Keyra Anjani Al ger, gadis ber usia 18 tahun, memiliki tinggi 165cm, berkulit putih, bibir merah seperti chery dan berwajah baby face memberi kesan cute.
Namun beda dengan sikapnya yang bar-bar, jahil dan segala tingkah randomnya membuat orang geleng-geleng.
Dia putri dari pasangan suami istri, Erlang de Al ger dengan Keisa Anjani Al ger.
Dia mempunyai kembaran Kevan de Al ger, sifatnya hampir sama dengan Keyra.
Seperti pagi hari ini.
Keyra yang sudah siap dengan seragam sekolahnya, turun ke bawah melalui pegangan tangga.
PAGI KU CERAH KU
MATAHARI BERSINAR
KU GENDONG TAS HITAM
KU DI...
Keyra berjalan menuju meja makan, dengan menyanyi sambil melompat kecil.
Namun di hentikan oleh kakaknya.
"Berisik," ujar Kevan sambil mengosok telinganya.
Keyra hanya cengengesan. "Gabut kak,"ucapnya.
"Mmm, kemana Mom dan Dad kok sepi?" tanyanya sambil duduk di sebelah kakaknya.
"Biasa, lagi bermesra-an di kamar," jawab Kevan dengan malas.
"Wah, wah gak bisa di biarin nih." sambil berdiri.
"Mau kemana lo, Dek?"
"Mau dobrak pintu, Mom lah," ucapnya dengan santai berjalan ke arah tangga.
Namun Kevan menghentikannya.
"Lebih baik lo kerjain, Om Leon aja."
"Emang, Om Leon di sini kak?"
Kevan hanya mengangguk, Keyra dengan semangat berlari melalui tangga menuju kamar Om Leon.
Sesampainya di sana, Keyra langsung mendobrak pintu itu.
Membuat Leon yang baru saja keluar dari kamar mandi terjingkat kaget.
Hingga handuk yang melilit pinggangnya terlepas dan jatuh ke lantai.
Di sisi Keyra yang berada di ambang pintu melihat adegan itu, sontak menutup matanya dengan telapak tangannya.
"Astaga apa itu," ucap Keyra yang tak sengaja melihat milik Leon yang tergelantung tanpa penutup.
Leon yang tak menyadarinya, malah berjalan kearah Keyra.
"Hey, bocil bisa tidak masuk kamar orang, permisi kek, atau salam gitu. Ini asal dobrak aja," ucap Leon Kesal.
"Terus kenapa kamu menutupi wajah kamu?
Kayak ada hantu aja." tanya Leon
"Ini lebih menakutkan dari pada hantu om." jawabnya
Leon heran, "Emang apa yang lebih menakutkan dari pada hantu?" tanyanya sambil mendekat ke arah Keyra
"Burung yang salah masuk sangkar, Om," jawaban Keyra yang ambigu.
Leon yang sudah di hadapan Keyra membuka mata Keyra, membuat Keyra berteriak.
"Aaaa, DASAR OM SINGA MESUM," teriaknya.
Teriakan keyra membuat semua orang berlari kearahnya.
"Hey, bocil gue gak apa-apain lo, jangan teriak!"
"Om, bisa gak sih tutupan dulu, naga om yang tergelantung bebas itu!" titah Keyra.
Leon heran, dia melihat dirinya dari atas sampai bawah dan melihat handuknya yang terjatuh.
Hingga dia tak memakai sehelai benang. Leon yang malu segera masuk kamar dan menutupnya.
BRAKKK
Pintu itu di tutup keras oleh Leon,
Sedangkan Keyra sudah tertawa terpingkal-pingkal.
Anggota keluarganya, yang baru sampai di tempat Keyra jadi heran.
"Dek, lo tadi teriak-teriak, sekarang malah guling-guling kayak gini! Udah gila lo!" ucap sarkas Kevan.
"Enak aja lo kak, gue masih waras ya!"
"Udah-udah, kalian berangkat sekolah sana udah jam berapa ini. Nanti kalian telat!" ucap Momnya.
Keyra melihat jam di pergelangan tangannya.
"Aaaaaaa, kita telat kak, ayok cepet!" ucapnya sambil menarik tangan kakaknya.
"Lepas dek! Bisanya kita juga telat, tapi biasa aja." ucap Kevan membuat Keyra melepas tangannya.
Keyra cengengesan. "Iya juga ya kak," ucapnya
Kevan dan Keyra mengendarai mobil dengan kecepatan sedang hingga sampai di sekolah.
