NovelToon NovelToon

Red Flag Emperor

Bab 1

Kerajaan Byuni sangat megah dan makmur, terlihat sangat berkelas dan elegan. Seketika akan sirna pandangan tersebut saat berada didalam kediaman istana sang Putri Byuni. Ni Yubi.

“Aku tidak melihat anakmu yang satunya, kemana dia?” Tanya sang Nenek, kepada anaknya. Raja Ni Oru.

“Liwey… kemana adik mu?” Tanya kembali Raja Oru kepada Pangeran Ni Liwey.

Liwey terdiam dan melirik Yuga, sahabatnya. Untuk membantunya memberi jawaban.

Klan Byuni dipimpin oleh Raja Ni Oru. Memiliki dua anak kembar. Pangeran Ni Liwey dan Putri Ni Yubi. Meski bukan kembar identik, namun rupa mereka sangat rupawan. Bak dewa dan dewi.

“Apa dia kabur lagi?” Nenek mulai marah, menghentakkan tongkatnya ditanah.

Istana sang Putri terlihat kosong. Bahkan dayang wanita dan pengawal yang selalu disisi sang Putri juga tidak ada.

“Nenek sudahlah, dia lebih hebat daripada ku. Yubi juga anak cerdik, dimanapun dia saat ini. Aku pastikan dia bisa menjaga dirinya.” Jawab Liwey yang selalu melindungi adik kesayangannya.

“Kau hanya tahu memanjakan adikmu itu. Dia seorang Putri kerajaan, bagaimana bisa dia berbuat sesuka hatinya. Dia baru kembali beberapa hari lalu setelah satu minggu, bahkan sebelumnya hampir sebulan tidak pulang. Sekarang ntah kemana lagi dia, bagaimana jika dia tertangkap… ”

Sudah berabad-abad klan Byuni hidup mengasingkan diri dari dunia luar. Hidup dibalik pegunungan tanpa klan.

Pegunungan tanpa klan merupakan wilayah dimana segala bentuk kultivasi tidak dapat digunakan. Jarang yang melintasi pegunungan tersebut, karena kehidupan mereka selalu mengandalkan energi kultivasi. Klan Byuni menyegel wilayah mereka agar tidak diketahui oleh klan lain.

“Tenanglah ibu, aku akan memerintah orang untuk mencarinya ke wilayah luar dan kau bisa bebas memarahinya nanti.” Potong sang Raja menenangkan ibundanya dan memapah ibunda Raja keluar dari kediaman sang Putri.

“Kalian ayah dan anak hanya bisa melindungi anak nakal itu. Kau lupa siapa dia?”

Sang ibunda Raja masih terus meluapkan kekesalannya pada sang Raja.

Sang Putri memiliki jiwa Naga Byu. Monster penakluk dunia. Entah kenapa sang Byu memilih Putri sebagai esensinya. Karena hal itulah hidupnya sedari kecil selalu dikurung sang ayah. Tidak dibiarkan bebas sampai sang Putri mampu menyegel Byu dengan kekuatannya sendiri. Meski hidup di kurung, sang Ayah tetap akan memanjakan anak perempuan satu-satunya itu.

Setelah mampu melewati ujian kultivasi yang berguna untuk menyegel Byu, sang Ayah lebih membebaskan Putri kesayangannya.

“Apa dia memberi tahu mu kemana kali ini dia pergi?” Bisik Liwey pada Yuga.

“Ya. Dia memberi tahuku.” Jawab singkat Yuga.

“Lihatlah, dia lebih menganggap mu sebagai kakaknya dibandingkan aku. Kali ini kemana dia pergi ?” Liwey cemburu, Yubi lebih terbuka dengan Yuga.

“Tenanglah, kali ini dia pergi bersama Gyu. Paling tidak dia akan merayakan tahun baru disini, tidak akan lama.” Jelas Yuga dengan senyum menenangkan diwajahnya.

Yuga sangat paham bahwa Liwey mudah cemburu jika adik kesayangannya lebih dekat pria lain. Sejujurnya Liwey menganggap Yubi bukan hanya sebatas adik, perasaannya lebih jauh dari itu.

Bahkan Yuga harus memendam perasaannya pada Yubi hanya demi menjaga perasaan Liwey. Karena bagaimanapun Liwey telah membantu kehidupan Yuga.

———————————————————————

(Pusat kerajaan Mabi)

Sang Putri Byuni tengah bermain di wilayah klan Mabi, kultivasi air. Klan Mabi sebagian wilayahnya merupakan perairan dan lautan yang luas, karena kemampuan mereka dalam mengendalikan air mudah bagi mereka untuk bertahan didalam air.

“Pakai ini.” Pinta Sang Putri pada dayang wanitanya, Gyu. Ia menyodorkan sebuah cadar untuk menutupi wajah mereka.

