Jakarta...Juli-xx-20xx
Ga sabar deh nunggu pagi....
Ya Allah... esok Syifa akan bersekolah di sekolah Baru, tempat baru dan pasti akan ada banyak teman baru, Syifa mohon... jadikanlah Syifa anak yang baik dan bisa berguna untuk orang lain...
Ya Allah... sebenarnya Syifa sedikit takut dan gugup,minta di temenin Bunda pasti akan malu, apalagi di temenin Ayah.. berikan keberanian yang lebih untuk Syifa esok ya Allah dan semoga kakak -kakak seniornya baik-baik ya...Amiiiin" doa nya terdengar begitu lucu.
Tahun ajaran baru akan dimulai,para pelajar mulai menyiapkan diri untuk kembali pada kegiatan mereka yaitu menuntut ilmu, banyak para pelajar yang harus mengikuti masa orientasi siswa sebagai siswa baru, perkenalan dengan lingkungan sekolah baru yang dilakukan oleh para anggota OSIS pada calon junior mereka.
" Assalamualaikum warahmatullahi..2x" gadis cantik dengan mukena putih bersih, seputih dan sebersih kulit nya, baru saja menyelesaikan kewajiban dua rakaat nya sebagai seorang muslim.
" Ya Allah... lancarkan lah segala sesuatu yang akan hamba lewati hari ini" dengan sangat ia memohon agar sang pemilik kuasa atas segala nya memberikan ia kemudahan,siapa lagi yang memohon seperti itu kalau bukan Nasyifa Zahira Jacob,ia hanya akan menjadi murid baru,tapi kegugupan nya seakan-akan ia akan memasuki Medan perang.
Merapikan perlengkapan ibadah nya,merapikan ranjang dan segala perlengkapan sekolah,gadis cantik dengan rambut panjang itu memutuskan untuk mandi dan segera bersiap untuk sekolah.
" Pagi Ayah...Bunda" cerianya seakan menjadi mentari untuk kedua orang tuanya.
" Pagi juga sayang..." jawab serentak sang Ayah dan Bunda.
Cup cup cup
Kecupan selamat pagi tak pernah ia lewatkan,baginya itu adalah Mood Booster untuk mengawali harinya.
" Bagaimana persiapan nya? sudah komplit kah? mental nya juga sudah Ok kan" dengan seulas senyuman sang ibu bertanya.
" Alhamdulillah...udah semua Bunda,Syifa udah berdoa agar di beri kemudahan,tapi doa Ayah Bunda pasti paling Mus ta ja bah".
" Bunda sama Ayah pasti selalu mendoakan kamu sayang,berjanjilah tak akan mengecewakan kami".
" Insyaallah Bun..Syifa akan berusaha untuk menjadi yang terbaik untuk Ayah Bunda" janji Nasyifa.
" Amin ya Allah" komentar positif dari sang ibu langsung memenuhi gendang telinga nya.
" Sudah siap.. ? bareng Ayah atau di antar mang Udin sayang?" tanya Dokter Alamsyah.
" Siap dong Ayah..di antar mang Udin aja deh" keputusan akhir Nasyifa.
" Ok.. Ayah berangkat ya" Sebuh kecupan lembut dari sang Ayah di puncak kepalanya.
" Hati-hati Ayah... sukses selalu" penuh kelembutan Nasyifa mengecup punggung tangan sang Ayah,hal yang sama juga dilakukan sang ibu, mengecup lembut punggung tangan sang suami dengan begitu takzimnya.
******
Dr.. Alamsyah Jacob... beliau adalah seorang Dokter di salah satu rumah sakit ternama di Ibukota, seorang Dokter Bedah terbaik hingga di juluki sang tangan Malaikat.
20 tahun sudah beliau mengabdikan dirinya di salah satu rumah sakit ternama dan terbaik di Ibukota, rumah sakit milik sang sahabat yang mempercayai beliau, menjadikan beliau direktur di rumah sakit tersebut.
Usia menginjak kepala lima tak menghalangi beliau terus belajar lebih tentang ilmu medis,demi dapat menolong nyawa sesama manusia.. itulah semboyan yang selalu beliau gaung kan setiap ada yang bertanya.
Sering menjadi Narasumber di beberapa seminar kesehatan, membuat beliau sosok yang begitu di segani dan di kagumi,tak hanya oleh para dokter seumuran, Dokter muda hingga para mahasiswa,tapi juga beberapa orang yang mengenal beliau.
Kesibukan jadwal yang terkadang hampir padat,tak membuat hubungan beliau dan keluarga renggang,bagi beliau keluarga adalah yang utama,hari Minggu adalah hari beliau menghabiskan waktu bersama istri dan sang putri tercinta.
*******
Almira Jacob.. seorang ibu rumah tangga yang mengabdikan hidupnya mengurus sang suami dan putri Se mata wayang nya,wanita lemah lembut dan sangat bersahaja yang menjadi pilihan seseorang dokter spesialis bedah itu adalah wanita yang dijodohkan oleh kedua orang tuanya.
Menjalani awal pernikahan dengan jalur Ta'aruf adalah pilihan yang wanita itu pilih,hingga kini usianya menginjak kepala empat hubungan rumah tangga yang berjalan sudah hampir 20 tahun itu masih sangat baik-baik saja dan semakin hangat seiring dengan bertambahnya usia sang putri.
Putri cantik mereka yang baru memasuki usia 16 Tahun,semakin mengikat kehangatan keluarga mereka,sikap cerianya seakan menjadi mentari saat mendung melanda, kelembutannya mampu meluluhkan hati sang Ayah dan Bunda.
******
Ciiiiitt.....
Tiiiiiinnnn...
" Astaghfirullah...mamang kenapa kok ngerem mendadak? kening Fa terantuk deh" dengan mulut manyun Nasyifa sedikit menggerutu.