SMA INTERNASIONAL DE AL GER itu nama sekolah mereka.
Namun sesampainya di sana gerbang sekolah dah tutup.
"Kakak, udah tutup gerbangnya, gimna dong?"
Kevan mengklakson mobilnya, membuat satpam berlari tergopoh-gopoh ke arah mobil mereka.
"Hos hos, maaf den saya gak bisa buka gerbangnya, karena aden telat." ungkap Pak Satpam sambil mengatur nafasnya karena berlari.
"Alah , Pak buka gerbangnya! kenapa?" Keyra sambil mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil.
"Maaf, atuh neng ini perintah buk Sri!"
"Ais, aku kasih 200rb, deh." tawarnya.
"Maaf, Neng bapak gak bisa," ujarnya penuh sesal.
Kevan menghela nafas panjang.
"Dek, duduk pakai sabuk pengamanmu!" Titah Kevan.
Keyra hanya menurut.
"Emang mau ngapain kita kak?" tanyanya saat Kevan memundur kan mobilnya.
"Lihat saja nanti, pengangan yang erat!" Perintah Kevan dengan senyum misterius.
Setelah mobil dimundurkan, Kevan menginjak pedal gasnya menuju gerbang sekolah yang tertutup.
BRAKKK
Kevan menabrak gerbang itu sampai roboh, tak perduli ada kerusakan di mobilnya.
Yang terpenting bisa masuk.
Pak Satpam itu melogo melihatnya.
"Duh, Gusti piye iki?" ucapnya sambil memegang kepalanya pusing.
Bu Sri yang sedang patroli, anak-anak yang telat, di kagetkan bunyi sesuatu yang jatuh. Membuatnya berlari ke arah depan sekolah. Melihat gerbang yang roboh membuatnya marah.
"KEVAN KEYRA, KALIAN YA UDAH TELAT MALAH RUSAK IN GERBANG SEKOLAH." teriak Bu Sri dengan emosi yang ingin meledak.
Kevan dan Keyra keluar dari mobil dengan santai. Mereka cengengesan saat berhadapan dengan Bu Sri.
"He he, salah in aja, Pak Satpamnya, Buk. Gak mau buka in sih," ucap Keyra
"Kamu ya, masih aja membantah, sekarang ke lapangan. Kalian di hukum!" titah Bu Sri.
Mereka mengekori Buk Sri yang lagi mengomel tiada henti.
"Kalian ya, mentang-mentang anak pemilik sekolah ini Bisa senaknya sendiri."
"Kalian harus ganti rugi, kerusakan gerbang dan kalian harus di hukum!" ucapnya.
Kevan yang mulai jengah menarik tangan adik nya berlari menuju sekolah.
"Kalian mengerti tidak!" ucapnya sambil berbalik.
Namun melihat anak didiknya yang bandel itu berlari masuk ke dalam sekolah.
"KEVAN KEYRA, MAU KEMANA KALIAN," teriaknya.
"MAU BELAJAR LAH BUK, DARI PADA DENGERIN OCEHAN IBUK," Teriak Keyra.
"KEMBALI KALIAN! TANGGUNG JAWAB PERBUTAN KALIAN! "
"NANTI SAYA TRANSFER BUK!" ucap Kevan sambil berlari masuk ke kelas.
Brakkk
Mereka berdua mendorong pintu dengan keras, membuat semua temannya yang ada di kelas terjingkat kaget.
"S!alan, kalian berdua udah rusak gerbang sekarang mau rusak pintu kelas," ucap Raffa sang Ketua kelas.
"Tau nih, kirain guru tadi!" Ucap Sintia sahabat Keyra.
Mereka berdua hanya senyam-senyum tanpa dosa, mereka langsung duduk di bangku mereka.
"Jangan senyam-senyum lo! ngeri kita lihatnya," ucap Vina Sahabat Keyra yang duduk di depannya.
"Emangnya kenapa? gue cantik kalau senyum." tanyanya heran.
"Iya cantik, tapi kalau keterusan.
Jatuhnya kayak Falak," ucap sintia.
Dan di sambut tawa oleh teman sekelasnya.
Pfff ha haha
"S!alan kalian," ucap Keyra
sampai muka nya merah padam.
Sintia yang melihat itu melerai teman-temannya.
"Udah-udah gaes, nanti si rara ngamuk." ucap Sintia.
