NovelToon NovelToon

SETELAH AKU BERCERAI

SETELAH AKU BERCERAI 1

Aku Olivia, Baru saja menerima surat cerai dari pengadilan. Mengesahkan status ku sebagai janda sekaligus calon single mommy.

Karena saat ini aku tengah mengandung, masuk Minggu ke delapan. Dan suami ku tidak tahu mengenai kehamilan ku.

Aku diceraikan sebab aku yang tak kunjung memberikan keturunan kepada Mas Al, (Al Segaf). Tanpa ku sadari saat itu aku sebenarnya tengah berbadan dua.

Kehadiran calon bayiku baru dirasakan seminggu yang lalu. Aku sering muntah dan tubuh ku lemas sekali. Setelah cek ke Dokter, ternyata aku sedang mengandung.

Mengingat perasaan ku saat itu, antara sedih dan bahagia. Ingin ku sampaikan berita bahagia ini, namun Ibuku menahan.

" Jangan kau berharap lagi untuk kembali kepada pria yang sudah membuang mu Nak "

Benar kata Ibuku, untuk apa Mas Al tahu. Toh dia sudah bahagia dengan perempuan lain, yang konon sudah berbadan dua. Berarti selama ini Mas Al sudah berselingkuh dari ku, tidak mungkin kan baru tiga Minggu pisah ranjang dengan ku calon istrinya sudah hamil. Dan besok adalah hari pernikahan mereka.

Septy, sahabat ku yang bekerja di perusahaan yang sama dengan Mas Al , memberi tahu bahwa besok Mas Al akan menikah.

Ku remukkan kertas yang menjelaskan status baru tentang diriku. Sakit? Iya! Dendam, itu sudah pasti. Tapi mungkin ini sudah takdir ku, meskipun sakit tetap ku telan jua.

" Kau jadi pindah ke Surabaya Ndok?" Tanya Ibuku, wanita single parent yang telah membesarkan ku. Bedanya, Ibu ditinggal mati oleh Ayah.

Ku iyakan pertanyaan Ibuku, Aku memilih pergi jauh supaya lebih mudah melupakan kenangan bersama Mas Al.

Lima tahun bersama dengan serentetan kisah tentang kita takkan mudah bagiku untuk dilupakan.

Aku dan Mas Al menikah atas dasar cinta, meskipun sedikit memiliki kendala restu dari orang tua. Tapi pada akhirnya kami bersatu jua dengan ikrar suci di sebuah masjid megah di Jakarta.

Kebahagiaan menyelimuti hubungan kami diselingi bumbu-bumbu pertengkaran yang memicu pada semakin mesra nya hubungan kami.

Akan tetapi lambat laun, orang tua Mas Al terutama Ibunya mulai jenuh dengan ku yang tidak kunjung memberikan nya cucu.

Kendala restu pun sering disindir kan kepada ku sebab kekurangan ku ini. Dibanding-bandingkan dengan pernikahan saudara Mas Al, sepupu Mas Al, sudah biasa disaat ada acara keluarga.

Tapi aku berusaha sabar, sebab Mas Al masih memberikan dukungan dan pembelaan terhadap diriku.

Puncaknya, malam itu. Tiba-tiba Mas Al meminta ijin untuk menikah lagi. Aku yang pantang di madu menolak keras kemauan Mas Al.

Sehingga malam itu kami cek Cok besar, paginya Ibunya Mas Al memberikan dukungan atas keinginan putranya.

Disini aku seperti dikeroyok, dan hingga Mas Al menjatuhkan talak kepada ku.

Pagi itu juga aku angkat kaki dari rumah Mas Al yang merupakan rumah yang dibeli dari duitku dan juga uang Mas Al.

Sayang nya sertifikat rumah ini atas nama dia, butuh proses yang lama jika aku ingin menuntut nya.

" Sudah lah Ndok, anggap saja bukan rejeki mu. Yang penting kamu sudah tidak punya urusan dengan dia dan keluarga nya" Itu saran dari Ibuku.

Ku iyakan saja, karena sudah malas rasanya mengurus hal yang akan menambah luka di hati.

**

" Loh? Kamu mau kemana Liv? Kok sudah rapi?" Tanya Ibu saat melihat ku baru saja keluar dari kamar.

