Permasalahan keuangan di kantor ayah Kinara semakin rumit,bahkan ayah sudah tak mampu lagi mengahadapi tuntutan para investor yang memberi ancaman ingin menarik saham mereka jika perusahaan ayahnya terus mengalami kerugian.
Kondisi kesehatan ayahnya pun mulai menurun,untuk itu ayahnya terpaksa harus di rawat di rumah sakit.
Kinara hanya berharap agar mas Bian kakak pertama Kinara yang selama ini menetap di luar negri segera kembali dan dapat membantu ayah memegang kendali perusahaan selama ayah sakit.
"Kinara......"
Ibu nya memanggil dari kamar rumah sakit tempat ayahnya di rawat.
"Ya bu...."
Sahut Kinara bergegas menemui ibu.
"Ada apa Bu?"
"Apa ayah baik baik saja...."
Tanya Kinara khawatir dan menghampiri ayah untuk mengecek kondisi nya.
"Ayahmu baru minum obat nak,dan biarkan dia istirahat,karena baru kali ini dia bisa tidur setelah terjaga satu malaman."
Jawab ibu coba menjelaskan kepadaku dengan rasa khawatir.
"Apa mas Bian sudah menelepon mu?"
Tanya ibu dengan penuh harapan.
"Em.,belum Bu,mungkin dia sedang dalam perjalanan..."
Jawab Kinara memberikan harapan.
Tak lama kemudian ponsel kinara berdering,dia lihat panggilan masuk dari Mas Bian.
"Nah panjang umur Bu,ini telepon dari Mas Bian..."
Kata Kinara menginformasikan pada ibu.
"Pasang pembesar suaranya Kin..."
Kata ibu tampak begitu senang.
"Halo Mas Bian...."
"Udah dimana Mas..."
Tanya Kinara begitu antusias.
"Kinara,Ibu...."
"Maafkan Mas Bian karena tidak bisa segera sampai di sana..."
Kata Mas Bian.
"Kenapa Mas...?"
Tanya Kinara resah.Lalu Mas Bian pun langsung mengubah panggilan suara menjadi panggilan video seolah ingin menunjukkan sesuatu.
"Assalamualaikum Bu..."
Sapa mas Bian begitu melihat wajah ibu muncul di layar ponselnya.
"Waalaikumsalam Bian..."
Jawab ibu begitu lembut.
"Ada apa Nak,kenapa Bian belum berangkat juga dari London?"
"Apa Bian tidak kasihan melihat kondisi ayah?"
Tanya ibu sambil mengarahkan ponsel ke arah tempat ayah berbaring.
"Tidak seperti itu Bu,Bian juga sebenarnya ingin sekali segera bertemu kalian,tapi keadaan cuaca di sini sangat buruk sekali sehingga semua jadwal penerbangan di tunda hingga besok pagi."
Jelas Mas Bian.Terlihat dari ponselku bahwa di tempat Mas Bian sedang turun salju yang begitu lebat.
"Baiklah Nak,segera lah pulang begitu keadaan sudah aman untuk melakukan perjalanan..."
Kata ibu coba mengerti.
"Baik bu..."
"Kinara Mas Bian ingin bicara hal penting dengan mu..."
Pinta Mas Bian.
"Baik Mas..."
Jawab kinara sembari keluar dari ruangan ayah.
"Ya Mas...."
Panggil nya setelah berada di luar ruangan ayah berjalan menelusuri lorong rumah sakit menuju cafe rumah sakit dan mengalihkan ke panggilan suara kembali.
"Kinara,Mas Bian butuh bantuan mu kali ini,untuk mengatasi masalah di kantor ayah untuk sementara waktu sampai mas Bian tiba di sana.."
Kata Mas Bian memintanya.
"Aku.....?"
"Bagaimana bisa Mas...?"
"Ini bukan masalah yang sederhana Mas..."
"Hanya orang yang berpengalaman dalam bisnis seperti Mas Bian saja yang dapat menghandle keadaan yang sedang terjadi sekarang...."