Semua temannya melihat ke arah Keyra, mereka langsung menghentikan tawanya.
takut di amuk singa betina.
Kring kring
Bel istirahat berbunyi, membuat semua murid berhamburan keluar kelas, untuk mengisi perutnya, Tak terkecuali kelas Keyra.
Keyra, Sintia dan Vina berjalan menuju kantin, sambil menyebarkan undangan pesta ulang tahun Sintia.
Kepada murid yang berpapasan dengan mereka, hingga sampai kantin.
"HEY GAES, JANGAN LUPA NANTI MALAM DATANG YA! KE ACARA ULANG TAHUN GUE, DI CLUB XXX." teriak Sintia.
Saat berada di kantin, setelah memberi pengumunan itu mereka duduk di meja paling pojok, untuk menikmati makanannya, yang sudah di pesen tadi.
BRAKK
Saat lagi asyik menikmat makannya, dobrakan keras di mejanya, Membuat makan mereka terjatuh sangking kagetnya.
"Bisa gak sih? jangan asal gebrak aja." ujar Vina yang geram melihat siapa yang mengajak ribut.
"Tau nih, makanan kita terbuang sia-sia karena kalian," ucap Keyra.
"Semiskin itu lo, sampai gak bisa beli makanan lagi!" sarkas Zakia
"Dia kan cuma wanita miskin, yang ngaku-ngaku saudara Kevan.
Padahal aslinya mah, cuma numpang tenar aja." ungkap Lavender orang yang mengebrak meja.
Dia orang yang gak percaya kalau Keyra saudara kembar Kevan, karena wajah mereka tidak sama mereka kembar tak indentik.
"Tau apa Lo, soal gue?" tanya Keyra.
"Lo," ucapnya sambil menujuk wajah Keyra.
"Hanya anak seorang wanita malam, jadi jangan sok keras!" ucap Lavender.
"Emang kenapa? kalau, Mom gue dulunya wanita malam, ada masalah sama situ?" tanya balik Keyra.
"Ha haha, Ngaku juga kan, lo." ucap Lavender dengan tertawa.
"Emang buah jatuh tak jauh dari pohonnya," sindir Lia teman Lavender.
"Sekali murahan tetap murahan," ucap Lavender.
Pernyataan Keyra membuat semua yang ada di kantin saling berbisik, membuat Lavender tersenyum kemenangan dia berhasil mempermalukan Keyra.
Kevan dan temanya yang baru memasuki kantin.
Mendengar keributan itu sontak mendekat.
Keyra malah malah tertawa.
"Lo, ngehina orang tapi lo, gak sadar diri!"
"Lihat penampilan lo, siapa yang lebih pantas di sebut wanita murahan," ucap Keyra sambil menekan kata murahan.
Semua murid yang ada di kantin melihat ke arah Lavender, melihat penampilannya dari atas sampai bawah.
Membuat mereka saling berbisik.
"Iya juga, ya. penampilan Keyra malah kayak badgirl, sedangkan mereka udah kayak jablay." ucap salah satu murid
"Ho'o, pasti dah pada di obral sana sini!"
"Iya gak sadar diri, Malah menghina orang," ucapnya.
Itu lah beberapa obrolan mereka.
Membuat Lavender dkk, malu mereka pergi meninggalkan Keyra dan para sahabatnya.
"Nyindir orang tapi enggak ngaca, buat kenak mental sendiri," Ucap Vina
"Jangan lupa bawa harga diri kalian," ucap Keyra saat melihat Lavender keluar dari kantin.
Membuat Lavender mengepalkan tangannya, dia semakin benci dan dendam pada Keyra.
"Awas lo! akan ku buat hancur hidup lo! Hingga lo gak berani lagi memperlihatkan wajah lo!" Ucap Lavender dalam hati sambil tangan terkepal dengan kilatan dendam terpancar.
Setelah kepergian Lavender kantin jadi hening.
"Ahh, sumpah keren banget lo dedek gemes," Ucap Ozan sahabat Kevan dengan gemesnya mencubit pipi Keyra, namun segera di tepis oleh Keyra.
"Lepas! Jangan lebay bisa hujan," ucap Keyra
"Nama gue Ozan ya bukan hujan,"
"Emang salah gitu? Perasaan sama aja,"
"Gak ya beda, hujan itu air, kalau gue itu manusia," ucapnya tak terima
"Ohh, kirain monyet," ucap Keyra santai. Membuat Ozan mendengkus malas.
