"Ketua" Seorang pemuda laki laki berlari dengan penuh kegembiraan menghampiri seorang perempuan yang sedang berdiri sambil melipat kedua tangan nya di dada.
"Baek Hyun, kau terlihat santai. Ada apa kau tiba tiba datang penuh rasa gembira seperti itu" Perempuan tersebut masih berdiri dengan posisi melipat kedua tangan nya di dada tanpa menoleh ke arah pria yang di sebut nya dengan nama Baek Hyun tadi.
"Ayolah ketua... Kenapa kau ini serius sekali ini sudah waktunya kau ambil cuti, kenapa kau masih saja menghajar orang orang lemah ini dan melatih mereka mati matian. Ada baik nya jika sabtu besok kau libur dan berkencan dengan ku Ketua" Baek Hyun memohon dengan wajah nya yang polos tetapi hal itu hanya di acuhkan oleh perempuan yang di panggil nya ketua.
"Kalau kau masih banyak bicara lebih baik kau ikut dengan mereka untuk latihan push up seribu kali" Tanpa rasa kasihan perempuan itu malah menyuruh Baek Hyun untuk ikut latihan jika dia masih banyak bicara.
"Kau benar benar pemimpin yang kejam, Ketua Go Hae Ri. Pantas saja kau sudah berumur 33 tahun tapi kau sama sekali belum pernah berpacaran, jangankan berpacaran aku saja tidak pernah melihat mu berkencan" Baek Hyun tiba tiba merasa tertusuk karena terkejut dengan perkataan yang di ucapkan oleh Go Hae Ri dan mengatakan perkataan yang membuat Go Hae Ri kesal.
"Sebaiknya kau diam atau aku tidak akan pernah melatih mu untuk selamanya lagi nanti" Balas Go Hae Ri yang semakin menyakitkan untuk di dengar oleh Baek Hyun.
"Ketua, Ketua, Ketua" Tiba tiba seorang pria kembali menghampiri Go Hae Ri dan memanggil nya ketua dengan keadaan panik dia bergegas menghampiri Go Hae Ri.
"Park Yong, apa yang terjadi kenapa kau panik ?" Go Hae Ri menurunkan lengan nya yang terlipat di dada dan berbalik melihat ke arah Park Yong pria yang dari jauh sudah berlari dengan keadaan panik.
"KETUA GAWAT, MARKAS KITA SEKARANG SEDANG DI SERANG. KITA TIDAK PUNYA WAKTU UNTUK BERSIAP, KITA HARUS SEGERA MENYELAMATKAN DIRI" Park Yong dengan singkat padat dan jelas langsung memberitahu Go Hae Ri.
Go Hae Ri yang mendengar langsung memerintahkan pasukan nya untuk melarikan diri dan mengambil senjata sebisa mereka dia kamp terdekat.
"SEMUA NYA AYO MUNDUR, KITA CARI BEBERAPA SENJATA YANG BISA KITA BAWA UNTUK SAAT INI !!! HUBUNGI KANTOR PUSAT UNTUK MEMINTA PERTOLONGAN" Go Hae Ri berlari dan mengambil sebuah pistol kecil yang bisa dia bawa untuk saat ini.
Sedangkan tentara musuh sudah mulai masuk ke dalam markas mereka. Di saat seperti ini Go Hae Ri mencoba bersikap tenang tetapi itu ternyata membuat nya lengah, Go Hae Ri terinjak ranjau yang sudah di siapkan musuh dan mengaktifkan bom yang berada tepat di bawah kaki nya.
"DUAR" Suara ledakan terdengar dan rekan Go Hae Ri melihat orang yang terkena ledakan besar itu tentu saja adalah Go Hae Ri.
"KETUAAA" Baek Hyun berteriak saat melihat badan Go Hae Ri hancur karena ledakan yang besar tadi, dan itu terjadi tepat di depan mata Baek Hyun.