Jawab Kinara panik.
Mas Bian sudah sepuluh tahun lebih tinggal di London menjalankan bisnisnya sendiri sejak tamat kuliah di sana.Maka dari itu Kinara berpikir hanya mas Bian yang mampu menangani masalah yang sedang terjadi di perusahaan ayah saat ini.
"Jangan panik Kin,Mas Bian yakin kamu pasti bisa,kamu wanita cerdas,punya latar belakang pendidikan tentang bisnis dan marketing,di darahmu juga mengalir darah yang sama seperti Mas Bian yaitu darah ayah kita seorang pebisnis hebat...."
Jelas Mas Bian coba meyakinkan kinara
"Tapi Aku masih baru belajar dalam dunia bisnis,selama ini aku membantu ayah dari rumah saja,hanya mengatasi tentang gaji para karyawan ayah saja."
"Lagian besok Mas Bian kan sudah sampai,semua pasti akan segera baik baik saja."
Kata Kinara masih coba menolak apa yang di minta Mas Bian.
"Kin...sebenarnya mas Bian belum bisa pulang dalam waktu dekat ini..."
Jelas mas Bian sontak membuat Kinara terkejut.
"Kenapa mas..."
Tanyanya.
"Kin...sebenarnya keadaan perusahaan mas Bian di sini juga sedang kurang baik..."
Jawab Mas Bian dengan nada suara gemetar.
"Kenapa Mas..?"
"Apa Mas Bian bangkrut...?"
Tanya Kinara begitu resah.
"Memang belum seperti perusahaan Ayah kin...tapi untuk saat ini keadaan keuangan perusahaan sedikit terpuruk karena harga saham yang terus anjlok.Itu sebab nya sepertinya mas Bian belum bisa pulang dalam waktu dekat ini.Mas Bian khawatir jika mas Bian meninggalkan perusahaan dalam keadaan seperti ini,perusahaan Mas Bian akan dapat di ambil alih oleh Arga Wardana...."
Jelas Mas Bian.
"Arga Wardana...?"
"Siapa dia mas...?"
Tanya Kinara penasaran.
"Arga Wardana seorang pebisnis yang lagi naik daun dalam dunia bisnis sekarang ini.Dia sangat hebat dan cekatan.Kepiawannya dalam menyusun strategi dalam berbisnis mampu membuat banyak perusahaan yang bertekuk lutut dan menyerah karena kalah dalam persaingan.Hingga akhirnya bersedia bergabung di bawah naungan perusahaannya.Sahamnya terus naik melonjak tinggi,dan hal tersebut membuat perusahaannya semakin kuat untuk mengalahkan pesaing pesaingnya termasuk perusahaan ayah bahkan perusahaan mas Bian juga di sini..."
Cerita mas Bian menjelaskan profil sosok Arga Wardana.
"Apa....??"
"Perusahaan Mas Bian juga...??"
Pekik Kinara tercengang...
"Benar Kin,itulah kenapa Mas Bian belum bisa pulang dalam waktu dekat ini."
Jawan Mas Bian.
"Tapi kan bisnis Mas bian di London?"
Tanyanya lagi belum mengerti.
"Seperti yang mas Bian katakan tadi,semenjak begitu banyak perusahaan yang menyerahkan diri di bawah kekuasaannya,Arga Wardana jadi memiliki banyak cabang perusahaan sekarang,termasuk perusahaan yang saat ini sedang menjadi ancaman untuk perusahaan Mas Bian di sini..."
Jelas Mas bian lagi.
"Lalu,bagaimana dengan masalah perusahaan Ayah di sini mas?"
Tanya Kinara gelisah karena Mas Bian yang Dia harapkan dapat membantu ayahnya di sini ternyata tidak bisa segera pulang karena masalah dalam bisnisnya.
"Karena itulah Mas Bian butuh bantuanmu.."
Jawab Mas Bian.
"Tapi Mas......?"
"Kin..Mas Bian yakin kamu pasti bisa,karena Mas Bian percaya kamu wanita yang cerdas dan bijaksana.."
