NovelToon NovelToon

Sexy Partner

1. Mysterious man.

 

               Cassandra terbangun dengan mata sayu, ia mengusap usap matanya yang belum terbuka sepenuhnya.

               “ Hem ... ? “ gumam Casandra sambil menatap sekeliling ruangan yang berhias marmer putih, “ Ini dimana ... ? ini bukan kamarku ... “ gumam Casandra lagi saat menyadari. Ruangan super mewah ini bukanlah kamarnya.

               “ Kamu sudah bangun ternyata ... “ seorang laki laki berparas mendominasi itu mendekati Casandra. Mata zamrudnya seperti bersinar di antara keremangan kamar marmer ini.

               “ Hei kamu siapa ..?!! “ jerit Casandra dengan panik saat Alex mencoba melepas satu persatu pakaiannya. Ia sudah melepaskan jas dan juga dasinya. Sekarang, kemeja satinnya sudah setengah terbuka.

               “ Kenapa kamu panik seperti ini ... ? “ cemooh Alex dengan tatapan melecehkan. Ia baru pertama kali melihat seorang perempuan berparas ayu yang berani berani membentaknya seperti Casandra.

               “ Kamu penculik ..?! Mafia ... ? Atau kamu melakukan tranksaski manusia ... ?! “ Casandra terus menuturkan pertanyaan sembari beringsut menjauh dari Alex. Instingnya mengatakan, Alex bukan laki laki baik.

               Alex hanya terkekeh dengan kelakuan Casandra. Lain dari yang lain batinyaa.

               “ Iya, aku memang melakukan tranksaski jual beli manusia ... “ ucap Alex masih dengan seringai tajam di bibirnya. Membuat Casandra menelan ludahnya.

Ia terbayang, kasus orang hilang tanpa jejak, atau perdagangan organ manusia di pasar gelap.

               “ Dan, aku membelimu ... “ ucap Alex dengan entengnya sembari beringsut ke atas ranjang mendekati Casandra. Senyum dingin dengan seringai seperti aura pembunuh itu perlahan pudar. Berganti dengan senyuman sensual. Tak di pungkiri, Casandra cantik walaupun tubuhnya kurus dengan badan kecil. Seperti Kendall Jenner, terka Alex saat menelusuri wajah Casandra.

               “ Apa .. ?! “ teriak Casandra tak percaya dengan ucapan Alex, “ Kam—Kamu membeliku ... ?!! “ Casandra memalingkan wajahnya tak percaya. Ia tersenyum meremehkan. “ Hei Tuan! Kamu engga tau siapa aku .. ? “. Tunjuk Casandra pada dirinya sendiri. Ia kemudian tertawa sengit.

               “ Aku putri tunggal dari Damian Leonidas! Aku bukan barang yang kamu temukan di swalayan!! “ Casandra tersenyum simpul. Berharap, dengan memberikan identitas dirinya, sebagai puteri kolongmerat, Alex akan ketakuan dan melepaskannya.

               “ Hehe .. “ Alek tertawa terkekeh membuat wajah Casandra berpaling padanya merasa seperti terhina, “ Maaf kalau begitu ... “ ucap Alex dengan masih menahan tawa.

               “ Aku tidak berbohong! Kalau ayahku mencariku dan menemukanku di sini, di tawan oleh laki laki bengis sepertimu! Kamu bisa mati di habisinya ... “ Casandra kembali menantang Alex.

               “ Kamu, Casandra Leonidas ... ? benar itu kamu ... ? “ tanya Alex dengan tawa terkekeh dan Casandra langsung menjawabnya. “ Iya! Sekarang kamu menyesal bukan, cepat. Lepaskan aku ..! “ perintah Casandra tak kalah arogan seperti Alex.

“ Maaf sepertinya, kamu akan kecewa ... “ Alex terdiam. Kemudian melanjutkan kata katanya. 

“ Kalau begitu, uangku memang telah di transfer ke rekening ayahmu. Casandra Leonidas ... “ bisik Alex penuh penekanan. Seketika wajah Casandra membatu. Jawaban dingin Alex benar benar membuatnya ketakutan. Mencoba mencari cari kebenaran.