"Wakil Baek Hyun jangan pergi kesana, jika kau kesana kau juga bisa mati" Park Yong menarik tangan Baek Hyun yang ingin berlari menghampiri Go Hae Ri
"Jika kau juga mati maka tidak ada lagi komando yang bisa memimpin kami nanti. Ayo Wakil Baek Hyun" Park Yong kembali menarik tangan Baek Hyun dan membawa nya berlari untuk sementara waktu pergi dari kepungan musuh.
"Ketua..." Dengan lirih dan berat hati Baek Hyun meninggalkan Go Hae Ri yang sudah tergeletak di tanah dengan setengah badan yang sudah hancur karna ledakan yang terjadi.
Dengan sedikit kesadaran tersisa Go Hae Ri hanya bisa berdo'a agar rekan rekan nya bisa selamat dan memenangkan pertempuran kali ini.
"Tolong selamatkan rekan rekan saya tuhan" Go Hae Ri perlahan menutup mata nya dan secara perlahan lahan pula kesadaran nya menghilang.
"Ehmm, Baek Hyun !!! Hah Hah Hah" Go Hae Ri tersadar dan tiba tiba langsung bangkit dari sebuah tempat tidur.
Terlihat di sekitar nya tempat yang asing, atap rumah yang terlihat kuno dan tempat tidur yang yang cukup lebar dengan tirai di sisi kiri kanan nya, serta meja yang di hiasi dengan bunga mawar dan jendela yang terbuka lebar memperlihatkan pemandangan pohon persik yang sedang berbunga.
Go Hae Ri mencoba menelaah satu persatu dan melihat tangan nya yang halus tanpa ada goresan luka, Go Hae Ri menyentuh wajah nya dan hanya ada rasa lembut serta kenyal.
"Dimana rahang ku yang begitu tirus, aku merasakan pipi yang kenyal, dan kenapa tangan ku terlihat lebih besar, di mana luka luka yang ku dapat saat latihan dan peperangan kemarin, lalu kenapa tubuh ku rasa nya begitu berat" Go Hae Ri langsung bangun dari kasur nya berdiri dan berlari ke arah sebuah cermin.
"AAA !!!" Go Hae Ri terkejut melihat wajah nya dan badan nya yang begitu gemuk dan bulat seperti semangka.
"Apa yang terjadi ? Dimana pinggang ramping dan tangan ku yang penuh dengan otot lalu apa ini wajah bulat dan pipi kenyal seperti jelly ini. Sebenarnya ini dimana ?" Sembari memikirkan pertanyaan pertanyaan yang muncul dalam benak nya, tiba tiba seorang pelayan datang ke kamar Go Hae Ri.
"Hah... Pe-pe-Permaisuri sudah siuman, Permaisuri sudah sadar tolong panggilkan tabib istana untuk memeriksa kembali Permaisuri" Pelayan yang terkejut tersebut menjatuhkan gelas obat yang di bawa untuk permaisuri nya.
"Siapa lagi perempuan ini dan dia panggil aku tadi apa ? Permaisuri ? Sebaiknya aku ikuti saja alur nya untuk sementara waktu dan melihat apa yang terjadi" Go Hae Ri kembali duduk ke kasur nya dan masih bingung dengan keadaan sekitar nya.
Seorang tabib datang dan masuk ke kamar yang kini di tempati oleh Go Hae Ri dan memeriksa Go Hae Ri secara perlahan.
"Seperti nya permaisuri sudah mulai sehat tapi Permaisuri anda harus memperhatikan lagi pola makan anda, saya mohon maaf tapi jika berat badan anda lebih dari yang sekarang itu akan menjadi masalah buat jantung anda Permaisuri" Tabib tersebut perlahan berjalan mundur tanpa meninggalkan resep obat untuk nya dan perlahan menghilang dari hadapan Go Hae Ri.