“Putri jangan terburu-buru.” Ujar Gyu sambil mengejar Yubi. Cukup sulit memakai cadar dengan berjalan cepat.

“Aku mendapatkan kabar, kalau di penginapan pusat kota ada pesta dan banyak permainan kartu yang bisa kita ikuti. Uang yang didapat lumayan banyak.”

“Itu judi namanya Putri. Lalu kau ingin mencoba?”

“Tentu saja. Dan kau kuizinkan mengikuti ku ke Mabi untuk membantuku mengumpulkan lebih banyak uang. Aku juga sudah meminta Naya untuk ikut. Dia menunggu kita di toko pakaian.”

“Kalau kau kekurangan uang, kau tinggal meminta ayah mu.”

“Hanya untuk bersenang-senang Gyu.” Jelas Yubi.

Putri Byuni memang menyukai hidup mewah. Menghambur-hamburkan uang, berpesta, minum hingga mabuk. Terparahnya ia menyukai judi dan seni tari layaknya wanita penghibur.

“Aku butuh kultivasi Mabi untuk ikut lomba tersebut.” Yubi berhenti berlari seketika dan memperhatikan sekitar.

Klan Byuni dasarnya mampu meregenerasi tubuh terhadap luka dan penyakit, memiliki energi penyembuhan dan mampu menyerap kultivasi klan lain. Namun untuk menyerap kultivasi klan lain, Byuni tidak bisa memilih kultivasi yang rendah. Karena hanya akan membuat orang tersebut kehilangan kultivasinya.

“Bukankah nona Naya bisa kau mintai kultivasinya sedikit. Dia dari klan Mabi Putri.” Ujar Gyu mengingatkan.

“Tidak. Nanti dia akan meminta bayaran yang tinggi. Kau tahu dia sangat perhitungan.”

Seketika mata Yubi tertuju pada wanita yang baru keluar dari toko. Terlihat seperti wanita bangsawan, jelas kemungkinan kultivasinya sangat tinggi.

“Kau lihat wanita cantik itu, kau tunggu disini. Lihat cara ku menyerap kultivasi Mabi.” Ucap kenakalan Yubi.

Yubi mulai berlari sedangkan Gyu masih diposisinya memperhatikan trik yang akan dilakukan sang Putri.

Namun…

GUBRAAAKK!!!

Yubi menabrak sesosok pria tinggi rupawan yang keluar dari sebuah pertokoan.

“Kau tak apa?” Tanya Gyu yang langsung berlari mengejar Yubi.

“Aduuuuh…” Yubi meringis kesakitan. Tabrakan itu cukup keras, terlebih tubuh Yubi cukup kecil dan ringan. Membuatnya terpental jatuh.

Yubi melihat giok simbol negara Aruo, pengendali angin. Dari pakaiannya ia meyakini bahwa pria ini memiliki kultivasi yang cukup tinggi untuk ia serap sedikit energinya. Yubi segera bangkit dan mengulurkan tangannya kepada pria tersebut.

Cara Byuni menyerap kultivasi, hanya cukup dengan menyentuh kulit orang yang ingin diserap kultivasinya. Dan membuka segel Byuni dari telapak tangan mereka.

“Maafkan aku tuan.” Ucap Yubi menyodorkan tangannya. Menahan rasa sakit ditubuhnya. Bagaimana pun ia harus menyerap kultivasi hari ini demi bisa mengikuti lomba.

Tanpa ragu pria tersebut menyambut tangan Yubi. Sepersekian detik ia merasa seperti ada sengatan listrik ditelapak tangannya. Yubi langsung melepas tangannya dengan segera, khawatir pria tersebut menyadari bahwa ia telah menyerap sebagian kultivasinya.

“Yangra kau baik-baik saja.” Tanya seorang pria yang berlari menyusulnya. Bernama Ma Ryura, Pangeran ke dua klan Mabi.

“Aku tak apa.” Jawab Yangra merapihkan pakaiannya dan menatap wanita yang menabraknya.

“Nona apa kau terluka ?” Tanya Ryura menyentuh pundak Yubi namun sang Putri mundur beberapa langkah untuk mengelak sentuhan tersebut.

Setiap klan memiliki kemampuan untuk mendeteksi seberapa rendah dan tinggi kultivasi yang dimiliki orang lain. Dengan menyentuh bagian tubuh mana saja. Dan jelas Yubi tidak ingin pria itu mengetahui tingkat kultivasi dirinya.

“Tuan maafkan aku. Aku tak sengaja karena terburu-buru.” Yubi memohon maaf sambil menundukkan kepalanya.

Yangra melambaikan pelan jarinya, seketika hembusan angin kecil menyingkap cadar Yubi. Membuat Yangra terkesima dengan kecantikan dibalik cadar tersebut.