" Mau keluar sebentar Bu " Jawab ku menutupi tujuan ku yang sebenarnya. Karena aku ingin menyempatkan diri untuk mengucapkan selamat kepada pengantin baru.

Ibu mengernyitkan keningnya, mungkin dia tidak percaya padaku. Karena insting seorang Ibu sangat lah kuat. Sama halnya saat pertama kali bertemu dengan Mas Al.

Beliau menilai Mas Al orang nya bisa disetir oleh Ibunya, tapi pada saat itu aku tak begitu menghiraukan sebab saking sayangnya kepada laki-laki itu.

" Jangan lama-lama, katanya mau berangkat sekarang. Nanti ketinggalan kereta "

Aku tersenyum sambil mengangguk, setelah ku cium punggung tangan perempuan spesial aku ini. Aku pun beranjak pergi dengan menaiki mobil milik almarhum Bapak.

Setibanya di lokasi resepsi pernikahan, ku lihat suasananya nampak sakral dan meriah. Aku keluar seraya melangkah dengan dagu terangkat.

Banyak mata yang menatap ku aneh serta shock, tapi tidak ku hiraukan. Tujuan ku adalah ke atas pelaminan, disana pasangan pengantin baru terlihat bahagia. Meskipun tubuh pengantin perempuan terlihat lebih berisi karena berbadan dua.

Namun saat kakiku menginjak altar, wajah keduanya langsung tegang. Begitu juga dengan kedua orang tua Mas Al, mereka gugup menyambut uluran tanganku yang menyalami nya.

Ku selipkan amplop kepada kedua orang tua Mas Al, dan juga kepada Mas Al beserta istrinya. Aku tidak mengucapkan apapun kecuali secarik senyuman getir.

Ini rencana ku, ini jalan ku untuk membuat hidup mereka tidak tenang. Sebelum aku pergi, akan ku buat perceraian ini seperti hantu bagi kalian semua.

Usai bersalaman, aku langsung pergi. Karena aku harus segera pindah ke Surabaya. Di sana aku akan tinggal di rumah peninggalan nenek ku , Ibu dari Bapak.

Rumah yang sangat sederhana, dikelilingi oleh pematang sawah yang luas peninggalan Bapak.

Aku akan mengurus sawah itu sambil lalu melupakan semua kenangan yang menyakitkan hati.

Kepergian ku diantar oleh Ibu dan Kak Yogi, Dia menyempatkan diri untuk mengantar ku disela waktu kerjanya.

" Baik-baik disana ya Ndok, sering-sering kabari Ibu " Pesan Ibuku dengan mata berkaca-kaca.

Ku peluk wanita idaman ku ini, sembari mengecup pipinya.

" Nitip Ibu ya Mas " Pintaku kepada Mas Yogi, karena setelah aku pergi Ibu akan tinggal sendirian di Rumah. Karena Mas Yogi sudah memiliki rumah sendiri meskipun hanya rumah KPR.

" Iya, kamu jangan khawatir " Jawab Mas Yogi menepuk pundak ku.

Aku percaya dengan nya, sebab Kak Stella juga baik orang nya. Sangat sayang sama Ibu, sebenarnya Mas Al juga sayang sama ibu. Hanya saja ??? Ah hati ku kembali sakit.

Cepat aku masuk ke dalam gerbong kereta setelah melambaikan tangan. Ku lihat Ibu ku menyeka pipi nya, aku tak tahan.

Helaan nafas berat menyertai kepergian ku ke Surabaya. Selamat tinggal Jakarta, kota yang menemani ku sejak kecil hingga mengecapi sakit nya dikhianati.

Ku Raup wajah ini supaya air mata berhenti menetes. Aku berjanji, ini terakhir kalinya aku menangis. Tak akan ku ijinkan hatiku disakiti untuk kesekian kalinya.

Pengkhianat serta penghinaan yang dilakukan oleh Mas Al serta Ibunya cukup membunuh hati ini. Tak bisa lagi aku percaya pada cinta, bagiku itu hanya cara laki-laki untuk merendahkan wanita.

SETELAH AKU BERCERAI 2

Aku Al Segaf, usai menceraikan istri ku, Olivia! Aku merasa sangat bahagia. Karena aku tidak perlu lagi menutupi hubungan gelap ku bersama Saras yang kini sudah resmi menjadi istri ku.

