Tokyo Jepang
Namanya adalah Raihanun Sky Park, remaja berusia 14 tahun tapi kelakuannya diluar Nurul anak remaja pada umumnya. Nyunyun biasa dia dipanggil, adalah putri sulung dari Shinichi Park dan Kedasih Jayanti. Memiliki kedua orang tua jenius dan somplak, membuat Raihanun dan adiknya Raiden yang biasa dipanggil Dendeng atau Denden Mushi, menjadi perpaduan dua gen itu.
Raihanun sudah dikenal dengan jeniusnya dan suka meneliti segala sesuatu tapi hasilnya Absurd. Di usianya yang ke sepuluh, Raihanun sudah menciptakan b*m cat yang dipakai untuk membuat teman-teman sekolahnya macam pit hitam demi membalas teman perempuannya yang dibully akibat gendut.
Raihanun pun menjadi anak perempuan yang sering kena skorsing sekolahnya akibat kenakalannya tapi karena dia pintar, sekolah agak sedikit simalakama. Toh alasan kenakalan Raihanun pun masuk akal.
Membela teman yang lemah.
Bahkan kedua orang tua Raihanun yang merupakan dosen fisika di fakultas science Tokyo University, sudah terbiasa dengan kenakalan dan keusilan Raihanun.
Dan kini, Raihanun mendapatkan sepupu baru, tidak hanya satu tapi dua. Aspen dan Alaska Al Jordan. Meskipun awalnya sulit berinteraksi karean si kembar A, agak menarik diri, namun berkat kekacauan Raihanun, adiknya, Raiden serta Yukihiro Bianchi, double A pun bisa berbaur dengan keluarga Opa buyutnya setelah sebelumnya tidak ada keluarga pihak ibu atau ayahnya yang mau menerima mereka berdua.
Alaska dan Aspen pun bisa menjadi partner gelut Raihanun jika memang diperlukan.
***
Shibuya Private Junior High School Tokyo Jepang
"Hajar Nyunyun !" seru teman-teman sekelas Raihanun saat melihat gadis itu meninju dan membanting seorang pelajar pria yang berbeda kelas dan angkatan. Pelajar itu adalah seorang siswa SMA di gedung sayap timur.
"Beraninya kamu mau melecehkan aku !" hardik Raihanun dengan berkacak pinggang.
"Nyunyun ! Awaasss !" seru Niki, sahabatnya.
Raihanun terlambat melawan ketika kakak kelasnya yang sudah SMA memeluk dirinya dari belakang.
"Ternyata d@da kamu besar juga ya ..." seringai remaja itu membuat Raihanun menatap jijik dan berusaha melepaskan diri.
"Brengseeekkk ! Yaroooouuu ( b@ngs@t - Jepang ) !" teriak Raihanun sambil berusaha melawan.
"Kamu tidak akan bisa ... AAAAAHHHH !" Remaja pria itu berteriak kesakitan saat rambutnya ditarik sekuat tenaga oleh tangan mungil.
"Akan aku buat botak kau !" ucap Alaska sambil mengeluarkan gunting dari sakunya lalu memotong rambut remaja pria itu tanpa aturan.
Raihanun melongo. "Yoku katta ( Bagus. )!" seringainya kemudian. "Bikin dia macam Ikkyusan, Upin Ipin atau biksu sekalian !"
"Yametteeee ( Jangan )!" teriak remaja itu tapi Alaska mana mendengar. Tangan yang satu masih menjambak rambut remaja pria itu sedangkan tangan satunya yang memegang gunting, tetap menggunting hingga benar - benar habis pinggirnya tanpa tersisa.
"Jangan pernah melecehkan seorang wanita !" bentak Alaska sambil mendorong pria itu.
Remaja itu berbalik dan hendak memukul Alska ketika sebuah tangan meninju wajahnya.
"Beraninya kamu mau memukul perempuan !" bentak Aspen.
Tak lama empat guru pun datang ke lapangan dan mereka semua memegang pelipisnya.
Park dan Al Jordan lagi...
***
Luke Bianchi, Shinichi Park dan Hyde Bianchi hanya menatap judes ke ketiga orang yang menunduk di ruang kepala sekolah.
Hyde sampai tidak bisa berkata apa-apa karena ketiganya jauh lebih brutal darinya saat sekolah dulu. Membuat rambut seseorang menjadi macam tempurung kelapa tidak jelas itu adalah sesuatu !