“Putri kita harus bergegas. Nona Naya menunggu kita.” Bisik Gyu mengingatkan.

“Mohon maaf tuan, karena tidak ada hal lain. Saya permisi.” Pamit Yubi yang tidak menyadari bahwa wajahnya telah dilihat Yangra.

Kesalahan utama sang Putri Byuni saat ini yaitu dengan gegabah mencuri kultivasi seorang pangeran klan Aruo. Bahkan merupakan jelmaan Naga Angin. Jelas sang Pangeran tidak akan melepaskan sang Putri begitu saja.

Sang Pangeran memiliki rasa penasaran yang tinggi terhadap keberadaan klan Byuni. Terlebih rasa penasaran itu semakin tinggi ingin mengenal jauh tentang wanita itu.

Yangra memberi isyarat pada pengawalnya, Kai. “Ikuti dia. Beri tahu aku kemana tujuannya.” Perintah Yangra.

“Baik tuan.” Pamit Kai yang langsung mengikuti sang Putri Byuni.

Bab 2

Disebuah balai hiburan besar dikota Mabi. Balai Gong. Sang Putri Byuni tengah memperhatikan arena judi dari lantai dua. Yubi cukup pintar dalam memahami segala sesuatu. Kecerdikannya bahkan menobatkannya menjadi Ratu judi sejagat.

“Aku akan bermain dimeja merah itu.” Sahut Yubi, setelah mengetahui akan bermain dimana.

“Baiklah. Aku dimeja hijau.” Jawab Naya.

Mereka dengan semangat beranjak pindah ke lantai dibawahnya dimana lokasi permainan judi berlangsung. Pangeran klan Aruo sedari tadi sudah memperhatikan mereka dari jauh.

SSSSSHHHTT !!

Seketika pencahayaan ditaman padam. Dari tengah danau keluar seorang wanita penari. Sangat cantik menawan. Ji Yira wanita penghibur nomor satu klan Mabi.

“Putri lihat ia sungguh cantik.” Pukau Gyu.

“Iya cantik sekali. Aku seakan ingin menjadi suaminya.” Kelakar Yubi.

Kini tanpa disadari bukannya menuju arena judi, justru langkah mereka mendekati area taman danau.

“Ck….. kalian berdua seakan-akan penyuka sesama jenis.” Balas Naya.

Yangra dan Ryura yang berdiri tidak jauh dari mereka, kini menahan rasa geli tawa mendengar perkataan mereka.

Suara alunan musik mulai mengalun mengiringi tarian wanita diatas danau. Dengan kultivasi pengendali air, wanita tersebut menari dengan seluruh tubunya diselubungi air. Membuat para penonton terpana. Tarian yang diselingi pengendalian air membuat tarian tersebut terlihat tegas namun lembut.

“BAIKLAH. SESUAI INTI ACARA. NONA YIRA AKAN MENGAJAK TIGA ORANG WANITA UNTUK MENARI BERSAMA. PEMENANGNYA DAPAT MEMBAWA PULANG SEPETI KOTAK EMAS.”

Pembawa acara mengumumkan sayembara.

“Sudahlah, ayo kita mulai bermain.” Semangat Naya menarik tangan mereka berdua.

“Ayoooo... Kita habiskan uang mereka.” Ujar Yubi dan Gyu bersamaan setelah puas melihat pertunjukkan tarian tersebut.

“Kau mau lihat yang lebih menarik?” Tawar Yangra pada Ryura.

“Apa kau akan balas dendam karena ditabrak wanita itu ?” Tanya Ryura.

“Apa aku terlihat menaruh dendam?”

“KARENA ANTUSIAS PENONTON UNTUK MENDAPATKAN HADIAH UTAMA INI CUKUP BANYAK. KAMI MEMUTUSKAN PEMILIHAN BERDASARKAN SOROT LAMPU SECARA ACAK.” Lanjut panitia acara tari tadi lagi.

WUUSSHHH !!!

Tiga cahaya berbentuk awan kecil mulai mengitari area sekitar taman danau. Namun tiba-tiba langkah Yubi seperti ada yang menghentikannya. Ia tidak dapat menggerakkan kakinya. Kedua kakinya seakan ada yang mengikat.

“Kau kenapa diam. Ayoo.” Lekas Naya menarik tangan Yubi. Keadaan semakin mengejutkan saat awan lampu tersebut menyoroti Yubi.

“Yubi.” “Putri.” Sahut Naya dan Gyu bersamaan. Disaat yang sama tubuh Yubi tertarik ke tengah taman.

Mereka bertiga bingung tidak tahu apa yang terjadi. Yangra tersenyum licik diikuti tawa semangat Ryura. Ternyata semua itu ulah Yangra.

“Apa yang kau lakukan?” Tanya Ryura dengan semangat.

