...🌹Novel ini sedikit lucu, bukan berarti stand up comedy. Sedikit ada beberapa bab novel ini dihiperbola bukan berarti alay tapi dari situlah mukjizat Tuhan itu selalu ada.🌹...
___________________________________________
___________________________________________
UUD PASAL 9 AYAT (1) menjelaskan
"Setiap orang tanpa hak izin dari hak pencipta melakukan pelanggaran (plagiat) sanksinya adalah pidana paling lama 4 (tahun) atau dendan 1.000.0000.000,00 (Satu milyar rupiah)." katanya sih hahaha, tapi jangan di plagiat ya, nanti author menggalau bombay susah ngalur ceritanya (bumbu-bumbu hiperbolanya sudah mulai timbul nih!).
Diskripsi Author :
Nama asli : Nurul Muslimah
Nama pena : imah_nm
Ig : @imah_nm (penulis)
___________________________________________
___________________________________________
...💐💐💐 Happy Reading 💐💐💐...
Perceraian dua tahun yang lalu sudah berlalu, beriringan cinta Alez dengan Muna berhenti saat itu juga. Muna yang sudah menjadi mantan istrinya entah kemana dia pergi demi mengejar kariernya. Alez sudah berusaha untuk menahan Muna demi anaknya, dan mewujudkan karier Muna menjadi model terkenal tapi Muna menolaknya membuat hati Alez menjadi murka. Muna ingin bebas terbang tanpa banyak tekanan dengan ikatan yang sudah menikah.
Hanya Alez dan Alif anaknya saja yang sudah berumur dua tahun. Alez mengasuh anaknya dengan kasih sayang yang utuh. Meski Alez sibuk di perusahaan dan mengurus beberapa hotel yang ia bangun dimana mana dia hampir setiap saat membawa Alif.
Disuatu ketika Alez kehotel bintang 5 yang dia bangun dan terkenal itu, Alez tak sengaja menabrak seseorang wanita yang lewat berpapasan dengan Alez.
Bruuukkk
(suara tubrukan tubuh Alez dengan tubuh wanita tersebut).
Wanita itu terpental jatuh, sedangkan Alez yang masih gagahnya berdiri disana.
"Kalau jalan hati hati lihat kedepan!" Bentak Alez
"Anda yang menabrak, kenapa menyalahkan saya?" Sonya berdiri dari jatuhnya menghadap Alez.
"Kau... berani beraninya....."
"Apa ha!" Tantang Sonya.
"Permisi tuan, silahkan tuan masuk kedalam ruangan karena rapat akan segera dimulai." salah satu pelayan hotel itu menghampiri Alez
"Apa tuan?" Batin Sonya
"Urus wanita ini!" perintah Alez pada pelayan tadi
"Baik tuan."
Alez bergegas pergi dari hadapan Sonya, dan berjalan keruangan khusus rapat didalam hotel tersebut.
"Sonya kamu cari masalah ya?" Pelayan itu mendekati Sonya
"Kenapa emang?" Sonya masih sok beraninya itu
"Bener ya kamu mau cari mati."
"Dia pemilik hotel ini Sonya, dia bos kita namanya Tuan Alez."
"Apa?" Sonya terbelalak kaget karena ucapan pelayan nya itu.
Sonya adalah wanita yang manja dan pemborosan saking manjanya dan boros, fasilitas semua ditarik oleh papahnya, mamahnya sebenarnya tidak mau Sonya mengalami hal itu tapi pinta papahnya tidak bisa dibantah. Kedua orang tua Sonya ingin Sonya berubah menjadi wanita mandiri dan tidak manja lagi. Pada akhirnya Sonya bekerja di sebuah hotel sebagai pelayan hotel, itu amatlah berat untuk Sonya tapi Sonya tidak ada pilihan lain. Yang kuliah asal-asalan beberapa kali kena skor membuat kedua orang tuanya frustasi karena ulahnya.
Kedua orang tuanya melepaskan Sonya begitu saja, tapi masih dalam pengawasan kedua orang tuanya. Semua orang tidak percaya kalau Sonya adalah anak orang kaya, karena kerja di hotel sebagai pelayan. Kedua orang tuanya tidak menganggap Sonya anak lagi itu sebagai gertakan saja sebelum Sonya berubah menjadi wanita mandiri dan bertanggung jawab.