               “ Apa maks—“

               “ Ayahmu memang menjualmu padaku, dengarkan ini .. “ Alex merenggut tangan Casandra dan mendekatkan dirinya pada tubuh Casandra. Seulas senyum terlintas di bibirnya.

               “ Ayahmu, menukarmu padaku. Dengan harga yang fantastis.... sepuluh triliyun ... “ bisik Alex, ia segera menjauh. Penasaran dengan ekspresi seperti apa yang akan di layangkan Casandra padanya.

               “ Tid--- ak, mungkin .... “ bisik Casandra dengan putus harapan. Wajahnya pucat pasi saat mendengar nilai yang di sebutkan Alex padanya.

---- Mana mungkin, ayahku tega menghargaiku senilai sepuluh triliyun. Aku ini anaknya!!  ---

Cukup lama Casandra merenung, merasakan sakit di ulu hatinya. Dengan tega ayahnya menjualnya. Alex menatap lekat lekat pada wajah Casandra. Rambut bronze dengan bola mata bersinar dan iris mata cokelat kayu hangat.

Hidung mancung menjulang ke atas dengan tulang pipi yang tirus, rahang yang jenjang. Ingin sekali Alex mencumbu Casandra walaupun wajah Casandra sedang melamun beo. Dia tetap cantik.

“ Yah, seperti itulah bisnis .. “ ucap Alex sembari bangkit. Wajah puasnya tak di tutup tutupi. Casandra yang melihatnya, juga tak segan memperlihatkan ekspresi wajah melawan. Menentang.

“ Kamu takut aku ini melakukan perdagangan manusia bukan ... “ ucap Alex. Ia berdiri dan menatap Casandra dengan dress katun super ketat itu.

“ Tapi sayangnya bukan, ayahmu menjualmu padaku bukan untuk ku habisi ginjalmu, atau organ hatimu .. “ Alex terkekeh saat melihat kengerian terpancar di wajah Casandra. Padahal ia hanya bergurau.

“ Ayahmu menjualmu padaku, karena. Aku yang aku inginkan adalah, anak darimu ... “ ucap Alex dengan enteng. Akhirnya ia mengatakan tujuan kontraknya.

“ Kamu gila!!! “ bentak Casandra dengan amarah meluap luap, “ Apa kamu pikir, aku ini kantong bayi! Kamu tidak waras! Kenapa membeliku dengan harga tinggi! Kencani wanita manapun, nikahi dia dan buatlah anak sebanyak mungkin dengannya! Kenapa kamu harus buang buang uang sebanyak itu untuk mebeliku .... “

Nafas Casandra memburu, tapi Alex tetap tenang. Mereka sama sama keras kepala. Tapi, Alex bisa mengontrol amarahnya. Casandra sebaliknya, ia meluapkannya seperti gelombang tsunami.

“ Ayahmu menawarkanmu padaku, bukan aku yang kurang pekerjaan mencari gadis sepertimu .. “ ucap Alex dengan nada meremehkan. Lagi lagi membuat Casandra marah.

“ Kalau begitu, jangan jadikan aku sebagai gadis yang terkena sial karena harus mengandung anakmu! Lepaskan aku sekarang juga ... “

Mendengar teriakan dan umpatan penolakan Casandra membuat Alex meradang. Kilatan mata hijau zamrudnya tak lagi seteduh tadi. Kini seperti ada kobaran amarah di sana.

“ Kamu ingin keluar .. ? “ Alex bergegas mendekati Casandra. Membuat Casandra beringsut menghindar tapi naas. Ia tak bisa menghindari Alex.

“ Ada dua hal yang harus kamu lakukan, kembalikan uang sepuluh triliyunku dan ayahmu akan bangkrut kamu jadi gelandangan .. “ Alex sudah menarik tubuh Casandra dengan cengkeramannya. Membuat Casandra ketakutan karena kemarahan Alex.

“ Atau tinggal disini! Kandung anaku baik baik! Dan lahirkan anaku! Setelah itu, kamu bisa bebas tanpa hutang ...!

Casandra terbelalak dengan alasan pertama. Ia tak tau kalau ayahnya ada di ambang kebangkrutan. Ia sibuk berfoya foya sampai tak menyadarinya. Alasan ayahnya menjualnya, karena kebangkrutan perusahaan.