" Maaf..non...itu motor di depan ngerem mendadak " sedikit gugup mang Udin menjawab,walau sang putri majikan nya itu tak pernah marah dan selalu sangat baik,tapi beliau merasa segan saat sang nona mengeluh kesakitan.
" Sakit ya non? maafin mamang ya" tambah nya lagi setelah menetralkan jantung nya.
" Sakit dikit mang..udah lupain aja,terus siapa yang tiba-tiba ngerem di depan kita mang?" tanya Nasyifa penasaran, kepalanya sedikit melongok ke depan melalui bagian tengah antara kursi kemudi dan kursi penumpang bagian depan.
" Itu non...yang pake motor sport itu,ada beberapa temennya lagi juga tuh di depan dan di samping kita non" jawab mang Udin atas pertanyaan sang nona.
" Kebiasaan deh,ga mikir keselamatan orang lain" omel Nasyifa, matanya celingukan melihat ke depan lalu ke samping mobilnya dan benar saja tepat di bagian kanan mobilnya ada beberapa motor sport yang juga sedang menunggu lampu lalu lintas berubah dari merah menjadi hijau.
Sedangkan disebelah nya,sang sahabat tampak anteng sibuk dengan gawai nya,namun tiba-tiba Lyly sang sahabat Menurunkan kaca mobil bagian kanan nya seraya sedikit melongok kan kepala keluar.." Kak.. temen nya kakak yang di depan ya?" tanya Lyly polos pada dua pengendara motor di sebelah nya.
" Maksud Lo..?" tanya salah satu dari sang pengendara motor setelah membuka helm full face nya.
" Itu...yang pake motor di depan...temen kakak ya?" tanya Lyly lagi.
" Kenapa?" bukan menjawab malah pemuda tersebut balik bertanya
" kalau temennya tolong bilangin dong... jangan suka nyalip kendaraan lain,mana ngerem mendadak lagi...kaget tau kak" jawab Lyly polos dengan gaya sedikit judes.
" Oh..Ok" jawab sang pemuda tersebut seraya menganggukkan pelan kepalanya, bibirnya mengulum senyum tipis mendengar protes yang menurutnya lucu dari gadis cantik berhijab di sampingnya,tapi sesaat matanya melirik ke arah samping gadis itu,tampak satu gadis yang juga memakai hijab yang terlihat sedang meminta agar segera menutup kembali kaca mobil mereka.
" Thanks" ucap gadis manis berlesung pipi,tak lupa sebuah senyuman semanis madu ia hadiahkan pada sang pengendara motor sebelum ia menutup kembali kaca mobil nya.
" Kenapa bro?" tanya pemuda yang satunya.
" Biasa...Jojo tuh ma pak ketu nyalip mobil mereka,kena protes bocah dah gue " jawab pemuda tersebut seraya menggeleng.
" Tapi kayaknya pake seragam sekolah kita juga deh ya" ucap nya.
" Yoi, junior baru deh kayaknya nya,seru tuh kayaknya anaknya, lucu-lucu imut gimana gitu,tapi yang di sebelah nya kayaknya cantik deh " jawab lagi yang satunya.
" Dasar play boy cap kadal Lo,liat yang bening dikit aja langsung nyala sinyal Lo" ledek temennya.
" Alah.. kayak Lo yang gak aja..Bangsat juga Lo"
Jakarta memang macet,saking macetnya para pengendara bisa ngobrol seraya menunggu lampu merah berakhir, sehingga sering memicu kebosanan para pengendara.
" Makasih ya mang..." ucap Nasyifa dan Lyly bersamaan saat kedua gadis cantik itu saat akan turun.
" Sama-sama neng cantik.. hati-hati ya dan belajar yang rajin" balas mang Udin ceria,hati pria paruh baya itu selalu bahagia saat menjadi supir sang putri majikan,ibu dan anak sama-sama wanita baik dan lemah lembut.
Mobil melaju meninggalkan area sekolah elit,mata indah kedua gadis berhijab itu menatap kagum sekolah Baru mereka,walau sekolah menengah pertama mereka juga megah,tapi sekolah di depan mereka sekarang jauh lebih megah dan tampak sangat Elit.
Alexander Hings School....begitu besar dan megah nama itu tertulis di depan gerbang masuk, mobil-mobil mewah tampak keluar masuk mengantar para pelajar,tak jauh berbeda dengan yang tampak di parkiran, jajaran sport car mewah dan motor sport mewah terparkir rapi di sana,itu semua cukup menandakan bahwa yang bersekolah di sekolah tersebut bukan dari kalangan menengah ke bawah, melainkan dari kalangan menengah ke atas.
Andaipun ada beberapa dari kalangan menengah ke bawah,maka sudah pasti mereka melalui jalur Beasiswa, Nasyifa dan Lyly juga salah satu siswa dari jalur beasiswa, walau mereka bukan dari kalangan bawah, namun keduanya berprinsip selagi ada kesempatan kenapa tak di terima.
Bukan serakah,tapi keduanya meminta pada kedua orang tua mereka agar biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk pendidikan mereka disumbangkan pada anak-anak yang putus sekolah dan permintaan baik sang putri tentu di setujui oleh kedua orang tua mereka.
" Subhanallah...megah banget ya Fa sekolah nya" puji Lyly, matanya celingukan melihat area sekolah Baru mereka.
" Ia... pantes aja ya, orang yang sekolah di sini itu ngerasa bangga banget" jawab Syifa setuju dengan pernyataan sang sahabat.
" Aku mah pasti betah kalau sekolah nya semegah ini Fa..pasti kantin nya juga mewah dan makanan nya juga enak-enak" aku Lyly tanpa ragu.
