Terlihat gadis berseragam putih abu abu sedang duduk di kursi taman belakang sekolah, sambil bermain ponsel saling berkirim pesan dengan seseorang.
"Ck lama sekali sih, cuma beli siomay juga." Decak nya.
Sssrrrttt sssrrrttt
Suara desisan dari seekor ular yang kini sedang berada di depan gadis itu.
Deg.
Jantung nya seolah berhenti saat melihat seekor ular hitam panjang nan besar sedang menatap nya.
"U ular." Lirih nya menatap hewan yang sangat berbisa itu.
"Ya tuhan tolong aku, jika dia perempuan akan aku jadikan saudara, dan jika ia laki laki kelak akan aku jadikan sua mi." Ujar nya Lirih.
Jedeeerr.
Suara petir menyambar di pagi menjelang siang membuat gadis itu terjingkit kaget, namun tak lama dahi nya mengerut saat melihat ular itu nampak menunduk turun dan bergegas pergi meninggalkan gadis sma itu yang sedang terbengong heran.
"Kau baik baik saja." Suara dingin seseorang pemuda membuat nya terjingkit dan menoleh ke belakang.
"Kak Raja, jadi kau yang sudah menyelamatkan ku, aaaaah terimakasih banyak." Pakik nya senang bahkan hingga ia melompat memeluk pemuda yang di panggil Raja.
Tak heran jika ular itu ketakutan lalu pergi, entah diri nya yang notaben nya gadis biasa tak tahu bagaimana caranya Raja serta kakak nya bisa melakukan itu.
Yang ia tahu, Raja, kakak dari sahabat baik nya ini anak dari seorang pemimpin organisasi mafia yang paling unggul, mafia yang paling di takuti, dan ia juga anak dari pemilik perusahaan raksasa setara dengan perusahaan mamah Bulan. sahabat orang tuanya yang sangat akrab dengan nya.
"Turun." Pinta nya dengan nada dingin, namun gadis yang memeluk erat diri nya menggeleng dengan kuat.
"Turun Nayla." Dengan terpaksa gadis yang di panggil Nayla ini turun dengan bibir mencebik sebal.
"Kakak pelit." Gumam nya namun jelas saja anak penguasa dari pimpinan organisasi menakutkan itu mampu mendengar nya dengan jelas.
"Di mana Ratu." Tanya Raja tanpa peduli pada sahabat dari adik nya ini.
"Lagi beli siomay kak." Jawab Nayla dengan tersenyum menampilkan gingsul nya yang sangat cantik.
Raja berbalik tanpa mengucapkan satu kata pun.
"Kak Raja." Panggilan itu membuat Raja menghentikan langkah nya, namun enggan membalikan badan.
"Kakak harus siap siap." Raja berbalik menatap Nayla meminta penjelasan, siap siap untuk apa.
"Kakak harus siap siap menjadi suami ku kelak." Raja mengangkat satu alis nya hingga.
"Cih, mimpi." Raja berbalik dan pergi meninggalkan Nayla yang sedang tersenyum.
"Tunggu saja nanti kak, kita pasti berjodoh karna sumpah kuuu ingat itu kak." Teriak Nayla walau mungkin Raja tak mendengar nya.
"Ck kebiasaan suka main sumpah, nggak baik Nay kalau umbar sumpah, takut kemakan sama sumpah yang kita lontarkan." Ujar Ratu yang membawa dua siomay di dalam wadah mika.
"Tapi kali ini aku berharap aku kemakan oleh sumpah ku Rat aaaaah amiiin." Ratu menggeleng melihat sikap sahabat nya.
Kebiasaan Nayla sering bermain dengan sumpah, padahal sudah di ingatkan oleh papi serta mami nya untuk jangan bermain sumpah. Jangan sampai apa yang di alami papi nya menimpa nya juga.
"Enak siomay nya Rat, beli di mana?" Tanya Nayla membuat Ratu mengangguk setuju sebab siomay ini memang enak.
"Aku beli di belakang, nyoba nyoba aja sih sebener nya eh malah enak, bisa jadi langganan ini mah." Seru Ratu bangga ketika bisa mendapatkan makanan andalan mereka berdua, jualan kaki lima bagi mereka bukan makanan kotor layak nya orang kaya pada umum nya, bagi mereka penjual kaki lima memiliki cita rasa yang khas, yaitu sedap di makan.