“Sebuah pertunjukkan. Kecil.” Yangra menjawab santai duduk dikursi.

“BAIKLAH KARENA SUDAH ADA TIGA PEREMPUAN CANTIK DISINI. KITA SAMPAIKAN CARA BERMAINNYA”

“APA? BERMAIN.” Gumam mereka bertiga dalam hati secara bersamaan dan saling melempar tatapan kebingungan. Shock.

“Apa Yubi sudah mendapatkan kultivasi air?” Tanya Naya langsung pada Gyu.

“Tadi dia menyerap kultivasi dari seorang pria, tapi sepertinya bukan air.”

Naya semakin cemas. Ia khawatir semua akan terbongkar.

“KALIAN AKAN MENGHANCURKAN KRISTAL ES YANG DIBUAT OLEH NONA YIRA. TANPA BOLEH MENYENTUHNYA. JADI GUNAKANLAH KULTIVASI KALIAN. KRISTAL ES INI SANGAT DINGIN, AKAN TERASA TAJAM JIKA KALIAN MENYENTUHNYA DIMOHON UNTUK NONA-NONA SEKALIAN BERHATI-HATI. SETIAP KRISTAL ES YANG MUNCUL AKAN SEMAKIN CEPAT MENGIKUTI IRINGAN MUSIK. YANG PALING BANYAK MENGHANCURKAN KRISTAL ES DIALAH PEMENANGNYA.”

“Gawat.” Ucap Naya panik.

“Nona bagaimana ini.” Cemas Gyu.

Yangra semakin puas dengan kepanikan yang terlihat dari teman Yubi. Musik mulai mengalun. Wanita penari yang bernama Yira mulai menari dengan gemulai dan kristal es mulai terbentuk. Dua peserta wanita lain sudah mulai menari dan menghancurkan kristal es. Terlihat perpaduan tarian yang mempesona namun tangguh. Sorak tepuk tangan mulai beradu.

Yubi hanya terdiam. Kristal es terjatuh tepat dihadapannya berkali-kali, membuat kakinya mulai membeku. Mati rasa. Bukan tidak bisa menari, hanya saja ia ragu menggunakan kultivasinya. Ia saat ini berdiri dihadapan banyak orang, khawatir jati diri nya akan terbongkar.

“Yangra… dia sepertinya bukan dari klan Mabi.” Lanjut Ryura khawatir.

“Hahaha… Jelas bukan.” Lanjut Yangra tertawa sangat puas.

“Apa kau tidak kelewatan, kakinya membeku.”

“Lihat saja dulu. Aku tidak yakin dia lemah.”

“Tunjukkan kemampuanmu, jangan kau kecewakan kultivasiku.” Gumam Yangra kemudian.

”Sial, aku tidak bisa terus diam. Kaki ku mulai mati rasa.” Yubi mencoba mencari Naya dengan bola matanya. Namun tidak ditemukan. Ada rasa gugup seketika menyerangnya.

“Baiklah setidaknya mereka tidak mengharuskan menggunakan kultivasi air.” Akal cerdik Yubi mulai berjalan.

Dengan menggunakan kultivasi Aruo yang ia serap, Yubi mulai menari melesat terbang tinggi menghancurkan lebih banyak kristal es dengan kultivasi udara. Semua mata tertujuk pada Yubi, para tamu yang menonton berdecak kagum akan kelincahannya dalam menghancurkan kristal es.

“Kau lihat. Dia hebat.” Ryura penuh semangat.

Terlihat raut bangga pada wajah Yangra. Membuatnya semakin ingin mendapatkan wanita itu.

Yubi menari di udara. Sang penari Yira, tidak ingin kalah. Turut mengimbangi Yubi. Dengan dorongan air yang menyelubungi tubuh Yira, dan Yubi berselimutkan udara membuatnya mereka dalam pesona tarian yang indah.

“BAIKLAH TERNYATA TAMU CANTIK KITA MALAM INI DARI KLAN ARUO. MARI SAMBUT TEPUK TANGAN.” Seketika riuh suara tepuk tangan.

“Klan Aruo?” Tanya Ryura.

“Bukan. Dia menyerap kultivasiku.”

“Apa maksudmu?” Bingung Ryura.

“Kau diserap? Kultivasimu diambil? Jangan bercanda hanya klan Byuni yang bisa. Tunggu…… maksud mu dia.” Ryura menutup mulutnya. Tak percaya dengan yang terjadi.

Didepan matanya adalah seorang klan Byuni. Klan yang tak sembarang orang bisa menemuinya. Klan yang sangat dicari oleh seluruh dunia keberadaannya. Sungguh pertunjukkan yang istimewa.

“Kau rahasiakan ini.” Tegas Yangra.