"Bianchi-san, Park-san ... Ini sudah kelima kalinya ketiganya berkelahi meskipun dengan alasan yang masuk akal. Tapi .. Seriously, mereka bertiga sangat brutal !" ucap kepala sekolah itu dengan wajah lelah.
"Raihanun hendak dilecehkan saat berganti pakaian di ruang ganti olahraga. Apakah putri saya harus diam saja ? Baru dihajar begitu saja, belum sampai dibuat hitam satu bulan !" jawab Shinichi dengan nada geram.
Putriku membela harga dirinya ! Wajar jika mereka kena hajar parah !
"Tapi ini sudah sangat parah, Park-san."
Luke menoleh ke Shinichi dan memberikan kode.
"Pak Kepala Sekolah, bagaimana jika mereka bertiga menyelesaikan lebih cepat ? Berikan test ujian kenaikan kelas lebih dahulu agar mereka bisa lulus lebih cepat dan akan kami kirim keluar negeri" tawar Luke.
"Apakah anda yakin mereka bisa melakukan test kenaikan kelas tiga lebih cepat?" tanya Kepala Sekolah itu.
"Coba saja." Luke menoleh ke arah tiga keponakannya.
"Lulus SMP, Raihanun akan saya kirim ke Swiss !" putus Shinichi final membuat putrinya manyun.
***
Ketiganya pun melakukan test ujian kenaikan kelas tiga seminggu kemudian. Jika mereka lulus, maka mereka akan duduk di kelas tiga dan hanya delapan bulan menuju kelulusan.
Ketiganya duduk terpisah dan mereka tampak serius dalam mengerjakan ujian yang diberikan. Hyde dan Yukihiro mengajar mereka bertiga dengan jadwal super padat. Apalagi Alaska dan Aspen masih lemah di bahasa Jepang meskipun sudah lebih baik daripada awal mereka datang ke Tokyo.
Ketiganya pun diawasi oleh masing-masing satu guru hingga tidak ada kesempatan untuk mencontek satu sama lain. Alaska dan Aspen saling menatap satu sama lain.
Pokoknya kita harus bisa lulus !
***
Dua Minggu kemudian hasil test ketiganya keluar dan mereka dinyatakan lulus dengan nilai tinggi hingga mereka berhak naik ke kelas tiga sebelum waktunya. Keputusan kepala sekolah itu tentu saja menuai pro-kontra tapi ketiganya bodo amat karena mereka ujian dengan jujur.
***
Kehadiran Raihanun dan Alaska yang berada dalam satu kelas, membuat para siswi disana merasa tidak senang tapi Alaska is Alaska. Gadis itu mengeluarkan sisi psychonya dengan mengambil sebuah gunting dan menjilatnya ke arah para siswi -siswi itu yang tentu saja mereka bergidik. Apalagi mengingat bagaimana gadis bule itu membuat seorang siswa SMA nyaris botak.
"Kamu tuh ..." kekeh Raihanun dengan bahasa Jerman yang melihat kelakuan Alaska.
"Daripada kebanyakan cingcong jadi aku totalitas dong Nyunyun..." senyum Alaska.
"Dengar Ska, apakah kamu benar-benar bar-bar aslinya?" tanya Raihanun serius.
Alaska menggelengkan kepalanya. "Aku seperti ini sebab aku marah pada dunia ! Marah pada ayah dan ibuku, marah pada kedua kakek dan nenek yang tidak mengakui cucunya ..."
Raihanun memegang tangan Alaska. "Kamu ada kami. Jangan pernah marah pada dunia karena tujuan kamu lahir bersama Spen, adalah kembali ke keluarga kamu yang sebenarnya, keluarga yang sangat menyayangi kalian. Jadi kalau mau marah, jangan ke kami tapi ke orang-orang kutu kupret !"
"Nyunyun..."
"Ya?"
"Memang selama ini yang aku lakukan apa ?" cengir Alaska.
Raihanun menepuk jidatnya. "Ah ... Kamu benar. Kalau begitu, kita wajib lestarikan dan tingkatkan !"
"Setuju !"
***
Yuhuuuu... Akhirnya kakaknya Raiden Up juga
Tenang saja isinya unfaedah dan penuh dengan kekerasan ala ketiganya.
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
Kediaman keluarga Al Jordan Bianchi Tokyo Enam Bulan kemudian
Akito Shinoda datang ke taman belakang keluarga Bianchi dan menghampiri Alaska yang sedang latihan Kendo.
"Apa yang kamu lakukan Ska?" hardik Akito saat melihat wajah Alaska memar.
"Menjaga namaku ..." jawab Alaska cuek.