"Permaisuri kami benar benar khawatir dengan anda. Jangan dengarkan ucapan tabib tadi permaisuri, anda boleh makan apapun yang anda suka dari pada anda nanti stress dan kepikiran Yang Mulia Kaisar, saya tidak ingin melihat anda tersiksa karna pikiran anda Permaisuri" Pelayan tersebut berbicara dengan nada lirih nya dan membantu Go Hae Ri membersihkan wajah serta kaki nya.
"Siapa sebenarnya nama ku ?" Go Hae Ri dengan berani mempertanyakan nama nya
"Apa ini ? Apakah permaisuri melupakan nama Permaisuri sendiri ?" Pelayan tersebut terduduk di samping Go Hae Ri karena menurut nya yang di hadapan nya ini adalah Permaisuri yang dia layani sepenuh hati bukan Go Hae Ri.
Pelayan itu lalu berdiri dan memegang kedua pundak Go Hae Ri lalu berkata.
"Ingat ini Permaisuri, nama Permaisuri adalah Permaisuri Haneul, HANEUL dan Permaisuri adalah anak dari Panglima Perang yang bernama Jendral Chaewon dan suami anda bernama Kaisar Jin-Woo Apa anda bisa mengingat itu permaisuri" Pelayan tersebut melepaskan pegangannya yang sedari tadi ada di kedua bahu Go Hae Ri yang dia anggap permaisuri nya.
"Permaisuri Haneul, Jendral Chaewon dan Kaisar Jin-Woo !!! Sepertinya aku pernah mendengar nama nama orang itu tapi dia mana ?" Di saat berpikir dengan keras tiba tiba seketika Go Hae Ri mengingat satu hal bahwa dia pernah membaca sebuah novel yang bertema tentang kekaisaran.
Dimana di dalam novel itu diceritakan tentang seorang Permaisuri yang bernama Haneul dengan berat badan yang berlebih dia di asingkan ke sebuah istana dingin oleh ibu suri ibu dari kaisar saat ini karena di anggap membuat malu kaisar dengan badan Permaisuri yang begitu bulat seperti semangka.
Kaisar pun menikahi Permaisuri Haneul hanya untuk memperkuat kedudukan dan pasukan nya, karena ayah dari Permaisuri Haneul adalah seorang Jenderal pasukan yang memiliki ribuan tentara.
Kaisar Jin-Woo bahkan tidak pernah menyentuh Permaisuri seinci pun dari awal pernikahan mereka, Kaisar selalu menghabiskan waktu dengan beberapa selir nya.
Karena kecemburuan nya kepada para selir dan tidak pernah mendapatkan perhatian serta cinta oleh Kaisar Permaisuri Haneul semakin tidak perduli dengan penampilan nya bahkan di akhir cerita nya Permaisuri Haneul meninggal karena serangan jantung akibat terkejut dengan kematian orang tua nya.
Orang tua nya dan semua keluarga nya di bantai oleh Kaisar Jin-Woo agar Kaisar Jin-Woo bisa mengambil alih sepenuh nya kekuatan militer dari keluarga Permaisuri Haneul.
"Mengapa aku harus menjadi Permaisuri Haneul akan lebih baik jika aku hanya bahagia saja di dalam alam baka sana setelah ledakan itu terjadi. Hiksss hikss, Tidak ! Ini bukan saat nya aku bersedih, berarti mulai sekarang aku bukan lagi Go Hae Ri tapi aku adalah Permaisuri Haneul. Aku harus merubah takdir hidup ku agar bisa hidup lebih lama dan bisa menyelamatkan keluarga Jendral Chaewon agar tidak di bantai oleh Kaisar dan aku juga harus menjauh dari Kaisar yang memiliki tabiat buruk seperti itu" Go Hae Ri perlahan lahan mulai menyusun rencana nya untuk mengubah takdir nya dan tidak mengikuti alur kehidupan seperti yang terjadi di dalam novel yang dia baca.