" Kamu ya.. aneh-aneh aja deh,kok malah mikirin makanan nya, bukannya mikirin ruang belajar nya nyaman atau nggak,atau mikirin apakah disekolah semegah ini tempat ibadahnya layak , ini kok malah mikirin makanan" protes Syifa atas tingkah absurd sang sahabat.
" Hehehehe....ya itu juga aku pikirkan Fa,tapi urusan perut kan juga harus di pikirkan Cantik" jawab Lyly santai nya.
" Terserah anda nona Lyly yang terhormat " jawab Nasyifa geram.
Sementara dari arah parkiran sepasang mata tengah memperhatikan Intens kedua siswa baru tersebut, yang tak lain adalah Nasyifa dan Lyly, keduanya melangkah anggun melewati area parkir yang tersedia di kiri dan kanan jalur menuju lobby utama sekolah.
" Tuh kan bener,ga salah mata gue,yang di sebelah nya cantik banget" ucap spontan Juna seraya matanya masih fokus menatap dua siswi berhijab.
" Apaan..?" tanya Dewa gagal paham.
" Itu... junior baru yang pake hijab...yang sebelah kanan ..Cantik banget" jawab Juna jujur seraya menunjuk dengan dagunya.
" Oh..yang tadi negur Lo di jalan" jawab Dewa.
" Siapa?" tanya Jonathan yang kebetulan mendengar obrolan dua sahabat nya.
" Itu..dua junior yang pake hijab itu,tadi di jalan Negur kita, gara-gara Lo berdua nih" jawab Juna yang kembali geram jadi korban Omelan bocil gara-gara ulah kedua sahabat nya.
" Lah kok gue?" tanya Jonathan tak paham.
"Ya emang Lo berdua yang jadi biang kerok nya, nyalip mobil mereka ga kira-kira" jawab Juna geram.
" Terus kenapa emang..mobil dia rusak?" tanya Gerald sang ketua geng.
" Kayaknya ga lecet sih, cuma kaget katanya " jawab Juna jujur.
" Modus murahan" ucap sinis Gerald,ia mengira Lyly atau Nasyifa pasti sudah mengetahui siapa mereka,jadi mencari alasan untuk menyapa mereka.
Karena setau mereka ga ada remaja di ibukota itu yang tak kenal mereka, dari motor mereka aja para anak muda udah tau siapa mereka, hanya wajah mereka saja yang tak banyak yang mengenali.
Scorpio Motor Club... itulah nama geng motor mereka,yang di ketuai oleh Gerald Alexander Lemos...si pria muda arogan,dingin tak tersentuh, hanya sahabat dan keluarga terdekatnya yang tau seperti apa ia.
" Tapi kalau yang modus nya secantik tuh bocah gue ga nolak, beneran deh " jawab Juna seakan ia sedang mabok.
Tatapan ke empat pemuda itu mengiringi langkah Syifa dan lyly, si junior baru.
Nasyifa
Gerald
Berjumlah Ratusan para pelajar baru berbaris rapi di lapangan Alexander High school... mentari yang tampak tak malu-malu bersinar cukup lumayan membuat para siswa baru merasakan sensasi panas dan berkeringat pastinya,tak sedikit yang tampak sibuk mengipas wajah mereka dengan tangan,gerah.. itulah yang mereka rasakan.
" Duh..panas banget ya Allah..." keluh lyly,wajah manisnya tampak di basahi keringat.
" Anggap aja kita lagi berjemur Ly..biar bisa nikmatin gitu" bujuk Nasyifa memberikan support pada sang sahabat, walaupun idenya itu malah terdengar konyol sekali.
" Lebih tepatnya lagi di jemur..bukan berjemur sayang... serasa lagi makan Hot dog akunya, sungguh LUAR BIASA... PANAS" jawab Lyly dengan mata melotot menatap tajam Syifa,yang di pelototi malah menampilkan sebuah cengiran lucu yang terlihat polos dan menggemaskan.
" Hehehe...kan biar panas nya ga terlalu terasa Cinta" jawab Syifa manja.
" Nye Nye Nye..." balas geram dari Lyly.
Tak kedua nya sadari,kelakuan mereka sejak awal mendapat perhatian dari beberapa pasang mata," Cantik banget sih,gemes liatnya" ucap lirih salah satu dari mereka.
" Gemes apa Na_f-su Lo..?" ledek Sadewa yang di balas dengan sentilan di kepalanya oleh Juna.
" Lo kira gue se brengsek itu apa, gini-gini gue masih bisa ya bedain mana yang bisa di ajak main - main mana yang di bawa serius,Dimata gue dia lebih kayak adik kecil rasanya" jawab Juna membantah tuduhan salah satu dari sahabatnya.
" Adik kecil juga bisa bikin anak kecil kali bro..ibarat bunga..lagi kuncup-kuncup nya itu,Harum dan indah pastinya" komen Dewa memprovokasi.
" Lo berdua bisa ga sih stop bahas masalah begituan? berisik..bikin pusing tau nggak sih" omel Jonathan tiba-tiba, sedangkan Gerald sang ketua hanya menggeleng mendengar dan melihat perdebatan ketiga sahabatnya,baginya wanita hanya makhluk manja yang pasti akan sangat merepotkan,kecuali Mami nya,yang dimatanya adalah wanita hebat dengan begitu banyak talenta.
" Ya pusing buat Lo karena Lo ga doyan perempuan" ledek Sadewa santai.
" Brengsek Lo ngatain gue ga doyan perempuan,Lo kira gue gay..? gue normal ya" bantah Jonathan cepat seraya menendang kaki Dewa, membuat Dewa dan Juna ingin tertawa terbahak-bahak,namun urung dilakukan mengingat mereka sedang berada di depan para junior baru, apalagi di antara mereka ada yang menjabat sebagai ketua OSIS.
