NovelToon NovelToon

Kehilangan Cinta Ayah

Part 1 : Prolog

Pov : Aletha Xeenia

Hai kenalin namaku Aletha Xeenia akrab di sapa dengan julukan Xeexe sih gadis modern usiaku 18 tahun. Saat ini aku tengah duduk di bangku kelas tiga SMA.Yap,benar sekali ini tahun terakhirku di bangku sekolah menengah atas ini.

Hari ini aku akan menceritakan perjalanan hidupku yang penuh lika-liku. Lika-liku memperjuangkan nyawa dan masa depanku seorang diri. Sementara ayahku asyik dengan dunianya sendiri,entah pergi kemana. Sedang kan ibuku asyik memperjuangkan perusahaannya yang diujung tanduk seorang diri.

 Hari-hari ku jalani dengan penuh semangat walaupun aku telah jenuh dengan semua ini . Setiap hari ku jalani dengan pergi ke sekolah menggunakan sepeda karena jarak rumah dan sekolah ku berdekatan. Setelah sekolah usai ku lanjutkan dengan membuat konten menarik yang akan ku upload di berbagai platform media sosial. Yap,tepat sekali . Lagi -lagi kalian menebaknya dengan tepat aku bekerja sebagai konten kreator.

 Namun akhir-akhir ini aku sedikit malas membuat video baru. Sehingga sedikit demi sedikit penggemar ku mulai berpaling ke konten kreator lain yang lebih kreatif dan rajin upload konten baru setiap harinya.

Sebenarnya aku terlahir dari keluarga yang cukup berada dan kaya raya di Cileungsi, Bogor,Jawa Barat. Sehingga aku tidak perlu repot-repot membuat konten untuk mencari sesuap nasi saja.

Namun malang seperti kata pepatah anak dalam buaian di lepaskan,srigala di hutan dianggap anak. Begitu lah nasib buruk menimpah diriku yang malang ini .

****************

 Hari ini adalah hari dimana usiaku tepat menginjak usia 12 tahun. Hari ini adalah hari ulang tahunku 29 Februari 2016 ,ulang tahun yang hanya dirayakan setiap empat tahun sekali, sangat istimewa bukan.

 Empat tahun yang lalu ayah telah berjanji kepadaku jika aku ulang tahun yang ke 12 ,ia akan merayakan nya bersamaku di sebuah hotel mewah. Aku bahagia bukan karena akan merayakan ulang tahun di hotel mewah. Aku bahagia karena ayah akan menemani ku di acara ulang tahunku untuk pertama kalinya . Selama ini ayah tidak pernah hadir di acara ulang tahunku karena kesibukannya dalam bekerja.

Jujur saja aku sangat bahagia mendengar janjinya empat tahun yang lalu. Bahkan hingga sekarang pun ketika aku mengingat kalimat janji yang ia ucapkan itu aku akan merasa sangat bahagia. Putri mana yang tidak akan bahagia jika ayahnya hadir dalam acara ulang tahunnya?Pasti tidak adakan?!

Dengan langkah lebar nan bersemangat dan bibir tersungging bahagia. Ku langkah kan kakiku menuju kantor ayahku yang berada di Jl. M.H. Thamrin No.Kav. 28-30, RT.9/RW.5, Gondangdia, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10350.

 Setibanya di lobby kantor langsung ku tanyakan dimana keberadaan ayahku kepada seorang resepsionis yang ada disana. Tanpa banyak basa-basi resepsionis itu mengarah kan diriku keruangan ayah. Tidak sampai di sana wanita muda itu juga mengantarkan ku sampai ke depan ruangan ayah di lantai paling atas. Setelahnya wanita muda itu langsung kembali ke tempatnya karena takut dimarahi oleh atasannya.

Ku ketuk pintu ruangan bertuliskan direktur dengan perlahan dan hati-hati. Agar suara yang dihasilkan tidak berisik namun dapat di dengar jelas oleh orang yang berada didalam nya. Yang tidak lain dan tidak bukan adalah ayah ku Tuan Aksa Mahendra. Sebenarnya ada lonceng otomatis disana tapi aku sengaja tidak mau menekannya agar kedatanganku terasa lebih spesial. Setelah beberapa kali mengetuk pintu akhirnya ayahku mempersilah kan diriku untuk masuk kedalam ruangannya.

"Masuk " Ku dengar ia berucap dengan nada yang sangat renyah dan garing di telinga. Seolah-olah ia sangat bahagia menunggu kedatangan putri semata wayangnya.