Mereka yang melihat itu tertawa melihat wajah ternistakan Ozan.
"Udah, jangan ribut-ribut! cepat makan keburu masuk!" lerai sintia.
Membuat mereka mengehentikan tawanya, dan melanjukan makannya.
"Ra, lo nanti malam datangkan?" tanya Sintia
"Entah, kenapa lo buat acaranya di Club sih, gak di Hotel atau dimana gitu?" tanya Keyra.
"Ais, biar beda gitu, Lagian sama hotel Aldrich dekat, Kalau lo mau istirahat," Ucap Sintia
"Bukan masalah istirahatnya, masalahnya tempatnya, Mom gue pasti gak boleh," ucap Keyra.
"Kan ada kakak lo, masak gak boleh?"
"Entah, Lihat saja nanti, ya," ucap Keyra Lesu.
Kevan yang melihat adiknya yang tak semangat menghampirinya.
"Tenang dek, nanti kak yang mintak izin. Pasti di boleh in, kak akan jaga kamu disana," ucapnya sambil merangkul pundak adiknya.
Keyra menoleh.
"Beneran ya kak?" tanyanya dengan mata berbinar.
Kevan menganggukan kepalanya.
Kring kringg
Bel masuk telah berbunyi.
Membuat mereka segera masuk ke Kelas. Namun saat di pertengahan jalan, si kembar di hentikan oleh Bu Sri selaku guru BK.
"Berhenti! kalian Kevan Keyra,"ucap Bu Sri.
Membuat mereka menghentikan langkahnya.
Bu Sri langsung menyodorkan surat panggilan kepada mereka.
"Ibuk, sudah lelah menghadapi kalian yang selalu tidak pernah mematuhi peraturan sekolah ini."
"Jadi ini surat panggilan buat orang tua kalian, besok harus datang!" ucapnya tegas.
"Kenapa? Kalian ini sulit sekali mematuhi mematuhi peraturan yang ada?" tanya Bu Sri
Kevan mengorek telinganya.
"Karena menurut kita, Larangan ada untuk di langgar buk," ucapnya.
Membuat Bu Sri geram.
"Siapa? yang mengajari kalian seperti ini?"
"Kata, Dad ya, Bu nakal boleh bodoh jangan. Jadi kita ikutin deh ucapan Dad," jawab Keyra dengan wajah polosnya.
Bu Sri frustasi mengahadapi murid seperti ini.
"Sudah sana masuk kelas, awas saja kalau kalian bolos lagi!"
"Iya buk," ucap mereka sambil menyalimi tangan bu Sri.
Setelah kepergian si kembar bu sri menghela nafas kasar.
"Sebenarnya kalian ini, anak yang baik kenapa? malah menutupi dengan kelakuan nakal kalian," ucap Bu Sri dengan tatapan heran.
Si kembar mengikuti pelajaran sampai Bel pulang berbunyi.
Kring kring
Para murid berhamburan ke parkiran untuk pulang,
"Jangan lupa datang nanti malam, Ra!" ucap Sintia sambil melambaikan tangan.
Keyra yang berada di mobil juga melambaikan tangannya.
"Lihat nanti, ya,"
"Awas kalau gak datang, gue ngambek sama lo!" ancam nya.
Membuat Keyra gelagapan.
"Gue usahain deh, TAPI GUE GAK JANJI," teriaknya di akhir ucapnya, saat mobilnya melaju.
Mobil si kembar melaju dengan kecepatan sedang, didalam perjalanan hanya hening. Kevan yang fokus menyetir sedang Keyra hanya melihat kendaraan yang melintas.
Hingga mobil mereka memasuki rumah.
Mereka turun, Langsung mendobrak pintu masuk mansion.
Brakkk
"MOM DAD, KEYRA YANG CANTIK SUDAH PULANG MEMBAWA MONYET," teriaknya sambil mengandeng tangan kakaknya
Sampai di ruang keluarga, mereka melihat orang tuanya lagi bersantai.
"Rara, kalau masuk salam jangan teriak-teriak, ini mansion bukan hutan," ucap Momnya.
"Ohh ya, Rara. mana monyetnya?" tanya Dadnya.
Keyra menenteng tangan kakaknya, yang di gandeng tadi.
"Nih, monyetnya," ucap Keyra.
Dan mendapat pelototan kakaknya.