" Berisik banget sih Lo pada" suara dingin Gerald menegur ketiga sahabatnya yang terkadang Suka bertingkah tanpa melihat tempat dan keadaan.
" Sorry bro" jawab kompak Juna dan Dewa, sedangkan Jonathan hanya berdehem pelan, walaupun tak terlalu dingin seperti Gerald, namun Jonathan tak se somplak Juna dan Dewa dan lagi ia tak segila kedua sahabatnya itu dalam mempermainkan wanita.
' Mereka aja yang suka BAPER...dikira kita ga tau siapa mereka,ini saatnya kita nikmati masa muda, untuk masa depan pasti kita maunya perempuan baik-baik dong' itulah kata-kata andalan kedua bad boy itu.
Semuanya kembali fokus pada sang ketua panitia yang sedang berbicara di depan para siswa baru, memberikan beberapa penjelasan tentang kelanjutan kegiatan yang harus diikuti oleh para junior baru mereka setelah istirahat makan siang.
" Ok...saya rasa cukup sekian pemberitahuan dari saya,saya harap adik-adik semua bersedia mengikuti dengan yakin setiap kegiatan ini, anggap ini salah satu cara untuk kita kita saling mengenal, jangan menganggap ini adalah suatu rencana senior untuk mem bully kalian,ingat sekolah kita ini menentang keras bullying, senioritas berlaku untuk belajar menghargai dan menghormati yang lebih tua,bukan untuk menekan junior " pidato panjang lebar sang ketua panitia pelaksana orientasi siswa berjalan lancar.
Sorakan kekaguman atas sikap wibawa yang sang ketua tunjukkan menimbulkan kekaguman tersendiri pada para junior,wajah manisnya menunjukkan bahwa ia termasuk salah satu senior yang bisa dijadikan idola.
" Saya rasa kalian juga sudah cukup paham bukan?.. selanjutnya akan ada sedikit kata-kata sambutan dari ketua OSIS kita, sekaligus untuk kalian mengenal nama dan wajah dari ketua OSIS SMA Alexander High school,dan untuk ketua OSIS saya harap bersedia memberikan waktunya sejenak untuk memberikan sepatah -dua patah kata pada adik-adik kita ini, untuk ketua OSIS saya persilahkan" tambah pemuda bernama Rifal,yang menjabat sebagai wakil OSIS dan juga panitia Orientasi siswa.
" Terimakasih..." ucap singkat seorang pemuda dengan gaya cool nya,pemuda yang memakai seragam lengkap dengan almamater OSIS nya, tampak dasi terpasang rapi di leher nya, kulit putih bersih nya seakan menyilaukan mata, didukung oleh wajah nya yang tampan dengan bentuk tubuh atletis, sungguh ia terlihat nyaris sempurna.
Teriakan histeris para senior kelas 11 dan 12,tak terhindarkan, ditambah lagi beberapa siswa baru juga tak sanggup tak berteriak saat melihat makhluk Tuhan dihadapan mereka,begitu sayang kah Tuhan padanya hingga menciptakan ia begitu nyaris sempurna,dari wajah dan penampilan nya tak bisa dibantah bahwa ia juga pasti berasal dari keluarga terpandang, terlihat dari semua yang melekat di tubuhnya berupa barang-barang limited edition,mulai dari sepatu,jam tangan nya, dan juga handphone yang ia pakai merupakan keluaran terbaru.
' Duh tampan nya ... serasa mimpi gue Liat cowok setampan itu'.
' Gusti...nikmat mana lagi yang kau dustakan'.
' Rasanya pengen gue bungkus terus bawa pulang '.
' Ganteng nya Pool'.
' Tuhan.. boleh ga ya kalau setiap hari aku doanya minta jadi istri dia'.
' Duh ...perfec nya.. pacar siapa sih itu'.
Itulah bisik-bisik yang terdengar di lapangan lebar itu, belum lagi pujian-pujian yang absurd dari para senior kelas 11 dan 12, mereka tak segan mengungkapkan khayalan dan imajinasi mereka tentang pria tampan di hadapan mereka sekarang.
" Cakep ya Fa...pasti pacar nya banyak" komentar Lyly, namun tak ia dengar pendapat dari sang sahabat.
" Fa... Nasyifa..ish malah ngelamun dia nya" omel Lyly.
" Hah...kenapa ly.?" tanya Syifa bingung karena dengan tiba-tiba sahabatnya mengomelinya.
" Cakep ya Pak Ketos kita" ucap Lyly mengulang ucapan nya tadi yang tak didengar oleh Syifa.
" Oh ..itu? ya" singkat Syifa menjawab.
" Dasar..kamu ya,tapi sayang cakep-cakep mukanya datar" tambah Lyly lagi, namun tak di jawab oleh Syifa,ia hanya mengangguk saja.
" Pagi semuanya...saya Gerald Alexander.. kebetulan saat ini saya ketua OSIS disekolah ini,jadi saya minta agar kalian belajar memahami dan mematuhi setiap peraturan yang terdapat di sekolah ini,jika kalian merasa keberatan dengan beberapa peraturan yang sudah ada,kalian bisa mengatakan dan memberikan ide lain mungkin,bisa kalian masukkan di box saran dan kritik yang terletak di samping Mading,dan akan kami bahas saat nanti di forum rapat OSIS,sekian dari saya." ucap Gerald singkat padat dan jelas.
Tanpa menambah kata-kata pemanis apapun,pemuda tampan dengan sejuta pesonanya itu menuruni podium dan melangkah ke barisan awal ia dan sahabatnya berbaris,yaitu di barisan khusus para anggota OSIS,yang bersebelahan dengan barisan para panitia Orientasi.