Teman temannya Sonya pun tidak bisa menolong Sonya, selain Sonya kesusahan dan juga karena ancaman papahnya Sonya akhirnya ketika Sonya butuh mereka hilang entah kemana. Menyebalkan bukan!hehe
Akhirnya Sonya tinggal dengan pembantu waktu bekerja dirumahnya dulu, karena dipecat oleh kedua orang tuanya itu hanya sandiwara mereka, yang pasti Sonya tidak tahu, Sonya wanita yang baik. Pembantunya yang dulu merawatnya sedari kecil namanya bi Sri, ia amat menyayangi Sonya. Kedua orang tua Sonya sibuk bekerja tanpa ada waktu untuk Sonya, apapun yang diminta Sonya pasti terkabul sehingga membuat Sonya menjadi wanita manja dan pemborosan. Bi Sri di perintah oleh kedua orang tuanya untuk menjaga Sonya dengan baik di rumahnya. Pastinya Bi Sri tetap digaji semua itu karena Sonya agar berubah.
"Haduh mati aku, aku harus baik setelah ini. Jangan sampai aku dipecat."
Sonya sangat panik, entah pikirannya mulai gelisah, hatinya berkecikamuk. Ia takut akan di pecat dengan bosnya itu.
》Bersambung.....
.
.
.
Dari Author untuk para pembaca :
" Budayakan setelah membaca langsung tekan LIKE setiap bab ya, hargai penulis untuk menghibur kalian semua👍. Selamat membaca, terimakasih teman-teman. ❤ "
Sonya lagi-lagi bertemu dengan Alez, Sonya begitu takut karena tak sengaja tidak sopan dengan bosnya tadi. Entah akal apa membuat Sonya menjadi wanita yang aktif karena tingkah Sonya membuat Alez menjadi pusing tujuh keliling.
"Tuan Alez, maafkan atas ketidaksopanan saya tadi. Maafkan saya tuan." Sonya berdiri tegak dan berkali kali membungkukkan badannya, Alez melihatnya tanpa memperdulikannya.
"Tuan Alez maafkan saya."
"Tuan Alez jangan pecat saya, saya masih butuh pekerjaan ini."
"Rupanya wanita ini bekerja disini. Rasanya pengen aku buang kelaut saja." Batin Alez
"Tuan"
"Sialan menyebalkan sekali aku udah berusaha meminta maaf dan memohon dia tidak memperdulikanku. Lihat saja laki laki seperti dia akan ku buat jatuh cinta dan bertekuk lutut mengemis cintaku. Lalu aku tinggalkan biar tau rasa.huhhhh" Dengus batin Sonya begitu entengnya mengatakannya hal itu dalam hatinya.
"Sebaiknya kamu dipecat saja. Dihotel ku ini tidak menerima seorang pekerja wanita sepertimu!" kata pedas Alez
"Beri saya kesempatan tuan Alez!" mohon Sonya dan membuat Sonya bersimpuh di kaki Alez dan berkali kali meminta maaf, Alez begitu terkejut melihat Sonya tidak menyerah juga, wanita ini dia lebih memilih mengemis maaf kepada Alez.
"Baiklah." Alez berjalan pergi meninggalkan Sonya.
"Apa maksudnya baiklah. Menyebalkan sekali! Untung saja tampan kalau tidak aku cincang hahaha kalau berani." Celetus Sonya.
Alez mendengarnya lalu berhenti sejenak
"Apa katamu barusan!" tanya Alez tanpa mengalihkan pandangannya.
"Anu itu tidak apa-apa saya tidak berkata apa apa. Mungkin Tuan Alez salah dengar tidak ada orang bilang apa apa di sini." cengir Sonya
Jelas-jelas Alez mendengarkan tetapi Alez memilih pergi meninggalkannya.
"Huhh aman. Hampir saja detak jantungku berhenti Ya Tuhan."
"Itu orang gak ada senyum senyumnya datar banget kaya tembok, dinginnya sedalam seisi kulkas."
Sepanjang celoteh celoteh Sonya menghujani bosnya itu dengan perkataan yang jelas tidak didengar oleh siapapun pastinya.
