan.
" Kau pikir aku sering menginap di hotel karena bermain wanita begitu? " tanya Arthur.
Bobby menganggukkan kepalanya ragu namun pasti.
" Huh, aku baru sekali bermain dengan wanita semalam. selebihnya aku memang hanya bosan dengan keadaan rumahku yang sepi. aku butuh pencerahan juga. "
" Aku juga tidak suka bermain dengan wanita sembarangan tanpa tahu identitasnya Bob, kita ini sudah saling mengenal apa kau lupa prinsip ku? " tanya Arthur.
Bobby menggelengkan kepalanya tanpa mengatakan apapun.
TOK...
TOK...
TOK...
KLEK
" Rapat sebentar lagi akan dimulai. "ucap Nanny.
" Baiklah, kami akan kesana. " jawab Bobby.
KANTIN PERUSAHAAN.
" Huh. " Aurora menghembuskan nafas lelah sembari mengaduk minuman nya tanpa berniat meminumnya sama sekali.
" Ada apa denganmu hari ini Rora? tidak seperti biasanya kau seperti ini. " tanya Sally sahabat Aurora.
" Hadwin, dia selingkuh dengan Jennifer. " ucap Aurora menatap kearah jendela diluar.
" HAH! " pekik Sally kaget tanpa sadar membanting sendok yang dipegang ke meja kaca.
" Kendalikan dirimu, ini tempat umum! " ucap Aurora melototi sahabatnya itu.
" Sorry-sorry, aku terlalu bersemangat dengarnya. " ucap Sally menenangkan dirinya.
" Tapi, bagaimana bisa mereka selingkuh selama ini. mereka aja gak pernah ketemu sekedar menyapa aja gak pernah kalau kita lagi bersama. " lanjut Sally.
" Aku juga mikirnya begitu, tapi setelah mendengar semua penjelasan dari si wanita murahan itu, aku baru sadar. " ucap Aurora galau.
" Berapa lama dia selingkuhi mu. " tanya Sally.
" Dua tahun. " jawab Aurora.
" Gila! gila banget! jadi selama kalian pacaran empat tahun, dua tahun setia, dua tahun dia selingkuh sama Jennifer dan khianati persahabatan kita?! " ucap Sally tercengang dan bertepuk tangan.
" Mereka sangat cocok berakting dan diberikan piala penghargaan bukan? " ucap Aurora terkekeh.
" Benar banget, tapi kok bisa ketahuan sama kamu? gak mungkin kan dia emang sengaja menunjukkan terang-terangan. " tanya Sally curiga.
" Awalnya aku beli kue buat suprise ulang tahun dia di apart nya Hadwin, saat aku sampai disana dia lagi bercinta dengan Jennifer di sofa ruang tamu. " jelas Aurora santai.
" DAEBAK!!! pasangan gila memang. bagaimana bisa dia lupa sama kehadiran mu disaat ulang tahun nya yang pasti kamu selalu rayakan dengan nya." ucap Sally tidak habis pikir.
" Aku curiga mereka sengaja atau Hadwin lupa sama kehadiran ku, akhir-akhir ini aku sangat jarang menghubunginya. " jawab Aurora.
" Tapi kamu gak mabuk-mabukan kan semalam? " tanya Sally.
" Ya, aku ke club sebentar sih, buat hilangkan sakit hati aja. " ucap Aurora memandang kearah lain.
" Kamu tahukan, kamu gak pandai minum alkohol dari dulu. minum wine saja kau sudah mabuk, kau tidak memesan minuman yang lain kan?! " tanya Sally memicing matanya.
" Ya, cuman Vodka doang sih. " ucap Aurora lirih tapi mampu didengar Sally.
" Gila Rora! itu kandungan nya tinggi banget, kamu minum tiga gelas aja sudah gak bisa bangun! tapi kamu gak melepas perawan begitu saja kan. " tanya Sally lagi.