Ceklekkkk........

 Ku buka pintu ruangannya dan mengintip sejenak. Setelah itu baru aku berlari menuju kepelukan hangatnya. Rasanya saat itu hatiku sangat bahagia. Seakan tidak percaya jika hari ini akan terjadi juga. Setelah bertahun- tahun lamanya menanti impianku tercapai juga.

" Siapa yang menyuruhmu datang kesini ?!"

Kalimat pedas yang keluar dari bibir ayahku itu seakan langsung menyambar hatiku dan mengoyaknya hingga berkeping-keping. Haruskah aku meminta izin terlebih dahulu untuk datang ke kantor ayahku sendiri? Seburuk inikah aku dihadapan ayah biologis ku sendiri? Sehingga aku harus meminta izin terlebih dahulu ketika ingin menemui nya?

"Tidak ada " Ku gelengkan kepalaku pelan sambil tersenyum menyunggingkan senyuman kecil di sudut bibirku.Ku harap ayah salah lihat dan menyadari jika yang datang adalah putri kecilnya sendiri.

"Lalu ada apa kamu kemari ? Dimana ibumu ? " Jawab ayah dengan cueknya.

Mendengar jawabannya membuat keyakinan ku berubah seketika itu juga. Namun walau begitu aku tetap berusaha menyimpan semua kepedihan yang kualami di dalam hatiku. Dengan secerca harapan dan impian ,ku coba sekali lagi untuk mendapatkan perhatian dari ayahku.

"Hari ini 29 Februari"

Hanya kata-kata singkat itu yang mampu keluar dari bibir mungilku saat itu. Selain rasa sakit yang selalu mengikutiku, kepolosan dan kenaifan pun mengikutiku.Membuat gadis kecil berusia 12 tahun ini pasrah dengan keadaan. Sembari mencoba melakukan perbuatan yang tidak berguna sama sekali.

"Aku sangat sibuk akhir-akhir ini.Ada banyak proyek yang harus di kerjakan " Ucapnya dengan santai.

Sebuah kalimat yang seharusnya sudah cukup untuk membuat gadis seusiaku pergi meninggalkan ayahnya seorang diri. Namun tidak dengan diriku hari ini .Aku tetap berdiri disana menatap manik mata ayah dengan manik mata yang berkaca-kaca.Ku harap ia akan berubah pikiran setelah melihat putri kecilnya berkaca-kaca.

"Pergilah" Melanjutkan pekerjaan nya.

"Ayah telah berjanji " Akhirnya air mata di pelupuk mataku pun terjatuh membasahi pipiku.

"SUDAHHH.....AYAHHH...KATAKANNN....AYAH SIBUK HARI INI!! TIDAK BISAKAH KAMU MENGERTI SEKALI SAJA!! ADA BANYAK PROYEK YANG HARUS AYAH SELESAIKAN!!! PERGILAH BERSAMA IBUMUUU.... YANG KAMPUNGAN ITU!!!" Bentak ayah padaku.

"Aku mohon.... pergilah bersamaku sekali saja untuk pertama dan terakhir kalinya . Aku tidak akan pernah meminta ayah pergi bersamaku lagi setelah ini. Walaupun hari itu adalah 29 Februari aku tidak akan pernah meminta nya lagi " Ucap ku dengan berat hati.

Walaupun setelah nya aku tidak akan pernah bisa merasakan kebahagiaan 29 Februari berikutnya bersama ayah lagi.Namun setidak nya aku sudah pernah merasakan kebahagia an 29 Februari bersama ayah sekali seumur hidupku .Pikirku dengan polosnya berharap ayah akan berubah pikiran setelah mendengar permintaan putrinya.

Ya....ayah memang benar-benar berubah pikiran setelah mendengarnya. Dengan nada yang sangat mengancam dan lantang ayah mengusir putrinya sendiri untuk yang kesekian kalinya. Bahkan ia tidak akan segan- segan memanggil satpam kantor untuk mengusir aku putrinya sendiri.Sejak saat itu lah aku mulai berjanji kepada diriku sendiri untuk tidak meminta bantuan apapun lagi dari Ayah. Karena ia bukanlah ayahku melainkan ayahnya

Part 2 : The Cafe

Pov : Damian Musk

Tak seperti biasanya jalanan kota jakarta terlihat senggang dan tidak dipenuhi oleh kendaraan yang berlalulalang. Kualitas udara nya pun lumayan bersih hari ini jika dibanding kan dengan hari-hari sebelumnya.