Casandra mulai menangis. Aku juga tak mungkin jadi anak durhaka. Batin Casandra.

Tapi bagaimana mungkin, aku harus mengandung anak dari laki laki asing yang bahkan tak ku kenal. Semuanya memberatkanku!. Casandra berteriak dalam hatinya. Air matanya sudah tak bisa di tahan lagi. Matanya sudah berlinang air mata. Tapi tak ada yang menetes satupun. Casandra masih dengan watak aslinya. Keras kepala dan arogan.

“ Tidurlah! “ bentak Alex sembari melepaskan cengekeramannya pada Casandra. Tiba tiba ia melunak. Hanya karena melihat linangan air mata.

Aku pasti sudah gila! Atau aku sudah menjadi laki laki lembek! Hardik Alex pada dirinya sendiri.

“ Ingat! Ayahmu menjualmu, aku membelimu! Kalau kamu mau bebas, kembalikan uangku! Kalau kamu bahkan tidak sanggup! ..” Alex mendengus dan menyeringai, “ Kalau kamu tidak sanggup membayarnya, kamu hanya harus jadi partner ranjangku dan mengandung anakku ... “

Alex meninggalkan Casandra di ruangan putih marmer itu. membanting pintu dengan bunyi bedebum keras. Casandra hanya menatap ngeri punggung Alex yang telah menghilang di balik pintu.

“ Siapa laki laki itu .. “ bisik Casandra saat amarah dan kesedihannya sudah mereda.

 

*** 000 ***

 

Laki laki itu, dia Alex Dirgantara. Keturunan Indonesia dan campuran Meksiko. Wajahnya asing di negara asal ayahnya. Tapi di Meksiko, ia di segani bukan main. Pebisnis hebat dengan talenta luar biasa. Seolah bisa membaca semua pergerakan fluktuasi keuangan dengan sekali tatap.

Tapi bukan memperluas bisnis yang menjadi tujuannya pulang ke tanah air ayahnya ini. Melainkan mencari seorang istri.

“ Aku hidup dengan di kelilingi wanita, bukan dengan seorang wanita .. “ ucap Alex saat melakukan penolakan pada ayahnya.

“ Kamu pria! Bukan seorang pencecap wanita .. “ bentak Airlangga Dirgantara pada anak nomor satunya itu.

“ Budaya di Indonesia bukanlah gayaku, itulah alasannya aku tak pernah pulang ke sini .. “ sinis  Alex pada ayahnya. Ekspresi keras kepala dan dingin sama sama di lontarkan oleh ayah dan anak itu.

“ Kalau kamu tidak menikah, bergaul dengan perempuan secara bebas di luar sana. Apa kamu pikir, kamu bisa punya anak .. ?! “, Airlangga tak kalah keras kepalanya. Sikap batu itu jelas jelas di turunkannya pada Alex.

“ Sayang, ingat. Kamu tidak boleh terlalu stress kata dokter .. “ wanita berambut hitam legam di usia lima puluhan. Dengan binar mata cemerlang dan manik mata hijau zamrud seperti Alex. Stella Marcus. Ibu Alex.

“ Harusnya, jangan kirim dia ke Meksiko, kirim dia ke dataran berisi orang orang eskimo .. “ Airlangga mengusap dadanya yang terasa sesak. Berdebat dengan Alex selalu menguras energinya.

“ Ma, aku tidak tertarik untuk punya anak .. “ ungkap Alex dengan nada sarkas. Mempunyai anak itu merepotkan. Ucapnya dalam hati.

“ Kalau begitu, berikan semua properti keluarga di tanganmu ke tangan adikmu ... “ usulan Airlangga itu, sukses menarik pelototan mata Alex.

“ Semuanya .. ? Di berikan pada Danil ... ? “tanya Alex tak percaya, “ Apa anak ayah hanya Danil .. ? Membiarkan semua aset yang ku kembangkan di perusahaan dengan susah payah, lalu di berikan kepada cecungut Danil itu dengan percuma ... ? “

Alex nampak tak terima. Ia tak suka dengan Danil. Danil Dirgantara. Adik laki lakinya yang hanya terpaut beberapa tahun darinya. Mereka tak akur sama sekali. Mereka selalu bersaing.