"Enak aja, ganteng-ganteng gini di katain monyet!" ucapnya tak terima sambil menyugar rambutnya.
"Iya in deh, si paling ganteng kayak pantat sapi," ucap lirih yang terakhir.
"Apa lo bilang!" ucap Kevan.
"Apan sih kak, gue gak ngomong apa-apa ya," elaknya.
"Gue denger ya,"
"Bodo wlek," ejeknya, sambil menjulurkan lidahnya dan berlari.
Saat Kevan ingin mengejarnya, Mom menegurnya.
"Udah-udah, kalian ribut muluk. Ganti baju sana terus makan siang!" Tegur Momnya.
"Tunggu Mom! ini ada surat dari guru Bk," ucap Kevan sambil menyerahkan suratnya.
Keisa mengambil suratnya sambil membolak balik suratnya.
"Kalian membuat masalah apa lagi? " tanyanya.
"He he, kita rusak in gerbang, Mom," ucap si kembar.
Erlang dan Keisa hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya.
"Oh, ya Mom, kita mau mintak izin," ucap Kevan
Keisa menaikan alisnya.
"Mau kemana? Tumben izin?" tanyanya heran.
"Kita mau hadirin pesta ultah, Sintia," ucap Keyra
Mom nya semakin heran, karena mereka biasanya langsung berangkat tanpa izin.
"Acara nya di Club mom, makanya kita mintak izin," ucap Keyra
"Di Club xxx, Mom." ucap Kevan
Deg
Keisa mengingat bayangan masalalunya.
"Tidak, kau tidak boleh ikut Keyra!" ucap Mom nya.
"Plis, Mom kita janji gak macem-macem,"
"Kevan, janji jaga adik Mom ya!" memohon Kevan.
Erlang yang mengerti situasi mengelus punggung Keisa, membuat nya tenang.
Keisa menghela nafas berat. "Baiklah, Mom izin kan. Asal kalian janji jaga diri baik-baik, itu bukan tempat yang baik buat kalian!"
Membuat mereka mengangguk patuh.
"Udah sana, kalian istirahat dulu!" titah momnya.
Mereke segera naik ke atas, setelah kepergian si kembar.
"Kenapa? tempat yang sangat ku hindari untuk anak-anakku, harus mereka kunjungi," ucapnya
Erlang memeluk istrinya.
"Tenang Kei, semua akan baik-baik saja.
Mungkin sudah takdir mereka harus masuk ke dalam sana, walau kau melarangnya," ucap Erlang
Membuat Keisa menangis di dalam pelukan suaminya, mengingat kenangan masa kelamnya.
Malam harinya
Keluarga Al ger sedang makan malam, dengan tenang hanya ada dentingan sendok yang terdengar.
Leon yang baru saja turun, langsung bergabung dengan mereka.
"Om, tau tidak ada yang berdiri tapi bukan keadilan?" ucap Keyra.
Semua orang yang berada di meja makan, terheran dengan pertanyaaan Keyra.
"Memang nya apa, Dik?" tanya Kevan yang tak mengerti.
"Tanya aja? sama Om Leon," jawabnya.
Kevan yang penasaran menghadap ke arah Leon.
"Memangnya apa, Om?" tanyanya.
Leon hanya diam tanpa menanggapinya.
"Ayok lah, Om kenapa gak jawab sih," ucapnya, sambil menguncang badan Leon.
"Lepas! Kamu kayak anak cewek tau gak," ucap Leon yang sedari tadi diam.
Kevan segera merubah raut wajahnya.
"Kau punya sendiri pakai tanya lagi?" bisik Leon.
Kevan hanya mengangguk.
Habis itu mengelengkan kepalanya, karena tak belum mengerti.
"Sudah-sudah, kalian tak siap-siap? Katanya mau pergi ke pesta?" tanya Momnya.
Keyra yang melihat kakaknya bengong, menariknya ke arah tangga.
"Hey, Dek gue belum mintak penjelasan soal pertanyaan lo, ke Om Leon!" ucapnya
Tak
Keyra menjitak kepala kakaknya.
"Kita bisa telat ke pesta, Sintia kak," ucap geram Keyra .
Kevan cengengesan sambil mengikuti adiknya naik ke kamar masing-masing.
Skip
Keyra turun mengunakan gaun panjang berwarna hitam, tanpa lengan dan sedikit terlihat belahan dadanya.
Sedangkan Kevan turun mengunkan setelan jas, berwarna hitam.
Senda dengan gaun Keyra.