"Kamu itu tinggal lulus SMP kok ya pakai acara gelut sih ..." Akito memegang pelipisnya. "Dua hari lagi kamu wisuda lho !"
"Pakai foundation, beres !" balas Alaska.
"Ska, dikurangin lah..." pinta Akito.
"Yaaaa... Kapan-kapan..." jawab Alaska cuek.
Akito hanya menggelengkan kepalanya. "Astagaaaa..."
***
Collège Alpin Beau Soleil, Switzerland Tiga Bulan Kemudian
Raihanun hanya menatap gemas dengan semua teman-temannya di laboratorium kimia yang tampak tidak serius belajarnya karena gurunya termasuk lemah. Gadis cantik itu hanya tersenyum smirk sambil terus membuat formula yang sudah dia patenkan di Jang Corp, milik Oma dan Oomnya.
Setelah dirasa pas, Raihanun lalu memberikan sentuhan terakhir dan dari botol kimianya terbang sebuah balon bewarna biru. Raihanun melihat sekelilingnya yang tampak tidak perduli dan gadis itu menghitung waktunya.
"3...2...1..."
POP ! BYUURRR !
"AAAARRGGHHHH ! KENAPA KITA JADI BIRUUUU !" teriak semua orang.
Raihanun hanya tertawa kecil. Kapokmu kapan Ndul ! Raihanun melihat wajah dan rambut hitam panjangnya menjadi biru. Aku jadi Smurfette!
***
Kamar Raihanun dan Alaska di Asrama
"What are you? Minions?" gelak Alaska melihat Raihanun biru semua.
"Smurfette dong Ska. Kalau Minions itu kuning... Tapi itu ide bagus buat next project kalau nggak ada yang niat sekolah ..." cengir Raihanun.
Suara panggilan video dari iMac Raihanun membuat kedua gadis itu menoleh.
"Aduh ! Mati aku ! Mas Arsya, Mas Enzo dan Mas Hyde video call lagi" keluh Raihanun. "Pasti sudah laporan deh kepsek minus akhlak itu..."
Alaska hanya cekikikan.
"Halo kakak-kakak aku sekalian..." cengir Raihanun sambil membawa kapas dan cairan pembersih wajah.
***
Dan kini semua generasi ketujuh hanya bisa melongo melihat Raihanun wajahnya biru dan sedang membersihkan diri. Gadis berusia lima belas tahun itu hanya nyengir macam ayahnya.
"Pak Kepsek udah laporan ya? Apa kepala asrama?" tanya Raihanun dengan wajah tanpa dosa sedangkan Alaska hanya bisa cekikikan.
"Guru kimia kamu yang laporan sama Alano dan Alano laporan ke mas..." jawab Arsyanendra. "Kenapa?"
"Lha gimana mas... Pada nggak perhatiin pelajaran jadinya aku membuat sensasi yang sangat spektakuler. Kok mas Al dapat laporan sih!"
Arsyanendra menatap judes ke Raihanun. "Alano itu wali kamu di Swiss ! Dan mas Arsya yang bertanggung jawab setiap kelakuan kamu, Ska dan Spen ! Seriously !"
"Ah, mas Arsya, jangan marah-marah dong. Nanti Akira ikutan lho ..." kerling Raihanun membuat Arsyanendra mendelik.
Tak lama semua kakak perempuannya ikut video call dan tampak terkejut saat melihat Raihanun sangat biru.
"Apa hal Nyunyun! Kok bisa kamu buat kekacauan macam itu?" teriak Rania gemas.
"Seperti biasa salah kalkulasi dan Halloween datang terlalu awal. Happy Halloween... I'm Smurfette."
"Astaghfirullah Anaknya pak Shinchan!" gerutu Hyde. "Aku out!! Beneran Nyun, kamu pulang ke Tokyo, butuh Penataran attitude!"
"Mas Hyde ku sayang, aku bakalan jadi Yakuza nanti!" kekeh Raihanun yang wajahnya sekarang belang bonteng.
"Kok bisa sih?" tanya Rase yang gemas dengan adiknya yang meskipun cantik tapi kelakuan sama dengan ayahnya yang super nyeleneh. Tak heran kalau akhirnya Shinichi dan Kedasih mengirimkan putri sulungnya ke asrama agar lebih benar tapi tampaknya salah. Ditambah bareng Alaska dan Aspen.
"Bisa dong mas Rubah... Buktinya ini nih mukaku biru."
"Yang kena siapa?"