Siapa yang terbaik. Siapa yang lebih sukses. Siapa yang lebih pantas. Atau siapa yang paling di sayangi oleh kedua orang tua mereka itu.

“ Danil pasti ingin menikah, dia akan punya keluarga dan akan punya anak nantinya. Dia lebih membutuhkan aset dan saham perusahaan di bandingkan dengan kakaknya yang tak suka dengan budaya Indonesia ... “ Airlangga menampar Alex kembali dengan kata katanya.

“ Apa lagi orang yang tak berniat menikah, untuk apa Ayah memberimu harta cuma cuma. Tak akan ada cucu darimu .. “

“ Sayang .. “ Stella menenangkan suaminya itu, nafasnya sudah memburu lagi, ia khawatir pertengkaran ayah dan anak yang sedang berlangsung ini akan lebih lama lagi, “ Ingat, kamu tidak boleh stress apalai marah marah seperti tadi ... “

“ Aku ikut mengembangkan bisnis di Meksiko selama lima tahun terakhir, membuat Dirgantara semakin maju. Lalu dengan mudahnya, Danil yang menerima semua itu .. “ tawa sengit Alex mengembang. Begitu lucu keputusan yang di ambil ayahnya itu.

“ Semua ini hanya karena masalah, siapa yang punya keluarga .. ? Siapa yang punya anak .. ?? sekonyol ini budaya di negara Ayah ... ? Pantas saja Mama menurut dan ikut saja untuk tinggal di sini, budayanya saja sebuah komedi yang sangat lucu untuk di jadikan hiburan ... “

Alex masih tersenyum sengit, ayahnya sendiri masih sesak nafas dan terduduk di kursi dengan lemas. Sesaat, Alex khawatir kalau kata katanya memang kelewat batas kali ini.

Tapi tiba tiba, Ibunya, Stella Marcus, berdiri dan berbicara. “ Alex, keluarga memang bukan hal berharga untukmu saat ini. Tapi, kamu bayangkan hari tuamu tanpa istri yang menemanimu, atau anak yang merawatmu. Apa kamu akan awet muda selamanya .. ? Keluarga itu tempat kembali, untuk pulang dan beristirahat ...”

Stella menatap pancaran mata hijau yang sama sepertinya, di dalam diri Alex.” Pulang untuk artian sebenarnya dan pulang untuk makna yang lainnya .. “ Stella berhenti berbicara.

Alex sangat menghormati Ibunya. Mereka terkoneksi satu sama lain. Entah karena ikatan anak dan ibu atau memang kasih sayang ibunya yang tulus itu telah menembus hati dingin dan besi milik Alex.

“ Terserah Mama ... “ ucap Alex menyerah saat Ibunya melerai pertikaian mereka berdua.

“ Aku tetap takan menikah ..! “ ucap Alex masih teguh pada pilihannya.

“ Ayah juga tetap pada keputusan ayah .. “ Airlangga bangkit dan berusaha berdiri. Meniggalkan Alex dan istrinya.

 Hari ini, hari kepulangan Alex setelah dua tahun tak pulang sama sekali. Tahun tahun sebelumnya, Alex selalu pulang walaupun hanya dua kali dalam setahun.

“ Ayah hanya ingin kamu menikah, agar ayah bisa melihat cucu dari kalian berdua. Dari kamu dan juga Danil .. “ ucap Airlangga dengan nada melamah. Ia putus asa membuat anaknya itu jatuh cinta. Mengenalkan dengan wanita muda dan di tolak sementah mentahnya.

“ Aku bisa berikan cucu untuk ayah .. “ tiba tiba jawaban sinting Alex terlontar begitu saja. Membuat Airlangga berpaling pada anaknya lagi.

“ Kamu hendak menikah dengan siapa .. ? “ tanya Airlangga dengan penuh harapan dan menyuarakan tantangan.

“ Aku tetap takan menikah .. “ ucap Alex dengan pasti.

“ Lalu kamu akan mencari anak orang lain dan mengaku anak itu sebagai anakmu ... “ amarah Airlangga kembali membuncat. Jawaban Alex! Itulah penyebabnya.