Aurora tidak menjawab ia hanya mengalihkan pandangan nya tanpa mau menatap wajah Sally yang sudah menatap curiga dan memicingkan matanya.
" Dari wajahmu sudah ketahuan Ra, kamu kenal pria itu? " tanya Sally melipat tangan nya didepan dada.
" Gak , aku cuman tahu wajahnya doang sih. " ucap Aurora meringis saat melihat wajah mematikan Sally seakan akan menerkamnya saat itu juga.
" Huh! setidaknya kamu ingatkan dia pakai pengaman saat bermain denganmu? " tanya Sally lagi.
Aurora terdiam dia baru ingat dan menyadari sesuatu saat dirinya membersihkan diri tadi pagi. bagaimana tidak saat dia membersihkan tubuhnya masih ada sisa-sisa sperma yang menempel di selangkangan dalam nya hingga di bibir Vagina nya.
"A-aku tidak ingat, aku terlalu mabuk saat itu. " ucap Aurora mencoba mengingatnya tapi tidak bisa otaknya seolah buntu.
PLAK...
" Aww! sakit Sal. " Aurora meringis saat lengan nya di pukul kuat sekali.
" Kau gila Rora! ke.napa kau harus melepas perawan mu dalam keadaan mabuk? terlebih lagi kalau kau tiba-tiba bunting karena one night stand mu bagaimana? kau saja tidak tahu nama pria itu kepribadian dan semua identitasnya?! "
" Aku kan hanya melampiaskan sakit hati doang, aku juga pengen rasain kayak kamu gitu. " ucap Aurora mengerucutkan bibirnya.
" Dasar bocah tolol memang kau ini! kenapa kau harus mencontoh dari wanita tidak baik-baik seperti ku hah!? aku susah payah menjaga mu agar tetap dijalan yang benar dan kau seenak jidat dalam semalam melepas perawanmu begitu saja dengan bajingan diluar sana!? " gerutu Sally tanpa hentinya memukul Aurora.
" Iya-iya, aku minta maaf aku gak bermaksud sama sekali, mau bagaimana lagi sudah terlanjut juga. " ucap Aurora mencoba menghindar pukulan mematikan Sally.
" Aku tidak mempermasalahkan kau tidur dengan lelaki manapun, bagaimana kalau tiba-tiba bunting karena kejadian malam itu? siapa yang akan tanggung jawab? kau saja tidak mengenalinya?! " ucap Sally frustasi.
" Kau benar, sepertinya aku harus meminum pil kontrasepsi. " ucap Aurora.
" Seharusnya kau minum itu sejak semalam bagaimana kalau sperma pria itu sudah berenang kedalam rahim mu dan menjadi baby. " ucap Sally sarkas.
" Ck, jangan kau doakan juga seperti itu. aku tidak mau jadi single Mom diusia muda. " ucap Aurora kesal.
" Setidaknya aku menyadarkan mu, agar tidak ceroboh. " ucap Sally.
Tidak terasa jam pulang kantor telah berakhir tepat di pukul 19.00 Aurora berpamitan pada beberapa anggota karyawan nya yang harus lembur bekerja sebelum pulang Aurora membeli beberapa pil kontrasepsi dan meminumnya.
" Sepertinya mulai sekarang aku harus meminumnya. " batin Aurora ia begitu takut jika tiba-tiba dirinya hamil di usia muda dan menjadi Single Mom bukanlah keinginan nya.
Aurora menjalankan mobilnya dalam tenang dan memasuki perkarangan halaman rumahnya yang tampak sepi terlihat dari beberapa lampu Mansion yang mati.
" Sepertinya wanita tua itu liburan sama selingkuhannya. " pikir Aurora dirinya terlalu jijik untuk menyebut kata ' Mama ' saat dirinya dengan begitu jelas melihat adegan persetubuhan yang seharusnya anak kecil tidak boleh lihat.
Semenjak hari itu Aurora begitu membenci wajah Laura sekedar menyebut kata ' Mama ' saja ia lakukan dihadapan seluruh keluarga saja dirinya terlalu enggan.