"Aaaahhh aku benar benar bosan apa yang harus ku lakukan, berjalan sebentar saja aku sudah lelah. Aku harus memiliki setidak nya satu tujuan untuk membuat ku semangat dalam menjalankan rencana ku" Dengan posisi badan di kasur dan kepala yang menjuntai ke bawah lantai dan rambut yang terurai begitu saja menyentuh lantai Go Hae Ri yang kini menjadi Permaisuri Haneul mencoba mencari cari tujuan agar dia semangat untuk menjalankan kehidupan nya kali ini sebagai Permaisuri Haneul.
"Aku tak tau semenderita apa orang orang di luar sana yang memiliki berat badan berlebih seperti permaisuri Haneul ini, bukan hanya kesulitan dalam melakukan aktivitas nya, mereka juga pasti selalu di kucilkan dan banyak dari para masyarakat yang menolak berteman dengan mereka, aaakkhh aku benar benar lelah bahkan hanya dengan rebahan" Go Hae Ri kembali menggumam tanpa di ketahui oleh siapa pun.
"Selamat siang Permaisuri" Pelayan yang selalu menemani Go Hae Ri sudah selama seminggu ini datang dengan senyum merekah di wajah nya dan masuk ke dalam kamar nya membawakan sepiring makanan penuh dan buah serta berbagai macam kue untuk di santap oleh Go Hae Ri yang masih di anggap Permaisuri Haneul oleh pelayan tersebut.
"Saya datang membawakan anda makanan siang Yang Mulia Permaisuri" Pelayan tersebut meletakan satu persatu makanan tersebut di atas meja makan yang sudah mulai usang itu.
Go Hae Ri bangun dari tempat tidur nya dan duduk diam di kasur nya dengan menyilangkan kedua kaki nya dan menumpu tangan nya di sebuah bantal lalu melihat ke arah meja makan yang ada di kamar nya. Go Hae Ri mulai menelan air liur nya dan terpukau dengan setiap makanan yang sudah di hidangkan, Selama seminggu Go Hae Ri menyantap makanan makanan enak dari istana.
"Tidak ! Tidak Tidak ! Raga ku memang Permaisuri Haneul tapi jiwa ku adalah jiwa Go Hae Ri seorang ketua pasukan di Instansi Militer dunia modern, aku tidak boleh lagi tergiur oleh makanan makanan itu, aku berjanji untuk menikmati semua makanan ini hanya selama seminggu itu pun hanya untuk menghargai jiwa Permaisuri Haneul yang sudah baik hati meminjamkan raga nya untuk ku" Go Hae Ri berbicara pada diri nya sendiri lalu menutup mata nya dan kembali berbaring lalu membuka tirai yang tergantung dari sisi tiang kasur nya hingga menutupi sekeliling nya.
"Yang mereka tau untuk saat ini aku adalah Permaisuri Haneul yang bulat seperti semangka dan berat badan berlebih aib bagi Kaisar. Aku ingin sekali melihat reaksi mereka saat aku melakukan perubahan nanti, apakah mereka akan mulai peduli dan menjilat seperti seekor peliharaan yang patuh kepada majikan nya. Aku sudah sering melihat orang orang seperti itu saat di pemerintahan" Pikir Go Hae Ri yang masih berbaring dan menyelimuti kepala nya.
"Permaisuri... Apakah Permaisuri benar benar tidak ingin makan ?" Pelayan itu masih berdiri di sisi ranjang Go Hae Ri menunggu jawaban Go Hae Ri.
"Siapa nama mu ? Aku lupa dengan nama mu" Go Hae Ri yang masih menyembunyikan diri nya di balik selimut tiba tiba menanyakan nama pelayan nya.
"Nama saya Eun-Hye Yang Mulia Permaisuri" Pelayan tersebut memberitahukan nama nya, dia hanya berpikir bahwa pikiran Permaisuri belum sepenuh nya kembali karna sakit yang di derita nya.