“ Aku akan punya anak, anak kandungku sendiri ... “ Alex menatap ayahnya lekat lekat.

“ Bagaimana caranya ... ? “

 

 

 

 

2. My Way.

 

               “ Aku akan melakukannya dengan caraku, yang ayah mau hanya cucu. Jadi masa bodoh dengan caraku mendapatkan anak ... “ Alex menantang ayahnya. Menatap langsung.

               “ Dan, saat aku sudah menepati apa kemaunan Ayah. Tepatilah janji itu .. “ Alex berpaling dan pergi meninggalkan kedua orang tuanya yang masih menatapnya dengan tatapan bingung dan tak percaya.

               “ Dia pasti jadi begini karena stress kerja … “ terka Stella membela anak laki lakinya itu.

               “ Dia bukan begini karena stress kerja. Manusia bekerja sewajarnya, anakmu itu! dia gila kerja, workaholicnya bukan main!! “ Airlangga tersenyum kecut saat mengingat Alex. Tak pernah pulang ke rumah, memilih pergi ke Meksiko dan mengurus bisnis di sana. Pulang tengah malam, pergi pagi buta.

               “ Itu yang kamu lakukan dulu di masa muda, kamu tidak ingat ... ? “ Stella tersenyum mencoba menenangkan suaminya.

               “ Usianya sudah matang sayang, kalau tak seperti ini. Di umur berapa kita baru punya cucu .. “ ucap Airlangga dengan putus asa. Stella hanya terdiam tak menanggapi. Usia Alex memang sudah matang, pria dewasa dengan segala kemapanannya. Tapi, tak punya gairah untuk berkeluarga.

 

               Di sisi lain, Alex berjalan dengan langkah kesal di lorong rumah. ia baru pulang dan mendaratkan kakinya di rumah setelah penerbangan hampir dua puluh empat jam dari Meksiko dan berakhir dengan tuntutan mencari istri dan ancaman tak dapat harta keluarga.

               “ Cuih! Apa dunia ini hanya ada satu masalah. Kapan menikah ... “ bentak Alex pada tembok di sampingnya. Amarhnya di lontarkan pada tembok yang tak bersalah itu.

               “ Kapan lulus, kapan bekerja, setelah itu mulut orang orang mulai berkicau masalah kapan menikah .. “ ketus Alex lagi pada tembok di sampingnya. Yang lagi lagi, memang tak bersalah.

               “ Alex .. ?” sapa Danil yang tak tau kepulangan Alex. Yang ia tau, Alex belum mendarat. Tapi sosok kaka laki lakinya itu sudah berdiri di lorong rumah.

               “ Alex ... ? “ sapa Danil lagi saat tak mendapat sahutan dari Alex. Alex menatap adik laki lakinya itu dengan amarah.

               “ Apa ...!! “ bentak Alex dengan nada tajam. Tapi Danil tak kaget, itu sudah biasa. Nada yang di pakai Alex untuk berbicara dengannya.

               “ Kenapa kamu marah marah pada tembok ... ? “ selidik Danil tanpa menghiraukan wajah kesal Alex. Alex semakin menajamkan matanya pada Danil.

               “ Apa pedulimu, urus saja urusanmu. Biarkan aku urus urusanku sendiri .. “ ucap Alex kembali berjalan dan meniggalkan Danil. Mereka berpapasan di lorong itu. Tapi Danil akhirnya paham dari mana Alex sebenarnya dan alasan apa yang membuatnya marah.

               “ Kamu dari ruangan Ayah ... “ tebak Danil. Dan jawabannya tepat, Alex langsung memalingkan wajahnya.

               “ Kamu di tuntut untuk segera menikah .. “ tebak Danil lagi dan senyum puas langsung menyergap bibirnya. Matanya berkilat jenaka. Karena melihat ekspresi kejengkelan Alex.

               “ Kamu puas ... ? Karena kalau aku tidak menikah, semuanya akan berakhir di tanganmu .. ? “ celetuk Alex dengan senyum yang di condongkan. Danil berbeda dengan Alex.

Wajahnya memang tak kalah tampan. Tapi ia tak terlalu seperti orang berdarah campuran. Matanya seperti mata ayahnya. Kecokelatan. Kontras dengan mata Alex yang sehijau batu zamrud.