"Satu ruangan lah! Seru tahu!" gelak Raihanun.
"Kamu diskors dong?" tanya Vicenzo.
"Yup, membersihkan lab kimia. Keren nggak tuh?" gelak Raihanun.
"Kalau ini aku setuju hukum Newton. Buah apel jatuh tidak jauh dari pohonnya. Bokapnya meledakkan lift, anaknya buat bom cat kimia warna biru. Seriously Nyunyun! Jangan suka bikin ulah!" hardik Biana.
"Dih, macam mbak Bia nggak pernah buat ulah saja di kampus!" cebik Raihanun.
"Tapi birunya keren lho" celetuk Aizen, putra Juliet dan Romeo.
"Keren kan mas Ai?" cengir Raihanun.
"Trio ABC tidak ada komentar?" tanya Ashley, putri Alessandro Moretti dan Sakura Park yang merupakan sepupu kandung Raihanun. Trio ABC adalah triplets Raj Rao dan Gemintang Lexington.
"Mau bilang apa? Cuma bisa bilang sudah kejadian" jawab Ararya atau biasa dipanggil Arya.
"Birunya keren" celetuk Benoit atau Ben.
"Nyun, mau dong bom nya" pinta Charusmita atau biasa dipanggil Mita.
"Mau buat apa Mita?" tanya Lachlan, putra Gemini Lexington dan Michel de Luca yang sudah curiga sepupu ceweknya itu pasti merencanakan sesuatu.
"Membuat ruang ganti balet biru! Drama kok nggak kelar-kelar!" gerutu Mita yang memang menggeluti balet.
"Boleh tuh Mit! Nanti aku buatkan formulanya!" seringai Raihanun.
"Nggak usah dikompori Mitaaaaa!" seru semua saudara sepupunya gemas.
"Eh tahun depan sudah berderet ya yang mau menikah. Alisha, mbak Bia, mbak Rania" celetuk Galena putri Garvita Schumacher dan Gabriel Luna.
"Asyiiik. Kumpul-kumpul lagi! Richard, rencananya mau dimana? Brussels atau London?" tanya Rania ke Richard.
"Brussels baru nanti apa istilahnya ngunduh mantu?" tanya Richard.
"Iya ngunduh mantu" jawab semua orang.
"Ngunduh mantu baru di London."
"Dua kali capek tapi aku senang" senyum Asher. "Aku bisa sekalian pemotretan di Morr London" lanjut bungsu Alessandro Moretti itu.
"Nyunyun, mas Hyde tidak mau tahu, kamu jangan berbuat ulah lagi! Nanti opa Hideo semakin pusing ngadepin kamu!"
"Mas Hyde, kan opa sudah biasa sama Appa. Jadi aku mah nggak ada apa-apanya."
Semua generasi ketujuh hanya melengos mendengarkan ucapan Raihanun. Richard tertawa terbahak-bahak melihat kekacauan keluarga Alisha.
"Benar-benar definisi keluarga rusuh dan kacau dal.am arti sesungguhnya" gelak Richard.
"Aku kan sudah bilang Rich" kekeh Arsyanendra. "Nyun, kamu bersihkan wajahmu. Macam Sully Monster Inc."
"Aku tuh Smurfette mas Arsya, bukan Sully" eyel Raihanun.
"Terserahlah!"
"Ska ! Kamu kasih tahu Nyunyun biar nggak nakal ! Eh... tapi percuma ding, kamu juga sama saja ..." ucap Vicenzo menyesali perkataannya .
"Percuma kamu minta Ska kasih tahu Nyunyun, wong mereka 11-12 ..." ucap Rase.
Raihanun dan Alaska hanya tersenyum manis.
***
"Ini bakalan hilang berapa lama ?" tanya Alaska melihat Raihanun sibuk mencuci rambut hitam panjangnya.
"Alah cuma tiga hari ilang. Anggap saja aku dapat cat baru di rambut. Tapi keren ya?" Raihanun melihat di kaca. "Kirim ah ke grup chat ..." ucapnya sambil selfie dengan kamera ponselnya.
Raihanun 'Nyunyun' Park
"Kamu kok ya kepikiran sih buat cat b*m..." gelak Alaska yang surprise dengan pola pikir Absurd sepupunya.
"Karena appa ku kan pernah bikin lift meledak, jadi aku bikin b*mnya ..."
Alaska terbahak. "Oh ya ampun... Nyunyun !"
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
"Jadi kamu berencana membuat b*m cat warna pelangi?" Alaska menatap sepupunya dengan tatapan tidak percaya.