Yubi menari dengan lincahnya, sesekali ia tampak tergelincir namun Yira dengan sigap menolong Yubi. Memeluk tubuh Yubi, menarik tangannya dengan dan siap menyelubungi tubuh Yubi dengan kultivasi airnya. Yubi menyadari hal itu, ia merasa Yira akan selalu melindunginya.

Semakin lama berlangsung, tarian mereka terasa erat dan harmonis. Seakan pertunjukan untuk dua penari. Tak lama akhirnya lomba tari tersebut usai. Pembawa acara mengumumkan pemenangnya untuk mendapatkan hadiah yang dijanjikan. Sekotak emas.

“PEMENANG TARIAN KRISTAL KALI INI JATUH KEPADA WANITA DARI KLAN ARUO.” Tepuk tangan mulai bergemuruh. “Silahkan nona petinya.”

“Apa kau dapat membuka cadar mu?” Bisik pembawa acara itu pada Yubi.

Yubi tidak menggubrisnya, segera menerima peti tersebut dan berlalu, meninggalkan podium tari. Ia khawatir ada yang menyadari kebenaran dari kultivasinya. Segera ia keluar dari keramaian ditengah danau tersebut.

“BAIKLAH NONA YANG PEMALU TANPA SEPATAHKATA, MARI BERI TEPUK TANGAN KEMBALI. MARI, KITA LANJUTKAN PERTUNJUKAN TARIAN KITA LAGI MALAM INI. TENTU SAJA DENGAN HADIAH TAK KALAH BAGUSNYA.”

Yubi kembali kelantai dua dan duduk dikursi, mengambil segelas air, tak lama Naya dan Gyu datang menghampiri.

“Apa yang terjadi.” Tanya Naya langsung.

“Entahlah. Kaki ku seperti ada yang menahahnnya. Dan ada energi angin yang menarikku ketengah taman.”

“Siapa yang bisa berbuat seperti itu?” Tanya Naya lagi.

“Putri pakaianmu basah, kaki mu bagaimana?” Cemas Gyu.

“Kaki ku mati rasa.” Ucap Yubi mencoba merasakan kaki-kakinya.

“Aku akan menyiapkan pakaian mu.” Sahut Gyu.

“Tidak perlu. Aku akan ke kamar langsung.”

“Kalau begitu aku lanjut bermain.” Semangat Naya.

“Ya ya yaaa… kalian berdua carilah uang yang banyak. Aku lelah menari.” Jawab Yubi lagi.

Yubi masih duduk dimejanya seorang diri, menenangkan diri sebentar dan menenggak araknya, seketika ia mencium aroma bunga semakin menyengat tercium. Penari wanita, Yira mendekatinya dan duduk dihadapan Yubi.

“Apa kaki mu baik-baik saja?” Suara halus Yira menyapanya.

“Ya, hanya sebuah luka…” Yubi tiba-tiba meringis kesakitan. Rasa kebas karena dingin es tadi berangsur-angsur menghilang, meninggalkan rasa perih.

Yira hanya melemparkan senyum dan menunduk menyingkap rok Yubi untuk membantunya mengoleskan obat, “Nona kau tidak perlu…” Namun Yubi tersentak saat tangan Yira mengeluarkan energi Byuni untuk menyembuhkan luka disalah satu kakinya.

Yubi segera menahan tangan Yira, “Kau adalah...”

“Yira. Ji Yira.” Ujar Yira lembut.

Yubi tidak menjawab sepatah katapun, hanya memandang botol obat ditangan Yira. Hening sesaat, tidak tahu apa yang harus Yubi ucapkan.

“Terimakasih tadi kau telah banyak membantu ku. Aku dapat mengobati lukaku nanti nona Yira.” Ucap Yubi pada akhirnya.

Yira melemparkan senyum. “Panggil saja nama ku, tadi tarian mu sungguh indah, jika ada waktu seringlah datang berkunjung. Memiliki satu teman diwilayah luar bukankah sangat baik.” Ujar Yira lagi. “Aku harus kembali. Senang berkenalan dengan mu, nona…”

“Yubi. Kau bisa panggil nama ku saja.”

“Baiklah Yubi, sampai bertemu kembali.”

Yira meninggalkan Yubi dimeja tersebut seorang diri. Yubi sungguh terpukau, menemukan perempuan cantik lembut dan baik hati seperti Yira.

Yubi menyadari bahwa Yira merupakan darah campuran klan Mabi dan klan Byuni. Bertemu dengan Yubi satu klan Byuni dengannya sungguh menyenangkan. Entah hal apa yang membuat Yira memutuskan hidup didunia luar.

Bab 3

Yubi didalam kamarnya berendam dibak air yang sangat panas. Energi Byuninya bersumber dari panas. Semakin lama ia menyerap panas, maka akan cepat meregenerasi tubuhnya.