Alex adalah representasi paras Ibunya dengan sikap ayahnya. Sedangkan Danil adalah representasi Ayahnya dengan sifat keturunan dari Ibunya. Danil lebih lemah lembut, Alex keras kepala bukan main. Kalau tak tau seluk beluk keluarga. Takan ada yang tau kalau Alex dan Danil adalah kaka beradik yang terpaut usia empat tahun.

“ Alex .. Alex ... “ ucap Danil dengan nada terheran heran, “ Kalau kamu di Meksiko, di Amerika sana. Kamu mungkin wajar kalau hanya melakukan one night stand... “ ujar Danil menggurui. Tapi menyulut amarah Alex.

“ Tapi di sini, di Indonesia. Usiamu yang menginjak dua pulu sembilan tahun. Kamu sama saja dengan bujang lapuk ... “ koar Danil sembari melarikan diri. Ia tau kalau Alex sudah menyiapkan kepalan tangan untuknya, siap memukul.

“ Kurang ajar ... “ teriak Alex saat melihat Danil berbelok di ujung lorong dan tak terlihat lagi.

“ Bujang lapuk katanya .. ? “ Alex berujar dengan senyum meremehkan, “ Apa dia pikir, pesonaku tak bisa menundukan wanita manapun lagi .. ? “

Alex berjalan pergi. Emosinya dua kali lipat membludaknya. Tapi ia harus menahannya. Tubuhnya terlalu lelah untuk mengejar Danil dan meninjunya setelah penerbangan seharian. Alex berjalan menuju kamarnya sendiri. Kamar dengan dominasi warna hitam dan sedikit aksen kayu dari furnitur kamar.

Alex merebahkan tubuhnya di kasur empuk itu.

“ Menikah .. “ gumam Alex dengan suara rendah.

“ Bagaimana aku punya anak, aku hanya berkoar koar barusan ... “ Alex kembali bangkit dan terduduk lesu di kasurnya. Ranjangnya itu bersih, Ibunya selalu membersihkan kamarnya saat tau ia akan pulang.

“ Cecungut itu benar .. “  diam diam Alex membenarkan ucapan Danil di lorong barusan.

“ Sebentar lagi aku tiga puluh tahun, kenapa aku jadi berpikir seperti ini .. “ ucap Alex frustasi. Ia mengacak ngacak rambutnya.

“ Sejak kapan aku peduli dengan omongan orang orang sekitarku, apa aku sudah menjadi orang tua ... “ Alex membantingkan tubuhnya lagi ke kasur. Matanya nyalang menatap ke langit langit kamarnya.

“ Kalau dia tidak pergi, mungkin aku sudah punya keluarga sendiri .. “ ucap Alex bergumam kemudian matanya mengerjap. Tak lama Alex tertidur. Kelelahan setelah penerbangan yang lama. Tubuhnya bergelayut lesu di atas ranjang.

 

3. My Way II.

 

000

 

               “ Siapa laki laki itu .. “ Casandra masih bertanya tanya. Ia tak pernah melihat laki laki itu sebelumnya. Tapi memberikan uang senilai sepuluh triliyun. Dia pasti bukan laki laki biasa. Kalangan orang kaya pastinya.

“ Nona .. “ seorang pelayan masuk membawakan makan malam pada Casandra. Perempuan yang mungkin hanya lebih tua beberapa tahun darinya.

“ Saya di tugaskan untuk membawakan makan malam pada Nona .. “ dengan sigap tangan pelayan itu meletakan berbagai makanan untuk Casandra. Mulai dari Appetiser, Dessert, Maincoarse. Mata Casandra membelalak. Ia belum makan, setelah ....

“ Aku pulang duluan Alexa ... “ ucap Casandra pada sahabatnya itu dengan riang. Ia masuk ke mobil dengnan tentengan besar papper bag yang memenuhi tangannya.

“ Iya! Hati hati, Case, aku juga pulang dulu .. “ Alexa juga masuk ke dalam mobilnya. Melaju pergi ke tujuan masing masing. Wajah Casandra begitu mulus walaupun tanpa polesan. Benar benar membuat iri.s mini dressnya tak menghalanginya untuk menyetir dengan brutal. Casandra selalu bersikap seenaknya.