" Buset dah... dingin bet,kayak kulkas 12 pintu, serasa kayak di kutub Utara aku nya kalau lagi deket ma tuh cowok" ucap Lyly mengomentari sang ketua OSIS.
Nasyifa tersenyum seraya menggeleng mendengar komentar dari sang sahabat,bukan kah baru saja sahabatnya itu memuji pria di depan itu di tambah dengan tatapan memuja,tapi lihatlah sekarang..ia tampak sangat kesal.
" Untung cakep.." tambah Lyly lagi yang membuat Syifa lagi-lagi menggeleng dengan tingkah dan ucapan sahabatnya itu.
" Aneh kamu" ucap Syifa seraya melirik sahabatnya yang tampak nyengir kuda.
" Kamu tu yang aneh,ga pernah tertarik sama lawan jenis, jangan -jangan kamu belok lagi,terus naksir sama aku" ucap Lyly menuduh sang sahabat,wajah nya menunjukkan kecurigaan pada sahabatnya.
" Astaghfirullah..... aku normal ya Lyly Shofia Sanders " ucap Syifa membantah.
" Normal tapi ga pernah pacaran, minimal punya Crush gitu, boro-boro..lirik cowok aja ga pernah " ledek Lyly merasa puas, karena mengungkapkan kenyataan bahwa sikap sahabatnya itu sangat tertutup pada lawan jenis, Lyly tau untuk lawan jenis Syifa hanya dekat dengan Ayah dan Taufik saudara sepupunya yang tak lain adalah anak dari kakak laki-laki ayah Syifa,yaitu dr.Alamsyah Jacob, sedangkan dari sebelah bunda nya, Syifa hanya memiliki dua orang sepupu dan keduanya perempuan.
" Siapa bilang aku ga punya Crush..? punya tau, banyak malahan... pertama.. Nabi Muhammad Saw dan Nabi-nabi yang lainnya, kedua...Ayah aku dan ketiga Abang Taufik.." jawab Syifa santai
" Ya elah itu mah lain hitungan nya Nasyifa " komen Lyly gemas.
" Kamu pernah baca ga Ly...ada sebuah nasehat yang mengatakan bahwa betapa meruginya kita yang seorang wanita menjalin hubungan pacaran sebelum menikah, karena apa? pria yang mengajak kita pacaran itu kebanyakan untuk menguji apakah kita pantas menjadi pasangan nya, kalau ga pantas maka kita akan ditinggalkan ' PUTUS' itulah kata-katanya,atau kita dianggap layak nya Rest area..kamu tau kan Rest area itu sering di gunakan sebagai apa? PERSINGGAHAN.. tempatnya para pengendara berhenti sejenak untuk istirahat, menghilangkan lelah atau untuk sekedar makan,minum atau merokok,tapi setelah lelah nya hilang ..maka apa? mereka akan pergi kan? meninggalkan tempat itu,dan untuk semua itu yang akan rugi siapa? Kita Ly ...selain hanya sebagai tempat persinggahan..kita juga menyia-nyiakan waktu hanya untuk hal yang ga terlalu bermanfaat malah menurut aku merugikan,tapi itu semua kembali ke diri kita masing-masing seperti apa kita menanggapi hal itu, karena apa? karena setiap manusia berhak berpendapat dan memiliki prinsip nya masing-masing,tapi aku adalah salah satu wanita yang setuju dengan nasehat yang pernah aku baca itu" jelas Syifa panjang lebar.
" Jadi ngeri aku dengar kata-kata kamu barusan,tapikan terkadang pacaran itu bisa juga buat support agar lebih semangat aja gitu" jawab Lyly sedikit mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran nya.
" Nah itu dia yang namanya hak asasi mereka mau menanggapi hal tersebut bagaimana,kan kita emang bebas ber pendapat tanpa harus memaksa untuk menerima pendapat orang lain, hanya saja sebagai manusia yang di berikan kelebihan oleh Tuhan maka kita harusnya bisa lebih bijak bukan,dan ga ada salahnya kita terlebih dahulu mendengar pendapat orang lain,baru setelah nya kita telaah.. positif kah pendapat orang itu,bisakah kita mengikutinya? jika tidak maka tinggalkan" jawab Syifa bijak.
" Wih.. sahabat aku ini emang The Best deh" puji Lyly.
" Makasih.." Syifa menanggapi dengan senyuman manis.
Orientasi hari itu berjalan lancar tanpa halangan apapun,tak juga terdapat perbuatan yang diluar nalar atau seperti pembullyan terhadap para junior, semuanya berjalan sesuai apa yang ketua panitia serta anggota OSIS tentukan, walau sesekali ada sedikit terjadi kekerasan pada nada bicara, namun tidak pada fisik,Maka itu masih wajar, terlebih para junior wanita yang sesekali mendapat bentakan dari senior wanita, seperti yang tengah terjadi saat ini.
" Siapa tadi nama kamu?" tanya seorang senior wanita seraya telunjuk nya menunjuk tepat di wajah salah satu siswi baru.
"Nasyifa Zahira kak" jawab Syifa sopan.
" Jaga sikap kamu.. jangan sok cakep kamu ya, jangan sok manja kamu," bentakan tegas terdengar dan sedikit membuat telinga Syifa terasa berdengung, pasalnya ia belum pernah mendengar suara bentakan keras seperti itu,di rumah kedua orang tuanya dan keluarga lainnya cara berbicara mereka sangat santun dan hangat,saat sekolah menengah pertama juga seperti itu, mungkin karena memang sekolah menengah pertama Syifa merupakan Boarding school, sekolah berbasis islami yang memisahkan antara siswa putri dan putra,bahkan sekolah mereka itu menyediakan asrama bagi yang ingin mondok, karena memang di sekolah itu proses belajar mengajar nya sistem Full day School,dari pagi hingga sore menjelang Maghrib.