Ditelapak tanganya keluar semburat cahaya biru, Yubi mengobati luka dikakinya. Luka dikakinya berangsur-angsur pulih tanpa meninggalkan bekas.

Sambil menatap obat pemberian Yira, ia berpikir keras bagaimana Yira dapat mengetahui dirinya dari klan Byuni, sedangkan selama menarik tak satupun ia bersentuhan dengan Yira.

“Apa dia melihat kalung giok ku ini? Mmm… besok aku harus menemuinya kalau begitu.”

DUUUKK !!!

Merasa ada penyusup yang masuk kekamarnya, Yubi segera bangun dan menutupi tubuhnya dengan sebuah kain.

“Siapa disitu.” Ketus Yubi.

Samar-samar Yubi melihat sesosok pria duduk diatas ranjangnya. Terlihat seperti pria bangsawan, dengan rambut panjang terikat mahkota emas kecil berukir naga putih.

“Apa yang kau lakukan.” Tegas Yubi.

Pria tersebut tak lain adalah Pangeran Yangra. Matanya tajam melihat Yubi dari ujung kepala sampai kaki. Tubuh wanita tanpa cela, bersih dan mulus tanpa luka. Ia semakin yakin bahwa Yubi dari klan Byuni. Luka dikakinya telah sembuh seketika saat dilihatnya, ditambah hawa panas dari kamar mandi yang keluar. Klan Byuni spiritual energi panas.

“Apa yang kau lakukan.” Pertanyaan sama yang dilontarkan Yangra.

SLAAASHH !!!

Yubi melemparkan sebilah pisau angin kearah Yangra. Tapi dengan mudah ditepis Yangra.

Pangeran melangkah maju secepat angin mengunci kedua tangan dan menekan tubuh Yubi kedinding. Kini tubuh Yubi terhimpit olehnya, tidak dapat bergerak.

“Kau tidak sopan.” Ketus Yubi.

“Apa mencuri kultivasi, lebih sopan nona ?”

Yubi terdiam. Tubuhnya yang hanya dibalut kain tipis menutupi sampai diatas pahanya. Membuat jantung Yangra seketika berdegup kencang.

“Kau dari klan Byuni.” Ucap Yangra seketika.

Yubi terperanjat mendengarnya.

“Siapa nama mu nona.” Tanya Yangra lembut melepaskan cengkraman tangannya.

“Apa itu penting.” Yubi mulai waspada.

“Setidaknya aku harus mengetahui siapa yang memiliki kultivasi ku saat ini.” Jawab Yangra yang kini beralih duduk diranjang Yubi.

Melihat sang Putri yang begitu memikat dengan tubuh basahnya, Yangra melempar sebuah pakaian dari atas ranjang ke arah Yubi. Degup jantungnya semakin tidak karuan.

“Pakai pakaian mu.” Pinta Yangra.

Yubi memilih mengenakan jubah. Tidak mungkin baginya mengenakan pakaian dihadapan pria lain.

“Apa kau tidak takut dihadapan pria seperti itu atau kau sebenarnya memang penyuka wanita.” Sindir Yangra, dan kini mengeluarkan hembusan angin tipis membantu mengeringkan rambut Yubi secara lembut dengan udara buatannya.

Yubi hanya tersenyum sinis. “Kau tergoda tapi masih ingin menahan diri. Tidak mungkin berniat jahat.” Pikir Yubi saat itu sambil meraih sebuah kain dilemarinya.

“Kau mengikutiku cukup lama. Apa kau tidak takut aku akan menyerap semua kultivasi mu, tuan?” Yubi membalikkan badannya ia tersentak mundur, Yangra sudah tepat dibelakangnya berdiri tegap.

“Kau hanya wanita lemah, sedikit lebih hebat karena mencuri kultivasi orang yang… tinggi kultivasinya.” Sahut Yangra santai.

“Apa mau mu?” Cemas Yubi.

“Kalau kau tidak ingin diadukan keberadaan mu, besok datang temui aku di paviliun…..”

“Apa kau kira bisa mengancamku.” Sergah Yubi langsung memotong ucapan Yangra.

“Baik.” Kini Yangra mengambil giok Byuni yang ada didalam lemari.

“Kau...” Marah Yubi.

“Jaminan. Agar kau bisa menemuiku.” Yangra menjauh dari Yubi secara perlahan, “Aku akan menemuimu lagi disini. Yubi.”

Senyum picik Yangra saat menyebut nama Putri. Ia langsung melangkah pergi meninggalkan Yubi seorang diri dikamar.

Sepanjang malam itu Yubi tidak dapat tidur, ia cemas memikirkan gioknya. Selama ini klan Byuni berusaha menutupi jati diri mereka, namun justru putri utama Byuni dengan mudah ketahuan oleh klan luar.