Seenak jidat!!! Itu komentar Alexa pada kelakuan Casandra. Tapi Casandra hanya bersenang senang.

“ Halo, Ayah .. “ sapa Casandra saat menerima panggilan telfon dari nomor ayahnya.

“ Kamu di mana, sudah semalam ini belum pulang .. “ ucap ayahnya di sebrang sana dengan nada khawatir seperti biasanya. Casandra tersenyum tipis, “ Berbelanja .. “ jawabnya dengan enteng.

Tanpa sadar Casandra mendengar helaan nafas dari ayahnya. Ini kebiasaanya. Ayahnya sudah terbiasa, tapi tak mengeluh diam diam seperti ini, “ Ada apa ayah ... ? “ tanya Casandra mulai khawatir.

“ Ini sudah malam, tidak baik seorang perempuan masih berada di luaran sana .. “

“ Konyol .. “ komentar Casandra tanpa sadar. “ Eh maksudku ayah. Ini era modern, aku tak hidup di pedalaman yang bisa di terkam harimau kalimantan kalau aku sendirian tengah malam .. “

Casandra berdalih untuk menenangkan ayahnya, ia sebenarnya berniat pergi ke klub malam untuk bertemu kekasih barunya.

“ Case .. “ seru ayahnya mulai kehilangan kesabaran. “ Pulang, malam ini ada yang akan ayah bicarakan padamu ... “ ucap Damian dengan lemas. Hanya puterinya itu, satu satunya harapannya untuk saat ini. Di sisi lain, Alex sudah menatapnya dengan tatapan tajam dan mematikan.

“ Ayah, aku ada acara lain dengan teman temanku .. “ ucap Casandra siap mendebat perintah ayahnya.

“ Pulang, ayah sedang tidak mood untuk berdebat atau apapun itu ... “

Casandra terdiam, ayahnya adalah laki laki yang paling menyayanginya di dunia ini. Sebagai seorang puteri, Casandra merasa ia sedang durhaka sekarang.

“ Oke, Cassie pulang sekarang ... “ ucap Casandra sembari mematikan ponselnya dengan tangan kirinya.

“ Aneh .. “ gumam Casandra sambil mempercepat laju mobilnya. Ia teringat dengan kekasihnya, secepat ketikan tangannya di keyboard. Casandra melakukan panggilan ke nomor kekasihnya.

“ Allen .. “ sapa Casandra dengan suara riang memanggil nama kekasihnya.

“ Kamu belum kesini ... ? “ suara Allen terdengar tak sabaran menahan amarah karena menunggu Casandra terlalu lama.

“ Aku tidak bisa ke sana .. “ ucap Casandra dengan nada tidak nyaman telah membatalkan janji yang di buatnya sendiri pada Allen.

“ Case ... , Cassie .. “ Allen memanggil Casandra seolah tak percaya dengan perangai Casandra. Seperti bukan Casandra, batin Allen.

“ Allen, aku minta maaf. Tapi ayahku memintaku untuk segera pulang ke rumah barusan, ia memintaku pulang karena ada yang harus di bicarakan .. “ ucap Casandra mencoba membela dirinya dari tuduhan yang mungkin di layangkan Allen padanya.

“ Oke baiklah .. “ ucap Allen akhirnya mau mengerti. “ Kalau begitu, safety drive. Ini sudah malam .. “ bisik Allen di telfon.

“ Aku tutup telfonya dulu, good night Allen ... “, seru Casandra dengan riang pada kekasihnya.

“ Good night, my girl .. “ ucap Allen sambil memutus koneksi telfon.

Casandra tersenyum riang. Allen kekasihnya sejak bangku kuliah. Tak menuntut tapi benar benar bersikap layanya gentleman. Membuat Cassie yang tadinya tak suka berlama lama berhubungan dengan laki laki. Takluk dengan Allen.

Casandra masuk ke dalam rumahnya. Rumah besar dengan gaya eropa timur. Langkahnya ringan memasuki ruang tengah, menjatuhkan semua papper ganya ke atas sofa. Dengan santainya, Casandra mengangkat kakinya tinggi tinggi untuk melepas stockingnya. Memperlihatkan mini dress dan safety pants berwarna hitam.