Kuparkirkan Bugatti Juventus Scudetto keluaran terbaruku di parkiran bawah tanah Hotel Mulia, Senayan city, Jakarta Pusat. Langkah demi langkah ku langkahkan kakiku menuju The Cafe. Tempat dimana aku janjian dengan cinta pertamaku.

Walaupun cinta pertamaku sudah menikah dengan pria lain aku akan tetap menemuinya hari ini. Setidaknya jika kami bertemu aku masih memiliki harapan untuk memilikinya bukan? Apalagi ia bilang ia ingin meminta sebuah bantuan kepadaku.Sudah pasti dia tidak akan menolak keinginanku yang ingin bersamanya. Pikiran gila dan kotor mulai menyelimuti otak kecilku.

Brukkkkk..........

 Seorang bocah perempuan berseragam sd menabrakku. Tampaknya bocah itu sedang kebingungan mencari seseorang mungkin saja ibu atau temannya, ku pikir. Gadis itu langsung terjatuh karena tidak dapat menjaga keseimbangan tubuhnya.

 Segera kubantu bocah bertubuh mungil itu berdiri. Sebenarnya aku adalah tipe pria yang tidak menyukai anak-anak dan membantu orang lain. Entah mengapa aku sangat penasaran dengan wajah bocah sd itu hingga tanpa sadar aku menolong bocah itu.

 Ku ulurkan tangan kananku kepadanya dan begitu terkejutnya aku .Bocah perempuan itu menerima uluran tanganku. Biasanya bocah perempuan seumuran pasti akan menolak uluran tangan dari pria asing bukan. Orang tua mereka pasti mengajarkan anak perempuan nya untuk tidak bersentuhan dengan orang asing terlebih lagi sampai menerima uluran tangannya seperti ini. Apa orang tua bocah ini tidak mengajarkan hal serupa kepada putri mereka? Karena rasa penasaran ku, ku ulurkan lagi tanganku yang lain nya. Lagi dan lagi bocah perempuan itu menerima uluran tanganku.

 Lama sekali bocah itu menggenggam kedua tanganku. Tampaknya ia terpesona melihat ketampananku. Segera ku angkat tubuhnya dari lantai parkiran yang kotor. Ku rapikan seragam sekolah nya yang berantakan. Tidak lupa pula ku bersihkan beberapa bagian seragamnya yang kotor dengan menepuk- nepuknya pelan. Namun bocah perempuan itu masih belum bergeming juga. Ku jentikan jari ku dihadapan wajahnya untuk membuyarkan lamunannya.

"Aku tampan yah ?! " Ucapku dengan percaya diri.

"Tidak " Jawab bocah perempuan itu dengan lugunya.

"Hahahaha..... benarkah?"

"Lalu?"

"Lalu apa?" Ucap bocah itu penuh dengan kebodohan dan kebingungan.

"Apa yang kamu lakukan disini gadis bodoh ?" Ku tatap manik matanya tajam berharap ia lari ketakutan atau hal semacamnya.

" Mencari ibu " Jawabnya lagi penuh kepolosan.

"Okay "

 Ku angkat tubuh mungilnya dan ku dekap ia ke dalam pelukanku. Rasa penasaran ku terhadap bocah perempuan itu semakin menjadi-jadi saja. Tidak ada satu pun tanda -tanda bahwa ia akan menolakku dan memberontak. Terlihat ekspresi wajahnya yang biasa-biasa saja ketika aku mendekap nya. Bahkan ia terlihat bahagia ketika aku mendekap nya. Namun bocah itu berusaha menyembunyikan raut wajah kebahagiaannya dariku. Entah karena ia malu karena telah berani menggoda pria dewasa sepertiku atau karena alasan lainnya. Tapi aku yakin bocah perempuan itu malu karena telah menggoda diriku.

"Dimana ibumu berada heumm...?" Tanyaku pelan.

"The Cafe "

"Kamu tersesat?"

"iya"

"Bagaimana bisa?"

"I don't know "

"Kamu belum pernah datang kemari sebelum nya ?"

"iya "

"Lalu kenapa datang kemari sendirian?" Tanya ku lagi.

"Karena hari ini aku ulang tahun " Sudut bibir nya merekah.

"Ohh.... really?"

"yeah"

"By the way, nama paman siapa? Namaku Aletha Calantha " Oceh gadis itu tiba-tiba.

"Damian Musk"

"Paman , Apa putrimu tidak akan marah jika kamu menggendongku seperti ini ?" Sebuah pertanyaan bodoh keluar dari mulut bocah perempuan yang mengaku bernama Aletha itu.