Sambung Mas Bian memotong pertanyaan Kinara yang penuh keraguan.
"Lalu apa yang harus ku lakukan?"
Tanyanya lagi begitu bingung.
"Besok pagi pergi lah ke kantor ayah,setelah kau tiba di sana kabari Mas Bian..."
"Mas Bian akan mengarahkan mu lewat panggilan video,dari mana kau harus memulai pekerjaan mu untuk menyelamatkan perusahaan Ayah dari keserakahan Arga Wardana.."
"Okey..."
"Semangat..."
Support Mas Bian sebelum mengakhiri pembicaraan kami.
"Arga Wardana....."
"Arga Wardana...."
Nama itu terus terngiang ngiang di telinga Kinara sejak Mas Bian menutup telponnya.
"Seperti apa sosok pria yang tak berperikemanusiaan ini,kenapa dia bisa ada di muka bumi ini...."
"Huffff......"
Tanya Kinara dalam hati seolah memaki sosok Arga Wardana...
Bersambung.....
Malam yang membuat Kinara tidur tidak nyenyak karena memikirkan apa yang akan Dia hadapi besok terasa begitu cepat berlalu berganti pagi.Meskipun berat namun Kinara harus tetap mempersiapkan diri nya untuk menghadapi situasi di kantor ayah.
"Ayo semangat Kinara...kamu bisa..!!"
Katanya menyemangati diriku dan bergegas bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk bersiap.
Terus terang meskipun Kinara adalah anak dari seorang pemilik perusahaan,namun kali ini adalah untuk pertama kali nya Dia menginjak kan kaki ke kantor ayahnya setelah sekian lama Dia kembali dari London menyelesaikan study nya.Tentu saja ini menjadi hal yang janggal buat kinara.Selama ini Kinara membantu ayahnya untuk masalah gaji karyawan nya hanya dari rumah saja.
Karena ini adalah hari pertama nya masuk kantor ayahnya,jadi dia tidak ingin datang terlambat.Kinara mengumpulkan semua semangat dan keberanian nya untuk tiba di kantor tepat waktu.
"Selamat pagi....."
Sapanya begitu ramah dengan senyuman sumringah menyapa customer service yang sedang bertugas di bagian resepsionis.
"Pagi Bu..."
"Ada yang bisa di bantu..."
Jawabnya begitu ramah.
"Saya mau ke ruangan Bapak Hendra Gunawan di sebelah mana ya?"
Tanya nya sambil melihat seorang pria dengan seragam cleaning service yang sedang bertugas di sebelahnya.Tampak dia sangat memperhatikan Kinara dengan tatapan yang begitu serius.
"Nona Kinara ya?"
Tebak si customer service.
"Ya benar..."
Jawab Kinara melontarkan senyum.
"ow...selamat pagi nona,saya Rini personil customer service yang bertugas pagi ini,sebentar saya akan panggilkan security untuk mengantarkan nona ke ruangan tuan."
Titah Rini padanya.
"Ok thanks..."
Jawab Kinara dengan senyuman begitu ramah.
Tak lama kemudian security pun datang menghampirinya.Dengan setelan jas berwarna hitam di balut hijab dengan gaya yang simple aku pun berjalan melenggang mengikuti langkah security menuju ruangan ayah.
"Siapa wanita itu?"
Tanya pria yang berseragam cleaning service yang sejak tadi memperhatikan Kinara
"Dia nona Kinara,putri dari bos besar kita bapak Hendra Gunawan..."
Jawab Rini menjelaskan profilku.
"Cantik sekali...."
Sanjung pria cleaning service dan terus menatap ke arahku melangkah.
"Hey.....!!!?"
"Jaga bicaramu,nona Kinara bukan wanita sembarangan,sadarlah akan posisimu di perusahaan ini..."
Tegur Rini si customer service kepada pria cleaning service tersebut.
"Aku sadar dengan posisiku,dan mengagumi wanita secantik dia bukanlah sebuah kesalahan..."