Tap tap
Mereka turun dari tangga secara bersamaan.
"Kalian, mau kemana?" tanya Leon yang heran melihat penampilan mereka yang rapi.
"Mau ke pesta, Om," jawab Keyra.
Leon mengangguk, mereka segera berangkat menuju lokasi pesta.
ππππππ
Di lain tempat.
Di sebuah mansion besar di tengah hutan.
Seorang pria dengan pahatan sempurna, memasuki mansion itu dengan angkuh, tatapan tajam bak elang, membuat semua orang yang di lewatinya, menunduk hormat.
ARTHUR THEODORE ALDRICH namanya, seorang pemimpin mafia WHITE EAGLES.
Pria berusia 27 tahun, berwajah tampan, alis tebal, badan kekar, tatapan dingin dan datar mampu mengintimidasi lawannya.
Dia berjalan masuk menuju ruang bawah.
"Semua sudah siap bos," ucap wakil dari mafianya ALVIAN FERNANDES.
Sekaligus asisten pribadinya di perusahan milik keluarganya.
"Hmmm," Arthur hanya membalasnya dengan deheman.
Dia mendekati kearah para wanita yang berjejer rapi.
Langkahnya terhenti pada gadis muda berpakaian merah menyala.
"Kau, ikut denganku," Ucapnya dengan dingin sambil menuju wanita itu.
Dan berlalu pergi menuju kamar yang di sediakan.
Wanita itu gemetar ketakutan, dia hanya diam tak mengikuti langkah Arthur.
Max anggota inti mafia Arthur, yang melihat itu segera menarik tangan wanita itu.
"Lepas! Aku mohon pulangkan aku!" pintanya
"Diam, kau sudah di jual sama orang tuamu, jadi menurut saja," Ucap Max sambil menariknya hingga memasuki kamar.
Max langsung mendoronnya dan mengkunci pintunya.
Alvian yang melihat itu hanya menghela nafas panjang.
"Semoga kau cepat menemukan kebahagiaanmu brother," ucap dalam hati.
Sementara di dalam kamar wanita itu menangis.
"Apa? Aku menyuruhmu kesini untuk menangis?" tanya Arthur dengan wajah datarnya.
Dia duduk diatas ranjang dengan rokok yang mengapit di sela jarinya.
Arthur bukan perokok aktif, tapi hanya itu yang bisa membuat hati dan fikirannya tenang.
Wanita itu melihat ke arah Arthur.
"Lepaskan aku!" mohonnya.
"Boleh." ucapnya dengan menganggukan kepala.
Membuat wanita itu mengusap air matanya dan bangkit.
"Dengan satu syarat!" ucap Arthur dengan senyum misterius.
"Apa pun, akan ku lakukan yang terpenting aku terbebas," ucapnya
Arthur tersenyum sinis.
"Puaskan aku!" ucapnya dingin.
Wanita itu terdiam.
"Kenapa? Kau kan sudah terbiasa dengan pacarmu, jadi apa salahnya jika denganku?" tanyanya.
Wanita terdiam dia memang sudah kehilangan mahkotanya, namun di sisi lain dia bimbang jika melakukannya dengan pria asing.
"Apa setelah ini kau membebaskan ku?" tanyanya.
Arthur menjawabnya dengan anggukan kepala.
Wanita itu tak punya pilihan lain dia dengan segera melakukan hubungan suami istri dengan pria asing itu.
Arthur di juluk sang cassanova sejati, karena sering bergonta-ganti pasangan ranjang.
Dalam prinsipnya dia hanya akan melakukan sekali dengan satu wanita.
Dia tidak mau berhubungan dengan satu wanita berkali-kali.
¤¤¤¤¤¤¤¤
Disisi Kevan dan Keyra, yang baru saja sampai di club malam.
Mereka sudah mendengar dentuman musik yang memekakan telinga.
Mereka berjalan masuk, membuat para pengujung disana melihat ke arah mereka.
Banyak wanita malam yang mengoda Kevan. Namun dia tak menangapinya, banyak juga para pria berhidung belang dengan tatapan nakalnya.
Menawari Keyra membuat nya risih.
"Kak," panggilnya saat dia mulai risih.
"Is't okey, tenang ya semua akan baik-baik saja," ucapnya sambil merengkuh pundak adik.
Mereka berjalan masuk ke arah pesta berlangsung.
"Hey, Sin selamat ulang tahun." ucapnya sambil memeluk Sintia.