“ Gadis bodoh! “celetuk Alex yang sejak tadi memperhatikan langkah Casandra saat masuk ke dalam rumah. ia tengah berdiri di lantai dua. Di sudut yang takan di lihat oleh Casandra.

“ Ah...!! Susah sekali .. “ seru Casandra jengkel. Ia kesulitan melepaskan stockingnya walaupun sudah mengangkat kakinya tinggi tinggi.

“ Stocking macam apa ini .. “ seru Casandra lebih jengkel. Akhirnya ia memutuskan untuk merobek stockingnya yang setinggi sepertiga pahanya itu. Tatapan tajam Alex berubah menjadi was was. Ia melihat tubuh Casandra di dalam balutan dress mini sudah membuatnya hampir hilang kendali. Sekarang ia melihat sepenuhnya, paha mulus Casandra.

“ Gadis gila .. “ gerutu Alex kesal sambil meninggalkan sudut tempatnya bersembunyi, memilih masuk ke dalam ruangan Damian dan menangkan diri di sana.

“ Casandra ... “ panggil Damian pada puterinya itu. Anak satu satunya yang selalu membutnya khawatir itu.

“ Ayah ...! “ seru Casandra sambil membenarkan posisi duduknya yang tak nyaman. Ia sudah selesai menyobek kedua stockingnya.

“ Ada apa .. ? “ tanya Casandra dengan nada khawatir, “ Apa ayah sedang sakit dan memanggilku untuk pulang cepat .. ? “

Casandra melihat manik mata ayahnya yang nampak tak tenang, bibir pucat dan tingkah laku yang nampak gelisah. “ Apa ayah baik baik saja ... ?” tanya Casandra lagi dengan nada memastikan.

“ Ayah baik baik saja .. “ Damian mencoba duduk di samping Casandra.

“ Mau makan malam bersama .. ? “ tawaran Damian di jawab dengan anggukan antusia dari Casandra.

“ Kamu dari mana saja .. ? berbelanja sampai tak sempat makan malam .. “ Damian menarik puterinya ke arah ruang makan.

“ Perempuan berbelanja, laki laki bekerja .. “ ucap Casandra dengan tawa riang saat mendengar prinsip hidupnya. Damian hanya meneguk ludah dengan gugup. Mendengar ucapan Casandra barusan.

“ Makan, dan jangan buang buang waktu percuma hanya untuk berbelanja... “ Damian mulai memberikan makanan banyak banyak ke dalam piring Casandra. Kentang, irisan daging asap, asparagus.

“ Aku akan bekerja, kalau sudah dua puluh lima tahun .. “ celetuk Casandra dengan mulut penuh berisi asparagus.

“ Lalu apa gunanya kamu menjadi lulusan terbaik dalam waktu singkat, kalau kamu tak mau bekerja di perusahaan .. “ Damian mengamati lekat lekat isi piring Casandra dan melihat ekpresi Casandra bergantian.

“ Cerewet .. “ komentar Casandra dan di balas dengan tatapan mengancam dari Damian.

“ Hanya becanda . “ elak Casandra sambil menyuapkan asparagus dan daging bersamaan. Sambil tersenyum manis, Casandra berdalih. “ Aku .. “ mulutnya penuh makanan. Sulit untuk mengunyah dan berbicara di saat yang bersamaan.

“ Aku akan bekerja nanti .. “

“ Syukurlah .. “ ucap Damian lirih.

“ Ayah .. “ rengek Casandra pada Ayahnya dengan suara tak nyaman.

“ Ada apa. ... ? “ wajah Damian mencoba menutupi kekahawatirannya.

“ Aku mengantuk sekali .. huah ... “ Casandra menguap dengan lemas. Matanya setengah tertutup, kemudian tangannya meraih segelas air putih dan meneguknya dengan malas malasan.

“ Besok besok, aku takan pulang larut malam lagi .. “ ucap Casandra dan matanya tertutup sempurna.

“ Besok besok, mungkin tak ada lagi .. “ ucap Damian sembari mendekati Casandra.

“ Maafkan ayah .. “ ucap Damian lirih saat melihat langkah Alex semakin mendekat dari anak tangga.

 

 

 

               

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!