"Pulang sekolah ke rumah ku yah, nginep di rumah ku mau nggak?" Ajak Ratu pada Naya yang sedang memakan siomay nya.
"Boleh, nanti aku ijin sama mami papi, dan abang yah." Jawab Nayla membuat Ratu terpekik senang.
Padahal dalam hati justru Nayla lah yang senang sebab diri nya akan segera bertemu dengan pangeran impian nya.
Yah, Nayla sudah mengklaim Raja sebagai kekasih hati nya semenjak sumpah yang ia lontarkan.
Ke dua bocah manja itu bergegas ke kelas saat bel tanda masuk berbunyi.
.
.
.
Nayla sudah tak sabar untuk segera bertemu dengan Raja hingga Nayla kini sudah menggeret sahabat baik nya menuju mobil kakak nya.
"Siang kak Raja." Sapa Nayla pada Raja yang sudah berada di dalam mobil nya.
"Duduk belakang." Titah Raja dengan dingin namun Nayla enggan menuruti nya.
"Udah sih kak, sama aja, yuk pulang." Ujar Ratu pada Raja.
"Ck merepotkan." Decak Raja menjalankan mobil nya menuju kediaman Wiguna.
Raja benar benar geram, selama perjalanan Nayla selalu mencuri curi pandang pada nya nya.
Ketika sampai di kediaman Wiguna Raja keluar lebih dulu meninggalkan dua gadis yang sedang terkikik melihat kemarahan nya.
"Kok sepi, mamah mana?" Tanya Nayla yang memang sudah sangat dekat dengan keluarga Wiguna.
"Jam segini ya mereka masih di kantor, ke kamar ku yuk." Ajak Ratu.
"Yuk." Mereka berjalan menuju kamar Ratu di lantai dua.
Sedang di kamar sebelah Ratu. Raja yang lelah memilih masuk ke kamar mandi, berendam dengan air hangat membuat tubuh nya rileks.
Tak Lama Raja keluar kamar mandi.
"Kak Raja." Raja yang hendak melepas handuk yang hanya menutup pusaka berharga nya terkejut mendengar suara yang sangat ia kenal.
Sangat ia benci.
"Kau! Untuk apa di kamar ku." Sentak Raja melotot melihat gadis yang ia benci ada di ranjang nya.
"Apa lagi, Nay kangen kak Raja." Sahut nya dengan riang.
"Pergi dari kamar ku sekarang juga!" Nayla menelan ludah nya saat mendengar nada dingin dari kakak dari sahabat nya Ratu.
"Nggak boleh galak galak kak Raja, nanti jatuh cinta loh sama Nay." Raja memegang dahi nya,
"Pergi sekarang atau ku bunuh kau!" Desis Raja.
"Ah kakak nggak asik." Nana berdiri berjalan menuju pintu namun diri nya kembali lagi ke ranjang dan mencari sesuatu membuat Raja mengerutkan alis nya heran.
"Apa yang kau cari?" Nana meraba ranjang Raja mencari cari hingga ia seolah mendapat kan sesuatu yang berharga. Nana mengangkat tangan nya menunjukan lambang finger heart.
"Saranghae kak Raja." Ujar nya dengan semangat keluar kamar raja. membuat Raja menganga jadi ia menunggu gadis ini mencari hanya untuk ini.
"CEWEK GILA.!" Teriak Raja.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ketemu lagi dengan macil, kali ini cerita dari anak anak Alexa, Kaisar dan Pangeran,
Dan juga ada anak Lani dan Nana, Nayla dan
Boy anak Robi dan Widia.
jangan lupa kasih macil semangat setiap part nya beri like komentar dan sebuah hadiah, jangan lupa masukan ke favorite kalian yaps.
Salam sayang dari macil 😘
Jumpa lagi di part selanjut nya.
Makan malam kali ini di kediaman Wiguna nampak ramai setelah kedatangan Nayla.
"Makan yang banyak Nayla, badan mu terlalu kurus nak." Ujar Pangeran yang kebetulan sedang melihat Nayla makan dengan pelan.
"Bukan nya aku gendut papah?" Pangeran juga Kaisar menganga.
"Gendut dari mana, orang kamu krempeng, Raja berikan Nayla daging." Ujar Kaisar pada putra nya yang memang kebetulan duduk di sebelah Nayla.
Dengan jengkel Raja mengambil satu centong besar daging membuat Nayla berdecak.