.
Dirumah bibi
"Huhhhh" Sonya menjatuhkan tubuhnya di ranjang tidurnya dengan tubuh telentang.
"Non ada apa? Bibi melihat non Sonya sangat sedang kesal. Coba cerita ke bibi, apa ada masalah di pekerjaan non Sonya?" bi Sri menghampiri Sonya yang sudah didalam kamarnya
"Iya bi menyebalkan sekali, untung saja dia bos yang tampan kalau tidak udah aku habisin bi." Kata Sonya sekilas lalu duduk bersampingan dengan Bi Sri. Sonya selalu ceplas ceplos tanpa menutupi semuanya.
"Kenapa dengan bos non Sonya?"
"huhhh, sudah jelas-jelas dia yang nabrak aku bi seharusnya dia minta maaf malah aku bi yang harus minta maaf. Yasudah aku tau dia bosku dengan berat hati aku meminta maaf agar tidak dipecat di hotelnya, sampai aku itu ngemis-ngemis sujud di hadapannya bi." Sonya menceritakannya dengan ekpresi yang masih kesal di raut wajahnya.
"Sujud? sejak kapan non Sonya mau melakukan itu?" bi Sri mengerutkan dahinya penasaran tidak biasanya Sonya mau kalah dengan musuhnya meski itu laki-laki.
"Iya aku gak mau bi dipecat bi, aku mau buktiin sama papah dan mamah kalau kali ini Sonya tidak akan dipecat lagi. Menyebalkan sekali setiap bekerja di mana saja Sonya tidak selalu benar, melakukan pekerjaan apa saja Sonya tidak ada yang betul. Ngeselin kan bi hufft....." Ekpresi sedih Sonya bercampur dengan muka ditekuknya itu.
"Jadi non Sonya memilih masih bekerja di hotel itu?" Tanya bi Sri lagi dengan nada lembut.
"Iya bi lagi pula aku sudah benar bekerja di sana tidak ada yang salah, semua menyukaiku. Cuma gara gara bos Sonya sih ngeselin habis."
"Pokoknya Sonya ingin buktiin, Sonya bisa mandiri bi. Tapi aku laper masak apa bi hari ini?" Sonya mengalihkan pembicaraan karena sepulang kerja Sonya lapar lagi, belum makan sedari siang sampai menjelang malem ini.
"Non mulai sekarang belajar masak sendiri ya? Bibi mau menjenguk saudara bibi yang sedang sakit dikampung."
Gubrakkkk
"Alamak!" tubuh Sonya di jatuhkan kembali di atas ranjang tidurnya.
》Bersambung.....
.
.
.
Dari Author untuk para pembaca :
" Budayakan setelah membaca langsung tekan LIKE setiap bab,hargai penulis untuk menghibur kalian semua👍. Selamat membaca,terimakasih ❤ "
Setelah kepergian bi Sri, kini Sonya hanya dirumah sendiri. Katanya menjenguk tetapi malah menginap entah sampai kapan. Sonya menjadi seorang diri tanpa orang menemani, benar Sonya merasa kesepian.
Sonya belajar memasak melalui sharching mbah google alias internet yang ada di ponselnya, udah sesuai harapan tapi hasilnya berantakkan, yang kadang gosonglah, yang kadang asinlah, yang kadang hambarlah. Ada-ada saja yang terjadi pada Sonya, pada akhirnya Sonya belajar memasak dengan teman kokinya yang bekerja di hotel mereka yaitu Mesa namanya.
Sonya sudah mulai bisa memasak sendiri, bisa mencuci baju tanpa luntur, menyetrika baju tanpa bolong lagi, cuci piring tanpa memecahkannya yang sekian kalinya, pasti habis kalau Sonya yang pegang kendali.
Semua itu karena berkat Mesa yang mau membantu Sonya. Sonya sangat beruntung memiliki seorang teman yang baik seperti Mesa. Selain itu Sonya belajar semuanya di hotel Sonya bekerja. Perlahan-lahan Sonya mulai mandiri (Mandi sendiri eh maksudnya apa-apa sendiri).
Di Hotel
Waktu terus berlalu,
Sonya tetap masih bekerja di hotel itu.