Jawab pria cleaning service dengan tengilnya sambil berjalan meninggalkan resepsionis
Tak lama Kinara pun tiba di ruangan ayahnya.
Satu persatu,dengan teliti Kinara coba mempelajari semua berkas yang ada di meja kerja ayah,terutama berkas laporan keuangan seperti yang di arahkan mas Bian.
"Tok...tok...tok..."
Terdengar suara ketukan pintu dari luar.
"Masuk...!"
Jawabnya.
Ternyata pria petugas cleaning service di resepsionis tadi.
"Permisi nona...."
Izin nya.
"Iya...."
Jawab Kinara
"Maaf nona,apa nona memanggil saya?"
Tanya nya.
"Haah...?"
"Sepertinya tidak...?"
Jawabnya tercengang heran.
"Saya pikir,ini hari pertama nona datang ke kantor,saya pikir mungkin nona membutuhkan sesuatu,seperti secangkir kopi misalnya..."
Jelasnya menawarkan sesuatu.
"Ehm....mungkin secangkir lemon tea dingin boleh..."
"Untuk mendinginkan kepala ku yang panas dan terasa sudah mulai mendidih ini.."
Jawab Kinara
"Haha....kenapa seperti itu nona?"
Tanya nya tertawa.
"Iya ini semua karena ulah Arga Wardana yang serakah itu..."
"Andai saat ini dia ada di hadapanku,ingin sekali rasanya aku......."
"Uggghhh....."
Jawab Kinara mengerang karena geram.
"Anda ingin apa nona....?"
Tanya pria cleaning service itu tersenyum menatapku.
"Ingin ku patahkan semua tulang belulang yang ada dalam tubuhnya hingga hancur,agar dia merasakan sakitnya hidup ini,seperti sakitnya hidup orang orang yang telah dia ambil alih bisnisnya.."
Sambung ku melampiaskan amarah.
"Benarkah.....?"
Tanya nya sambil tertawa.
"Kenapa kau tertawa?"
Tanya Kinara kesal.
"Sepertinya nona kesal sekali dengan pria itu..?"
Tanya nya...
"Bukan kesal lagi,bahkan aku sangat membencinya hingga ke tulang sum sum nya..."
Jawab Kinara semakin kesal.
"Hahaha......"
Pria cleaning service itu malah tertawa geli seolah aku seorang pelawak yang sedang membuat pertunjukan.
"Sudah jgn tertawa terus di sini,segera bawakan pesanan ku tadi.....!!"
Titah Kinara.
"Ya Tuhan....terbuat dari apakah wanita cantik ini kau ciptakan..."
Gerutu pria itu sambil keluar dari ruangan Kinara.
Setelah memeriksa beberapa dokumen penting yang berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan hasilnya memang tak dapat ku pungkiri bahwa perusahaan ayah memang sudah tidak dapat di selamatkan lagi dari kerugian besar.Ditambah lagi harga saham yang semakin anjlok akibat ulah Arga Wardana.
Aku pun bermaksud menghubungi Mas Bian untuk memberitahukan hal ini.Dan akhirnya Mas Bian pun mengarahkan ku untuk menemui Paman Hengki,manager di perusahaan ayah sekaligus orang kepercayaan Ayah.
Tak lama Paman Hengki pun datang ke ruangan ayah,kami ngobrol untuk coba mencari solusi untuk krisis yang tengah menimpah perusahaan.Dan beberapa menit kemudian....
"Permisi nona....."
Pria cleaning service pun kembali datang membawa segelas lemon tea dingin yang kinara pesan.
"Nona Lemon tea dingin pesanan anda,semoga dapat membuat nona lebih relax untuk kerja keras hari ini..."
Kata pria itu memberi kalimat motivasi sambil meletakkan pesananku di meja tepat di sebelah Paman Hengki.
Penasaran dengan kalimat yang di dengarnya dari seorang cleaning service om Hengki pun segera berbalik ke arahnya.Dan......
"Anda........!"