Malam semakin larut. Ia memutuskan untuk bertemu Naya malam itu juga. Penginapan tersebut mulai sepi, hanya beberapa orang yang masih berlalu lalang.

Saat Yubi menuruni tangga ada sebuah hembusan angin yang sedikit kuat meniup lembut rambut dan melepaskan cadarnya. Hingga terbang jauh.

“Apa kau akan kabur.” Sapa Yangra sambil menenggak arak.

“Apa yang kau lakukan? Apa dari tadi kau disini.” Tanya Yubi, melangkah mendekati meja Yangra, “Apa dia mengawasi ku?” Curiga Yubi.

“Aku memang ingin menemuimu.” Ucap Yubi sambil melirik seorang pengawal yang berdiri tegap dibelakang Yangra.

Mendengar jawaban Yubi, Yangra bangun dari duduknya, membawa Yubi jauh dari tempat tersebut dengan kekuatan anginnya. Mereka menghilang seketika dari tempat tersebut.

“Aku tidak tahu kau sudah merindukan ku.” Yangra merangkul pinggang Yubi dipinggir danau tempat ia menari tadi.

Yubi melepas tangan Yangra dari tubuhnya dan memberi jarak diantara mereka. Tatapan Yangra tajam menatap wajah Yubi. Membuat darahnya berdesir kuat.

“Sampaikan mau mu saat ini, aku tidak bisa menunggu lama.” Kesal Yubi.

“Apa kau akan pergi?” Tanya Yangra.

“Aku butuh giok ku kembali.”

“Kemana tujuanmu?”

“Tuan, ku mohon. Aku akan mengembalikan kultivasi mu. Jika...”

“Kau tidak menjawab satu pun pertanyaanku.” Potong Yangra langsung.

“Apa itu penting?”

“Bagaimana aku bisa menemuimu?”

“Kita tidak saling mengenal, untuk apa harus bertemu lagi?”

“Untuk mengenal mu lebih jauh.” Tegas Yangra, ia menarik nafas panjang dan mendekati Yubi.

”Kau masih belum menjawab pertanyaan ku satupun.”

“Aku tidak bisa memberi tahumu. Dan tidak ada alasan untuk bertemu dengan mu.”

“Hmm... Baiklah kalau begitu. Mungkin hanya ini yang bisa kugunakan sebagai alasan untuk kita bertemu.” Yangra mengayunkan Giok Yubi.

“Hentikan bermainmu.” Yubi mencoba merebut kembali Gioknya.

Yangra kembali menyembunyikan Giok itu.

“Aku sedang tidak bermain denganmu.”

Tatapan Yubi tajam, raut wajahnya serius menahan amarah. “Katakan mau mu yang sebenarnya, aku akan bertanggung jawab atas kesalahanku.”

Lama dalam keheningan, sang pangeran kali ini menyadari tidak akan menemui hasil dari pertanyaannya.

“kembalilah, kau tidak perlu mengkhawatirkan keberadaanmu disini akan terbongkar. Akan ku jaga dengan baik giok mu sampai kita dapat bertemu kembali.” Sebuah energi spiritual keluar dari salah satu tangan Yangra, sekelebat cahaya terselubung angin membentuk seekor Naga berwarna putih.

“Kau tahu dimana aku berada, bawa dia.” Ia melepaskan cahaya Naga tersebut kearah Yubi.

_____________________________________________

Yubi semalaman tidak dapat tidur, meski pria itu mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan namun tetap saja kecerobohan Yubi membuat ia semakin takut untuk pulang kerumahnya.

“Putri, apa kau tidak tidur semalam?” Tanya Gyu mendapati sang putri sudah terbangun, tidak seperti biasanya yang selalu bangun disiang hari.

Kini Naya masuk membawa sarapan bubur hangat. “Ada apa dengan mu? Apa kau sakit?” Cemas Naya melihat raut wajah Yubi yang pucat.

“Kau akan pulang hari ini, apa begitu berat meninggalkanku lagi.” Ledek Naya.

“Putri tidak tidur semalaman.” Jawab Gyu sambil melahap buburnya.

“Apa yang kau pikirkan?” Tanya Naya.

“Oh iya, aku tidak menemukan giok mu saat berbenah tadi putri.”

“Hilang.” Jawab singkat Yubi, dengan nafas beratnya.

“KAU MENGHILANGKANNYA? DISINI? DIMANA?” Naya panik membongkar semua yang ada diatas ranjang Yubi.

“Tidak ada dikamar ini.” Kesal Yubi menghentikan Naya, “Seseorang mengambilnya.”

“HAH... siapa?” Kaget Naya.

“Aku juga tidak tahu, yang ku tahu ia dari klan Aruo. Aah... iya.” Yubi mengeluarkan energi spiritual cahaya Naga dari telapak tangannya.