Tapi aku tidak pernah menyangka jika Olivia akan datang ke acara pernikahan ku dengan Saras. Dan memberikan sebuah hadiah yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya.

Dan hadiah itu mampu menggegerkan suasana pernikahan ku.

" Ini pasti hanya tipu muslihat Olivia Al... " Tukas Ibuku, ia berusaha menenangkan dan membuat aku berpikir positif.

" Iya Mas, katanya Perempuan itu mandol. Kalau mandol tidak mungkin kan bisa hamil " Saras ikut setuju dengan penilaian Ibu.

Bapak dan sanak saudara yang berkumpul di rumah ku mengangguk setuju. Lebih tepatnya di rumah ku dan Olivia, karena rumah ini dibeli hasil mengumpulkan tabungan kami berdua. Bisa jadi lebih banyak menggunakan uang Olivia pada saat itu.

Semua dugaan mungkin saja, tapi... Aku sangat mengenal watak Olivia. Lima tahun menikah dengan nya dan empat tahun menjalin kasih, sudah mampu membuat ku mengenal karakter perempuan itu.

Dia wanita yang keras kepala, kuat keinginan dan sangat gigih. Serta perempuan yang sangat menjunjung tinggi kejujuran. Oleh sebab itu, pada saat aku meminta ijin nya untuk menikah lagi, Olivia menolak.

Meskipun sudah ku iming-imingi dengan berbagai macam janji, dia tetap menolak. Hingga akhirnya terpaksa aku lepaskan dia, jika tidak aku lakukan itu. Saras akan membeberkan hubungan terlarang kami yang sudah menghasilkan anak.

Hal itu akan berdampak besar pada pekerjaan ku, Dan mengancam posisi ku sebagai wakil direktur.

Namun kali ini hatiku goyah kembali, foto copy hasil USG menunjukkan segumpal daging yang sebentar lagi akan bernyawa. Ada rasa sesal karena telah melepaskan wanita pertama yang berhasil membuat ku jatuh cinta berkali-kali.

" Mas... " Saras merengek manja, membuat anganku buyar tentang Olivia.

" Sudah lah, jangan kau pikirkan lagi dia. Bukan kah bayi ini lebih meyakinkan daripada gambar itu, yang belum tentu anak kamu "

" Betul itu Al,,, sebaiknya sekarang kalian masuk. Ini adalah hari kebahagiaan kalian, jangan pernah dirusak oleh sesuatu yang mustahil seperti itu" Ibuku lagi-lagi mendukung Saras.

Yah, dia memang sangat pro dengan Saras. Karena Ibu sejak dulu tidak menyukai Olivia. Katanya kalau perempuan tidak bisa diatur, tidak layak jadi istri.

Sedangkan Saras punya sifat manja dan penurut kepada ku. Hanya saja dia tidak bisa mandiri, selalu minta tolong ini dan itu.

Di atas perbaringan, aku masih saja menatap kosong foto USG yang dihadiahkan oleh Olivia. Entah kenapa hati dan otakku saat ini bertentangan ? Otakku yakin mustahil Olivia hamil, lima tahun loh kami menunggu tapi tetap saja hasilnya nihil.

Tapi hatiku justru kebalikannya, Olivia tidak mungkin menentang prinsip hanya untuk melakukan hal yang memalukan.

Tiba-tiba Saras merampas foto itu dari tangan ku lalu merobek nya.

" Apa yang kamu lakukan Saras?!!" Hardikku keras.

" Seharusnya aku yang bertanya padamu Mas? Kenapa masih perduli dengan foto itu ? Apa Mas masih cinta sama perempuan itu ?!!!" Saras membantah lebih keras dari suara ku.

" Namanya Olivia, dan kamu sudah tahu dari dulu bahwa namanya Olivia bukan "

Entah kenapa hatiku seperti teriris mendengar Saras tidak mau menyebut nama Olivia. Seolah-olah Olivia adalah sebuah nama yang sangat menjijikkan.

" Terserah kamu lah Mas, pokoknya aku tidak mau mendengar nama perempuan itu disebut-sebut di rumah ini lagi "

Andai Saras tahu? Olivia juga berhak atas rumah ini, tapi aku memilih diam. Malas untuk memperpanjang perdebatan.

Ku tarik selimut lalu ku rebahkan tubuhku dengan posisi membelakangi. Padahal ini adalah hari bahagia kami berdua, tapi aku tidak berselera untuk menyentuh Saras.