Itulah sebabnya juga Syifa dan lyly tak memiliki banyak teman selain teman sekolah, karena waktu mereka seharian di habiskan di sekolah, Syifa melanjutkan sekolah di Alexander High school karena sang Ayah dipindah dinas kan ke rumah sakit pusat milik sang sahabat dan di tetapkan menjabat sebagai Direktur, karena Direktur lama rumah sakit pusat itu telah pensiun, sedangkan Lyly ia memang berasal dari ibukota dan ia mengikuti Syifa,Saat sekolah menengah pertama kedua orang tua Lyly memasukkan nya sekolah asrama karena mereka termasuk pasangan sibuk dan takut tak ada yang mengawasi sang putri, karena kakak perempuan Lyly melanjutkan pendidikan nya ke luar negeri.
" I-ia kak ...maaf kalau ada sikap saya yang menyinggung kakak atau kakak yang lainnya" jawab Syifa sedikit gugup,bukan karena takut,tapi karena terkejut dengan bentakan keras dari sang senior yang katanya menjabat sebagai sekretaris OSIS..Nadia Ervina Gautama, seorang gadis cantik dengan penampilan sangat modis, sehingga tampak menarik, rambutnya yang panjang tampak indah dengan sedikit Curly di bagian ujung bawah,di Alexander High school ia di kabarkan menjalin hubungan dengan Gerald sang ketua OSIS dan Mereka menganggap itu wajar, malah terlihat sangat serasi ' Best Couple ' itulah julukan yang mereka sematkan untuk dua makhluk Cantik dan Tampan itu.
Waktu terasa begitu cepat bagi orang-orang yang menjalani nya dengan perasaan senang,tapi tidak untuk para pelajar baru di Alexander High school.. setiap harinya mereka merasa jarum jam begitu lama berputar,dan akhirnya waktu yang mereka tunggu-tunggu tiba juga,yaitu berakhir nya masa orientasi, dengan begitu maka akan berakhir juga penderitaan mereka yang setiap harinya harus rela berpanas-panasan berbaris di lapangan hingga berjam-jam.
" Ok... berhubung hari ini adalah hari terakhir..Maka saya akan memberikan tugas terakhir pada kalian,dan saya harap kalian menyelesaikan nya dengan cepat sebagai mana beberapa hari-hari sebelumnya dan tugas terakhir ini ga sulit kok" ucap sang ketua panitia.
" Kalian cukup minta tanda tangan beberapa senior minimal 15 orang lengkap dengan nama lengkap nya,tapi saya juga akan merekomendasikan tiga nama yang wajib kalian cari untuk satu orang,disini..di dalam boks ini sudah ada gulungan kertas yang berisikan nama-nama tersebut,jadi kalian bisa pilih 3 ya,ingat ga di izinkan untuk tukar, paha??" ucap sang ketua panitia menjelaskan.
" Paham kak" jawaban kompak terdengar dari para junior.
" Ok ..kita mulai,bubar barisan seperti biasa dengan cara berbaris seraya mengambil 3 gulungan kertas dalam boks ini, karena sudah paham dan siap,mari kita mulai" ucap lagi sang ketua panitia.
Para siswa baru terlihat sangat rapi mulai membentuk beberapa barisan dan berjalan pelan menuju boks yang di maksud sang ketua panitia, hal yang sama juga dilakukan oleh Syifa dan lyly, keduanya mengambil 3 gulungan dan membukanya, hingga dengan jelas terlihat nama-nama para senior yang harus mereka cari dan peroleh tanda tangan serta nama lengkap mereka.
"siapa aja nama yang harus Lo berdua cari?" tanya Mona,gadis cantik dengan rambut sebahu, mata sipitnya menunjukkan bahwa ia masih memiliki darah campuran Tionghoa, dan mereka baru berkenalan di hari ketiga masa orientasi,gadis yang tampak ceria dan humble itu mengatakan ingin berteman dengan Syifa dan lyly.
" Punyaku... Sadewa, Jonathan dan Susan" jawab Lyly setelah membaca kertas di tangan nya,Susan adalah gadis cantik yang memegang jabatan sebagai bendahara OSIS dan salah satu sahabat Nadia Ervina.
" Lo Fa?" tanya Mona pada Syifa setelah mendengar jawaban dari Lyly.
" Nadia Ervina, Arjuna dan Gerald" jawab Syifa seraya membaca kertas di tangan nya.
" Hah...Lo yakin ga salah baca?" tanya Mona pada Syifa.
" Yakin...nih lihat aja,ga salah baca deh kayaknya " jawab Syifa polos.
" Ia gue percaya Lo emang ga salah baca,tapi nama yang Lo baca itu yang bikin pemikiran gue salah fokus " jawab Mona lucu.
" Emang ada apa dengan nama-nama ini?' tanya Syifa polos, sementara Lyly dan Mona tak menduga Syifa mendapatkan nama tersebut.
" Nadia itu yang kemarin bentak-bentak Lo,dan Gerald itu... ketua OSIS kita yang selalu bikin para ciwi-ciwi menggigil tiap liat dia, diantara tiga nama yang wajib Lo cari cuma yang namanya Arjuna aja yang ga menakutkan" terang Mona.
" Terus mau gimana lagi coba? ga boleh tukar juga kan" jawab polos Syifa.
" Mana boleh,ya udah deh kita cus cari,ntar gue bantuin Lo cariin deh, kalau punya Lyly lumayan gampang,jadi kita cari punya Lyly aja dulu, tapi tenang... nama-nama yang kalian pegang itu satu geng mereka, kalau yang satu ketemu yang lain pasti ada juga" ucap Mona.