Suatu ketika Sonya melihat anak kecil yang menangis dipelukan seorang wanita penjaga anak pastinya baby sistter. Baby sistter itu sangat kesal sehingga kasar terhadap anak kecil yang berada didalam pelukkannya, lalu ditaruhlah anak kecil itu dilantai dan membiarkan menangis melengking, ia memilih memainkan ponselnya seperti nyonya besar, dengan santainya duduk mengenakan handset untuk menyumpal telinganya itu agar tidak mendengar suara tangisan anak kecil itu tanpa memperdulikannya, nanti kalau capek berhenti sendiri pikirnya. Sonya merasa tidak tega melihatnya lalu ia langsung menghampiri baby sistter itu.
"Mbak gak ada perikemanusiaan atau gimana sih? tega banget kasian dia menangis terus!" Kata Sonya terhadap wanita itu lalu menggendong anak kecil yang tergeletak duduk di lantai dengan tangisannya.
"Mbaknya siapa ya nggak usah ikut campur deh mending mbaknya pergi saja." wanita itu melepaskan handset yang masih terpasang ditelinganya lalu berdiri menghadap kearah Sonya yang begitu muram.
"Mbak dia demam bisa-bisanya mbaknya membiarkan anak kecil seperti ini." Sonya menyentuh tubuh anak kecil itu begitu panas seperti orang demam.
"Ada apa ini? Kenapa Alif menangis?" Tanya seseorang menghampiri mereka berdua.
"Tuan Alez! Kapan tuan Alez kembali." Kata baby sistter itu dengan terkejut.
"Dan kamu kenapa kamu menggendong anakku!" Tatapan Alez begitu tajam kepada Sonya.
"Anaknya? Jadi tuan Alez sudah menikah. Kemana istrinya kenapa menggunakan baby sistter yang tidak becus bekerja." Batin Sonya.
"Maaf tuan saya tidak tega melihat anak kecil ini menangis terus-terusan. Malah mbaknya asik memainkan ponselnya itu, tidak memperdulikannya anak kecil. Ya saya tidak tega, langsung saya menggendongnya." Jelas Sonya.
Wanita itu gelagaban dengan perkataan Sonya dan langsung memasukan ponselnya di dalam saku bajunya. Tapi Alez melihatnya kegugupan baby sistternya dengan melihat terburu-buru sekali memasukan ponselnnya.
"Apa itu benar ha!" Alez mencekeram lengan wanita itu dengan begitu erat.
"Tidak tuan. Ampun tuan." wanita itu meringis kesakitan karena cengkeraman Alez.
"Aku mengerjakanmu berlipat-lipat gaji untuk merawat anakku dengan baik, seperti ini kerjamu. Wanita sepertimu mau di hukum seperti apa ha!" tegas Alez.
"Untung saja aku segera kembali kehotel dan hanya dua hari, tidak jadi pergi keluar negeri."
"Kalau terjadi apa-apa dengan putraku kamu tanggung akibatnya." Alez begitu arogan menyangkut putranya itu sendiri.
Sonya melihatnya bergidik ngeri melihat tuan Alez begitu menakutkan di hadapannya sekarang, padahal lawannya adalah seorang wanita, ternyata tuan Alez tidak memandang bulu eh jenis kelamin.
Alif masih menangis didalam pelukkan Sonya, Sonya menenangkan Alif dan melerai berdebatan mereka berdua untuk mengakhiri ketegangan saat ini.
"Tuan Alez, lebih baik bawa putra tuan ke rumah sakit, anak tuan Alez demam badannya panas sekali." sahut Sonya.
"Apa? panas!" Alez melepas cengkraman lengan wanita itu dan menghampiri Sonya untuk berusaha mengambil alih menggendong Alif, tetapi Alif mencengkeram tubuh Sonya yang tidak mau dilepas. Karena kuatnya cengkeraman Alif dibaju Sonya.
Tanpa pikir panjang Alez menarik Sonya masuk kedalam mobil menuju ke rumah sakit.
》Bersambung.....
.
.
.
Dari Author untuk para pembaca :
" Budayakan setelah membaca langsung tekan LIKE setiap bab,hargai penulis untuk menghibur kalian semua👍. Selamat membaca,terimakasih ❤ "
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!