Sapa Om Hengki kepada pria itu dengan ekspresi wajah yang sangat terkejut.Sama halnya juga dengan pria cleaning service itu hingga akhirnya mereka saling bertatapan dengan ekspresi wajah yang sama.
"Tuan Arga Wardana....?!!"
Sambung Paman Hengki memanggilnya.
Sontak Kinara pun menjadi terkejut mendengar nama tersebut di peruntukkan pada pria itu yang setahu dirinya dia hanyalah seorang cleaning service di kantor ayah.
"Ow sial.......!"
Pekiknya sambil meletak kan nampan yang dia pegang dan tanpa kata dia segera pergi meninggalkan kami.
"Tuan Arga..."
"Tunggu...!!"
"Sedang apa anda di sini"
Teriak Paman Hengki coba mengejarnya namun pria itu langsung tidak terlihat lagi.
"Paman,sebenarnya ada apa ini?"
"Kenapa paman menyebutkan nama Arga Wardana pada petugas cleaning service kita?"
Tanya Kinara sangat bingung.
"Karena dia memang Arga Wardana,Kinara..!"
Jawab paman Hengki sambil memegang telepon untuk memanggil bagian keamanan.
"Halo...."
"Tolong informasikan bagian keamanan agar menemui ku di ruangan Tuan Hendra sekarang....!!"
Perintah Paman Hengki.
"Tapi paman...."
"Aku sempat bertemu dengannya tadi di bagian resepsionis,bagaimana bisa seluruh manusia yang ada di kantor ini tidak mengenalinya bahwa dia adalah Arga Wardana...."
Jelas Kinara penuh pertanyaan.
"Arga Wardana memang terkenal,tapi tidak semua orang dapat mengenal sosoknya,bahkan wajahnya langsung.Selama ini hanya orang orang kepercayaan nya yang turun langsung untuk menghandle bisnisnya.Karena hanya dengan mendengar nama nya saja para pesaing atau pun partner bisnisnya sudah takluk dan setuju dengan rekomendasi yang dia ajukan orang orang kepercayaannya.."
Jelas Paman Hengki tentang sosok Arga Wardana yang tak ku ketahui itu.
"Lalu bagaimana paman bisa mengenalinya..."
Tanyanya penasaran.
"Kami pernah bertemu dalam beberapa pertemuan penting saat aku dan ayahmu menghadiri pertemuan kerjasama yang juga melibatkan perusahaan Arga Wardana..."
Jawab paman Hengki yang kemudian fokus memarahi petugas keamanan yang sudah datang untuk menemuinya di ruangan ayah.
"Hem...."
"Arga Wardana kau cukup licik hingga aku tidak curiga sama sekali dengan penyamaran mu..."
"Hufffff....."
"Hanya Tuhan lah yang tahu apa rencana dan tujuanmu datang ke sini dengan menyamar sebagai petugas cleaning service...."
Gerutu Kinara dalam hati di iringi perasaan kesal.
Bersambung.......
Kondisi ayah Kinara sudah mulai membaik bahkan sudah di perbolehkan istirahat di rumah oleh dokter,namun keadaannya belum cukup untuk mulai bekerja dan terlalu banyak pikiran.Untuk itu Kinara harus tetap pergi ke kantor dan bekerja semampu yang dia bisa di bantu oleh paman Hengki.
Efek dari keadaan perusahaan yang terus terpuruk menyebabkan neraca kerugian perusahaan terus berkembang pesat di tambah lagi para investor yang satu persatu menjual saham mereka kepada perusahaan milik Arga Wardana semakin membuat kedudukan perusahaan kian melemah dalam persaingan dunia bisnis,dimana imbasnya ayah Kinara jadi terlilit hutang dalam jumlah yang begitu besar dan ancamannya seluruh aset yang mereka miliki mulai dari perusahaan,rumah dan property yang lainnya akan tersita jika mereka tidak mampu menyelesaikan hutang di bank dalam waktu yang telah di tentukan.
Ya Tuhan,bahkan tidak ada celah sedikit pun dalam masalah ini yang dapat di jadikan secerca harapan untuk menjadi jalan keluarnya.