"Thanks, udah dateng, Rara. Sumpah lo cantik banget malem ini," ucapnya
Keyra hanya membalas dengan senyuman.
"Enjoy, your party Ra," ucap Sintia.
Sintia berlalu dari sana menyambut teman-teman yang lain yang hadir ke pestanya.
Pesta berlangsung lancar, malam pun semakin larut namun tak menyurutkan mereka.
Banyak yang minum- minum dan berdansa.
"Dek, Lo duduk disini saja, jangan meminum apa pun yang baunya menyengat!" peringatan Kevan.
"Lo, mau kemana sih kak? Udah malem nih yukk balik!" ajaknya
"Gue, bentar doang kok dek, ya," ucapnya
Keyra mengangguk patuh.
Di tempat yang sama seorang wanita dengan pakaian terbuka, menuju beberapa pria yang ada disana.
"Hey, baby apa kabar?" ucap wanita itu.
"Oh, hay sayang, baik lama tak jumpa. Sudah lama kita ingin merasakan milikmu lagi," ucapnya.
"Ayok, kita lanjut di kamar aja?" ajaknya
"No, hari ini kalian bukan denganku," ucap wanita itu.
Membuat 5 pria itu heran.
"Tapi dengan wanita itu." Ucapnya sambil menujuk Keyra yang sedang duduk sendirian.
Mereka melihat gadis yang di tunjuk wanita itu.
"Wow, Amazing." ucap pria berbadan buncit dengan tatapan lapar ke arah Keyra.
"Berapa per malamnya?" tanya pria sedikit tua.
"Kalian cukup lecehkan dia dan vidiokan, adegan kalian denganya," ucap wanita itu.
"Caranya?" tanya mereka.
"Itu menjadi urusanku, pelayan!" teriaknya.
Seorang pelayan dengan membawa minuman datang menghampiri mereka. Wanita itu memberi satu kantong obat.
"Maaf, nona jangan masukan itu!" peringatnya
"Diam lah!" sambil memberi serbuk obat seperti bedak bayi keminuman jus.
"Berikan minum ini, ke wanita yang ada disana! jangan salah awas kau!" sentaknya. Sambil menujuk Keyra
Pelayan itu hanya patuh takut dengan ancaman wanita itu.
"Apa yang kau beri pada minuman gadis itu?" tanya salah satu dari mereka.
"Obat perangsang dengan dosis tinggi," ucapnya santai, para pria itu tertawa.
"Ha ha bagus, biar dia semakin agresif," ucapnya dengan senang.
Sedangkan pelayan tadi menghampiri Keyra.
"Nona minum lah!" tawarnya.
Keyra menggelengkan kepala.
"Ais, gue haus tapi takut kalau itu alkohol." ucapnya dalam hati. Saat tenggorokannya terasa kering.
Seakan mengerti pelayan itu, mencoba menyakinkan Keyra.
"Ini bukan alkohol, cuma jus." ucapnya sambil memberi sebuah jus jeruk.
Keyra yang melihat itu, menelan ludahnya kasar.
"Gak, papa kali kan cuma jus," ucapnya dalam hati sambil menerima jus itu.
Keyra langsung meminumnya sampai tandas dan mengembalikan gelasnya ke pelayan itu.
Wanita dan pria di sebrang sana melihat itu tersenyum puas.
"Jalankan rencana kalian! lima menit lagi obatnya beraksi," ucap wanita itu.
Mereka segera bangkit dari kursinya dan mendekat ke arah Keyra, yang mulai bergerak gelisah.
"Shitt, panas apa yang di berikan di minuman yang gue minum," ucapnya sambil mengibaskan tangannya.
Seorang pria berbadan buncit mendekat duluan.
"Apa butuh bantuan?" ucapnya saat sudah di hadapan Keyra.
Pria kedua menyentuh bahu Keyra.
Membuat Keyra bergerak seperti cacing kepanasan.
Keyra segera pergi dari para pria itu.
"KAK KEVAN." teriaknya.
Namun Kevan yang berada di tengah-tengah kerumunan tak mendengar.
"Kau mau kemana gadis kecil, ayok kita bantu?" ucapnya sambil menghadang.
Keyra mencari cara untuk bisa kabur dari mereka.
Dugh
Keyra menendang aset salah satu dari mereka. Membuatnya terpekik, Keyra yang melihat kesempatan itu, langsung berlari keluar dari club.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!