KLEK...
" Ahh....ahh...ahh... masukan hingga mentok....ahh... "
Suara desahan yang saling bersahutan samar-samar Aurora dengar dari ruang depan Mansion ah lebih tepatnya pintu masuk.
Aurora memejamkan matanya begitu muak mendengar suara-suara menjijikan dan menggelikan itu setiap hari dan setiap malam. Aurora sudah tahu kegiatan apa yang mereka lakukan didepan ruangan sana tanpa berlama-lama
Aurora membuka kembali pintu utama Mansion dan melajukan mobilnya pergi ke Apartemen pribadinya ya walaupun lumayan jauh jaraknya sekitar satu jam dari rumah dan 2 jam dari perusahaan yang penting dirinya tidak mendengar suara laknat itu lagi.
" Apa wanita itu tidak punya kerjaan selain mendesah dan mengangkang dibawah pria tidak jelas kehidupannya. " gerutu Aurora kesal.
...✿ ✿ ✿ ✿...
Di sebuah kamar dengan nuansa serba hitam namun terkesan mewah, lelaki itu adalah Arthur yang memandang kearah jendela melalui balkon rumahnya terletak di tengah-tengah pusat kota berlantai 5 dengan kolam suite pribadi, tempat Billiard, dan Gym termasuk Club dan lapangan Golf tersedia disana.
Sudah dirinya tampan, kaya raya, pengusaha nomor satu go internasional walaupun sifatnya kelewat egois, arrogant, dingin dan Cool hampir semua wanita tergila-gila pada sikapnya walaupun dirinya terkenal kejam dan kebengisan nya tapi Arthur sedikitpun tidak pernah melirik kesemua wanita-wanita yang rela menyerahkan tubuhnya dengan percuma padanya.
Kurang kaya dan sempurna apa lagi seorang Fransessco Arthur Silvano, hanya satu yaitu pasangan dirinya tidak punya kekasih, mantan pacar dan hubungan keluarga tidak terlalu dekat.
Tapi tidak menyulutkan seorang Arthur untuk berpikir mencari pasangan dirinya masih setia menjadi seorang lajang diusia nya yang terbilang sudah tidak muda lagi.
Saat ini dirinya memandang kearah luar dengan segelas Wine ditangan nya dan sebuah kalung berinisial A.
TOK...
TOK...
TOK...
" Masuklah. " jawab Arthur meletakkan Wine nya keatas meja menatap kearah Bobby yang baru saja masuk dengan Map Coklat ditangan nya.
" Apa kau sudah mendapatkan identitasnya? " tanya Arthur.
" Sudah bro, kau bisa melihatnya sendiri. " ucap Bobby meletakkannya diatas meja kerja Arthur.
" Kau bisa pergi Bob. " ucap Arthur mengusir nya.
Tanpa mengatakan apapun Bobby langsung pergi tidak lupa menutup pintu kembali.
BLAM...
Arthur mengambil Map coklat itu dan membukanya disana terdapat beberapa foto wanita itu dari kalangan usia. tapi dirinya lebih tertarik foto saat wanita itu mengenakan seragam SMA dan foto pakaian kerja kantoran nya.
Di pegangnya foto itu dalam artian lain terutama saat difoto itu wanita itu tersenyum sangat cerita seperti tidak ada beban kesedihan dalam hidupnya.
" Semoga kita bertemu lagi nona manis, jika kita bertemu lagi aku tidak akan pernah melepaskan mu dalam genggamanku. "
" Kau hanya milik ku seorang, tidak ada yang boleh memilikimu atau menyentuh tubuhmu selain aku. " ucap Arthur memandang beberapa foto itu dengan smirk ya yang tidak bisa diartikan.
" Aku akan mencari mu hingga ke ujung duniamu pun aku sanggup asalkan aku menemukan mu. " lanjut Arthur memandang kearah langit yang menunjukkan matahari mulai tenggelam berganti dengan terangnya rembulan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!