Kinara bergumam saat melihat semua laporan tentang perusahaan yang di letak kan di atas meja kerjanya.
"Paman Hengki,kita harus bicara.."
Ajak Kinara menelepon ke ruangan paman Hengki.
"Apa paman sudah melihat salinan laporan perusahaan hari ini?"
Tanya Kinara begitu paman Hengki datang ke ruangannya.
"Hem...ya Kin,paman sudah membaca nya tadi dan ini semakin rumit..."
Paman Hengki menggelengkan kepala seolah ingin mengatakan bahwa dia sudah tidak berdaya untuk membantu menyelamatkan perusahaan dari kehancuran.
"Lalu bagaimana paman?"
"Apakah tidak ada satu pun cara untuk jalan keluar dari masalah ini?"
Emosi mulai menguasai hati dan pikiran Kinara.
"Hanya ada satu cara Kinara untuk bisa menyelamatkan perusahaan ini dari kehancuran.."
"Apa Paman?"
"Katakan?"
Kinara seolah mendapat angin segar mendengar kalimat terakhir dari Paman Hengki.
"Paman perlu bertemu ayahmu untuk membicarakan hal ini.."
"Hem...baiklah paman datanglah untuk makan malam di rumah,aku akan menyampaikan hal ini pada ayah nanti...."
"Baiklah..."
Paman Hengki pun beranjak meninggalkan Kinara di ruangannya.
*******
Sementara di tempat lain.....
Arga Wardana,sosok pria yang di kenal sukses dalam mengelola bisnis bahkan mendapat gelar dan julukan si raja bisnis dari para pebisnis yang lain.Selain terkenal dengan kekuasaannya dia juga terkenal memiliki wajah yang tampan bahkan mendekati sempurna.Maka tak heran banyak wanita cantik yang ingin dekat dengannya bahkan ingin menghabiskan malam bersamanya.
Namun kali ini dia merasa ada yang berbeda dari Kinara,dia melihat ada sedikit kesombongan pada jati diri Kinara yang dapat dia lihat dalam obrolan singkat mereka saat dia menyamar.Hal itu cukup mengulik pikirannya dan menarik keinginannya untuk menjadikan Kinara piala kemenangannya kali ini karena berhasil menaklukkan perusahaan ayah Kinara.
Senyum sinis mulai muncul dari bibirnya dalam pikiran yang sudah penuh dengan rencana,saat dia memandang keluar dari balik tembok kaca dalam ruangannya yang berada pada ketinggian lima lantai dari kantornya yang begitu besar sebagai simbol dari perusahaan yang memegang kuasa dalam dunia bisnis.
"Ken...datanglah ke ruangan ku.."
Perintah Arga memanggil orang kepercayaannya yang merangkap menjadi supir pribadi nya melalui panggilan telepon dari ponselnya.
"Baik tuan..."
Jawab Ken yang selalu siaga memenuhi semua keinginan Arga.
"Ya Tuan ..."
Ken datang menemui Arga sedikit membungkuk tanda siap melaksanakan perintah.
"Ken sudah berapa banyak investor dari perusahaan tuan Hendra Gunawan yang menjual sahamnya pada kita?"
Arga mulai menjalankan rencananya.
"Hampir semua tuan..."
Jawaban Ken seperti hal yang membahagiakan untuk Arga.
"Kalau begitu,perintahkan manager keuangan untuk menyiapkan berkas pelunasan hutang perusahaan tuan Hendra Gunawan dan siapkan juga berkas bahwa kita sebagai penjamin perusahaan mereka.Tapi ingat hanya menyiapkan berkasnya saja,untuk realisasinya tunggu perintahku selanjutnya...."
Perintah Arga untuk rencananya.
"Maaf tuan apa kita akan menjalin hubungan kerjasama dengan perusahaan tersebut tuan?"
"Bukan kah perusahaan itu sudah akan bangkrut tuan?"
Ken sang ajudan sedikit belum paham dengan maksud dari perintah Arga.