"Masih aku godhog macam mie godhog ..." jawab Raihanun cuek.
"Hah? Nyun, kamu tuh suka ngomong nggak jelas deh..." kekeh Alaska.
"Nanti kamu ta ajak kalau ke Solo atau Semarang, kita makan yang namanya bakmie godhog..."
Alaska tertawa. "Ternyata itu makanan ..."
"Yup. Dan enak ! Kamu harus coba sate usus, kulit goreng dan makanan tidak bagus buat kolesterol lainnya."
Alaska hanya menggelengkan kepalanya.
***
Alaska masuk ke dalam kelas kesenian karena gadis itu sangat menyukai art dan berencana mengambil kelas seni rupa di Jerman.
Gadis itu pun masuk sambil membawa semua peralatan melukisnya dan gurunya pun masuk. Alaska pun berkonsentrasi mengikuti pelajaran.
***
"Ska !"
Alaska menoleh dan melihat teman sekelasnya datang menghampiri.
"Hai Jennie. Ada apa?" senyum Alaska.
"Kita ke cafe dekat asrama yuk. Aku ingin ngopi. Hari ini kan kita ada dua pelajaran yang kita kerjakan online. Gimana?" ajak Jennie.
"Yuk. Why not ..." senyum Alaska.
"Sepupumu tidak ikut kan? Atau saudara kembar kamu?"
"Nyunyun? Dia kena hukuman gara-gara membuat lab kimia biru. Kalau Aspen memang ada pelajaran hari ini. Tapi aku kabari saja mereka berdua..." jawab Alaska sambil mengeluarkan ponselnya untuk mengirimkan pesan pada Raihanun dan Aspen.
"Aku iri padamu, Ska..." ucap Jennie membuat Alaska menaikkan sebelah alisnya.
"Iri kenapa?" tanya Alaska bingung.
"Kamu punya saudara kembar, punya sepupu yang sama gilanya dengan kamu ..."
Alaska tertawa. "Kamu akan lelah jika bersama Nyunyun. Dia adalah gadis yang sangat energik..."
"Tapi kan fun, Ska..." balas Jennie yang mengangguk ke penjaga saat mereka berdua tiba di gerbang gedung asrama dan sekolah.
"Yuk minum kopi di cafe depan daripada kamu manyun."
***
Jonathan Chen sedang berjalan bersama dengan teman-temannya saat mereka melewati ruang laboratorium kimia yang tampak sedang dipel. Jonathan menatap lantai basah itu berwarna biru, bukan kotor atau hitam layaknya lantai kotor.
"Chen, kita menyingkir dulu deh daripada sepatu kita kena cat warna biru ..." ajak temannya sambil menarik Jonathan menuju jalan setapak di taman depan laboratorium kimia.
Jonathan menoleh ke arah pintu laboratorium kimia dan melihat seorang gadis dengan rambut diikat tinggi dan rambutnya bewarna biru.
Jonathan melihat gadis khas Asia itu mengusap keningnya dan menatap manyun ke gagang pel yang dipegangnya yang kemudian dimarahi olehnya. Seolah semua kesalahan adalah milik si gagang pel.
"Siapa dia?" tanya Jonathan Chen ke teman-temannya.
"Oh dengar-dengar namanya Raihanun anak Tokyo. Yuk Chen, kita ambil ijazah dulu. Kan mau pendaftaran kuliah..." ajak temannya.
Oh anak Tokyo.
Jonathan pun melanjutkan jalannya tapi tetap melirik ke arah gadis yang masih heboh sendiri dengan gagang pel nya.
***
"Heh ! Dengar pel ! Tugas kamu itu mengepel lantai ! Bukan bikin aku hampir kepleset !" omel Raihanun ke gagang pelnya kesal. "Eh tapi aku yang ngepelnya nggak keset yaaa jadi aku kepleset.... Duh kesimpulan... Aku yang bego ngepelnya? Makanya tho Nyun, kalau punya ide harus dipikirkan selain formula bersih di badan tapi juga bersih di ruang laboratorium ! Jadi kalau begitu... Mari kita membuat formula lagi !"
"Modus kamu doang itu !"
Raihanun mengehentikan omelannya saat mendengar suara yang sangat dia kenal. "Eh mas Al? Apa kabar mas ?" cengirnya.
"Eh mas Al...Eh mas Al ... NYUNYUUUUUNNN!" pekik Alano kesal membuat Raihanun menutup kedua telinganya.