Gadis cantik itu memang cukup paham dengan sekitarnya, bagaimana tidak sejak sekolah Dasar ia bersekolah di yayasan Alexander dan gedung mereka hanya terpisah taman-taman saja, hanya gedung untuk sekolah dasar yang gerbang nya terpisah, namun masih bersebelahan.
" Terus punya kamu siapa aja namanya?" tanya Syifa pada Mona.
" Nih... punya gue..mah gampang banget nyarinya dan orangnya juga lumayan gampang,cuma satu ini aja yang mungkin sedikit susah " jawab Mona seraya menunjukkan kertas nya.
Ke tiga remaja cantik itu mulai berjalan menyusuri sekolah,tak lupa sesekali meminta tanda tangan serta nama lengkap pada beberapa senior yang berpapasan dengan mereka, berbagai macam sikap yang mereka dapatkan,ada yang ramah ada pula yang terkesan sombong bahkan sok galak.
" Biasanya ketua OSIS kita sering nongkrong di kantin, taman belakang atau di ruang OSIS, sesekali mereka juga suka nongkrong di roof top, tapi kalau di roof top biasa ga ada yang berani naik ke sana, karena mereka ga mau di ganggu" jelas seorang senior wanita saat Mona bertanya keberadaan orang -orang yang sedang mereka cari.
" Ok..kak terimakasih banyak ya atas penjelasannya" ucap ramah Mona dan Lyly, Syifa juga mengangguk sopan.
" Selamat berjuang dik.. semoga lancar" jawab sang senior.
" Amin kak" jawab ketiga nya kompak.
" Ok...rute pertama kantin aja dulu, kedua taman baru ketiga ruang OSIS" ucap Mona memutuskan, sedangkan Lyly dan Syifa hanya nurut, mereka mempercayakan semuanya pada Mona, karena memang Mona alumni junior di sekolah itu juga,maka sudah di pastikan ia tau banyak hal tentang sekolah dan orang -orang di tempat tersebut.
Setelah mendapatkan persetujuan dari Syifa dan lyly, ketiga nya mulai petualangan mereka, menyusuri koridor menuju tempat yang katanya kantin, sesuai rencana awal.
" Kak.. terimakasih banyak ya kak" ucap Lyly setelah mendapatkan satu dari tiga nama, tampak sang senior mengangguk dan tersenyum ramah.
Hal yang sama juga dengan Mona,ia bahkan sudah mendapatkan dua nama, sedangkan Syifa...ia bahkan belum mendapatkan satu nama pun.
" Nah itu mereka" ucap Mona saat memasuki kantin mewah fasilitas sekolah mereka, tampak berjajar rapi stan yang menyediakan aneka makanan dan minuman, yang pasti bukan menu receh.
" Siang..kak..maaf mengganggu waktunya sebentar boleh?" tanya Mona sopan.
" Boleh...ada yang bisa di bantu?" tanya Juna ramah, matanya terus menatap Syifa.
" Ini kak kami mau minta tanda tangan serta nama lengkap kakak...." jawab Mona seraya menyebutkan nama-nama tersebut.
" Sini ... dimana perlu gue tanda tangan?" jawab Juna cepat.
" Disini kak" ucap Mona cepat,ia menunjukkan salah satu kerah kemeja putih nya, karena peraturan yang dibuat untuk tiga nama wajib itu harus seragam yang mereka pakai, dengan alasan sebagai kenangan.
" Ok.." ucap Juna ramah, tangan nya cekatan meraih bolpoin yang Mona sodorkan dan dengan lihai membubuhkan tandatangan nya di sana beserta nama lengkap nya.
" Selesai,ada lagi?" tanya Juna masih dengan nada ramah.
" Sa-saya kak.." ucap Syifa cepat.
" Oh..dimana?" tanya Juna sedikit gugup,entah mengapa jantung nya berdetak kencang saat gadis cantik itu sedikit mendekati nya.
" Di sini aja kak" tunjuk Syifa pada bagian dalam kerah lengan kemeja putih milik nya setelah ia membuka kancing nya.
" Oh ok.." ucap Juna pelan, tenggorokan nya terasa tercekat saat melihat kulit putih bersih seputih salju milik Syifa, Jonathan dan Sadewa mengulum senyum saat melihat kegugupan sahabat mereka yang biasanya paling ahli dalam urusan wanita.
Dengan tangan sedikit bergetar ditambah jantung yang berdetak tak karuan,Juna meraih Bolpoin yang di sodorkan oleh Syifa padanya, sesaat ia tersenyum tipis saat melihat bolpoin milik Syifa,sebuah bolpoin berwarna hitam dengan aksesoris boneka Teddy bear mini di atas nya dan bertuliskan ' kesayangan Ayah '.
" Selesai..ada lagi?" tanya Juna berusaha menampilkan sikap cool demi menutupi kegugupannya.
" Terimakasih kak.." ucap Syifa lembut.
" Ya" jawab Juna seakan ia tak tertarik pada gadis cantik di depan nya, sedangkan dalam hati sangat ingin berbicara lebih dengan gadis yang menarik perhatian nya sejak pertama ia melihatnya,tapi kenyataannya ia tak seberani biasanya, bahkan untuk bertanya namanya saja Juna seakan tak berani.
Sedangkan Mona dan lyly sudah bisa bernafas lega karena senior yang mereka cari sudah ketemu dan sudah mendapatkan tanda tangan dari mereka, tinggal Syifa yang masih harus melanjutkan usahanya.
" Maaf kak... yang namanya kak Gerald Alexander dan Nadia Ervina yang mana ya?" tanya Syifa pada Juna.
" Oh.. Gerald lagi di ruang OSIS, Langsung ke sana aja,atau bareng kami aja, kita-kita juga mau kesana ni" jawab Juna apa adanya, karena memang ia dan kedua sahabatnya berencana ke ruang OSIS setelah mereka selesai makan, sedang Gerald emang lebih dulu ke ruang OSIS karena ada beberapa hal yang harus ia selesaikan.