Permaisuri Haneul pada saat itu terjatuh dan pingsan karena sesak nafas dan tekanan jantung nya mulai melemah hingga beberapa saat akhirnya dia terbangun dan ternyata itu adalah Go Hae Ri yang masuk ke dalam raga Permaisuri Haneul.
"Eun-Hye" Panggil Go Hae Ri dari balik selimut nya
"Ada Apa Permaisuri" Pelayan itu mendekat kan diri nya agar bisa mendengar suara Go Hae Ri lebih jelas
"Bawa semua makanan itu keluar dan berikan aku hanya semangkuk nasi putih, sup, dan telur rebus mulai sekarang, jika ada yang bertanya bilang saja aku sedang sakit dan tak nafsu makan" Go Hae Ri mulai bangkit dari kasur nya dan menyingkirkan selimut nya dari badan nya.
"Eun-Hye apa kau tidak mau melihat Permaisuri mu ini jadi cantik ? Apa kau bisa terus terusan mendengar mereka menghina ku dan menghina mu, Permaisuri Semangka, Pelayan yang kasihan karna harus membawa semangka setiap hari ke mana mana" Go Hae Ri kembali berbicara kepada Pelayan nya yang bernama Eun-Hye tersebut.
Tiba tiba Eun-Hye berlutut di hadapan Permaisuri nya sambil menundukkan kepalanya. "Maafkan saya Permaisuri seharusnya saya bisa menahan mulut mereka yang sudah menghina Permaisuri, dan karna ini adalah keinginan Permaisuri Haneul untuk menjadi cantik dan memperbaiki diri, saya akan membantu permaisuri dan merahasiakan semua ini. Permaisuri tenang saja hanya saya satu satu nya yang ada di istana dingin ini bersama Permaisuri bahkan di luar tidak ada penjaga jadi Permaisuri bebas melakukan apa saja yang ingin Permaisuri lakukan" Perkataan Eun-Hye memang menyentuh bagi Go Hae Ri tetapi juga menjadi pikiran buat diri nya.
Go Hae Ri berpikir sejenak lalu dia mulai menjelajah pikiran nya lagi sendirian "Pelayan satu satu nya dan tidak ada penjaga ! Ehmmm begitu rupa nya. Hanya Eun-Hye pelayan setia yg berada di sisi Permaisuri Haneul dan yaa memang tidak ada penjaga di luar sana jadi mereka bisa menghabisi Permaisuri Haneul kapan pun yang mereka mau, mereka benar benar sudah keterlaluan. Kaisar juga hanya peduli dengan negara dan selir selir cantik nya itu, seingat ku Ayah dari Permaisuri Haneul adalah orang yang sangat mencintai Permaisuri tapi karena Penghalang dari Kaisar dan Ibu Suri dia di larang bertemu dengan Permaisuri Haneul bahkan sampai di detik detik terakhir nya. Ck benar benar merepotkan" Go Hae Ri yang berpikir dengan serius kembali di kejutkan Oleh Eun-Hye pelayan nya.
"Permaisuri" Panggil Eun-Hye mencoba menyadarkan nya
"Ya, Maafkan aku. Eun-Hye bawa makanan ini keluar dan bawakan makanan yang ku minta tadi. setelah makan ayo kita bersihkan istana ini, Sayang sekali istana ini terbengkalai padahal dia begitu luas jika kita perbaiki mungkin ini bisa saja terlihat baru dan cantik kalau seperti itu aku pun akan betah tinggal di sini tanpa harus repot repot memikirkan pertarungan di dalam istana yang mengerikan itu, aku juga tidak peduli jika nanti tahta permaisuri ini di rebut oleh orang lain" Go Hae Ri memegangi kedua bahu nya merasa seperti ada hawa dingin dari istana yang besar di luar sana menghampiri diri nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!