"Kakak sengaja yah." Keluh Nayla dengan mata memicing menatap Raja.
"Raja." Suara dingin Alexa membuat Raja kicep enggan menatap mamah nya juga Nayla.
"Nggak papa kok mah, Nay abisin semua nya." Ujar Nayla tersenyum, walau ia tak yakin bisa menghabiskan semua nya.
Mereka makan dengan tenang sedang Nayla berusaha menghabiskan daging nya, ia tak mau sampai Raja di marahi mamah Alexa dan diri nya di benci oleh Raja.
"Kamu yakin bisa habis nak?" Nayla mengangguk pasti.
"Yakin papah, ini enak, sayang kalau di buang kata emak." Pangeran terkekeh melihat sahabat putri bungsu nya.
Dan benar saja makanan itu sudah habis, walau Nayla harus menahan nyeri di gigi nya karna memakan daging.
Nayla membantu membereskan piring piring kotor.
"Sudah nak, ada bibi yang akan mengurus nya." Ujar Alexa. Nayla mengangguk patuh.
"Nay ke atas dulu ya mah, mau gosok gigi." Alexa mengangguk. Nayla pergi ke kamar Ratu.
"Loh Nay mau kemana?" Tanya Ratu yang membawa jus semangka.
"Bentar aku ke atas dulu yah, gosok gigi dulu." Bisik Nayla bergegas lari ke atas.
Ratu duduk di sebelah papih dan menatap tajam kakak lelaki nya.
"Kakak jahat, kasihan tuh Nayla pasti gigi nya sakit." Decak Ratu menatap sengit kakak nya.
"Bodo amat." Jawab Raja santai sambil memainkan game kesukaan nya.
"Jangan terlalu jahat kak sama Nay, kalau Nay pergi dari kakak baru tahu rasa." Raja mengangkat bahu nya tanda tak mau tahu.
"Ratu sumpahin kakak bucin sama Nayla, dan Nayla biasa biasa aja."
Tak.
Crang.
Ratu terpekik ketika tiba tiba lampu pecah untung saja tak mengenai keluarga di ruangan itu. Bahkan saking kaget nya Ratu sampai naik ke pangkuan papi nya.
"Nggak papa ok." Bisik papi membuat Ratu mengangguk tenang.
Memang anak yang normal hanya ratu saja, lihat lah ke dua kakak Ratu, muka mirip ayah nya semua nya tetapi tingkah laku nya macam mamah nya, sedang Ratu anak yang paling di sayang, sebab muka nya mirip dengan mamah nya namun sikap nya manja seperti para ayah nya, bahkan Ratu tak bisa ilmu bela diri sama sekali, itulah yang membuat Ratu menjadi kesayangan karna hanya dia anak yang normal, anak yang takut dengan hewan buas seperti ular dan lain sebagai nya kecuali Leon.
"Apa sumpah nya berlaku ya pih." Tanya Ratu tiba tiba membuat papi serta papah dan mamah nya terkekeh namun tidak dengan ke dua kakak Ratu yang nampak tak peduli pada keadaan sekitar. Dan satu lagi mereka tak percaya akan sumpah.
"Loh Rat kenapa?" Tanya Nayla tiba tiba.
"Ah nggak papa kok." Jawab Ratu sembari turun dari pangkuan Kaisar.
Nayla lantas duduk di sebelah Queen yang sedang asik main game.
"Kak Queen."
"Heeem."
"Gimana cara nya biar kaya kak Queen?" Ucapan Nayla membuat Queen bingung, mengangkat satu alis nya.
"Yah kaya kak Queen, jago gelut, pake pistol pake pedang panjang, cantik, imut, dan bisa gitu kaya memahami cara menaklukan hewan buas, kaya ular ular besar, burung hantu, ka eeeeemmm." Mulut Nayla di bungkam sebuah potongan roti oleh Queen.
"Berisik." Ujar Queen membuat semua terkekeh, mereka memang sudah sangat dekat dengan Nayla sehingga sudah tak canggung lagi.
"Ih kakak mah, tapi enak ini roti nya, ada lagi nggak?" Queen berdecak lalu menunjuk potongan roti.
"Katanya diet." Ledek Queen.
"Lah kata papih dan papah aku kerempeng loh." Kilah Nayla membuat Queen mendengus.
"Ya sudah makan lah semua nya." Nayla mengangguk semangat hingga terdengar suara cletukan dari Raja.