***

Esoknya, seperti biasa aku pergi berangkat kerja. Karena aku hanya mendapatkan cuti dua hari dari perusahaan.

Di dalam lift tanpa sengaja aku bertemu Septy, yah dia adalah sahabat Olivia. Dan yang merekomendasikan Septy bekerja disini adalah aku.

" Septy.." sapaku, biasanya setiap kami bertemu aku hanya menyapa dengan senyuman. Tapi sekarang, aku rasa Septy bisa memberiku sedikit petunjuk tentang kebenaran foto USG itu.

Septy membalas sapaan ku dengan senyuman disertai membungkukkan badannya.

" Nanti boleh kamu datang ke ruangan ku?"

Septy tidak langsung menjawab, ia seperti bingung. Karena sememangnya dia bukan staf yang bekerja satu from dengan ku.

" Tolong yah " Aku sedikit memohon, dan akhirnya dia mengiyakan. Aku tersenyum senang.

TOK TOK TOK TOK

" Masuk " seruku tanpa melihat ke arah pintu. Suara sepatu terdengar semakin mendekati ku.

" Maaf Pak, ada apa ya Bapak memanggil ku?"

Rupanya Sapty benar-benar datang menyanggupi permintaan ku.

" Ohya, silahkan duduk " Aku mempersilahkan Septy untuk duduk terlebih dulu biar dia bisa rileks.

" Terimakasih Pak " Septy pun mendudukkan dirinya di kursi berhadapan dengan ku. Hanya sebuah meja kerja yang menjadi pembatas diantara kami.

" Emmm aku ingin bertanya tentang Olivia.. Gimana kabarnya ?"

" Saya nggak tahu Pak, kenapa Bapak tidak bertanya langsung kepada yang bersangkutan ?"

Ku hembuskan nafas secara perlahan, jawaban Septy seperti tamparan keras di wajah ku.

" Aku.... Aku... " Mendadak lidah ku kelu untuk menjabarkan alasan kenapa aku tidak menghubungi Olivia? Rasa ego dan gengsi yang sebenarnya menjadi alasan utama.

" Mas... "

Aku dan Septy tersentak hampir bersamaan, rupanya Saras muncul dari balik pintu. Ia melangkah cepat mendekati kami berdua.

Septy reflek berdiri dan menepi, aku pun sama. Entah apa yang dilakukan Saras di kantor ku?

" Jadi ini yang kamu lakukan di kantor Mas? Pantas saja kamu ngambil cuti cuma dua hari, karena kamu tidak sabar untuk bertemu dengan dia " Saras menunjuk wajah Septy yang kebingungan.

" Saras, jaga bicaramu !" Tidak bisa ku biarkan Saras mempermalukan aku di depan Septy. Bisa saja dia akan mengadu kepada Olivia tentang perlakuan Saras.

" Bela aja dia terus Mas" Saras tetap saja tidak merasa bersalah dengan sikapnya.

" Sep, kamu boleh keluar sekarang " Aku meminta Septy untuk keluar. Agar perdebatan kami tidak menjadi tontonan gratis baginya.

" Eh tidak usah " Saras justru mencegah Septy " Kalian lanjutin aja perselingkuhan nya, biar semua orang pada tahu "

PLAK

Tangan ku melayang tanpa dapat ku cegah, wajah Saras langsung memerah. Septy sendiri terlihat terkejut dengan tindakan ku ini, ia bergegas keluar tanpa menunggu lebih lama lagi.

" Kau menamparku Mas?" Saras memegang pipi bekas tam-paran ku, matanya berkaca-kaca dan tak perlu menunggu lama. Air matanya meluruh sempurna.

" Maafkan aku Saras, kau tidak mau mendengarkan penjelasan ku dulu " Jujur aku merasa menyesal telah berlaku kasar.

" Penjelasan apa lagi Mas, aku melihat jelas kau berduaan dengan perempuan itu "

" Apa aku tidak boleh bicara dengan bawahan ku? Sedangkan disini bawahan ku bukan cuma laki-laki, kau tahu sendiri kan Saras. Kalau kamu tidak mau aku berhubungan kerja dengan staf perempuan ? Lebih baik kau dekam aku dalam rumah, aku tidak akan bekerja lagi tapi kau tidak boleh menuntut ku uang nafkah. Paham!!!"