"Apa?" Hampir saja otakku berpindah tempat mendengar pertanyaan bocah itu.

 Bagaimana tidak seorang pria lajang seperti ku mendapatkan pertanyaan absurd seperti itu. Apakah aku terlihat terlalu tua untuk pria seumuranku.Sehingga bocah seumuran Aletha mengira jika aku seumuran dengan orang tua mereka?

"Pamannn.....?" Bocah itu melambaikan tangan mungilnya dihadapan wajahku.

 Lantas saja ku genggam tangan mungilnya dan sengaja ku tatap wajahnya lekat-lekat agar ia salah tingkah. Bocah seumuran Aletha memang sedang masanya memasuki usia pubertas bukan. Kebanyakan dari mereka sudah mulai pacaran dan main cinta-cintaan. Dan parahnya sebagian dari mereka juga sudah banyak yang mulai melakukan bisnis ehem ehem. Demi menunjang pertumbuhan mereka yang telah dipengaruhi oleh era globalisasi yang tidak sehat.

Bukankah tidak akan jadi masalah jika aku memainkan perasaannya sedikit saja. Toh setelah aku mengantarkannya kepada ibunya kami tidak akan pernah bertemu lagi.Itu tidak akan menjadi masalah untukku , tapi mungkin saja itu menjadi masalah untuk bocah bernama Aletha Calantha ini . Ia akan selalu terngiang-ngiang namaku setelah hari ini dan mungkin saja ia bisa gila karena tidak dapat memiliki diriku sebagai cinta sejatinya.

"Hehehehe......" Tertawa kecil seperti seorang bayi.

"Putrimu pasti sangat beruntung memiliki ayah seperti dirimu " Ucapnya lagi.

 Whatttt....??? Apakah aku setua itu?sehingga bocah ini benar-benar yakin jika aku seumur an dengan orang tuanya. Akhirnya dengan sedikit rasa kesal aku menegaskan kepada bocah gila itu jika aku belum memiliki seorang istri apalagi seorang anak. Dari pada bocah itu terus salah paham dan meledekku.

"Aku belum menikah" Ketusku.

"Benarkah?" Matanya membeliak.

"yeah" Sahutku malas.

"Oh... really? Kenapa kamu tidak menikah paman? Apakah tidak ada perempuan yang mau menikah denganmu?Itu mustahil secara penampilanmu sangat tampan dan kaya " Oceh bocah itu.

" Heyyy....gadis kecil bukan secara penampilan saja .Aku memang sangat tampan dan kaya raya.Bahkan jika aku ingin aku mampu membeli Hotel ini " Batinku kesal.

"Aku belum menemukan pasangan yang cocok denganku " Jawabku apa adanya.

"Oooooo......." Aletha membulatkan bibir nya)

  Plekkkk........

 Tiba-tiba saja bocah perempuan bernama Aletha itu menyenderkan kepalanya ke bahuku. Anehnya bocah itu terlihat sangat nyaman menidurkan kepalanya dibahuku. Sangat aneh bukan? tidak seperti kebanyakan bocah perempuan lainnya. Yang terlihat sangat takut kepada kaum laki-laki namun nyatanya mereka sering menggoda para pria.

"Paman maukah kamu jadi ayahku ?" Satu pertanyaan konyol lagi keluar dari mulut bocah perempuan itu.

"Kita sudah sampai di the Cafe. Ibumu ada di meja nomor berapa?" Tanyaku yang ingin cepat-cepat berpisah dengan bocah absurd itu.

"Entahlah aku lupa"

 Jderrrrr..........Otakku bagai tersambar petir mendengar jawaban absurdnya. Bagaimana bisa bocah itu melupakan satu digit angka dengan mudahnya. Oh ya tuhan kenapa aku harus terjebak dengan bocah absurd nan gila ini.Batinku Frustasi.

"Turunlah....dan cari ibumu sendiri.Kita sudah berada di the cafe sekarang.Jika kamu ibumu memang berada disini kamu pasti menemukannya " Ku pikirkan sebuah ide untuk mengusirnya pergi dari hidupku saat ini juga.Rasanya sudah cukup aku bersamanya. Bisa gila lama-lama aku jika terus bersama nya.

"eummmm...... bagaimana jika aku tersesat lagi nanti? Bagaimana jika aku tersesat lagi nanti? " Puppy eyes.