"Ck rakus." Kunyahan Nayla terhenti.
"Kakak suka nggak Nay makan banyak?" Pertanyaan Nay membuat Raja menggeleng.
"Ya sudah Nay nggak jadi makan." Nayla menaruh roti nya kembali.
"Loh kenapa nggak di makan nak?" Tanya Alexa.
"Nggak ah, kalau kak Raja nggak suka Nay ya nggak lakuin mah, sebagai calon istri yang baik ya harus seperti itu kan." Ujar Nayla santai.
"Apa."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Glek glek glek
"Aaaaaaaa."
Bruk.
"Apa sih." Sentak Raja kesal sebab karna teriakan Nayla ia menjatuhkan botol minuman yang baru saja ia tenggak.
"Aaaahh roti sobek, satu dua tiga empat lima enam tujuh delapan. Ah delapan kotak." Pekik Nayla membuat Raja memutar mata nya malas.
"Sudah puas meraba nya?" Nayla tersenyum kikuk sebab ia malah asik meraba kotak kotak di perut Raja.
Anak mafia satu ini jelas sangat aktif dalam olah raga pantas saja bentuk badan nya membuat kaum hawa terpesona.
"Belum eh hehehehe kakak boleh Nay minta minum nya." Raja tak menjawab namun malah pergi meninggalkan Nayla.
"Huh malah pergi, tadi nya masih ngantuk malah melek gini kan, seger banget lihat pemandangan indah nya roti sobek." Nayla terkikik saat mengingat diri nya yang reflek meraba perut Raja, entahlan mungkin Raja terbiasa tidur dengan hanya menggunakan celana pendek saja.
Nayla lantas minum dan memilih pergi naik ke atas menuju kamar Ratu.
.
.
.
.
.
Pagi hari ini sedikit santai sebab hari libur seperti ini mereka memilih berkumpul di rumah bersama keluarga.
Huh huh huh.
Hah hah hah
"Ah nggak kuat kak Queen." Ujar Nayla dan Ratu bersamaan.
"Ck kalian baru olah raga lima belas menit, sudah ngeluh nggak kuat heh." Decak Queen pada ke dua gadis yang sedang menyeka keringat di dahi nya.
"Tapi kakak kita nggak bisa ini terlalu beraaat." Keluh Ratu di angguki oleh Nayla.
"Ya ampun itu beban sudah ringan loh. Buat kakak itu nggak ada apa nya." Ujar Queen menunjuk alat angkat beban. Bagi nya memang nggak ada masalah tapi bagi ke dua gadis sma ini jelas saja berat. Terlebih dua anak ini memang terkenal manjah.
"Papiiiiiiiiii." Ratu memeluk papi Kaisar mengadukan kalau ia sedang menderita.
"Kenapa sayang?"
"Kakak jahat piiih masa Ratu sama Nay harus olah raga macam kakak." Adu nya membuat Queen memutar mata nya malas, sedang Nayla terkikik melihat tingkah sahabat nya.
"Queen sayang, mereka beda dengan mu, fisik mereka lemah sayang." Queen mengambil alat angkat beban dan mendelik pada Ratu sekilas.
"Ck tukang ngadu."
"Bukan tukang ngadu, tapi kakak yang keterlaluan." Ujar Ratu tak terima.
Terlihat keluarga mulai kumpul di taman belakang.
Nayla jadi ingat keluarga emak yang heboh kalau sudah kumpul, tetapi di sini hanya diri nya dan Ratu yang heboh, yang lain cenderung diam apa lagi Queen dan Raja.
"Eemm mamah, papah dan papih, Nay pamit pulang dulu yah." Ujar Nayla tiba tiba.
"Loh kenapa tiba tiba, nggak suka kah tinggal di sini?" Tanya Alexa, dengan cepat Nayla menggeleng.
"Betah kok mah, cuma lupa Nay juga udah janji mau kumpul kumpul di rumah emak, semalem Nay nggak dateng emak ngomel ngomel." Alexa mengangguk memahami keadaan Nayla.
"Baik lah, Raja antar Nayla." Raja mendongak hendak protes namun melihat tatapan Alexa nyali nya seketika menciut.
"Eeemm nggak usah mah, Nay bisa pulang pakai taksi online kok." Cegah Nayla yang merasa tak enak hati melihat tatapan Raja pada nya.