"Apaan sih mas Al ... Wong Nyunyun di depan mata kok ya dipanggil kenceng banget ! Nyunyun nggak budheg juga !" balas Raihanun sok imut.
"Nggak usah pasang muka menyebalkan macam itu ! Kamu tuh ! Mas Al dipanggil lagi oleh kepala sekolah dan kepala asrama gara-gara kamu !" Alano menoyor dahi Raihanun. "Jangan bikin ulah kenapa sih !"
"Mas Alamak ..."
"Alano ! Mau kamu dijewer sama nyokap ?" hardik Alano kesal karena baik Raihanun dan adiknya, Raiden, sama seperti ayahnya, Shinichi Park, yang hobi mengganti nama orang seenaknya.
"Dih, Tante Deya itu cuma jewer Oom Tomat. Nggak mungkin jewer keponakannya yang cantik imut berambut biru ini lah..." balas Raihanun dengan mengerlingkan matanya.
"Benar-benar deh ... Dengar Nyunyun, mas Arsya sudah marah besar lho. Kamu tahu sendiri kan mas kamu satu itu kalau sudah keluar aura pangerannya..."
"Mas Alano sayang, aku tuh nggak bakalan melakukan hal-hal yang diluar Nurul kalau nggak ada pasal diatas tiang. Jadi bagiku, selama itu bukan kejahatan berat, demi kebaikan, kenapa tidak dilestarikan..." cengir Raihanun.
"Dengar anak manis, kamu sampai bulan Juli, jangan berbuat ulah ! Sebab jika kamu berbuat ulah tidak ada ijin dari asrama pergi ke Brussels."
"Lhooooo kok gituuuu ! Nggak adil !" teriak Raihanun langsung mereog drama.
"Adil lah. Mereka punya hak !" balas Alano.
"Nyebelin !"
***
Aspen bergegas menghampiri adiknya yang sedang minum kopi bersama dengan Jennie. Remaja tampan itu memang ingin menjaga Alaska agar tidak panasan karena tahu bagaimana karakter kembarannya.
Ketika sedang berjalan, ponsel Aspen berbunyi dan remaja itu pun mengangkatnya.
"Ya bang Akito..." sapa Aspen.
"Spen, aku di gerbang sekolah kamu tapi karena aku tidak punya ijin, jadi dilarang masuk. Gimana ini?" ucap Akito Shinoda, putra Hidetoshi Shinoda dan dokter Yuri, kepercayaan Luke Bianchi.
"Tenang saja Bang. Aku sudah mau ke gerbang. Ska ada di coffee shop depan kok..." jawab Aspen yang tersenyum melihat Akito di gerbang sambil melambaikan tangannya.
Aspen pun langsung memeluk Akito. "Ngapain jauh-jauh dari Tokyo kemari?"
"Kangen kalian ... Apalagi katanya Nyunyun -chan bikin perkara kan?" senyum Akito.
"Kalau Nyunyun, tidak usah ditanyakan..." keluh Aspen.
Akito tertawa. "Yuk cari Ska..."
***
Coffee Shop dekat sekolah dan asrama
Alaska dan Jennie sedang asyik mengobrol saat melihat siapa yang datang. Alaska tersenyum ke arah kedua pria itu dan Jennie pun menoleh. Dirinya terkejut melihat Aspen datang dengan seorang pria Asia yang dia perkirakan adalah orang Jepang.
"Bang Akito ..." senyum Alaska sambil berdiri dan memeluk dokter muda itu. "Ada apa jauh-jauh dari Tokyo?"
"Melihat kondisi kalian yang kena amuk Arsya ..." senyum Akito.
"Eh bukan aku yang diamuk mas Arsya tapi Nyunyun" protes Alaska.
"Sama saja lah kalian berdua itu ... Ini siapa Ska?" Akito menoleh ke arah seorang gadis bule berambut pink.
"Oh kenalin ini Jennie Rotherham, teman sekelas aku di jurusan art. Jennie ini kakak angkat aku, Akito Shinoda."
Akito dan Jennie saling bersalaman dan berkenalan.
"Hajimemashite..." salam Jennie sambil membungkuk.
"Hajimemashite ( senang bertemu denganmu )..." balas Akito.
"Yuk pesan kopi bang ..." ajak Aspen.
Akito mengangguk lalu berjalan mengikuti Aspen.
"Ska, aku tidak tahu kamu punya kakak angkat cakep..." bisik Jennie sambil menatap Akito.
Alaska hanya memajukan bibirnya. Akito-senpai? Cakep ? Darimana?
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂💕
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!