" Boleh" jawab Syifa sopan seraya mengikuti langkah Juna dan yang lainnya, membuat Mona dan lyly mengikuti nya juga.
Akhirnya ke enam nya berjalan beriringan menuju ruang OSIS, beberapa mata menatap dengan tatapan penuh tanda tanya, melihat ketiga junior itu berjalan beriringan dengan para senior terlebih mereka adalah most wanted nya Alexander High school.
" Silahkan.." ucap Juna masih dengan nada ramah, mempersilahkan Syifa masuk, menunjukkan dengan dagu orang yang Syifa cari, membuat Syifa mengangguk paham, sedangkan Lyly dan Mona memilih berdiri di depan pintu,Dewa dan Jonathan langsung masuk dan mendudukkan diri mereka ditempat biasanya mereka duduk.
Syifa berjalan pelan,hatinya berdebar saat melihat wajah dingin seseorang yang tampak asyik dengan laptop di depan nya,saat Syifa dan yang lainnya masuk tadi sekilas mata tajam Gerald melirik dan ia kembali fokus pada laptop nya,di depannya tampak seorang gadis cantik yang juga tampak sibuk dengan bukunya.
" K-kak..maaf mengganggu.. boleh saya minta waktunya sebentar..?" tanya Syifa dengan nada yang sangat sopan dan lembut, sungguh ia sangat takut, rasanya ia ingin menangis saja andai tak malu.
Tak menjawab, Gerald mengangkat wajahnya menatap seseorang yang menghampirinya dan mengajaknya bicara,sebelah alisnya terangkat menandakan ia bertanya tentang maksud kedatangan sang junior, gadis berhijab dengan wajah menunduk, tangannya memegang sebuah buku berbentuk Notes dan sebuah bolpoin karakter.
" Sa-saya mau minta tanda tangan dan nama lengkap kakak" ucap Syifa lagi setelah menunggu beberapa saat tak mendapat jawaban dari orang yang ia ajak bicara.
" Dimana?" suara Gerald dingin.
" Hah.." bengong Nasyifa menatap wajah tampan Gerald, menggemaskan itulah penampakan gadis cantik dihadapannya saat ini, membuat Gerald ingin tertawa gemas.
" Dimana saya harus tanda tangan? Itukan yang tadi kamu minta?" tanya Gerald menjelaskan pada junior yang terlihat begitu polos dihadapannya itu.
" Di-disini kak..." tunjuk Syifa cepat ke arah kerah lengan kemeja panjang milik nya, secepatnya ia membuka kancing lengan kemeja nya dan menggulung nya agar Gerald memberikan tandatangan nya di bagian dalam.
Tak menjawab, reflek Gerald meraih pergelangan tangan Shifa, dan sedikit menarik ke arah nya, membuat Syifa sangat terkejut, hingga tubuhnya terasa kaku, Gerald tau itu namun ia tidak perduli, dengan tenang ia membubuhkan tandatangan nya serta tak lupa inisial namanya ia tulis tepat di bagian bawah tanda tangan nya, Gerald bahkan tak menggunakan bolpoin milik Syifa,ia menggunakan bolpoin milik nya.
" Sudah kan? Masih ada lagi?" ucap Gerald dingin dengan wajah datar,mata tajam nya menatap sekilas wajah putih berseri alami tanpa jejak makeup walau sedikit pun, bahkan aroma tubuh gadis itu menguar pewangi bayi.
" Sudah.. terimakasih kak" jawab Syifa seraya mengangguk,tapi matanya melirik gadis yang berada di depan meja Gerald.
" kak Nadia.. boleh Syifa minta tanda tangan nya?" tanya Syifa sopan pada seniornya yang kemarin memarahinya habis-habisan.
" Dimana?" tanya Nadia pelan,tak mungkin ia bertingkah angkuh atau berkata kasar didepan pria yang ia suka.
" Di sini aja kak" jawab Syifa seraya menunjukkan bagian yang sama dengan tanda tangan Gerald barusan.
" Ok..sini in bolpoin Lo" ucap Nadia.
" Di sebelah Kiri aja" potong Gerald cepat, membuat gerakan kedua gadis di hadapannya ter jeda.
" I-ia kak" jawab Syifa patuh,dan dengan segera menyodorkan tangan kirinya setelah membuka kancing lengan nya.
Dalam hati Gerald tersenyum tipis melihat kepatuhan yang Syifa tunjukkan, entah mengapa ada rasa senang tersendiri saat ucapan nya langsung dipatuhi oleh Syifa tanpa adanya bantahan.
" Terimakasih kak..saya izin pamit" ucap Syifa sopan meminta izin meninggalkan tempat tersebut setelah mengucapkan terimakasih pada kedua seniornya itu, Gerald dan Nadia sama-sama mengangguk tanpa suara.
Sedangkan Syifa langsung menghembuskan nafas lega saat sudah berada di luar ruangan OSIS, Lyly dan Mona tampak masih setia menunggu nya.
" Gimana? Sukses?" tanya Mona dan lyly tak sabar.
" Alhamdulillah... dapat " jawab Syifa ceria,ia bahkan melupakan kegugupannya saat tadi Gerald meraih pergelangan tangannya.
" Alhamdulillah...cus kita langsung serahin ke kakak-kakak panita" ajak Lyly girang.
" Yuk.. let's go " timpal Mona tak kalah ceria,hingga ketiganya mulai melangkah meninggalkan tempat yang membuat Syifa merasa tertekan, ketiganya menuju lapangan dengan wajah berbinar, terlebih itu adalah tugas terakhir mereka dan hari terakhir mereka menjalani masa orientasi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!