"Raja mau kok, coba tanya kak Raja, bagaimana Raja?" Jelas saja Raja tak bisa menolak.
"Hemm." Raja berdiri dan melangkah pergi.
"Gih, mumpung mau." Nayla mengangguk, lantas menyalami para orang tua, Queen dan Ratu.
"Hati hati ya Nay." Bisik Ratu membuat Nayla terkekeh.
"Nay pamit pergi dulu, terimakasih semua nya." Semua mengangguk dan membalas lambaian tangan Nayla.
Sedang Nayla terburu buru memasuki mobil Raja dan benar saja tebakan Nayla, keadaan berubah menjadi mencekam.
Raja tak berekspresi sama sekali, datar dan dingin membuat Nayla bingung hendak mengucapkan apa kecuali kata maaf.
"Kak Raja, maafin Nay yah, gara gara Nay kak Raja malah nganter Nay." Ujar Nayla tak enak hati. Apa lagi Raja menjalan kan mobil nya dengan kecepatan tinggi.
"Sadar diri juga akhir nya." Nayla menelan saliva nya.
Dingin bener dah. Batin Nayla menggerutu.
"Eemm Nayla bisa kok naik taksi online kalau kak Raja ma."
Cekiiiit.
Ucapan Nayla terhenti ketika tiba tiba saja mobil terhenti mendadak.
"Ada apa kak? Apa ada kucing?" Tanya Nayla beruntun.
"Turun."
"Apa?" Raja membuka kunci mobil nya dan menunjuk pintu mobil bagian Nayla duduk.
"Turun. Bukan nya kamu bisa naik taksi online? Maka lakukan karna aku sedang sibuk." Nayla membola ia tak menyangka basa basi nya justru di iya kan.
"Cepat."
"Ah i iya kak, Nay turun." Nayla membuka pintu mobil nya lalu melongok ke dalam sedikit.
"Emm kak makasih su."
Brak.
Nayla terjingkit ketika pintu mobil tiba tiba di tutup oleh Raja.
Brumm brumm.
Nayla mengelus dada nya, sudah kaget karna pintu mobil yang tiba tiba di tutup kini malah mobil yang tiba tiba melaju dengan kencang.
"Huh, nasib nasib, kenapa sih Nay, kamu bisa suka sama beruang itu." Gumam Nayla sembari berjalan menuju halte bus.
"Pesen taksi online aja lah." Yah lebih baik ia memesan taksi online dari pada berharap Raja akan kembali membawa nya pulang ke rumah emak.
Nayla berdiri menatap langit yang sedang mendung.
"Jangan hujan dulu yah, Nay belum sampai rumah." Pinta Nayla menatap langit yang mulai menggelap.
Cetas.
Jedeeeeerrr.
Nayla memeluk diri nya sendiri saat terkena angin yang begitu kencang, apa lagi suara guntur membuat nya terpekik kaget.
Nayla melihat ponsel di aplikasi taksi yang di pesan nya masih berjalan menuju ke arah nya.
Sedang di kediaman Wiguna Alexa mengerutkan alis nya melihat putra nya berjalan dengan santai memasuki rumah.
"Raja, kau sudah sampai?" Raja mengangguk.
"Iya mah."
"Kau tidak menurunkan Nay di jalan kan? Kau sudah pastikan Nayla masuk ke kediaman nya bukan?"
Deg.
"Kenapa mah?" Tanya Raja balik agar mamah nya tak curiga.
"Kau terlalu cepat sampai ke rumah nak." Raja terdiam sejenak.
"Raja ngebut mah, Raja naik ke atas dulu mah." Pamit Raja dengan cepat.
Alexa menghela nafas nya lalu mengutak atik ponsel nya.
Raja berjalan cepat menuju kamar nya.
"Loh kakak sudah sampai, kakak anterin Nay ke rumah kan? Nggak mungkin kakak nurunin dia di jalan kan, apa lagi sedang hujan angin kaya gini." Cecar Ratu pada Raja.
"Apa sih." Ketus Raja memasuki kamar nya.
Ia bergegas menuju laptop nya meretas cctv di jalanan guna melihat keadaan Nayla.
"Ck nyusahin aja bisa nya." Decak Raja saat melihat Nayla sudah memasuki taksi pesanan nya.
Raja memilih bermain game nya, tanpa peduli pada Nayla yang sedang menggigil kedinginan karna terkena air hujan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!