Saras terdiam, mungkin dia butuh ketegasan dari ku. Biar tidak semakin menjadi-jadi. Aku heran kenapa dia berubah drastis, padahal sebelumnya Saras sangat pengertian dan tidak pencemburu.

SETELAH AKU BERCERAI 3

Aku Saras, istri baru Mas Al Segaf. Di hari pernikahan ku, seharusnya aku bahagia. Karena lelaki yang ku cintai, yang sudah berhasil ku rebut dari istri nya, kini benar-benar menikahi ku.

Tapi ternyata, mantan istri Mas Al justru memberikan kejutan menggunakan foto copy USG. Entah itu memang benar usia kandungan nya, atau justru punya orang lain supaya bisa mengganggu pikiran Mas Al.

Aku jadi takut dan cemas, bagaimana kalau Mas Al rujuk lagi dengan istrinya ? Oh tidak ! Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Sebisa mungkin akan ku buat Mas Al hanya mencintai ku, memikirkan ku.

Di saat Mas Al pamit pergi kerja, aku terpikir bagaimana jika sebenarnya Mas Al tidak ke kantor. Melainkan ke rumah jandanya.

Oh nooo... Gegas ku susul Mas Al dengan menaiki taxi online. Tujuan ku langsung ke rumah Olivia.

Namun ternyata tidak ada tanda-tanda Mas Al menyambangi rumah itu. Aku sedikit lega, sudah terlanjur keluar. Aku berinisiatif untuk pergi ke kantor nya saja, sekalian beramah tamah kepada bawahan Mas Al. Biar mereka lebih mengenal ku lebih baik dari Olivia.

Setibanya disana, ku sapa setiap karyawan yang bertemu dengan ku. Mereka rupanya sudah hafal dengan wajah ku, ya iyalah pasti mereka langsung kenal. Secara wajah ku cantik dan bukan wajah pasaran. Kalau tidak cantik, kan nggak mungkin Mas Al tergila-gila pada ku sampai berani mentalak si Olivia.

" Hay Nana.. " sapaku kepada sekertaris suamiku.

" Oh Bu Saras, emmm mau ketemu Bapak ya?"

Aku iyakan pertanyaan Nana, tapi lirikan mata Nana terlihat bimbang. Senyumku pun serta Merta hilang.

" Bapak ada tamu?"

" Emm bukan tamu si Bu, karyawan sini juga. Tapi bukan satu frem dengan kami. Saya juga tidak tahu kenapa dia bisa datang ke ruangan Bapak?"

Rasa curiga ku kembali membuak, Apakah Mas Al sudah selingkuhan lagi?

Tak tahan lagi, aku langsung menerobos masuk untuk memergoki mereka sedang apa?

Tapi Naas justru aku yang terkena tam-paran dari Mas Al. Mas Al juga mengancam akan berhenti kerja jika aku tidak mengijinkan ia bertemu relasi kerja wanita.

Aku bimbang, jika Mas Al berhenti kerja ? Masa aku yang harus kerja ? Tidak ! Aku ogah banget jika harus kerja banting tulang.

Terpaksa aku mengalah, aku minta maaf dan membujuk Mas Al supaya tidak marah lagi dengan ku.

" Maafkan aku Mas"

Ku peluk dia dari belakang dengan erat, sungguh aku takut jika Mas Al berhenti kerja. Secara orang tua ku taunya aku menikah dengan seorang wakil direktur yang mempunyai gaji besar.

" Pulang lah sekarang, aku masih punya banyak kerjaan " Mas Al berucap dengan tetap membelakangi ku. Sebenarnya aku masih enggan untuk pulang dalam keadaan begini. Hatiku sangat tidak tenang.

Tapi jika aku bantah, Mas Al pasti akan semakin marah. Jadi ku putuskan untuk menunggu jam istirahat siang di lobby saja.

Nanti aku akan makan siang sama Mas Al, sambil lalu membujuk hatinya.

" Loh, kamu kok masih disini ?" Tanya Mas Al nampak terkejut melihat ku di Lobby. Di sampingnya berdiri Nana.

Rasa cemburuku kembali menggoda, tapi aku tidak ingin Mas Al marah lagi padaku.