“Naya apa kau tahu kultivasi dari naga ini, milik siapa ?”

“YUBI…” Naya terperanjat melihatnya, “Kau bertemu dengan salah satu pangeran kerajaan Aruo. Entah itu Ar Xie atau Ar Yangra.”

“Pangeran? Apa yang dia ingin lakukan?”

“Lalu apa dia mengatakan sesuatu?” Tanya Naya.

“Dia meminta untuk bertemu lagi, aku tidak tahu tujuannya.”

“Aku rasa dia ada niat tertentu jika memintamu bertemu lagi.”

“Niat ? Apa menurutmu ?”

“Entah lah, kau akan tahu jika menemuinya lagi.”

*****

Siang hari dipusat kota, jalanan pasar.

“Nona Yira begitu baik pada mu putri, apa kalian pernah bertemu sebelumnya?” Tanya Gyu saat itu menemani Yubi memilih hadiah untuk Yira.

“Tidak. Apa berbuat baik menurut mu perlu suatu alasan?”

“Hanya saja, sedikit aneh. Masih ada orang berbuat baik seperti itu jika bukan ada niat tertentu.”

“Gyu berpikirlah positif, apa kau sekarang baik pada ku karena ada niat tertentu?” Ujar Yubi sambil memilih beberapa aksesoris rambut.

“Hai...” Sapa seorang pria tiba-tiba. Pangeran Yangra.

Yubi menjatuhkan tusuk rambut ditangannya saat Yangra tepat berdiri dibelakangnya.

”Kau mencari hiasan rambut?” Tanyanya.

Yangra mencoba memilih dan kini tusuk rambut tersebut disematkan di rambut Yubi.

“Kau cantik sekali.” Sahut Yangra. “Aku belikan untuk mu.”

“Apa yang kau lakukan?” Tanya Yubi.

“Mengikuti mu.”

“Apa kau tidak ada pekerjaan.”

“Mengikutimu bukankah suatu pekerjaan.”

“Putri dia siapa, tampan sekali.” Bisik Gyu kepada Yubi.

“Hahaha… salam nona. Aku Ar Yangra, dari klan Aruo.” Yangra memberi salam pada Gyu dan Yubi.

Ternyata pria yang dari kemarin selalu menggodanya adalah pangeran kedua dari klan Aruo.

Yubi mencoba menarik kembali tusukan rambutnya namun tangannya ditahan oleh Yangra.

“Apa yang kau lakukan, sopan lah sedikit pada putri….” Ketus Gyu.

“Putri ? Apa dia…” Yangra memastikan, Yubi melirik kearah Gyu untuk meralatnya.

“Kau tidak sopan pada nona ku.” Ralat Gyu.

“Haha kalian lucu sekali. Kalau begitu izinkan aku untuk membawa nona mu sebentar.” Yangra langsung menarik tangan Yubi.

Namun saat Gyu ingin ikut serta, Kai pengawal pribadi Yangra langsung menahannya.

Ditengah jalan, Yubi menarik tangannya dengan keras.

“Tuan, apa kau selalu seperti ini memperlakukan wanita. Kau tidak sopan.”

“Aah maaf.” Ucap Yangra, “Aku tidak mau kau melepas hiasan rambut yang sudah kuberi. Bagaimanapun aku sudah membayarnya, mahal.”

“Aku tidak memintamu…”

“Kau ada waktu? Aku ingin jalan dengan mu.” Potong Yangra.

“Apa aku terlihat ingin berjalan dengan mu?” Ketus Yubi.

Yangra menghela nafas dan berbisik ditelinga Yubi,

“Aku tidak berniat jahat, tapi jika kau terus menolak. Bukankah pelayanmu sedang bersama pengawalku.”

“KAU MENGANCAMKU.” Kesal Yubi.

“Aku tidak sedang mengancammu. Aku hanya minta waktu mu hari ini.”

Yubi memejamkan mata, mengatur emosinya.

“Baiklah. Setelah itu kembalikan juga giok ku.”

“Kita lihat nanti.” Jawab Yangra santai.

“Lalu sekarang apa yang ingin kau lakukan?”

“Berkuda denganku, aku ingin pergi kesuatu tempat.” Pinta Yangra dan menaiki sebuah kuda miliknya.

“Aku bisa berkuda sendiri.” Jawab Yubi saat Yangra mengulurkan tangannya untuk menaiki kuda.

“Sayangnya saat ini aku hanya membawa satu kuda.”

Tanpa banyak bicara, dengan jurus anginnya Yangra menaikkan tubuh Yubi keatas kudanya.

“Tuan aku merasa ini tidak pantas.” Ujar Yubi gugup.

“Kau pantas untuk ku.” Jawab singkat Yangra

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!