"Ken,pertanyaan mu seperti orang yang baru satu hari bekerja denganku."
"Apa perlu aku menjelaskan detailnya?"
Sebenarnya bukan masalah di perintahnya Ken tidak mengerti,akan tetapi di ekspresi wajah Arga yang terlihat begitu bahagia yang membuat sang ajudan kurang mengerti.
Sebenarnya masalah ini sudah sering terjadi,ketika Arga ingin mengambil alih perusahaan yang sudah menyerah karena kebangkrutan,perintah ini selalu di terima Ken dari Arga akan tetapi dengan ekspresi wajah yang datar.Namun kali ini wajah Arga terlihat seperti memenangkan sebuah piala yang begitu berharga.
Tidak ingin tuannya menjadi kesal Ken pun segera undur diri untuk melaksanakan perintah.
"Sebentar Ken...."
"Sebelum kau pergi dengan semua pertanyaan yang ada di kepala mu,baiklah aku akan menjelaskan padamu tentang ekspresi wajahku yang kau lihat..."
Seolah Arga mampu membaca hati dan pikiran ajudannya itu.
"Baiklah tuan,seperti yang tuan pikirkan..."
Ken senyum menunduk seolah tertangkap basah ketahuan memikirkan keanehan di wajah tuan nya.
"Aku sangat senang kali ini,bukan hanya karena dapat menaklukkan perusahaan tuan Hendra Gunawan,tapi juga aku akan berhasil meraih apa yang selama ini menjadi kebanggan nya."
"Haha....."
Tawa penuh kelicikan pun tak dapat dia sembunyikan.
"Dia sombong,bahkan terlalu sombong..."
"Aku ingin tahu sejauh mana mereka mempertahankan harga diri mereka...."
"Siapkan semua seperti yang ku katakan Ken,karena sebentar lagi mereka akan datang menemui kita untuk memohon pertolongan..."
Dengan begitu percaya diri Arga memerintahkan orang kepercayaanya.Seolah dia sudah tau apa yang akan di katakan ayah Kinara kepadanya.
Sementara itu,ada obrolan serius antara paman Hengki dan Ayah Kinara mengenai masalah perusahaan.
"Bagaimana kondisi perusahaan saat ini?"
Tanya Ayah Kinara dengan pandangan kosong.
"Seperti yang anda ketahui Tuan ,semua tidak berjalan dengan baik..."
Paman Hengki seolah enggan memberikan informasi melihat kondisi kesehatan ayah Kinara belum stabil.
"Apakah tidak ada sedikit pun jalan keluar agar perusahaan kita selamat dari kebangkrutan?"
"Karena kau tahu sendiri efek dari kebangkrutan ini ada ratusan karyawan yang akan kehilangan pekerjaan.."
Hendra Gunawan masih saja memikirkan nasib karyawannya dalam kondisi ketidakberdayaan nya.
"Hanya ada satu cara tuan...?"
Jawab Paman Hengki seolah memberi angin segar.
"Apa?"
Ayah Kinara begitu serius menanggapi jawaban paman Hengki.
"Kita harus menjalin hubungan kekeluargaan dengan Arga Wardana?"
"Maksudnya?"
Ayah Kinara terkejut dengan ekspresi wajah yang lima puluh persen paham apa yang di maksudkan oleh Paman Hengki.
"Seperti perusahaan perusahaan lain yang berada di bawah naungan Arga Wardana,awalnya mereka juga mengalami hal yang sama seperti perusahaan kita,tak ingin perusahaan mereka hilang begitu saja karena di ambil alih oleh Arga Wardana,mereka pun melakukan kesepakatan dengannya,yaitu dengan melamar Arga Wardana menjadi suami dari anak perempuan mereka.."
Sontak jawaban paman Hengki seketika membuat ayah Kinara terduduk lemas,bahkan tubuh Kinara yang diam diam mendengarkan pembicaraan mereka seketika gemetar mendengar kesepakatan tersebut....
Bersambung......
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!