" Tadi aku pusing Mas, dan hampir jatuh. Terus Mbak resepsionis nya menawarkan diri untuk membawa ku ke rumah sakit. Tapi aku menolak, aku ingin istirahat disini saja sambil menunggu mu " Ku pasang wajah lemas untuk menyempurnakan kebohongan ku.

" Hah? Apanya yang sakit ?" Mas Al melihat keadaan perut ku yang sudah berisi janin berumur lima bulan.

" Nggak Mas, mungkin cuma kelelahan " Jawab ku, diam-diam aku bersorak gembira karena Mas Al perhatian lagi.

" Ya udah kalo gitu, kita makan dulu " Ajak Mas Al, aku langsung setuju.

" Maaf Pak kalau begitu saya duluan aja " Nana pamit pergi, yang diiyakan oleh Mas Al.

Aku jadi curiga Nana sebenarnya diam-diam menyukai Mas Al. Secara Mas Al tuh kan ganteng, dan yang ku tahu Mas Al adalah staf terkece di kantor ini.

Akhirnya ku dapatkan kembali perhatian suami ku, ia begitu memanjakan ku dan melayani keinginan ku.

Aku berjanji, mulai saat ini Mas Al harus tunduk dan patuh padaku. Cinta nya takkan ku buat berpaling kepada wanita lain. Cukup aku dan hanya aku.

Pulang ke rumah, Mas Al mengantar ku. Dia ingin memastikan bahwa keadaan ku baik-baik saja.

" Ya udah, aku balik ke kantor ya sayang " Mas Al mesrah sekali, ia mengecup keningku.

Ku ijinkan disertai senyuman kemenangan.

" Maafkan aku ya Mas, soal kejadian tadi. Aku takut Mas kamu akan selingkuh dibelakang ku "

Mas Al tersenyum, ia menarik ku ke dalam dekapannya.

" Aku selingkuh dari Olivia, sebab dia tidak bisa memberikan aku keturunan. Tapi kamu kan nggak "

Lega rasanya mendengar jawaban Mas Al, dan Semoga itu keluar dari dalam lubuk hatinya.

" Tapi, gimana masalah foto USG itu?"

" Ah itu mustahil, dia mungkin hanya ingin kebahagiaan kita terganggu "

Aku semakin senang jika Mas Al berpikir demikian. Setidaknya apa yang direncanakan oleh perempuan itu tidak terlaksana.

" Ya udah aku berangkat dulu ya"

Aku mengangguk cepat, ku lambaikan tangan melepas kepergian Mas Al. Helaan nafas panjang mengantar ku masuk ke dalam rumah.

Hari menjelang malam, cepat-cepat ku persiapkan makan malam untuk suamiku tercinta. Tadi aku sudah pesan go food makanan kesukaan Mas Al.

Dan saat dia pulang, ku ajak dia untuk makan bareng. Kebetulan sekali Ibunya Mas Al datang, dia membawa makanan untuk kami berdua.

" Ini kamu masak sendiri Saras?" Tanya Ibu mertua, ku iyakan saja biar dia semakin bangga padaku.

" Waaaah Ibu nggak nyangka loh kamu bisa masak , dan kelihatan nya enak"

Mas Al menatap ku datar, ia menarik kursi kemudian duduk untuk makan.

" Bapak kok nggak ikut Bu ?" Tanya Mas Al sambil lalu menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

" Bapak lagi ada acara "

Ku lihat wajah Ibu mertua seperti tertekan, senyuman nya getir.

Mas Al manggut-manggut saja, dan aku memilih untuk tidak ikut bicara.

" Hemmm kan enak banget loh masakan mu Saras "

Aku tersenyum menanggapi pujian Ibu mertua.

" Tapi lebih enak masakan Oliv Bu "

Tiba-tiba Mas Al menyahut, aku cukup terkejut mendengar nya.

" Apa maksud mu Mas ?" tanyaku dengan suara bergetar.

Mas Al menoleh, tatapan mata nya sangat dingin sekali. Ada apa ini ? Kenapa Mas Al seperti nya marah padaku?

Ia meneguk air dalam gelas hingga tandas, kemudian ia bangkit dan meninggalkan meja makan.

" Mas... Mas " panggilan ku sama sekali tidak ia hiraukan.

Ibu menatap ku bingung, mungkin ia sama seperti diriku yang tidak tahu kenapa Mas Al ngambek.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!