"Tidak, Turunlah dan cari ibumu sendiri! Aku harus menemui rekan Bisnisku " Jawabku tegas .

"Bagaimana jika aku ikut bersamamu saja paman? Setelah kamu menyelesaikan urusan mu dengan rekan bisnismu , baru setelah itu kita mencari ibuku " Tawarnya mencoba mencari penawaran denganku.

"Tidak"

"Hikss...."Memasang mimik wajah memelas.

"Baiklah "

Part 3 : Putus Asa

Pov Author

  Enam tahun telah berlalu kini Aletha Xeenia telah tumbuh menjadi gadis cantik nan rupawan yang berbakat. Di usianya yang sangat mudah Aletha sudah bisa menghasil kan uang nya sendiri. Sehingga membuat ia tidak perlu repot lagi mengemis kepada ayah biadabnya , hanya sekedar untuk bertahan hidup dan bersekolah. Uang yang Aletha hasil kan sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Bahkan kini Aletha telah membeli sebuah rumah di salah satu kompleks perumahan kelas menengah di Cileungsi,Bogor ,Jawa Barat. Aletha membeli rumahnya dua tahun yang lalu tepat dihari dimana ia berulang tahun setiap empat tahun sekali.Ia membeli rumah itu sebagai hadiah ulang tahun untuk dirinya sendiri.

 Menyedihkan bukan? Seorang gadis muda seumuran Aletha membeli hadiah ulang tahunnya sendiri nya. Bukankah seharusnya orang terdekatnya lah yang membelikan hadiah istimewa untuk dirinya. Namun apa daya Aletha hanya dapat berkhayal saja . Barang secuil pun ia belum pernah merasa kan kebahagiaan seorang putri yang menerima kado ulang tahun dari ayahnya

 "Darrrr.......... " Seorang gadis manis bermanik mata abu-abu mengejutkan Aletha.

 Gadis itu tidak lain adalah sahabat sekaligus teman sekolah Aletha. Gadis itu bernama Stella Edward. Putri tunggal dari keluarga Edward Companion. Sebuah keluarga kecil di Amerika yang sangat kaya raya. Edward Companion telah mengembangkan bisnis dan membesar kan putri mereka di Indonesia sejak 10 tahun silam.

 Sepuluh tahun yang lalu Peter Edward sebagai ketua dari Edward Companion melihat perkembangan pasar Indonesia yang sangat menguntungkan. Sehingga ia memutuskan untuk membuka cabang perusahaan nya di Indonesia. Sedangkan Alina Edward yang merasa resah dengan pergaulan bebas antar remaja di Amerika. Mengikuti jejak suaminya ke Indonesia namun tujuan nya berbeda. Tujuan Alina adalah membesarkan putri kecilnya dengan baik dan tanpa pencemaran. Seperti yang kita lihat saat ini pergaulan bebas di kalangan remaja Amerika sedang marak terjadi. Pergaulan bebas ini menyebabkan berbagai dampak negatif yang dapat merugikan remaja itu sendiri atau bahkan merugikan keluarga atau lingkungan sekitarnya. Alina Edward yang tidak ingin putrinya tercemar pergaulan bebas pun memutuskan untuk pindah ke Indonesia setelah melakukan berbagai penelitian dan riset.

 "Heiii........ Apa yang kamu lakukan disini Xee .......? "

 Sebuah pertanyaan keluar dari mulut gadis berkebangsaan Amerika itu. Ia tahu jika sahabatnya itu sedang mengalami rasa cemburu yang sangat besar. Bukan hanya itu saja ia tahu jika sahabatnya memendam rasa iri dan dendam di hatinya. Ia juga tahu jika rasa yang buruk itu bukanlah kesalahan sahabatnya. Tapi kesalahan sesosok ayah yang egois dan berdosa.

"Tidak ada " Jawab Aletha dingin.

Perasaannya sangat kacau hari ini seseorang yang harus nya menjadi support sistem terpenting dalam hidupnya malah menjadi bumerang dalam hidupnya. Seseorang yang harusnya bisa ia miliki sepenuhnya malah tak bisa ia gapai sama sekali. Bahkan hanya untuk melihatnya saja bagai melakukan dosa besar.

Pria yang seharusnya selalu ada untuk nya malah tak pernah hadir dalam hidupnya. Pria itu hanya hadir untuk formalitas publik saja. Untuk melindungi dirinya dari hujatan publik dan dunia bisnis yang kejam. Dunia bisnis menginginkan kesempurnaan setiap anggotanya. Seperti itulah dunia bisnis para orang kaya. Mereka tidak ingin rekan bisnis mereka melakukan kesalahan baik dalam dunia kerja atau kehidupan pribadinya. Karena satu kesalahan saja mereka lakukan dapat menghancurkan bisnis mereka. Dan itu akan berpengaruh kepada rekan bisnis mereka.

"Benarkah? " Merangkul bahu Aletha perlahan

"Semuanya sudah terjadi tidak ada lagi yang perlu sesali " Tutur Aletha dengan tatapan kosong menatap parkiran mobil yang penuh sesak dengan mobil guru dan siswa.

"Yaaa.... Semua sudah terjadi dan tidak perlu kita sesali. Kita harus menyesal jika kita melewatkan opening launching Ai-Cha Ice Cream hari ini..... " Teriaknya heboh seakan tidak ada hal buruk yang pernah terjadi.

 Gadis itu sadar jika ia mengikuti alur kegelapan yang di buat oleh sahabatnya itu. Maka alur itu tidak akan pernah berhenti dan akan terus berkembang menjadi lautan kegelapan hingga akhir.Tanpa peduli apa kata orang-orang disekitarnya ia meloncat kegirangan bagaikan balita yang mendapatkan permen lolipop untuk pertama kalinya.

"Huffff...... " Aletha menghembuskan nafasnya kasar.

"Ayo....... kita pergi ke metro hari ini " Ajaknya bersemangat.

" Untuk apa kita pergi kesana? " Cuek.

"Ai-Cha membuka kedai ice cream baru hari ini " Semangat empat lima.

"Terus"

"Ayo kita pergi ke peresmiannya hari ini " Puppy eyes.

"Tidak, aku tidak ingin pergi kemana pun " Dingin.

"Ayoooo.... ayooo.... kita pergi...setelah pulang sekolah.... itu tidak jauh dari sekolah kita..... " Menarik lengan Aletha penuh semangat.

" Stella " Ketus.

"Hiksss....... sahabatku ayo kita pergi kesana hari ini.... " Berpura-pura menangis.

"Berhentilah menangis... cengeng..! Aku tidak suka mendengar nya " Menarik hidung Stella lalu pergi menuju ruang kelasnya yang berada di lantai 2.

"Jadi kita akan pergi?" Berlari mengikuti sahabatnya.

"Tidak........ "

****************

Kringggggg............. Kringggggg.................

 Bell pulang SMA REGINA CAELI SCHOOL berbunyi. Lantas saja para siswa langsung mengemasi barang-barang mereka dan bersiap-siap untuk pulang. Beberapa dari mereka ada yang mengirimkan pesan singkat kepada orang tua mereka atau supir mereka. Atau tidak mencari tebengan teman sekelas yang rumahnya berdekatan atau juga memesan ojek online langganan mereka.

Tidak ada satu pun guru yang marah atau protes akan hal ini. Inilah kebebasan sekolah swasta para siswa dapat bertindak seenak nya saja bahkan tidak menghormati guru sama sekali. Tidak itu semua hanya lah kekeliruan dalam mengeluarkan opini publik yang timbul akibat ketidaktahuan dan simpang siur yang tidak jelas.

Di sekolah ini setiap guru mengizinkan para siswa nya untuk menghubungi keluarga mereka atau memesan kendaraan umum terlebih dahulu sebelum mereka keluar dari ruang kelas. Setelah nya baru mereka akan mengucapkan salam dan terima kasih kepada guru mereka lalu pulang ke rumahnya masing

-masing. Para guru tidak ingin jika ada salah satu siswa yang celaka seusai sekolah berlangsung. Mereka ingin memastikan setiap siswa pulang dengan aman dan selamat sampai ke rumahnya masing-masing.

" Thank you madam, See you tomorrow "

"See you"

  Kalimat perpisahan sementara antara siswa dan guru itu terdengar sangat nyaring dan renyah. Tampak mereka sangat bahagia menyambut perpisahan sementara itu. Kata orang di balik pertemuan ada perpisahan, di balik perpisahan pula ada pertemuan. Seperti sekarang para guru dan siswa saling berpisah satu sama lain. Namun mereka akan bertemu keluarga mereka masing-masing setibanya di rumah.

"Heyyy...... kenapa melamun lagi " Stella mengagetkan Aletha yang sedang melamun di meja belajar nya sementara siswa lainnya sudah berjalan keluar sekolah.

"Tidak ada " Putus asa.

"Heummm...... Benarkah....? " Menggenggam tangan Aletha.

****************

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!